Kelayakan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Koperasi Perkebunan Temiga Seluas 5.200 Ha Di Kabupaten Aceh Barat

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

KELAYAKAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KOPERASI

PERKEBUNAN TEMIGA SELUAS 5.200 HA DI KABUPATEN ACEH BARAT

Rusdi Faizin
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
[email protected]

ABSTRACT
Oil palm with main product CPO and KPO be commodity that has good opportunity in domestic
and national market. Oil palm plantation project Temiga Co-operation of Plantation planned built
at West Aceh as efforts revitalisasi economics pasca conflict, earthquakes and tsunami oil palm
plantation commodities broadly 5,200 hectare at five districts are Sungai Mas, Main Woyla, Eart
Woyla, West Woyla and Arongan Lambalek West Aceh Sub-province. The lands planned are co-
operation members of Temiga Co-operation with land suitability S-1, S-2 and S3 clases, so that
production that planned are average production from three levels suitability. With totalize
investment Rp. 208,000.000,000.- for 5,200 hectare or Rp. 40,000,000,- per hectare, feasibility
analysis shows that project suitable to executed because in level DF 12 % is got NPV Rp.
225,114,199,000, -, B/C Ratio 2.18 and IRR 15.00 % with Pay Back of Period 8 years and 9 months
project age-. Furthermore project will can to close totalize investmen in the year-15 project with
instalment 25 % from net benefit project. With profit sharing scheme up year-15 net benefit of
project 50 % investor and 50 % for co-operation. Totalize earnings from benefit sharing for
investor are Rp. 465,842,368,000,- during project period. Oil palm plantation development
Temiga Co-operation of Plantation has big opportunity to increase society economics at five
project location districts because co-operation member society as garden owner later, also project
will increase West Aceh subprovince region economics.

Key words: Feasibility analysis, Oil palm plantation.

PENDAHULUAN persyaratan keunggulan sebagaimana


yang dimaksudkan.
Kondisi perekonomian suatu Kelapa sawit sebagai tanaman
negara yang kuat adalah suatu penghasil minyak kelapa sawit (CPO -
perekonomian yang tumbuh di atas Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit
fondasi sumberdaya yang unggul dari (KPO – Karnel Palm Oil) merupakan
negara tersebut. Keunggulan tersebut salah satu primadona tanaman
dapat disebabkan sumber daya alam perkebunan yang menjadi sumber
yang cukup melimpah dan dapat penghasil devisa non-migas bagi
dieksploitasi dengan mengandalkan Indonesia. Cerahnya prospek komoditi
tekhnologi setempat, merupakan minyak kelapa sawit dalam
sumberdaya alam yang dapat perdagangan minyak nabati dunia telah
diperbaharui ( renewable resources ) mendorong pemerintah Indonesia
karena kecocokan dengan lahan, untuk memacu pengembangan areal
lingkungan dan iklim setempat, tidak perkebunan kelapa sawit (Pardamean,
dapat digantikan dengan produk lain 2008).
yang lebih murah dan produk Menurut Sipayung (2013) luas
turunannya mudah habis. Bagi areal perkebunan sawit di Indonesia
Indonesia Crude Palm Oil ( CPO ) terus bertambah dengan pesat yang
merupakan salah satu produk unggulan diikuti dengan pertambahan produksi
sektor ekonomi yang memenuhi dan ekspor minyak sawit. Luas areal

17
tanaman kelapa sawit meningkat dari iklim dan lahan yang tersedia sesuai
290 ribu Ha pada tahun 1980 menjadi untuk kelapa sawit. Selain itu
5,9 juta hektar pada tahun 2006 atau komoditas kelapa sawit telah begitu
meningkat 20 kali lipat. Dalam kurun dikenal di Aceh Barat sejak masa
waktu yang sama produksi sawit berupa penjajahan. Ini dapat dibuktikan dengan
CPO dan KPO meningkat 17 kali lipat adanya Perkebunan Kelapa Sawit PT.
dari 0,85 juta ton menjadi 14,4 juta ton. Socfin Indonesia di Aceh Barat yang
Indonesia saat ini merupakan produsen telah ada sejak zaman penjajahan
minyak sawit (CPO) terbesar di dunia di Belanda.
atas Malaysia dan secara bersama-sama Koperasi Perkebunan Temiga
Indonesia serta Malaysia menguasai 83 yang merupakan koperasi perkebunan
persen produksi dunia. yang didirikan oleh beberapa anggota
Berkembangnya sub-sektor masyarakat Aceh Barat dengan Akta
perkebunan kelapa sawit di Indonesia Pendirian No. 195 oleh Notaris Azhar
tidak lepas dari adanya kebijakan Ibrahim, SH dan telah mendapat
pemerintah yang memberikan berbagai pengesahan sesuai dengan Nomor :
insentif. Terutama kemudahan dalam 55/BH/1/1/X/Tahun 2009 tanggal 29
hal perizinan dan bantuan subsidi Oktober 2009. Koperasi ini bergerak di
investasi untuk pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit dengan
perkebunan rakyat dengan pola PIR- lahan seluas 5.200 Ha milik anggota
Bun. Pengembangan perkebunan rakyat koperasi yang terletak di Kecamatan
tidak hanya meningkatkan Sungai Mas, Woyla Timur, Woyla Induk,
kesejahteraan rakyat tetapi juga dapat Woyla Barat dan Arongan Lambalek.
meningkatkan devisa negara dan Lokasi ini telah mendapat Izin Lokasi
menyiapkan lapangan kerja pada sektor Perkebunan Kelapa Sawit dengan Surat
perkebunan. Keputusan Bupati Aceh Barat Nomor.
Kabupaten Aceh Barat Provinsi 306 Tahun 2009 tanggal 6 Nopember
Aceh merupakan kawasan yang 2009. Pembangunan perkebunan
memiliki potensi lahan yang cukup baik kelapa sawit ini diharapkan akan
untuk perkebunan. Namun potensi ini menumbuhkan perekonomian
belum seluruhnya dimanfaatkan secara masyarakat di sekitar kebun dan
optimal akibat berbagai keterbatasan perekonomian daerah baik secara
Pemerintah Daerah dan kemampuan langsung maupun dari multiplayer efek
masyarakat Aceh Barat itu sendiri. Hal yang diakibatkan keberadaan kebun
ini dapat dipahami karena Aceh dan kelapa sawit tersebut.
termasuk Aceh Barat baru selesai Penelitian ini dilakukan dengan
dengan perang atau konflik yang begitu tujuan untuk mengetahui kelayakan
panjang serta baru pula dilanda finansial ( NPV, B/C Ratio, IRR dan Pay
musibah besar Gempa Bumi dan Back of Period ), kelayakan ekonomi
Gelombang Tsunami yang menewaskan dan sosial masyarakat dalam
ribuan jiwa masyarakat Aceh Barat dari membangun perkebunan kelapa sawit
sekitar 200.000 masyarakat Aceh yang di Aceh Barat, mengidentifikasi dan
tewas. menilai asumsi-asumsi dasar yang
Revitalisasi sektor usaha digunakan dalam analisis ekonomi yang
produktif dengan memanfaatkan dilakukan, sebagai bahan evaluasi bagi
sumberdaya lahan tersedia dengan berbagai pihak dalam mendukung
melibatkan peran serta masyarakat kelayakan rencana pembangunan
yang paling cocok di Aceh Barat adalah perkebunan kelapa sawit Koperasi
sektor usaha perkebunan rakyat Perkebunan Temiga terutama terhadap
komoditas Kelapa Sawit. Hal ini karena dukungan permodalan.

18
METODA PENELITIAN melihat dimana keputusan investasi
Jenis dan Sumber Data layak atau tidak layak.
Jenis data yang digunakan e. Melakukan analisis perkiraan
dalam penelitian ini adalah data primer terhadap biaya potensial yang
dan data sekunder. Analisis ekonomi mungkin dapat terjadi sebagai akibat
investasi perkebunan kelapa sawit kegiatan pembangunan perkebunan
dilakukan melalui pendekatan sebagai kelapa sawit.
berikut:
a. Mengidentifikasi berbagai faktor dan Metode Analisis
variabel utama yang berpengaruh Penelitian menggunakan model
terhadap investasi perkebunan analisis kelayakan investasi yang antara
kelapa sawit. Berdasarkan data yang lain :
telah dipublikasikan dan Net Present Value (NPV)
perkembangan pergerakan (trend) NPV suatu proyek adalah
nilai suatu variabel dilakukan manfaat bersih yang diperoleh selama
pemeriksaan terhadap nilai-nilai umur proyek. Kriteria dan keputusan
serta kisaran nilai yang dapat dalam analisis ini adalah layak jika
diterima. Misalnya, tingkat produksi NPV>0 sedangkan bila NPV<0, usaha
tandan buah segar (TBS) pada tersebut tidak layak untuk di usahakan
berbagai kelas lahan (tingkat (Jumingan,2011). Rumus yang
produksi lahan: rendah, sedang, dan digunakan adalah sebagai berikut:
tinggi), berbagai harga masukan
yang harus dibayar untuk investasi
tanaman, pemeliharaan tanaman, −
=
pemanenan, berbagai dampak (1 + )
eksternal (negatif) terhadap
Dimana :
lingkungan, dan nilai-nilai yang tidak
NPV = Nilai Net Present Value
dapat dihitung (intangible values).
Bt = Manfaat pada tahun t
b. Mengembangkan perhitungan dalam
Ct = Biaya pada tahun t
suatu lembaran kerja (spreadsheet
i = Tingkat suku bunga
dengan menggunakan Excel)
n = Umur ekonomis proyek
sehingga memungkinkan untuk
t = Waktu
melakukan penyesuaian variabel
secara fleksibel. Semua perhitungan
IRR (Internal Rate of Return)
nilai variabel biaya dan manfaat
IRR adalah tingkat
proyek dilakukan dalam satuan per
pengembalian internal selama umur
unit (per hektar). Selanjutnya
proyek. IRR merupakan discount rate
dilakukan perhitungan nilai variabel
yang menjadikan manfaat bersih
indikator pembanding, misalnya nilai
sekarang sama dengan nol. Nilai IRR
kini bersih (NPV, net present value)
yang lebih besar atau sama dengan
dan Internal Rate of Return (IRR).
discount rate yang telah ditentukan,
c. Mengidentifikasi kasus ‘dasar’ (‘base’
maka usaha layak dilaksanakan
case) dengan mendeskripsikan
sedangkan jika IRR lebih kecil dari
kondisi (situasi) rata-rata proyek
discount rate yang telah ditentukan,
investasi perkebunan kelapa sawit
maka usaha tidak layak untuk
yang dilakukan.
dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus
d. Melakukan analisis fleksibilitas dan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
analisis masa pulang pokok (pay
back of period analysis) untuk

19
Bt = Total penerimaan pada tahun
= + ( − )
− ke-t
Dimana : Ct = Total biaya pada tahun ke-t
IRR = Nilai IRR i = Tingkat diskonto yang berlaku
i1 = Discountrate yang n = Umur ekonomi proyek
menghasilkan NPV positif
I2 = Discountrate yang Payback Period
menghasilkan NPV negatif Payback Period merupakan
NPV1 = NPV yang bernilai positif salah satu metode dalam menilai
NPV2 = NPV yang bernilai negatif kelayakan suatu investasi, yang
digunakan untuk mengukur periode
Net B/C (Net Benefit Cost Ratio) pengembalian modal. Dasar yang
Net B/C merupakan digunakan untuk perhitungan adalah
perbandingan antara NPV total dari aliran kas (Net Cashflow). Semakin kecil
manfaat bersih terhadap total dari angka yang dihasilkan mempunyai arti
biaya bersih. Metode ini digunakan semakin cepat tingkat pengembalian
untuk melihat berapa besar manfaat investasinya, maka usaha tersebut
bersih yang dapat diterima suatu semakin baik untuk dilaksanakan
proyek untuk setiap investasi yang (Kasmir, 2010). Payback period dapat
dikeluarkan. Bila Net B/C lebih besar dirumuskan sebagai berikut:
sama dengan 1 usaha dianggap layak
untuk dilaksanakan dan jika B/C kurang
dari 1 maka usaha tidak layak untuk
=
dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus ℎ −
yang digunakan adalah sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
/ Gambaran Lokasi Penelitian
− Secara administrasi
( − > 0) pemerintahan keseluruhan rencana
(1 + )
= lokasi perkebunan kelapa sawit
− Koperasi Perkebunan Temiga berada di
1+ ( − < 0)
kabupaten Aceh Barat yang menyebar
Di mana, pada lima kecamatan sesuai Tabel 1.
Net B/C= Nilai B/C Ratio

Tabel 1. Lokasi dan Penyebaran Kebun Kelapa Sawit Koperasi Perkebunan Teumiga 5.200 Ha
Lokasi Luas
No. Kecamatan Ha Desa
1. Sungai Mas 1.000 Geudong, Kajeung, Twi Saya, Sakoy, tanoh Mirah,
2. Woyla Timur 700 Leubok Panyang, Seuradek, Leubok Beutong, Kubu
Capang, Jawi
3. Woyla Induk 1.000 Teumaron, Gunung Hampa
4. Woyla Barat 1.500 Ie Sayang, Karak, Ranto Panyang, Pasi Malie, Mon
Pasong, Cot Sikabu, Lueng Baro
5. Arongan Lambalek 1.000 Ujong Simpang, Alue Batee,
Sumber : Data Primer (2012)

Jarak masing – masing desa paling jauh ± 65 Km yaitu Kecamatan


lokasi ke ibukota kecamatan tidak lebih Sungai Mas dan paling dekat Arongan
dari 10 Km, jarak masing – masing Lambalek ± 22 Km. Secara keseluruhan
ibukota kecamatan lokasi proyek ke ibu jarak lokasi ke ibukota Provinsi Aceh,
kota Kabupaten Aceh Barat Meulaboh Banda Aceh – Meulaboh ± 245 Km dan

20
secara geografis areal perkebunan yang lokasi kebun, khusus untuk wilayah
menyebar di lima lokasi terletak antara Aceh dan Aceh Barat telah ada PLTU
95º 57´ 00´´ dan 96º 07´30´´ BT serta 4º Nagan Raya di Suak Puntong dengan
20´ 30´´ dan 4º 31´30´´ LU. kapasitas 2 X 100 Mega Watt yang
Untuk menjangkau lokasi berjaraknya ± 15 Km dari kota
perkebunan dari kota Meulaboh dapat Meulaboh maka kebutuhan listrik untuk
dilalui dengan jalan darat yang Aceh Barat dan sekitarnya tidak akan
kondisinya cukup baik. Bagi yang akan menjadi masalah lagi. Untuk jaringan
mengunjungi lokasi kebun dapat handphone dan internet telah
menggunakan penerbangan di bandara menjangkau lokasi kebun. Tersedianya
Nagan Raya dengan waktu penerbangan jaringan telepon selluler ini
± 50 menit dari Bandara Kualanamu menunjukkan lokasi perkebunan
Medan. Sarana penunjang bukandaerah yang terisolir. Menurut
pengangkutan dapat dilakukan dengan Aceh Barat dalam Angka Tahun 2010,
kenderaan truk dari dan ke lokasi kebun wilayah kecamatan lokasi perkebunan
menggunakan jalan kabupaten yang dan dan jumlah penduduk masing –
direkomendasikan dapat dilalui 12 – 15 masing lokasi sebagaimana Tabel 2
ton. berikut.
Jaringan listrik telah
menjangkau semua desa di sekitar

Tabel 2. Jumlah Penduduk Lokasi Proyek Tahun 2009


Jumlah
No. Uraian Rumah Jumlah Jumlah Total
Lokasi Tangga laki – laki Wanita Penduduk
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1. Kabupaten Aceh Barat 46.631 91.333 91.232 182.565
2. Sungai Mas 1.610 3.028 2.903 5.931
3. Woyla Timur 1.232 2.202 2.318 4.520
4. Woyla Induk 3.439 6.070 6.419 12.489
5. Woyla Barat 2.030 3.625 3.776 7.401
6. Arongan Lambalek 3.258 5.920 5.844 11.764
Sumber : Aceh Barat dalam Angka (2010)

Mata pencaharian penduduk hutan tanaman produksi yang telah di


sekitar lokasi proyek umumnya pada ploting sebagai areal pengembangan
kegiatan pertanian, buruh tani dan perkebunan rakyat. Sehingga dari segi
buruh kebun, ke hutan dan pedagang. rencana peruntukan lahan lokasi yang
Sedangkan fasilitas sosial penduduk di direncanakan benar – benar
sekitar lokasi proyek dapat dikatakan diperuntukkan untuk pembangunan
cukup memadai karena di sekitar lokasi perkebunan rakyat.
proyek telah ada mesjid, sekolah, Secara umum kondisi iklim
pesantren, puskesmas, pustu dan pasar. antara lain curah hujan, suhu,
Menurut kondisi lapangan penyinaran matahari, kelembapan,
bahwa lokasi perkebunan merupakan kecepatan angin sangat menentukan
perladangan masyarakat yang sebagian pertumbuhan dan produksi tanaman
telah pernah diusahakan namun terutama untuk tanaman kelapa sawit
ditinggalkan karena konflik. Dari segi (Haryono, 2014). Menurut data curah
peruntukan dalam RTRW Pemerintah hujan yang diambil pada Stasiun
Daerah Kabupaten Aceh Barat lokasi Meteorologi dan Geofisika Bandara
perkebunan merupakan penggunaan Nagan Raya daerah Aceh Barat memiliki

21
rata – rata curah hujan 300 – 326 mm menghambat pertumbuhan tanaman.
per bulan atau 3.600 – 3.900 mm per Disamping itu kelembapan yang tinggi
tahun dengan rata – rata hari hujan juga akan merangsang perkembang
15,3 – 15,7 hari per bulan atau 184 – biakan hama dan penyakit tanaman.
188 hari per tahun. Berdasarkan data Kelembapan lokasi sebesar 86 % tidak
tersebut menurut kreteria curah hujan menggangu pertumbuhan tanaman
Schmit dan Fergusson bahwa lokasi kelapa sawit (Pahan, 2010).
Aceh Barat termasuk Iklim “ A “ karena Pengukuran rata – rata
tidak didapati bulan kering atau bulan kecepatan angin berdasarkan data yang
yang curah hujannya kurang dari 60 diambil dari Stasiun Badan Meteorologi
mm. Selanjutnya menurut kreteria dan Geofisika Bandara Nagan Raya
Koppen lokasi Aceh Barat termasuk bahwa rata – rata kecepatan angin
lokasi “ Af “ karena curah hujan di atas maksimum ada di bulan Juni yaitu 40
60 mm sepanjang tahun (Tjasyono, knot sedangkan rata – rata kecepatan
2004). terendah ada pada bulan April dan
Berdasarkan data suhu udara Nopember yaitu 11 knot. Selain itu
yang diambil Stasiun Meteorologi dan sumber daya air, kualitas dan kuantitas
Geofisika Bandara Nagan Raya bahwa air, jenis dan cara perolehan, fluktuasi
suhu rata – rata bulanan 26,2 ºC, suhu potensial dan potensi sumber air,
rata – rata maksimum 31,4 ºC terjadi di keadaan daerah banjir, potensi air
bulan Mei dan suhu rata – rata tanah dan pola drainase yang akan
minimum 18,0 ºC terjadi di bulan direncanakan sangat penting bagi
Agustus. Dari data suhu yang diperoleh perencanaan perkebunan kelapa sawit.
dapat dikatakan bahwa suhu udara Dari lokasi proyek yang direncanakan
tidak bergitu berpengaruh terhadap didapati sungai ( Krueng ) dimana air
produktivitas tanaman kelapa sawit yang mengalir di sungai tersebut juga
yang akan dibudidayakan (Pahan, 2010). digunakan untuk mandi dan cuci
Berdasarkan data penyinaran masyarakat setempat.
matahari yang diambil dari Stasiun Penelitian jenis tanah di lakosi
Meteorologi dan Geofisika Bandara dilakukan dengan pengambilan sampel
Nagan Raya penyinaran rata – rata tanah dengan pemboran kedalaman 0 –
tahunan 51,9 %, penyinaran maksimum 30 Cm dan 30 – 60 Cm. Hasil
65,0 % dan penyinaran minimum 27,0 pengamatan langsung dilapangan
%. Penyinaran rata – rata 51,9 % setara maupun analisa di laboratorium Ilmu
dengan 6,5 jam per hari. Menurut Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Pahan (2010) tanaman kelapa sawit kan Syiah Kuala maka tanah di lokasi proyek
membutuhpernyinaran ideal 6,5 – 9 jam dapat diketegorikan senagai tanah
per hari, dengan demikian faktor Aluvial, Podsolik dan Organosol. Dari
penyinaran di Aceh Barat sebagai lokasi hasil analisa tanah yang dilakukan
proyek bukan merupakan kendala bagi dilihat bahwa pH tanah calon lokasi
budidaya tanaman kelapa sawit. proyek adalah 4,87 – 5,93. Nilai pH
Data kelembapan udara yang yang rendah tersebut merupakan ciri
diambil dari Stasiun Meteorologi dan tanah mineral podsolik. Kandungan N
Geofisika Bandara Nagan Raya bahwa total secara umum di daerah calon
kelembapan udara relatif 81 – 89 % proyek dapat dikatakan rendah sampai
dengan kelembapan rata – rata tahunan sedang. C/N ratio yang rendah
86 %. Pengaruh kelembapan udara menunjukkan bahwa lapisan tanah
terhadap tanaman adalah pada telah miskin dengan kandungan C-
kelembapan di atas 90 % transpirasi organik dan kandungan P2O5 rendah.
daun akan berkurang sehingga Kandungan Ca, K dan N yang rendah

22
menunjukkan bahwa kesuburan tanah TBM – III 26.339.924.000,-
di lokasi proyek adalah rendah. Hal ini 3 Investasi Non Tnmn
Pekerjaan Sipil 29.419.500.000,-
terlihat dari Nilai Tukar kation, ( NTK ) Gaji Pelaksana Proyek 6.385.200.000,-
dan kejenuhan basa ( KB ) yang rendah. 4 Fee Koperasi 2,5 % 5.073.171.000,-
Untuk itu perlu adanya rencana Jumlah 208.000.000.000,-
pemupukan yang berimbang dengan Biaya Per Ha 40.000.000,-
pemberian Urea, pupuk posfor dan KCl. Sumber : Data Primer (2012 diolah)
Dari hasil pengamatan dan
penelitian iklim dan lahan di lapangan Dalam perencanaan setiap
dan hasil analisa tanah yang anggota koperasi peserta mendapatkan
dikonversikan dengan tingkat 2 Ha kebun kelapa sawit siap panen
kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa dengan beban kredit Rp. 80.000.000,-
sawit yang dikeluarkan oleh BPP Medan atau Rp. 40.000.000,- per ha biaya
(Sutarta, dan Rahutomo, 2010) maka investasi kebun kelapa sawit dengan
tingkat kesesuaian lahan lokasi proyek dana kerjasama profit sharing. Tidak
atau daerah penelitian tergolong pada ada dana yang dikeluarkan petani
kesesuaian S1 (Sangat Sesuai), S2 sebagai penyertaan modal. Penyertaan
(Kesesuaian Sedang) dan S3 (Kesesuaian modal dari petani hanya berupa lahan.
Terbatas). Berdasarkan analisa tersebut Skim Kredit yang digunakan adalah pola
maka calon areal perkebunan kelapa investasi kerjasama pola profit sharing,
sawit secara keseluruhan dapat investasi jangka panjang tanpa bunga
dijadikan perkebunan kelapa sawit dengan jangka waktu 15 tahun.
hanya saja diperlukan berbagai
perbaikan kesuburan tanah diantaranya Asumsi yang Digunakan.
dengan pemberian pupuk yang sesuai Untuk menggambarkan hasil
anjuran. analisa yang moderat maka asumsi yang
digunakan dalam penyajian analisa
Unsur dan Pembiayaan Pembangunan keuangan adalah sebagai berikut :
Kebun Kelapa sawit Dari sisi Produksi.
Pembangunan perkebunan Produksi TBS dihasilkan pada tahun ke –
kelapa sawit yang dilaksanakan adalah 4 penanaman atau tahun ke – 5 proyek.
seluas 5.200 Ha yang pelaksanaannya Perkembangan produksi dari tahun ke
dilakukan sekaligus. Hal ini tahun meningkat sampai tahun ke 18.
memungkinkan untuk dilakukan karena Harga barang yang digunakan sebagai
rencana areal terletak di lima lokasi sarana produksi diambil pada bulan
dalam empat kecamatan. Secara April 2012 dengan tingkat upah yang
keseluruhan biaya investasi yang disesuaikan dengan tarip yang berlaku
dibutuhkan untuk pembangunan di lapangan bukan berdasarkan UMR.
perkebunan kelapa sawit Koperasi Tarip upah yang berlaku di lapangan
Perkebunan Temiga seluas 5.200 Ha diatas UMR yang ditetapkan
adalah sebagai berikut : pemerintah.

Tabel 3. Biaya Investasi Pembangunan Kebun Dari Segi Pemasaran.


Kelapa Sawit 5.200 Ha Harga jual TBS yang digunakan
N Uraian Jumlah (Rp) dalam perhitungan sebesar Rp. 1.350,-
o yang merupakan rata – rata harga TBS
1 Biaya Pra Investasi 4.836.717.000,-
2 Biaya Investasi Tnmn
dalam satu tahun terakhir ini. Dengan
TBM – 0 83.664.747.000,- trend harga 5 tahun terakhir ini dan
TBM - I 25.065.918.000,- perkiraan kebutuhan minyak sawit
TBM - II 27.214.824.000,- domestik dan internasional

23
diperkirakan harga TBS akan tembus Rp. BCR lebih besar dari 1 pada suatu
1.750,- pada tahun 2018 ketika kebun proyek yang direncanakan maka
mulai panen. proyek tersebut layak untuk
dilaksanakan karena proyek akan
Analisa Keuangan. memberikan output yang lebih besar
Analisa keuangan akan dari input yang dimasukkan.
menentukan apakah suatu proyek layak Internal Rate of Ratio ( IRR ).
untuk dibiayai secara finansial atau Dari perhitungan IRR diperoleh
tidak. Adapun parameter yang dianalisa 15,00 %. Perhitungan ini menunjukan
dan hasil analisanya adalah sebagai angka yang lebih besar dari suku bunga
berikut : dan inflasi yang diperkirakan. Dengan
Proyeksi Laba Rugi. demikian maka proyek layak untuk
Proyeksi laba rugi dilaksanakan.
menggambarkan kemampuan proyek Pay Bac kof Period.
untuk memberikan laba kepada petani Pada perhitungan Pay Back Of
selama proyek berjalan. Proyeksi laba Period dapat dilihat bahwa masa Pay
rugi menunjukkan bahwa setelah masa Back Of Period proyek adalah
produksi proyek memberikan laba antara tahun Ke – 8 ( Rp. –
positif sejak tahun pertama. Dari laba 39.514.506.000,- ) dan tahun Ke – 9 (
bersih ( Net Benefit ) dipotong 25 % Rp. 56.979.368.000,- ) atau selama 8
untuk cicilan atau pengembalian tahun 9 bulan. Masa Pay Back of Period
investasi. Tahun berikutnya dilanjutkan ini masih berada pada umur produktif
dengan pola profit sharing 50 : 50 tanaman, dengan demikian dapat
antara investor dan koperasi sampai disimpulkan bahwa proyek layak untuk
dengan masa akhir proyek atau tahun dilaksanakan.
ke 25.
Proyeksi Arus Kas. KESIMPULAN DAN SARAN
Proyeksi arus kas menunjukkan
perputaran dan keluar masuk uang yang Kesimpulan
diakibatkan kegiatan usaha. Selisih dari a. Proyek perkebunan kelapa sawit
kas masuk dan kas keluar menunjukkan Koperasi Perkebunan Temiga
kemampuan usaha untuk direncanakan dibangun di Aceh
mengakumulasi modal. Proyeksi arus Barat sebagai upaya revitalisasi
kas proyek menunjukkan bahwa kondisi perekonomian pasca konflik dan
arus kas cukup liquid sehingga proyek musibah gempa dan tsunami sektor
mampu menyelesaikan angsuran perkebunan rakyat komoditas
investasi di tahun Ke – 15 setelah kelapa sawit dengan luas lahan
produksi dengan cicilan sebesar 25 % 5.200 hektar di 5 kecamatan yaitu
dari pendapatan bersih. Kecamatan Sungai Mas, Woyla,
Net Present Value ( NPV ). Woyla Barat, Woyla Timur dan
Nilai NPV proyek dengan Arongan Lambalek.
discont faktor 12 % sesuai perkiraan b. Lahan yang direncanakan adalah
inflasi maksimum diperoleh Rp. lahan masyarakat anggota Koperasi
225.114.199.000,-. Angka ini Perkebunan Temiga yang berada
menunjukkan nilai positif, dengan pada tingkat Kesesuaian Lahan S-1,
demikian jika ditinjau dari analisa NPV S-2 dan S3 untuk komoditas kelapa
maka proyek layak untuk dilaksanakan. sawit, sehingga produksi yang
Net Benefit Cost Ratio ( Net BCR ). direncanakan merupakan rata –
Dari perhitungan Net BCR proyek rata produksi dari tiga tingkat
diperoleh angka 2,18. Dengan nilai Net keseuaian lahan tersebut.

24
c. Kelapa sawit dengan produk Haryono, Nur, 2014, Seputar Kelapa
unggulannya CPO dan KPO Sawit, Cara Menanam Kelapa
merupakan komoditi yang memiliki Sawit yang Benar, (http://www.
peluang pasar cukup baik ditingkat Distributor pupuk
domestik dan nasional. organik.com/2014/03/cara-
d. Analisa kelayakan menunjukkan menanam-kelapa-sawit-yang-
bahwa proyek layak untuk benar.html, diakses, Desember
dilaksanakan karena pada tingkat df 2014)
12 % diperoleh NPV Rp. Jumingan, 2011. Studi Kelayakan Bisnis.
225.114.199.000,-, B/C Ratio 2,18 Bumi Aksara. Jakarta
dan IRR 15,00 % serta Pay Back of Kashmir dan Jakfar. 2010. Studi
Period di tahun ke-8 Rp ( Kelayakan Bisnis. Kencana
39.514.506.000) dan tahun ke-9 Prenada Media. Grup. Jakarta
Rp.6.979.368.000. Selanjutnya Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa
proyek akan mampu Sawit, Manajemen Agribisnis
mengembalikan biaya investasi dari Hulu Hingga Hilir. Penebar
pada tahun ke-15 setelah masa Swadaya. Jakarta.
produksi dengan jumlah angsuran Pardamean, Maruli. 2008. Paduan
25 % dari pendapatan bersih Lengkap Pengelolaan Kebun dan
proyek. Pabrik Kelapa Sawit. Agromedia
e. Pembangunan perkebunan kelapa Pustaka. Jakarta.
sawit Koperasi Perkebunan Temiga Sipayung, Tungkot, 2013. Perkebunan
berpeluang besar dalam Kelapa Sawit Diklaim Sesuai
meningkatkan perekonomian Moratorium. Tempo Co Bisnis.
masyarakat di lima kecamatan (http://www.tempo.co/read/n
lokasi proyek karena masyarakat ews/2013/04/23/090475197
anggota koperasi sebagai pemilik /Perkebunan-Kelapa-Sawit-
kebun nantinya, sekaligus proyek Diklaim-Sesuai-Moratorium,
juga akan meningkatkan diakses 10 Mei 2013 ).
perekonomian daerah Kabupaten Sunarko, 2013. Petunjuk Praktis Budid
Aceh Barat. aya dan Pengolahan Kelapa S
awit. Agromedia Pustaka,
Saran Jakarta.
Diharapkan penelitian ini dapat Sutarta, E.S dan Rahutomo, S. 2010.
berguna dan menjadi bahan New Standart for FFB Yield of
pertimbangan yang positif bagi IOPRI’S Planting Materials
semua pihak dalam membantu Based on Land Suaitability Class.
Koperasi Perkebunan Temiga Medan. Indonesian Oil Palm
mengupayakan permodalan proyek Research Institute ( IOPRI)
pembangunan perkebunan kelapa Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi.
sawit ini. Cetakan Ke-2. IPB Press.
Bandung
DAFTAR PUSTAKA

25

You might also like