Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Dan Religiusitas Terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia Malang Soetta
Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Dan Religiusitas Terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia Malang Soetta
Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Dan Religiusitas Terhadap Keputusan Pengambilan Pembiayaan Usaha Rakyat Di Bank Syariah Indonesia Malang Soetta
Abstract
Indonesia has around 64.2 million MSMEs and is able to contribute to GDP of around 61.07%. MSMEs
have an important role because they can create jobs and become a source of income for the
community. The hope of this sharia microfinance is to further develop the business of MSME actors.
The purpose of this study was to determine the effect of Islamic financial literacy. and religiosity
towards customer decisions to use people's business financing. The data analysis method used
multiple linear regression with the Ordinary Least Square (OLS) technique. The research object is the
people's business financing customers who took the financing within the last 1 year at Bank Syariah
Indonesia totaling 64 customers. The researcher uses purposive sampling technique because it is
easier for researchers to determine the predetermined sample criteria. Based on the results of the
study, it was found that the decision to make people's business financing was influenced by financial
literacy and religiosity owned by the customer. Skills in managing finances and belief in religious
values are one of the keys to making people's business financing decisions by customers of Bank
Syariah Indonesia.
Abstrak
Indonesia memiliki sekitar 64,2 juta UMKM serta mampu menyumbang PDB sekitar 61.07%. UMKM
memiliki peran penting karena dapat membuka lapangan pekerjaan serta menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat. Harapan dari adanya pembiayaan mikro syariah ini ialah untuk lebih
mengembangkan usaha pada para pelaku UMKM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
literasi keuangan syariah.dan religiusitas terhadap keputusan nasabah menggunakan pembiayaan
usaha rakyat. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan teknik Ordinary
Least Square (OLS). Obyek penelitian yaitu nasabah pembiayaan usaha rakyat yang mengambil
pembiayaan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir di Bank Syariah Indonesia sejumlah 64 nasabah.
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dikarenakan peneliti lebih mudah untuk
menentukan kriteria sampel yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat dipengaruhi oleh literasi keuangan dan
religiusitas yang dimiliki oleh nasabah. Keterampilan dalam mengelola keuangan dan keyakinan
terhadap nilai agama menjadi salah satu kunci keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat
oleh para nasabah Bank Syariah Indonesia.
1. Pendahuluan
Lembaga keuangan syariah mengalami tren positif di Indonesia. Salah satu penyebab
berkembangnya lembaga keuangan syariah ialah penduduk Indonesia yang mayoritas
memeluk agama islam (Rusdianto & Ibrahim, 2016). Penduduk yang beragama islam di
Indonesia sekitar 86,88% (Kusnandar, 2019). Jumlah penduduk muslim yang lebih dari
setengah populasi penduduk Indonesia itu menjadi alasan tersendiri untuk perkembangan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
ekonomi syariah. Perbankan syariah, unit usaha syariah, koperasi syariah merupakan
beberapa lembaga keuangan syariah yang terdapat di Indonesia. Namun, lembaga keuangan
syariah yang paling dominan di kalangan masyarakat yaitu perbankan syariah
(Muheramtohadi, 2017).
Indonesia memiliki sekitar 64,2 juta UMKM serta mampu menyumbang PDB sekitar
61.07% (Kemenkop, 2021). Peran dari UMKM cukup penting, karena menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat dan mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru untuk
mereka yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan individu yang rendah akan
mampu mengurangi kemiskinan (Agyapong, 2010). Selain itu, UMKM juga dapat memberikan
peluang yang cukup besar untuk pemerintah dalam meningkatkan penerimaan Negara yang
bersumber dari pajak (Mukhlis et al., 2015). Dengan adanya kekuatan yang cukup ideal untuk
meningkatkan ekonomi maka secara tidak langsung pemerintah memfasilitasi dengan
berbagai inovasi. Salah satu peran pemerintah dalam meningkatkan permodalan UMKM
tergambar dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tidak hanya KUR, perbankan syariah
juga memiliki produk khusus yang memfasilitasi para pemilik usaha untuk meningkatkan
permodalannya dengan produk pembiayaan usaha rakyat. Pembiayaan usaha rakyat
merupakan pembiayaan yang di khususkan untuk penambahan modal usaha yang nantinya
dapat diwujudkan dengan aset usaha (Juan & Bimo, 2016). Harapan dari adanya pembiayaan
usaha rakyat ini ialah untuk lebih mengembangkan usaha pada para pelaku UMKM.
Proses berjalannya Pembiayaan usaha rakyat belum berkembang pesat. Hal ini
tercermin dengan adanya market share dari perbankan syariah yang cukup rendah hingga
angka 5,99% (Channel, 2021). Angka market share yang rendah disebabkan adanya literasi
keuangan yang rendah (Ruwaidah, 2018). Merujuk pada data Bank Indonesia bahwa tingkat
literasi keuangan syariah di Indonesia menembus angka 16,3% (Indonesia, 2019). Angka
tersebut memiliki arti jika terdapat 100 orang maka yang mempunyai kemampuan literasi
keuangan syariah yang baik hanya berkisar antara 16 orang. Literasi keuangan yang baik (Well
Literate) seharusnya mencapai angka lebih dari 21%. Literasi keuangan syariah menjadi
penting karena dengan adanya pemahaman produk syariah. Para masyarakat dan para pelaku
usaha khususnya akan lebih mengerti akan produk produk syariah. Hal yang masuk dalam
literasi keuangan syariah misalnya paham akan produk berlabel halal, peduli akan ekonomi
syariah, mengenal akan adanya lembaga syariah, pengelolaan dan penggunaan keuangan
secara syariah dan sikap terhadap masa depan (Indonesia, 2021). Setelah masyarakat
mengerti akan adanya literasi keuangan syariah. Sehingga secara otomatis masyarakat akan
menggunakan produk-produk dari lembaga keuangan syariah khususnya perbankan syariah.
69
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
Pengambilan keputusan menjadi suatu hal pemilihan keputusan terbaik dari berbagai
pilihan yang tersedia (Puspitaningtyas, 2013). Selain memiliki sikap pengambilan keputusan
yang tinggi, tentunya harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Erat kaitannya dalam
perbankan syariah tidak sedikit masyarakat yang memiliki mindset bahwa tidak ada bedanya
perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Hal tersebut menandakan bahwa
pengambilan keputusan, literasi keuangan masih perlu ditingkatkan. Selain itu, tingkat
religiusitas masyarakat akan pengambilan keputusan untuk memilih produk perbankan
syariah juga perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat literasi keuangan dan religiusitas terhadap pengambilan keputusan pembiayaan usaha
rakyat di Bank Syariah Indonesia Malang Soetta.
Literasi Keuangan Syariah. Indonesia memiliki peran keuangan syariah yang cukup
kuat, tetapi lemahnya tingkat literasi keuangan menghasilkan potensi tersebut kurang
maksimal (Nasution & Fatira, 2019). Literasi keuangan syariah memiliki arti bahwa
kemampuan individu dalam mengatur sumber daya uang, keterampilan dalam menggunakan
pengetahuan keuangan menurut ajaran islam (Rahim et al., 2016). Literasi keuangan juga tidak
harus kita miliki dengan cara belajar. Namun dengan cara kita praktek langsung misalnya
dalam pengelolaan uang atau melihat brosur produk keuangan syariah. Hal itu juga dapat
memperluas tingkat literasi keuangan syariah yang kita miliki. Manfaat dari masyarakat
memiliki literasi keuangan syariah yang baik yaitu para masyarakat mampu untuk
menggunakan produk-produk dari Bank Syariah secara tepat, memiliki pengelolaan keuangan
yang baik dan terhindar dari hal hal penipuan yang menggunakan label syariah. Maka dari itu,
dengan adanya tingkat literasi keuangan syariah yang dimiliki oleh masyarakat. Para
masyarakat tidak hanya memahai produk keuangan syariah. Tetapi juga dapat memberikan
gaya hidup baru atau biasa disebut hijrah pada sistem syariah yang sesuai dengan ajaran islam.
Sehingga akan terdapat keberkahan dan kesejahteraan di dalam usaha maupun aktivitas
masyarakat tersebut.
70
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
sebagai petunjuk untuk menggapai kehidupan yang sejahtera. Sehingga akan mendapatkan
hidup yang Bahagia. Terdapat 5 dimensi dalam religiusitas (Casriyanti, 2020): (1) Dimensi
Ritual: Dimensi yang..mengukur seseorang melakukan kewajiban ritual yang diyakininya.
Misalnya: beribadah, berdoa, berpuasa, sedekah dan lain sebagainya. (2) Dimensi Ideologis:
Dimensi yang merujuk pada. kekuatan seseorang dalam menerima sesuatu dalam agama yang
dianutnya. Misalnya meyakini adanya Tuhan, hari akhir, malaikat dan lain sebagainya. Secara
keislaman, dimensi ideologis berbicara tentang kepercayaan individu terhadap keabsahan
agama islam. (3) Dimensi Intelektual: Dimensi untuk mengetahui pemahaman dan mengerti
akan ajaran agama yang mereka anut serta bagaimana seseorang ingin melakukan aktivitas
untuk menambah ilmu tentang agama islam. Misalnya: Seseorang yang belajar agama islam
seperti dalam pengajian dan lain sebagainya. (4) Dimensi Pengalaman: Dimensi ini berkaitan
dengan bagaimana seseorang merasa dekat kepada Allah swt. Misalnya: Seberapa sering doa
seseorang dikabulkan oleh Allah, perasaan tentram dengan karunia yang diberikan oleh Allah
dan lain sebagainya. (5) Dimensi Konsekuensi: Dimensi yang mencerminkan komitmen
individu dalam melakukan ajaran agama yang mereka yakini untuk menjalankan kehidupan
sehari-hari. Misalnya: Tolong menolong antar sesama, berkata jujur, memiliki sopan santun,
senang berbagi dan lain sebagainya. Secara singkat, dimensi ini lebih menuju pada hubungan
manusia dengan sesama.
Pembiayaan Usaha Rakyat (PUR). Perbankan menjadi salah satu peranan penting
dalam pembangunan Indonesia. Dengan adanya perbankan yang baik maka akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi (Viphindrartin et al., 2019). Adapun salah satu produk
perbankan syariah yaitu pembiayaan usaha rakyat (PUR). Pembiayaan usaha rakyat
merupakan suatu pinjaman yang dikeluarkan oleh Bank Syariah untuk membantu
permasalahan modal bagi para pelaku UMKM di Indonesia. Total plafon yang disediakan
berkisar 10- 50 Juta. Tujuan pembiayaan ini turut membantu program pemerintah di bidang
ekonomi serta meningkatkan kualitas permodalan untuk berkembangnya sektor UMKM di
Indonesia (Destiana, 2016). Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang
memiliki sifat produktif dengan kepemilikan pribadi, total kekayaan secara utuh maksimal
sebesar 50 Juta tidak mencakup tanah dan bangunan tempat usaha, serta hasil produksi per
tahunnya tidak lebih dari angka 300 Juta. Dalam perbankan syariah akad yang sering
ditawarkan atau digunakan dalam melayani masyarakat yaitu mudharabah, akad musyarakah,
qard, ijarah dan Istishna’ (Amalia, 2016). Peran utama perbankan syariah ialah meringankan
permasalahan modal bagi pengusaha yang bergerak pada sektor riil untuk dapat
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Klasifikasi pembiayaan usaha rakyat di Bank
Syariah Indonesia secara umum terbagi menjadi kurang dari 5 Juta dan paling besar sebanyak
50 Juta. Serta akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha rakyat yaitu akad mudharabah.
71
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
Bank Syariah (Yuliana, 2015). Nilai nilai agama yang tertanam pada diri seseorang secara tidak
langsung juga akan berpengaruh pada perilaku usaha seseorang tersebut.
2. Metode
Teknik analisis data dengan teknik Ordinary Least Square (OLS) serta menggunakan
metode analisis regresi linier berganda. Peneliti menggunakan data primer dengan sampel
sebanyak 75 nasabah yang mengambil pembiayaan usaha rakyat dalam kurang waktu 1 tahun
terakhir di Bank Syariah Indonesia Malang Soetta. Variabel independen dari penelitian ini
yaitu..literasi keuangan syariah dan religiusitas. Sedangkan untuk variabel terikat yaitu
keputusan pengambilan pembiayaan usaha mikro. Metode purposive sampling dengan rumus
slovin menjadi metode pengambilan sampel dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data
menggunakan bantuan software Stata 16. Skala dalam penelitian ini yaitu skala Likert.
Perhitungan analisis regresi memiliki syarat bahwa data yang digunakan menggunakan skala
pengukuran interval. Karena tingkat pengukuran menggunakan skala likert adalah data
ordinal, sehingga data harus ditransformasi menjadi data interval menggunakan Method Of
Successive Interval (MSI). Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
maka digunakan rumus regresi berganda yaitu :
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui seberapa besar tingkat akurat
dan presisi pada suatu alat ukur yang digunakan dalam melakukan pengukuran penelitian. Hal
pertama dalam uji validitas yaitu mencari harga korelasi antara bagian bagian dari tiap alat
ukur secara menyeluruh dengan cara mengkorelasi tiap butir alat ukur dengan total skor.
Sehingga jumlah tiap skor butir instrumen dapat dihasilkan dengan rumus Pearson
Product Moment. Maka akan mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1 menunjukkan semua item pertanyaan kuesioner pada variabel literasi keuangan
syariah memiliki nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel ( r hitung > r tabel). Semua
72
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
item dalam pertanyaan kuesioner pada variabel literasi keuangan syariah dapat dinyatakan
valid dan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 3. Hasil uji validitas variabel keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat
Uji Reliabilitas dihitung dengan melihat perhitungan statistik dari nilai Cronbach Alpha
di setiap variabel yang akan diujikan. Jika nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6 dapat
dinyatakan reliabel. Jika nilai pada Cronbach Alpha kurang dari 0,6 maka dinyatakan tidak
reliabel. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.
73
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model dapat digunakan sebagai
dasar estimasi yang tidak bias terhadap analisis regresi linier berganda. Uji normalitas,
heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas menjadi uji asumsi klasik dalam penelitian ini.
Uji asumsi klasik memiliki tujuan untuk mengetahui data yang digunakan dalam model
regresi, baik dependen maupun variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
normalitas yang dilakukan peneliti menggunakan STATA Versi 16 yang dilihat melalui rumus
Shapiro Wilk test dalam Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai Prob>chi2 sebesar 0.60594. Nilai
Prob>chi2 lebih besar dari taraf signifikansi yakni 0,05 yang artinya data terdistribusi normal
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual pengamatan ke
pengamatan yang lainnya. Penulis menggunakan Breusch-Pagan/Cook-Weisberg test for
heteroscedasticity dengan bantuan aplikasi STATA Versi 16. Hasil Breusch-Pagan/Cook-
Weisberg test for heteroscedasticity dapat dilihat pada tabel berikut.
Chi2(1) 0.42
Prob>chi2 0.5146
Dari hasil Tabel 6 terlihat bahwa nilai Prob > chi2 sebesar 0.5146 dan nilai tersebut lebih
tinggi daripada taraf signifikansi yakni sebesar 0.05. hal ini memiliki arti bahwa data dalam
penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.
74
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan linear antar variabel bebas
dalam model regresi yang akan digunakan. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak
adanya multikolinieritas. Multikolinieritas dilihat dari nilai variable inflation factor (VIF)
dengan menggunakan Aplikasi STATA Versi 16. Jika nilai VIF ≤ 10 dan nilai 1/VIF ≥ 0.10 maka
tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi tersebut. Hasil dari uji multikolinieritas
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa nilai VIF dan 1/VIF dari setiap variabel kurang dari
10 serta lebih dari 0.1. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak
terjadi multikolinieritas.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
bebas yaitu literasi keuangan syariah dan religiusitas terhadap variabel terikat yaitu
keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat. Hasil analisis regresi linier berganda
memiliki model berikut ini:
Hasil konstanta dari rumus regresi dalam penelitian ini yaitu sebesar 11.56424,
koefisien regresi literasi keuangan syariah 0.2710103 dan religiusitas 0.593593. Serta
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.7046 atau 70.46%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat dapat dijelaskan oleh variabel literasi
keuangan syariah dan religiusitas sebesar 70.46% serta sekitar 29.54% dijelaskan oleh
variabel diluar model. Nilai Uji F yang dihasilkan sebesar 0.000 yang memiliki arti bahwa nilai
tersebut dibawah nilai signifikan yang ditetapkan oleh penulis yaitu 5% atau 0.05. Sehingga
semua variabel independen yaitu literasi keuangan syariah dan religiusitas secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu keputusan pengambilan pembiayaan usaha
rakyat.
Nilai P>|t| dari variabel literasi keuangan syariah adalah 0.047. Angka tersebut memiliki
arti bahwa P>|t| lebih kecil daripada taraf signifikan yaitu sebesar 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan variabel literasi keuangan syariah berpengaruh signifikan
positif terhadap variabel keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat. Sedangkan dalam
75
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
variabel religiusitas menunjukkan nilai P>|t| sebesar 0.002. Angka tersebut lebih kecil
daripada taraf signifikan yaitu 0.05. Sehingga dari hasil tersebut mendapatkan kesimpulan
bahwa religiusitas berpengaruh signifikan positif terhadap variabel keputusan pengambilan
pembiayaan usaha rakyat.
Hasil analisis memberikan kesimpulan bahwa tingkat literasi keuangan syariah yang
terdapat pada para peminjam dana pembiayaan akan memberikan kontribusi terhadap
pengambilan pembiayaan usaha rakyat di Bank Syariah Indonesia. Tingginya literasi keuangan
syariah pada nasabah yang akan mengambil pembiayaan. Maka akan semakin tinggi
pengaruhnya terhadap keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat di Bank Syariah
Indonesia. Hasil penelitian dari (Ruwaidah, 2018) memiliki persamaan hasil bahwa literasi
keuangan dapat mempengaruhi minat penggunaan tabungan di Bank Syariah Indonesia.
Literasi keuangan syariah juga dapat memberikan kemampuan seseorang dalam bidang
keuangan dan ilmu tentang pengelolaan keuangan yang sehat untuk masyarakat maka
permasalahan permodalan dapat dipecahkan. Selain itu, tujuan untuk mencapai kesejahteraan
juga dapat terpenuhi dengan adanya literasi keuangan karena para pelaku UMKM mampu
merencanakan keuangan usahanya dengan baik. Dalam penelitian juga ditemukan bahwa bila
nasabah belum cukup mengerti tentang produk perbankan syariah. Para karyawan dari Bank
Syariah Indonesia mencoba untuk menjelaskannya. Salah satu caranya dengan memberikan
edukasi seputar produk syariah, brosur produk syariah dan penjelasan terkait manfaat
menggunakan jasa perbankan syariah seperti terhindarnya dari riba, akad yang sudah jelas
dan lain sebagainya. Sehingga hasil tersebut menunjukkan baiknya literasi keuangan nasabah
pembiayaan, akan terjadi peningkatan keputusan pengambilan produk pembiayaan usaha
rakyat di Bank Syariah Indonesia.
76
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
mengambil pembiayaan di Bank Syariah. Nasabah sudah mulai menyadari bahwa tidak hanya
membutuhkan dana yang cukup untuk pengembangan usahanya. Namun juga harus memiliki
nilai keberkahan di dalam berusaha. Sebagian besar para responden juga melaksanakan
ibadah, pengamalan ibadah yang lain dengan cukup baik. Beberapa nasabah pembiayaan juga
meyakini bahwa rezeki sudah ada yang mengaturnya. Secara tidak langsung fenomena
tersebut menunjukkan bahwa nasabah memiliki tingkat religiusitas yang baik dengan ditopang
literasi syariah yang baik juga maka mampu untuk mengambil pembiayaan di Bank Syariah
Indonesia. Tingginya tingkat religiusitas pada masyarakat atau nasabah, akan terjadi
peningkatan minat masyarakat untuk menggunakan produk pembiayaan di Bank Syariah.
4. Simpulan
Keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat dipengaruhi oleh literasi keuangan
syariah dan religiusitas yang dimiliki oleh nasabah. Keterampilan mengelola keuangan dan
kepercayaan terhadap kualitas pembiayaan yang ada di Bank Syariah Indonesia menjadi salah
satu kunci keputusan pengambilan pembiayaan usaha rakyat oleh para nasabah Bank Syariah
Indonesia. Literasi keuangan syariah yang baik meliputi pemahaman terkait produk
perbankan syariah, manajemen keuangan akan memiliki pengaruh terhadap nasabah dalam
mengambil pembiayaan di Bank Syariah Indonesia. Selain itu, faktor yang tidak kalah penting
yaitu tingkat religiusitas para nasabah. Nasabah yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi
misalnya menunaikan ibadah, mengerti tentang syariat islam cenderung lebih memilih untuk
menggunakan produk pembiayaan bank syariah. Selain itu, di bank syariah sendiri juga
menawarkan margin bukan bunga seperti yang ada dalam bank konvensional.
Daftar Rujukan
Afrian Rachmawati. (2020). Pengaruh religiusitas , consumer knowledge dan brand image terhadap keputusan
menjadi nasabah pada bank syariah. Tasyri’: Jurnal Mu’amalah Dan Ekonomi Syari’ah, Vol. 2(1), 52–70.
Agyapong, D. (2010). Micro, small and medium enterprises’ activities, income level and poverty reduction in
Ghana – A synthesis of related literature. International Journal of Business and Management, 5(12).
https://doi.org/10.5539/ijbm.v5n12p196
Amalia, N. (2016). Struktur pembiayaan dan pengaruhnya terhadap profitabilitas bank muamalat indonesia
dan bank syariah mandiri. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(5), 1–16.
Channel, I. (2021). Erick : penerapan ekonomi syariah Indonesia terlambat 30 tahun dari Malaysia. Di kutip dari
Https://Www.Idxchannel.Com/Syariah/Erick-Penerapan-Ekonomi-Syariah-Indonesia-Terlambat-30-
Tahun-Dari-Malaysia.
Destiana, R. (2016). Analisis faktor-faktor internal yang mempengaruhi pembiayaan usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) pada bank syariah di Indonesia. Jurnal Riset Keuangan Dan Akuntansi, 2(1), 15–28.
https://doi.org/10.25134/jrka.v2i1.444
Fadhila, N. (2015). Analisis pembiayaan mudharabah dan murabahah terhadap laba bank syariah mandiri.
Riset Akuntansi Dan Bisnis, 15(1), 52–64.
Hussein, K. (2016). Bank-level stability factors and consumer confidence—A comparative study of Islamic and
conventional banks’ product mix. In Islamic Finance (pp. 86–104). Springer.
Ichsan, N. (2016). 5_Akad bank syariah_nurul ichsan. Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 50(2).
Indonesia, B. (2019). Informasi perizinan penyelenggara dan pendukung jasa sistem pembayaran.
Indonesia, B. (2021). Data kurs.
Juan, K., & Bimo, W. A. (2016). “Prosedur mendapatkan pembiayaan mikro untuk kebutuhan investasi dengan
akad murabahah bil wakalah pada pt. bank bri syariah kantor cabang Bogor ahmad yani.” Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Kemenkop, U. K. M. (2021). Data UMKM.
Kusnandar, V. B. (2019). Indonesia, negara dengan penduduk muslim terbesar dunia. Di Kutip Dari
77
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP), 2(1), 2022, 68-78
78