Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Apd Di Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


PEKERJA DALAM PENGGUNAAN APD DI SENTRA PENGASAPAN
IKAN KELURAHAN BANDARHARJO KOTA SEMARANG

Fitriana Candra Dewi, Priyadi Nugraha P, Baju Widjasena


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro
Email: [email protected]

Abstract
In 2016 the incidence of occupational accidents and diseases in Indonesia is
increasing both in the formal and non-formal sectors. This is caused by the lack
of awareness of workers in the use of PPE (Personal Protective Equipment)
when doing work activities that provide opportunities for work accidents. In 2015
the percentage of manpower does not use PPE that suffered a work accident of
62.3%. The purpose of this study to determine the factors associated with
employee behavior in the use of PPE.
Type of descriptive analytic research with quantitative approach. The sample in
this study using total population on all workers at Fish Fogging Center is 67
people. Data collection was done through interview using questionnaire. Data
analysis used Fisher's Exact Test with significance level of 5%.
The results showed that as many as 32.8% of workers already have good
behavior in the use of PPE. Variables related to behavioral practices of using
PPE were family support (p = 0.000), superiors support (p = 0.003) and peer
support (p = 0.033). The variables unrelated to the behavior of APD usage were
age (p = 0.758), education (p=1.000), knowledge (p = 1,000), attitude (p = 0.431),
availability of infrastructure (p = 0.068), ease of information access (p = 0.305)
Information (p = 0.175).
This study concludes the importance of family support, boss support and peer
support in the use of PPE. So it is advisable to health workers to increase support
in the use of PPE and for the Fogging Center in order to improve the availability
of infrastructure to support the behavior of the use of PPE to workers.

Keywords : PPE, fumigation workers, fumigation workers behavior

PENDAHULUAN lebih lanjut tentang penerapan


Menghadapi era industrial ergonomi di lingkungan perusahaan
dan globalisasi ekonomi penerapan dalam rangka menekan serendah
keselamatan kerja semakin penting mungkin risiko kecelakaan dan
karena merupakan bagian integral penyakit yang timbul akibat
dari upaya perlindungan tenaga hubungan kerja. Dalam pelaksanaan
kerja dalam berinteraksi dengan pekerjaan sehari-hari, pekerja di
pekerjaannya. Di era seperti ini, berbagai sektor akan terpajan
tuntutan dalam penerapan ilmu dengan risiko penyakit akibat kerja.
ergonomi di setiap lapangan Risiko ini bervariasi mulai dari yang
pekerjaan semakin besar, termasuk paling ringan sampai berat
di sektor perusahaan. Olehnya itu, tergantung jenis pekerjaannya.¹
perlu pengembangan dan pengajian
1000
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kebutuhan manusia yang orang mengalami kecelakaan fatal.


semakin hari semakin meningkat Disamping itu, setiap tahun ada 270
menuntut dunia industri untuk juta pekerja yang mengalami
meningkatkan kuantitas dan kualitas kecelakaan akibat kerja dan 160 juta
produk yang dihasilkan. Seperti yang yang terkena penyakit akibat kerja.
kita ketahui bahwa sebuah Beaya yang harus dikeluarkan untuk
perusahaan sudah barang tentu bahaya-bahaya akibat kerja ini amat
menginginkan keuntungan yang besar. ILO memperkirakan kerugian
sebesar-besarnya. Maka dari itu, yang dialami sebagai akibat
perusahaan meningkatkan aktivitas kecelakaan-kecelakaan dan
produksi untuk meningkatkan jumlah penyakit-penyakit akibat kerja setiap
produk yang dihasilkan.² tahun lebih dari US$1.25 triliun atau
Hal ini didukung dengan sama dengan 4% dari Produk
kemajuan ilmu pengetahuan dan Domestik Bruto (GDP). Data dari
teknologi yang telah menghasilkan International Labour Organization
mesin-mesin produksi yang semakin (ILO) juga mencatat, setiap hari
canggih. Namun demikian, dalam terjadi sekitar 6.000 kecelakaan
melaksanakan suatu aktivitas kerja fatal di dunia.
produksi tidaklah mudah. Setiap Badan Penyelenggara Jaminan
aktivitas yang melibatkan manusia, Sosial (BPJS) memperkirakan setiap
mesin, proses kerja, lingkungan hari enam orang buruh meninggal
kerja, peralatan, dan material dunia di tempat kerja. Secara rata-
tentunya mengandung risiko.² rata, setiap tahunnya terjadi 98,000-
Menurut Peraturan Daerah 100,000 kasus kecelakaan kerja dan
(Perda) Kota Semarang nomor 14 2400 kasus diantaranya berakibat
tahun 2011, wilayah Semarang kematian. Pada tahun 2015 angka
Utara tentang Rencana Tata Ruang kecelakaan kerja mencapai 105. 182
Wilayah (RTRW) Kota Semarang kasus dan sebanyak 2.375 kasus
Tahun 2011-2031. Wilayah mengakibatkan hilangnya nyawa
Semarang Utara berada dalam BWK buruh. Data BPJS tersebut hanyalah
III, dimana fungsi utama BWK III permukaan gunung es dari
adalah perkantoran, perdagangan, lemahnya penerapaan K3 di
jasa, transportasi udara, transportasi Indonesia. Data tersebut merupakan
laut.³ data kasus yang ditangani oleh
Kelurahan BPJS yang saat ini beranggotakan
Bandarharjo berada pada Wilayah 19,2 juta pekerja dan belum
Perencanaan BWK III yang terletak mencakup angka kasus penyakit
di Kecamatan Semarang Utara. akibat kerja.
Kelurahan Bandarharjo mempunyai Berdasarkan studi pendahuluan
luas wilayah sebesar 342,67 ha. yang penulis lakukan di Sentra
Pada bantaran sungai kawasan Pengasapan Ikan Kelurahan
Bandaharjo terdapat industri rumah Bandarharjo Kota Semarang
tangga pengasapan ikan, diketahui ada masalah yang
pengeringan ikan, potensi budidaya dihadapi yaitu lingkungan yang tidak
laut dan sektor informal lain yang bersih dan polusi udara dari proses
belum dikembangkan. pengasapan ikan, penataan tempat
Menurut perkiraan ILO, setiap industri tidak rapi. Hasil observasi
tahun di seluruh dunia 2 juta orang dan wawancara dengan pekerja
meninggal karena masalah-masalah ditemukan risiko terkena penyakit
akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 akibat kerja yaitu sakit mata, sesak

1001
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

nafas, nyeri pada kaki, pegal-pegal panas panggang ikan karena tidak
sedangkan risiko kecelakaan kerja menggunakan sarung tangan (40%).
yaitu terkena benda tajam, tangan Berdasarkan uraian diatas,
melepuh. pengetahuan mengenai APD sangat
Berdasarkan survei pendahuluan penting untuk menunjang perilaku
yang peneliti lakukan kepada pemakaian APD pada pekerja.
pengelola Sentra Pengasapan Ikan Dalam penelitian ini akan dibahas
Kelurahan Bandarharjo terdapat mengenai faktor-faktor yang
permasalahan khusus pada pekerja. berhubungan dengan perilaku
Sudah diberikan sosialisasi dari pekerja dalam penggunaan APD di
tenaga kesehatan namun masih Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan
belum banyak pekerja yang Bandarharjo kota Semarang.
menyempatkan waktunya untuk
datang mengikuti sosialisasi. Dan METODE PENELITIAN
hasil survei pendahuluan terhadap Penelitian ini merupakan
30 pekerja, sejumlah 24 pekerja penelitian analitik observasional
menyebutkan bahwa telah dengan menggunakan metode
disepakati bersama secara lisan penelitian kuantitatif pendekatan
peraturan diwajibkannya cross sectional study. Pengumpulan
menggunakan APD ketika data dilakukan dengan wawancara
melakukan aktivitas pekerjaan, langsung kepada responden.
namun berdasarkan hasil observasi Populasi penelitian adalah seluruh
masih banyak pekerja yang tidak pekerja di Sentra Pengasapan,
menggunakan APD. yang berjumlah 67 pekerja. Populasi
Terdapat banyak faktor yang menggunakan total population yaitu
dapat menyebabkan tenaga kerja 67 pekerja. Instrumen yang
tidak patuh dalam menggunakan digunakan adalah kuesioner.
APD (Alat Pelindung Diri) meskipun Sebelum kuesioner ditanyakan
tempat kerja telah menyediakann kepada responden, terlebih dahulu
APD dan memberikan peraturan diajukan uji coba, dengan
bagi pekerjanya untuk patuh dalam menanyakan kuesioner kepada 10
memakai APD tersebut. orang pekerja di Sentra Pengasapan
Berdasarkan survei awal yang Ikan Kelurahan Krobokan. Analisis
peneliti lakukan pada tahun 2017 di data dilakukan secara univariat dan
Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan bivariat menggunakan uji chi-square
Bandarharjo, hasil wawancara taraf signifikasi 5%.
terhadap 30 responden banyak
ditemukan pekerja tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan Alat Pelindung Diri Gambaran Umum Lokasi
(APD) seperti masker (80%) dan Penelitian
sarung tangan (75%). Ditemukan Sentra Pengasapan Ikan
juga sejumlah Penyakit Akibat Kerja Kelurahan Bandarharjo berada pada
(PAK) dan kecelakaan kerja bagian Wilayah Perencanaan BWK III yang
produksi antara lain terletak di Kecamatan Semarang
terpeleset/tergelincir karena lantai Utara. Kelurahan Bandarharjo
yang kurang bersih (55%), tangan mempunyai luas wilayah sebesar
tergores pisau (70%), sesak nafas 342,67 ha. Sentra Pengasapan Ikan
karena tidak memakai masker ini berada tepat pada bantaran
(80%), mata terkena serpihan uap sungai.
(30%), tangan melepuh terkena

1002
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Umur perubahan perilaku bahwa salah


Hasil penelitian menunjukkan satu faktor yang mempengaruhi
bahwa persentase responden yang perilaku seseorang adalah faktor
berperilaku kurang baik lebih banyak predisposisi. Umur merupakan salah
terdapat pada usia tua yaitu 69% satu yang terwujud dalam faktor
dibandingkan dengan usia muda predisposisi. Batas paling atas
yaitu sebesar 64%. Sedangkan aktivitas otak tengah anak adalah
responden yang berperilaku sudah pada usia 15 tahun, sehingga usia di
baik terdapat pada usia muda yaitu atas itu sudah dikatakan dewasa,
sebesar 36% dibandingkan dengan yang sudah mulai ada
usia tua yaitu sebesar 31%. keseimbangan antara otak kanan
Hasil pengujian hipotesis dengan dan kiri yang artinya bahwa seorang
menggunakan Chi Square Test individu mulai bisa menimbang
didapatkan p-value 0,0789 > 0,05 mana yang baik dan mana yang
yang artinya Ha ditolak Ho diterima. buruk.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara usia
responden dengan praktik perilaku
penggunaan APD.
Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Green tentang
Tabel 1. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Pekerja
terhadap Perilaku Penggunaan APD di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang

No. Variabel p-value Keterangan


1 Umur 0,758 Tidak ada hubungan
2 Tingkat Pendidikan 1.000 Tidak ada hubungan
3 Pengetahuan 1.000 Tidak ada hubungan
4 Sikap 0.431 Tidak ada hubungan
5 Ketersediaan Sarana Prasarana 0.068 Tidak ada hubungan
6 Kemudahan Akses Informasi 0.305 Tidak ada hubungan
7 Paparan Sumber Informasi 0.175 Tidak ada hubungan
8 Dukungan Keluarga 0.000 Ada hubungan
9 Dukungan Atasan 0.003 Ada hubungan
10 Dukungan Rekan Kerja 0.033 Ada hubungan

Tingkat Pendidikan dibandingkan dengan Sekolah Dasar


Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 31.8%.
persentase responden yang berperilaku Hasil pengujian hipotesis dengan
kurang lebih banyak terdapat pada menggunakan Chi Square Test
tingkat pendidikan Sekolah Dasar yaitu didapatkan p-value 1.000 > 0,05 yang
sebesar 68.2% dibandingkan dengan artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga
Sekolah Menengah yaitu sebesar 65.2%. dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Sedangkan yang berperilaku baik lebih hubungan antara tingkat pendidikan
banyak terdapat pada tingkat pendidikan responden dengan praktik penggunaan
Sekolah Menengah sebesar 34.8% APD pada pekerja.

1003
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal ini sesuai dengan teori yang sikap kurang yaitu sebesar 73.7%
dikemukakan Green bahwa faktor yang dibandingkan dengan yang memiliki
berpengaruh dalam menentukan perilaku sikap baik sebesar 58.6%. Sedangkan
kesehatan individu dan kelompok adalah yang berperilaku baik lebih banyak
faktor pendidikan. terdapat pada sikap baik sebesar 41.4%
dibandingkan dengan sikap kurang baik
Pengetahuan yaitu sebesar 26.3%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap pekerja yang masih
persentase responden yang berperilaku menunjukkan hasil kurang baik antara
kurang lebih banyak terdapat pada lain peraturan APD (16.4%), pemakaian
pengetahuan kurang sebesar 33.3% sarung tangan (20.9%), informasi
dibandingkan dengan pengatahuan baik tentang APD (13.4%), wajib memakai
sebesar 32.4%. sedangkan persentase masker (13.4%), wajib memakai sarung
responden yang berperilaku baik lebih tangan (14.9%), wajib memakai sepatu
banyak terdapat pada pengetahuan baik boot (14.9%), pemeliharaan APD
sebesar 33.3% dibandingkan (13.4%), kenyamanan sepatu boot
pengetahuan kurang sebesar 32.4%. (10.4%), memakai masker (6%),
Pengetahuan yang kurang baik antara memakai sarung tangan (13.4%),
lain Pengertian APD (23.9%), tujuan memakai sepatu boot (20.9%),
APD (44.8%), fungsi masker (38.8%), gangguan kesehatan tidak memakai
fungsi sepatu boot (41.8%), pemakaian masker (17.9%), gangguan kesehatan
APD (43.3%), peraturan APD (44.8%) tidak memakai sarung tangan (3%).
dan sanksi khusus (49.3%). Hasil pengujian hipotesis dengan
Pengetahuan yang terlihat sudah baik menggunakan Chi Square Test
antara lain kepanjangan APD (53.7%), didapatkan p-value 0.431 > 0,05 yang
fungsi sarung tangan (56.7%), artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga
pemeliharaan masker (56.7%), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
pemeliharaan sarung tangan (71.6%) antara sikap pekerja dengan praktik
dan pemeliharaan septu boot (62.7%). penggunaan APD.
Hasil pengujian hipotesis dengan Hal ini sesuai dengan teori yang
menggunakan Chi Square Test dikemukakan Green bahwa sikap
didapatkan p-value 1.000 > 0,05 yang merupakan salah satu faktor predisposisi
artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga yang dapat mempengaruhi seseorang.
dapat disimpulkan bahwa tidak ada Responden dengan sikap mendukung
hubungan antara pengetahuan cenderung melakukan praktik PHBS
responden dengan praktik perilaku penggunaan APD dengan baik.
penggunaan APD pada pekerja.
Hal ini sesuai dengan teori yang Ketersediaan Sarana Prasarana
dikemukakan Green bahwa pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum melakukan tindakan itu adalah persentase responden yang berperilaku
merupakan hal yang penting. Oleh sebab kurang baik lebih banyak terdapat pada
itu diperlukan suatu upaya untuk ketersediaan sarana prasarana tidak
memberikan stimulus lebih kepada tersedia sebesar 78.8% dibandingkan
responden berupa pemberian informasi- dengan ketersediaan sarana prasarana
informasi yang akan meningkatkan yang sudah tersedia yaitu sebesar
pengetahuan seseorang. 55.9%. Sedangkan yang berperilaku baik
lebih banyak terdapat pada ketersediaan
Sikap sarana prasarana yang sudah tersedia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu sebesar 44.1% dibandingkan
persentase responden yang berperilaku dengan ketersediaan sarana prasarana
kurang baik lebih banyak terdapat pada yang belum tersedia 21.2%.
1004
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil pengujian hipotesis dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa


menggunakan Chi Square Test persentase responden yang berperilaku
didapatkan p-value 0.068 > 0,05 yang kurang baik lebih banyak terdapat pada
artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga paparan sumber informasi yang
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan mendukung yaitu sebesar 79.2%.
antara ketersediaan fasilitas dengan Sedangkan responden yang berperilaku
praktik PHBS pencegahan TB Paru baik lebih banyak terdapat pada paparan
santri di pondok. sumber informasi yang tidak mendukung
Hal ini sesuai dengan teori yang yaitu sebesar 39.5%.
dikemukakan Green bahwa ada 3 faktor Paparan sumber informasi yang
yang mempengaruhi perilaku, salah mendukung antara lain frekuensi
satunya yakni faktor pemungkin yang informasi APD yang diterima (59.7%).
mencakup ketersediaan sarana Paparan sumber informasi yang tidak
prasarana. Sarana prasarana ini pada mendukung antara lain pemahaman
hakikatnya mendukung atau materi (19.4%), pemahaman bahasa
memungkinkan terwujudnya perilaku petugas kesehatan (17.9%), kesempatan
kesehatan. bertanya (41.8%), penerimaan materi
(23.9%), keramahan petugas kesehatan
Kemudahan Akses Informasi (11.9%), himbauan memakai APD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (35.8%).
persentase responden yang berperilaku Hasil pengujian hipotesis dengan
kurang baik lebih banyak terdapat pada menggunakan Chi Square Test
akses informasi yang tidak mudah yaitu didapatkan p-value 0.175 > 0,05 yang
sebesar 60.5% dibandingkan dengan artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga
ketersediaan sarana prasarana yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada
mudah yaitu 20.8%. hubungan antara paparan sumber
Kemudahan akses informasi mudah informasi dalam penggunaan APD pada
antara lain biaya akses informasi (100%) pekerja.
dan keterjangkauan waktu menuju lokasi Hal ini sesuai dengan teori yang
(50.7%) dikemukakan Green bahwa ada 3 faktor
Kemudahan akses informasi yang yang mempengaruhi perilaku, salah
tidak mudah antara lain waktu untuk satunya yakni faktor pemungkin yang
mengikuti sosialisasi (49.3%) dan mencakup paparan sumber informasi.
keterjangkauan lokasi sosialisasi
(49.3%). Dukungan Keluarga
Hasil pengujian hipotesis dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menggunakan Chi Square Test persentase responden yang berperilaku
didapatkan p-value 0.305 > 0,05 yang kurang baik lebih banyak terdapat pada
artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga keluarga tidak mendukung yaitu sebesar
dapat disimpulkan bahwa tidak ada 88.9%. Sedangkan responden yang
hubungan antara kemudahan akses berperilaku baik terdapat pada keluarga
informasi dengan penggunaan APD. yang mendukung yaitu sebesar 77.3%.
Hal ini sesuai dengan teori yang Dukungan keluarga yang mendukung
dikemukakan Green bahwa ada 3 faktor antara lain pemakaian masker (73.1%),
yang mempengaruhi perilaku, salah pemakaian sarung tangan (62.7%),
satunya yakni faktor pemungkin yang pemakaian sepatu boot (64.2%) dan
mencakup kemudahan akses informasi keluarga dilingkungan kerja (85.1%).
yang diterima oleh pekerja. Dukungan keluarga yang tidak
mendukung antara lain keluarga
Paparan Sumber Informasi memakai masker (13.4%), keluarga

1005
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

memakai sarung tangan (26.9%) dan


keluarga memakai sepatu boot (46.3%). Dukungan Rekan Kerja
Hasil pengujian hipotesis dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menggunakan Chi Square Test persentase responden yang berperilaku
didapatkan p-value 0.000 < 0,05 yang kurang baik lebih banyak terdapat pada
artinya Ha diterima Ho ditolak. Sehingga rekan kerja yang tidak mendukung yaitu
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sebesar 76.7%. Sedangkan responden
antara dukungan keluarga dengan yang berperilaku baik lebih banyak
penggunaan APD pada pekerja. terdapat pada rekan kerja yang
Hal ini sesuai dengan teori yang mendukung yaitu sebesar 50%.
dikemukakan Green bahwa ada 3 faktor Dukungan rekan kerja yang tidak
yang mempengaruhi perilaku, salah mendukung antara lain informasi APD
satunya faktor penguat yakni keluarga. (32.8%), saran memakai APD (13.4%),
Keluarga merupakan salah satu diantara pemakaian masker (14.9%), pemakaian
komponen sosial yang ikut sarung tangan (23.9%) dan pemakaian
mempengaruhi pembentukan sikap yang sepatu boot (19.4%).
nantinya dapat mendorong dalam Hasil pengujian hipotesis dengan
pembentukan perilaku kesehatan. menggunakan Chi Square Test
didapatkan p-value 0.033 < 0,05 yang
Dukungan Atasan artinya Ha diterima Ho ditolak. Sehingga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
persentase responden yang berperilaku antara dukungan rekan kerja dengan
kurang baik lebih banyak terdapat pada penggunaan APD pada pekerja.
atasan yang tidak mendukung yaitu Hal ini sesuai dengan teori yang
sebesar 82.1%. Sedangkan responden dikemukakan Green bahwa ada 3 faktor
yang berperilaku baik lebih banyak yang mempengaruhi perilaku, salah
terdapat pada atasan yang mendukung satunya faktor penguat yakni rekan kerja.
yaitu sebesar 53.6%. Rekan kerja merupakan salah satu
Dukungan atasan yang mendukung diantara komponen sosial yang ikut
antara lain informasi APD dari atasan mempengaruhi pembentukan sikap yang
(58.2%) dan pemakaian APD (68.7%). nantinya dapat mendorong dalam
Dukungan atasan yang tidak pembentukan perilaku kesehatan.
mendukung antara lain sanksi masker
(34.3%), sanksi sarung tangan (22.4%) Praktik Penggunaan APD pada
dan sanksi sepatu boot (26.9%). Pekerja
Hasil pengujian hipotesis dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menggunakan Chi Square Test masih terdapat responden yang memiliki
didapatkan p-value 0.003 < 0,05 yang perilaku yang kurang baik. Perilaku
artinya Ha diterima Ho ditolak. Sehingga responden dalam penggunaan APD
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sebesar 67,2% kurang baik dan 32,8%
antara dukungan atasan dengan lainnya sudah berperilaku baik.
penggunaan APD pada pekerja. Frekuensi pemekaian APD pada
Hal ini sesuai dengan teori yang pekerja antara lain pemakaian masker
dikemukakan Green bahwa ada 3 faktor dengan frekuensi terkadang (31.3%),
yang mempengaruhi perilaku, salah jarang (34.3%), tidak pernah (34.3%)
satunya faktor penguat yakni atasan. kemudian pemakaian sarung tangan
Atasan merupakan salah satu diantara dengan frekuensi terkadang (23.9%),
komponen sosial yang ikut jarang (46.3%) tidak pernah (29.9%) dan
mempengaruhi pembentukan sikap yang yang terakhir pemakaian sepatu boot
nantinya dapat mendorong dalam dengan frekuesi terkadang (16.4%),
pembentukan perilaku kesehatan. jarang (40.3%) dan tidak pernah (43.3%).
1006
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Bentuk perilaku pekerja yang kurang dengan baik. Hal tersebut


baik antara lain pemakaian masker dikarenakan dengan adanya
(44.8%), pemakaian sarung tangan dukungan keluarga maka pekerja
(35.8%), pemakaian sepatu boot akan merasa terdukung perilakunya
(26.9%), dampak masker (43.3%), untuk menggunakan APD dan
dampak sarung tangan (40.3%), dampak merasa memiliki panutan karena
sepatu boot (19.4%), kenyamanan keluarganya yang bekerja di Sentra
masker (17.9%), kenyamanan sarung Pengasapan juga memakai APD.
tangan (20.9%) dan kenyamanan sepatu 3. Terdapat hubungan antara
boot (31.3%). dukungan atasan terhadap praktik
Penelitian ini menggunakan teori perilaku penggunaan APD, sebagian
Lawrence Green untuk mengetahui besar responden kurang
praktik perilaku penggunaan APD pada mendapatkan dukungan atasan
pekerja di Sentra Pengasapan Ikan dengan baik yaitu sebesar 58.2%
Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. sedangkan 41.8% lainnya sudah
Teori Lawrence Green ini didasarkan mendapat dukungan atasan dengan
pada tiga variabel, yaitu variabel baik. Hal tersebut dikarenakan
predisposing yang terdiri dari umur, jenis dengan adanya dukungan dari
kelamin, tingkat pendidikan, atasan untuk penggunaan APD
pengetahuan, dan sikap. Variabel maka pekerja akan merasa memiliki
enabling yaitu ketersediaan sarana motivasi yang kuat dalam
prasarana, kemudahan akses informasi penerapannya dan memiliki panutan
dan paparan sumber informasi. Variabel karena atasan juga menggunakan
reinforcing yaitu dukungan keluarga, APD.
dukungan atasan dan dukungan rekan 4. Terdapat hubungan antara
kerja. dukungan rekan kerja terhadap
praktik perilaku penggunaan APD,
KESIMPULAN sebagian besar responden kurang
1. Praktik perilaku pekerja di Sentra mendapatkan dukungan rekan kerja
Pengasapan Ikan Kota Semarang dengan baik yaitu sebesar 64.2%
dalam penggunaan APD mayoritas sedangkan 35.8% lainnya sudah
menunjukkan kategori kurang baik, mendapat dukungan rekan kerja
yaitu sebesar 67.2%. Praktik dengan baik. Hal tersebut
penggunaan APD yang kurang baik dikarenakan dengan adanya
adalah pemakaian masker (44.8%), dukungan dari rekan kerja maka
pemakaian sarung tangan (35.8%), pekerja akan memiliki panutan
pemakaian sepatu boot (26.9%), dalam penggunaan APD
dampak masker (43.3%), dampak dilingkungan kerja.
sarung tangan (40.3%), dampak 5. Tidak terdapat hubungan antara
sepatu boot (19.4%), kenyamanan usia, tingkat pendidikan,
masker (17.9%), kenyamanan pengetahuan, sikap, ketersediaan
sarung tangan (20.9%) dan sarana prasarana, paparan sumber
kenyamanan sepatu boot (31.3%). informasi terhadap penggunaan
2. Terdapat hubungan antara APD.
dukungan keluarga terhadap praktik 6. Sebagian besar responden
perilaku penggunaan APD, sebagian berpengetahuan kurang baik
besar responden kurang terhadap APD yaitu sebesar 55.2%
mendapatkan dukungan keluarga antara lain pengertian APD, tujuan
dengan baik yaitu sebesar 67.2% APD, fungsi masker, fungsi sepatu
sedangkan 32.8% lainnya sudah boot, pemakaian APD, peraturan
mendapat dukungan keluarga APD dan sanksi khusus, sedangkan
1007
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

44.8% lainnya sudah memiliki Disarankan melakukan penelitian


pengetahuan yang baik. yang lebih spesifik dengan sampel
7. Sikap responden dalam praktik yang lebih besar terhadap praktik
penggunaan APD yang kurang baik penggunaan APD di Sentra
sebesar 58.2% antara lain peraturan Pengasapan Ikan.
APD, pemakaian sarung tangan,
informasi tentang APD, wajib REFERENSI
memakai masker, wajib memakai 1. Pusparini, Andriana. Bunga Rampai
sarung tangan, wajib memakai septu HIPERKES & Kesehatan Kerja.
boot, pemeliharaan APD, Semarang: Badan Penerbit UNDIP;
kenyamanan sepatu boot, memakai 2003.
masker, memakai sarung tangan, 2. Antika, Puri. IPDK Sebagai Upaya
memakai sepatu boot, gangguan Pencegahan Kecelakaan Dan
kesehatan tidak memakai masker Penyakit Akibat Kerja Di Unit
dan sarung tangan, sedangkan Pembakaran Dan Pendinginan Pt.
41.8% lainnya sudah memiliki sikap Semen Gresik (Persero) Tbk. Pabrik
yang baik. Tuban Jawa Timur. Surakarta:
8. Ketersediaan sarana prasarana Fakultas Kedokteran Universitas
yang belum tersedia sebesar 50.7% Sebelas Maret; 2011.
antara lain ketersediaan sepatu 3. Widowati, Ida Rahayu. Kajian
boot, keterjangkauan masker, Industri Pengasapan Ikan
keterjangkauan sarung tangan, Bandarharjo (Potensi Industri Lokal
jumlah masker, jumlah sarung Dalam Penataan Dan
tangan, penyimpanan masker dan Pengembangan Ekonomi Kawasan
sepatu boot, sedangkan yang sudah Bandarharjo Kota Semarang). Jurnal
tersedia sebesar 49.3%. Kesehatan. 2013;
9. Responden yang mengatakan 4. Swastawati, Fronthea. Studi
mendapatkan paparan sumber Kelayakan Dan Efisiensi Usaha
informasi dari petugas kesehatan Pengasapan Ikan Dengan Asap Cair
yang baik sebesar 35.8% dan 64.2% Limbah Pertanian. Semarang:
lainnya tidak mendapat paparan Fakultas Perikanan Dan Ilmu
sumber informasi dengan baik. Kelautan Universitas Diponegoro;
2011.
SARAN 5. Rochmi, M Nur. Keselamatan
1. Bagi Sentra Pengasapan Ikan Kerja Sektor Konstruksi paling
Kelurahan Bandarharjo Tinggi. 2016. Availeble from:
Meningkatkan ketersediaan https://beritagar.id/artikel/berita/ke
sarana prasarana yang menunjang celakaan-kerja-sektor-konstruksi-
terbentuknya perilaku pekerja yang paling-tinggi
baik dalam penggunaan APD. 6. Liswanti, Yane, Ardini S.
2. Bagi Puskesmas Raksanagara, dkk. Faktor-Faktor
Disarankan untuk meningkatkan yang Berhubungan dengan
pengetahuan pekerja dan Kepatuhan Penggunaan Alat
menyederhanakan bahasa yang Pelindung Diri (APD) serta
digunakan ketika melakukan Kaitannya Terhadap Status
sosialisasi pada pekerja pengasap Kesehatan pada Petugas
ikan serta akan lebih baik lagi Pengumpul Sampah Rumah
apabila sosialisasi yang diberikan Tangga di Kota Tasikmalaya
dalam bentuk lisan. Tahun 2014. Jurnal Kesehatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya 2015;

1008
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Lion Indonesia. K3 Dalam


Wacana Ketenagakerjaan
Indonesia. 2016. Available from:
http://lionindonesia.org/blog/2016/
09/08/k3-dalam-wacana-
ketenagakerjaan-indonesia/
8. Sari, Citra Ratna. Hubungan
Karakteristik Tenaga Kerja
dengan Kecelakaan Kerja.
Skripsi; Surabaya: FKM
Universitas Airlangga; 2012.

1009

You might also like