LP Soft Tisue Sarcoma

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


SOFT TISSUE SARCOMA
Di Ruang Cendana 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
Tiara Sas Dhewanti 17/421016/KU/20201

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
1. Teori Soft Tissue Sarcoma
a. Definisi
Sarcoma adalah tipe kanker yang berkembang dari jaringan tertentu, seperti tulang
atau otot. Sarcoma jaringan tulang atau otot adalah tipe utama dari sarcoma.
Sarcoma jaringan lunak dapat berkembang dari jaringan lunak seperti lemak, otot,
saraf, jaringan fibrosa, pembuluh darah atau jaringan kulit dalam. Sarcoma dapat
ditemukan disemua area tubuh. Paling banyak berkembang di lengan dan kaki dan
pada area belakang rongga perut (American Cancer Society, 2014).
b. Etiologi
Penyebab sarcoma jaringan lunak masih belum diketahui dan tidak ada faktor
risiko yang pasti yang menyebabkan tumor jaringan lunak. Radiasi ion jelas
menyebabkan sarcoma dan bahan kimia karsinogenikm virus oncogenic
mempunyai hubungan dengan berkembangnya beberapa tipe sarcoma tetapi
hubungan secara etiological masih belum jelas. Tetapi terdapat kasus yang
mempunyai hubungan genetic yang pasti, seperti mutasi gen NF1 menyebabkan
malignant peripheral nerve sheath tumour (MPNST). Contoh lain peningkatan
risiko terkena sarcoma, baik tulang dan jaringan lunak, pada pasien yang
mempunyai riwayat retinoblastoma yang disebabkan oleh mutasi pada gen RN
(Grimeer et al, 2010)
c. Patologi
Sarcoma jaringan lunak pada dasarnya muncul dikarenakan oleh pertumbuhan
acak oleh sel- sel yang ada pasa area sendi dan bagian jaringan yang akan
mempengaruhi organ lain dari area yang terkena. Sarcoma jaringan lunak terjadi
pada tempat-tempat yang berbeda pada bagian tubuh dan mempunyai nama yang
berbeda berdasarkan area yang terkena (Banerjee et al, 2013).
d. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi
dimana tumor berada, umumnya gejalanya berypa adanya suatu bejolan dibawah
kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderta yang mengeluh sakit, yang
biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga
karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi. Dalan tahp awal, jaringan lunak
tumor biasanya tidka menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relative
elastis, tumor dapat tumbuh lebih besar, mendorong samping jaringan normal,
sebelum mereka merasa atau menyebabkan masalah. Kadang gejala pertama
biasanya gumpalan rasa sakit atau bengkak dan dapat menimbulkan gejala lainnya
seperti sakit atau nyeri, karena dekat dengan menenan saraf san otot. Jika didaerah
perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit.
e. Pathway

f. Tipe sarcoma jaringan lunak


 Adult fibrosarcoma biasanya menyerang jaringan fibrosa pada kaki dan lengan.
Ini biasanya terjadi pada orang berusia 20 sampai dengan 60 tahun. Tetapi juga
dapat terjadi pada semua usia.
 Alveolar soft-part sarcoma adalah kanker yang jarang terjadi dan semuanya
hampir menyerang pada orang dewasa. Tumor ini biasanya berada di kaki.
 Angiosarcoma dapat terjadi pada pembuluh daran (hemangiosarcoma) atau
pembuluh limpa (lymphangiosarcoma). Tumor ini terkadang mulai pada bagian
tubuh yang terserang radiasi.
 Clear cell sarcoma adalah kanker yang jarang dan biasanya berkembang pada
tendon lengan atau kaki.
 Desmoplastic adalah sel tumor bundar yang biasanya ada di abdomen
 Epithelioid sarcoma biasanya berkembang dibawah kulit dari tangan, lengan,
kaki atau kaki bagian bawah.
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan X-ray
X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai tumor
jaringan lunak, transparansi serta hubungannya dengan tulang yang
berdekatan. Jika batasnya jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun
batas yang jelastetapi melihat kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor
ganas jaringan lunak, situasi terjadi di sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma,
dan lainnya.
2) Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan
tumor jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara
jinak atau ganas. tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas,
gema samar-samar, seperti sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor
ganas berserat histiocytoma seperti. USG dapat membimbing untuk tumor
mendalami sitologi aspirasi akupunktur.
3) CT scan
CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor
jaringan lunak yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan
lunak dalam beberapa tahun terakhir.
4) Pemeriksaan MRI
Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari
X-ray dan CT-scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai
tingkatan tumor dari semua jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal,
tumor panggul memperluas ke pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta
gambar yang lebih jelas dari tumor tulang atau invasi sumsum tulang, adalah
untuk mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang lebih baik.
5) Pemeriksaan histopatologis
a) Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat.
Dioptimalkan untuk situasi berikut:
 Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode pengumpulan
untuk mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik
 Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk
mengambil spesimen segar harus segera konsentrasi sedimentasi
sentrifugal, selanjutnya smear
 Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang
mendalam yang ditujukan untuk radioterapi atau kemoterapi,
metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.
b) Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat
didiagnosis, lakukan forsep biopsi.
c) Memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk operasi.
d) Biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan
bagian dari jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk
pemeriksaan histologis.
h. Penatalaksanaan medis
Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor jinak jaringan lunak adalah
eksisi yaitu pengangkatan seluruh jaringan tumor. Tapi penatalaksanaan berbeda
pada sarkoma jaringan lunak. Prosedur terapi untuk sarkoma jaringan lunak yaitu
dibedakan atas lokasinya, antara lain: Ekstremitas, Visceral/retroperitoneal,
Bagian tubuh lain dan SJL dengan metastasis jauh.
1) Ekstremitas
Pengelolaan SJL di daerah ekstremitas sedapat mungkin haruslah dengan
tindakan “the limb-sparring operation” dengan atau tanpa terapi adjuvant
(radiasi/khemoterapi). Tindakan amputasi harus ditempatkan sebagai pilihan
terakhir. Tindakan yang dapat dilakukan selain tindakan operasi adalah dengan
khemoterapi intra arterial atau dengan hyperthermia dan “limb perfusion”.
 SJL Pada Ekstremitas yang Resektabel
Setelah diagnosis klinis onkologi dan diagnosis histopatologi
ditegakkan secara biopsi incisi/ eksisi, dan setelah ditentukan gradasi
SJL serta stadium klinisnya, maka dilakukan tindakan eksisi luas.
Untuk SJL yang masih operabel / resektabel, eksisi luas yang
dilakukan adalah eksisi dengan “curative wide margin” yaitu eksisi
pada jarak 5 cm atau lebih dari zona reaktif tumor yaitu daerah yang
mengalami perubahan warna disekitar tumor yang terlihat secara
inspeksi, yang berhubungan dengan jaringan yang vaskuler, degenerasi
otot, edema dan jaringan sikatrik.
 Untuk SJL ukuran < 5 cm dan gradasi rendah, tidak ada
tindakan ajuvantsetelah tindakan eksisi luas.
 Bila SJL ukuran > 5 cm dan gradasi rendah, perlu ditambahkan
radioterapi eksterna sebagai terapi ajuvan.
 Untuk SJL ukuran 5-10 cm dan gradasi tinggi perlu
ditambahkan radioterapi eksterna atau brakhiterapi sebagai
terapi ajuvan.
 Bila SJL ukuran > 10 cm dan gradasi tinggi, perlu
dipertimbangkan pemberian khemoterapi preoperatif dan pasca
operatif disamping pemberian radioterapi eksterna atau
brakhiterapi.
 SJL Pada Ekstremitas yang Tidak Resektabel
Ada 2 pilihan yang dapat dilakukan, yaitu :
 Sebelum tindakan eksisi luas terlebih dahulu dilakukan
radioterapi preoperatif atau neo ajuvan khemoterapi sebanyak 3
kali.
 Pilihan lain adalah dilakukan terlebih dahulu eksisi kemudian
dilanjutkan dengan radiasi pasca operasi atau khemoterapi.
.
 SJL Pada Ekstremitas yang Residif
Bila masih resektabel dilakukan eksisi luas dilanjutkan terapi ajuvan
radioterapi / khemoterapi. Bila sebelumnya pernah mendapat terapi
ajuvan, perlu dipertimbangkan kembali apakah masih mungkin untuk
khemoterapi ajuvan dengan regimen yang berbeda atau radiasi dengan
modalitas yang lain. Untuk kasus residif yang tidak resektabel
dilakukan amputasi, bila pasien menolak dapat dipertimbangkan
pengelolaan seperti kasus primer yang tidak resektabel.
2) Visceral
Jenis histopatologi yang sering ditemukan adalah liposarkoma dan
leiomiosarkoma. Bila dari penilaian klinis / penunjang ditegakkan diagnosis
SJL viseral / retroperitoneal harus dilakukan pemeriksaan tes fungsi ginjal dan
pemeriksaan untuk menilai pasase usus. Sebelum operasi dilakukan “persiapan
kolon” untuk kemungkinan dilakukan reseksi kolon. Modalitas terapi yang
utama untuk SJL viseral / retroperitoneal adalah tindakan operasi.
Bila SJL telah menginfiltrasi ginjal dan dari tes fungsi ginjal diketahui
ginjal kontralateral dalam kondisi baik, maka tindakan eksisi luas harus
disertai dengan tindakan nefrektomi. Dan bila telah menginfiltrasi kolon, maka
dilakukan reseksi kolon.
Seringkali tindakan eksisi luas yang dilakukan tidak dapat mencapai
reseksi radikal karena terbatas oleh organ-organ vital seperti aorta, vena cava,
dan sebagainya, sehingga tindakan yang dilakukan tidak radikal dan terbatas
pada pseudo kapsul. Untuk kasus yang demikian perlu dipikirkan terapi
ajuvan, berupa khemoterapi dan atau radioterapi.
3) Bagian tubuh lain
 Bila tumor masih resektabel, dilakukan eksisi, umumnya dengan marginal
margin, dilanjutkan dengan radioterapi ajuvan.
 Bila tumor tidak resektabel, dilakukan radioterapi preoperatif dilanjutkan
dengan tindakan eksisi marginal margin.
 Bila tidak memungkinkan untuk tindakan eksisi luas, maka dilakukan
radioterapi primer atau khemoterapi.
 Pada SJL di kepala dan leher yang tidak mungkin dilakukan eksisi luas maka
dapat diberikan khemo radiasi.
4) Dengan Metastasis Jauh
Bila lesi metastasis tunggal masih operabel / resektabel dapat dilakukan
tindakan eksisi, tetapi bila tidak dapat dieksisi, maka dilakukan khemoterapi
dengan Doxorubicin sebagai obat tunggal atau dengan obat khemoterapi
kombinasi, yaitu Doxorubicin + Ifosfamide, terutama untuk pasien dengan
status performance yang baik.
Obat-obat kombinasi yang lain adalah :
 Doxorubicin + Dacarbazine
 CyVADIC
 Doxorubicin + Ifosfamide – Mesna + Dacarbazine
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri
b. Kerusakan integritas kulit
c. Risiko infeksi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Nyeri aku Level nyeri Manajemen Nyeri
Dari 3 x 24 jam  Lakukan pengkajian nyeri
Indikator Awal Target yang komprehensif
Melaporkan 3 4 tentang nyeri, termasuk
nyeri lokasi, karakteristik,
Panjang 2 4 onset/durasi, frekuensi,
episode kualitas, intensitas atau
nyeri keparahan nyeri, dan
Tidak dapat 2 4 faktor persipitasi
istirahat  Mengobservasi tanda non
Gelisah 3 4 verbal
Keterangan:  Pastikan pasien
1 : severe mendapatkan perawatan
2: substantial analgesic
3: Moderate  Kontrol faktor lingkungan
4: Mild yang akan mempengaruhi
5: none kenyamanan
 Ajarkan prinsip
manajemen nyeri
 Ajarkan teknik non
farmakologi kepada
pasien
 Ajarkan menggunakan
terapi farmakologi dalam
manajemen nyeri
 Anjurkan istirahat cukup

Risiko Infeksi Keparahan infeksi Kontrol infeksi


 Bersihkan lingkungan
Indicator Awal Tujuan  Isolasi pasien terhadap
Kemerahan 4 5 penyakit menular
Demam 2 4  Pertahankan teknik isolasi
Ketidakstabilan 2 4  Batasi pengunjung yang
suhu tubuh datang
Nyeri 3 4  Ajarkan teknik cuci
Lemah 2 4 tangan untuk kebersihan
Kehilangan 2 4 diri
nafsu makan  Gunakan sabun
Keterangan antimikroba untuk cuci
1: berat tangan
2: substantial  Cuci tangan sebelum dan
3: moderate sesudah melakukan
4: ringan aktivitas dengan pasien
5: Tidak ada  Gunakan pencegahan
universal
 Ganti IV line sesuai
dengan protocol CDC
 Pastikan teknik aseptic
saat memasang IV line
 Dorong pasien untuk
mengkonsumsi makanan
yang cukup
 Dorong pasien untuk
minum yang cukup
 Dorong pasien untuk
istirahat yang cukup
 Atur penggunaan terapi
antibiotic
 Ajarkan kepada klien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi yang
membutuhkan segera
dibawa ke petugas
kesehatan
 Ajarkan klien dan
keluarga untuk
melakukan pencegahan
infeksi

Kerusakan Tissue Integrity: skin and mucous Wound care


integritas jaringan membrane  Mengangkat dressing dan
Indicator Awal Akhir perekat
Temperature  Memonitor karakteristik
kulit luka, dari cairan, warna,
Sensasi ukuran dan bau
Perfusi  Bersihkan dengan normal
jaringan saline
Integritas  Sediakan perawatan insisi
jaringan  Lakukan dressing
Kemerahan  Pertahankan prinsip steril
Hidrasi saat perawatan luka
1 : severe compromise  Reposisi pasien setiap 2
2 : substantial compromise jam
3 : Moderately compromise  Mendorong untuk minum
4 : Mildly compromise cuku[p
5 : No compromise

Daftar pustaka
American Cancer Society. (2016). About Soft Tissue Sarcoma. American Cancer Society

Grimer, R., Ian Judson., David Peaked an Beatrice Seddon. (2010). Guidelines for the
Management of Soft Tissue Sarcomas. Hindawi Publishing Corporation.
doi:10.1155/2010/506182

Banerjee, R., Bandopadhyyay, D dan Abilash, V.G. (2013). Epidemiology, Pathology, types
and Diagnosis of tissue Sarcoma: A Research Review. Asian Journa of Pharmaceutical
and Clinical Research, 6(3); 19-25.

McCloskey&Bulechek, 2008, Nursing Interventions Classifications, fifth edisi, By Mosby-


Year book.Inc,Newyork
McCloskey&Bulechek, 2008, Nursing Outcome Classifications, fourth edisi, By Mosby-Year
book.Inc,Newyork
NANDA, 2015-2019, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

You might also like