321-Article Text-645-1-10-20180321
321-Article Text-645-1-10-20180321
321-Article Text-645-1-10-20180321
p-ISSN 1907-1914
e-ISSN 2503-4251
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the marketing mix strategy that has been applied by
the company in its business development, to analyze the internal and external environment
condition faced by PT Satwa Unggul, to formulate the best alternative marketing strategy of
PT Satwa Unggul by considering the company environment to be able to compete in the
market. The data collected are primary and secondary data that are qualitative. The research
method used in this study is primary data obtained from recording and direct interviews with
leaders, employees, and customers. Secondary data is obtained from the report where the
company jemen and literature in the form of library materials taken from previous research.
The marketing mix strategy being carried out by the company concerning the product strategy
(brand awareness on the brand), pricing strategy (discounted price), distribution strategy (three
distribution patterns), and promotion strategy (animal inspection and free extension services)
can assessed to have successfully accommodate the needs of customers with various facilities
and company benefits. Based on internal environmental analysis with Descriptive Analysis can
be seen that PT Satwa Unggul has a strong internal position. This means the company has been
able to use its strengths and overcome its weaknesses quite well. Company's strengths include:
affordable prices, good product quality, specialized workforces, sales with personal selling,
and sales targets for large farmers. While the weakness of the company in the form: strong
influence of leadership, capital limitations, delay in delivery time, no exclusive contract with
customers, and the absence of R & D activities. Based on the analysis of the external
environment with Descriptive Analysis, it can be seen that PT Satwa Unggul also has a strong
external position, because it has been able to take advantage of opportunities and can handle
the threat quite well .
PENDAHULUAN
Pengembangan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian
yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Salah satu pembangunan di subsektor
peternakan yang pada saat ini sedang digiatkan adalah pemenuhan gizi masyarakat yang
berasal dari protein hewani. Protein tersebut dapat diperoleh dari daging. Daging merupakan
produk peternakan yang banyak disukai oleh masyarakat, karena daging banyak mengandung
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein hewani, air, mineral, energi dan vitamin.
Ternak yang mengandung gizi dan dapat bermanfaat bagi manusia tentunya harus
memiliki kualitas gizi yang baik. Ternak yang baik memiliki ciri-ciri, antara lain tidak pucat,
warna merah segar, daging berisi dan tidak berbau. Kelayakan daging yang dikonsumsi harus
diperhatikan, baik dilihat dari kandungan gizinya atau aman tidaknya daging itu dikonsumsi
oleh masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penularan penyakit berbahaya
seperti antraks pada sapi ataupun flu burung yang menyerang unggas.
Internal
4. Gambaran Umum Perusahaan : Laporan Berkala
Lokasi perusahaan.
Manajemen Wawancara dengan
Organisasi dewan direksi dan
5. Sumber Daya Perusahaan stafnya.
6. Strategi yang dijalankan perusahaan saat ini Kuisioner yang ditujukan
7. Informasi faktor Internal dan Eksternal pada dewan direksi.
Strategi Produk
Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan meliputi strategi keputusan atribut
produk, kemasan dan pelabelan produk. Strategi ini lebih banyak berhubungan dengan
pengelolaan produk sebelum maupun pada saat produk yang bersangkutan berada dipasar.
Strategi brand image untuk merek produk digunakan oleh perusahaan untuk memberi ingatan
Strategi Harga
Strategi harga merupakan strategi yang penting bagi manajemen. PT Satwa Unggul
menetapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit yang
disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari perusahaan lain. Harga yang dijual relatif
sama dengan produsen lain, tapi perusahaan dapat memadukan strategi harga dengan strategi
promosi denganmemberikan potongan harga, jika pelanggan membeli dengan cara tunai atau
membeli dalam jumlah besar. Tingkat perbandingan beberapa produk perusahaan berdasarkan
perbandingan harganya dengan perusahaan kompetitor dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Perbandingan Harga Jual Produk PT Satwa Unggul dengan Kompetitornya Tahun
2015
PT Satwa Unggul Kompetitor A Kompetitor B Kompetitor C
(PT Agro Makmur) (PT Medion) (PT Mensana)
Harga Harga Harga Harga
Nama Nama Nama Nama
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Produk Produk Produk Produk
/sachet /sachet /sachet /sachet
Boster 10 750 K-Kablet 8 300 Aminovit 9 800 GG-Stim 10 400
Digeston 14 000 Albenda 13 000 Coxy 10 000 Vermipzol 18 500
Dinabro 14 000 Chictonik 13 000 C-Ekitor 15 000 Fortevit 14 500
Dnamycin 33 250 Enroflo 37 950 Stimulant 38 500 Erysuprim 35 200
Dinazol 21 500 Koleridin 26 500 Ampicol 25 200 Hipralona 39 600
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa beberapa produk PT Satwa Unggul dijual
jauh lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis dengan nama yang berbeda dari
kompetitornya. Akan tetapi, walaupun nama produk berbeda, namun fungsi obat tersebut sama.
Produk Dnamycin merupakan obat infeksi anti CRD dan SNOT dijual dengan harga lebih
murah dengan harga yang ditetapkan oleh kompetitornya. Obat anti kolera dan coli dengan
merek Dinazol dijual perusahaan dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan obat
sejenis lainnya. Obat antibiotika antisiklina dengan merek Vetmacol dijual perusahaan dengan
harga relatif lebih murah.
Namun demikian, beberapa produk perusahaan dijual dengan harga sedikit lebih mahal
sebagai transfer profit karena produk tersebut tingkat permintaannya tidak terlalu tinggi atau
bahkan obat dijual dengan harga lebih mahal karenamemiliki kualitas yang sangat baik, seperti
multivitamin dengan merek Boster yang dijual sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan
produk sejenis.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan beberapa konsumen yang ditemui oleh peneliti,
yang menyatakan bahwa PT Satwa Unggul memiliki harga jual produk yang cukup baik. Harga
jual beberapa produk cukup kompetitif, sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan produk
sejenis yang diproduksi oleh perusahaan lain.
Konsumen memiliki bargaining position yang kuat dibandingkan dengan produsen.
Hal tersebut disadari karena jumlah produsen obat hewan yang banyak jika dibandingkan
dengan jumlah peternak sebagai konsumen relatif tetap dari tahun ke tahun.
Strategi Distribusi
Strategi distribusi dapat digunakan untuk melihat konsistensi perusahaan dalam sebuah
industri. Semakin banyak produknya beredar, semakin mudah konsumen mendapatkannya,
maka semakin mudah merek produk tersebut masuk kedalam ingatan konsumen. PT Satwa
Unggul menggunakan penyebaran sales penjualan dan dokter hewan kepeternakan-peternakan
terdekat untukmemberikan penyuluhan, melakukan pendekatan individu dalam menyebarkan
produknya.
Pemasaran dengan pendekatan pribadi (personal selling) menjadi keunggulan bagi
perusahaan. Hal tersebut direspon secara positif oleh konsumen, karena konsumen dapat
memperoleh informasi yang jelas mengenai penggunaan obat hewan. Sales sudah cukup
menguasai materi tentang produk dan mengetahui sedikitnya tentang perkembangan
peternakan di Indonesia. Sales penjualan selalumencari peternakan-peternakan lain yang belum
ia datangi untuk memasarkan produk perusahaan. Sales dilengkapi dengan fasilitas kendaraan
bermotor roda dua untuk membantu pekerjaannya.
Namun demikian, perusahaan juga memiliki kelemahan dalam hal keterlambatan waktu
pengiriman (time lag). Hal tersebut dapat dilihat dari waktu pengantaran yang sering terlambat.
Hal tersebut dirasa sangat merugikan konsumen, karena mereka seringkali harus menunggu
barang pesanannya. Hal itu sudah disadari oleh pihak perusahaan sebagai suatu kelalaian
karena proses transportasi yang sering bermasalah, baik dalam hal penyediaan stok gudang
cabang yang terlalu sedikit maupun waktu pesan yang terkadang bersamaan dengan pesanan
pihak lain.
Saluran distribusi memegang peranan penting dalam penyebaran produk.Memilih
saluran distribusi yang tepat dapat membant u meningkatkan volume penjualan. Menyadari
pentingnya hal tersebut, PT Satwa Unggul menggunakan tiga jenis saluran distribusi untuk
mengakomodasi kebutuhan obat hewan dalam negeri. Pola distribusi pertama langsung
dipasarkan ke peternak. Pola ini merupakan keunggulan perusahaan, karena dapat berinteraksi
la ngsung dengan peternak. Pola kedua dan ketiga melalui pelantara, namun perusahaan tetap
memperhitungkan tingkat keefektifannya. Ketiga pola distribusi tersebut menggunakan sistem
personal selling dalam mendistribusikan obat hewan dari perusahaan kepada konsumen tingkat
pertama yang digambarkan dengan tanda panah. Perusahaan bertanggung jawab terhadap
pendistribusian hanya sampai konsumen tingkat pertama, sedangkan proses distribusi
selanjutnya menjaditanggung jawab pihak distributor obat hewan. Gambar 4 menunjukkan
saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan.
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perkembangan industri obat hewan. Maka peneliti ingin memberikan saran dan masukan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Saran tersebut
diantaranya :
Daftar Pustaka
Alfredo. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Meubel Berdikari Furniture. Skripsi Sarjana.
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis. Alih Bahasa Alexander Sindoro. Prenhallindo.
Jakarta.
Engel, James F, dkk. 1994. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa Budiyanto. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Ikhsan, Benil. 2005. Peran Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu BurungTerhadap
Kinerja Sektor Ekonomi di Indonesia. Skripsi Sarjana.Departemen Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa Hendra Teguh,dkk. Prenhallindo.
Jakarta.
Jakarta. Suharno, Bambang. 2005. Data Bisnis Peternakan. Gita Pustaka. Jakarta.
Suhendi, Endi. 1997. Analisis Strategi Promosi Obat Hewan. Tesis Magister (yang tidak
dipublikasikan), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI. Jakarta.