Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Apd Di Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Apd Di Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Apd Di Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang
Abstract
In 2016 the incidence of occupational accidents and diseases in Indonesia is
increasing both in the formal and non-formal sectors. This is caused by the lack
of awareness of workers in the use of PPE (Personal Protective Equipment)
when doing work activities that provide opportunities for work accidents. In 2015
the percentage of manpower does not use PPE that suffered a work accident of
62.3%. The purpose of this study to determine the factors associated with
employee behavior in the use of PPE.
Type of descriptive analytic research with quantitative approach. The sample in
this study using total population on all workers at Fish Fogging Center is 67
people. Data collection was done through interview using questionnaire. Data
analysis used Fisher's Exact Test with significance level of 5%.
The results showed that as many as 32.8% of workers already have good
behavior in the use of PPE. Variables related to behavioral practices of using
PPE were family support (p = 0.000), superiors support (p = 0.003) and peer
support (p = 0.033). The variables unrelated to the behavior of APD usage were
age (p = 0.758), education (p=1.000), knowledge (p = 1,000), attitude (p = 0.431),
availability of infrastructure (p = 0.068), ease of information access (p = 0.305)
Information (p = 0.175).
This study concludes the importance of family support, boss support and peer
support in the use of PPE. So it is advisable to health workers to increase support
in the use of PPE and for the Fogging Center in order to improve the availability
of infrastructure to support the behavior of the use of PPE to workers.
1001
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
nafas, nyeri pada kaki, pegal-pegal panas panggang ikan karena tidak
sedangkan risiko kecelakaan kerja menggunakan sarung tangan (40%).
yaitu terkena benda tajam, tangan Berdasarkan uraian diatas,
melepuh. pengetahuan mengenai APD sangat
Berdasarkan survei pendahuluan penting untuk menunjang perilaku
yang peneliti lakukan kepada pemakaian APD pada pekerja.
pengelola Sentra Pengasapan Ikan Dalam penelitian ini akan dibahas
Kelurahan Bandarharjo terdapat mengenai faktor-faktor yang
permasalahan khusus pada pekerja. berhubungan dengan perilaku
Sudah diberikan sosialisasi dari pekerja dalam penggunaan APD di
tenaga kesehatan namun masih Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan
belum banyak pekerja yang Bandarharjo kota Semarang.
menyempatkan waktunya untuk
datang mengikuti sosialisasi. Dan METODE PENELITIAN
hasil survei pendahuluan terhadap Penelitian ini merupakan
30 pekerja, sejumlah 24 pekerja penelitian analitik observasional
menyebutkan bahwa telah dengan menggunakan metode
disepakati bersama secara lisan penelitian kuantitatif pendekatan
peraturan diwajibkannya cross sectional study. Pengumpulan
menggunakan APD ketika data dilakukan dengan wawancara
melakukan aktivitas pekerjaan, langsung kepada responden.
namun berdasarkan hasil observasi Populasi penelitian adalah seluruh
masih banyak pekerja yang tidak pekerja di Sentra Pengasapan,
menggunakan APD. yang berjumlah 67 pekerja. Populasi
Terdapat banyak faktor yang menggunakan total population yaitu
dapat menyebabkan tenaga kerja 67 pekerja. Instrumen yang
tidak patuh dalam menggunakan digunakan adalah kuesioner.
APD (Alat Pelindung Diri) meskipun Sebelum kuesioner ditanyakan
tempat kerja telah menyediakann kepada responden, terlebih dahulu
APD dan memberikan peraturan diajukan uji coba, dengan
bagi pekerjanya untuk patuh dalam menanyakan kuesioner kepada 10
memakai APD tersebut. orang pekerja di Sentra Pengasapan
Berdasarkan survei awal yang Ikan Kelurahan Krobokan. Analisis
peneliti lakukan pada tahun 2017 di data dilakukan secara univariat dan
Sentra Pengasapan Ikan Kelurahan bivariat menggunakan uji chi-square
Bandarharjo, hasil wawancara taraf signifikasi 5%.
terhadap 30 responden banyak
ditemukan pekerja tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan Alat Pelindung Diri Gambaran Umum Lokasi
(APD) seperti masker (80%) dan Penelitian
sarung tangan (75%). Ditemukan Sentra Pengasapan Ikan
juga sejumlah Penyakit Akibat Kerja Kelurahan Bandarharjo berada pada
(PAK) dan kecelakaan kerja bagian Wilayah Perencanaan BWK III yang
produksi antara lain terletak di Kecamatan Semarang
terpeleset/tergelincir karena lantai Utara. Kelurahan Bandarharjo
yang kurang bersih (55%), tangan mempunyai luas wilayah sebesar
tergores pisau (70%), sesak nafas 342,67 ha. Sentra Pengasapan Ikan
karena tidak memakai masker ini berada tepat pada bantaran
(80%), mata terkena serpihan uap sungai.
(30%), tangan melepuh terkena
1002
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
1003
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Hal ini sesuai dengan teori yang sikap kurang yaitu sebesar 73.7%
dikemukakan Green bahwa faktor yang dibandingkan dengan yang memiliki
berpengaruh dalam menentukan perilaku sikap baik sebesar 58.6%. Sedangkan
kesehatan individu dan kelompok adalah yang berperilaku baik lebih banyak
faktor pendidikan. terdapat pada sikap baik sebesar 41.4%
dibandingkan dengan sikap kurang baik
Pengetahuan yaitu sebesar 26.3%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap pekerja yang masih
persentase responden yang berperilaku menunjukkan hasil kurang baik antara
kurang lebih banyak terdapat pada lain peraturan APD (16.4%), pemakaian
pengetahuan kurang sebesar 33.3% sarung tangan (20.9%), informasi
dibandingkan dengan pengatahuan baik tentang APD (13.4%), wajib memakai
sebesar 32.4%. sedangkan persentase masker (13.4%), wajib memakai sarung
responden yang berperilaku baik lebih tangan (14.9%), wajib memakai sepatu
banyak terdapat pada pengetahuan baik boot (14.9%), pemeliharaan APD
sebesar 33.3% dibandingkan (13.4%), kenyamanan sepatu boot
pengetahuan kurang sebesar 32.4%. (10.4%), memakai masker (6%),
Pengetahuan yang kurang baik antara memakai sarung tangan (13.4%),
lain Pengertian APD (23.9%), tujuan memakai sepatu boot (20.9%),
APD (44.8%), fungsi masker (38.8%), gangguan kesehatan tidak memakai
fungsi sepatu boot (41.8%), pemakaian masker (17.9%), gangguan kesehatan
APD (43.3%), peraturan APD (44.8%) tidak memakai sarung tangan (3%).
dan sanksi khusus (49.3%). Hasil pengujian hipotesis dengan
Pengetahuan yang terlihat sudah baik menggunakan Chi Square Test
antara lain kepanjangan APD (53.7%), didapatkan p-value 0.431 > 0,05 yang
fungsi sarung tangan (56.7%), artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga
pemeliharaan masker (56.7%), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
pemeliharaan sarung tangan (71.6%) antara sikap pekerja dengan praktik
dan pemeliharaan septu boot (62.7%). penggunaan APD.
Hasil pengujian hipotesis dengan Hal ini sesuai dengan teori yang
menggunakan Chi Square Test dikemukakan Green bahwa sikap
didapatkan p-value 1.000 > 0,05 yang merupakan salah satu faktor predisposisi
artinya Ha ditolak Ho diterima. Sehingga yang dapat mempengaruhi seseorang.
dapat disimpulkan bahwa tidak ada Responden dengan sikap mendukung
hubungan antara pengetahuan cenderung melakukan praktik PHBS
responden dengan praktik perilaku penggunaan APD dengan baik.
penggunaan APD pada pekerja.
Hal ini sesuai dengan teori yang Ketersediaan Sarana Prasarana
dikemukakan Green bahwa pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum melakukan tindakan itu adalah persentase responden yang berperilaku
merupakan hal yang penting. Oleh sebab kurang baik lebih banyak terdapat pada
itu diperlukan suatu upaya untuk ketersediaan sarana prasarana tidak
memberikan stimulus lebih kepada tersedia sebesar 78.8% dibandingkan
responden berupa pemberian informasi- dengan ketersediaan sarana prasarana
informasi yang akan meningkatkan yang sudah tersedia yaitu sebesar
pengetahuan seseorang. 55.9%. Sedangkan yang berperilaku baik
lebih banyak terdapat pada ketersediaan
Sikap sarana prasarana yang sudah tersedia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu sebesar 44.1% dibandingkan
persentase responden yang berperilaku dengan ketersediaan sarana prasarana
kurang baik lebih banyak terdapat pada yang belum tersedia 21.2%.
1004
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
1005
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
1008
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
1009