Cervical Gia

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

LAPORAN KASUS KELOMPOK

“CERVICALGIA”

Disusun oleh:

Ade Syamsuryadi Azis R0140172029


Dwi Utari R0140172029
Ruminggi R0140172029
Fadhilatul Mar’ah R0140172029
Wiwik Sulastri R0140172029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang pemilihan kasus


Rektum adalah bagian dari usus besar yang terletak dipanggul, berakhir pada
anus. Adenokarsinoma recti adalah sel-sel kanker yang berkembang di bagian
rektum. Penyakit ini di tandai dengan perkembangan sel-sel ganas pada lapisan
epitel atau rektum. Sel-sel ganas telah berubah sedemikian rupa sehingga mereka
kehilangan mekanisme kontrol normal yang mengatur pertumbuhan. Sel-sel ini
dapat menyerang jaringan sekitarnya lokal atau mereka mungkin menyebar ke
seluruh tubuh dan menyerang sistem organ lainnya. Karsinoma Rektum
merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar, yang tumbuh ke
dalam lumen dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin
anular(Price & Wilson, 2015). Faktor ini menjadi alasan dalam pemilihan kasus
tersebut selama praktik di ruang perawatan digestive.

B. Tujuan
1. Mengetahui asuhan keperawatan teori pada kasus Cervicalgia (Neck Pain)
2. Mengetahui web of caution dari Cervicalgia (Neck Pain)

3. Menganalisis kasus kelolalaan berdasarkan kasus Cervicalgia (Neck Pain)


yang terdiri dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa,
implementasi dan evaluasi.

C. Rumusan masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan teori pada kasus Cervicalgia (Neck Pain)?
2. Bagaimana web of caution dari Cervicalgia (Neck Pain)?

3. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan kasus kelolaan


yang dipilih Cervicalgia (Neck Pain) berdasarkan pengkajian, analisa data,
perumusan diagnosa, implementasi dan evaluasi?
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Asuhan keperawatan teori


1. Definisi

Cervicalgia adalah nyeri pada area leher yang dirasakan seperti yang
timbul di suatu daerah yang dibatasi superior oleh garis nuchal superior,
lateral oleh margin lateral leher, dan inferior oleh garis melintang imajiner
melalui proses spinosus T1. Cervicalgia paling sering disebabkan oleh
gangguan pada saraf/radikulopati.

Nyeri pada area leher menjadi salah satu penyebab penting dari
kecacatan. Hal ini dikarenakan leher mengontrol gerakan kepala relatif
terhadap seluruh tubuh. Karena mata dan organ-organ vestibular yang terletak
di kepala, informasi yang datang dari mechanoreceptors struktur leher sangat
penting untuk menafsirkan informasi vestibular dan untuk mengendalikan
fungsi-fungsi motor yang mengandalkan informasi visual. Oleh karena itu,
nyeri pada area leher memiliki konsekuensi yang mendalam.

Hampir semua cedera atau proses penyakit dalam leher atau struktur
yang berdekatan akan menghasilkan kejang otot refleksif pelindung dan
hilangnya gerak. Keruntuhan bertahap dari diskus intervertebralis dan
degenerasi dari sendi facet adalah bagian universal dari proses penuaan dan,
pada beberapa orang, dapat menyebabkan saraf atau pelampiasan sumsum
tulang belakang.

2. Etiologi
Penyebab spesifik dari Cervicalgia biasanya multifaktorial dan termasuk
sikap tubuh yang buruk, ketegangan leher, olahraga dan kegiatan kerja,
kecemasan dan depresi. Masalah muskuloskeletal umum misalnya :

a. Radang sendi
b. Osteoarthritis
c. Osteoporosis
d. Fibromyalgia
e. Spondylosis serviks
f. Serviks lesi diskus intervertebralis dan prolaps
g. Stenosis tulang belakang (penyempitan kanal tulang belakang)
h. Infeksi tulang belakang misalnya
1) Osteomyelitis
2) Kanker tulang yang melibatkan tulang belakang
3) Trauma misalnya, pukulan cemeti
4) kejang akut: tortikolis (kegagalan otot leher).

Sedangkan penyebab non-muskuloskeletal misalnya :


a.
Kardiovaskular
b.
Pernafasan dan penyebab pencernaan bagian atas
c.
Infeksi saluran pernapasan atas akut
d.
Meningitis
e.
Saraf Terjepit, atau sering disebut dengan rdikulopati cervical
f.
Kanker dan HIV, kondisi ini melemahkan daya tahan tubuh, sehingga
mudah terkena infeksi.
3. Manifestasi Klinis
a. Pusing
b. Mati rasa di oksiput atau tungkai atas
c. Tinnitus
d. Sakit di bagian belakang kepala
e. Pandangan kabur
4. Pemeriksaan penunjang
a. Radiografi:
1) Melihat perkembangan jaringan tulang
2) Mengidentifikasi penyebab nyeri di leher
3) Mengidentifikasi sendi yang rusak, patah tulang, perubahan usia
b. Magnetic Resonance Imaging
1) Menilai keadaan jaringan luna, saraf, otot, ligamen, cakram
intervertebralis
2) Mendeteksi tumor, lesi menular, hernia
c. Elektromelografi
Menganalisis tingkat konduksi saraf jika dicurigai adanya gangguan
fungsi sumsum tulang belakang.
5. Penatalaksanaan
a. Pembedahan :
Dalam beberapa kasus ada kebutuhan untuk perawatan patologi. Indikasi
untuk operasi ini adalah :

1) Lesi akut dan subakut dari sumsum tulang belakang servikal, yang
disertai dengan kelainan sensitivitas, patologi panggul, paresis
sentral
2) Pertumbuhan paresis di daerah persarafan akar spinal di hadapan
bahaya nekrosisnya

Metode utama perawatan bedah dalam kasus ini meliputi laminektomi,


dan foraminotomy

6. Proses Keperawatan menurut teori


a. Anamnesa.
1) Identitas pasien.
2) Identitas penanggung jawab pasien.
b. Keluhan utama.
Keluhan yang dirasakan pasien paling berat. Apabila nyeri kaji dengan P Q R
ST.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu.
Memiliki riwayat merokok, minum alkohol, masalah Tekanan Darah,
perdarahan
pada rektal, perubahan anus.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Riwayat penyakit keluarga adanya riwayat kanker.
2. Fokus Pengkajian.
a. Aktivitas / istirahat.
Gejala :
1) Kelemahan atau keletihan.
2) Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor –
faktor yang mempengaruhi tidur.
b. Sirkulasi.
Gejala :
1) Palpitasi, nyeri dada pada pergerajan kerja.
2) Perubahan pada Tekanan Darah.
c. Integritas Ego.
Gejala :
1) Faktor stress dan cara mengatasi stress.
2) Masalah tentang perubahan dalam penampilan.
3) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya.
d. Eliminasi.
Gejala :
1) Perubahan pada pola defekasi.
2) Perubahan eliminasi.
Tanda :
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan / cairan.
Gejala :
1) Kebiasaan diit buruk.
2) Anoreksia.
3) Intoleransi aktivitas.
4) Perubahan pada berat badan.
Tanda :
Perubahan pada kelembapan atau turgor kulit, edema.
f. Neurosensorik.
Gejala :Pusing, sinkope.
g. Nyeri / kenyamanan.
Gejala :Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi.
h. Pernapasan.
Gejala : Merokok.
i. Keamanan.
Gejala :
1) Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
2) Pemajanan matahari lama.
Tanda :
1) Demam.
2) Ruam kulit, ulserasi
j. Seksualitas.
Gejala :
1) Masalah seksual.
2) Pasangan seks multiple.
k. Interaksi sosial.
Gejala :
1) Ketidakadekuatan / kelemahan sistem pendukung.
2) Riwayat perkawinan.
l. Penyuluhan / pembelajaran.
1) Riwayat kanker pada keluarga.
2) Riwayat pengobatan.

7. Diagnosis Keperawatan menurut teori


a. Nyeri kronis b/d kanker ( kompresi jaringan oleh sel – sel tumor)
b. Ansietas b/d perubahan status kesehatan dan ancaman kematian.
c. Kurang pengetahuan b/d kurangnya paparan informasi
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan traktus
8. Intervensi Keperawatan menurut teori

Rencana Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan Intervensi

1. Nyeri kronis b/d NOC: NIC:

kanker ( kompresi
 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara
jaringan oleh sel –  pain control, komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
sel tumor)  comfort level durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
Setelah dilakukan tinfakan presipitasi
keperawatan selama …. Pasien tidak  Observasi reaksi nonverbal dari
mengalami nyeri, dengan kriteria ketidaknyamanan
hasil:  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
 Mampu mengontrol nyeri (tahu dan menemukan dukungan
penyebab nyeri, mampu  Kontrol lingkungan yang dapat
menggunakan tehnik mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
nonfarmakologi untuk mengurangi pencahayaan dan kebisingan
nyeri, mencari bantuan)  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
dengan menggunakan manajemen menentukan intervensi
nyeri  Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
 Mampu mengenali nyeri (skala, napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) hangat/ dingin

 Menyatakan rasa nyaman setelah  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:


nyeri berkurang ……...

 Tanda vital dalam rentang normal  Tingkatkan istirahat

 Tidak mengalami gangguan tidur  Berikan informasi tentang nyeri seperti


penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
2. Intoleransi NOC: NIC :
Aktivitas b/d  Energy conservation
kelemahan  Self care:ADLs Energy Management:
Kriteria hasil: 1) Observasi adanya pembatasan klien
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dalam melakukan aktivitas
tanpa disertai peningkatan tekanan 2) Kaji adanya faktor yang menyebabkan
darah, nadi dan RR kelelahan
 Mampu melakukan aktivitas 3) Monitor nutrisi dan sumber energi yang
sehari-hari (ADLs) secara mandiri adekuat
4) Monitor akan adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
5) Monitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas
6) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/
istirahat pasien

Activity thearpy
1) Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medik dalam
merencakanalan program terapi yang
tepat
2) Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
3) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
4) Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk akttivitas yang diinginkan
5) Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas
6) Bantu mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
7) Bantu klien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
8) Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
spiritual
3. Ansietas b/d NOC: NIC:
1) Pantau tanda dan gejala ansietas ( mis.
perubahan status Mendemonstrasikan pengendalian diri
Vital sign, nafsu makan, pola tidur,
kesehatan dan terhadap ansietas
tingkat konsentrasi)
ancaman kematian 2) Kaji dukungan yang diberikan oleh
orang terdekat pasien
3) Pantau ekspresi perasaan
ketidakberdayaan atau putus asa
4) Berikan informasi mengenai penyakit
dan prognosis pasien
5) Dukung kebutuhan spiritual tanpa
memaksakan kepercayaan perawat
kepada pasien ( mendorong pasien untuk
berdoa)
6) Dorong pasien untuk mengekpresikan
perasaan kepada orang terdekat.

4. Ketidakefektifan NOC: NIC:

perfusi jaringan - Status Sirkulasi, Perfusi jaringan 1) Lakukan pengkajian komprehensif

b/d penurunan terhadap sirkulasi perifer ( mis. Kaji nadi


adekuat.
perifer, edema, CRT)
konsentrasi - Menunjukkan keadekuatan perfusi 2) Pantau status cairan, termasuk asupan dan
hemoglobin dalam jaringan perifer yang dibuktikan haluaran

darah. 3) Pantau tingkat ketidaknyamanan atau


oleh indikator CRT < 2 s, warna
nyeri
kulit segar. 4) Beri obat nyeri jika nyeri tidak kunjung
reda
5) Pantau pembedaan ketajaman atau
ketumpulan atau panas atau dingin
6) Pantau parestesia : kebas, kesemutan.
B. Web of Caution (WOC) Ca recti menurut teori
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesesuaian/ kesenjangan antara konsep dan praktik


Berdasarkan teori, Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa
polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar
usus sebagai cincin anular(Price & Wilson, 2015). Penyebab pasti tumor anorektal belum
diketahui secara pasti. Faktor resiko yang mungkin adalah riwayat kanker kolon dalam
keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging
serta rendah sera

Pada kasus yang kami dapatkan, keluarga pasien mengatakan klien BAB darah dan
darah yang keluar sangat cair. Keluarga klien mengatakan keluar cairan seperti darah dikantong
kolostomi klien. Keluarga klien juga mengatakan klien tidak bisa tidur kalau malam. Klien hanya
bisa tertidur pada saat siang namun tidak lama hanya sekitar 2 jam. Keluarga klien juga
mengatakan bahwa klien hanya makan sedikit. Menurut teori penyebab pasti tumor anorektal
belum diketahui secara pasti. Faktor resiko yang mungkin adalah riwayat kanker kolon
dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan
daging serta rendah serat. Dari kasus kami klien tidak memiliki riwayat keluarga dengan
penyakit ini. Adapun dari segi manifestasi klinis didapatkan dari hasil pengkajian antara
lain adanya cairan yang kelaur seperti darah dikantong kolostomi, klien susa tidur, nafsu
makan berkurang, dan klien tampak lemah sedangkan menurut teori manifestasi yang
dapat muncul diantaranya adalah adanya darah pada feses, anemia, adanya perubahan
dalam defekasi, penurunan berat badan, keletihan.
Berdasarkan manifestasi menurut teori dan temuan dilapangan ada yang sama.
Sebagian besar manifestasi tersebut muncul pada pasien. Pemberian asuhan keperawatan
pada Ny. M dilakukan selama 3 hari. Dari 4 intervensi yang diberikan dengan diagnosis
keperawatan antara lain nyeri kronik berhubungan dengan kanker, nutrisi kurang dari
kebutuhan, kelebihan volume cairan dan intoleransi aktivitas semuanya masih belum
teratasi. Hal ini disebabkan kerana pemberian asuhan keperawatan dalam waktu yang
hanya 3 hari saja.

Sama halnya dengan manifestasi klinis semua yang terdapat di teori itu memang terjadi
pada Ny. M. Tetapi tidak selamanya semua diagnosis keperawatan ada pada I pasien. Oleh
karena itu, tidak semua diagnosis yang terdapat di teori kami angkat karena kami
mengangkat diagnosis keperawatan berdasarkan keluhan yang diungkapkan oleh pasien
dan keluarga pasien kelolaan kami saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kasus kelolaan yang dipilih adalah kasus Ca recti pada Ny. M. Saat itu pasien tampak
lemah, nafsu makan berkurang dan nampak kesakitan sehingga masalah keperawatan yang
diangkat antara lain nyeri kronik berhubungan dengan kanker, nutrisi kurang dari
kebutuhan, kelebihan volume cairan dan intoleransi aktivitas semuanya masih belum
teratasi. Pemberian asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari namun belum teratasi
sepenuhnya dalam waktu 3 hari tersebut.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan sebagai pertimbangan khusus untuk kasus ini adalah
manajemen nyeri dan kolaborasi gizi. Berikan bantuan untuk ADL pada klien. Selain itu
perawatan pada kolostomi bag juga perlu diajarkan pada keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., & et al. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Philadelphia:
Elsevier.
Matalon, S. A., & et al. (2015, November-Desember). Anorectal cancer: Critical anatomic and
staging Distinctions that affect Use of Radiation Therapy. Radiographics, 35, 2090-
2107. doi:10.1148/rg.2015150037
Moorhead, S., & et al. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Philadelphia: Elsevier.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi (10 ed.). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2015). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6
ed., Vol. 1). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pusat Info & Studi kanker. (2016, July 11). Retrieved from faktakanker.com:
http://faktakanker.com/kanker-anal/gejala-kanker-anal

You might also like