Jurnal Hospitalisasi Pada Anak
Jurnal Hospitalisasi Pada Anak
Jurnal Hospitalisasi Pada Anak
ABSTRACT
Background: The impact of hospitalization one of which is anxiety. It can also occur in preschool
children who were hospitalized, so it can disturb the process of care and treatment given.
One way to reduce the anxiety that is with play therapy.
Objective: To determine the level of anxiety due to hospitalization that occurs in preschoolers
and the effect of play therapy to decrease levels of anxiety due to hospitalization.
Methods: This study used an experimental design with one group pre test-post test design.
Sampling technique using non probality sampling technique by quota sampling. The sample in
this study amounted to 30 preschoolers of boys and girls. Play therapy is used that is coloring
an origami.
Results: The results of bivariate analysis indicate that there is a difference between the level
of anxiety experienced by children before and after play therapy with a significant p = 0.0001
at á = 0.05. Levels of anxiety prior to play therapy showed score of 21.13, including the level
of moderate anxiety, while the level of anxiety after the play therapy showed score of 14.00,
including the level of mild anxiety.
Conclusion: There are significant differences in anxiety levels before and after play therapy.
Play therapy can reduce anxiety levels pre-school age children, from moderate anxiety to
mild anxiety.
Keywords: Playing, Coloring, Origami, Preschool Age, Hospitalization, Anxiety
1
Perawat RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga
2
Staf Akademik Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
3
Staf Akademik FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto
73
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” 74
orang dewasa dan lingkungan sekitarnya. Anak tinggi. Pada keadaan seperti ini diperlukan
memerluhkan lingkungan yang dapat mem- suatu tindakan yang dapat menurunkan tingkat
fasilitasi dalam pememenuhan kebutuhan kecemasan.
dasar serta belajar mandiri.1
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
Anak akan mulai belajar hidup mandiri menurunkan kecemasan adalah melalui ke-
semenjak usia prasekolah. Pada usia pra- giatan terapi bermain. Bermain merupakan
sekolah, anak belajar mengembangkan kemam- salah satu alat komunikasi yang natural bagi
puan dalam menyusun bahasa, berinteraksi anak-anak. Bermain merupakan dasar pen-
dengan orang lain sebagai kehidupan sosial didikan dan aplikasi terapeutik yang mem-
anak. Anak prasekolah adalah anak dengan usia butuhkan pengembangan pada pendidikan
3-6 tahun.2 anak usia dini.3 Bermain dapat dilakukan oleh
anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak
Saat anak yang mengalami sakit dan men-
sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan
jalani perawatan di rumah sakit, mereka akan
bermain tetap ada.
terpaksa berpisah dari lingkungan yang dirasa-
kannya aman, penuh kasih sayang, dan me- Salah satu fungsi bermain adalah sebagai
nyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan terapi dimana dengan melakukan permainan
teman sepermainannya. Proses ini dikatakan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
sebagai proses hospitalisasi. Hospitalisasi yang dialaminya. Melalui kegiatan bermain,
merupakan suatu proses, dimana karena suatu anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
alasan tertentu baik darurat atau berencana permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
mengharuskan anak tinggal di rumah sakit kesenangannya melakukan permainan.1b
menjalani terapi dan perawatan sampai pe-
Pemilihan jenis permainan harus disesuai-
mulangan kembali ke rumah.1a
kan dengan usia anak. Usia prasekolah per-
Proses hospitalisasi pada anak usia pra- mainan yang cocok dilakukan antara lain
sekolah akan berdampak sangat serius. mewarnai dan origami, dimana anak mulai
Perawatan di rumah sakit juga membuat anak menyukai dan mengenal warna serta mengenal
kehilangan kontrol terhadap dirinya. Selama bentuk-bentuk benda di sekelilingnya. Me-
proses hospitalisasi anak dan orang tua dapat warnai memilki manfaat untuk kegiatan
mengalami beberapa pengalaman yang sangat menyenangkan sekaligus melatih saraf mo-
traumatik dan penuh dengan kecemasan, hal torik, kreativitas, dan daya imajinasi anak.4
ini akan berdampak negatif bagi anak. Fungsi warna dan bentuk yang berbeda dalam
bermain dapat memberikan stimulus perkem-
Dampak negatif dari efek hospitalisasi
bangan anak.
sangat berpengaruh terhadap upaya perawatan
dan pengobatan yang sedang dijalani pada Origami adalah seni melipat kertas yang
anak. Reaksi yang dimunculkan pada anak akan berasal dari Jepang. Origami sendiri berasal dari
berbeda antara satu dengan lainnya. Anak yang oru yang artinya melipat, dan kami yang artinya
pernah mengalami perawatan di rumah sakit kertas. Ketika dua kata itu bergabung menjadi
tentu akan menunjukkan rekasi berbeda bila origami yang artinya melipat kertas.5 Origami
dibandingkan dengan anak yang baru pernah. bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta
Anak yang pernah dirawat di rumah sakit telah menumbuhkan motivasi, kreativitas, kete-
memiliki pengalaman akan kegiatan yang ada rampilan serta ketekunan. Latihan origami
di rumah sakit, kemungkinan hal ini berdampak dapat membantu anak-anak memahami ukuran
terhadap tingkat kecemasan yang dialami. yang relatif lebih lengkap dengan menggunakan
Sedangkan anak yang baru pernah dirawat strategi yang lebih efektif untuk perbandingan
mungkin mengalami kecemasan yang lebih ukuran.6
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” 75
Sebuah penelitian menunjukkan ada pe- dilakukan pengukuran atau observasi dengan
ngaruh signifikan antara terapi bermain ter- post test.
hadap stres hospitalisasi. 7 Penelitian lain
Tehnik pengambilan sampel non probability
menybutkan ada pengaruh bermakna sosiali-
sampling yaitu tehnik pengambilan sampel
sasi anak selama berada di rumah sakit setelah
dengan tidak memberikan peluang yang sama
dilakukan terapi bermain.8
dari setiap anggota populasi atau sampling
Ruang Cempaka di Rumah Sakit Umum quota. Sampling quota merupakan cara pe-
Daerah dr. R. Goetheng Taroenadibrata Pur- ngambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri
balingga merupakan bangsal perawatan pasien tertentu sampai jumlah quota yang telah
anak yang merawat anak umur 9 hari sampai ditentukan. Ciri tersebut adalah anak usia
dengan 14 tahun. Di ruang Cempaka belum prasekolah (3-6 tahun) yang sedang dirawat di
diterapkan kegiatan yang dapat menurunkan ruang rawat anak RSUD dr. R . Goeteng T.
tingkat kecemasan yang terdapat pada pasien- Purbalingga
pasien selama dirawat di rumah sakit. Pasien-
Metode pengumpulan data yang digunakan
pasien yang dirawat masih sesuai dengan
yaitu observasi atau pengamatan. Observasi
keadaan mereka pada waktu masuk dan pulang.
merupakan cara melakukan pengumpulan data
Pada pasien-pasien dengan tingkat kecemasan
penelitian untuk mencari perubahan atau hal-
yang tinggi belum dilakukan tindakan yang
hal yang akan diteliti. Populasi pada penelitian
dapat mengurangi kecemasan.
adalah: anak prasekolah (3-6 tahun) yang
Berdasarkan data yang diperoleh selama 3 sedang dirawat di ruang rawat anak RSUD dr. R.
bulan (Desember 2010, Januari 2011, dan Goetheng Taroenadibrata Purbalingga.
Februari 2011) di ruang perawatan anak Rumah
Hasil penelitian ini akan diuji dengan
Sakit Umum Daerah dr. R. Goetheng Taroena-
komparasi (paired simple t test) yang memer-
dibrata Purbalingga, jumlah pasien 395 anak.
lukan data berdistribusi normal. Salah satu
Rata-rata jumlah 132 pasien tiap bulannya.
syarat data berdistribusi normal adalah jumlah
Pasien dengan usia prasekolah rata-rata tiap
minimal sampel 30. Penelitian ini meng-
bulannya 30 anak. Selama 3 bulan terakhir
gunakan sampel 30 anak usia prasekolah yang
jumlah pasien yang pulang atas permintaan
dirawat di rumah sakit dr. R. Goeteng Taruna-
sendiri mencapai 39 pasien, dan 5,85% pasien
dibrata Purbalingga.
pulang dengan alasan rewel. Artikel penelitian
ini akan melaporkan tentang pengaruh terapi Analisis hasil penelitian menggunakan
bermain mewarnai dan origami terhadap analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
tingkat kecemasan sebagai efek hospitalisasi bertujuan untuk melihat gambaran distribusi
pada anak usia prasekolah. frekuensi. Sedangkan analisis bivariat di-
gunakan untuk mengetahui adanya perbedaan
BAHAN DAN CARA tingkat kecemasan sebelum dilakukan terapi
Penelitian ini adalah pre eksperimen (pre bermain dan sesudah dilakukan terapi bermain
experimental design). Rancangan digunakan dengan menggunakan uji statistic pre eks-
untuk melihat pengaruh variabel independen perimen jenis one group pre test post test.
terhadap variabel dependen.9 Pada penelitian Uji kemaknaan menggunakan tingkat ke-
ini, peneliti menggunakan rancangan one group percayaan (tingkat kemaknaan) 95%, di mana
pre test-post test design. Rancangan ini di- p-value (tingkat kepercayaan) = 0,05. Dasar
lakukan dengan cara sebelum diberikan per- pengambilan keputusan pada uji T (paired t
lakuan (treatment), variabel diobservasi atau sampel test) adalah bila diperoleh nilai p value
diukur terlebih dulu (pre-test) setelah itu < á = 0,05, sehingga Ha diterima (Ho ditolak)
dilakukan perlakuan dan setelah treatment yang artinya terdapat hubungan antara variabel
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” 76
bebas dan variabel terikat. Sedangkan bila p Frekuensi urutan/posisi anak dalam
value > α = 0,05 maka Ho diterima (Ha ditolak) keluarga terbanyak yaitu anak pertama
yang berarti tidak ada hubungan antara variabel sebanyak 17 anak (56,7%), kemudian anak
bebas dan variabel terikat. kedua sebanyak 11 anak (36,7%), sisanya
anak ketiga dan kelima masing-masing 1
HASIL PENELITIAN anak (3,3%). Pada frekuensi orang tua
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit dr. bekerja terdapat 19 anak (63,3%) dan 11 anak
R. Goetheng Taroenad i b rata Purbaling ga. dengan orang tua tidak bekerja (36,7%).
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 Untuk jenis terapi bermain mewarnai
dengan sampel berjumlah 30 responden. dilakukan sebanyak 15 anak (50%) dan
dengan terapi bermain origami sebanyak
1. Analisis univariabel (50%). Kemudian frekuensi tingkat ke-
Analisis univariat penelitian ini dapat cemasan yang diderita responden yaitu
dilihat pada tabel 4.1 berikut: terbanyak dengan tingkat kecemasan se-
dang sebanyak 16 anak (53,3%), tingkat
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik
responden di Rumah Sakit dr. R. Goetheng kecemasan ringan sebanyak 11 anak
Taroenadibrata Purbalingga (36,7%), tingkat kecemasan berat sebanyak
2 anak (6,7%), dan terdapat pasien yang tidak
mengalami tingkat kecemasan sebanyak 1
anak (3,3%).
2. Analisis bivariat
Hasil variabel independen dan variabel
dependen, dilanjutkan dengan analisis
bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel. Dalam penelitian ini
digunakan analisis paired samples t test
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Perbedaan skor kecemasan sebelum dan
sesudah dilakukan dilakukan terapi
bermain mewarnai dan origami
dapat mengembangkan kemampuan menya- sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain
makan dan membedakan, kemampuan ber- ( mewarnai dan origami ). Terapi bermain
bahasa, mengembangkan kecerdasan, menum- (mewarnai dan origami) dapat menurunkan
buhkan sportivitas, mengembangkan koor- tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari
dinasi motorik, mengembangkan dalam me- tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat
ngontrol emosi, motorik kasar dan halus, kecemasan ringan.
memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
pengetahuan dan memperkenalkan suasana
menunjukkan terdapat pengaruh yang sig-
kompetisi serta gotong royong.13 Sehingga jenis
nifikan antara terapi bermain terhadap stress
permainan yang dapat digunakan pada anak
hospitalisasi.7a Hospitalisasi merupakan suatu
usia ini seperti benda-benda sekitar rumah,
proses yang karena suatu alasan yang beren-
buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar,
cana atau darurat, mengharuskan anak untuk
kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.
tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan
Bermain memungkinkan anak mengalami perawatan sampai pemulangannya kembali ke
kemenangan dengan menyelesaikan teka-teki, rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang
berlatih peranan orang dewasa, meniru peran tua dapat mengalami berbagai kejadian yang
penyerang bukannya korban, meniru kekuatan menurut beberapa penelitian ditunjukkan
super (memainkan pahlawan super) dan men- dengan pengalaman yang sangat traumatik dan
dapatkan hal-hal yang ditolak dalam kehidupan penuh dengan stres. Pada penelitian yang lain
nyata (membuat percaya teman atau binatang menyebutkan latihan origami dapat membantu
kes ayangan). Menggambar, mewarnai dan anak-anak memahami ukuran yang relatif lebih
aktivitas artistik lainnya (origami) adalah lengkap dengan menggunakan strategi yang
bentuk permainan yang menunjukkan motivasi lebih efektif untuk perbandingan ukuran.6a
kreatif yang lebih jelas.14 Bermain merupakan
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
alat komunikasi yang natural bagi anak-anak,
yang menyebutkkan ada pengaruh yang ber-
oleh karena itu bermain merupakan dasar
makna antara intervensi terapi bermain puzzle
pendidikan dan aplikasi terapeutik yang
dengan dampak hospitalisasi.17 Perawatan di
membutuhkan pengembangan pada pendi-
rumah sakit mengharuskan adanya pembatasan
dikan anak usia dini.3a
aktivitas anak sehingga anak merasa kehilangan
Kemudian frekuensi tingkat kecemasan kekuatan diri. Perawatan di rumah sakit sering-
yang diderita responden yaitu terbanyak kali dipersepsikan anak prasekolah sebagai
dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 16 hukuman, sehingga anak akan merasa malu,
anak (53,3%), sedangkan tingkat kecemasan bersalah atau takut. Alat permainan yang
terkecil yaitu tidak mengalami cemas sebanyak dianjurkan untuk usia prasekolah diantaranya
1 anak (3,3%). Sebagian besar stress yang adalah bermain puzzle.10c Penelitian yang lain
terjadi pada bayi diusia pertengahan sampai juga menyebutkan bahwa terdapat perbedaan
anak periode prasekolah adalah cemas karena yang signifikan terhadap kepatuhan lamanya
perpisahan, kehilangan kendali, luka dan rasa terapi pada pre dan post terapi bermain.18
nyeri.15 Ancaman terhadap system diri sese-
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
orang dapat membahayakan identitas, harga
yang telah dilakukan, bahwa setelah dilakukan
diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi se-
terapi bermain ada pengaruh terapi bermain
seorang.16
terhadap tingkat kooperatif pada anak usia 3 –
Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0001 < 5 tahun.19 Pada saat dirawat di rumah sakit, anak
á = 0,05, sehingga Ha diterima (Ho ditolak) yang akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
berarti ada perbedaan tingkat kecemasan tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” 79