Kanker Serviks
Kanker Serviks
Kanker Serviks
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
dalam setiap bagian tubuh, pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit, dan
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada daerah batas antara
epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviksalis yang
B. ETIOLOGI
diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks, antara lain infeksi Human
karsinoma serviks ialah perilaku seksual berupa mitra seks multipel, multi paritas,
resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20
tahun.
kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner
seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe 2
3. Faktor genetik
Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks yang menyebabkan
4. Kebiasaan merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas dalam tubuh yang dapat
6. Multiparitas
Bisa disebabkan oleh nikotin yang dikandung dalam rokok, dan penyakit
C. PATOFISIOLOGI
junction (SCJ). Histologi antara epitel gepeng berlapis (squamous complex) dari
kanalis serviks.
Pada wanita SCJ ini berada di luar ostius uteri eksternum, sedangkan pada
wanita umur > 35 tahun, SCJ berada di dalam kanalis serviks. Tumor dapat
tumbuh :
1. Eksofilik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa yang
3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks
dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
mutagen, porsio yang erosif (metaplasia skuamosa) yang semula fisiologik dapat
berubah menjadi patologik melalui tingkatan NIS I, II, III dan KIS untuk akhirnya
Periode laten dari NIS – I s/d KIS 0 tergantung dari daya tahan tubuh
dikenal dengan Unitarian Concept dari Richard. Hispatologik sebagian besar 95-
sarcoma.
D. WOC
E. TANDA DAN GEJALA
Pada fase prakanker (tahap displasia), sering tidak ada gejala atau tanda-
tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari
vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
berbau busuk.
7. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Salah satu pemeriksaan sitologi yang bisa dilakukan adalah pap smear.
Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim. Test
ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang
mikroskop.
b. Kolposkopi
IVA merupakan tes alternatif skrining untuk kanker serviks. Tes sangat
normal.
d. Serviksografi
memuaskan jika SSK tidak tampak seluruhnya dan disebut defek secara
teknik jika servikogram tidak dapat dibaca (faktor kamera atau flash).
e. Gineskopi
12,6% dan positif palsu 16%. Samsuddin dkk pada tahun 1994
positif palsu 11,5%; negatif palsu 4,7% dan akurasi 96,5%. Hasil tersebut
ada.
Penanda tumor adalah suatu suatu substansi yang dapat diukur secara
disekresikan oleh jaringan plasenta dan mencapai kadar tertinggi pada usia
G. PENATALAKSANAAN
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim
yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan (tim kanker / tim
STADIUM PENATALAKSANAAN
Biopsi kerucut
0 Histerektomi transvaginal
Biopsi kerucut
Ia
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Kemoterapi
H. KOMPLIKASI
Pendarahan
Kematian janin
Infertil
Obstruksi ureter
Hidronefrosis
Gagal ginjal
Pembentukan fistula
Anemia
Infeksi sistemik
Trombositopenia
I. PENCEGAHAN
belum menimbulkan gejala yang khas dan spesifik. Kematian pada kasus kanker
serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam
stadium lanjut. Atas dasar itulah, di beberapa negara pemeriksaan sitologi vagina
merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan kepada para ibu hamil, yang
dapat dipertahankan dan penyakit ini dapat disembuhkan bisa mencapai hampir
100%. Malahan sebenarnya kanker serviks ini sangat bisa dicegah. Menurut ahli
obgyn dari New York University Medical Centre , dr. Steven R. Goldstein,
Kini, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker ini adalah
bentuk skrining yang dinamakan Pap Smear, dan skrining ini sangat efektif. Pap
dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit.
dan kanker serviks ini biasanya justru timbul pada wanita-wanita yang tidak
pernah memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini. 50% kasus
baru kanker serviks terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan
pemeriksaan pap smear. Padahal jika para wanita mau melakukan pemeriksaan
sebagai salah satu upaya deteksi dini terhadap perkembangan kanker serviks,
beberapa di antaranya :
1. Skrining awal
seksual (vaginal intercourse) selama kurang lebih tiga tahun dan umurnya
tidak kurang dari 21 tahun saat pemeriksaan. Hal ini didasarkan pada
akan berkembang lesinya setelah 3-5 tahun setelah paparan pertama dan
disertai DNA HPV yang negatif mengindikasikan tidak akan ada CIN 3
menurun sejalan dengan waktu. Infeksi HPV pada usia 29 tahun atau lebih
dengan ASCUS hanya 31,2% sementara infeksi ini meningkat sampai 65%
pada usia 28 tahun atau lebih muda. Walaupun infeksi ini sangat sering
pada wanita muda yang aktif secara seksual tetapi nantinya akan mereda
seiring dengan waktu. Sehingga, deteksi DNA HPV yang positif yang
ini dialami pada wanita dengan usia yang lebih tua maka akan terjadi
A. PENGLAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada
kanker serviks.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat
3. Pola eliminasi
kandung kemih. Dapat pula terjadi disuria serta hematuria. Selain itu
biisa juga terjadi inkontinensia alvi akibat dari peningkatan tekanan
otot abdominal
Asupan nutrisi pada Ibu dengan kanker serviks harus banyak. Kaji
jenis makanan yang biasa dimakan oleh Ibu serta pantau berat badan
Ibu . Kanker serviks pada Ibu yang sedang hamil juga dapat
Pada Ibu dengan kanker serviks biasanya terjadi gangguan pada pada
dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total).
akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat
melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan
setelah sakit.
yang diyakini.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Berduka b.d. dengan Potensial kehilangan fungsi tubuh, Efek kanker yang
5. Perubahan proses keluarga b.d. Ketakutan diagnosis kanker yang baru saja
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Cemas b.d. Situasi Klien menunjukkan kontrol Reduksi kecemasan
krisis. kecemasan dengan kriteria: a. Kaji tingkat
1. Dapat mengidentifikasi, kecemasan dan
verbalisasi, dan respon fisiknya.
mendemonstrasikan b. Gunakan kehadiran,
teknik menurunkan sentuhan (dengan
kecemasan. ijin), verbalisasi
2. Menunjukkan postur, untuk mengingatkan
ekspresi wajah, klien tidak sendiri.
perilaku, tingkat c. Terima pasien dan
aktivitas yang keluarganya apa
menggambarkan adanya.
kecemasan menurun. d. Gali reaksi personal
3. mampu dan ekspresi cemas.
mengidentifikasi dan e. Bantu
verbalisasi penyebab mengidentifikasi
cemas. penyebab.
f. Gunakan empati
untuk mendukung
orang tua.
g. Anjurkan untuk
berfikir positif.
h. Intervensi terhadap
sumber cemas.
i. Jelaskan aktivitas,
prosedur.
j. Gali koping klien.
k. Ajarkan tanda-tanda
kecemasan.
l. Bantu orang tua
mendefinisikan
tingkat kecemasan.
m. Ajarkan teknik
distraksi dan
relaksasi.
n. Ajarkan teknik
manajemen cemas.
2. Intoleransi aktifitas Klien toleran terhadap aktivitas Perawatan jantung:
b.d. kelelahan, dengan kriteria: Rehabilitasi
malnutrisi, 1. Kebutuhan ADL a. Tingkatkan aktivitas
penurunan terpenuhi. klien setiap shift
mobilitas. 2. Memperlihatkan sesuai indikasi.
toleransi terhadap b. Bantu klien
aktivitas (nadi, menyusun frekuensi
pernafasan stabil pada ambulasi.
saat latihan aktivitas). c. Berikan periode
istirahat yang
adekuat.
d. Tingkatkan aktivitas
perawatan diri klien
dari perawatan
parsial sampai
komplit sesuai
indikasi.
Monitoring tanda-tanda vital
a. Ukur tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah aktivitas.
Dukungan emosional
a. Identifikasi dan
hargai kemajuan
yang dicapai klien
Manajemen energi
a. Rencanakan periode
istirahat yang
adekuat sesuai
dengan jadwal
harian klien.
b. Bantu klien untuk
menyimpan
kekuatan seperti
istirahat sebelum
dan sesudah
aktivitas.
c. Bantu ADL jika
perlu.
Pendidikan kesehatan
a. Ajarkan cara
memantau respon
fisiologis terhadap
aktivitas.
b. Ajarkan cara
menghemat energi
selama/saat
kerja/aktivitas:
- Perlunya waktu
istirahat sebelum
dan sesudah
aktivitas/kerja.
- Hentikan jika
merasa letih dan
hipoksia.
c. Instruksikan untuk
konsultasi jika akan
meningkatkan
aktivitas.
Jakarta
interventions
Philadelphia
Jakarta : EGC
Prima Medika