Pengaruh Lingkungan Minyak Mentah Terhadap Laju Korosi Pada Pipa Baja Karbon Dan Pipa Galvanis

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

PENGARUH LINGKUNGAN MINYAK MENTAH TERHADAP LAJU KOROSI

PADA PIPA BAJA KARBON DAN PIPA GALVANIS

Oleh :

Syafrul Hadi 1 dan Jumarlis 2


Dosen Teknik Mesin – Institut Teknologi Padang 1
Alumni Teknik Mesin – ITP 2
E-mail : [email protected]

Abstract

In oil industry and gas, pipeline constituting main component that is utilized as medium of distribution and oil
transmission, gas and good water at continent (onshore) and also at offshore (offshore). Rock oil (Crude oil ) a
new one taken from by earth belly consisting of 3 main compositions which is oil,gas and water. Meaty alone
rock oil of various chemical element kinds, generally mixed organic( hydrocarbon), oxygen, sulphur and
nitrogen, water, salt, H2 S and mixed another organic. About problem which often been faced by pipeline on
offshore (offshore) and land (onshore) in industry oil and gas is its happening corrosion. To the effect this
research is subject to be know rock oil environment influence to corrosion fast carbon steel pipe and galvanic,
well is seen from visual's watch and also of outgrows it happening corrosion runaway speed. pengorosian's
process carbon steel pipe and galvanic pipe is done in rock oil medium with hall temperature 29 38O C. Of
corrosion watch result and corrosion fast both of sample, visually that soaking time afters specimen 36th day
until 47 th day, specimen experiences surface corrosion that merata. Its happening is this discoloration as a
corrosion product form merata (karat). There is product even the other corrosion be been formed it sumuran's
corrosion by marks sense little fleck. Meanwhile sample corrosion runaway speed greater galvanic pipe fast
corrosion namely 0,2996 mpy of on carbon steel pipe sample 0.1242 mpy. It because of marks sense proprietary
chemical element rock oils, its main h2 N, H2 O, CO2 , O2 one that so aggressive, where is element h2 N, H2 O,
CO2, O2 this if contact with Fe will hasten its happening corrosion.

Key words : Carbon Steel pipe and Galvanic Pipe, Corrosion, Rock oil.

PENDAHULUAN Tingkat keamanan dari produksi minyak dan


gas, baik dilihat secara safety to people
Industri minyak dan gas merupakan salah satu maupun safety to production sangat tergantung
industri penyedia energi terbesar didunia. kepada tingkat integritas fasilitas produksi
Eksplorasi dan eksploitasi besar-besaran yang ada. Semakin tinggi tingkat integritas dari
dilakukan sepanjang masa di berbagai belahan komponen fasilitas tersebut, semakin rendah
dunia. Hal ini terjadi karena minyak dan gas peluang untuk terjadinya kegagalan pada
masih merupakan komponen utama penyedia sistem (sistem material) yang bisa berdampak
energi sebelum energi terbaharukan bisa terhadap safety to people ataupun safety to
diproduksi secara masal dengan biaya yang production. Salah satu ancaman terhadap
murah. Kenaikan harga minyak dunia yang tingkat integritas yang bisa menimbulkan
signifikan dalam kurun waktu 10 tahun kegagalan tersebut adalah terkait dengan
terakhir semakin memacu kegiatan eksplorasi proses korosi.
dan eksploitasi tersebut. Minyak saat ini adalah
benar-benar merupakan emas hitam dalam Proses produksi minyak bumi. Minyak mentah
komoditi perdagangan dunia. Kondisi terakhir (Crude oil) mempunyai kandungan air yang
ini membuat perusahaan–perusahaan minyak sangat besar, bahkan bisa mencapai 90%.
di seluruh dunia berusaha untuk selain air, juga terdapat komponen-komponen
mengoptimalkan dan sekaligus berusaha lain berupa pasir, garam mineral, aspal, CO2
semaksimal mungkin untuk mengamankan dan H2S. Komponen-komponen yang terbawa
produksinya. bersama minyak ini menimbulkan
permasalahan tersendiri pada proses produksi
minyak bumi,air yang terdapat dalam jumlah
besar sebagian dapat menimbulkan emulsi

Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 2013 : 66 -69 66


dengan minyak akibat adanya pembawa emulsi karbon dan pipa galvanis diposisikan dalam
dan pengadukan.selain itu tak kalah penting media minyak mentah secara horizontal dan
ialah adanya gas CO2 dan H2S yang dapat vertikal.
menyebabkan korosi dan dapat mengakibat
kan kerusakan pada sistem perpipaan.
sedangkan ion-ion yang larut dalam air seperti
kalsium karbonat dan sulfat dapat membentuk
kerak (scale). Kerak dapat menyebabkan turun
nya tekanan karena terjadinya penyempitan
pada system perpipaan sehingga dapat
menurunkan produksi (Halimatuddahliana,
2003).

Dari permasalahan diatas, perlu dilakukan


suatu eksperimen dengan membandingkan dua
material pipa yang berbeda. Disini material
yang digunakan adalah pipa baja karbon dan Gambar 1. Proses pengorosian pipa baja
pipa galvanis untuk mengetahui dampak korosi karbon dan pipa galvanis
yang ditimbulkan akibat terkontamidasi
dengan minyak mentah dalam keadaan
diam/tidak teraliri antara dua material yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berbeda. Dengan demikian, untuk menunjukan
faktor utama pembeda ketahanan korosi pipa Dari hasil uji laboratorium skala eksperimen
baja karbon dan pipa galvanis , diperlukan dari minyak mentah terhadap pipa standar yang
tahapan karakterisasi dan pengujian material di berbahan baja carbon dan pipa galvanis,
laboratorium. Karakterisasi material meliputi sebelum pengujian dilakasanakan dilakukan uji
karakterisasi Pengamatan visual, Sedangkan komposisi awal terhadap pipa baja karbon dan
untuk menentukan performa material di pipa galvanis dan juga uji komposisi awal dari
lingkungan dilakukan uji weight loss. minyak mentah. Hasil uji komposisi pipa baja
karbon dan pipa galvanis dilakukan
dilaboratorium Kopertis Wilayah X Padang
METODA EKSPERIMEN dan uji komposisi minyak mentah dilakukan di
Dalam melakukan eksperimen ini bahan yang PT. Kondur Petroleum S.A yang berada di
digunakan adalah pipa baja karbon standar API Riau.
5L Grade X60 diameter 10,16 cm dengan
panjang 30 cm dan pipa galvanis diameter 5,08 Adapun hasil pengujian komposisi kimia pipa
cm dengan panjang 30 cm. baja karbon memiliki unsur C 0,8572 %, Fe
92,3956 %, Mn 1,0591 %, Zn 0,0028 %, Cu
Sampel uji dibuat sebanyak 19 buah dengan 0,0200 %, Cl 0,0016 %, Sedangkan hasil
ukuran yang berbeda-beda, kemudian sampel pengujian komposisi kimia pipa galvanis
dipreparasi sebelum direndam kedalam memiliki unsur C 1,1364 %, Fe 82,0812 %,
medium minyak mentah (Crude oil). Adapun Mn 0,4278 %, Zn 2,9212 %, Cu 0,0540 %, Cl
tujuan ukuran sampel dibuat berbeda-beda 0,0055 %.
adalah untuk mengetahui seberapa besar
perbedaan yang akan terjadi pada sampel pipa Pelaksanaan pengujian dilakukan dengan
baja karbon dan pipa galvanis selama meletakkan minyak mentah sebanyak 30 liter
pengorosian. Proses pengkorosian yang didalam sebuah bejana dengan panjang 45 cm,
dilakukan dalam eksperimen ini adalah dengan lebar 30 cm dan tinggi bejana 27 cm,
cara mencelupkan sampel atau pipa (pipa kemudian sampel pipa baja karbon sebanyak
karbon steel dan pipa galvanis) kedalam 11 buah sampel dan pipa galvanis 9 buah
medium minyak mentah. sampel dengan ukuran yang berbeda-beda
dicelupkan kedalam minyak mentah pada
Adapun proses pengorosian pipa setelah temperatur 29 °C sampai 38 °C selama 47 hari.
dipreparasi dalam media minyak mentah dapat Dari hasil pengamatan korosi terlihat pada
dilihat pada Gambar 1. Sampel pipa baja spesimen direndam selama 17 hari belum

Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 2013 : 66 -69 67


mengalami perubahan yang berarti. Kemudian berat. Jenis korosi ini dapat diketahui dengan
perendaman dilanjutkan sampai di hari ke 36, baik karena tampilanya serangannya yang
dan dilanjutkan sama dengan hari ke 47 proses menyeluruh dan seragam di semua permukaan
perendaman dihentikan. Setelah dilakukan logam. Korosi ini terjadi jika lingkungan
pengamatan permukaan spesimen telah korosif mempunyai akses yang sama ke
mengalami korosi yang merata. Perubahan seluruh bagian dari permukaan logam dan
warna juga terjadi secara merata yaitu secara thermodinamika logamnya harus
berwarna kecoklatan dan warna coklat mempunyai komposisi kimia yang sama
kehitaman seperti terlihat pada gambar (Harsisto, 2005).
dibawah terjadinya perubahan warna dari hari
ke 36 sampai hari ke 47 sebagai suatu bentuk Korosi sumuran (pitting corrosion) yang
produk korosi (karat). terjadi ini merupakan salah satu bentuk korosi
yang sangat dekstruktif dan sangat sulit
diperkirakan. Korosi sumuran adalah korosi
yang terjadi akibat cacat pada permukaan
material seperti celah atau lubang kecil
(Johannes, 2012).

Sedangkan hasil pengujian kehilangan berat


dan laju korosi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Gambar 2. Korosi yang terjadi pada hari ke 36


berwarna kecoklatan.

Gambar 3. Korosi yang terjadi pada hari ke 47


berwarna coklat kehitaman.

Adapun bentuk korosi yang terjadi berupa


korosi merata atau pitting corrosion. Korosi
merata merupakan perusak atau penyebab
kehilangan logam yang paling besar. Proses
terjadinya korosi ini adalah secara kimia atau
elektrokimia secara teratur dengan laju konstan
dan terjadi secara merata pada permukaan
(Graver, 1985).
Gambar 4. Diagram perbandingan kehilangan
Hal ini mengakibatkan logam makin lama
berat dan diagram perbandingan corrosion rate
makin menipis. Dalam medium cairan, korosi
(mm/yr) hasil pengorosian kedua sampel.
merata menyebabkan pelarutan logam dan
mengakibatkan logam mengalami kehilangan

Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 2013 : 66 -69 68


Data pada Gambar 4 menunjukkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
jumlah masa yang hilang pada sampel pipa
galvanis (0,13375 gram) akibat terkorosi lebih [1] Alimuddin Sam, 2009, “Analisa
besar dari pada sampel pipa baja karbon Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada
(0,12364 gram). Demikian juga nilai laju Tanah Dengan Tingkat Kehalusan
korosinya pada gambar 4 menunjukkan bahwa Yang Berbeda”. Jurnal Jurusan D3
sampel pipa galvanis lebih besar laju korosi Teknik Mesin Fakultas Teknik
yakni 0,2996 mm/yr dari pada sampel pipa Universitas Tadulako, Palu.
baja karbon 0.1242 mm/yr.
[2] Amstead, B.H., terj. Sriati Djaprie,
KESIMPULAN 1989, Teknologi Mekanik, Erlangga,
Edisi Ketujuh, Jilid I, Jakarta.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap
pipa baja karbon dan pipa galvanis dalam [3] API, Spesification 5L Forth Second
keadaan fluida diam atau tidak teraliri dalam edition, Spesification for line pipe,
larutan uji minyak mentah, didapatkan Washington : API Published Service,
kesimpulan sebagai berikut : (2004).

1. Dari hasil pengamatan visual yang [4] Gadang Priyotomo dan Soeroso
dilakukan sampel mengalami korosi Hartati, 2008, Karakterisasi
berbentuk korosi seragam. Perbandingan Material Baja Karbon.

2. Dari standar Laju korosi dan ketahanan [5] Halwan Jaya. 2011, “Pengaruh
korosi, laju korosi pipa baja karbon komposisi kimia terhadap ketahanan
(0.1242 mm/yr) termasuk dalam kategori Korosi pada materialapi 5l grade b
laju korosi baik, sedangkan laju korosi seamless”. Tugas akhir, Jurusan
pipa galvanis (0,2996 mm/yr) termasuk Teknik Metalurgi dan Material, UI.
dalam kategori laju korosi cukup.
[6] Paska Pengelasan”, Jurnal, Staf
3. Minyak mentah mempunyai pengaruh Pengajar Politeknik Negeri Semarang.
terhadap laju korosi pipa baja karbon dan
pipa galvanis. Dalam keadaan tercampur [7] Yuli Panca Asmara, 2007, “Pengaruh
dengan air kecepatan korosinya akan sifat fisik minyak bumi terhadap
semakin meningkat. Tingkat kekorosifan kecepatan korosi baja karbon” Jurnal
minyak bumi dipengaruhi oleh jenis dan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
komposisi minyak mentah. Universitas Mataram.

4. Prilaku korosi yang terjadi pada pipa baja [8] SNI 2825, 2008, Cara Uji Kuat Tekan
karbon dan pipa galvanis dilingkungan Batu Uniaksial, Badan Standarisasi
minyak mentah disebabkan oleh Nasional.
kemampuan minyak membentuk lapisan
passive dan tidak dipengaruhi produk [9] SNI 1968, 2008, Cara Uji Berat Jenis
korosi yang terbentuk. dan Penyerapan Air, Badan
Standarisasi Nasional (BSN).
5. Adanya nya unsur H2N, H2O, CO2, O2
dalam minyak mentah mengakibatkan [10] Yayasan Dana Normalisasi Indonesia,
minyak mentah menjadi korosif, dan 1978, Bata Merah sebagai Bahan
apabila kontak dengan pipa baja karbon bangunan, edisi ke-2, Bandung YDNI,
dan pipa galvanis menyebabkan terjadinya NI-10
korosi berupa lapisan film (FeCO3) dan
lapisan FeS.

Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 2, Oktober 2013 : 66 -69 69

You might also like