Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil Di Depok, Jawa Barat
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil Di Depok, Jawa Barat
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil Di Depok, Jawa Barat
net/publication/317366288
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal
Wa Tamwil Di Depok, Jawa Barat
CITATIONS READS
0 1,003
2 authors, including:
Sepky Mardian
SEBI School of Islamic Economics
11 PUBLICATIONS 13 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil Di Depok, Jawa Barat View project
All content following this page was uploaded by Sepky Mardian on 11 August 2017.
Abstract
This study aims to determine the accounting treatment of murabahah (recognition,
measurement, presentation and disclosure) in accordance with PSAK no. 102. BMT
in Depok was studied. The descriptive analysis with qualitative and quantitative
approaches wasused to deploythe questionnaires to respondents. The study showed
that the accounting treatment of murabahah in BMT Depok is not all adopted
PSAK no. 102 properly. The average value of the percentage only reached 68.4%.
There are weaknesses in the educational background of the respondents were limited
to the knowledge of transaction records BMT.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perlakuan akuntansi atas murabahah
(rekognisi, pengukuran, gambaran, dan pengungkapan) terkait dengan Pedoman
Standar Akuntansi dan Keuangan (PASK) No. 102 pada Baitul maal wa tamwil
(BMT) di Depok. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah analisis
deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif dengan melakukan penyebaran
kuesioner kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua
BMT di Depok telah mengadopsi PSAK No. 102 pada perlakuan akuntansi atas
transaksi murabahah. Nilai rata-rata yang dicapai hanya 68.4%. Terdapat kelemahan
pada aspek latar belakang pendidikan responden yang mengakibatkan terbatasnya
pengetahuan atas catatan transaksi di BMT.
Received : February 15, 2017- Revised: April 27, 2017- Accepted : May 8, 2017
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI
Email: [email protected]
DOI: 10.24042/febi.v2i1.943
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
A PENDAHULUAN
Kelahiran BMT merupakan realisasi rekomendasi silahturahmi kerja nasional
(SILAKNAS) Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) tahun 1994.
Rekomendasi ini dilatar belakangi oleh eksitensi Bank Syariah, hal ini Bank
Muamalat Indonesia yang sudah beroperasi sejak tahun 1992, namun belum
mampu memberikan harapan bagi semua lapisan masyarakat terutama pengusaha
mikro kecil.Hal ini disebabkan karena sebagai lembaga keuangan perbankan Bank
Muamalat sangat terikat dengan peraturan-peraturan perbankan yang sangat kaku.
Oleh karena itu dipandang perlu mendirikan Lembaga Keuangan Syariah alternatif
yang relatif kecil dan fleksibel untuk malayani usaha mikro maka didirikanlah
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yaitu Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)
yang operasionalnya berdasarkan prinsip syariah (Didiek, 2013)
BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat
secara luas tidak ada batasan ekonomi, sosial, bahkan agama. Semua komponen
masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang
lebih adil dan mampu menjangkau lapisan pengusaha yang terkecil sekalipun.
(Mustofa, 2014). Keberadaan BMT pada awalnya sebagai lembaga ekonomi rakyat
yang membantu masyarakatmenengah bawah, kegiatan utama dari BMT adalah
pengembangan usaha mikro terutama mengenai bantuan permodalan.Untuk
melancarkan usaha pembiayaan BMT menghimpun dana dari masyarakat lokal.
Peran umum yang dilakukan BMT adalah melakukan pembinaan dan pendanaan
berdasarkan prinsip syariah yang mana merupakan salah satu upaya untuk
menjalankan prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
Keberadaan BMT di Indonesia telah menjadi alternatif penyedia jasa
keuangan untuk pembiayaan mikro Islam. Dimana ada 3 hal yang mendasari
pernyataannya tersebut. Pertama, BMT didirikan di sebuah komunitas kecil. Kedua,
hal itu dibuktikan bahwa BMT telah memberantas praktek rentenir. Sebelumnya,
praktek rentenir telah menjadi alternatif pembiayaan bagi UMKM karena tidak
mudah untuk memenuhi persyaratan bank (bankable) jika mereka ingin berurusan
dengan bank. Ketiga, BMT bisa bertahan ketika krisis keuangan global melanda
stabilitas perekonomian Indonesia pada tahun 2008.(Wardiwiyono, 2012)
Belum adanya data akurat mengenai pertumbuhan jumlah BMT atau Baitul
Maal Wa Tamwil, selain karena entitas BMT masih berada di bawah Kementerian
Koperasi dan UMKM, BMT masih dianggap pemain minor dalam industri
keuangan syariah di Indonesia. Meskipun demikian, BMT terus mengalami
pertumbuhan. Ketua Asosiasi BMT se Indonesia (Absindo), Aries Muftie
menyatakan bahwa pada akhir tahun 2014 terdapat lebih dari 5.500 BMT di
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
20 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 21
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
B. KAJIAN KEPUSTAKAAN
Praktik Murabahah di LKMS (BMT)
Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan
pada Keputusan Fatwa (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan peraturan
Bank Indonesia (PBI), namun demikian dalam praktiknya tidak ada keragaman
model penerapan pembiayaan murabahah karena beberapa faktor yang
melatarbelakangi (Azharuddin, 2014).
Transaksi murabahah yang dilakukan di BMT, lebih sering digunakan untuk
pembiayaan yang ditujukan kepada nasabah untuk tambahan modal kerja. Seperti
pembiayaan untuk memperluas usaha. Di dalam akad pembiayaan murabahah di
BMT berdasarkan pada asas jual-beli, BMT bertindak sebagai penjual dan mitra
usaha sebagai pembeli atau nasabah. Harga jual ditentukan berdasarkan harga beli
dasar ditambah mark-up sesuai dengan kesepakatan antara BMT dengan mitra
usaha. Hal ini merupakan pengertian pembiayaan murabahah yang merupakan jasa
penyaluran dana yang dilakukan oleh BMT.
Dalam praktek pembiayaan murabahah di BMT setelah dana di transfer ke
rekening nasabah, maka sudah sepenuhnya menjadi urusan nasabah. Uang itu
digunakan untuk tambahan modal kerja, seperti perluasan usaha, ataupun untuk
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
22 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 23
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.
Ketiga, diskon pembelian aset murabahah diakui sebagai berikut: (a) Jika
terjadi sebelum akad murabahah maka sebagai pengurangan biaya perolehan aset
murabahah. (b) Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati
maka bagianyang menjadi hak nasabah dikembalikan kepada nasabah jika nasabah
masih berada dalam proses penyelesaian kewajiban atau kewajiban kepada nasabah
jika nasabah telah menyelesaikan kewajiban. (c) Jika terjadi setelah akad murabahah
dan sesuai akad yang menjadi bagian hak lembaga keuangan syariah diakui sebagai
tambahan keuntungan murabahah. (d) Jika terjadi setelah akad murabahah dan
tidak diperjanjikan dalam akad diakui sebagai pendapatan operasional lain.
Keempat, kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon
pembelian akan tereliminasi pada saat: (a) Dilakukan pembayaran kepada pembeli
sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian. (b)
Dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh
penjual. Kelima, potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut: (a) Jika
disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui sebagai
pengurang keuntungan murabahah. (b) jika disebabkan oleh penurunan
kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban. Keenam, pengakuan
keuntungan. Keuntungan murabahah diakui: (a) Pada saat terjadinya akad
murabahah jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa angsuran
murabahah tidak melebihi satu periode laporan keuangan. (b) Selama periode akad
secara proporsional jika akad melampaui satu periode keuangan.
Ketujuh, Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut: (a) Jika
disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu diakui sebagai
pengurangan keuntungan murabahah. (b) Jika disebabkan oleh penurunan
kemampuan pembayaran pembeli diakui sebagai beban. Kedelapan, Pengakuan
denda. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
dengan akad dan denda yang diterima diakui sebagai dana kebajikan. Kesembilan,
Penyajian persentase piutang murabahah. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai
neto yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan
kerugian piutang.
Kesepuluh, penyajian marjin murabahah. Marjin murabahah tangguhan
disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah. Kesebelas,
Penyajian pembukuan laporan keuangan.Beban murabahah tangguhan disajikan
sebagai pengurang (contra account) utang murabahah. Keduabelas, Pengungkapan.
(a) Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
24 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
tidak terbatas pada: (i) harga perolehan aset murabahah. (ii) janji pemesanan dalam
murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau bukan. (iii)Pengungkapan
yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. (b)
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada: (i) nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah. (ii)
jangka waktu murabahah tangguh.
C. METODE
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif
dengan pendekatan teknik analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh dan
dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, kemudian dianalisis berdasarkan
metode yang telah ditetapkan dan bertujuan untuk menguji sejauh mana penerapan
akuntansi PSAK 102 yang diterapkan BMT di kota Depok kemudian menyusun
tabulasi data berdasarkan skala ordinal.
Aspek yang diteliti dari penerapan akuntansi adalah komponen perlakuan
akuntansi berdasarkan kerangka PSAK 102. Dimana komponen tersebut dijadikan
acuan dalam kuesioner penelitian ini. Dalam menentukan BMT yang menjadi
obyek dalam penelitian ini, maka melakukan pengambilan obyek dengan
pertimbangan tertentu yang disebabkan sulitnya mencari BMT yang masih aktif
dalam kegiatan operasionalnya. Pertimbangan ini didasarkan pada kriteria sebagai
berikut: (1) BMT yang telah terdaftar dalam administrasi Dinas Koperasi,
UMKM dan Pasar Kota Depok. (2) BMT yang telah berdiri selama 5 tahun. (3)
BMT yang aktif dalam kegiatan operasionalnya.
Berdasarkan kriteria pemilihan obyek diatas, maka diperoleh BMT yang akan
digunakan sebagai obyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Populasi Penelitian
Kategori Jumlah
BMT di Kota Depok 42
BMT yang telah berdiri selama 5 tahun 25
BMT yang tidak aktif (12)
Jumlah obyek penelitian 13
Sumber: Data diolah, 2016
Adapun langkah-langkah dalam pengujian analisis perlakuan akuntansi atas
transaksi murabahah di BMT adalah sebagai berikut: (1) Pengujian validitas dan
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 25
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
26 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
Tabel 3
Persentase Jawaban Responden
Presentase Interprestasi
0% - 19.99% Sangat Tidak Setuju
20% - 39.99% Tidak Setuju
40% - 59.99% Kurang Setuju
60% - 79.99% Setuju
80% - 100% Sangat Setuju
Sumber: Data Diolah 2016
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 27
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
Gambar1
Aset Murabahah
sangat tidak setuju tidak setuju kurang setuju setuju sangat setuju
0%
15% 16%
0%
69%
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
28 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
Gambar2
Diskon Pembalian
15%
sangat tidak setuju
31%
tidak setuju
15%
kurang setuju
0%
setuju
39% sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 29
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
0% setuju
31%
sangat setuju
Pengukuran dasar
Berdasarkan Gambar 4 Pengukuran aset pesanan mengikat yang dipesan
nasabah kemudian terjadi penurunan nilai barang karena rusak atau kualitasnya
maka transaksi ini sebagai kerugian penjual (BMT).
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
30 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
Gambar4
Dasar Pengukuran
15%
sangat tidak setuju
kurang setuju
39% 0%
setuju
15%
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 31
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
pembeli (nasabah) karena tidak selalu mendapat diskon seperti itu. Hasil survei dan
kuesioner menyatakan setuju dengan responden 39% belum memenuhi persentase
yang telah di tentukan yaitu 68,4% baru bisa dinyatakan BMT telah menerapkan
PSAK 102 sesuai dengan PSAK 102 paragraf 34 “diskon pembelian yang diterima
setelah akad murabahah, potongan pelunasan, dan potongan untung murabahah
diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan” dan PSAK 102 paragraf 19
murabahah pesanan.
Gambar5
Murabahah Pesanan
15% setuju
15%
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
32 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
tidak setuju
8% kurang setuju
39% setuju
15%
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 33
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
digabungkan hampir mendekati persentase yang telah di tentukan yaitu 68,4% baru
bisa dinyatakan BMT telah menerapkan PSAK 102 sesuai dengan PSAK 102
paragraf 38 “marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra
account) piutang murabahah”. Dimana responden berlatar belakang pendidikan pai
tarbiayah dengan lama bekerja 3 tahun, manajeman lama bekerja 3 tahun, ilmu
ekonomi pengalaman kerja 3 tahun
Gambar7
Marjin Murabahah
8% tidak setuju
kurang setuju
15%
setuju
54%
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
34 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
102 paragraf 40 (c) “pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 102 : penyajian
laporan keuangan syariah”. Dimana BMT membuat Catatan Atas Laporan
Keuangannya seperti dijabarkan transaksi apa saja yang terjadi di setiap transaksi.
Reponden menjawab pertanyaan kuesioner ini dengan latar belakang akuntansi
pengalaman kerja 2,5 tahun, ilmu ekonomi,manajeman dengan lama bekerja selama
3 tahun.
Gambar8
Catatan Atas Laporan Keuangan
0%
sangat tidak setuju
tidak setuju
46%
54% kurang setuju
setuju
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 35
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
Gambar9
Peran Accounting terhadap Laporan Keuangan
tidak setuju
46%
54% kurang setuju
setuju
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
36 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
Gambar10
Kebijakan Akuntansi
0%
sangat tidak setuju
tidak setuju
46%
54%
kurang setuju
setuju
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 37
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
Gambar11
Informasi transaksi murabahah
0%
sangat tidak setuju
31%
tidak setuju
kurang setuju
69%
setuju
sangat setuju
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
38 E-mail:[email protected]
IKONOMIKA
Volume 2, No 1 (2017)
E. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut. Dari 13 BMT di Kota Depok yang telah menerapkan
PSAK 102 atas transaksi murabahah. Penerapan PSAK 102 yang terbagi menjadi
empat komponen dimana setiap kompenen tersebut telah diterapkan oleh BMT di
Kota Depok yang menjadi objek penelitian ini, meskipun tidak seluruhnya.
Kemudian jika dirata-ratakan jawaban responden di BMT tersebut yang telah
menerapkan PSAK 102 sebesar 68,4%dan yang belum menerapkan PSAK 102
sebesar 31,6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 13 BMT di Kota Depok rata-
rata telah menerapkan PSAK 102 atas transaksi murabahah.
PUSTAKA ACUAN
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
E-mail:[email protected] 39
Penerapan PSAK NO. 102 Atas Transaksi Murabahah: Studi Pada Baitul Maal Wa Tamwil
Di Depok, Jawa Barat
(Rani Febrian1, Sepky Mardian2)
Parno dan Tikawati. (2016). Analisis Penerapan PSAK No. 102 Untuk
Pembiayaan Murabahah Pada KPN IAIN Samarinda. el-Jizya, 4 (2): 285-
316.
Pratiwi, I.E. dan Septiarini, D.F. (2014). Analisis Penerapan PSAK -102
Murabahah (Studi Kasus Pada KSU BMT Rahmat Syariah Kediri. Akrual:
Jurnal Akuntansi, 6 (1): 17-32.
Wardiwiyono, S. (2012). Internal Control System for islamic Micro Financing (An
Explatory Study of BMT in the City of Yogyakarta Indonesia).
International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
Management Vol.5 No.4 , 340-352.
Zakiah dan Riduwan, A. (2013). Akuntansi Transaksi Pembiayaan Kepemilikan
Rumah Dengan Akad Murabahah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 2 (6):
1-16.
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika
40 E-mail:[email protected]