Penerapan Metode Pembelajaran Reflectivethinking Dengan Pendekatan Berorientasi Pertanyaan Dan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
[email protected] http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN REFLECTIVETHINKING


DENGAN PENDEKATAN BERORIENTASI PERTANYAAN DAN
BRAINSTORMING PADA MATA KULIAH MEKANIKA

Fajar Fitri1)
1
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
[email protected]

Abstract: Technology is developing very fast nowadays. It creates so many effects -


wether the effects are posssitive effects or negative effects. College students should have
the ability to choose, analyze, and filter the technology and its development so that it
affects their lifesinpossitiveway. Because of that, college students should have the
critical thinking skills so they can solve any kinds of problems in theirlifes. In
Mechanics, college students need to develop their ability to think how to solve the
problems of the evironments. The purpose of this research is to know and compare the
activism and the critical thinking skillsof the college students after they implemented the
Reflective Thinking learning method with an appproachment that oriented in question
and brainstorming in Mechanics. The method of this research is quasi experimental. The
sample of this research is college students of the Physics Education Program in first
semester of the 2015/2016 school year that were learning Mechanics. The research was
done in two classes,wich in each class was given a learning with Reflective Thinking.
Class A with an appproachment that oriented in questions and class B with
brainstorming. Observation was done to know the level of the activism and the critical
thinking skillsof the college students. The result of each class was compared to another
class so we could knowwich class that showed the greatest level of the activism and
critical thinking skills of the college students.Based on research, we could conclude that
the level of the critical thinking of the students in Reflective Thinking learning method
with an appproachment that oriented in question is higher than the students in critical
thinking skills learning method with an appproachment that oriented in brainstorming.
Meanwhile the level of the activism of the students in Reflective Thinking learning
method with an appproachment that oriented in brainstorming is higher than the students
in Reflective Thinking learning method with an appproachment that oriented in
question.

Key words : Reflective Thinking, activism, critical thinking.

PENDAHULUAN Ketiga, adanya perbedaan pengetahuan warga


Pada era teknologi seperti sekarang ini, negara. Supaya mahasiswa tidak tersesat dalam
kemampuan berfikir kritis mahasiswa sangat mengambil informasi yang tersedia begitu
penting. Kemampuan berfikir kritis diperlukan banyak, maka perlu dilakukan
oleh mahasiswa agar mereka mampu memilih, antisipasi. Kemampuan berfikir kritis dapat
menyesuaikan, dan mengambil kesimpulan diajarkan dan dilatih di dalam perkuliahan, oleh
terhadap berbagai permasalahan hidup yang karena itu perlu bagi dosen untuk mendesain
mereka hadapi dalam masyarakat.Menurut Potter perkuliahan dengan metode pembelajaran yang
(2010) ada tiga alasan keterampilan berpikir mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis
kritis diperlukan. Pertama,adanyaledakan mahasiswa.
informasi. Kedua, adanya tantangan global.
1
Penerapan Metode Pembelajaran. Fajar Fitri

Metode Reflective Thinkingadalah cara juga membuat kelompok mampu


penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan memformulasikan solusi terbaik yang mungkin
masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk bisa dilakukan.
dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari Pengertian berpikir kritis dikemukakan
pemecahan atau jawabannya oleh mahasiswa, oleh banyak pakar. Beberapa di antaranya
Sardiman (1991). Dengan metode Reflective menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis
Thinking, mahasiswa belajar memecahkan suatu adalah kemampuan untuk berpikir pada level
masalah menurut prosedur kerja metode yang kompleks dan menggunakan proses analisis
ilmiah.Sedangkan John Dewey menyatakan dan evaluasi, Gunawan (2003). Berpikir kritis
bahwa: “Pendidikan merupakan proses sosial melibatkan keahlian berpikir induktif seperti
dimana anggota masyarakat yang belum matang mengenali hubungan, manganalisis masalah yang
(terutama anak-anak) diajak ikut berpartisipasi bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat,
dalam masyarakat. Tujuan pendidikan adalah membuat kesimpulan dan mem-perhitungkan
memberikan kontribusi dalam perkembangan data yang relevan. Sedang keahlian berpikir
pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman deduktif melibatkan kemampuan memecahkan
dan pemecahan masalah yang berlangsung secara masalah yang bersifat spasial, logis silogis medan
reflektif (Reflective Thinking)”, Dahli Ahmad membedakan fakta dan opini. Keahlian berpikir
(2011). kritis lainnya adalah kemampuan mendeteksi
Metode pemecahan masalah dalam bias, melakukan evaluasi ,membandingkan dan
reflective thinking dapat diperoleh melalui mempertentangkan. Berfikir kritis (critical
berbagai cara. Diantaranya brainstorming dan thinking) sinonim dengan pengambilankeputusan
pendekatan berorientasi pada pertanyaan.Metode (decision making), perencanaan strategik
Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam (strategic planning), proses ilmiah (scientific
rangka menghimpun gagasan, pendapat, process), dan pemecahan masalah (problem
informasi, pengetahuan, pengalaman, solving).
darisemuapeserta, Fathurrohman (2007). Berbeda Keterampilan berpikir kritis dapat
dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditingkatkan dengan metode pembelajaran.
dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, Namun demikian, tidak semua metode
dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pembelajaran secara otomatis dapat
pada penggunaan metode Brainstorming meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hanya
pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. metode pembelajaran tertentu yang akan
Metode ini berdasarkan pendapat bahwa meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
sekelompok manusiadapat mengajukan usul lebih Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
banyak dari anggotany amasing-masing. Dalam keterampilan berpikir kritis, paling tidak
metode ini disajikan sebuah soal. Lalu para mengandung tiga proses, yakni:
peserta diajak untuk mengajukan ide apa pun 1. penguasaan materi,
mengenai soal itu, tidak peduli seaneh apa pun 2. internalisasi, dan
ide itu. Ide-ide yang aneh tidak ditolak secara 3. transfer materi pada kasus yang berbeda.
apriori, tetapi dianalisis, disintesis dan dievaluasi Mata kuliah Mekanika adalah mata
juga. Boleh jadi pemecahan yang tidak terduga kuliah yang wajib dipelajari oleh mahasiswa pada
yang akhirnya muncul”. program studi Pendidikan Fisika. Mata kuliah
Pendekatan berorientasi pertanyaan Mekanika harus dikuasai benar-benar oleh
memerlukan kelompok untuk mahasiswa Pendidikan Fisika karena mata kuliah
mempertimbangkan serangkaian pertanyaan agar ini mendasari mata kuliah-mata kuliah yang lain.
tetap berorientasi pada tujuan mereka, Annisa Di samping itu, mahasiswa program studi
Avianti (2010). Pertanyaan-pertanyaan dalam Pendidikan Fisika harus faham dan mampu
pendekatan ini disusun untuk membantu mengaitkan antara teori fisika dengan gejala-
kelompok mengidentifikasi isu-isu penting yang gejala alam dan isu-isu terkait lingkungan,
akan dipecahkan. Selain itu, pertanyaan tersebut sehingga ketika mereka bermasyarakat mampu
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
[email protected] http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

memberikan solusi atas berbagai permasalahan Tabel 1. DesainPenelitianReflective Thinking


lingkungan yang ada. Oleh karena itu perlu Kelas Treatmen Berfikir
mengembangkan metode pembelajaran Reflective Kritis
Thinking di dalam perkuliahan agar mahasiswa
dapat belajar mengatasi berbagai permasalahan A Berorientasi V
terkait lingkungan hidup secara diskusi Pertanyaan
berkelompok, sehingga kemampuan berfikir B Brainstorming V
kritis mereka dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas,peneliti
Instrumen dalam penelitian ini adalah
merasa perlu melakukan penelitian tentang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
penerapan metode pembelajaran Reflective
lembar pertanyaan/masalah, dan lembar
Thinking dengan pendekatan berorientasi
observasikemampuan berfikir kritis mahasiswa.
pertanyaan dan brainstorming pada matakuliah
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Fisika Dasar.
metode deskriptif kuantitatif. Data yang
diperoleh dari hasil observasi berfikir kritis
METODE PENELITIAN
mahasiswa dianalisis dengan membandingkan
Metode penelitian ini adalah Penelitian
antara kelas A yang menggunakan pendekatan
Kuasi Eksperimen. Terdapat dua kelas dalam
berorientasi pertanyaan dan kelas B yang
penelitian ini, satu kelas sebagai kelas
menggunakan pendekatan brainstorming.
eksperimen, kelas yang lain sebagaikelaskontrol.
Persentase Keberhasilan (PK) dihitung
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
berdasarkan jumlah skor yang dicapai
Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan.
dibandingkan dengan jumlah skor maksimum.
Sampel penelitian adalah mahasiswa Pendidikan
Persentase Keberhasilan keaktifan dan tingkat
Fisika UAD yang sedang menempuh matakuliah
berfikir mahasiswa pada kelas A dan B kemudian
Mekanika pada semester ganji ltahun ajaran
dibandingkan. Jumlah PK yang lebih tinggi dan
2015/2016.
signifikan menandakan bahwa kelas tersebut
Pada saat perkuliahan, mahasiswa
tingkat keaktifan dan tingkat berfikir
dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok.
mahasiswanya lebih tinggi.
Setiap kelompok terdiri atas lima orang
mahasiswa. Dosen memberikan perkuliahan
PersentaseKeberhasilan (PK) =
dengan metode Reflective Thinking di mana
mahasiswa mendapatkan tugas dari dosen untuk
memecahkan berbagai permasalahan agar dicari x 100%
solusinya secara berkelompok. Di dalam
memecahkan permasalahan, kelas A
menggunakan pendekatan berorientasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pertanyaan dan kelas B menggunakan Hasil observasi berfikir kritis mahasiswa
brainstorming. Desain penelitian digambarkan pada kelas A (dengan pendekatan berorientasi
seperti dalam tabel 1. pertanyaan) dapat digambarkan pada tabel 2.
Sedangkan pada kelas B (dengan
pendekatan brainstorming) hasil observasi
berfikir kritis mahasiswa dapat digambarkan pada
tabel 3.

3
Penerapan Metode Pembelajaran. Fajar Fitri

Tabel 2. Hasil observasi berfikir kritis mahasiswa pada kelas A


No. Indikator Skor pert. 1 Skor pert. 2 Skor pert. 3 Skor rata-rata
berfikir kritis
1. Merumuskan 28 30 30 29,3
masalah
2. Menganalisis 37 37 37 37
masalah
3. Mencari sumber 33 34 33 33,3
informasi untuk
memecahkan
masalah
4. Menerapkan 32 33 33 32,7
teori dalam
pemecahan
masalah
5. Memberikan 35 35 35 35
alasan yang
rasional
6. Mengevaluasi 35 36 35 35,3
setiap jawaban
7. Melakukan 23 25 25 24,3
penyelidikan
masalah
8. Membuat 40 39 40 39,7
kesimpulan
9. Mengambil 32 32 32 32
keputusan
dengan tepat
Rata-rata 32,8 33,4 33,3 34,7

Tabel 3. Hasil observasi berfikir kritis mahasiswa pada kelas B


No. Indikator berfikir Skor pert. 1 Skor pert. 2 Skor pert. 3 Skor rata-rata
kritis
1. Merumuskan masalah 12 12 12 12

2. Menganalisis 20 22 21 21
masalah
3. Mencari sumber 14 13 14 13,7
informasi untuk
memecahkan masalah
4. Menerapkan teori 11 10 11 10,7
dalam pemecahan
masalah
5. Memberikan alasan 25 27 27 26,3
yang rasional
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
[email protected] http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

No. Indikator berfikir Skor pert. 1 Skor pert. 2 Skor pert. 3 Skor rata-rata
kritis
6. Mengevaluasi setiap 17 18 18 17,7
jawaban
7. Melakukan 11 11 11 11
penyelidikan
terhadap masalah
8. Membuat kesimpulan 24 25 25 24,7

9. Mengambil 22 23 23 22,7
keputusan dengan
tepat
Rata-rata 17,3 17,9 18 14,7

Jika digambarkan di dalam grafik, maka dengan pendekatan berorientasi pertanyaan)


data observasi tingkat berfikir kritis rata-rata memiliki PK lebih tinggi dibandingkan
mahasiswa pada kelas A dan kelas B adalah pada mahasiswa pada kelas B (dilakukan pembelajaran
gambar 1. Reflektive Thinking dengan pendekatan
brainstorming).
45 Kelas A yang dilakukan pembelajaran
40 dengan metode Reflektive Thinking melalui
35 pendekatan berorientasi pertanyaan ternyata
kelas A membawa dampak mahasiswanya memiliki
30
(berorientasi
25 tingkat berfikir kritis lebih tinggi dibandingkan
Skor

pertanyaan)
20 dengan kelas B yang dilakukan pembelajaran
15 kelas B dengan metode Reflektive Thinking melalui
(brainstorming)
10 pendekatan brainstorming. Hal itu disebabkan
5 karena pada saat pembelajaran hal-hal yang
0 dijumpai pada kelas A ini adalah:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Mahasiswa membuat beberapa pertanyaan
Gambar. 1. terlebih dahulu sebelum melakukan diskusi,
Grafik Hasil Observasi Berfikir sehingga diskusi lebih terarah dan benar-
Kritis Mahasiswa pada Kelas A benar mencari solusi sesuai dengan fakta
dan B dan analisis terhadap fakta. Contoh
pertanyaan yang disusun mahasiswa
Berdasarkan data hasil observasi, diantaranya:
Persentase Keberhasilan (PK) berfikir kritis a. Fakta ini ditemukan di mana saja?
mahasiswa pada kelas A adalah 86,75%. b. Apa yang menyebabkan fakta itu
Sedangkan Persentase Keberhasilan (PK) berfikir terjadi?
kritis mahasiswa pada kelas B adalah 36,75%. c. Apakah selama ini sudah dilakukan
Berdasarkan perhitungan PK di atas, maka dapat solusi dan apakah sudah mengatasi
dibandingkan bahwa mahasiswa pada kelas A masalah?
(dilakukan pembelajaran Reflektive Thinking d. Mengapa permasalahan itu masih saja
muncul?
5
Penerapan Metode Pembelajaran. Fajar Fitri

2. Masing-masing anggota kelompok berusaha mereka bebas mengutarakannya tanpa takut


mencari jawaban dari pertanyaan tersebut disanggah dan ditentang anggota kelompok yang
sehingga diskusi lebih mendalam. lain. Hal ini ternyata yang membuat mahasiswa
3. Ketika mencari solusi dari permasalahan, lebih aktif berdiskusi.
solusi tidak asal saja tetapi berdasarkan Jika dilihat dari sisi ketepatan solusi
data-data yang mereka kumpulkan baik dari memang pada pendekatan berorientasi
sumber referensi maupun fakta-fakta yang pertanyaanlah yang lebih tepat. Namun, dari sisi
mereka gali. banyaknya pandangan dan pendapat serta diskusi
Adapun pada kelas B di mana kelas yang hidup, brainstorming lebih unggul.
mahasiswanya diberikan pembelajaran dengan Pada pendekatan brainstorming diskusi kelas
metode Reflective Thinking menggunakan lebih aktif sampai-sampai waktu pembelajaran
pendekatan brainstorming, mahasiswa ketika dirasa kurang oleh sebagian mahasiswa dan
berdiskusi tidak menggunakan arahan berupa sempat pembelajaran molor beberapa menit dari
pertanyaan-pertanyaan. Mahasiswa bebas jadwal yang seharusnya.
mengemukakan pendapat, usulan, maupun ide
sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan PENUTUP
masing-masing anggota. Setiap anggota Dari hasil penelitian dan pembahasan
dibebaskan berpendapat dan tidak ada satu dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
anggota lain pun yang diperbolehkan pembelajaran Reflective Thinkingdengan
menyanggah maupun menentang pendapat pendekatan berorientasi pertanyaan menjadikan
temannya. Setelah selesai berpendapat semua mahasiswa lebih mampu berfikir kritis
anggota kelompok, barulah dipilah dan dipilih dibandingkan dengan mahasiswa yang
pendapat kelompok yang disepakati oleh melakukan pembelajaran Reflective Thinking
mayoritas anggota. Hal inilah yang pada akhirnya dengan pendekatan Brainstorming pada
membuat mahasiswa tidak berfikir secara matakuliah Mekanika.
mendalam (berfikir kritis) karena pendapat tidak
digali dan dianalisis menggunakan metode DAFTAR PUSTAKA
berfikir secara kritis, hanya sebatas ide yang
melintas pada benak masing-masing anggota Annisa Avianti. 2010. Teknik Pemecahan
kelompok. Masalah dalam Kelompok Kecil. Bogor:
Sebaliknya, pada kelas A (berorientasi IPB.
pertanyaan) mahasiswa cenderung kurang aktif
dibandingkan dengan kelas B (brainstorming). Arikunto, Suharsimi, SuhardjonodanSupardi.
Hal ini dikarenakan, ketika diskusi diarahkan 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
dengan beberapa pertanyaan, ada beberapa Bumi Aksara.
anggota kelompok yang malas berfikir untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, justru ----------------------------------. 2006.
mereka lebih asik berbincang sendiri dengan ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPrakti
teman yang lain dan menggantungkan temannya k. Jakarta: RinekaCipta.
yang lebih tekun. Sedangkan anggota kelompok
Dahli Ahmad. 2011. Berfikir Reflektif.
yang tekun dan serius berdiskusi hanya beberapa
file:///D:/DOSEN/PENELITIAN/TEORI%
saja. Diskusi tampak lebih menegangkan, hanya
20REFLECTIVE%20THINKING/Dahli%
seperti sedang mengerjakan soal/tes yang
20Ahmad%20%20Berfikir%20Reflektif.ht
diberikan oleh dosen.
m. Diakses tanggal 13 Februari 2015.
Sedangkan pada kelas B (brainstorming),
mahasiswa tampak lebih menikmati diskusi. Hal Fathurrohman. P danSobry, S. (2007).
ini dikarenakan, mahasiswa bebas StrategiBelajarMengajar. Bandung: PT.
mengemukakan pendapatnya tanpa batasan RefikaAditama.
apapun. Apa yang muncul dalam benak mereka,
JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA
ISSN: 2355 – 7109
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
[email protected] http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning -----------------------------------------. 1991. Ilmu


Strategy Petunjuk Praktis untuk Pendidikan. Bandung: Remaja
Menerapkan Accelarated Learning. Rosdakarya.
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Sutisna. 2014. Macam-macam Metode
I Nengah Surata. 2013. Berpikir Kritis. Pembelajaran. Jakarta: Academia.
http://nengah235.blogspot.com/2013/03/ap http://www.academia.edu/6503141/MACA
a-itu-berpikir-kritis.html. diakses M-
November 2014. MACAM_METODE_PEMBELAJARAN.
diakses November 2014.
Munandar, Utami. (1985).
MengembangkanBakatdanKreativitasAnak Zainal Arifin. 2012. Penelitian Pendidikan dan
Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia. Paradigma Baru. Bandung: Rosda.

Potter, Mary Lane .2010. From Search to


Research:Developing Critical Thinking
Through Web Research Skills© 2010.
Washington: Microsoft Corporation.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar


Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

You might also like