Bab Ii

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk

memenangkan suatu peperangan. Sedangkan menurut Madjid strategi

adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja

untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan

kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, proses kegiatan, dan

sarana penunjang kegiatan.1

Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus

dilakukan untukmencapai tujuan.2 Menurut Slameto sebagaimana

dikutip Riyanto strategi adalah suatu rencna tentang pendayagunaan

dan penggunaan potensi sarana yang ada untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengajaran.3

Zaenal Mustakim menjelaskan bahwa strategi adalah komponen

yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan

komponen tujuan sangat ditentukan oleh strategi dan metode yang

diterapkannya. Bagaimana lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa


1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosada Karya, 2013), hlm.
3
2
Zainal Asril, Micro Teaching: disertai dengan pedoman pengalaman lapangan cet ke-3
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 13.
3
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik
dalam Mengimplementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm. 131
20

dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-

komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses

pencapaian tujuan. Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami

secara baik peran dan fungsi metode dan srategi dalam pelaksanaan

proses pembelajaran.4

Jadi, berdasarkan pengertian diatas strategi adalah suatu pola

pembelajaran yang dirangkai secara sengaja untuk dapat mencapai

tujuan dan juga sebagai komponen yang mempunyai fungsi penting

dalam menentukan keberhasilan.

Ada empat Strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi

hal-hal berikut:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesikasi dan kualifikasi

perubahan tingh laku dan kepribadian anak didik sebagaimana

yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi

dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menatap prosedur, metode, dan teknik belajar

mengajar dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

mengajarnya.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan

4
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran Jilid 1( Pekalongan: STAIN
Peklongan Press, 2009), hlm. 58.
21

pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan

belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik

buat penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan

secara keseluruhan.5

Menurut Corey sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan

respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset

khusus dari pendidikan.6 Pembelajaran adalah upaya membelajarkan

siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa

mempelajari ssesuatu dengan cara efektif dan efisien.7

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method

or series of activities designed to achieved a particular educational.

Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu.

Kemp sebagaimana dikutip Sanjaya menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Dick and Carey juga menyebutkan bahwa

5
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 5-6.
6
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2003), hal. 61.
7
Yatim Riyanto, Op. Cit.,
22

strategi pembelajaran itu adalah set materi atau prosedur pembelajaran

yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil

belajar bagi siswa.8

2. Jenis Strategi Pembelajaran

Secara sederhana Strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan

atas beberapa dasar. Dalam artikel yang diterbitkan oleh

Saskatchewan Educational dikemukakan bahwa strategi pembelajaran

diklasifikasikan menjadi lima antara lain sebagai berikut.

a. Strategi Pembelajaran Langsung(direct instruction)

Strategi PembelajaranLangsung merupakan strategi yang

kadar berpusatnya pada gurunya paling tinggi, dan paling sering

digunakan. Metode ceramah, didaktik, pengajaran eksplisit,

praktek dan latihan, serta demonstrasi termasuk dalam strategi

pembelajaran ini. Strategi Pembelajaran Langsung, efektif

digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan

ketrampilan langkah demi langkahnya.

b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung(indirect instruction)

Strategi Pembelajaran Tidak Langsung memperlihatkan

bentuk keterlibatan yang tinggi dalam melakukan observasi,

penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data atau

hipotesis.Dalam Pembelajaran Tak Langsung peran guru beralih

dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber

8 Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran: berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:


Kencana Media, 2006), hlm. 120
23

personal.Strategi Pembelajaran Tak Langsung mensyaratkan

digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber

manusia.

c. Strategi Pembelajaran Interaktif

Strategi Pembelajaran Interaktif merujuk kepada bentuk

diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik.Seaman dan

Fellenz sebagaimana dikutip Madjid mengemukakan bahwa

diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman,

pandangan, dan pengetahuan guru aatau kelompok, serta mencoba

mencari alternaltif berpikir.

d. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman(experimental)

Strategi belajar menggunkan pengalam lebih berpusat pada

siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Strategi ini dapat

digunakan didalam kelas maupun diluar kelas.

e. Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri merupakan Strategi Pembelajaran yang

bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan

peningkatan diri.9

3. Pemilihan Strategi Pembelajaran

Dalam pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran ada

beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan, yaitu:

9
Abdul Majid, Op. Cit., hlm. 4.
24

a. Kesesuaian dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai.

b. Kesesuaian dengan bidang studi yang terdiri dari sapek-aspek

pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai.

c. Strategi pembelajaran itu mengandung seperangkat kegiatan

pembelajaran yang mungkin mencakup penggunaan metode

pengajaran yang relevan dengan tujuan dan materi.

d. Kesesuaian dengan kemampuan professional guru bersangkutan

terutama dalam pelaksanaannya di kelas.

e. Cukup waktu yang tersedia.

f. Kesediaan unsur penunjang,

g. Suasana lingkungan dalam kelas dan lembaga pendidikan secara

keseluruhan.

h. Jenis-jenis kegiatan yang serasi dengan kebutuhan dan minat

siswa, karena erat kaitannya dengan tingkat motivasi belajar

untuk mencapai tujuan instruksional.

Semua faktor tersebut mendasari pemilihan dan penggunaan

strategi pembelajaran yang dinilai lebih sesuai dengan pembelajaran.

Strategi pembelajaran banyak macamnya. Guru dapat memilih satu

atau beberapa strategI sekaligus dan diterapkan secara bervariasi

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, materi yang disampaikan,

siswa, lingkungan, serta kemampua pengajar itu sendiri untuk

melaksanakannya.10

10
Yatim Riyanto, Op. Cit., hlm. 137.
25

4. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan bisa diartikan sebagai titik tolak cara pandang kita

terhadap sebuah proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk

kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih

sangat umum.11 Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang

terus berkembang, oleh Gladne Robertson dan Hellmut Lang

sebagaimana dikutip Madjid dimaknai selain sebagai kerangka umum

untuk praktek professional guru. Sedangkan Menurut Phillip R.

Wallace sebagaimana dikutip Madjid pendekatan pembelajaran dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Pendekatan Konservatif (Conservative Approach) Pendekatan

konservatif memandang bahwa proses pembelajaran yang

dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi

kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada

siswa, seedangkan siswa lebih banyak menerima, atau biasa

disebut teaher centered approach.

b. Pendekatan Liberal (Liberal Approach) Pendekatan liberal adalah

pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada

siswa untuk mengembangkan strategi dan ketrampilan belajarnya

sendiri, atau biasa disebut student centered approach.12

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan

secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan

11 Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 127.


12
Abdul Madjid, Op. Cit., hlm. 20.
26

anak didik. Pandangan guru tehadap anak didik akan menentukan

sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan

yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi

pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu guru

dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar

mengajar. Pendekatan Individual, Pendekatan Kelompok, Pendekatan

Bervariasi, Pendekatan Edukatif, Pendekatan Keagamaan, dan

Pendekatan Kebermaknaan.13 Tidak ada satu pendekatanpun yang

dapat dikatakan sempurna karena penggunaannya tergantung pada

materi pembelajaran, kondisi siswa, kemampuan guru, lingkungan

belajar, dan sarana prasarana.

5. Metode Pembelajaran

Kata Metode berasal dari bahasa Latin methods yang berarti jalan

yang harus dilalui. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Kontemporer

disebutkan bahwa metode merupakan cara teratur dan ilmiah dalam

mencapai maksud untuk memperoleh ilmu atau juga merupakan cara

mendekati, mengamati, menganaisis dan menjelaskan suatu fenomena

dengan menggunakan landasan teori.

Menurut Sanjaya sebagaimana dikutip Suprihatiningrum metode

adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

13
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., hlm. 59.
27

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.

Hudoyo sebagaimana dikutip Suprihatiningrum menyebutkan

bahwa metode mengajar merupakan suatu cara/teknik mengajar topic

pembahasan tertentu yang disusun secara logis dan

teratur.Selanjutnya, dinyatakan bahwa metode mengajar mengandung

dua sesi, yaitu interaksi anatara guru dengan siswa dan interaksi siswa

dengan materi yang dipelajarinya.14

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang menarik. Ditinjau dari segi penerapannya,

metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah

besar dan ada yang tepat digunakan untuk jumlah siswa yang kecil.

Ada juga yang tepat untuk digunakan didalam maupun diluar kelas.

Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar.

a. Metode Ceramah

Yang dilakukan dalam menyampaikan bahan pelajaran

secara lisan. Guru memiliki peran yang lebih utama dibanding

siswa.

b. Metode Tanya Jawab

Metode mengajar yang memungkinkan terjadi komunikasi

langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama

terjadi dialog antara guru dan siswa.

14
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar-
ruzz Media, 2013), hlm. 153.
28

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalahcara penyajian pelajaran, dimana

siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa

pernyataan-oernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas

dan dipecahkan bersama.

d. Metode tugas dan Resitasi

Tugas dan Resitasi tidak sama dengan PR tetapi jauh lebih

luas dari itu. Tugas biasanya bisa dilakukan di rumah, di sekolah,

di perpustakaan, dan di tempat-tempat lainnya. Metode tugas dan

Resitasi ini merangsang anak untuk aktif belajar baik individual

maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan

secara individual, atau dapat pula secara kelompok.

e. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok yang merupakan penggabungan

(pengelompokan) sera pembagian peserta didik kedalam suatu

kelompok tersendiri, yang dimana dalam hal ini semua anggota

kelompok harus bekerja sama secara gotong royong tanpa

membebankan kepada salah seorang dari anggota kelompoknya.

f. Metode Demontsrasi

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk

memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang

berkenaan dengan bahan pelajaran.


29

g. Metode Sosiodrama

Sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan

mendramakan atau memainkan peran tingkah laku di dalam

hubungan sosial.

h. Metode Problem Solving

Problem solving dapat menggunakan metode-metode

lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan.

i. Metode Latihan (Driil).

Merupakan suatu metode yang baik untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan tertentu.

j. Metode Karyawisata

Cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke

suatu tempat atau objek tertenttu di luar sekolah untuk

mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,

suatu bengkel mobil toko serba ada dan lain sebagainya.15

B. Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Djumransyah mengungkapkan bahwa sebagai usaha

manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-

potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan

15
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Ciputat: Quantum
Teaching, 2005), hlm. 52-65
30

nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-

usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-

norma tersebut, serta mewariskannya kepada generasi berikutnya

untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi

dalam suatu proses pendidikan.16

Menurut Abd. Abdullah mengemukakan bahwa pendidikan

Agama Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada

pembentukan akhlak atau kepribadian. Pengertian pendidikan

seperti disebutkan diatas mengacu kepada suatu sistem yaitu

sistempendidikan Islam.17

Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa

pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar

umat beragama dalam mayarakat untuk mewujudkan persatuan

nasional.

Pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan mampu

mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas. Sungguhpun

masyarakat berbeda-bedagama, ras, etnis, tradisi dan budaya,

16
Djumramsyah, Pengantar filsafat pendidikan (Malang: Bayu media Publishing, 2004),
hlm. 22.
17
Abd Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam
(Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 35.
31

tetapi bagaimana melalui keragaman ini dapat dibangun suatu

tatanan hidup yang rukun damai dan tercipta kebersamaan hidup

serta toleransi yang dinamis dalam membangun bangsa

Indonesia.18

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada allah SWT

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi masyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Rumusan tujuan pendidikan agama Islam ini mengandung

pengertian bahwa proses oendidikan agama Islam yang dilalui

dan dialami oleh siswa disekolah dimulai dari tahapan kognisi,

yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan

nilai-nilai yang terandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya

menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi

ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati

dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi,

dalam arti pernghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika

dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran

dan nilai agama Islam.Melalui tahapan afeksi tersebut diharpkan

18
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah (Bandung: Remaja Rosada Karya, 2002) hlm. 77.
32

dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk

mengamalkan dan mantaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik)

yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian,

akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa dan

berakhlak mulia.19

Menurut Patmonedowo sebagaimana dikutip Ali Nugraha,

dkk kurikulum adalah seluruh usaha/kegiatan sekolah untuk

merangsang anak supaya belajar, baik didalam maupun di luar

kelas.Sedangkan menurut Jonhsonsebagaimana dikutip Ali

Nugraha dkk kurikulum adalah a structured series of intended

learning outcomes. Dengan demikian pada intinya kurikulum

mencakup kegiatan intra-kurikuler dan ekstra-kurikuler. Menurut

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuam

pendidikan tertentu.20

Untuk mencapai tujuan Pendidikan agama Islam, maka ruang

lingkup materi PAI yang berdasar pada kurikulum 1994 pada

dasarnya mencakup tujun unsur pokok, yaitu al-qur’an dan hadits,

keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, tarikh(Sejarah


19
Ibid.,, hlm 78-79.
20
Ali Nugraha, dkk, Kurikulum dan Bahan Beljar TK (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008,
33

Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada

kurikulum 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok yaitu

alqur’an, keimanan, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah, serta

tarikh/sejarah yang lebih menekankan kepada perkembangan

ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Dalam GBPP mata pelajaran PAI kurikulum 1994 dijelaskan

bahwa: pada jenjang pendidikan dasar, kemampuan-kemampuan

dasar yang diharapkan dari kelulusannya adalah dengan landasan

iman yang benar, siswa:

a. Terampil dan bergairah beribadah, mampu berdzikir, dan

berdoa.

b. Mampu membaaca alqur’an dan menulisnya dengan benar

serta berusaha memahaminya.

c. Terbiasa berkepribadian muslim (berakhlak mulia)

d. Mampu memahami sejarah dan perkembangan agama Islam

e. Terbiasa menerapkan aturan-aturan dasar Islam dalam

kehidupan sehari-hari.21

Menurut pandangan Mohammad Fadhil al-Djamaly

sebagaimana dikutip Arifin, semua jenis ilmu yang terkandug di

dalam alqur’an harus diajarkan kepada manusia didik, ilmu-ilmu

tersebut meliputi: ilmu-agama, ilmu syari’ah, ilmu falak, ilmu

bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran,ilmu pertanian, biologi, ilmu

21 Muhaimin, Op. Cit.,hlm. 81


34

hitung, imu hokum, dan perundang-undangan, ilmu

kemasyarakatan (sosiologi), ilmu ekonomi, balaghoh, serta

bahasa Arab, ilmu pembelaan Negara dan segala ilmu yang dapat

mengembangkan kehidupan umat manusia dan yang dapat

mempertinggi derajatnya.

Semua itu harus tercermin dengan idealis Qur’an, yang tidak

memisahkan jenis-jenis disiplin ilmu secara taksonomi-

dichotomik, yang menjadikan ilmu-ilmu agama terpisah dengan

ilmu-ilmu duniawi seperti yang berkembang dalam kalangan

umat Islam di Indonesia pada umumnya dan pada umat Islam

khususnya.22

Ditegaskan juga oleh Maududi sebagaimana dikutip Abdul

Kholiq dkk, bahwa diamenawarkan format dan struktur

kurikulum yang ideal, yakni kurikulum yang menyatukan ilmu

pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum atau ilmu

diniyyah dan ilmu duniawiyyah, dan bukan sekedar

mendampingkan dua jenis ilmu yang semula ini dipisahkan.23

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang saat ini sedang dikembangkan di Indonesia, peran

guru untuk dapat mengimplementasikan dan mengembangkan

kurikulum tampaknya bukan hal yang sederhana. Guru dituntut

22
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipline Cet. Ke.6 (Jakarta: Bumi Angkasa, 1996)
23
Abdul Kholiq, dkk.,Pemikiran Pendidikan Islam Kajian tokoh Klasik dan Kontemporer
(Semarang: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 244.
35

untuk dapat memenuhi sejumlah prinsip pembelajaran tertentu,

diantaranya guru harus memperhatikan kebutuhan dan perbedaan

individual, mengembangkan strategi pembelajaran yang

memungkinkan siswa aktif, kreatif dan menyenangkan, serta

menilai proses dan hasil pembelajaran siswa secara akurat dan

komperhensif.

Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum dengan baik

tampaknya masih ditemukan berbagai kendala, seperti persoalan

rendahnya motivasi dan kemampuan guru itu sendiri, ratio antara

guru dengan siswa yang tidak seimbang, dan keterbatasan sarana.

Semua itu menuntut guru untuk dapat mengelola pembelajaran

dan mengembangkan bentuk-bentuk strategi pembelajaran yang

lebih tepat dan sesuai.24

C. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam belajar

Secara global faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan

belajar adalah faktor internal siswa dan pendekatan Belajar.

1. Faktor internal siswa

a. Aspek Fisiologis

Kondisi kesehatan tubuh secara umum mempengaruhi

semangat dan konsentrasi belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Tubuh yang lemah dan mudah sakit kan

24
Ibid.,
36

menurunkan kualitas kognitif siswa . Menurut Syamsuddin

sebagaimana dikutip Uno faktor kelemahan fisik

yangterdapat pada siswa dapat mempengaruhi efektivitas

pembelajaran.25

b. Aspek Psiklogis

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan

kualitas yang didapat siswa, yaitu:

1) Tingkat Kecerdasan dan Intelegensi Siswa

2) Sikap Siswa

3) Bakat siswa

2. Pendekatan dan hambatan Belajar

Dalam kenyataan proses pembelajaran tidak pernah

berjalan dengan lancar. Ada siswa yang mengalami hambatan

dalam proses penerimaan, ada pula siswa yang mengalami

kesulitan dalam proses penyimpanan. Hambatan yang dapat

ditemui siswa dalam proses diminimalkan melalui

pengorganisasian belajar dan mendorong mereka untuk mampu

mengatur sendiri belajarnya dan tidak bergantung dengan sumber

yang ada diluar dirinya.26

Pembelajaran terkait dengan bagaimana (how to)

membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat

belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri


25
Hamzah Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011) hlm. 198
26
Ibid., hlm 202
37

untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum

sebagai kebutuhan peserta didik. Selanjutnya dilakukan kegiatan

untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan cara-cara

(strategi) pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada,

agar kkurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses

pembelajaran sehingga hasil belajar terwujud dalam diri peserta

didik.

Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang

saling berpengaruh dalam proses pembelajaran pendidikan agama.

Ketiga komponen tersebut adalah

a. Kondisi pembelajaran

b. Metode pembelajaran

c. Hasil pembelajaran27

27
Muhaimin, Op. Cit., hlm 145.

You might also like