To The Application of Lime and Chicken Manure)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.)
TERHADAP PEMBERIAN KAPUR DAN PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM

(Response Growth and Yield of Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.)
to the Application of Lime and Chicken Manure)

Yulianti 1), Jamzuri Hadie 2) dan ChatimatunNisa 2)


1)
Program Studi Magister Agronomi Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
2)
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Jl. A. Yani Km.36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

e-mail : [email protected]
Abstract
One type of popular corn now is sweet corn (Zea mays saccharata Sturt.). The high demand for
sweet corn is not balanced by productivity generated. One of the limiting factors in the development of
sweet corn on dry land is the low level of soil fertility. The application of lime and chicken manure are the
key to improving the fertility of dry land. This research aimed to analyze the effect of the interaction and
the single factor of the application of lime and chicken manure to the growth and yield of sweet corn on
dry land. Conducted in Hamparaya Village of Batumandi District, Balangan Regency of South
Kalimantan Province for three months, starting in August until November 2015. The design of
environment that used in this study is a group randomized design (GRD), while the design of treatment is
Split Plot Design. There are twelve treatment combinations were repeated three times so that there are 36
experimental plots, on each plot consisted of six plants sample so that the total number of samples was
216 plants. The results showed that the treatment interaction was not significant effect to the growth and
yield of sweet corn in Bonanza F1 varieties, but a single treatment of the application of lime in dose 1,5 t
ha-1 and chicken manure in dose 5 t ha-1 is the best treatment and able to enhance the growth and yield of
sweet corn on dry land.

Keywords : sweet corn, lime, chicken manure

Abstrak
Salah satu jenis jagung yang kini banyak digemari adalah jagung manis (Zea mays saccharata
Sturt.). Tingginya permintaan masyarakat akan jagung manis tidak diimbangi dengan produktivitas yang
dihasilkan. Salah satu faktor pembatas dalam pengembangan jagung manis di lahan kering adalah
rendahnya tingkat kesuburan tanah. Pemberian kapur dan pupuk kandang kotoran ayam merupakan kunci
untuk memperbaiki kesuburan lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
interaksi serta faktor pemberian kapur dan pupuk kandang kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil
jagung manis di lahan kering yang dilaksanakan di Desa Hamparaya, Kecamatan Batumandi, Kabupaten
Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan selama tiga bulan, dimulai bulan Agustus sampai November 2015.
Rancangan lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK),
sedangkan rancangan perlakuan adalah Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design). Terdapat dua belas
kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 36 petak percobaan, pada setiap
petak percobaan terdiri dari enam tanaman sampel sehingga jumlah seluruh sampel adalah 216 tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan interaksi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan dan hasil jagung manis varietas Bonanza F1, namun perlakuan pemberian kapur dosis 1,5 t
ha-1 dan pupuk kandang takaran 5 t ha-1 merupakan perlakuan terbaik serta mampu meningkatkan
pertumbuhan dan hasil jagung manis di lahan kering.

Kata kunci : jagung manis, kapur, pupuk kandang kotoran ayam

PENDAHULUAN sawah. Berdasarkan hasil evaluasi lahan pada


Penggunaan lahan pertanian di Indonesia skala eksplorasi untuk seluruh Indonesia
dari total luas lahan 64.783.523 ha (tidak diperoleh data bahwa lahan yang sesuai untuk
termasuk Papua dan Maluku) adalah untuk pertanian seluas 100,7 juta ha, terdiri dari 24,6
pekarangan, tegalan, padang rumput, dan juta lahan basah dan 25,3 juta lahan kering

108
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

(Mulyani, et al., 2003). Khusus lahan kering Bonanza F1 berpotensi menghasilkan produksi
yaitu perladangan secara keseluruhan di tongkol dengan kelobot 33-34,5 t ha-1.
Indonesia belum banyak berkembang dan Salah satu faktor pembatas
belum optimal dalam menghasilkan pangan pengembangan jagung manis di Indonesia
(Mulyoutami, et al., 2010). adalah terbatasnya lahan produktif akibat
Adanya perkembangan teknologi adanya alih fungsi lahan pertanian ke lahan
pemuliaan tanaman jagung yang semakin maju, dengan kesuburan tanah rendah. Sebagian tanah
maka telah banyak dilepas berbagai varietas di Kabupaten Balangan adalah tanah ultisol,
unggul. Salah satu jenis jagung yang kini dimana pada umumnya tanah ultisol memiliki
banyak digemari adalah jagung manis (Zea kejenuhan basa < 35%, pH tanah umumnya
mays saccharata Sturt.). Hal ini disebabkan agak masam hingga sangat masam, serta
karena jagung manis memiliki kelebihan memiliki kapasitas tukar kation yang tergolong
terhadap rasa yang lebih manis dibandingkan rendah. Pemberian kapur, bahan organik, dan
dengan jagung biasa. Selain itu umur pemupukan N, P, dan K merupakan kunci untuk
produksinya yang lebih genjah, sehingga sangat memperbaiki kesuburan lahan kering.
menguntungkan dari segi ekonomi bahkan dari Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara
segi kesehatan sangat baik karena mengandung yang diperlukan oleh tanaman, baik dengan
lemak yang rendah, kolesterol rendah, tanpa zat pupuk buatan maupun pupuk organik yang
aditif, serat tinggi, karbohidrat tinggi, vitamin diberikan melalui tanah (Putri, 2011).
tinggi, dan mengandung gula sukrosa yang Pupuk kandang kotoran ayam adalah
aman bagi penderita diabetes (Palungkun dan salah satu pupuk organik yang memiliki
Asiani, 2004). kandungan hara yang dapat mendukung
Permintaan masyarakat Indonesia akan kesuburan tanah, pertumbuhan mikroorganisme
sayuran termasuk jagung manis pada tahun di dalam tanah, dan memperbaiki struktur
2011 yaitu sekitar 87.336 ton (Pusat Kajian tanah. Menurut Mayadewi (2007) dan Nasahi
Hortikultura Tropika, 2011). Hal ini berdampak (2010), pupuk kandang memiliki sifat alami dan
pada kebijakan pemerintah untuk melakukan tidak merusak tanah.
impor jagung manis pada tahun 2011 yang Pupuk organik mengandung unsur hara
mencapai 4.178 ton (Direktorat Jenderal makro yang rendah tetapi juga mengandung
Hortikultura, 2011). Tingginya impor jagung unsur mikro dalam jumlah yang cukup yang
manis tersebut disebabkan karena rendahnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman
produktivitas jagung manis di Indonesia yang karena mempengaruhi sifat fisik tanah, sifat
rata-rata hanya sebesar 8,31 t ha-1 (Palungkun kimia, dan sifat biologi tanah, juga mencegah
dan Asiani, 2004). Menurut Apriyantoro (2012) erosi dan mengurangi terjadinya keretakan
produksi jagung manis khususnya varietas tanah (Sutanto, 2002).

109
Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

Disamping itu, salah satu faktor hasil jagung terbaik, dan 3). mengkaji pengaruh
penghambat meningkatnya produksi tanaman pupuk kandang kotoran ayam yang dapat
adalah karena adanya masalah keasaman tanah. meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung
Tanah masam memberikan pengaruh yang manis di lahan kering.
buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil
yang dicapai rendah. Untuk mengatasi METODOLOGI
keasaman tanah tersebut perlu dilakukan usaha Penelitian ini dilaksanakan di lahan
pemberian kapur ke dalam tanah. Pengapuran kering Desa Hamparaya, Kecamatan
bertujuan untuk meningkatkan derajat Batumandi, Kabupaten Balangan, Provinsi
kemasaman tanah. Selain itu, pengapuran juga Kalimantan Selatan. Desa Hamparaya
berfungsi menambah unsur kalsium yang sangat merupakan daerah berdataran rendah, dengan
diperlukan tanaman. ketinggian tanah dari permukaan laut berkisar
Kondisi lahan yang digunakan pada antara 3-110 meter dengan lereng 1-9% dan
penelitian ini memiliki tingkat kesuburan tanah kemiringan tanah antara 3-9%. Penelitian
yang sangat rendah. Namun demikian, lahan dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan Agustus
tersebut sudah pernah digunakan untuk sampai November 2015.
penelitian dengan aplikasi pemberian kapur Bahan yang digunakan dalam penelitian
untuk tanaman kedelai sehingga pada penelitian ini adalah: benih jagung manis varietas
ini dosis kapur yang diberikan tidak Bonanza F1, kapur dolomit, Furadan 3G, pupuk
ditingkatkan karena adanya asumsi bahwa kandang kotoran ayam, sedangkan alat yang
pemberian kapur pada penelitian terdahulu dipakai antara lain: cangkul, parang, garu,
masih berpengaruh terhadap sifat fisik dan meteran, papan plang/label, tugal, selang,
kimia tanah. Oleh karena itu diperlukan jangka sorong, leaf area meter, timbangan, dan
pengkajian tentang dosis pemberian kapur alat-alat tulis.
dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah di Rancangan lingkungan yang digunakan
lahan kering dan penentuan dosis/takaran pupuk dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
kandang yang tepat untuk menunjang Kelompok (RAK), sedangkan rancangan
pertumbuhan dan perkembangan serta hasil perlakuannya adalah Rancangan Petak Terpisah
tanaman jagung manis di lahan kering. (split plot design) yang terdiri dari dua faktor.
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Faktor pertama sebagai petak utama (mainplot)
menganalisis pengaruh interaksi pemberian adalah dosis kapur (K), terdiri atas 3 taraf,
kapur dan pupuk kandang kotoran ayam yaitu: 1 t ha (k1), 1,5 t ha (k2), dan 2 t ha-1
-1 -1

terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis (k3). Faktor kedua sebagai anak petak (subplot)
di lahan kering, 2). mengkaji pengaruh adalah takaran pupuk kandang kotoran ayam
pengapuran yang memberikan pertumbuhan dan (P), terdiri atas 4 taraf perlakuan, yaitu: tanpa

110
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

pupuk kandang (p0), 5 t ha-1 (p1), 10 t ha-1 (p2), kelobot per tanaman (g) dilakukan setelah
dan 15 t ha-1 (p3). Kedua faktor tersebut panen, panjang tongkol berisi (cm) dan
menghasilkan 12 kombinasi perlakuan. Masing- persentase panjang tongkol berisi (%),
masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali pengukuran dimulai dari pangkal tongkol
sehingga terdapat 36 petak percobaan dan setiap sampai ujung tongkol yang berisi, sedangkan
petak percobaan terdiri dari 6 tanaman sampel, perhitungan persentase panjang tongkol berisi
sehingga jumlah seluruh sampel adalah 216 dilakukan dengan perhitungan :
tanaman. Panjang tongkol berisi
Panjang tongkol
= Panjang tongkol x 100%
berisi
Pelaksanaan penelitian meliputi : keseluruhan

melakukan analisis tanah awal, dengan berat basah dan berat kering tanaman (g)
pengukuran terhadap pH tanah, unsur N, P, K, dilakukan setelah panen, indeks hasil panen
Ca, dan Mg, suhu tanah, dan kelembapan, merupakan hasil bagi antara hasil ekonomis
persiapan lokasi penelitian dengan dengan biomassa total tanaman (Sitompul dan
membersihkan lahan dari sisa tanaman dan Guritno, 1995) dilakukan setelah panen dengan
gulma secara manual, olah tanah, dan menggunakan rumus :
pembuatan petak percobaan, pengapuran, Indeks Panen =
Berat ekonomis
Berat biologis
aplikasi pemberian pupuk kandang, penanaman
benih, pemberian label, pemeliharaan tanaman dan hasil panen (t ha-1) dilakukan setelah panen
(penyiraman, penyiangan) dan panen. dengan cara menimbang tongkol tanpa kelobot
Pengamatan penelitian dilakukan setiap tanaman sampel, bobot tongkol tanpa
terhadap peubah tanaman yang diamati antara kelobot dari 4 tanaman sampel dirata-ratakan,
lain : tinggi tanaman (cm) umur 14 hari setelah kemudian dikonversikan ke hektar dan dihitung
tanam (hst) dan dilanjutkan setiap 7 hari sampai dengan rumus :
tanaman umur 49 hst, jumlah daun (helai)umur Hasil (t ha-1) = populasi x hasil rata-rata tanaman

45 hst atau pada saat tanaman mencapai Data hasil pengamatan diuji
pertumbuhan maksimum, luas daun (cm2)saat kehomogenannya menggunakan uji Bartlett,
tanaman mencapai pertumbuhan maksimum. kemudian dilanjutkan menggunakan analisis
Daun yang diukur pada daun ke tujuh atau ke ragam uji F. Jika pada perlakuan interaksi F
delapan dari tanaman sampel, diameter batang hitung lebih besar dari F tabel pada taraf
(cm)saat tanaman mencapai pertumbuhan kepercayaan 5% dan 1%, maka untuk
maksimum yang ditandai dengan munculnya mengetahui perbedaan antar perlakuan
bunga, diameter tongkol (cm)dilakukan setelah dilanjutkan dengan DMRT taraf 5%. Jika F
panen pada semua tanaman sampel, bobot hitung pada perlakuan dosis kapur atau takaran
tongkol berkelobot per tanaman (g) pupuk kandang kotoran ayam lebih besar dari F
dilakukansetelah panen,bobot tongkol tanpa tabel 5%, maka dilanjutkan uji BNT taraf 5%.

111
Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

HASIL DAN PEMBAHASAN Secara grafis perbedaan tinggi tanaman setiap


pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2.
Hasil Pengamatan Jumlah Daun dan Luas Daun
Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian kapur dan pupuk kandang
interaksi pemberian kapur dan pupuk kandang kotoran ayam tidak memberikan pengaruh yang
kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap nyata terhadap jumlah daun dan luas daun
tinggi tanaman jagung manis pada semua umur jagung manis. Pengaruh perlakuan yang sangat
pengamatan. Pengaruh perlakuan yang nyata nyata hanya terjadi pada faktor pemberian
hanya terjadi pada faktor pemberian kapur umur kapur pada peubah jumlah daun, sedangkan
49 hst dan pada faktor pemberian pupuk pemberian pupuk kandang kotoran ayam
kandang kotoran ayam umur 42 hst dan 49 hst. berpengaruh nyata terhadap peubah luas daun.
Hasil uji BNT pengaruh pemberian kapur Hasil uji BNT jumlah daun dan luas daun
terhadap tinggi tanaman jagung manis umur jagung manis dapat dilihat pada Tabel 3 dan
49 hst dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan Tabel 4.
hasil uji BNT pengaruh pupuk kandang kotoran Tabel 3 terlihat bahwa pemberian kapur
ayam terhadap tinggi tanaman jagung manis dolomit dosis 1,5 t ha-1dan 2 t ha-1merupakan
umur 42 hst dan 49 hst dapat dilihat pada perlakuan yang lebih baik dengan jumlah daun
Tabel 2. terbanyak yaitu 10,67 helai dan 10,13 helai.
Berdasarkan Tabel 1 pemberian kapur Tabel 4 terlihat bahwa perlakuan pupuk
pada dosis 1,5 t ha-1 dan 2 t ha-1mampu memacu kandang kotoran ayam 15 t ha-1 memberikan
pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan luas daun tertinggi, yaitu 441,69 cm2, tetapi
pemberian kapur dosis 1 t ha-1. Secara grafis tidak berbeda nyata dengan perlakuan 5 t ha-1
perbandingan tinggi tanaman setiap pengamatan dan 10 t ha-1masing-masing 388,21 cm2 dan
dapat dilihat pada Gambar 1. 414,31 cm2. Sebaliknya berbeda nyata dengan
Tabel 2 terlihat bahwa perlakuan perlakuan tanpa pemberian pupuk kandang,
pemberian pupuk kandang kotoran ayam yaitu 368,42 cm2 seperti yang ditampilkan pada
takaran 15 t ha-1lebih mampu memacu Gambar 3.
pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih tinggi Diameter Batang dan Tongkol
dibandingkan perlakuan lainnya, namun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan interaksi pemberian kapur dan pupuk kandang
pemberian pupuk kandang kotoran ayamtakaran kotoran ayam, maupun masing-masing faktor
5 t ha-1 dan takaran 10 t ha-1 dan berbeda nyata pupuk kandang kotoran ayam maupun kapur
dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang. tidak berpengaruh nyata terhadap diameter
batang dan diameter tongkol jagung manis.

112
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

Tabel 1. Hasil uji BNT pengaruh pemberian kapur terhadap tinggi tanaman jagung manis umur
49 hst

Umur Dosis Kapur (K) Tinggi Tanaman (cm)


-1
k1 (1 t ha ) 161,02 a
49 hst k2 (1,5 t ha-1) 185,77 b
k3 (2 t ha-1) 173,00 ab
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT taraf
5%

Tabel 2. Hasil uji BNT pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap tinggi tanaman jagung manis
umur 42 hst dan 49 hst

Takaran Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)


Kotoran Ayam (P) 42 hst 49 hst
p0 (tanpa pupuk kandang) 139,45 a 165,72 a
p1 (5 t ha-1) 156,03 ab 168,19 ab
p2 (10 t ha-1) 156,72 ab 174,31 ab
p3 (15 t ha-1) 170,92 b 184,83 b
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji BNT taraf 5%

Tabel 3. Hasil uji BNT pengaruh pemberian kapur terhadap jumlah daun jagung manis

Dosis Kapur (K) Jumlah Daun (helai)


-1
k1 (1 t ha ) 9,05 a
k2 (1,5 t ha-1) 10,67 b
k3 (2 t ha-1) 10,13 ab
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT
taraf 5%

Tabel 4. Hasil uji BNT pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap luas daun jagung manis

Takaran Pupuk Kandang Kotoran Ayam (P) Luas Daun (cm2)


p0 (tanpa pupuk kandang) 368,42 a
p1 (5 t ha-1) 388,21 ab
p2 (10 t ha-1) 414,31 ab
p3 (15 t ha-1) 441,69 b
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT
taraf 5%

113
Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

200 B

Tinggi Tanaman (cm)


C
150 A A 1 ton ha-1
100 B 1,5 ton ha-1

50 C 2 ton ha-1

0
14 21 28 35 42 49
Umur Tanaman (hst)

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis berdasarkan umur


pengamatan pada pemberian dosis kapur

200
D C
Tinggi Tanaman (cm)

150
B
A A 0 ton ha-1

100 B 5 ton ha-1


C 10 ton ha-1
50
D 15 ton ha-1
0
14 21 28 35 42 49
Umur Tanaman (hst)

Gambar 2. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis berdasarkan umur


pengamatan pada pemberian pupuk kandang kotoran ayam

460 D
Luas Daun (cm)

440
420 C
A 0 ton ha-1
400 B
380 A B 5 ton ha-1
360 C 10 ton ha-1
340 15 ton ha-1
320
D
49
Umur Tanaman (hst)

Gambar 3. Luas daun jagung manis berdasarkan umur pengamatan pada pemberian
pupuk kandang kotoran ayam

114
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

Bobot Tongkol Berkelobot Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan


dan Tanpa Kelobot
5 t ha-1, 10 t ha-1, dan 15 t ha-1mempunyai
Berdasarkan hasil analisis ragam panjang tongkol berisi yang lebih panjang
menunjukkan bahwa interaksi pemberian kapur dibandingkan perlakuan tanpa pupuk kandang.
dan pupuk kandang kotoran ayam tidak Walaupun secara statistik tidak
berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol berpengaruh nyata, persentase panjang tongkol
jagung manis baik yang berkelobot maupun berisi, pengaruh faktor pupuk kandang
tanpa kelobot. Pengaruh perlakuan yang nyata menunjukkan bahwa perlakuan 15 t ha-1
hanya terjadi pada faktor pemberian pupuk merupakan perlakuan dengan persentase
kandang kotoran ayam,sedangkan pada faktor panjang tongkol berisi tertinggi, yaitu 86,87%,
pemberian kapur tidak menunjukkan pengaruh sedangkan perlakuan tanpa pupuk kandang
yang nyata. Hasil uji BNT bobot tongkol merupakan perlakuan dengan persentase
jagung manis pada saat panen dapat disajikan panjang tongkol berisi terendah, yaitu 81,33%.
pada Tabel 5. Perlakuan pemberian kapur dolomit
Tabel 5 hasil bobot jagung berkelobot menghasilkan persentase panjang tongkol berisi
dan tanpa kelobot saat panen pengaruh faktor tertinggi pada dosis 1,5 t ha-1dengan nilai
pupuk kandang kotoran ayam menunjukkan 85,93%, dan persentase panjang tongkol berisi
bahwa perlakuan5 t ha-1, 10 t ha-1, dan 15 t ha-1 terendah pada dosis 1 t ha-1 dengan nilai
merupakan perlakuan yang mampu 82,73%.
menghasilkan bobot tongkol berkelobot dan Berat Basah dan Berat Kering Tanaman
tanpa kelobot yang lebih berat dibandingkan Berdasarkan hasil analisis ragam
perlakuan tanpa pupuk kandang. menunjukkan bahwa interaksi pemberian kapur
Panjang Tongkol Berisi dan pupuk kandang kotoran ayam tidak
dan Persentase Panjang Tongkol Berisi
berpengaruh nyata terhadap berat basah dan
Berdasarkan hasil analisis ragam berat kering tanaman jagung manis. Pengaruh
menunjukkan bahwa interaksi pemberian kapur tidak nyata terjadi pada faktor pemberian pupuk
dan pupuk kandang kotoran ayam tidak kandang, sedangkan pada faktor pemberian
berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol kapur menunjukkan pengaruh yang nyata
berisi maupun persentase panjang tongkol (Tabel 7).
berisi. Pengaruh perlakuan yang nyata hanya Indeks Panen
pada panjang tongkol berisi terjadi pada faktor Hasil analisis ragam menunjukkan
pemberian pupuk kandang (Tabel 6), sedangkan bahwa interaksi pemberian kapur dan pupuk
pada faktor pemberian kapur tidak kandang kotoran ayam, serta masing-masing
menunjukkan pengaruh yang nyata. faktor pupuk kandang maupun kapur tidak
berpengaruh nyata terhadap indeks panen.

115
Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

Tabel 5. Hasil uji BNT pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap bobot tongkol berkelobot dan
tanpa kelobot jagung manis

Takaran Pupuk Kandang Kotoran Bobot Tongkol Bobot Tongkol Tanpa


Ayam (P) Berkelobot (g) Kelobot (g)
p0 (tanpa pupuk kandang) 328,06 a 248,61 a
p1 (5 t ha-1) 366,39 ab 279,72 ab
p2 (10 t ha-1) 392,50 ab 281,1 ab
p3 (15 t ha-1) 418,75 b 322,78 b
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji BNT taraf 5%

Tabel 6. Hasil uji BNT pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap panjang tongkol berisi jagung
manis

Takaran Pupuk Kandang Kotoran


Panjang Tongkol Berisi (cm)
Ayam (P)
p0 (tanpa pupuk kandang) 16,26a
p1 (5 t ha-1) 17,09ab
p2 (10 t ha-1) 17,71ab
p3 (15 t ha-1) 19,06b
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT taraf
5%

Tabel 7. Hasil uji BNT pengaruh pemberian kapur terhadap berat basah dan berat kering jagung
manis

Dosis Kapur (K) Berat Basah (g) Berat Kering (g)


-1 a
k1 (1 t ha ) 491,12 302,15a
k2 (1,5 t ha-1) 613,13b 355,34b
k3 (2 t ha-1) 554,97ab 308,54a
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji BNT taraf 5%

Hasil Panen Berkelobot dan Tanpa Kelobot berkelobot dan tanpa kelobot jagung manis
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa disajikan pada Tabel 8 yang menunjukkan
interaksi pemberian kapur dolomit dan pupuk bahwa perlakuan 15 t ha-1 memberikan hasil
kandang kotoran ayam tidak berpengaruh nyata panen lebih tinggi dibandingkan perlakuan
terhadap hasil panen jagung manis baik yang tanpa pupuk kandang, namun tidak berbeda
berkelobot maupun tanpa kelobot. Pengaruh nyata dibandingkan perlakuan 5 t ha-1 dan
perlakuan yang nyata hanya terjadi pada 10 t ha-1.
pemberian pupuk kandang kotoran ayam, Walaupun secara statistik tidak berbeda
sedangkan pada pemberian kapur dolomit tidak nyata, pemberian kapur dolomit dosis 1,5 t ha-1
menunjukkan pengaruh yang nyata. Hasil panen merupakan perlakuan yang memberikan hasil

116
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

Tabel 8. Hasil uji BNT pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap hasil panen berkelobot dan
hasil panen tanpa kelobot jagung manis

Takaran Pupuk Kandang Kotoran Hasil Panen Berkelobot Hasil Panen Tanpa
Ayam (P) (g) Kelobot (g)
p0 (tanpa pupuk kandang) 13,67 a 10,00 a
p1 (5 t ha-1) 15,27 ab 11,66 ab
p2 (10 t ha-1) 15,81 ab 11,69 ab
p3 (15 t ha-1) 17,98 b 13,48 b
Keterangan : Angka-angka yang berskrip atas sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
menurut uji BNT taraf 5%

panen berkelobot dan tanpa kelobot tertinggi pemberian pupuk kandang kotoran ayam
-1 -1
masing-masing sebesar 16,66 t ha dan 12,38 t takaran 15 t ha secara umum dapat
-1
ha , sedangkan perlakuan yang memberikan meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman
hasil terendah terdapat pada perlakuan kapur jagung manis pada semua umur pengamatan,
dolomit dosis 1 t ha-1 masing-masing sebesar hal ini diduga karena semakin tinggi dosis
-1 -1
14,54 t ha dan 11,09 t ha . pupuk kandang kotoran ayam yang diberikan
residunya semakin tinggi sehingga kandungan
Pembahasan unsur hara yang tersedia juga relatif lebih tinggi
Interaksi perlakuan pemberian kapur dibandingkan pelakuan tanpa pupuk kandang.
dolomit dan pupuk kandang kotoran ayam tidak Tersedianya unsur hara dalam tanah
berpengaruh nyata terhadap semua peubah menyebabkan pertumbuhan tanaman akan lebih
pertumbuhan dan hasiljagung manis yang baik. Sesuai dengan pendapat Nurtika (2004),
diamati. Hal ini diduga kedua faktor perlakuan bahwa semakin tinggi takaran pemberian pupuk
saat itu belum bersinergi, karena ada salah satu kandang kotoran ayam yang dapat menyediakan
faktor yaitu kapur dolomit mekanisme kerjanya unsur hara bagi pertumbuhan tanaman akan
tidak optimal. Tidak optimalnya mekanisme semakin baik.
kerja kapur dolomit karena saat pemberian Pemberian pupuk kandang kotoran ayam
kapur tersebut bertepatan dengan musim juga merupakan perlakuan yang terbaik dalam
kemarau dan ketersediaan air untuk memacu meningkatkan pertumbuhan jumlah daun, luas
mekanisme kerja kapur sangat kurang, hal ini daun, diameter batang, diameter tongkol,
diduga menyebabkan efek pemberian kapur panjang tongkol berisi, dan persentase panjang
dolomit pada penelitian ini tidak begitu nyata. tongkol berisi jagung manis. Peubah jumlah
Faktor perlakuan pupuk kandang kotoran daun dan luas daun ini, tampaknya
ayam berpengaruh nyata terhadap tinggi mengindifikasikan bahwa pupuk kandang
tanaman jagung manis umur 42 hst dan 49 hst. kotoran ayam dapat menyediakan kebutuhan
Hasil uji BNT 5% menunjukkan bahwa hara makro utamanya N, P dan K yang lebih

117
Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

baik, sehingga dapat mendukung pertumbuhan hara N, P, dan K sangat berperan dalam
vegetatif jagung manis yang lebih baik pula. pertumbuhan vegetatif tanaman. Sejalan dengan
Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan pendapat Lingga (1992), pada fase vegetatif
Marsono (2002) dan Sutedjo (2002), bahwa yaitu tingkat pertumbuhan tanaman dari bibit
unsur nitrogen (N) sangat penting dan menjadi tanaman dewasa, tanaman lebih banyak
merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan memerlukan nitrogen untuk membentuk bagian
vegetatif tanaman karena dapat merangsang tubuh tanaman seperti akar, batang, dan daun.
pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya Fosfor (P) berperan untuk pembentukan
akar, batang, cabang, dan daun. Menurut sejumlah protein tertentu, berperan dalam
Laegreid et al. (1999), ketersediaan unsur fotosintesis dan respirasi sehingga sangat
nitrogen adalah penting pada saat pertumbuhan penting untuk pertumbuhan tanaman
tanaman, karena nitrogen berperan dalam keseluruhan, selain itu berperan penting
seluruh proses biokimia di tanaman. memperbaiki sistem perakaran tanaman
Berdasarkan hasil uji BNT 5% diketahui (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Adapun
bahwa pemberian pupuk kandang kotoran ayam kalium berkaitan dengan fungsinya memacu
-1
5 t ha merupakan perlakuan terbaik terhadap proses fotosintesis pada daun. Fotosintesis
jumlah daun dan luas daun jagung manis. Hal meningkat maka meningkat pula energi yang
ini karena unsur hara yang terdapat dalam dihasilkan dan energi tersebut dimanfaatkan
pupuk kandang kotoran ayam telah mampu tanaman untuk pertumbuhannya (Sarief, 1986).
memacu pertumbuhan vegetatif jagung manis Meningkatnya dosis pupuk kandang
terutama pertumbuhan daun. Sarief (1986), kotoran ayam dapat meningkatkan konsentrasi
menyatakan bahwa pupuk kandang akan hara dalam tanah, terutama N, P dan K serta
menaikkan daya menahan air dan mengaktifkan unsur lainnya. Selain itu, pupuk kandang juga
mikroorganisme yang bermanfaat bagi dapat memperbaiki tata udara dan air tanah.
kesuburan tanah, dengan meningkatnya Dengan demikian, perakaran tanaman akan
kesuburan tanah maka pertumbuhan tanaman berkembang dengan baik dan akar dapat
akan dapat berlangsung dengan baik. Daun menyerap unsur hara yang lebih banyak,
berfungsi sebagai organ fotosintesis, terutama unsur hara N yang akan meningkatkan
meningkatnya luas daun tidak terlepas dari pembentukan klorofil, sehingga aktivitas
ketersediaan unsur hara yang diabsorpsi fotosintesis lebih meningkat dan dapat
tanaman seperti N, Mg, Fe, dan Mn yang salah meningkatkan ekspansi luas daun (Pangaribuan
satu fungsinya sebagai pembentuk klorofil. dan Pujisiswanto, 2008).
Meningkatnya luas daun jagung manis Pemberian kapur dolomit ternyata juga
pada setiap perlakuan karena pemberian pupuk dapat membantu menyediakan nitrogen pada
kandang kotoran ayam yang mengandung unsur tanah, sesuai dengan pernyataan Hakim, et al.

118
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

(1986), bahwa dengan pemberian kapur maka Demikian pula untuk peubah panjang tongkol
pH tanah menjadi lebih tinggi dan hal ini akan berisi dan persentase panjang tongkol berisi,
meningkatkan aktivitas nitrifikasi jasad mikro indeks hasil panen, dan hasil panen. Hal ini
yang pada akhirnya akan menyediakan nitrogen sejalan hasil penelitian Ikhsan (2014) bahwa
bagi tanah. Begitu pula untuk pemberian kapur pemberian kapur dosis 1,5 t ha-1 mampu
dolomit 1,5 t ha-1 diperoleh luas daun 444,64 meningkatkan hasil kedelai sebesar 1,67 t ha-1.
cm2, dan jumlah daun 10,67 helai lebih tinggi Hasil yang diperoleh tersebut lebih tinggi
-1
dari pada perlakuan 2,0 t ha , yaitu luas daun dibandingkan hasil realisasi luas tanam, luas
399,14 cm2, dan jumlah daun 10,13 helai. Hal panen, dan produktivitas Dinas Pertanian
ini disebabkan semakin tinggi dosis kapur yang Tanaman Pangan Kabupaten Balangan.
diberikan akan menghambat pertumbuhan Hasil tanaman sangat ditentukan oleh
tanaman. produksi biomassa saat masa pertumbuhan
Menurut Agustina (1990) ketersediaan tanaman dan pembagian biomassa pada bagian
hara untuk tanaman selayaknya berada dalam yang dipanen (Sitompul dan Guritno, 1995).
batas yang cukup, sehingga mampu mendukung Pada saat pertumbuhan, diduga pemberian
pertumbuhan dan hasil yang optimal. pupuk kandang kotoran ayam mampu
Selanjutnya Sutedjo (2002) menambahkan meningkatkan kemampuan daun untuk
bahwa bila unsur hara yang diberikan terlalu memproduksi fotosintat yang lebih banyak dan
tinggi atau telah melebihi batas optimal, maka ini dapat dialokasikan pada organ produksi
hasil yang diperoleh akan menurun. (buah) untuk berkembang lebih baik dengan
Berdasarkan hasil uji BNT taraf 5%, hasil yang lebih tinggi.
pemberian kapur dosis 1,5 t ha-1dan pupuk Hasil penelitian ini (12,38 t ha-1 dan
kandang kotoran ayam takaran 5 t ha-1 16,66 t ha-1) lebih tinggi bila dibandingkan
merupakan perlakuan terbaik dalam dengan target produksi Dinas Pertanian
meningkatkan pertumbuhan jagung manis Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan
dibandingkan taraf perlakuan lainnya. Hal ini dan Perikanan Kabupaten Balangan Tahun
karena taraf perlakuan tersebut mampu 2015, yaitu sebesar 4,5 t ha-1. Namun hasil ini
memberikan kebutuhan unsur hara yang cukup masih berada di bawah kisaran target
untuk pertumbuhan jagung manis. produksi Kementerian Pertanian dan deskripsi
Hasil uji BNT taraf 5% menunjukkan jagung manis varietas Bonanza F1.Hal ini
bahwa pemberian pupuk kandang kotoran ayam diduga karena faktor iklim yaitu curah
-1 -1
5 t ha dan kapur dolomit 1,5 t ha merupakan hujan saat pelaksanaan penelitian berlangsung
taraf perlakuan terbaik dalam meningkatkan kurang mendukung untuk pertumbuhan dan
bobot tongkolberkelobot dan tanpa kelobot, hasil jagung manis yang optimal, dengan
berat basah, dan berat kering jagung manis. demikian pemberian kapur dolomit dan

119
Yulianti, Jamzuri Hadie dan Chatimatun Nisa, Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis…

pupuk kandang kotoran ayam diduga tidak pernah diberi kapur dolomit serta pupuk
dapat bekerja secara optimal karena kandang kotoran ayam dengan dosis yang
ketersediaan air yang terbatas. lebih besar dari yang sudah diteliti.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 1990. Dasar Nutrisi Tanaman.


Simpulan
Rineka Cipta. Jakarta.
1. Interaksi perlakuan pemberian pupuk
Apriyantoro, A. 2012. Analisis Sensori untuk
kandang kotoran ayam dan kapur dolomit
Industri Pangan dan Agro. IPB-Press.
tidak berpengaruh nyata terhadap semua Bogor.
peubah pengamatan jagung manis.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2011. Volume
2. Perlakuan kapur dolomit dosis 1,5 t ha-1 Impor dan Ekspor Sayuran Tahun 2011
(http://hortikultura.deptan.go.id/).
pada lahan kering dapat meningkatkan
Diaksespada 8 Juni 2015.
pertumbuhan dan hasil jagung manis serta
Hakim, N, M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G.
merupakan perlakuan terbaik dari semua
Nugroho, M.R. Soul, M. Amin Dhina,
peubah pengamatan. Go Ban Hong dan H.H. Bailey. 1986.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas
3. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam
Pertanian. Universitas Lampung.
takaran 5 t ha-1 pada lahan kering dapat Lampung.
meningkatkan pertumbuhan vegetatif (tinggi
Ikhsan, M. 2014. Peningkatan Pertumbuhan
tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter dan Hasil Tiga Varietas Kedelai Melalui
Pemberian Kapur di Lahan Kering di
batang) dan generatif (bobot tongkol
Desa Hamparaya Kecamatan Batumandi
berkelobot dan tanpa kelobot, panjang Kabupaten Balangan. Tesis. Program
Pascasarjana. ULM. Banjarbaru.
tongkol berisi dan persentase panjang
tongkol berisi, diameter tongkol, bobot Kaderi, H. 1998. Gejala Keracunan dan Kahat
Unsur Hara Pada Tanaman Padi. Badan
kering tanaman, indeks hasil panen, dan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
hasil panen) tanaman jagung manis varietas Buletin Teknik Pertanian III (I): 5-7.
Bonanza F1.
Laegreid, M., O.C. Bockman, and O. Kaarstad.
Saran 1999.Agriculture, Fertilizers and the
Environment. Norsk Hydro ASA:CABI
1. Untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil
Publishing.
jagung manis yang terbaik di lahan kering
Lingga, P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk.
disarankan menggunakan kapur dolomit
Penebar Swadaya. Jakarta.
1,5 t ha-1 dan pupuk kandang kotoran ayam
Lingga, P.dan Marsono. 2002. Petunjuk
5 t ha-1.
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan di lahan Jakarta.
kering pada tanah yang benar-benar belum

120
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 2, Desember 2016 : 108-121

Mayadewi, A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Putri, H. A. 2011. Pengaruh Pemberian


Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik
Pertumbuhan Gulma Hasil Jagung Manis. Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih
Agritrop, 26 (4) : 153-159 ISN: 0215 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
8620. Tanaman Jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt.). Skripsi. Fakultas
Mulyani, A., F. Agus, dan Subagyo. 2003. Pertanian. Universitas Andalas. Padang.
Penggunaan Lahan Pertanian dan Arah
Pengembangan ke Depan. Pusat Rosmarkam, A., N. W. Yuwono. 2002. Ilmu
Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Agroklimat (Dimuat Pada Tabloid Sinar
Tani, 2 Juli 2013). Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan
Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
Mulyoutami, E., M. v. Noordwik, N. Bandung.
Sakuntaladewi, F.Agus. 2010.
Perubahan Pola Perladangan : Pergeseran Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian
Persepsi Mengenai Para Peladang di Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Indonesia. Bogor. Indonesia. World
Agroforestry Centre-ICRAF, SEA Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara
Regional Office. pp. 101. Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Nasahi, M., S.Ceppy. 2010. Peran Mikrobia
dalam Pertanian Organik. Jurusan Hama
dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran.
Bandung.

Nurtika, N. 2004. Penggunaan Pupuk NP Cair


dan NPK (15-15-15) untuk
Meningkatkan Hasil dan Kualitas Buah
Tomat Varietas Oval. Jurnal
Hortikultura. Vol 14 (4) : 253-257.

Palungkun, R. dan B. Asiani. 2004. Sweet


Corn–Baby Corn: Peluang Bisnis,
Pembudidayaan dan Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. pp.
80.

Pangaribuan, D., H. Pujisiswanto. 2008.


Pemanfaatan Kompos Jerami Untuk
Meningkatkan Produksi dan Kualitas
Buah Tomat. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi-II 2008.
Universitas Lampung. 17-18 November
2008. Bandar Lampung.

Pusat Kajian Hortikultura Tropika. 2011.


Konsumsi per Kapita Hortikultura
(http://www.pkht.or.id). Diaksespada 8
Juni 2015.

121

You might also like