Penanganan Delayed Eruption Karena Impaksi Gigi Insisivus Sentralis Kiri Dengan Surgical Exposure Pada Anak
Penanganan Delayed Eruption Karena Impaksi Gigi Insisivus Sentralis Kiri Dengan Surgical Exposure Pada Anak
Penanganan Delayed Eruption Karena Impaksi Gigi Insisivus Sentralis Kiri Dengan Surgical Exposure Pada Anak
1, April 2009:48-54
Harun Achmad
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Bandung, Indonesia
ABSTRACT
Delayed eruption is one of dental eruption deviation characterized by delay of dental
eruption. Delayed eruption can be caused by local factor such as impacted tooth. This
can be managed surgically and then orthodontically brought into the dental arch. An
eleven years old girl came to the dental clinic specialist of FKG-UNPAD Bandung,
with the chief complaint of having non-erupted upper left permanent central incisor,
without retention of 61. Other 3 upper incisor, 11, 22, 12 have erupted normally.
Panoramic examination showed impacted 11 in the alveolar bone with complete apex
formation. Following the cephalometric and model analysis, the fixed orthodontic
appliances were placed, followed by surgical exposure to open the impacted area then
placed an orthodontic bracket with an attached chain to apply orthodontic forces on
the tooth to aid its movement into the line of occlusion. After 6 months treatment,
patient’s esthetics and masticatory function were obtain, marked by normal position of
21 in the arch.
Keywords: delayed eruption, impacted tooth, surgical exposure
ABSTRAK
Delayed eruption merupakan salah satu bentuk penyimpangan erupsi gigi yang
ditandai dengan adanya keterlambatan erupsi gigi. Salah satu penyebabnya dapat
berasal dari faktor lokal seperti impaksi gigi. Penanganan delayed eruption karena
impaksi dapat dilakukan secara kombinasi bedah dan ortodontik dengan tujuan untuk
memperbaiki posisi gigi dan hubungannya dengan lengkung rahang. Seorang anak
perempuan berusia 11 tahun datang ke klinik spesialis FKG-UNPAD Bandung dengan
keluhan gigi 21 tidak erupsi sehingga mengganggu pengunyahan dan tampilan. Pada
foto panoramik terlihat gigi 21 masih tertanam dalam tulang alveolar dengan
pembentukan apeks telah selesai tanpa adanya retensi gigi 61. Gigi 11, 22, 12 erupsi
normal. Setelah analisis sefalometri dan analisis model, dilakukan pemasangan piranti
ortodontik pada rahang atas yang diikuti tindakan bedah, kemudian pemasangan
bracket dengan chain untuk mengaplikasikan daya ortodontik pada gigi dan menarik
gigi tersebut ke posisi oklusi. Setelah enam bulan perawatan, fungsi pengunyahan dan
penampilan dapat di peroleh karena gigi 21 telah berada pada posisi normal dalam
lengkungnya.
Kata kunci : Delayed eruption, impaksi gigi, surgical exposure
21 hingga saat itu belum erupsi tanpa adanya tulang alveolar dengan posisi vertikal dan
retensi gigi 61. Perkembangan fisik anak tersebut sedikit berotasi ke mesial. Pembentukan apeks
sesuai dengan perkembangan usia. Pemeriksaan gigi 21 telah selesai sehingga rencana
ekstra oral menunjukkan bahwa pasien memiliki perawatan dilakukan surgical exposure dan traksi
profil wajah datar dengan tipe wajah sempit ortodontik.
seperti terlihat pada gambar 1. Selain itu, tidak
terdapat kelainan pada sendi temporomandibula, Tata laksana kasus
bibir, dan relasi bibir. Sebelum pembedahan, dilakukan
Pemeriksaan intra oral memperlihatkan pemasangan piranti ortodontik cekat untuk
maloklusi kelas I Angle akibat gigi 21 tidak alignment dan leveling gigi-gigi (gambar 3A).
erupsi. Pemeriksaan palpasi pada daerah labial Satu bulan setelah alignment dan leveling,
regio gigi 21 teraba adanya tonjolan yang dilakukan overcorrection celah antara gigi 11 dan
menandakan adanya benih gigi (gambar 2). 22 dengan menggunakan pegas ulir kompresi
Dari foto panoramik, seperti tampak pada untuk menyediakan celah untuk memudahkan
Gambar 2, menunjukkan gigi 21 berada dalam erupsi gigi 21 (gambar 3B).
A B
Gambar 1. (A) Foto wajah pasien sebelum perawatan, dan (B) Foto intra oral awal,
terlihat tonjolan pada gingival regio labial gigi 21.
Pembedahan dilakukan setelah ruangan bagi Tiga bulan setelah pembedahan dan traksi
gigi 21 tersedia. Surgical exposure dilaksanakan ortodontik, gigi 21 telah mencapai garis oklusi.
di bawah pengaruh anestesi lokal dan dilakukan Jika garis oklusinya telah tercapai sesuai dengan
dengan membuang jaringan gingiva pada regio yang diharapkan, dilakukan alignment dan
labial 21 sedemikian sehingga memungkinkan leveling (gambar 5). Enam belas bulan setelah
penempatan button. Penempatan button dan traksi pembedahan, gigi-gigi telah menempati posisi
ortodontik dilakukan pada saat pembedahan. ideal dan memasuki tahap penyelesaian
Kontrol dilakukan seminggu sekali (gambar 4). perawatan.
A B
Gambar 3. Pemasangan piranti ortodontik cekat untuk alignment dan leveling (A), dan
overcorrection dengan pegas ulir kompresi antara gigi 11 dan 22 (B).
A B
C D
D
Gambar 4. Tahapan surgical exposure. Anestesi lokal (A), insisi jaringan gingival (B),
penjahitan dan pemasangan button (C), dan pemasangan periodontal pack (D).
52 Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:48-54
impaksi gigi dan akan membantu menentukan Dalam kasus ini, surgical exposure dan traksi
4,7,10,11
posisi anteroposterior dan lateral. ortodontik dilakukan dengan pertimbangan
Keterlibatan prosedur pembedahan pada pembentukan apeks yang telah selesai, sementara
kasus impaksi, tergantung beratnya impaksi. Hal erupsi spontan dari gigi setelah pembedahan tidak
ini dapat dikategorikan pilihan perawatan dapat diharapkan. Biasanya, gigi akan erupsi
berdasarkan jenis maloklusi, banyaknya deformasi setelah hal yang menghalangi erupsinya
gigi, dan lokasi impaksi gigi anterior. Hal tersebut dihilangkan dengan pembedahan, namun hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut, jika ada ruang tidak dapat terjadi setelah pembentukan akar
dan gigi impaksi tidak tertanam jauh di dalam selesai.
mukosa, maka pengangkatan penyebab impaksi Prognosis pasien pada kasus ini adalah baik,
adalah merupakan jalan terbaik. Jika gigi impaksi karena gigi yang mengalami impaksi berada
mempunyai malformasi nyata dan terdapat dalam posisi vertikal dan hanya ditutupi oleh
maloklusi yang berat, maka indikasi untuk jaringan fibrosa yang mengeras sehingga trauma
dilakukan pencabutan. Jika gigi impaksi bedah dapat diminimalkan. Hasil foto periapikal
mempunyai bentuk normal atau malformasi menunjukkan bahwa ruangan yang tersedia
ringan, dan maloklusi hanya disebabkan oleh gigi cukup bagi erupsi gigi, namun karena gigi
yang impaksi serta gigi anterior di sekitarnya, dalam posisi sedikit berotasi ke mesial maka
4,5,7,11
maka dapat dilakukan perawatan bedah. dilakukan overcorrection ruangan antara gigi 11
Gigi yang mengalami keterlambatan erupsi dan gigi 22 untuk mengantisipasi kekurangan
akibat impaksi pada pasien remaja biasanya dapat ruangan pada saat alignment dan leveling setelah
dibawa ke posisi oklusi dengan traksi ortodontik gigi mencapai oklusi. Tiga bulan setelah
setelah sebelumnya jaringan yang menutupi gigi pembedahan, gigi-gigi telah menempati posisi
5,7,11
impaksi tersebut dibuka secara pembedahan. yang ideal dan memasuki tahap penyelesaian
Dalam merencanakan perawatan untuk (gambar 6). Dalam jangka waktu 4 hingga 6
impaksi gigi permanen, tiga prinsip yang harus bulan, piranti ortodontik cekat ini kemudian
diikuti. Pertama adalah prognosis harus dilepas dan diganti dengan piranti retensi lepasan
didasarkan pada luasnya displacement dan trauma (gambar 7).
bedah yang diperlukan untuk exposure. Makin
besar displacement dan makin besar trauma, SIMPULAN
makin buruk prognosis. Ekstraksi gigi impaksi dan Perawatan delayed eruption karena impaksi
penutupan ruangan secara ortodontik atau gigi anterior dapat dilakukan dengan metode
penggantian gigi secara prostodontik merupakan bedah dan ortodontik. Diagnosis yang tepat dan
perawatan yang lebih baik dari pada usaha benar merupakan hal yang penting untuk
menarik gigi impaksi tersebut ke oklusi. Kedua, menentukan waktu perawatan dan kemungkinan
saat surgical exposure, jaringan yang menutupi intervensi bedah. Perkembangan perawatan dan
erupsi gigi harus dibuang sehingga gigi dapat rencana mekanik harus didasarkan pada analisis
ditarik. Sedangkan ketiga dalah ruangan harus yang tepat dari keadaan klinis dan identifikasi
tersedia bagi gigi yang akan ditarik sebelum sistem daya yang tepat untuk mencapai
5,7,10,11
pembedahan dilakukan. pergerakan gigi yang diharapkan.
54 Dentofasial, Vol.8, No.1, April 2009:48-54