Pengaruh Induksi Plumbum Asetat Terhadap Memori Spasial Dan Intake Sukrosa Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley
Pengaruh Induksi Plumbum Asetat Terhadap Memori Spasial Dan Intake Sukrosa Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley
Pengaruh Induksi Plumbum Asetat Terhadap Memori Spasial Dan Intake Sukrosa Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley
(Skirpsi)
Oleh
TEGUH DWI WICAKSONO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
By
Background: Vehicle contributes for 70%-80% of air pollution, one of the components such
pollution is plumbum. Plumbum is a neurotoxic metal that can lower spatial memory and
sucrose intake.
Methods: This is a completely randomized design method used 24 male rats (Rattus
norvegicus) Sprague-Dawley aged 2-3 months were divided into 4 groups induced by lead
acetate for 7 days, the control group (K), group 1 dose of 50 mg/kg (P1), group 2 doses of
100 mg/kg (P2) and the treatment group 3 doses of 200 mg/kg (P3). Spatial memory assessed
using a Morris water maze test probe method with exercise 4 times/day for 2 days and
sucrose intake was assessed using method 2-hours access by looking at the percentage of
consumption of sucrose 4% of the total fluid. Data were analyzed using One-way ANOVA.
Result: The results of the average number of spatial memory in K: 35.28%, P1: 25.55%, P2:
25.28%, P3: 21.39% obtained significant influence with p = 0.037. The results of the average
value of sucrose intake in K: 77.03%, P1: 17:58%, P2: 18.63%, P3: 11:03% obtained
significant influence with p=0.000.
Conclusion: Induction of plumbum acetate for 7 days can reduce spatial memory and sucrose
intake of white rats (Rattus norvegicus) male Sprague-Dawley.
Oleh
Latar belakang: Kendaraan menyumbangkan 70%-80% polusi udara, salah satu komponen
polusi tersebut adalah plumbum. Plumbum merupakan logam bersifat neurotoksik yang
dapat menurunkan memori spasial dan intake sukrosa.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan sampel 24
ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague-dawley berusia 2-3 bulan terbagi ke
dalam 4 kelompok yang diinduksi dengan plumbum asetat selama 7 hari, yaitu kelompok
kontrol (K), kelompok perlakuan 1 dosis 50 mg/kg (P1), kelompok perlakuan 2 dosis 100
mg/kg (P2) dan kelompok perlakuan 3 dosis 200 mg/kg (P3). Memori spasial dinilai
menggunakan alat Morris-water maze metode probe test dengan latihan 4 kali/hari selama 2
hari dan intake sukrosa dinilai menggunakan metode 2-hours access dengan melihat
persentase konsumsi sukrosa 4% terhadap keseluruhan cairan. Data dianalisis menggunakan
metode One-way Anova.
Hasil penelitian: Hasil rerata nilai memori spasial pada K: 35.28%, P1: 25.55%, P2: 25.28%,
P3: 21.39% didapatkan pengaruh yang bermakna dengan nilai p=0.037. Hasil rerata nilai
intake sukrosa pada K: 77.03%, P1: 17.58%, P2: 18.63%, P3: 11.03 % didapatkan pengaruh
yang bermakna dengan nilai p=0.000.
Simpulan: Induksi plumbum asetat selama 7 hari dapat menurunkan memori spasial dan
intake sukrosa tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague-dawley.
Oleh
Teguh Dwi Wicaksono
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
November 1995, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak Haryono
Sidoasih, Lampung Selatan dan selesai pada tahun 2000. Lalu penulis menempuh
menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam FSI Ibnu Sina periode 2014-2015 yaitu
sebagai Staf Bina Baca Quran, dan Wakil Ketua BPH As-syfa periode 2014-2015
serta syukur alhamdulilah penulis juga menjadi bagian dalam Asisten Dosen
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam
Spasial dan Intake Sukrosa Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur
Sprague Dawley” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
Universitas Lampung.
3. Dr. Anggraeni Janar Wulan, M.Sc., selaku Pembimbing Utama yang selalu
ini.
4. dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp.OG., selaku Pembimbing Kedua atas
kritik selama proses skripsi ini serta memberikan banyak ilmu selama lebih
5. Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi untuk
7. dr. Betta Kurniawan, M.Kes., selaku dosen dan juga guru yang telah
8. Ibuku tersayang, Marmi, terimakasih atas doa, kasih sayang, nasihat serta
selalu mengingat Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melindungi ibunda
mengingatkanku untuk selalu dekat dengan Allah SWT. Semoga Allah selalu
10. Kakak dan adik-adikku Primadhani, Tria dan Balint yang selalu memberikan
13. Seluruh Staf Akademik, TU dan Administrasi FK Unila, serta pegawai yang
14. Sahabat-sahabat saya M. Ega Al-Farizi, Fuad Iqbal Elka Putra, Fathan Muhi
maupun akhirat.
15. Sahabat-sahabat saya NWNC yaitu Ahmad sirajudin, Restu Pamanggih, Raka
16. Keluarga Asisten Dosen Anatomi periode 2015-2016, dr. Anggraeni Janar
Wulan, M.Sc, dr. Rekha Nova Iyos, dr. Catur Ari Wibowo, M. Jyuldi
Bimandama, Fauziah Lubis, Azzren Virgita Pasya, Sutria Nirda Syati, Ria
Arisandi, Indrani Nur WP, Rosi Indah Pratama, Indah Iswara, Shafira Fauzia,
17. Teman laki-laki seperjuangan kloter terakhir OSCE dan SOCA dari semester
pertama hingga terakhir Tito Tri Saputra, yang selalu bersama menunggu
kehidupan: Angga, Rama, Tian, Dedi, Tuko, Arif, Iqbal, Salamun, Endro,
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3.Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.4.Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Jumlah Penduduk di Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebanyak 238 juta jiwa.
Setiap tahunnya jumlah penduduk indonesia meningkat, hal ini sebanding lurus
dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor (BPS, 2012). Dimana, sampai tahun
2013 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar 105 juta unit (BPS, 2014).
lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya polusi udara (Shafii, 2008). Hasil
dari berbagai observasi menyebutkan bahwa konstribusi polusi udara dari kendaraan
Perlu disadari oleh masyarakat bahwa 89% karbon monoksida (CO), 100% plumbum
(Pb), 73% hidrokarbon (HC), 61% oksida nitrogen (NOx), 53% karbon dioksida
(CO2) dan 1% asap di udara dihasilkan oleh kendaraan bermotor bensin (spark
ignition engine) dari keseluruhan gas buangan kendaraan bermotor (Irawan, 2008).
Diantara sumber polusi yang terdapat pada gas buangan kendaraan bermotor tersebut,
terdapat satu logam berat berbahaya yaitu plumbum (Pb). Plumbum merupakan salah
2
satu logam berat yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika terhirup ke dalam
kendaraan yang digunakan, maka akan semakin banyak juga Pb yang tertinggal di
Tingginya kadar Pb pada pencemaran udara oleh kendaraan bermotor ini, dapat
akan masuk ke dalam tubuh manusia bersama udara yang terhirup melalui saluran
pernapasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorpsi melalui kulit sangat kecil
sehingga dapat diabaikan. Rerata 10-30% Pb yang terinhalasi diabsorpsi oleh paru -
paru dan sekitar 5-10% dari yang tertelan diabsorpsi melalui saluran cerna,
masuk ke aliran darah, masuknya Pb ke aliran darah tergantung pada ukuran partikel,
daya larut, volume pernapasan dan variasi faal antar individu (Kurniawan, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Manalu (2001) diketahui bahwa tingkat kepadatan lalu
lintas berpengaruh terhadap kadar Pb dalam darah pedagang kaki lima. Pada
kepadatan lalu lintas yang tinggi menunjukan kadar Pb di udara sebesar 0.007-0.021
µg/m3 dengan kadar Pb dalam darah pedangang kaki lima sebesar 0.366-0.806 ppm.
Pada lalu lintas dengan kepadatan yang sedang menunjukan kadar Pb di udara sebesar
0.005-0.015 µg/m3 dengan kadar Pb dalam darah pedangang kaki lima sebesar 0.124-
0.339 ppm sedangkan pada lalu lintas dengan kepadatan yang rendah menunjukan
3
Induksi Pb selama 96 jam dapat menyebabkan stres akut yang ditandai dengan
penilaian pengaruh Pb terhadap kadar enzim antioksidan pada 250 penduduk kota
secara acak yang sering terpapar asap kendaraan. Terjadi peningkatan kadar CAT,
SOD dan GPx pada penduduk yang memiliki kadar Pb darah diatas 15 µg/dl. Pada
penelitian Li et al., (2015) induksi Pb dalam peroide akut dengan konsentrasi yang
berbeda (0, 3.6, 7.3, 14, 29, 58 mg/dl) selama 7 hari menunjukan perubahan
histopatologi testis dan peningkatan enzim CAT, GPx dan SOD yang menunjukan
pada membran sel di semua bagian otak tikus. Pada penelitian Ahmed et al., (2013)
terjadi kematian sel pada otak tikus yang diinduksi dengan 25 dan 50 mg/kg
plumbum asetat.
Salah satu organ yang paling peka terhadap stres oksidatif ialah hippocampus
(Harbani, 2013). Ercal et al., (2001) menjelaskan bahwa oksidan yang dicetuskan
oleh Pb maupun efek langsung terhadap membran sel dapat memicu terjadinya cidera
4
sel yang dapat berlanjut menjadi kematian sel-sel. Lebih lanjut dalam penelitian
lipid sel neuron di semua bagian otak. Jika peroksidasi lipid ini berlanjut maka
kematian sel pun dapat terjadi (Kumar, 2007). Pada penelitian Meng et al., (2016)
Morris water maze pada penelitian Novita (2015) digunakan untuk menguji pengaruh
stres kronis listrik terhadap memori spasial pada tikus putih galur dawley. Morris
water maze, walaupun terlihat sederhana, merupakan suatu uji yang menantang bagi
tikus karena memerlukan berbagai proses pemikiran yang rumit. Proses ini meliputi
peristiwa pemrosesan, konsolidasi, retensi, dan retrieval untuk bisa mencapai pada
Belakangan ini, ada beberapa penelitian tentang pengaruh stres terhadap perubahan
menunjukan bahwa stres dapat menurunkan asupan sukrosa pada hewan coba
(Grønli, 2006; Pothion et al., 2004). Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai
pengaruh induksi plumbum terhadap intake sukrosa. Zat beracun merupakan salah
satu pencetus terjadinya stres dan plumbum merupakan salah satu dari zat yang
sangat beracun bagi tubuh (Sherwood, 2014 ; Widiowati, 2008). Oleh karena itu,
5
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari induksi plumbum terhadap
penelitian tentang pengaruh induksi plumbum asetat dalam 7 hari terhadap memori
spasial (Water Morris maze test) dan intake sukrosa pada tikus putih (Rattus
1. Apakah terdapat pengaruh Pb asetat terhadap memori spasial pada tikus putih
2. Apakah terdapat pengaruh Pb asetat terhadap intake sukrosa pada tikus putih
water morris maze test pada tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague
dawley.
6
dari intake sukrosa tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague dawley.
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan mengenai tata cara penulisan karya ilmiah yang baik
dan mengetahui pengaruh Pb asetat terhadap terhadap memori spasial dan perubahan
prilaku yang dinilai dari intake sukrosa tikus putih (Rattus novergicus)
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan sehingga
3. Bagi Masyarakat
(retrieve atau recall) dalam bentuk ingatan (Kandel et al, 2000). Secara umum,
demikian, informasi yang disimpan dapat juga berupa kata demi kata (Sherwood,
2014).
Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan paling sedikit dalam dua cara:
term memory) (Guyton & Hall, 2007). Ingatan jangka-pendek memiliki kapasitas
Terdapat dua jenis memori berdasarkan jenis informasi yang disimpan, yaitu
eksplisit terlibat dalam proses mengingat secara sadar terhadap informasi tentang
memori implisit terlibat dalam proses mengingat bawah sadar dalam pelaksanaan
tugas dan prosedur, seperti keterampilan motorik (Mann & Klemm, 2011).
Memori spasial termasuk dalam memori deklaratif atau eksplisit (Cassenti &
bidang, mengenali bentuk, jarak, dan luas, serta mengetahui arah atau posisi
seseorang. Tanpa adanya memori spasial maka individu akan mengalami kesulitan
dalam memahami posisi diri, melihat bentuk dan ruang bidang, tidak dapat
mengingat arah atau letak suatu benda, serta tidak dapat memperkirakan jarak
Berbeda dengan memori spasial yang berkaitan mengenali sesuatu yang luas,
pendapat yang panjang, dan tidak melakukan kesalahan dua kali saat menjawab
Proses penyimpanan dan mengingat kembali sesuatu hal dimulai ketika neuron
potensial aksi (Sherwood, 2014). Glutamat berikatan dengan dua jenis reseptor di
Reseptor AMPA adalah kanal-reseptor yang biasa terdapat pada sinaps, yang
terbuka. Akan tetapi, kanal-reseptor ini ditutup oleh pintu dan ion magnesium
Untuk membuka kanal NMDA, harus ada dua kejadian yang terjadi hampir
masukan lain. (Zito, 2009). Kanal NMDA terbuka jika berikatan dengan glutamat,
mengaktifkan jalur caraka kedua (second messenger) pada neuron ini. Jalur caraka
Selain itu, jalur caraka kedua ini juga mengeluarkan nitrat oksida yang akan
memberikan umpan balik positif. Umpan balik positif ini akan meningkatkan
berhenti. Oleh karena itu, informasi dapat disampaikan disepanjang jalur sinaps
yang sama ini dengan lebih efisien jika terkativasi kembali di masa yang akan
datang (meningat). Ingatan jangka panjang bersifat spesifik bagi jalur yang
teraktivasi. Jalur di antara masukan prasinaps inaktif lainnya dan sel pascasinpas
yang sama tidak terpengaruh (Sherwood, 2014). Sehingga jika kita mengingat
sesuatu yang baru dalam jangka panjang, maka akan ada pembentukan sinaps baru
khusus yang permanen dalam jalur pengingatan hal tersebut. Berbeda dengan
Plumbum (Pb) atau lebih dikenal dengan nama timah hitam (timbal) merupakan
saah satu logam berat yang terdapat secara alami di kerak bumi. Plumbum
dimasukan ke dalam logam berat karena memiliki massa jenis lebih dari 5gr/cm3
atau lima kali lebih besar dibandingkan massa jenis air (1gr/cm3) (Ernawati,
2010). Plumbum sendiri memiliki massa jenis 11.34 g/cm3 (Widiowati, 2008).
Plumbum pada awalnya merupakan logam berat yang terdapat di kerak bumi
yaitu hanya 0.0002% dari jumlah kerak bumi jika dibandingkan dengan logam
lain (Palar, 1994). Akan tetapi, jumlah plumbum di permukaan bumi dapat
(Widiowati, 2008). Zat ini banyak ditemukan pada peralatan sehari-hari, seperti
kabel telepon, kabel listrik, pipa air minum, zat pewarna ada cat, zat penkilap
Plumbum merupakan salah satu logam berat dan oksidan kuat. Plumbum akan
sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan iritasi kulit, mata dan
saluran napas, merusak gusi, sistem saraf pusat, ginjal dan sistem reproduksi
(MSDS, 2006). Zat ini dapat masuk kedalam tubuh melalui makanan, air, udara
13
yang tercemar oleh logam Pb. Plumbum yang masuk akan diabsorpsi oleh tubuh.
Oksigen dapat menerima elektron tunggal dan membentuk molekul tak stabil yang
dikenal dengan molekul ROS. Beberapa contoh ROS antara lain radikal singlet
oksigen (O-), superoksid (O2-), dan radikal hidroksil (HO). Dalam homeostasis
dalam jaringan, yang dikenal sebagai stres oksidatif (Mc Kee, 2003).
terdiri dari 2 cara berbeda yang berhubungan, yakni pembentukan ROS dan
1. Pembentukan ROS
Ion Plumbum memiliki efek langsung terhadap membran sel, dimana pajanan
komponen membran sel (Gurer & Ercal, 2000). Pajanan Pb di membran sel otak
1984). Menurut Ercal et al., (2001) perubahan komposisi lipid ini adalah
penyebab perubahan integritas, permeabilitas dan fungsi membran sel yang akan
dan juga interaksi keduanya menghasilkan radikal hidroksil, suatu radikal bebas
2008). Zat ini menghambat beberapa enzim dengan gugus fungsional SH seperti
Molekul pereduksi NADPH ini penting dalam menjaga tersedianya glutathione (γ-
15
Glutathione mempunyai gugus tiol (-SH) yang besifat reduktif yang menjadikan
molekul ini pelindung sel dari stres oksidatif. Plumbum yang berikatan dengan
gugus tiol dari GSH, menyebabkan kadar GSH menurun dan mempengaruhi
antioksidan secara tak langsung. Enzim ini memiliki disulfida pada tempat
katalitiknya, yang merupakan target dari Pb. Dengan demikian, Pb yang terikat
menunjukan bahwa stres oksidatif dapat melemahkan memori spasial pada hewan
coba (Hritcu et al., 2011; Pandey et al., 2015; Sandi et al., 2005). Stres oksidatif
et al., 2009).
Radikal bebas merupakan spesies kimiawi dengan satu elektron tak berpasangan
di orbital terluar. Keadaan kimiawi tersebut sangat tidak stabil dan mudah
bereaksi dengan zat kimia anorganik atau organik (Murray et al., 2009). Saat
16
dibentuk dalam sel radikal bebas segera menyerang dan mendegradasi asam
nukleat serta berbagai molekui membran. Selain itu, radikal bebas menginisiasi
et al., 2007).
Menurut Kumar (2007) tiga reaksi yang paling relevan dengan jejas sel yang
Ikatan ganda pada lemak tak jenuh membran mudah terkena serangan radikal
bebas berasal dari oksigen. Interaksi radikal lemak menghasilkan peroksida, yang
tidak stabil dan reaktif, dan terjadi reaksi rantai autokatalitik. Sebelumnya juga
Shafiq-ur-rehman, 1984).
2. Fragmentasi DNA
Reaksi radikal bebas dengan timin pada DNA mitokondria dan nuklear
fragmentasi polipeptida.
Jejas pada sel yang kemudian dapat berlanjut menjadi kematian sel (Kumar,
(Sherwood, 2014). Selain itu, epinefrin juga akan memobilisisasi simpanan energi
lemak dan karbohidrat untuk meningkatkan glukosa dan asam lemak darah
sebagai respon dalam mempertahankan kondisi tubuh (Guyton & Hall, 2007).
Selain epinefrin, sejumlah hormon lain berperan dalam respon stres secara
Peningkatan glukosa dan asam lemak darah juga terjadi karena penurunan hormon
insulin dan peningkatan hormon glukagon. Baik sistem saraf simpatis maupun
meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah. Epinefrin dan glukagon
stres, melawan penguraian simpanan glikogen hati. Semua efek ini membantu
aktif saat terjadinya stres, seperti otak dan otot skelet. Aktivitas yang tidak
dikurangi. Sehingga pada saat terjadi stres hal seperti aktivitas makan,
al., 2005). Pada penelitian Pothion et al., (2004) dan Murray et al., (2013)
menunjukan penurunan aktivitas makan pada tikus yang diinduksi oleh stres
Morris water maze merupakan suatu uji yang menantang bagi tikus karena
memerlukan berbagai proses pemikiran yang rumit. Proses ini meliputi lokalisasi
pemrosesan, konsolidasi, retensi, dan retrieval untuk bisa mencapai pada platform
yang tersembunyi di water maze. Proses umum pada tikus yang menggunakan
navigasi visuospasial ini juga dianggap mempunyai kontribusi yang sama pada
manusia untuk penggunaan proses kognitif sehari-hari. Oleh karena itu, model uji
menggunakan Morris water maze ini dianggap relevan dengan studi pada penyakit
20
Morris water maze secara umum menggunakan kolam air berbentuk bulat
berdiameter 120-180 cm dan kedalaman 60cm dengan air yang dijaga suhunya
sesuai suhu ruang serta memiliki platform yang tersembunyi di bawah permukaan
air. Platform ini disembunyikan dengan cara : menambahkan bahan tertentu (susu
atau zat pewarna yang tidak berbahaya) agar air terlihat opaque, atau platform
diberi cat yang sama dengan dasar dan dinding kolam. Beberapa objek gambar
ditempelkan pada dinding kolam untuk menandai kuadran kolam dan dapat
digunakan tikus sebagai alat bantu navigasi dalam kolam. Tikus secara individu
dimasukkan ke dalam kolam untuk kemudian dicatat waktu dan jarak tempuh
yang dibutuhkan untuk mencapai platform (Alvin & Terry, 2009; Watermaze,
2013).
Plumbum merupakan logam berat yang bersifat toksis bagi tubuh dan dapat
bebas dan menekan sistem antioksidan (Ercal et al., 2001). Stres oksidatif ini
dapat menyebabkan kerusakan pada sel neuron hippocampus yang pada akhirnya
antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh akan menimbulkan respon
lebih aktif saat stres seperti otak. Sehingga pada saat stres aktivitas seperti makan
Induksi Akut
Plumbum Asetat
Stres Oksidatif
Keterangan :
= Memicu
= Yang diteliti
Memori Spasial
Intake Sukrosa
2.6 Hipotesis
1. H0: Tidak terdapat pengaruh induksi plumbum asetat terhadap memori spasial
H1: Terdapat pengaruh induksi plumbum asetat terhadap memori spasial tikus
2. H0: Tidak terdapat pengaruh induksi plumbum asetat terhadap intake sukrosa
H1: Terdapat pengaruh induksi plumbum asetat terhadap intake sukrosa tikus
lengkap (RAL) dengan pendekatan post test only control group design. Dengan
Sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah tikus, menurut Watermaze (2013)
tikus adalah hewan terbaik sebagai hewan coba pada morris water maze, karena
hewan ini adalah hewan yang sama digunakan morris pada penelitian memori
spasial.
25
Populasi penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague
dawley berumur 2-3 bulan atau 10-12 minggu yang diperoleh dari Institut
Pertanian Bogor. Jumlah sampel berdasarkan kriteria sampel WHO yaitu minimal
t (n-1) ≥ 15
4 (n-1) ≥ 15
4n - 4 ≥ 15
4n ≥ 19
n≥ 5
Untuk mengantisipasi drop out, maka sampel ditambah 10% pada setiap
Kontrol).
2. Sehat
plumbum asetat.
Pada tabel 1 dapat dilihat variabel-variabel yang akan digunakan pada penelitian
ini, berikut dengan definisi operasional, alat ukur yang digunakan, cara
pengukuran, hasil ukur, dan skala variabel yang digunakan untuk penetuan uji
1. Tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley sehat 150-250 gram
2. Pb Asetat (Pb(CH3COO)2)
3. 60 ml air
4. 60 ml larutan sukrosa 4%
1. Spuit 1 cc/ml
2. Kandang tikus
3. Botol minuman 60 ml
4. Tempat makan
5. Stopwatch
6. Kamera
sebesar 20g/100ml dalam air, yang berarti plumbum asetat dapat dilarutkan ke
29
dalam aquades. Larutan stok Pb asetat dibuat dari dosis yang paling besar, yaitu
200 mg/kg. Tikus yang digunakan memiliki rerata berat badan 200 gram,
sehingga didapatkan dosis 40 mg atau 0.04 gram yang akan dilarutkan ke dalam
20 0.04
=
100
0.04 100
=
20
= 0.2
spasial tikus sesudah perlakuan pada tiap kelompok tikus. Semua hewan coba
sebelumnya diberikan latihan dahulu dengan Morris water maze metode invisible
platform trials selama 2 hari sebanyak 4 kali latihan dan dihitung waktunya
Setiap awal percobaan, ditentukan satu titik awal tempat tikus diletakkan pertama
kali di dalam kolam, lalu tikus akan berenang mencari platform dan naik ke atas
30
platform. Waktu yang dibutuhkan tikus untuk mencapai platform (escape latency)
dicatat. Setelah tikus berhasil mencapai platform maka diberi waktu untuk
berikutnya. Setiap kali percobaan harus selesai dalam waktu 60 detik. Bila dalam
60 detik tikus gagal mencapai platform, maka tikus dituntun ke arah platform dan
dibiarkan selama 20 detik untuk beristirahat. Setelah itu, tikus diletakkan kembali
ketiga dan keempat, ditentukan lagi satu titik awal secara random tempat tikus
diletakkan di dalam kolam pada awal uji ini, lalu tikus akan berenang mencari
platform dan naik ke atas platform. Waktu yang dibutuhkan tikus untuk mencapai
Untuk menilai retensi memori spasial, dilakukan probe test sehari setelah
selesainya keseluruhan uji Morris water maze metode hidden platform test. Pada
uji retensi memori spasial ini, platform diangkat dari kolam, sedangkan komponen
lain dibiarkan seperti semula. Selama 60 detik tikus dibiarkan berenang di kolam,
dihitung persentase waktu yang dihabiskan tikus untuk berenang pada kuadran
waktu yang ditempuh tikus melewati seluruh kuadran (Alvin & Terry, 2009).
31
cairan yang dikonsumsi oleh tikus pada jam 17.30-19.30 WIB (2-hours access)
K P1 P2 P3
Kelompok penelitian ini terdiri atas tiga kelompok yaitu satu kelompok kontrol
negatif, dan dua kelompok perlakuan. Hasil penelitian diuji secara statistik dengan
menggunakan uji One-Way Anova. Data memori spasial terdistribusi normal dan
anova pada kedua variabel. Pada uji One-Way anova didapatkan nilai p<0.05
melakukan analisis Post hoc LSD untuk mengetahui perbedaan antar kelompok
penelitian, yaitu:
kelompok perlakuan.
seperti:
a. Bebas dari rasa lapar dan haus, pada penelitian ini hewan coba
metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih untuk meminimalisasi atau
2013).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Induksi plumbum asetat selama 7 hari dapat menurunkan memori spasial pada
2. Induksi plumbum asetat selama 7 hari dapat menurunkan intake sukrosa pada
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini untuk dilakukan oleh
caspase 9.
Ahmed MB, Ahmed MI, Meki AR, Abdarboh N.. 2013. Neurotoxic effect of lead
on rats: Relationship to apoptosis. Int J Health Sci Qassim. 7(2): 192-9.
Ambica PJ, Shekawat PS, Pareek H, Yadav D, Sharma P, John PJ. 2016. Effect of
lead on human blood antioxidant enzymes and glutathione. Int J Biochem
Res Re. 13(1):1-9
Barkour RR, Bairy LK. 2015. Evaluation of passive avoidance learning and
spatial memory in rats exposed to low levels of lead during specific periods
of early brain development. Int J Occup Med Environ Health. 28(3): 533-44.
Cassenti D, Carlson R. 2008. Effect of pacing and working memory load on error
type patterns in a routine skill. Am J Phsycol. 121 (1): 57–81.
Devlin MT. 2002. Bioenergetics and oxidative metabolism In: Biochemistry with
clinical correlations. Edisi ke-5. Canada: Wiley-liss.
Ding Y, Gonick HC, Vaziri ND. 2000. Lead promotes hydroxyl radical generation
and lipid peroxidation in cultured aortic endothelial cells. Am J Hypertens,
13 (5): 552–5.
Ercal N, Gurer H, Aykin-Burns N. 2001. Toxic metals and oxidative stress. Part
1. Mechanisms involved in metal induced oxidative damage. Curr Top Med
Chem. 1 (6): 529–39.
Guyton AC, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-11. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Irawan RM. 2008. Pengaruh methanol terhadap pengurangan emisi gas buang
carbon monoksida pada kendaraan motor bensin. Traksi. 1(6): 39–47.
Jett DA, Kuhlmann AC, Guilarte TR. 1997, Intrahippocampal administration lead
(Pb) impairs performance of rats in the morris water maze. Pharmacol
Biochem Behav. 57(1): 263-96.
Jones JB, Tan T, Bloom SR. 2012. Minireview: glucagon in stress and energy
homeostasis. Endocrinology. 153(3): 1049-54.
Kandel E, Schwart JH, Jessel T. 2000. Principles of Neural Science. Edisi ke-4.
USA: McGraw-Hill.
Kumar V, Cotran RS, & Robin SL. 2007. Buku Ajar Patologi Robin. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC.
Kurniawan W. 2008. Hubungan Kadar Pb Dalam Darah dengan Profil Darah pada
Mekanik Kendaraan Bermotor di Kota Pontianak [Thesis]. Progam
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Universitas Diponegoro.
Li N, Jia J, Zheng Y, Liu X, Zhu M, Shi B et al. 2010. Lead impairs ability of
learning and memory and effects expression of synapstosomal-assosiated
protein-25 in hippocampus of offspring. Zonghua Lao Dong Wei Sheng Zhi
Ye Bing Za Zhi. 28 (9): 652-5.
Mastrangelo ME, Schleich CE, & Zenuto RR. 2008. Short-term effects of an acute
exposure to predatory cues on the spatial working and reference memory
performance in a subtteranean rodent. Anim Behav. 77(3): 685–92.
Mc Kee T, Mc Kee JR. 2003. Aerobic metabolism II: electron transport and
oxidative phosphorylation In: Biochemistry the molecular basis of life Edisi
ke-3. New york: McGraw-Hill.
Meng H, Wang L, He J, Wang Z. 2016. The Protective Effect of Gangliosides on
Lead (Pb)-Induced Neurotoxicity Is Mediated by Autophagic Pathways. Int J
Environ Res Public Health. 13(4): 365. Tersedia pada:
http://www.mdpi.com/1660-4601/13/4/365.
MSDS-Material Safety Data Sheet. 2006. Lead nitrate. MSDS no L3130. hlm.1–8.
Murray R, Boss-Williams KA, Weiss JM. 2013. Effects Of Chronic Mild Stress
On Rats Selectively Bred For Behavior Related To Bipolar Disorder And
Depression. Elsevier Inc. 119 (1): 115–29.
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper. Edisi ke-27.
Jakarta: EGC.
Palar H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Pandey SP, Singh HK, & Prasad S. 2015. Alterations in hippocampal oxidative
stress, expression of AMPA receptor GluR2 subunit and associated spatial
memory loss by Bacopa monnieri extract (CDRI-08) in streptozotocin-
induced diabetes mellitus type 2 mice. PLoS ONE. 10(7): 1–23.
Remus JL, Stewart LT, Camp RM, Novak CM, Johnson JD. 2015. Interaction of
metabolic stress with chronic mild stress in altering brain cytokins and
sucrose preference. Behav Neurosct. 129(3): 321-30.
Shafii S. 2008. The removal of zinc and plumbum (lead) by using hydrogen
peroxide [Thesis]. University Malaysia Pahang.
Sherwood L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-8. Editor Pendit
et al. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Takahashi A. 1975. Problem of hygine maintenance for food coming into contact
with rubber and plastics products. Nippon Gomu Kyokaishi: 48(9):537
[translated by Inglis EA. 1976. Int Polymer Sci Tech. 3(1): 93-105]
Tian Y. et al. 2014. Acute and chronic toxic effects of Pb on polychaete Perinereis
aibuhitensis: morphological changes and responses of the antioxidant system.
environ Sci. 26(8): 1681–8.
Watermaze. 2013. Learning about Morris Water Mazw. Richard Baker. Tersedia
pada: watermaze.org diakses tanggal 3 juni 2016.
Vollmer LE, Ghosal S, Rush JA, Sallae FR, Herman JP, Weinert M et al. 2013.
Attenuated stress-evoked anxiety, increased sucrose preference and delayed
spatial learning in glucocorticoid-induced receptor-deficient mice. Genes
Brain Behav. 2013 (12): 241-9.