Skripsi Full Teks Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Full Teks Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Full Teks Tanpa Bab Pembahasan PDF
(Skripsi)
Oleh
AYU NINGSIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT TIPIKAL DAN ATIPIKAL
TERHADAP PASIEN PSIKOTIK AKUT DENGAN POSITIVE AND
NEGATIVE SYMPTOMS SCALE EXCITED COMPONENT
(PANSS-EC) DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI LAMPUNG
Oleh
AYU NINGSIH
Skripsi
Pada
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
By
Ayu Ningsih
Oleh
Ayu Ningsih
Latar Belakang : Psikosis akut adalah gangguan jiwa yang telah ditandai oleh
terganggunya kemampuan menilai realitas atau tilikan, salah satu contoh psikosis
adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan
gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah dan secara
epidemiologi 1% populasi dunia mengalami gangguan psikotik akut berupa
skizofrenia. Di Indonesia angka kejadian skizofrenia mencapai 6 per 1000
penduduk di RSJD. Provinsi Lampung tahun 2011 jumlah penderita gangguan
jiwa skizofrenia sebesar 7.422 orang (47,2%) dan meningkat di tahun 2012
menjadi 8890 orang (50,7%) Obat antipsikotik merupakan terapi pilihan pertama
untuk menangani pasien skizofrenia dengan agitasi, baik berupa antipsikotik
tipikal maupun atipikal. Dalam mengukur skor agitasi pasien digunakan skoring
The Positive and Negative Syndrome Scale-Excited Component (PANSS-EC),
agar mengetahui perbedaan penggunaan obat tipikal dan atipikal. PANSS – EC
tediri dari 5 gejala dengan skala penilaian 1-7.
Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian Observasional Analitik dengan
pendekatan cross sectional antara kelompok yang mendapat terapi tipikal dan
kelompok yang mendapat atipikal. Sampel yang digunakan menggunakan teknik
total sampling seluruh pasien yang datang ke bagian Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung dalam kurun waktu 12
September – 11 Oktober 2019, sebanyak 46 pasien (kelompok tipikal 5 pasien,
kelompok atipikal 41 pasien) telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Skor
PANSS – EC yang diambil pada penilaia pre test harus melebihi skor >15-19.
Analisi data dilakukan menggunakan uji t – test tidak berpasangan.
Hasil : Didapatkan hasil adanya perbedaan antara obat haloperidol kombinasi
dengan risperidone kombinasi pada saat pengukuran pre test dan post test (P<
0.05). Nilai mean pre test kelompok haloperidol 18,8 dan kelompok risperidone
17,2. Nilai mean post test kelompok haloperidol 1,53 dan kelompok risperidone
1,53.
Simpulan : Terdapat perbedaan bermakna pada skor PANSS – EC pre test dan
post test kelompok haloperidol kombinasi dengan risperidone kombinasi.
Keduanya memiliki efektivitas yang sama dalam mengatasi keadaan agitasi akut
pasien psikotik akut
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, S. Ked., M. Farm dr. Rizki Hanriko, S. Ked., Sp. PA
NIP. 19841020 200912 2 005 NIP. 19790701 200812 1 003
1. Tim Penguji
Penguji
Bukan Pembimbing : dr. Tendry Septa, S. Ked., Sp. KJ (K) ___________
penjiplakan atas karya penulis lain dengan cara tidak sesuai tata etika ilmiah
Universitas Lampung.
kepada saya.
Ayu Ningsih
NPM. 1518011126
RIWAYAT HIDUP
sebagai anak ke 3 dari 6 bersaudara dari Bapak Burhanudin dan Ibu Yuni
Mukaromah.
Rejomulyo Lampung Timur pada tahun 2003. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di
pada tahun 2012. Sekolah Menengah Akhir (SMA) diselesaikan di SMA N 1 Pasir
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat
yang diberikan, shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
Untuk cahaya penuh kasih sayang dan ketulusan, ibuku Yuni Mukaromah yang
selalu memberikan kekuatan penuh cinta dan kasih saying, ayahku Alm.
Burhanudin untuk inspirasi kerja keras dan kegigihan selama ini, adikku
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah–Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu
Skripsi ini yang berjudul “Perbandingan Penggunaan Obat Tipikal Dan Atipikal
Terhadap Pasien Psikotik Akut Dengan Positive And Negative Symptoms Scale-Excited
Component (Panss-Ec) Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung” adalah salah
Universitas Lampung;
4. dr. Rizki Hanriko, S.Ked., Sp.PA selaku pembimbing kedua yang bersedia
penulis. Terimakasih arahan dan nasihat yang tidak pernah putus diberikan
motivasi serta saran kepada penulis sejak awal semester hingga saat ini, dan
anak PA dokter;
7. Kedua Orang Tua, Alm. Bapak Burhanudin dan Ibu Yuni Mukaromah atas
segala cinta dan kasih sayangnya. Tidak ada hentinya bapak dan ibu selalu
penulis menjadi lebih baik, serta terimakasih banyak untuk semua yang bapak
dan ibu berikan hingga harus bekerja seharian dan tidak pernah mengeluh
karena lelah. Kalian adalah alasan utama penulis untuk tidak menyerah dalam
menyelesaikan pendidikan ini. Terimakasih sekali lagi, untuk doa yang selalu
bapak dan ibu panjatkan demi kelancaran disetiap ujian yang penulis lalui
8. Adik Mahendra, Mahdewa, dan Muhammad Eza adalah tiga sosok adik yang
penulis andalkan untuk menjaga orang tua dirumah, yang selalu menguatkan
penulis untuk tetap fokus dalam menimba ilmu sebab mereka akan dengan
9. Ketiga ponakan, Andriansyah, Putra, dan Galuh, yang selalu menghibur dan
Sevina, Christa Selina, Bagas Adji Prasetyo, Nadhia Khairunnisa, Nurul Fitri,
Vina Amelia, Ni Putu Nita Pranita, Larasati A., kelompok belajar yang selalu
semua dukungan, doa, waktu, cerita dan air mata yang sudah kita lewati di
yang akan selalu teringat dan tak mungkin terlupakan, bersama kalian terasa
indah dan lebih mudah untuk dilalui walaupun terkadang sulit, kalian adalah
sahabat sejawatku;
12. Terimakasih untuk teman saya Puja Andelia, Dwi Fasadena, Noviani selalu
membantu dan menemani setiap langkah penulis, dalam keadaan suka maupun
duka;
13. Terimakasih untuk Alfi Sofyan, Fuad Iqbal EP, Ayu Sofia, dan Muhamad
14. Kepada Direktur dan Jajaran Managemen Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu, terima kasih atas izin,
15. Terima kasih kepada seluruh staff dan karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah
Jiwa Provinsi Lampung, karena sudah membantu dalam penelitian ini serta 1
bulan yang sudah berlalu dengan banyak kenangan, semoga suatu saat kita
sulit yang sudah kita lewati bersama, untuk setiap acara angkatan yang kita
lalui dengan penuh kenangan. Semoga senang dan sulit yang kita lewati
kemarin menjadi memori indah yang membuat kita tidak pernah berhenti
17. Seluruh angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017 yang saya banggakan.
18. Segenap jajaran dosen dan civitas Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
atas segala bantuan yang telah diberikan selama penulis menjalani proses
perkuliahan;
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
Ayu Ningsih
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................8
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4. Penilaian skor PANSS-EC Obat Tipikal Saat Sebelum Terapi dan Setelah
Hari ke-5.......................................................................................................... 43
5. Penilaian Skor PANSS-EC Obat Atipikal Saat Sebelum Terapi dan Setelah
Hari ke-5.......................................................................................................... 43
13. Perbedaan Nilai PANSS – EC pre test Dengan post test kelompok terapi
Haloperidol dan Risperidone........................................................................... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Kerangka Teori................................................................................................ 34
Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang telah ditandai oleh
Gejala yang menyertai gangguan ini antara lain berupa halusinasi, ilusi,
waham, gangguan proses pikir, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh,
sebutan psikosis dan juga salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia
(Idaiani, et all, dalam Riset Kesehatan Dasar, 2013). Penyebab dari gangguan
terjadi di masa remaja akhir atau dewasa awal. Puncak usia dari onset
penyakit ini antara 15 - 35 tahun. Onset sebelum usia 10 tahun atau setelah 45
Lampung yaitu sebesar 0,8% (Balitbang Kemenkes RI, 2018). Data RSJ
yang cukup besar serta kehilangan produktivitas (Monji A et al., 2009; Paul-
pada beberapa kasus gejala kognitif dan negatif skizofrenia terkadang tidak
tak terinci, depresi pasca skizofrenia, residual, simpleks, dan lainnya dan tak
skizofrenia dengan agitasi. Obat antipsikotik terdiri dari dua jenis, yaitu
klozapin.
4
untuk mencelakai diri mereka sendiri dan orang lain maka dari itu
skizofrenia. Kerja obat ini sangat cepat. Walaupun demikian, ada beberapa
efek samping yang sering dikaitkan dengan injeksi APG-I, misalnya distonia
agitasi akut dengan dosis berkisar 5-10 mg. Dosis haloperidol 5mg
gejala gaduh gelisah pada pasien psikotik akut. Bergantung kepada respons
pasien, dosis berikutnya dapat diberikan tiap jam, walaupun dengan interval
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Efek samping ini dapat
agitasi pada fase akut skizofrenia. APG-2 memberikan efek yang sama
dengan obat APG-1 dalam mengurangi gejala positif dengan gejala EPS yang
lebih rendah pada dosis terapeutik. Lebih jauh lagi, APG-2 lebih baik
tolerabilitas yang baik pada pasien psikosis akut, namun membutuhkan waktu
Penelitian yang dilakukan oleh Fang dkk ada tahun 2012 dengan
yang lebih efektif pada pasien skizofrenia dengan agitasi akut. Penelitian
single blind study Currier dkk tahun 2004 melaporkan dosis tunggal
tambah lorazepam memiliki efikasi yang sama dalam hal penurunan PANSS-
EC skor pada keadaan agitasi akut. Dalam penelitian Fan juga disebutkan
Pada penelitian lain oleh Lim HK dkk tahun 2010 membandingkan antara
penggunaan total 6mg risperidone oral dengan total 15mg haloperidol injeksi
positif dan negatif pada The Positive and Negative Syndrome Scale-Excited
(Obermeier M, 2011). PANSS pertama kali dibuat oleh Stanley Kay, Lewis
Opler, dan Abraham Fizsbein di tahun 1987 yang diambil dari dua instumen
pada hasil dari wawancara klinis empat tahap, keluhan utama, riwayat
et al., 2011).
7
sakit jiwa yang ada di Provinsi Lampung yang menangani seluruh pasien
berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Pada penelitian ini jenis pasien
yang ditangani setiap pasien psikotik akut yang datang ke RSJ Daerah
Provinsi Lampung dalam kurun waktu 30 hari. Pasien beragam ada yang
skizofrenia khususnya pada saat keadaan agitasi akut namun data terkait
tipikal maupun atipikal pada pasien psikotik akut dengan kriteria PANSS-
EC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agitasi
perilaku dari agitasi dapat dikenali sebagai agresif secara fisik atau verbal
memaki dan berteriak) dan juga yang nonagresif (tidak dapat tenang, mondar-
Association, 2013).
10
jelas dan kesulitan mengingat. Penderita psikosis akan terlihat jika penderita
sudah mengalami delusi, halusinasi dan diikuti dengan perubahan emosi dan
emosi yang datar tetapi terkadang secara mendadak emosi menjadi sangat
tinggi atau depresi. Pada penderita psikosis juga akan tampak ekspresi emosi
yang tinggi dan akan berhubungan dengan coping mechanism yang terfokus
psikosis juga dapat mengalami hal-hal yang tidak nyata yang memengaruhi
tingkah laku mereka seperti ketakutan akan hal-hal yang tidak nyata dan
paranoia.
Banyak definisi operasional yang digunakan oleh tenaga medis di dunia dan
operasional yang paling sering adalah ICD 10 dan DSM V. Beberapa peneliti
11
menggunakan istilah gangguan psikosis episode awal untuk nama lain dari
2.3 Skizofrenia
2.3.1 Definisi
2.3.2 Etiologi
Menurut Kaplan, Sadock & Grebb, 1994 dalam Fausiah Fitri, 2005,
faktor tersebut.
13
yang kembar dua telur memiliki prevalensi 12%, dan untuk kembar
c. Teori Sosial
2.3.3 Epidemiologi
Sadock, 2010).
Pada laki-laki biasanya skizofrenia mulai pada usia lebih muda yaitu
15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-
perbedaan di antara kedua jenis kelamin dalam hal umur dan onset-nya
pada usia yang lebih lanjut bila dibandingkan dengan laki-laki (Durand,
2007).
16
positif, gejala negatif dan gejala kognitif (Maramis, 2005 & Sinaga,
2007) yaitu :
1. Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak
gejala yang biasanya timbul yaitu klien merasakan ada suara dari
siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu
manusia, juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada
dan sebagainya.
2. Gejala Negatif
mungkin bisa menerima perhatian dari orang lain tapi tidak bisa
kasus skizofrenia sering menyerang pada usia antara 15-30 tahun dan
3. Gejala kognitif
mengorganisasikan sesuatu.
1. Sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
c. Halusinasi Auditorik:
3) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
setempat.
2. Waham
3. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
neuroleptika.
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik (prodromal).
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri
sendiri
gejala-gejala yaitu:
luar.
e. Sikap Tubuh Katatonik, yaitu sikap yang tidak wajar atau aneh.
gejala-gejala yaitu:
tindak kekerasan
23
produktif.
fase yaitu fase akut, fase stabilisasi dan fase stabil (Reverger, 2012).
Ketiga fase tersebut disebut dengan fase psikotik. Sebelum fase psikotik
gejala non spesifik yang lamanya bisa sampai beberapa bulan atau
penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri juga muncul pada
fase akut psikotik, gejala positif menjadi jelas seperti tingkah laku
setelah dilakukan terapi dan pada fase stabil terlihat gejala negatif dan
(Muhyi, 2011).
25
2007).
26
Stage 5 Klozapin
Respon
Sebagian
Tidak
Merespon
Penerapan Formularium Nasional adalah tablet 0,5 mg; 1,5 mg; dan
terjadi bisa berupa distonia dan akitsia. Efek samping lain yang
28
antipsikotik yang kuat dan efek sedatif yang lemah. Golongan obat
reseptor dopamin dan reseptor 5 HT-2. Cara kerja seperti ini efektif
dan delusi. Anti psikotik akan bekerja lebih cepat melalui injeksi
2007).
31
Non Farmakoterapi
Sadock, 2007).
masalah yang dapat timbul dari pasien (Sadock & Sadock, 2007).
TIPIKAL ATIPIKAL
Generasi lama Generasi baru
Memblok reseptor dopamine D2 Memblok reseptor 5-HT (serotonin),
afinitas efek blok D2 rendah
Efek samping EPS besar Efek samping EPS rendah
Efek untuk mengatasi gejala positif Efek untuk mengatasi gejala baik
positif maupun negatif
Potensi rendah : Klorpromazin, Clozapin, Risperidon, Olanzapin,
Tioridazin, Mesoridazin Quetiapin, Ziprasidon, Aripiprazol
Potensi tinggi : Flufenazin, Perfenazin,
Thiotixene, Haloperidol
Pada dasarnya potensi tidak berhubungan Terdapat hubungan kuat antara sistem
dengan efektifitas obat. Jika digunakan dopaminergik dan serotonergik.
dalam dosis yang ekuipoten semua Serotonin memodulasi fungsi dopamin
antipsikotik tipikal sama efikasinya Saat ini lebih banyak digunakan
(contoh: 15 mg Haloperidol ekivalen sebagai pilihan, karena relatif lebih
dengan 750 mg klorpromazin) aman.
32
gaduh gelisah merupakan sub skala yang telah divalidasi dari PANSS yang
Pada fase akut skizofrenia merupakan fase emergensi yang butuh instrumen
penilaian yang cepat dan efektif (Montoya, 2011). Maka dari instrumen
butir gejala yang disebut dengan PANSS-EC. Lima butir gejala tersebut
berupa :
sakit, atau keluarga, yang mungkin disertai dengan rasa tidak percaya,
Masing-masing gejala dinilai oleh dokter pada skala 1-7 (Kay SR, 1986.,
sampai dengan 7 (sangat parah); nilai berkisar antara 5 sampai 35. Jika nilai ≥
adanya agitasi akut (Baker RW; dkk, 2003 dalam Montoya; dkk, 2011).
Apabila ditemukan hasil total skor 25-35 pada pengukuran PANSS gaduh
untuk dilakukan perawatan di rumah sakit (Kay SR, 1986., dalam Khalimah
2009).
Dari perspektif klinis, PANSS-EC adalah salah satu skala yang paling
sederhana tetapi paling intuitif yang digunakan untuk menilai pasien gaduh
gelisah (Lindenmayer JP; dkk, 2008). Pasien Skizofrenia fase akut akan
APG-1
Blokade reseptor
Dopamin (D2) spesifik SKIZOFRENIA
di jalur mesolimbik Disregulasi
neurotransmitter
APG-2 (hiperaktivitas
Blokade reseptor dopaminergik,
dopamin dan reseptor 5 Keadan Agitasi
hiperaktivitas
HT2A
serotonergik,
penurunan aktivitas
GABA)
Pelepasan dopamin di
mesolimbic dan
mesocortical dopamine
pathway
PENGUKURAN
KEADAAN AGITASI
DENGAN SKORING
PANSS EC
Diukur kembali
dengan PANSS EC
Analisis statistik
pendekatan cross sectional antara kelompok yang mendapat terapi tipikal dan
Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung dan
2019.
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien psikotik akut yang masuk
3.3.2 Sampel
dipulangkan
(2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Alat
No Variabel Definisi Hasil Skala
Ukur
1 PANSS-EC 5 butir gejala dari PANSS- PANSS-EC Numerik
instrumen PANSS-EC EC skor 15-19
yaitu gaduh gelisah,
permusuhan,
ketegangan,
ketidakkooperatifan,
pengendalian impuls
yang buruk
2 Antipsikotik Terdapat 2 jenis Anamnes 1= tipikal Nominal
antipsikotik yaitu is 2= atipikal
tipikal (klorpromazin,
haloperidol, tioridazin,
mesoridazin) dan
atipikal (risperidon,
clozapin, olanzapin,
aripiprazol, quetiapin)
39
diantaranya:
Lampung.
oleh peneliti.
tipikal. Dosis ini dipakai selama 5 hari lalu akan dinilai perbaikan
atipikal. Dosis ini dipakai selama 5 hari lalu akan dinilai perbaikan
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah
langkah:
1. Editing
2. Coding
3. Tabulating
4. Entry Data
analisis.
dengan uji Independent Sample T Test jika sebaran data normal atau
Perizinan ke Fakultas
Kedokteran Universitas dan RSJ
Provinsi Lampung
Informed consent
kepada keluarga
Analisis Data
Tabel 4. Penilaian PANSS-EC Obat Tipikal saat Sebelum Terapi dan Setelah
Hari ke-5.
Variabel Skor
Penilaian skor PANSS-EC sebelum terapi
Obat tipikal
Penilaian skor PANSS-EC hari ke-5
Obat tipikal
Variabel Skor
Penilaian skor PANSS-EC sebelum terapi
Obat atipikal
Penilaian skor PANSS-EC hari ke-5
Obat atipikal
44
5.1 Simpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai
PANSS – EC antara pre test dengan post test pada kelompok pemberian obat
5.2 Saran
akut
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks GF, Janet SB, Stephen AM. 2001. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.
Durand VM, Barlow DH. 2007. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya.
Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar: Kesehatan jiwa dan psikiatri edisi 3. Jakarta :
EGC
Kaplan HL, Sadock BJ dan Grebb JA. 2006. . Sinopsis psikiatri: ilmu
pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Edisi 7. Jilid II. Jakarta : Binaputra
Aksara.
Kapur S, et all. 2005. Evidence for onset of antipsychotic effects within the first
24 hours of treatment. Am J Psychiatry. 162:939–46.
Kay, and Singh. 1998. The positive negative distinction in drug free schizophrenia
patients. Arch Gen Psychiatry. 46 (8): 711–718
Khalimah, Siti. 2009. Perbaikan gejala agitasi akut dengan terapi medikamentosa
pada pasien skizofrenia dalam tujuh hari pertama perawatan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kinon BJ, et all. 2010. Early response to antipsychotic drug therapy as a clinical
marker of subsequent response in the treatment of schizophrenia.
Neuropsychopharmacology . 35;581–590
Lauriello J, Bustillo JR, dan Keith SJ. 2008. Schizophrenia: scope of the problem.
Dalam comperhensive textbook of psychiatry. Edisi Kedelapan. Volume
IB. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Hal; 1345-1353.
Lehman AF, Lieberman JA, dan Dixon LB. 2004. Practice guideline for the
treatment of patients with schizophrenia. Edisi 2. Arlington: The American
Psychiatric Association. Hal; 98.
Mclntyere JS, First MB, Fochtmann LJ. 2006. American psychiatric association
practice guidelines for the treatment of psychiatrics disorders
compendium. USA. Hal; 30.
Montoya A, et all. 2011. Validation of the excited component of the poositive and
negative syndrome scale (PANSS-EC) in a naturalistic sample of 278
patients with acute psychosis and agitation in a psychiatric emergency
room. Health and Quality of Life Outcomes. 9; 18.
Montoya A, et all. 2011. Validation of the excited component of the positive and
negative syndrome scale (panss-ec) in a naturalistic sample of 278 patients
with acute psychosis and agitation in a psychiatric emergency room.
Health Qual Life Outcomes. 9(18):1–11.
Ranti I, et all. 2015. Analisis efektivitas terapi dan biaya antara haloperidol
kombinasi dengan risperidon kombinasi pada terapi skizofrenia fase akut.
Artikel Penelitian Mutiara Medika. 15(1); 57-64.
Sadock B J dan Sadock VA. 2010. Kaplan and Sadock’s. Synopsis of psychiatry
behavioral sciences or clinical psychiatry. 10th Edition. New York:
Lippincott Williams and Wilkins.
Safitri M. 2012. Perbedaan kualitas hidup antara pasien gejala positif dan gejala
negatif menonjol. Skripsi. Universitas Negeri Surakarta. Fakultas
Kedokteran : Solo.
Sinaga BR. 2007. Skizofrenia & diagnosis banding. Jakarta: Balai Penerbit :
FKUI.
Taylor D, et all. 2007. A review of the use of the health beliefmodel (HBM), the
theory of reasoned action (TRA), the theory of planned behaviour (TPB)
and the trans-theoretical model (TTM) to study and predict health related
behaviour change. Department of Health: National institute for Clinical
Excellence.
Trans Johnson TK, et all. 2007. Efficacy and safety of intramuscular aripiprasole
in patients with acute agitation: a randomized, double-blind, placebo-
controlled trial. J Clin Psychiatry 68(1); 111-119.