Jurnal k3 PDF
Jurnal k3 PDF
Jurnal k3 PDF
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang
Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576 Email: [email protected]
ABSTRACT
Construction projects have a very high risk of work accidents. Work accidents will disrupt all project activities
that can cause death and loss to the project. A work accident is an undesirable and unexpected incident which
could result in loss of life and property. Based on Law No.1 of 1970 concerning work safety, work accident is an
unexpected and undesirable event that disrupts the regulated process of an activity and can cause harm to both
human victims and property.
For this reason, it is necessary to have a construction safety management system using methods Hazard
Identification Risk Determining Control (HIRADC). HIRADC will be implemented if there is support from
management for occupational safety and health (OSH) in the form of policies, organizational structure and
budget.
From the studies conducted, the most common hazards are falling, punctured, scratched, tripped, bumped,
inhaled dust, electric shock, exposed to concrete splashes with extreme risk of risk of injury, disability and even
death. For this reason, there is a need for handling control in the form of mandating the use of PPE,
administrative control such as making work instructions, SOP, must have SIO and SILO, installing signs, and
doing engineering such as work methods, shopdrawing, providing regular training.
39
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
diartikan sebagai keadaan terhindar dari istiraha selama lebih dari 2 hari. Seperti
bahaya selama melakukan pekerjaan. terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja 4. Ringan.
(Permenaker) Nomor : 03/Men/1998, Kecelakaan kerja ringan merupakan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian kecelakan yang membutuhkan pengobatan
yang tidak dikehendaki dan tidak diduga di hari itu dan dapat melakukan
semula yang dapat menimbulkan korban pekerjaannya kembali atau istirahat kurang
jiwa dan harta benda. dari 2 hari. Seperti terpeleset, tergores,
Construction safety plan adalah suatu terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir.
perencanaan K3 yang disusun untuk Resiko adalah kombinasi antara
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja kemungkinan terjadi suatu
untuk menuju zero accident pada proyek kejadian/frekuensi dan konsekuensi dari
konstruksi. Construction safety plan ini peristiwa tersebut dalam hal ini cidera atau
dimulai dengan mengidentifikasi bahaya sakit (Ramli, 2011). Sedangkan manjemen
yang dapat menyebabkan resiko resiko merupakan suatu upaya untuk
kecelakaan kerja kemudian membuat mengatur serta mengelola dan
penilaian resiko serta dilakukan mengendalikan resiko agar dapat mengenali
pengendalian dengan menyusun rencana resiko dan mengembangkan strategi untuk
pengendalian resiko dan diimplementasi di meminimalisir resiko (Wideman, 1992).
lapangan. (Alexander dkk, 2019). HIRADC merupakan sebuah sistem
Menurut Bangun Wilson (2012) untuk menganalisis risiko yang terdiri dari
Keselamatan Kerja adalah perlindungan 3 tahapan yaitu identifikasi bahaya (Hazard
atas keamanan kerja yang dialami pekerja Identification), penilaian resiko (Risk
baik fisik maupun mental dalam lingkungan Assesment) dan pengendalian resiko (Risk
pekerjaan. Control).
Adapun klasifikasi kecelakaan kerja a. Identifikasi Bahaya
berdasarkan tingkat keparahannya yaitu Identifikasi bahaya dimaksudkan untuk
( Ihsan, 2011 ): dapat mengetahui seberapa besar potensi
1. Fatal/Meninggal : bahaya yang akan terjadi di lingkungan
Kecelakaan yang menyebabkan kematian kerja. Hal ini dapat diketahui dengan
tanpa memperhitungkan tenggang waktu mengetahui karakter dan sifat bahaya
antara terjadinya kecelakaan dengan sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
meninggalnya korban. pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan.
2. Berat. b. Penilaian Resiko
Kecelakaan kerja berat yakni kecelakaan Penilaian resiko dapat dilakukan setelah
kerja yang mengalami amputasi dan mengidentifikasi semua kemungkinan
kegagalan fungsi tubuh. Seperti patah bahaya. Hal ini dimaksudkan untuk
tulang, cacat, hingga amputasi. menentukan prioritas pengendalian
3. Sedang. terhadap tingkat resiko kecelakaan dengan
Kecelakaan kerja sedang yaitu kecelakaan meninjau aspek kuantitatif (kemungkinan)
yang membutuhkan pengobatan dan perlu dan aspek kualitatif (dampak). Selanjutnya
dari kedua aspek tersebut dimasukkan ke
40
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
41
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
menilai resiko dari bahaya tersebut, serta 3. Pengangkatan frame dan asesoris
membuat rencana pengendalian dari resiko perancah dengan tower crane.
tersebut. Adapun tahapan penelitian secara 4. Pembuatan panel bekisting.
skematis bisa dilihat pada.flowchart 5. Pengangkatan panel bekisting
6. Pemasangan atau perakitan panel
Mulai
bekisting.
Kajian Keselamatan Kerja Konstruksi (K3) Pada Proyek 7. Pemotongan besi dan pembengkokan
Konstruksi Bangunan Gedung
begel besi.
Survey Lapangan 8. Pengangkatan besi
9. Pemasangan atau perakitan besi
Pengumpulan Data
10. Truk mixer memasuki lokasi proyek.
11. Pengecoran dan pemadatan beton
Data Primer: Data Sekunder:
Observasi di Lapangan 1. Gambar teknis bangunan
( dokumentasi )
Wawancara
2.
3.
Standart of Procedure proyek
Data penunjang lainnya
Identifikasi bahaya
Identifikasi bahaya mutlak harus
dilakukan pada metoda HIRADC.
Pengolahan Data :
Identifikasi bahaya ini merupakan suatu
1. Mengidentifikasi bahaya pada tahapan konstruksi
2.
pekerjaan pelat dan balok.
Melakukan penilaian resiko dengan Risk Matrix
usaha untuk mengetahui bahaya apa saja
3. Melakukan pengendalian resiko
yang bisa terjadi pada setiap pekerjaan.
Dari identifikasi bahaya yang dilakukan,
Analisis Data :
42
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
Pekerjaan Pengecoran
1 Truck masuk lokasi proyek - Tertabrak
menuju pompa
43
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
44
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
1 2 8
1 2 8
A. Pekerjaan Balok Pada Konstruksi Bangunan Gedung Pekerjaan Bekisting
Pemasangan Perancah/Scafolding 1 Pembuatan panel bekisting 1. Eliminasi : tidak dapat dilakukan
1 Pemasangan Perancah 1. Eliminasi : tidak dapat dilakukan 2. Subtitusi : tidak dapat dilakukan
oleh pekerja yang tidak 2. Subtitusi : tidak dapat dilakukan 3. Pengendalian Teknik :
berkompeten 3. Pengendalian Teknik : - Adanya shopdrawing
- memberikan pelatihan berkala - Adanya sosialisasi shopdrawing
- memberikan pengarahan - Lokasi dibersihkan setiap hari
- Panel bekisting yang mudah dipasang
4. Pengendalian administrasi
dan dibongkar
- Pekerja bersertifikat terampil
4. Pengendalian administrasi
- Inspector harus bersertifikat - Shopdrawing yang sudah ditanda
- Pemasangan rambu dipinggir tangani oleh semua pihak
bangunan - Adanya BA atau notulen sosialisasi
5. Alat Pelindung Diri : - Pemasangan penerangan
Sepatu safety, Helm, Sarung Tangan, - Pekerja bersertifikat terampil & sehat
Body Harness, rompi reflektor 5. Alat Pelindung Diri :
Sepatu safety, Helm, Sarung Tangan,
Rompi Reflektor, Masker
2 Perancah yang tidak 1. Eliminasi : tidak dapat dilakukan
2 Pengangkatan panel bekisting 1. Eliminasi : tidak dapat dilakukan
lengkap atau non standar 2. Subtitusi : tidak dapat dilakukan
2. Subtitusi : tidak dapat dilakukan
3. Pengendalian Teknik : 3. Pengendalian Teknik :
- Penggunaan perancah standar - Kondisi sling & TC dicek sebelum
dan lengkap dioperasikan
- Tidak lengkap dan tidak standar - Pengangkatan tidak melebihi beban
harus dihitung kekuataan oleh 4. Pengendalian administrasi
engineer dan dicek oleh inspektor - TC harus punya SILO
- Perawatan alat secara berkala
4. Pengendalian administrasi
- Panel kelistrikan terlindung dari cuaca
- Pengecekan kelayakan perancah
- Operator harus punya SIO & sehat
- Perawatan berkala perancah - Rigger harus punya SIO & sehat
- Engineer bersertifikat ahli - Pemasangan rambu diarea angkat
- Inspektor bersertifikat - Pemasangan penerangan
5. Alat Pelindung Diri : 5. Alat Pelindung Diri :
Sepatu safety, Helm, Sarung Tangan, Sepatu safety, Helm, Sarung Tangan,
Body Harness, Rompi Reflektor Body Harness, Rompi Reflektor, HT
3 Pengangkatan frame dan 1. Eliminasi : tidak dapat dilakukan 3 Pemasangan/Perakitan 1. Eliminasi : tidak dapat dilakukan
Panel Bekisting 2. Subtitusi : tidak dapat dilakukan
asesoris perancah dengan 2. Subtitusi : tidak dapat dilakukan
3. Pengendalian Teknik :
tower crane 3. Pengendalian Teknik :
- Adanya shopdrawing
- Kondisi sling & TC dicek sebelum - Adanya sosialisasi shopdrawing
dioperasikankan - Tangga dibuat
- Pengangkatan tidak melebihi beban - Pengecekan kekuatan oleh engineer
- Pengangkatan asesoris dengan bucket dan inspector bersertifikat
4. Pengendalian administrasi 4. Pengendalian administrasi
- TC harus punya SILO - Shopdrawing yang sudah ditanda
tangani oleh semua pihak
- Perawatan alat secara berkala
- Adanya BA atau notulen sosialisasi
- Panel kelistrikan terlindung dari cuaca
- Pemasangan rambu dipinggir
- Operator harus punya SIO & sehat bangunan
- Rigger harus punya SIO & sehat - Pemasangan safety deck.
- Pemasangan rambu diarea angkat - Pemasangan penerangan
- Pemasangan penerangan - Pekerja bersertifikat terampil & sehat
5. Alat Pelindung Diri : 5. Alat Pelindung Diri :
Sepatu safety, Helm, Sarung Tangan, Sepatu safety, Helm, Sarung Tangan,
Body Harness, Rompi Reflektor, HT Body Harness, Rompi Reflektor, masker
45
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
46
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 15, Nomor 1, Oktober 2019 ISSN : 1858-3709
Anonim, 2018. Himpunan Peraturan Zulfa, I.M., M.H. Hasyim., S.E. Unas.
Perundang - Undangan Keselamatan 2017. Analisis risiko K3
dan Kesehatan Kerja menggunakan pendekatan HIDADC
dan JSA. Jurnal Mahasiswa Jurusan
Alexander dkk, 2019. Construction Safety Teknik Sipil. Vol.1 No.2: 1-12.
Plan Pada Gedung Bertingkat
Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014, Jurnal Ilmiah
Rekayasa Sipil Vol 16. Nomor 1
47