Bacillus Amyloliquefaciens Irod2 Pada: Isbn: Fmipa Unimus 2018
Bacillus Amyloliquefaciens Irod2 Pada: Isbn: Fmipa Unimus 2018
Bacillus Amyloliquefaciens Irod2 Pada: Isbn: Fmipa Unimus 2018
Dwi Pamaya1, Sakti Imam Muchlissin2, Endang Tri wahyuni maharani3, Sri Darmawati4,
Stalis Norma Ethica5
1
Health Analytst DIV Study Program, Faculty of Nursing and Health Sciences, Universitas
Muhammadiyah Semarang, Indonesia
email : [email protected]
2
Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
email : [email protected]
5
Health Analyst DIII Study Program, Faculty of Nursing and Health Sciences, Universitas
Muhammadiyah Semarang, Indonesia
email : [email protected]
Abstract
Proteolytic bacteria are the bacteria capable of producing extracellular
protease enzymes, namely protein-breaking enzymes that are widely used in
many industrial fields. This study aimed to isolate a proteolytic bacterium found
on 48-h post-fermented oncom and molecular identification method. The initial
isolation and purification process of the colony was carried out using Nutrient
Agar medium. Selection of protease enzyme obtained by bacterial isolate was
done on Milk Skim Agar medium. Identification process of the isolate was done
through amplification of 16S rRNA gene using PCR, sequencing and analysis of
gene sequences using BLAST program. From the isolation process a bacterial
isolate that has proteolytic by the ability to produce a clear zone of 82.00 on
plate. The result of the 16S rRNA gene sequence analysis showed that the
proteolytic bacterial isolate obtained in this study had a 98% homology level
with 16S ribosomal RNA isolate of Bacillus amyloliquefaciens strain A1142
(Genbank access code: KTT722836.1). Based on the results of the molecular
identification, the isolate was identified as Bacillus amyloliquefaciens strain
IROD2 (IROD2 = Indonesia Red Oncom Day2). As conclusion, from 48-h post
fermented red oncom, a protease producing bacterial strain molecularly
identified as Bacillus amyloliquefaciens strain IROD2.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan industri enzim telah pesat dan menempati posisi penting dalam bidang
industri. Kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang semakin tinggi serta
adanya tekanan dari para ahli dan pecinta lingkungan menjadikan teknologi enzim sebagai
salah satu alternatif untuk menggantikan berbagai proses kimiawi dalam bidang industri
(Soeka dkk, 2011).
Dalam industri pengolahan jenis makanan fermentasi, umumnya proses dilakukan
dengan mendayagunakan aktivitas metabolisme suatu mikroba atau campuran dari beberapa
spesies untuk menghasilkan senyawa tertentu. Iklim Indonesia yang hangat membuat
mikroba dapat tumbuh dan berkembang, di Indonesia tidak asing dengan pangan fermentasi
karena banyak pangan fermentasi salah satunya adalah oncom (Afifah, 2014).
Oncom adalah makanan asal Indonesia yang populer di daerah Jawa Barat. Makanan
ini adalah produk fermentasi yang dilakukan oleh beberapa jenis kapang. Oncom merah
didegradasi oleh kapang Neurospora sitophila sedangkan oncom hitam didegradasi oleh
40
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
kapang Rhizopus oligosporus. Kapang oncom mengeluarkan enzim amilase, lipase dan
protease yang aktif selama proses fermentasi. Mikroba yang berperan dalam pembuatan
pangan fermentasi dapat dikembangkan manfaatnya dalam hal lain, misalnya metabolit yang
dihasilkan seperti enzim (Turmala dan Taufik, 2016 ; Nuritasari, 2012).
Bakteri proteolitik adalah bakteri yang mampu mendegradasi protein, memproduksi
enzim protease ekstraseluler. Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis
pemutusan ikatan peptida pada protein. Untuk mensekresikan protease yang dapat
mendegradasikan protein, maka pada medium disertakan susu skim yang mengandung
kasien. Kasein merupakan protein utama susu, suatu mikromolekul yang tersusun atas sub
unit asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Kasein berfungsi sebagai substrat
bagi enzim protease. Pada umumnya bakteri proteolitik adalah bakteri dari genus Bacillus,
Pseudomonas, Proteus Streptobacillus, Staphylococcus, Streptococcus (Puspita, 2012).
Saat ini dikembangkan metode identifikasi berbasis molekuler yang lebih cepat
dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, yaitu dengan analisis sekuensing gen
16S rRNA (16S Ribosomal Ribonucleic Acid/Asam ribonukleat pengkode ribosom istilah
16S rRNA) (Rinanda, 2011).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2014), ditemukan 43 isolat yang
dapat tumbuh dalam media skim milk agar (SMA) dan memiliki potensi menghasilkan
protease yang ditandai dengan kemampuannya dalam menghasilkan zona bening pada media
SMA. Enam belas isolat (RO1-19) berasal dari oncom merah segar, 11 isolat (ROa-k)
berasal dari oncom merah yang telah mengalami perlakuan pemanasan 80ºC selama 15
menit, 7 isolat (1-7.g) dari tempe gembus segar, dan 6 isolat (a-f.g) dari yang telah
mengalami perlakuan pemanasan 80ºC selama 15 menit. Berdasarkan latar belakang
penelitian ini, dilakukan karena sebelumnya telah dilakukan isolasi bakteri oncom merah
segar tetapi, belum pernah dilaporkan isolasi bakteri proteolitik oncom merah pasca
fermentasi.
2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Enzim Protease
Protease merupakan salah satu kelompok enzim yang banyak digunakan dalam
bidang industri. Protease merupakan enzim yang berfungsi menghidrolisis ikatan peptida
pada protein menjadi oligopeptida dan asam amino. Protease (protease serin, protease
sistein/tiol, protease aspartat dan protease logam) adalah enzim yang banyak digunakan
dalam industri, misalnya industri farmasi, kulit, detergen, makanan dan pengolahan limbah.
Protease yang digunakan di dalam industri jumlahnya sekitar 60% dari penjualan enzim di
dunia. Protease dapat diisolasi dari berbagai organisme seperti bakteri 44,78%, tanaman
43,85%, dan hewan 11,15%, Protease dari bakteri merupakan jumlah yang paling banyak
dibandingkan dengan sumber lain, yaitu protease dari tumbuhan dan hewan. (Kurnia, 2010;
Baehaki, 2011).
2.2 Oncom
Oncom merupakan salah satu makanan fermentasi asal Indonesia. Fermentasi
yaitu suatu proses metabolisme yang menghasilkan energi dengan cara menguraikan
protein, karbohidrat dan lemak tanpa kehadiran oksigen bebas. Bahan baku yang
umum digunakan dalam proses pembuatan oncom adalah bungkil kacang tanah atau
ampas tahu. Bungkil kacang tanah adalah ampas yang berasal dari kacang tanah yang
telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi,
sedangkan ampas tahu merupakan residu pengolahan kedelai menjadi tahu. Ampas
tahu sebenarnya masih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, tetapi kebanyakan
sifat organoleptiknya kurang disukai. Ampas tahu dengan proses fermentasi (oncom
merah) lebih disukai sebagai makanan dari pada tanpa fermentasi. Proses pembuatan
41
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
oncom termasuk jenis fermentasi media padat, yaitu fermentasi yang menyertakan
penggunaan substrat padat sebagai sumber karbon, nitrogen, dan energi (Sarwono,
2010;Afifah, 2014)
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini observasi untuk mengetahui adanya bakteri Proteolitik penghasil
enzim protease pada oncom pasca fermentasi 48 jam. Populasi penelitian adalah oncom
yang dijual di pasar tradisional kota Semarang. Sampel penelitian oncom pasca fermentasi
42
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
48 jam.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif. Penelitian telah
dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan bulan April-Mei 2018.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu: neraca analiti, ose, bunsen, lampu spritus,
cawan petri, mikropipet, yellow tip, white tip, mikrotube, inkubator 37ºC, mikroskop,
autoclave, labu erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, vortex (Thermo Mixer TM205), Mesin
PCR, elektroforesis chamber, dan UV transminator. Peralatan lain yang digunakan antara
lain alumunium foil, lemari pendingin, alat tulis, dan kamera digital.
Media Brain Heart Infusion Broth (BHI, Oxoid), media Brain Heart Infusion Agar
(BHIA, Oxoid), Nutrien Agar Plate (NAP, Oxoid,Gentian violet, Gram iodine, alkohol
asam, safranin 1%, Skim Milk Agar (SMA) (Sigma Aldirch, USA), Nacl fisiologis, aquadest
steril, buffer lysis, Chelex 100 Resin (Bio Rad). Go Taq Green Master Mix (Promega),
etanol 75%, ddH2O, Primer 27 F, Primer 1492 R, Phosphate Buffer Saline (PBS), Marker
1500bp dan gel agarosa 1%. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer dan data yang diperoleh ditabulasikan kemudian disajikan dalam bentuk narasi
deskriptif.
Teknik analisis yang dilakukan sampel oncom dibeli dipasar, dilakukan lanjutan
pasca fermentasi selama 48 jam. Sampel oncom ditimbang ± 1 gram lalu digerus,
dimasukkan kedalam tabung pengeceran yang berisi 9 ml Nacl fisiologis dengan kode tanpa
pengenceran (TP) lalu di vortex hingga homogen kemudian pipet 1 ml masukan pada tabung
pengenceran selanjutnya 10-1 dan 10-2,10-3,10-4, hingga 10-5). Kemudian dilakukan inokulasi
dengan media Nutrient Agar (NA), inkubasi selama 1x24 jam pada temperatur 37ºC dan
dilakukan purifikasi hingga didapatkan koloni yang murni. Setelah didapatkan koloni yang
murni dilakukan uji penghasil enzim protease menggunakan media susu skim, Isolasi DNA
genom bakteri, Amplifikasi gen 16S rRNA, dan sekuensing Produk PCR berupa DNA gen
16S rRNA kemudian dikirim ke ke 1st BASE sequencing INT di Malaysia untuk dilakukan
sekuensing. Hasil proses sekuensing adalah urutan gen 16S rRNA bakteri yang kemudian
digunakan sebagai input program BLAST (Basic Local Alignment Search Tool). Analisis
BLAST dilakukan untuk mengetahui tingkat homologi sekuen 16S rRNA yang diperoleh
dengan sekuen gen yang sama dari bakteri lain yang sebelumnya telah terdaftar dalam
database bank gen (NCBI, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi). Urutan basa nitrogen dari
isolat terpilih dan strain acuan dianalisis menggunakan program Molekuler Evolutionary
Genetics Analysis (MEGA7).
4. HASIL PENELITIAN
4.1 Isolasi dan Purifikasi Bakteri
Isolasi merupakan proses pemindahan organisme dari habitat asli ke dalam habitat
baru untuk dikembangbiakkan. Purifikasi merupakan pemurnian atau memisahkan koloni
bakteri agar hanya didapatkan bakteri yang murni. Dari hasil pemurnian didapatkan 5 koloni
bakteri yang murni dengan kode isolat IROD2.1, IROD2.2, IROD2.3, IROD2.4 dan IROD2.5
dapat dilihat pada Gambar 1.
43
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
(a) (b)
Gambar 1. Hasil Pengujian Aktivitas Penghasil Enzim Protease
(a) SMA (b) Pembacaan zona bening Protease
Hasil uji kuantitas dan kualitas DNA yang diperoleh pada penelitian ini, didapatkan hasil
pengukuran konsentrasi DNA OD.260/280 : 1.39 ng/µl dan terdapat pita DNA genom.
44
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
5.SIMPULAN
Berdasarkan hasil isolasi dan purifikasi diperoleh 5 koloni dengan bentuk yang
berbeda-beda, dari ke 5 koloni dipilih satu koloni bakteri yang unik berbentuk irregular,
spreading and mukoid dengan aktivitas proteolitik yang ditunjukkan adanya zona bening
pada media Milk Skim Agar dengan diameter 82,00 mm. Hasil analisis molekuler berbasis
sekuen gen 16S rRNA, isolat IROD2.3 teridentifikasi sebagai Bacillus amyloliquefaciens
strain A1142 (Genbank kode akses: KY129662.1) sehingga isolat diberi nama Bacillus
amyloliquefaciens IROD2 (IROD2=Indonesian Red Oncom Day-2). Disarankan kepada
peneliti yang lain untuk melakukan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri molekuler
penghasil protease mengunakan sampel fermentasi yang berbeda.
6.REFERENSI
Afifah, D.N., 2014. Protease Fibrinolitik Dari Mikroba Pangan Fermentasi
Oncom Merah Dan Tempe Gembus. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor
Baehaki, A. and Budiman, A., 2011. Isolasi dan karakterisasi protease dari bakteri
tanah rawa Indralaya, Sumatera Selatan. J. Teknol. dan Industri
Pangan, 22(1). Bardacki, F. and D. O. F. Skibinski. 1994.
Application of the RAPD Technique in Tilapia Fish : Spesies and
Subspesies Identification . Heredity 73.
Darmawati, S. 2014. Modul Praktikum Biomolekuler. Program Studi DIV Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ela Turmala S, D. and Yusman Taufik, D., 2016. Pengaruh konsentrasi
inokulum acetobacter aceti dan lama fermentasi terhadap karakteristik vinegar
murbei (Morus alba)[Effect Of Concentration and Old Acetobacter aceti Inoculum
45
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
46