Sapa Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL KEBIDANAN

Vol 5, No 4, Oktober 2019 : 389-395

SAPA ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Arum Dwi Anjani1), Sisca Dwi Puspita2)


2The Study Program of Midwifery Faculty of Medicine Batam University

Email: [email protected]
2The Study Program of Midwifery Faculty of Medicine Batam University

Email: [email protected]

ABSTRACT

BackgraundThe cause of adolescents’ inadequate knowledge about reproductive health is the lack of
parental communication as the main source of information, especially in terms of sexuality and adolescent
reproductive health. Based on the Indonesian Youth Reproductive Health Survey, adolescents claim to have
friends who have had premarital sexual relations aged 14-19 years (women 34.7%, men 30.9%), ages 20-24
years old (women 48.6% %, male 46.5%). This data shows that reproductive health problems among
adolescents. Consequently, it will have a major influence on population growth and the future of the nation.
The purpose of this study was to see whether there was a relationship between parents and the
knowledge of adolescents about adolescent reproductive health.
MethodsThis research is descriptive correlative, with a cross sectional approach. This research was
conducted from February to August 2018 at SMP Negeri 28 Batam. The population in this study were all
teenagers of class VII 255 students. Sampling with purposive sampling technique, a total sample of 156
respondents. The data was analyzed by Chi-Square analysis. Instruments applied questionnaires (questionnaire).
The results of the bivariate analysis were 156 teenagers who had less parental greetings with less
knowledge as many as 37 respondents (23.7%). The results of the bivariate test had a significant relationship
between parental greetings with adolescent knowledge about adolescent reproductive health with the results of
chi-square analysis p value = 0,000 smaller than the value of 0,05.
Conclusion, there is a relationship between the parents’ greetings and the knowledge of adolescents
about adolescent reproductive health.
Suggestion that parents should increase more greetings with teenagers in order to develop teenagers'
understanding of reproductive health so as to prevent adolescents from negative sexual behavior.

Keywords: Parents’ Greetings, Youth Knowledge, Adolescent Reproductive Health.

ABSTRAK

Latar Belakang Penyebab kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi adalah
kurangnya komunikasi orangtua sebagai sumber informasi pertama bagi remaja terutama dalam hal seksualitas
dan kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) remaja
mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19 tahun (perempuan
34,7%, laki-laki 30,9%), usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Data ini menunjukan bahwa
masalah kesehatan reproduksi dikalangan remaja jika diabaikan akan berpengaruh besar pada pertumbuhan
penduduk dan masa depan bangsa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan sapa orang tua dengan pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.
Metode Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2018 di SMP Negeri 28 Batam. Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh remaja kelas VII 255 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, jumlah
sampel 156 responden. Analisa yang digunakan yaitu analisa Chi-Square. Instrumen yang digunakan dengan
menggunakan kuesinoner(angket).Hasil analisa bivariat yaitu dari 156 responden remaja yang memiliki sapa
orang tua yang kurang dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 37 responden (23,7%).
Hasil uji bivariat terdapat hubungan yang signifikan antara sapa orang tua dengan pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi remaja dengan hasil analisis chi-square p value = 0,000 lebih keci dari nilai α 0,05.
Kesimpulan ada hubungan antara sapa orang tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi remaja.
390 Arum Dwi Anjani, Sisca Dwi Puspita

Saran terhadap orang tua remaja hendaknya lebih meningkatkan lagi sapa dengan anak remaja agar
pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi meningkat sehingga dapat menghindarkan remaja dari
perilaku seksual yang negatif.

Kata kunci : Sapa Orang Tua, Pengetahuan Remaja, Kesehatan Reproduksi Remaja.

PENDAHULUAN Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)


Pemahaman tentang perkembangan seksual remaja mengaku mempunyai teman yang pernah
termasuk pemahaman tentang perilaku seksual melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19
remaja merupakan salah satu pemahaman yang tahun (perempuan 34,7 %, laki-laki 30,9 %), usia
penting untuk diketahui, sebab masa remaja 20-24 tahun (perempuan 48,6 %, laki-laki 46,5 %).
merupakan masa peralihan dari perilaku seksual Data ini menunjukan bahwa masalah kesehatan
anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa. reproduksi dikalangan remaja jika diabaikan akan
Pemahaman remaja tentang seksualitas dan berpengaruh besar pada pertumbuhan penduduk
reproduksi masih amat kurang sampai saat ini. dan masa depan bangsa (BKKBN, 2015).
Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan Perilaku seks bebas dapat memicu
adanya kebingungan pada sebagian kelompok munculnya masalah kesehatan seperti kehamilan
remaja tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak diinginkan, aborsi dan penyakit menular
yang tidak boleh dilakukan olehnya, antara lain seksual termasuk HIV/AIDS. Pada tahun 2012
boleh atau tidaknya melakukan pacaran, melakukan diketahui 15 juta perempuan remaja yang berusia
onani, menonton video pornografi atau ciuman dan 15-24 tahun melahirkan setiap tahun terutama di
ada beberapa kenyataan-kenyataan lain yang Negera berkembang, dan sebanyak 40 %
cukup membingungkan antara apa saja yang boleh melakukan aborsi tidak aman, sedangkan 1 dari 20
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan remaja terinfeksi penyakit menular seksual setiap
(Soetjiningsih, 2010). tahun dan setengah dari semua kasus telah
Hasil survei Curry (2011) di sekolah terinfeksi HIV pada usia dibawah 25 tahun (UNFPA,
menengah umum USA menunjukkan kebanyakan 2012). Sedangkan menurut BKKBN (2011)
siswa melontarkan kritik terhadap para orangtua Indonesia menduduki urutan ke 5 dari 10 negara
karena tidak pernah memberikan informasi terkait dengan perempuan berusia 20-24 tahun yang
seksualias dan kesehatan reproduksi terhadap melahirkan dibawah usia 18 tahun yaitu sebanyak
anak-anaknya. Dua pertiga dari mereka sama sekali 1.078.955 (Kemala, 2015). Menurut survei terakhir
tidak mendapatkan informasi apapun, sedangkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei
sisanya hanya mendapat penerangan seadanya. Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun
Kurangnya komunikasi antara orangtua dengan 2012 angka kehamilan remaja pada kelompok usia
anaknya yang disebabkan oleh orangtua yang sibuk 15 – 19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan
bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan (BKKBN, 2010). Sedangkan berdasarkan Susenas
kurang terbukanya orangtua terhadap anak dalam tahun 2015 angka kelahiran menurut umur (ASFR)
memberikan informasi tentang seksualitas. Tidak 15-19 tahun di provinsi Kepulauan Riau dengan
hanya orangtua saja yang harus bekerja, banyak presentase 21,8 %, sedangkan Kota Batam sendiri
pula anak remaja yang harus ikut bekerja untuk memiliki presentase 15, 3%.
membantu mengurangi beban orangtua. Hal seperti Berdasarkan data dari Pengadilan Agama
itulah yang menyebabkan komunikasi antara Kota Batam tahun 2017, pengajuan dispensasi
orangtua dan anak semakin berkurang (Jumantik, nikah anak di bawah umur pada 2017 mulai Januari
2016). sampai September meningkat menjadi 13
Seks pranikah atau seks bebas adalah pengajuan. Padahal, pada 2016, hanya ada 9
masalah yang saat ini paling dominan terjadi di pengajuan dispensasi nikah di bawah umur. Dari
kalangan remaja kita, 1,3% remaja perempuan dan sejumlah pengajuan di tahun 2017 data yang
4% remaja laki-laki dari usia 15-19 tahun dan 1,4% diterima, usia dominan berada pada kisaran
remaja perempuan dan 11% remaja laki-laki dari usia 16-18 tahun untuk laki-laki. Sedangkan untuk
usia 20-24 tahun melakukan seks pranikah(UNFPA, yang perempuan kisaran usia 14-15 tahun. Alasan
2012). Sekitar satu juta remaja pria 5% dan 200 ribu permohonan dispensasi nikah di bawah umur, salah
remaja wanita 1% secara terbuka menyatakan satunya adalah hubungan terhadap anak yang
bahwa mereka pernah melakukan hubungan sudah sangat dekat dan atau karena hamil diluar
seksual (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan Survei nikah (Pengadilan Agama, 2017).

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 4,Oktober 2019


Sapa Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja 391

Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh mempersiapkan mereka untuk mengambil


beberapa faktor yaitu faktor personal atau individu, keputusan yang lebih bertanggung jawab terhadap
faktor lingkungan dan faktor perilaku (Suryoputro et kesehatan reproduksinya.
al., 2010). Faktor personal atau individu diantaranya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan tentang kesehatan seksual dan Hubungan Sapa Orang Tua dengan Pengetahuan
reproduksi yaitu mengenai HIV/AIDS, Penyakit Remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di
Menular Seksual (PMS), aspek-aspek kesehatan SMP Negeri 28 Batam Kelurahan Belian
reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan Kecamatan Batam Kota Kota Batam Tahun 2018.
seksual dan reproduksi, kerentanan yang dirasakan
terhadap resiko kesehatan reproduksi, gaya hidup, METODE PENELITIAN
pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif,
dan variabel-variabel demografi. Sedangkan faktor dengan pendekatan cross sectional, tempat
lingkungan antara lain akses dan kontak dengan penelitian di SMP Negeri 28 Batam pada bulan
sumber-sumber informasi, sosial-budaya, nilai dan Februari sampai Agustus 2018. Populasi pada
norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku penelitian ini adalah remaja kelas VII. Pengambilan
tertentu. Faktor perilaku antara lain gaya hidup sampel dengan teknik purposive sampling, jumlah
seksual (orientasi seksual, pengalaman seksual, sampel sebanyak 156 responden. Pengambilan
jumlah pasangan), peristiwa-peristiwa kesehatan data menggunakan kuesioner. Data analisis
(PMS, kehamilan, aborsi) dan penggunaan kondom menggunakan uji chi-square.
serta alat kontrasepsi.
Pendidikan kesehatan tentang reproduksi di HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia lebih banyak diberikan pada siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) daripada Sekolah Tabel 1 Distribusi frekuensi sapa orang tua
Menengah Pertama (SMP), padahal jumlah siswa pada anak remaja di SMP Negeri 28 Batam
SMP lebih banyak daripada jumlah siswa SMA Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Kota
(Kemenkes RI, 2013). Remaja yang berada di Batam Tahun 2018
tingkat awal sekolah menengah mempunyai risiko
melakukan hubungan seksual di luar nikah baik No Sapa orang tua Frekuensi %
disengaja ataupun tidak. Dikarenakan pada tahap 1 Baik 113 72,4
ini remaja berada pada periode mencari identitas, 2 Kurang 43 27,6
menyebabkan remaja masih melakukan perubahan- Total 156 100
perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya baik itu \
perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Tabel 2 Distribusi frekuensi pengetahuan
Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di
dan mulai mencari tahu atas perubahan-perubahan SMP Negeri 28 Batam Kelurahan Belian
yang terjadi dalam diri mereka. Oleh karena itu, Kecamatan Batam Kota Kota Batam Tahun 2018
masa yang paling tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan reproduksi adalah pada No Pengetahuan Frekuensi %
masa remaja awal. Remaja
Badan kesehatan dunia (WHO, 1 Baik 94 60,3
2009)menekankan pentingnya pendidikan 2 Kurang 62 39,7
kesehatan reproduksi kepada kelompok remaja Total 156 100
muda, yaitu kelompok usia 10 hingga 14 tahun.
Usia ini adalah masa emas untuk membentuk dan

Tabel 3 Hubungan sapa orang tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di
SMP Negeri 28 Batam Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Kota Batam Tahun 2018

Pengetahuan Remaja
Sapa Orang
Kurang Baik Total p value
Tua
ƒ % ƒ % ƒ %
Baik 25 22,1 88 77,9 113 100
Kurang 37 86,0 6 14,0 43 100 0,000
Total 62 39,7 94 60,3 156 100

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 4,Oktober 2019


392 Arum Dwi Anjani, Sisca Dwi Puspita

PEMBAHASAN rasa tanggung jawab remaja terhadap alat


SMP Negeri 28 Batam mulai beroperasi reproduksinya.
pada tanggal 26 Februari 2006. Sejak beroperasi Sekolah Menengah Pertama (disingkat SMP,
mulai tahun 2006, siswa-siswi SMP Negeri 28 bahasa Inggris: junior high school atau Middle
Batam sempat merasakan pelaksanaan kegiatan School) merupakan jenjang pendidikan dasar pada
Proses Belajar Mengajar (PBM) di dua Sekolah pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah
yang berbeda yaitu SD Negeri 06 Taman Raya dan dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama
SMA Negeri 3 Batam Kota. Hal ini disebabkan ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7
karena pada saat itu gedung sekolah belum sampai kelas 9.
diresmikan. Kegiatan PBM resmi berlangsung di Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
atas gedung sendiri milik pemerintah Kota Batam, pada 156 remaja di SMP Negeri 28 Batam, hasil
setelah dilakukannya peresmian gedung oleh menunjukan bahwa remaja yang memiliki sapa
Walikota Batam Drs. Ahmad Dahlan pada tanggal orang tua yang baik sebanyak 113 responden
26 Februari 2009. (72,4%), sedangkan jumlah remaja uang memiliki
Pada tahun ajaran 2017 berdasarkan data sapa orang tua yang kurang sebanyak 43
yang diperoleh dari Dinas Pendidikan, SMP Negeri responden (27,6%). Remaja dikatakan memiliki
28 Batam tercatat memiliki siswa sebanyak 711 sapa orang tua yang baik apabila jumlah nilai dari
siswa dengan ruang belajar 18 Rombel, yang terdiri kuesioner mencapai 16 sedangkan remaja yang
dari 255 siswa kelas VII dengan jumlah Rombel 6, dikatakan memiliki sapa orang tua yang kurang
230 siswa kelas VIII dengan jumlah Rombel 6, dan apabila jumlah nilai dari kuesioner <13. Remaja
220 siswa kelas XI dengan jumlah Rombel 6. yang memiliki sapa orang tua baik disebabkan oleh
Berdasarkan data yang di peroleh dari staff komunikasi yang terjalin diantara mereka terbuka,
tata usaha sekolah, saat ini jumlah pegawai SMP adanya perhatian dan saling pengertian.
Negeri 28 Batam berjumlah 34 pegawai yang terdiri Sedangkan remaja yang memiliki sapa orang tua
dari 18 guru tetap Pegawai Negeri Sipil (PNS), 11 yang kurang, hal ini dapat terjadi karena kurangnya
guru honorer pemerintah kota, 1 staff tata usaha, 2 keterbukaan, perhatian, dan tidak adanya timbal
staff perpustakaan, 2 karyawan umum yang terdiri balik antara orang tua dengan anak, serta masih
dari 1 tenaga kebersihan dan 1 penjaga sekolah. adanya pemikiran orang tua yang menganggap
Menurut pemaparan guru bidang kesiswaan tabu jika membicarakan hal yang berkaitan dengan
SMP Negeri 28 Batam pada tahun 2013 pernah kesehatan reproduksi.
terjadi peristiwa yang kurang pantas yang terjadi di Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
lingkungan SMP Negeri 28 Batam. Sehingga hal mengatakan bahwa Komunikasi orang tua dengan
tersebut dapat semakin memberikan representasi anak remaja tentang kesehatan reproduksi yang
bagi orang tua maupun siswa dan siswi, bahwa saat efektif adalah proses penyampaian informasi yang
ini sekolah bukan lagi menjadi tempat yang aman dilandasi adanya kepercayaan, keterbukaan, dan
dan nyaman, terhadap anak. Image sekolah yang dukungan yang positif pada anak agar anak dapat
selama ini sebagai tempat mendidik para siswa dan menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh
siswi, agar memiliki karakter mental yang mampu orang tua (Rahmat, 2010). Dalam hal ini komunikasi
bersaing, harus ternoda dengan banyaknya, aksi antara orang tua dan anak remaja dapat
pelecehan yang dilakukan oleh oknum tenaga menghindarkan remaja dari perilaku seksual
pengajar yang seharusnya menjadi panutan bagi pranikah dikarenakan antara orang tua dengan
siswa dan siswi. Hal ini selaras dengan wawancara anak terjalin hubungan atau komunikasi yang efektif
dengan alumni siswi SMP Negeri 28 Batam, yang sehingga memungkinkan terjadinya diskusi,
membenarkan bahwa pernah terjadi kasus sharing, dan pemecahan masalah secara bersama .
demikian di SMP Negeri 28 Batam dan berdasarkan Hasil penelitian ini sesuai dengan hasill
pemberitaan yang tersebar di media massa. Untuk penelitian yang dilakukan oleh Rizka Kurniawati,
mencegah hal tersebut dapat terulang kembali Heny Setyowati ER, Mahmudah. “Hubungan
menurut pemaparan guru bagian kesiswaan, SMP Komunikasi Antara Orang Tua-Anak Remaja
Negeri 28 Batam akan lebih meningkatkan lagi Dengan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku
pengetahuan remaja melalui berbagai kegiatan Seks Pranikah Di SMA Negeri 1 Salaman
ekstrakulikuler salah satu nya adalah di bentuknya Kabupaten Magelang Tahun 2010”. Hasil penelitian
PIK-R dengan adanya usaha SMP Negeri 28 Batam menunjukan bahwa komunikasi yang efektif antara
dalam mengembangkan PIK-R di sekolah orang tua dengan anak remaja mempengaruhi
diharapkan dapat memberikan informasi yang benar pengetahuan remaja tersebut mengenai kesehatan
bagi para siswa sebagai remaja serta menanamkan reproduksi sehingga dapat menghindarkan remaja

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 4,Oktober 2019


Sapa Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja 393

dari perilaku seksual pranikah. Penelitian ini juga pengetahuan ke dalam individu yang berada pada
dikemukaan oleh indrijati dalam kurniawati (2010) lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena
bahwa sikap seks pranikah remaja dapat di adanya interaksi timbal balik yang akan direspon
pengaruhi oleh kualitas komunikasi remaja dengan sebagai pengetahuan.
orang tua. Semakin efektif kualitasnya maka Hal ini sesuai dengan teori perkembangan
sikapnya semakin tidak mendukung sosial remaja, dimana orang tua yang memberikan
(menolak/menjauh) terhadap perilaku seks pranikah bekal pengetahuan kesehatan reproduksi pada
atau sebaliknya, jika komunikasi orang tua dan anak berarti memberikan pencegahan pada anak
remaja semakin menurun (tidak efektif) maka terhadap dampak negatif dari kesehatan reproduksi
sikapnya akan mendukung terhadap perilaku seks dalam menciptakan rasa nyaman, memberikan
pranikah. perlindungan agar tetap terhindar dari bahaya akan
Walaupun sapa orang tua pada remaja baik, masa depannya sendiri. Apabila anak memperoleh
orang tua harus tetap terus meningkatkan sapa informasi dengan benar dan wajar tentang
(komunikasi) pada anak dalam pemberian informasi kesehatan reproduksi khusunya seksualitas, maka
tentang kesehatan reproduksi dan tetap waspada anak tidak lagi mempunyai keinginan yang
terhadap kejahatan seksual karena maraknya berlebihan untuk menyalurkan dorongan
kejadian pelecehan seksual, kekerasan seksual, seksualnya dengan perilaku yang negatif (Gunarsa,
dan pemerkosaan bahkan disertai pembunuhan, 2010).
orang tua harus meningkatkan kewaspadaan dalam Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
menjaga anak terutama anak remaja dimana masa pada siswa kelas VII di SMP Negeri 28 Batam
remaja ini merupakan masa yang rentan karena dapat di simpulkan dari 156 responden, Dari tabel
masa dimana mereka mencari jati diri mereka. 5.3 dapat dilihat dari 94 responden (60,3%) yang
Untuk itu komunikasi antara orang tua khususnya memiliki pengetahuan yang baik lebih banyak
ibu sebagai orang tua yang lebih dekat dengan terdapat pada responden yang memiliki sapa orang
anak, harus lebih di tingkatkan lagi agar dapat tua yang baik 88 responden (77,9%). Sedangkan
terjalin komunikasi yang efektif. pada responden yang memiliki sapa orang tua yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kurang sebanyak 37 responden (86,0%).
dilakukan pengetahuan remaja tentang kesehatan Hasil analisis berdasarkan analisis statistik
reproduksi remaja, remaja yang berpengetahuan non parametik menggunakan uji chi-square,
baik tentang kesehatan reproduksi remaja di SMP didapatkan p value 0,000 lebih kecil dari nilai α
Negeri 28 Batam sebanyak 94 responden (60,3%) 0,05. Jadi nilai p value kurang dari nilai α maka
sedangkan remaja yang memiliki pengetahuan yang dinyatakan Ho ditolak, yang berarti terdapat
kurang 62 responden (92,7%) dari total 156 hubungan antara sapa orang tua dengan
responden. pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
Pengetahuan dipengaruhi oleh lingkungan remaja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dan salah satu unsur dalam lingkungan remaja terdapat hubungan antara sapa orang tua dengan
disini adalah orang tua. Sapa orang tua pada anak pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
remaja yang baik merupakan faktor yang membuat remaja di SMP Negeri 28 Batam Kelurahan Belian
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi Kecamatan Batam Kota Kota Batam Tahun 2018.
baik, karena remaja mendapatkan informasi Hasil penelitian ini didukung dengan
mengenai kesehatan reproduksi yang cukup dari penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh
orang tuanya selain dari sumber informasi lain Ardhiyanti Yulrina tentang Pengaruh Peran Orang
seperti teman sebaya, guru ataupun yang di dapat Tua terhadap Pengetahuan Remaja tentang
dari lingkungan sekolah. Remaja yang memiliki Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri Se–Kota
pemahaman secara benar dan proporsional tentang Pekanbaru kelas X dan XI Tahun 2013”. Dari hasil
kesehatan reproduksi maka akan cenderung analisis multivariat, variabel yang berhubungan
memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang secara signifikan adalah variabel peran orang tua
digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual dalam hal ini adalah komunikasi orang tua. Nilai OR
secara sehat dan bertanggung jawab. Menurut dari variabel peran orang tua adalah 1,982 artinya
(Fitriani, 2015)salah satu faktor yang remaja yang orang tuanya tidak berperan berisiko 2
mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah kali memiliki pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan dimana lingkungan adalah segala reproduksi yang kurang baik dibanding remaja yang
sesuatu yang ada di sekitar individu baik lingkungan orang tuanya berperan. Sedangkan menurut hasil
fisik atau biologis, maupun sosial. Lingkungan penelitian Rizka Kurniawati, Heny Setyowati ER,
berpengaruh terhadap proses masuknya Mahmudah. Hubungan Komunikasi Antara Orang

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 4,Oktober 2019


394 Arum Dwi Anjani, Sisca Dwi Puspita

Tua-Anak Remaja Dengan Kesehatan Reproduksi responden.Diperoleh lebih dari separuh


Dengan Perilaku Seks Pranikah Di SMA Negeri 1 pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
Salaman Kabupaten Magelang Tahun 2010. remaja baik sebanyak 94 responden (60,3%) dari
Terdapat hubungan komunikasi orang tua dan anak total 156 responden.Adanya hubungan sapa orang
remaja tentang kesehatan reproduksi remaja tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan
dengan perilaku seks pranikah. Dengan p value = reproduksi remaja di SMP Negeri 28 Batam dengan
0,011. p value = 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05. Hasil
Kekuatan korelasi pada hasil penelitian ini penelitian dari uji chi-square danya didapat nilai p
adalah 0,584 yang menunjukan ada hubungan yang value = 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05. Artinya
kuat antara sapa orang tua dengan pengetahuan terdapat hubungan sapa orang tua dengan
remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
SMP Negeri 28 Batam Kelurahan Belian remaja di SMP Negeri 28 Batam hubungan sapa
Kecamatan Batam Kota Kota Batam Tahun 2018. orang tua dengan pengetahuan remaja tentang
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja yang kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 28
memiliki sapa orang tua yang baik dalam Batam.
memberikan bekal pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi maka berpengaruh terhadap SARAN
pengetahuan remaja tersebut. Jika sapa orang tua Hasil penelitian diharapkan dapat
yang baik maka akan muncul pengetahuan remaja memberikan informasi untuk membekali orang tua
tentang kesehatan reproduks yang baik sehingga agar orang tua dapat meningkatkan komunikasi
dapat memberikan pencegahan pada anak sehingga dapat memberikan informasi yang tepat
terhadap dampak negatif dari kesehatan reproduksi bagi anak remaja terutama pengetahuan tentang
dalam menciptakan rasa nyaman, memberikan kesehatan reproduksi.
perlindungan agar terhindar dari bahaya akan masa
depannya sendiri. Apabila anak memperoleh DAFTAR PUSTAKA
informasi dengan benar dan tepat tentang Asna, K. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan
kesehatan reproduksi khususnya mengenai Dan Sikap Terhadap Kesehatan Reproduksi
seksualitas, maka anak tidak lagi mempunyai Dengan Perilaku Seksual Pra Nikah Pada
keinginan yang berlebihan untuk menyalurkan Siswa Di Sma Negeri 14 Kota Semarang
dorongan seksualnya dengan perilaku yang negatif. Tahun Ajaran 2010/2011.
Oleh karena itu seharusnya orang tua memberikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
pemahaman sedini mungkin sesuai dengan umur Nasional. Survey Sosial Ekonomi Nasional
anak, menjalin kedekatan dengan anak dan 2015.
menentukan kapan waktu yang tepat untuk Badan Pusat Statistik.
memberikan pengetahuan tentang kesehatan https://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.p
reproduksi sehingga informasi yang diperoleh hp/catalog/769. Diperoleh pada tanggal 31
merupakan yang pertama sebelum anak Agustus 2018.
mendapatkannya dari sumber informasi yang lain. Data Sekolah SMP Negeri 28 Batam (2018). Profil
Dalam hal ini mengembangkan hubungan yang Sekolah
terbuka antara orang tua dan anak sehingga dapat Dinas Pendidikan Kota Batam. Data Jumlah dan
menghindarkan anak dari perasaan malu dan segan Rombel Siswa SMP Negeri dan Swasta Kota
saat membicarakan masalah yang berhubungan Batam Tahun 2017.
dengan kesehatan reproduksi. Erlin, Y. (2017). Analisis siswa terhadap pemilihan
Arah korelasi penelitian ini adalah positif (+) jajanan sekolah. Retrieved from
sehingga semakin baik sapa orang tua terhadap http://repository.ump.ac.id/4114/3/Erlin
remaja, maka semakin baik pengetahuan remaja Yuliana_BAB II.pdf
tentang kesehatan reproduksi remaja di SMP Kumalasari, A. (2012). Kesehatan Reproduksi
Negeri 28 Batam Kelurahan Belian Kecamatan Untuk Mahasiswa Kebidanan dan
Batam Kota Kota Batam Tahun 2018. Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawati, R. (2012). Hubungan Antara
KESIMPULAN Komunikasi Orang Tua-Anak Remaja
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan
kesimpulan sebagai berikut :Diperoleh lebih dari Perilaku Seks Pranikah Di SMA Negeri 1
separuh sapa orang tua pada anak remaja baik Salaman Kabupaten Magelang. h. Retrieved
sebanyak 113 responden (72,4%) dari total 156 from

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 4,Oktober 2019


Sapa Orang Tua Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja 395

ttp://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012 SPSS. Batam: Uniba Press.


010/article/view/1295 Septiana. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Kusmiran. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja
Dan Wanita. Penerbit: Salemba Medika, Tentang Kesehatan Reproduksi di SMP
Jakarta. Jakarta: Salemba Medika. Ruhma Ciputat. Retrieved from
Miftakhul Muslichah. (2008). Pengaruh Hubungan http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream
Orangtua dan Anak Remaja terhadap /123456789/25662/1/Septiana - fkik.pdf.
Pengetahuan Sikap Perilaku tentang Seks Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja
Bebas dan Narkoba. dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung
Putra, M. P. (2014). Hubungan Antara Peran Seto.
Keluarga Dengan Perilaku Seksual Pranikah Th. Purwoastuti, W. (2015). Komunikasi dan
Pada Remaja SMA/Sederajat Di Wilayah Konseling Kebidanan. Yogyakarta.: Pustaka
Kerja Puskesmas Sukawati I. Baru Press.
Rahma. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ulfa. (2017). Peran Orang Tua Dalam Pendidkan
Remaja Tentang Kebersihan Organ Kesehatan Reproduksi Remaja Kelas VII Di
Genetalia EKsterna Di SMAN 90 Jakarta. SMP Muhammadiyah Mlati Sleman.
Retrieved from Retrieved from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream http://repository.unjaya.ac.id/2190/2/ULFAN
/123456789/32157/1/ALLAILY AMALIA URULHAYAH
RACHMA-FKIK.pdf ROHMATIKA_1113019_nonFULL.pdf
Ririn Darmasih. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Wardana Indra dk. (2015). Kurikulum Diklat Tenkis
Perilaku Seks PranikahPada Remaja Di Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa. Jakarta:
Surakarta. Retrieved from Eprints.Ums.Ac.Id Badan Kependudukan dan Keluarga
Rohmaniyah, S. I. (2014). Gambaran Dan Berencana Nasional.
Pengetahuan Sikap dan Gambaran Remaja Yulrina Ardhiyanti. (2013). Pengaruh Peran Orang
Puteri Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Tua terhadap Pengetahuan Remaja tentang
Saat Pubertas Di Pondok Pesantren Al- Kesehatan Reproduksi Remaja. Retrieved
Baqiyahtussholihat. Retrieved from from
https://media.neliti.com/media/publications/1 jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/dow
25724-ID-none.pdf nload/57/45/
Rumengan. (2010). Metodologi Penelitian dengan

Jurnal Kebidanan Volume 5, Nomor 4,Oktober 2019

You might also like