Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni Program Studi Ekonomi Syari'Ah Stain Kudus Ditinjau Dari Perspektif Stakeholder

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 30

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No.

1, Februari 2015

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN KUALITAS


ALUMNI PROGRAM STUDI EKONOMI
SYARIAH STAIN KUDUS DITINJAU DARI
PERSPEKTIF STAKEHOLDER

Ekawati Rahayu Ningsih


STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia
[email protected]

Abstract

GRADUATES RECEPTION QUALITYANALYSIS OF


THE POTENTIAL ECONOMIC STUDIES SYARIAH IN
STAIN KUDUS VIEWED FROM THE PERSPECTIVE
STAKEHOLDER. The first aim of this study was to determine
the potential reception of graduates quality in Shariah Economic
Studiesof STAINKudus in the world of work. Second, to determine
the motivations and needs of stakeholders on the acceptance of the
quality of graduates in Economics Shariah STAIN Kudus.And
third, to determine what factors which are supporting and inhibiting
the absorption of graduates of the Department of Shariah Economics
STAIN Kudus in working world. The theory that was developed as
a basis for the analysis is the pyramid theory of motivation and needs
of Abraham Maslow. By using qualitative research approach, the
analysis and discussion of this study are:First, the potential acceptance
of Shariah Economy graduates in the working world, especially in
the banking and financial institutions Shariah is still very large
and potentially growing along with the rapid growth in the number
of banking and financial institutions Shariah in Indonesia. Second,
motivation and needs of stakeholders for the graduates reception of
Shariah Economic STAIN Kudus is because it is the only college

133
Ekawati Rahayu Ningsih

in the state of religion around the Pantura area having Shariah


Economic Studies Program and easily accessible. In addition, in order
to establish a more synergistic relationship with the STAIN kudus
then either the sharia banking and financial institutions are willing to
accept graduates of Shariah Economic Studies Program as employees,
of course, with the various criteria established in the job requirements.
Keywords:Potential, Quality Admissions, Graduates, Economic
Shariah, Stakeholder.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui potensi


penerimaan kualitas alumni Program Studi Ekonomi Syariah
STAIN Kudus di dunia kerja. Kedua, untuk mengetahui motivasi
dan kebutuhan stakeholder terhadap penerimaan kualitas alumni.
Dan ketiga, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi
pendukung dan penghambat penyerapan alumni Ekonomi Syariah
Jurusan Syariah STAIN Kudus di dunia kerja. Teori yang
dikembangkan sebagai dasar analisis adalah teori piramida motivasi
dan kebutuhan dari Abraham Maslow. Dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif, hasil analisis dan pembahasan dari
penelitian ini adalah:Pertama, potensi penerimaan lulusan Ekonomi
Syariah di dunia kerja, terutama di lingkungan perbankan syariah
dan lembaga keuangan syariah masih sangat besar dan potensial seiring
dengan semakin berkembang pesatnya pertumbuhan jumlah perbankan
syariah dan lembaga keuangan syariah di Indonesia. Kedua, motivasi
dan kebutuhan stakeholder terhadap penerimaan alumni Ekonomi
Syariah STAIN Kudus adalah karena STAIN Kudus merupakan
satu-satunya perguruan tinggi agama negeri di sekitar wilayah Pantura
yang memiliki Program Studi Ekonomi Syariah dan mudah diakses.
Selain itu, untuk menjalin hubungan yang lebih bersifat sinergis dengan
STAIN Kudus, maka baik perbankan syariah maupun lembaga
keuangan syariah bersedia menerima alumni Program Studi Ekonomi
Syariah sebagai karyawan, tentunya dengan berbagai kriteria yang
telah ditetapkan dalam persyaratan kerja.
Kata Kunci: Potensi, Penerimaan Kualitas, Alumni, Ekonomi
Syariah, Stakeholder.

134 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

A. Pendahuluan
Pada saat inisituasi persaingan pendidikan di perguruan
tinggi semakin kompleks. Banyak tuntutan perubahan yang
harus dilakukan, khususnya menyangkut manajemen kurikulum
dan strategi pembelajarannya sehingga berefek pada kualitas
lulusan dan kompetensinya. Oleh karena itu, maka perguruan
tinggi harus berani melakukan terobosan baru agar produk
lulusannya bisa diterima dengan baik oleh para stakeholder.
Upaya ini bisa dimulai dengan survey dan identifikasi terhadap
berbagai masalah,mulai dari kurikulum, proses pembelajaran,
motivasi belajar mahasiswa, sampai pada motivasi dan kebutuhan
stakeholder dalam menerima lulusan.
Program Studi Ekonomi Syariah STAIN Kudus yang
telah berdiri sejak tahun 2002 berupaya sebaik mungkin
menyelenggarakan pembelajaran Ekonomi Syariah dengan
tujuan menghasilkan sarjana ekonomi syariah yang berkompeten
dan profesional. Meskipun demikian, masih banyak kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah strategi
pembelajaran yang kurang mendukung terciptanya lulusan yang
berkompeten di bidangnya sesuai dengan tuntutan pasar kerja,
kurangnya kesiapan mahasiswa dalam belajar, tidak adanya
kemandirian, dan semakin ketatnya persaingan sehingga peluang
di pasar kerjapun menjadi semakin sempit.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengatasi
kesenjangan diatas dengan cara menyajikan beberapa data terkait
denganpotensi penerimaan kualitas alumni Program Studi
Ekonomi Syariah STAIN Kudus di dunia kerja. Data tentang
motivasi dan kebutuhan stakeholder terhadap penerimaan kualitas
alumni Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Syariah
STAIN Kudus dan data tentang faktor-faktor pendukung
dan penghambat penyerapan alumni Program Studi Ekonomi
Syariah Jurusan Syariah STAIN Kudus di dunia kerja. Data-data
ini kemudian dianalisis dan dibahas dari perspektif teori motivasi
dan kebutuhan Abraham Maslow, sehingga bisa diketahui di level

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 135


Ekawati Rahayu Ningsih

manakah motivasi dan kebutuhanstakeholder terhadap penerimaan


kualitas lulusan Ekonomi Syariah STAIN Kudus. Hasil analisis
ini sekaligus membantu Program Studi Ekonomi Syariah STAIN
Kudus dalam merancang kurikulum dan sistem pembelajarannya
sehingga mendukung kualitas dan kompetensi lulusan sesuai
dengan motivasi dan kebutuhan stakeholder.

B. Pembahasan
1. Pengertian Motivasi dan Kebutuhan
Definisi motivasi menurut Schiffman dan Kanuk, adalah
Motivation can be described as driving force within individuals that impels
them to action. This driving force is produced by state of tension, which
exists as the result of unfulfilled need.1
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan
oleh konsumen, sedangkankebutuhan muncul karena perasaan
tidak nyaman (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan
dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan
tersebut mendorong seseorang melakukan tindakan untuk
memenuhinya, dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan inilah
yang disebut dengan motivasi. Dorongan ini bisa berasal dari
dalam diri seseorang sendiriatau fisiologis (misalnya rasa lapar,
haus, seksual, buang hajat,dan lain-lain), dan bisa berasal dari luar
seseorang (misalnya aroma makanan yang datang dari restoran
sehingga konsumen ingin makan).
Abraham Maslow adalah seorang psikolog klinis yang
memperkenalkan teori kebutuhan berjenjang yang dikenal sebagai
teori Maslow (Maslows hierarchy of needs). Maslow mengemukakan,
ada lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentinganya,
mulai dari yang paling rendah sampai paling tinggi, yaitu
kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs), kebutuhan rasa
aman (safety needs), kebutuhan sosial (social needs atau belonginess

1
L.G. Schiffman dan L.L. Kanuk,Consumer Behavior (New Jersey: Prentice
Hall, 2000), hlm. 63.

136 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

needs),kebutuhan ego (egoistic or esteem needs), kebutuhan psikogenik


(pshycogenis needs). Menurutnya, manusia berusaha memenuhi
kebutuhan tingkat rendahnya terlebih dahulu sebelum memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi.2
2. Perumusan dan PenetapanKurikulum
Kurikulum di perguruan tinggi adalah seperangkat
materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada
mahasiswa. Ralp Tayler berpendapat, ada empat faktor penentu
dalam perencanaan kurikulum, yakni faktor filosofis, sosiologis,
psikologis, dan epistimologis. Diantara faktor-faktor tersebut,
faktor sosiologis selalu mengalami perkembangan sangat dinamis,
sehingga menuntut adanya evaluasi kurikulum secara periodik
untuk melakukan perubahan dan pengembangan. Namun, karena
aspek sosiologis ini juga berbeda antara satu tempat dengan
tempat lain, maka di samping penyeragaman kurikulum secara
nasional, perlu juga pengembangan kurikulum sesuai dengan
kondisi dan potensi lokal masing-masing lembaga pendidikan.3
Adapun kata stakeholder telah banyak dipakai dalam
hubungannnya dengan berbagai ilmu atau bidang kajian,
misalnyamanajemen bisnis, ilmu komunikasi, pengelolaan
sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga
publik atau private telah menggunakan istilah stakeholder secara
luas ke dalam berbagai proses pengambilan keputusan ataupun
implementasinya. Secara sederhana, stakeholder sering digunakan
untuk menyatakan para pihak, lintas pelaku, yang terkait dengan
issue atau rencana tertentu.
Freeman (1984) mendefinisikan stakeholder sebagai
kelompok atau individu yang dapat memengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Biset
(1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder adalah orang
2
ZakiahDaradjat, Berawal dari Keluarga (Jakarta: Hikmah, 2003),
hlm. 28-29.
3
Haling, Belajar dan Pembelajaran (Makassar: UNM Press, 2006), hlm.
123.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 137


Ekawati Rahayu Ningsih

dengan kepentingan tertentu memberikan perhatian pada suatu


permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasikan dengan
suatu dasar tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan Freeman
(1984), yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder
terhadap issu; Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi penting
dan pengaruh yang dimiliki mereka.Beberapa pandangan di atas
menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak hanya sekadar
untuk menjawab pertanyaan siapa stekholder berdasarkan suatu
issue, tetapi juga berdasarkan sifat hubungan, sikap, pandangan,
dan pengaruhnya. Aspek-aspek ini sangat penting dianalisis dalam
rangka mengenal lebih rinci tentang stakeholder.4
Subagyo Pramumijoyo (2010) yang menjadi salah satu
Tim Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi
mengatakan bahwa dalam perumusan dan penetapan kurikulum
di perguruan tinggi seharusnya tidak hanya dibuat oleh akademisi
saja, tetapijuga harus melibatkan para pemangku kepentingan
(stakeholder) yang memahami bidang ilmu bersangkutan. Hal ini
penting agar kurikulum yang menjadi panduan dalam proses
belajar-mengajar di perguruan tinggi dapat berjalan optimal dan
hasil yang diperoleh bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Selain itu, juga sangat berguna untuk mendapatkan banyak
masukan berharga mengenai hal-hal yang seharusnya menjadi
fokus kebutuhan di lapangan kerja.
Kurikulum yang berlaku pada Program Studi Ekonomi
Syariah STAIN Kudus disesuaikan dengan dengan Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 dan
dirancang sesuai kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan Jurusan Syariah adalah
sebagai praktisi ekonomi syariah sehingga struktur kurikulumnya

4
Surya Dharma, Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori, dan Penerapannya (Yo -
yakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 79-83.

138 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

mengintegrasikan komposisi teoretik ataupun praktik yang


relevan dengan kebutuhan stakeholder.
3. Potensi Penerimaan Alumni Ekonomi Syariah STAIN
Kudus di Dunia Kerja
Potensi penerimaan kualitas lulusanmerupakan
kemampuan suatu lembaga atau instansi menampung alumni
untuk dipekerjakan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki,
baik berdasarkan tingkat kualifikasi maupun tingkat pendidikan.
Cambell dan Panzano,sebagaimanadikutip oleh Samani Muchlas,
mengatakan bahwa enam aspek penting penentu keberhasilan
para alumni yang diterima di dunia kerja adalah: memiliki
kompetensi, mampu berinteraksi secara positif, percaya diri
dalam mengerjakan tugas, mampu berpikir dan bekerja mandiri,
bermanfaatbagi masyarakat, dan memenuhi standart kebutuhan
pemakai lulusan.5
Enam aspek diatasjuga berlaku dalam penerimaan,
pengembangan, dan peningkatan kapasitas sumber daya
manusiabank dan lembaga keuangan syariah. Semenjak
disahkannya Undang-undang Perbankan Syariah No. 10 Tahun
1998 Tentang Perbankan Syariah, mendorong lahirnya bank-
bank dan lembaga keuangan syariahbaru. Tentunya tidak sedikit
tenaga kerja yang akan direkrut sebagai karyawan. Karena
posisi bank dan lembaga keuangan syariah di Indonesia masih
tergolong baru, maka masih banyak membutuhkanlangkah-
langkah pengembangan supaya bisa bersaing dengan bank dan
lembaga keuangan konvensional. Oleh karena itu, dibutuhkan
tenaga kerja yang berkompeten, profesional, dan terampil.
Tidak bisa dibantah bahwa lembaga pendidikan yang
membuka fakultas ataupun program studi ekonomi syariah
menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam
menghasilkan lulusan yang berkompeten, profesional, dan

5
Eka Jaka,Strategi Jitu Meraih Peluang Kerja(Jakarta:Elek Media Komputi -
do, 2006), hlm. 17.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 139


Ekawati Rahayu Ningsih

terampil. Dengan demikan, dapat dikatakan bahwa berhasil


tidaknya pengembangan bank dan lembaga keuangan syariah
di masa mendatang tergantung pada keberhasilan lembaga
pendidikan tersebut dalam mencetak lulusannya.
Fakta di lapangan, ternyata sampai saat ini masih banyak
karyawan bank dan lembaga keuangan syariah yang bukan
merupakan lulusan Program Studi Ekonomi Syariah. Notabene
mereka adalah lulusan dari fakultas-fakultas umum non-syariah
(misalnya sarjana pendidikan, sarjana geologi, sarjana teknik,
sarjana pertanian, dan lain-lain). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Universitas Indonesia (UI), lebih dari 90%
karyawan bank syariah saat ini tidak berlatar belakang pendidikan
ekonomi syariah. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Wahyu
Dwi Agung dan Muh. Syakir Sula bahwa karyawan bank dan
lembaga keuangan syariah yang merupakan lulusan ekonomi
syariah hanya 10% saja.6
Jika hal di atas dibiarkan, maka lambat laun bisa
menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan bank dan
lembaga keuangan syariah karena lemahnya pemahaman dan
militansi syariah para karyawannya. Oleh karena itu, maka
pemenuhan kebutuhan karyawan bank dan lembaga keuangan
syariah yang berkompeten, profesional, dan terampil harus
segera diupayakan agar mampu memainkan peranan penting
dalam menghasilkan kinerja dan daya saing.
Program Studi Ekonomi Syariah STAIN Kudus adalah salah
satu lembaga yang bertanggung jawab dalam menghasilkanSDM
keuangan syariah yang berkualitas, berkompeten, profesional,
dan terampil. Dalam pengembangannya, pendidikan ekonomi
syariah berusaha mempertimbangkan dua aspek utama, yaitu
aspek kurikulum dan sumber daya manusia. Minimal setiap
4 (empat) tahun sekali, Program Studi Ekonomi Syariah
melakukanredesign kurikulum agar materi kurikulum mampu
6
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung:
Mizan, 2006), hlm. 95.

140 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

mengikuti perkembangan kebutuhan konsumen dan stakeholder.


Dan, untuk memenuhi kebutuhan kompetensi sumber daya
manusia, baik dosen maupun karyawan, secara umum STAIN
Kudus melakukan training, workshop, atau dengan mengirimkan
mereka diluar kampus untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
workshopagar memiliki kompetensi dan skill sesuai tujuan dan
target perguruan tinggi.
Penyiapan sumber daya manusia yang andal di bidang
keuangan syariah, baik untuk industri perbankan syariah
maupun industri keuangan syariah lainnya, membutuhkan
kerjasama antara STAIN Kudus dengan berbagai pihak. Dalam
hal ini, Program Studi Ekonomi Syariah STAIN Kudus berusaha
membuka kajian ekonomi Islam yang terintegrasi dengan dunia
kerja, misalnya dengan melibatkan stakeholder ketika menyusun
kurikulum, bekerjasama dalam kegiatan praktikum profesi, PKL
(praktek kegiatan lapangan), PPL (praktek pangalaman lapangan),
dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar: pertama, mahasiswa
memahami dunia kerja dan mampu mempraktikkannya ketika
sudah lulus; kedua, pengelola Program Studi mengetahui apa yang
diinginkan dan dibutuhkan dunia kerja terhadap kompetensi
masing-masing lulusan.
Realitas di lapangan memperlihatkan sebagian besar dari
karyawan bank dan lembaga keuangan syariah kurang memiliki
sumber daya manusia yang memahami syariah. Justru dari
karyawan yang sudah diterima rata-rata adalah lulusan D3 dan S1
yang berasal dari berbagai disiplin ilmu umum dan konvensional.
Akibat yang terjadi adalah para karyawan hanya berpikir pragmatis
atau hanya mampu bekerja tetapi belum bisa mengubah (to change)
ke situasi yang lebih baik (sesuai nilai-nilai Islam). Padahal, untuk
bisa mencapai target market share sebesar 5 persen, dibutuhkan
sumber daya manusia yang paham terhadap operasional
keuangan syariah sebesar kurang lebih 40.000 orang, baik untuk
pembentukan bank syariah baru maupun untuk pembukaan
cabang-cabang baru. Realitas tersebut menunjukkan bahwa para

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 141


Ekawati Rahayu Ningsih

alumni lulusan Program Ekonomi Syariah STAIN Kudus masih


sangat berpotensi karena dibutuhkan untuk mengisi kekurangan
tenaga kerja, baik di bank maupun lembaga keuangan syariah.
4. Faktor-faktor yang Menjadi Motivasi dan Kebutuhan
Stakeholder dalam Menerima Lulusan Ekonomi Syariah
STAIN Kudus
Persoalan tentang kurangnya pemanfaatan lulusan
Ekonomi Syariah yang menjadi karyawan di lembaga keuangan
dan perbankan syariah menjadi pertanyaan besar sekaligus
menjadi pekerjaan rumah bagi kita bersama. Pihak pemerintah,
perguruan tinggi, dan perbankan harus duduk bersama dan ada
kesepakatan minimal tetang beberapa hal, yaitu:
a. Pemerintah wajib mengeluarkan regulasi dan kebijakan
terkait dengan kemudahan membuka Program Studi
Ekonomi Syariah di beberapa perguruan tinggi yang akan
menghasilkan para alumni Ekonomi Syariah;
b. Pemerintah wajib memfasilitasi perguruan tinggi terkait
anggaran penunjang kompetensi dosen dan tenaga
kependidikan, fasilitasi sarana prasarana, fleksibilitas
manajemen kurikulum, dan beasiswa mahasiswa
berprestasi;
c. Pihak perbankan dan lembaga keuangan wajib
mengutamakan membuka peluang dan kesempatan kerja
bagi lulusan Ekonomi Syariah;
d. Pihak perbankan dan lembaga keuangan syariah (stakeholder)
wajib bekerja sama dengan Program Studi Ekonomi
Syariah dalam mendesain kurikulum yang aplicable dan
sesuai kebutuhan dilapangan;
e. Pengelola Program Studi Ekonomi Syariah wajib
mengupayakan manajemen kurikulum dan sistem
pembelajaran yang berkualitas dan aplicable sehingga akan
terwujud kompetensi lulusan sesuai kebutuhan stakeholder.
Lima aspek mendasar sebagaimana tersebut diatas harus
menjadi semangat bersama untuk mewujudkan lulusan Ekonomi

142 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

Syariah yang berkualitas, profesional, berkompeten, dan terampil


dibidangnya. Jika hal ini terwujud, pastilah lembaga bank
dan lembaga keuangan syariah akan tertarik dan termotivasi
menerima sarjana Ekonomi Syariah.
Saat ini terdapat lebih dari 10 bank umum syariah
di Indonesia yang telah beroperasi dan diharapkan mampu
menciptakan sumber daya bankir syariah yang lebih besar
dan mendorong inovasi produk yang lebih cepat. Direktorat
Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) mendukung inovasi
produk dengan cara memberikan kebebasan bagi perbankan
syariah untuk menciptakan produk-produk syariah tidak terbatas
pada murabahah, tetapi juga produk lainnya asalkan masih sesuai
dalam koridor dan prinsip syariah.Dengan kebijakan tersebut,
perbankan syariah diharapkan mampu menguasai pangsa pasar
sebesar 30%, karena berbagai keunggulan dalam mendukung
sektor riil sangat besar dan mekanisme pembiayaannya juga tidak
rumit.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Siti Fajriyah,
untuk mencapai target market share30%,setidaknyadibutuhkan
tenaga kerja (SDM) sebanyak kurang lebih 40 ribu orang yang harus
memiliki basic skills Ekonomi Syariah, bermutu, profesional, dan
berkompeten. Selain kebutuhan akan SDM di lembaga perbankan
syariah, juga sangat dibutuhkan di lembaga-lembaga keuangan
syariah seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, reksadana
syariah, pegadaian syariah, leasing syariah, Baitul Mal wat Tamwil,
koperasi syariah,dan lain-lain. Sejalan dengan kebutuhansumber
daya manusia di bank dan lembaga keuangan syariah, tentunya
tidak kalah penting lagi adalah kebutuhan akan lahirnya para
entrepreneur syariah, sehingga terjadi keseimbangan (balancing)
antara sektor keuangan dan sektor riil syariah.
Hal ini merupakan peluang yang sangat prospektif,
sekaligus merupakan tantangan bagi kalangan akademisi dan
dunia pendidikan, khususnya Prodi Ekonomi Syariah Jurusan
Syariah STAIN Kudus untuk segera berbenah dan menyiapkan

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 143


Ekawati Rahayu Ningsih

sumber daya insani (SDI) yang berkualitas yang ahli di bidang


ekonomi syariahdan bukan karbitan seperti yang banyak terjadi
selama ini. Tingginya kebutuhan akan sumber daya manusia,
baik di bank maupun lembaga keuangan syariah, menunjukkan
bahwa keberadaan sistem ekonomi syariah semakin dibutuhkan
oleh masyarakat.
Minimal ada tiga dimensi mendasar yang bisa
memengaruhi motivasi stakeholderdapat menerima lulusan
Ekonomi Syariah, yaitu:
a. Dimensi afektif yang tercermin pada kualitas keimanan,
ketakwaan,akhlak mulia, termasuk budi pekerti luhur serta
kepribadian unggul, dan kompetensi estetis;
b. Dimensi kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan
daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan
serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Dimensi psikomotorik yang tercermin pada kemampuan
mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis,
dan kompetensi kinestetis.
Jika tiga dimensi mendasar diatas dipenuhi oleh para
lulusan Ekonomi Syariah, maka tidak sulit bagi mereka untuk
bersaing di dunia kerja, terutama di pasar kerja syariah.
Mengapa harus memenuhi tiga dimensi mendasar karena
pada dasarnya pendidikan merupakan proses sistematis untuk
meningkatkan martabat manusia secara holistik, dan ketiga
dimensi kemanusiaan paling mendasar diatas merupakan satu
kesatuan yang masih dapat dikembangkan secara optimal sesuai
dengan kemampuan masing-masing inidvidu. Dengan demikian,
pendidikan seyogianya menjadi wahana strategis bagi upaya
pengembangan segenap potensi individu, sehingga citacita
membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.
Adapunyang menjadi sebab kebutuhan stakeholder
menerima lulusan Ekonomi Syariah adalah karena:

144 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

a. Tenaga kerja yang mengenal ekonomi syariah masih sangat


terbatas, sementara manajemen dan operasional perbankan
dan lembaga keuangan syariah sangat membutuhkannya;
b. Tenaga kerjayang memiliki landasan agama, kepribadian
Islam yang kuat dan bisa dipercaya masih sangat terbatas,
sehingga dibutuhkan lulusan Ekonomi Syariah yang
tidak hanya mahir di bidang ekonomi syariah, tetapi juga
memiliki akhlak mulia;
c. Tenaga kerja yang bisa menguasai hukum-hukum Islam
juga masih sangat terbatas, sehingga dibutuhkan sarjana
Ekonomi Syariah yang sekaligus bisa menyelesaikan
masalah berlandaskan pada hukum-hukum Islam.
Karena kebutuhan, motivasi, dan tuntutan stakeholder
sebagaimana tersebut diatas semakin kompleks, karena itu
program studi yang ditawarkan oleh penyelenggara pendidikan,
termasuk Jurusan Syariah juga sangat bervariasi. Namun
demikian, untuk Jurusan Syariah, khususnyadalam Program
Studi Ekonomi Islam, pola yang biasa digunakan di ekonomi
konvensional kiranya juga dapat digunakan dalam prodi ini,
dengan pengembangan dalam konsentrasinya.
Adapun kompetensi yang dibutuhkan dari lulusan Program
StudiEkonomi Syariah STAIN Kudus adalah:
a. Memahami dan memiliki pandangan yang kritis terhadap
konsep-konsep dan model-model ekonomi berdasarkan
pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep yang
dilandasi nilai-nilai moral dan operasional yang dikehendaki
oleh Islam;
b. Mampu menganalisis model-model ekonomi makro
dan mikro yang digunakan sebagai landasan dalam
melaksanakan pembangunan perekonomian suatu bangsa,
baik yang bersifat domestik, nasional, maupun global;
c. Mampu menganalisis model-model tersebut ditinjau dari
nilai-nilai Islam serta merekayasa model-model tersebut
disesuaikan dengan pola-pola pembangunan ekonomi

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 145


Ekawati Rahayu Ningsih

yang pernah sukses ketika Nabi Muhammad saw. berhasil


membangun masyarakat madani.
Dengan melihat kompentensi sebagaimana yang
disebutkan diatas, maka kurikulum disusun dan dirumuskan sesuai
dengan kebutuhan stakeholder, termasuk juga pembelajaran yang
menyangkut sistem, metode, evaluasi, perangkat pembelajaran,
dan lainnya, termasuk mata kuliah yang ditawarkan dalam
perkuliahan juga disesuaikan dengan kebutuhan yang akan
mendukung tercapainya target kompetensi tersebut. Oleh karena
itu, sangat mungkinkurikulum selalu diperbarui sesuai dengan
tuntutan pasar, tetapi juga harus ada yang dipertahankan secara
permanen, yaitu yang terkait dengan kebutuhan dan kearifan
lokal.
Dalam rangka pengembangan kurikulum, mencari
perbandingan dari berbagai kurikulum yang telah diberlakukan
oleh beberapa program studi dan konsentrasi sejenis, merupakan
langkah yang harus ditempuh. Dari koleksi berbagai kurikulum
yang tersedia, Program Studi Ekonomi Syariah dapat
mengombinasikan antara ilmu ekonomi umum dan syariah
tentunya, juga disesuaikan dengan kebutuhan riil konsentrasi
yang dikembangkan.
Dalam upaya mengembangkan Program Studi Ekonomi
Syariah, hal yang tidak dapat diabaikan ialah tersedianya dosen
yang profesional dan tenaga kependidikan yang akan mengelola
dan membimbing mahasiswa.Artinya, dosen yang akan mengajar
dan tenaga kependidikan di STAIN Kudus diupayakan cukup
dalam rangka mencapai target kompetensi.Untuk mengimbangi
rasio dosen dan mahasiswa, maka STAIN Kudus mengangkat
dosen tidak tetap yang mempunyai komitmen terhadap
perkembangan dan kemajuan Program Studi Ekonomi Syariah
dan profesional.
Salah satu hal yang tidak dapat diabaikan dalam
pengembangan Program Studi Ekonomi Syariah adalah
ketersediaan laboratorium untuk mendukung tercapainya

146 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

kompetensi yang ditetapkan.Laboratorium meliputi laboratorium


komputer, laboratorium bahasa, laboratorium ibadah,
laboratorium akuntansi, dan laboratorium perbankan juga
mutlak harus dimiliki, karena beberapa mata kuliah dan bahkan
sebagian besar yang diajarkan mengharuskan adanya praktik riil di
laboratorium.Oleh karena itu, Program Studi Ekonomi Syariah
berupaya untuk membangun dan mengembangkan konsep-
konsep laboratoriumnya.
Perpustakaan merupakan jantungnya perguruan
tinggi,karena di dalamnya menawarkan berbagai ragam ilmu dan
menjadi pusat pembelajaran, termasuk ilmu tentang manajemen
dan ekonomi syariah.Oleh karena itu, dalam upaya percepatan
pengembangan Program Studi Ekonomi Syariah, kebutuhan
akan buku-buku literatur mutlak disediakan di perpustakaan
STAIN Kudus.
5. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Penyerapan
Alumni di Dunia Kerja
Eksistensi alumni Ekonomi Syariah STAIN Kudus
harus ada dan sangat dibutuhkan,baik oleh stakeholder maupun
masyarakat. Sebab,jika dihitung dan dibandingkan dengan
program studi ekonomi umum yang ada di Kudus dan sekitarnya,
Program Studi Ekonomi Syariah masih terhitung jarang.
Ditambah dengan suasana demografis masyarakat Indonesia
yang mayoritas Muslim, hal ini menjadi peluang dan potensi
bagi lulusan Ekonomi Syariah. Apalagi sekarang banyak sekali
lembaga-lambaga yang sedang mengembangkan usaha syariah.
Beberapa faktor pendukung penerimaan dan penyerapan
lulusan Program Studi Ekonomi Syariah STAIN Kudusdi dunia
kerja adalah karena:
a. Kurikulum yang disusun memerhatikan dan meliputi dua
aspek, yaitu aspek ekonomi syariah dan ekonomi umum.
b. Pemberian praktikum penunjang matakuliahsangat beragam
dan menarik minat mahasiswa untuk mengikutinya dengan

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 147


Ekawati Rahayu Ningsih

serius. Hal ini akan membantu membentuk kompetensi


dasar mahasiswa.
c. Ketersediaan sarana prasarana yang lengkap dan memadai
sehingga sangat mendukung proses pembelajaran.
d. Ketersediaan beasiswa yang cukup dan beragam, sehingga
bagi mahasiswa berprestasi terbantu dari sisi finansialnya.
e. Biaya pendidikan (SPP dan lain-lain) yang sangat
terjangkau.
f. 90% dosennya berkapasitas sebagai doktor (S3) dan 100%
lulus magister (S2).
g. Program Studi Ekonomi Syariah telah terakreditasi B.
Adapun beberapa faktor penghambat penerimaan lulusan
Ekonomi Syariah adalah sebagai berikut.
a. Masyarakat sekitar Jawa lebih mengenal UMK daripada
STAIN Kudus, walaupun keduanya berada di kota Kudus.
Hal ini terjadi karena yang daftar di STAIN Kudus sudah
banyak sehingga akhirnya tidak perlu melakukan promosi
dimedia. Lain halnya dengan UMK, karena swasta, maka
akhirnya berlomba untuk meraih mahasiswa akhirnya
gencar melakukan promosi yang akhirnya lebih dikenal
oleh masyarakat dibandingkan daripada STAIN Kudus.
Jadi, tidak terkenalnya hanya faktor promosi saja.
b. Dari penelitian yang dilakukan, ada juga mahasiswa yang
mengatakan bahwa merekagagal bekerja karena faktor
psikotes didunia kerja sehingga pihak jurusan harus
berusaha untuk menambah mata kuliah yang berhubungan
dengan psikotes.Hal ini bisa diatasi dengan adanya mata
kuliah psikologi industri.
c. Mahasiswa ekonomi Islam kebanyakan mempunyai
semangat enterpreneur atau potensi dunia kerja yang rendah
sehingga akhirnya lembaga berusaha untuk memajukan
potensi agar sesuai dengan dunia kerja akhirnya kurikulum
yang baru membuat konsentrasi pada mahasiswa apakah
mahasiswa memilih konsentrasi pada perbankan syariah

148 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

atau pada konsentrasi manajemen bisnis syariah. Sebab,


banyak lembaga yang menginginkan agar mahasiswa
lebih konsentrasi pada pekerjaan, misalnya dibank harus
menguasai masalah keuangan. Dengan adanya mata kuliah
konsentrasi, maka lembaga berharap mahasiswa fokus pada
keahlian yang dimiliki, apakah perbankan atau bisnis.
d. Motivasi mahasiswa untuk melatih keberanian juga kurang,
terutama mental. Apakah hal ini disebabkan oleh percaya
dirinya yang kurang atau merasa malu karena banyak alumni
yang diterima didunia mikro menganggap remeh.
e. Mahasiswa terlalu menyerahkan keputusan pembelajaran
pada lembaga sehingga mereka tidak aktif untuk mencari
ilmu atau pelatihan dari luar, padahal pelatihan atau ilmu
dari luar banyak sekali yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Manajer
dari BMT Fastabiq Pati dan Manajer BRI Syariah KCP Kudus,
keduanya mengatakan bahwa dari beberapa alumni Prodi
Ekonomi Islam STAIN Kudus yang diterima sebagai karyawan di
kedua instansi tersebut, rata-rata kurang memiliki motivasi tinggi
untuk bekerja, tidak memiliki kemauan keras dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan, dan kurang komunikasi dengan atasan dan
teman sejawat atau kurang memiliki social skill yang bagus.
Kendala SDM yang memahami prinsip syariah dengan
baik juga masih menjadi penghambat. Dalam praktiknya, banyak
SDI bank syariah yang berlatar belakang pendidikan ekonomi
konvensional, sosial, atau ilmu sains, sementara SDI yang berlatar
belakang ilmu syariah masih sedikit. Atau, dengan kata lain, SDI
yang memahami tentang perbankan sekaligus prinsip syariah masih
sedikit. Permintaan SDI bank syariah yang lebih besar dari tenaga
kerja yang tersedia mengakibatkan kurangnya bankir yang
memiliki kompetensi dalam perbankan syariah. Banyak yang
belum memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam
menjalankan operasional bank syariah.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 149


Ekawati Rahayu Ningsih

Mereka bahkan tidak dapat menjelaskan kelebihan bank


syariah daripada bankkonvensional. Hal ini dapat menimbulkan
kerancuan tersendiri pada nasabah untukmemahami konsep bank
syariah. Imbasnya, yakni pertumbuhan bank syariahakanterhambat
dan akan ada aksi bajak-membajak karyawan antarbank syariah,
sepertiyang sudah marak diperbincangkan saat ini.
Faktor pendukung penyerapan alumnilembaga pendidikan
Ekonomi Islam STAIN Kudus, ada dua hal yang paling berperan
signifikan, yaitu kurikulum dan SDM. Dalam pengembangan
kurikulum, setidaknya harus memiliki kurikulum berbasis
kompetensi, harusmengintegrasikan nilai-nilai syariah dengan
materi kuliah ekonomi keuangan secara komperhensif. Kurikulum
juga idealnya dibekali dengan ilmu-ilmu kuantitatif, terkait dengan
pengembangan nalar dan logika, serta mengintegrasikan antara
teori dengan praktik.
Selain kurikulum, hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pendidikan ekonomi keuangan syariah di
masa yang akan datang adalah aset manusia itu sendiri karena
manusia menjadi penentu keberhasilan sukses tidaknya suatu
program. Permasalahan kelangkaan sumber daya manusia
(SDM) industri keuangan syariah di Indonesia memang menjadi
isu yang mesti segera diselesaikan, jika target 5 persen pangsa
pasar perbankan nasional hendak dicapai secepatnya. Bank
Indonesia mengungkapkan, dari 72 perguruan tinggi nasional
yang telah menyajikan bidang studi ekonomi syariah, sebagian
besar lulusannya hanya menguasai teoritanpa pemahaman yang
lebih aplikatif tentang perbankan syariah sehingga tidak bisa
memenuhi kebutuhan sumber daya bankir di industri tersebut.
Faktor pendukung penyerapan alumni adalah kerja
sama yang intensif antara institusi pendidikan STAIN Kudus
dan institusi-institusi keuangan syariah, seperti bank syariah,
asuransi syariah, pegadaian syariah, dan BMT, supaya terjadi
komunikasi yang efektif antara pelaku industri dan perguruan
tinggi tentang apa yang diharapkan serta diperlukan industri

150 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

dari lulusan Program StudiEkonomi Islam. Di samping itu,


dari segi pendanaan, penyisihan sebagian keuntungan untuk
pengembangan pendidikan ekonomi dan keuangan syariah sudah
merupakan tanggung jawab sosial institusi-institusi tersebut.
Bank Indonesia, sebagai regulator institusi-institusi
keuangan tersebut, mesti mengeluarkan kebijakan yang
mengarahkan institusi-institusi keuangan syariah untuk
menyisihkan sebagian keuntungannya buat mensponsori
lembaga pendidikan yang menawarkan pendidikan ekonomi
Islam. Di samping itu, Bank Indonesia juga dapat mendirikan
sebuah tabungan dana wakaf (waqf fund), mencontoh model yang
diterapkan Central Bank of Bahrain.
Dalam penerapannya, institusi keuangan syariah sudah
seharusnya bekerja sama dengan institusi pendidikan STAIN
Kudus, yang lulusan-lulusan terbaik di STAIN Kudus di bidang
ekonomi Islam mendapat kesempatan untuk mengikuti program
PPL selama satu bulan di institusi keuangan, di samping mendapat
kesempatan magang (internship) di bank syariah sehingga para
peserta dapat mempraktikkan secara langsung ilmu yang didapat.
Setelah program selesai, bank-bank syariah mempunyai hak
untuk secara langsung menawarkan pekerjaan kepada lulusan-
lulusan yang dianggap memuaskan, baik secara teori maupun
praktik, selama magang sehingga mendukung penyerapan alumni
ekonomi Islam.
Faktor lain yang menjadi penghambat adalah persepsi
dari pihak perbankan yang menilai 72 universitas di Indonesia
yang sudah menerapkan mata kuliah ekonomi syariah, melihat
lulusannya hanya menguasai teoritanpa penguasaan keilmuan
yang aplikatif tentang perbankan syariah. Walaupun lulusannya
banyak, tetapi itu tidak bisa memenuhi kebutuhan bankir di
perbankan syariah, terutama karena sistem dan kurikulum
ekonomi syariah yang hanya bersifat teoretis kesyariahan dan
tidak dikombinasikan dengan perkembangan di industri keuangan
dan perbankan.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 151


Ekawati Rahayu Ningsih

Peningkatan kuantitas jumlah bank syariah yang cepat


tersebut, tanpa diiringi dengan peningkatan kualitas SDI syariah,
hanya akan bersifat fatamorgana dan artifisial. Hal iniperlu
diperhatikan dalam pengembangan bank syariah. Selama ini
praktisi perbankan syariah didominasi mantan praktisi perbankan
konvensional yang hijrah kepada bank syariah atau berasal dari
alumni perguruan tinggi umum yang berlatar belakang ekonomi
konvensional.
Hal ini menjadi faktor penghambat penyerapan alumni
ekonomi Islam STAIN Kudus, karena pada umumnya mantan
praktisi perbankan konvensional biasanya hanya diberi training
singkat selama dua minggumengenai ekonomi syariah atau
asuransi syariah lalu diterjunkan langsung sebagai praktisi ekonomi
syariah. Selanjutnya, sebagian mereka mengikuti training MODP
selama satu bulan. Seringkali training seperti ini kurang memadai,
karena yang perlu di-upgrade bukan hanya knowledge semata, tetapi
juga paradigma syariah, visi dan misi, serta kepribadian syariah,
bahkan sampai kepada membangun militansi syariah. Selain
itu, materi ekonomi syariah tidak mungkin bisa dipelajari hanya
dalam waktu 2 minggu atau 2 bulan.
Sementara itu, lembaga pendidikan ekonomi Islam
STAIN Kudus pada umumnya menghadapi sejumlah kendala
dalam upaya mengembangkan kualitas. Kendala itu antara lain:
(a) keterbatasan ahli ekonomi keuangan syariah, yang menguasai
secara komprehensif ilmu ekonomi, keuangan, sekaligus ilmu
syariah; (b) keterbatasan dari segi kurikulum pengajaran,
kurikulum belum sepenuhnya berbasispada kompetensi; (c)
belum ada linkage secara komprehensif dan simultan antara
lembaga pendidikan dengan lembaga keuangan syariah; dan (d)
keterbatasan dana dan SDM sehingga research dan laboratorium
penelitian di bidang ilmu ekonomi dan keuangan syariah masih
terbatas.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa salah satu hambatan
dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah di Indonesia

152 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

adalah masalah kurikulum pengajaran ekonomi keuangan syariah


yang belum berbasis kompetensi. Dalam hal ini, kurikulum
yang ada harusjelas arahannya, apakah diperuntukkan bagi
calon praktisi atau calon akademisi. Selain berbasis kompetensi,
kurikulum yang ada saat ini harus komprehensif-integratif antara
nilai-nilai syariah dengan masalah ekonomi keuangan. Jangan
sampai terjadi dosen fikih muamalah tidak mengerti praktik
perbankan dan keungan, atau dosen ilmu ekonomi mikro atau
makro tidak mengerti ayat ekonomi dan ushul fikih atau dosen
ushul fikih tidak mengerti praktik keuangan modern. Di samping
itu, perlu diintegrasikan antara teori dengan praktik. Bagi lembaga
pendidikan yang ingin mencetak para praktisi, kurikulum haruslah
dirancang secara seimbang antara teori dan praktik, jangan melulu
teori.
Selain kurikulum, aspek lain yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pendidikan ekonomi keuangan syariah di masa
yang akan datang yang menjadi faktor pendorong penyerapan
alumni ekonomi Islam adalah aset manusia sendiri, khususnya para
dosen ekonomi syariah, termasuk pihak pengelola (manajemen)
lembaga pendidikan,pimpinan (yayasan), dan karyawan. Manusia
menjadi penentu keberhasilan sukses tidaknya suatu program.
Untuk pengembangan pendidikan ekonomi keuangan
syariah dibutuhkan SDM yang berkualitas dan profesional pula.
SDM yang akan menyiapkan SDM perbankan syariah juga harus
bertakwa, berakhlakul karimah (memiliki sifat-sifat jujur, adil,
amanah, dan lainnya), rajin dan bekerja keras, bersikap haus akan
ilmu,serta kreatif dalam mengembangkan keilmuan.
Ketakwaan dan akhlakul karimah sangat penting dalam
membentuk individu calon praktisi bank syariah yang tidak
hanya berorientasi pada dunia, namun juga akhirat, sehingga
sikap dan perbuatannya selalu terjaga sesuai dengan nilai-nilai
syariah. Selain bertakwa dan berakhlak mulia, sikap rajin, bekerja
keras, dan militan sangat dibutuhkan oleh seorang pelajar ataupun
pengajar. Tanpa adanya kerja keras, suatu cita-cita atau tujuan

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 153


Ekawati Rahayu Ningsih

akan sulit untuk dicapai. Selain itu, seorang pelajar/pengajar


juga diharapkan memiliki sikap haus akan ilmu (al-h}irs}), sehingga
akan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, baik ilmu
dunia maupun akhirat.Seorang pelajar/pengajar juga diharapkan
memiliki sikap kreatif dalam mengembangkan keilmuan ekonomi
syariah.
Pentingnya buku pedoman pelaksanaan kurikulum
Ekonomi Islam merupakan faktor pendukung peningkatan
kualitas alumni yang mendukung penyerapan alumni ekonomi
Islam. Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi ekonomi Islam
adalah suatu usaha bersama, di mana upaya mendidik mahasiswa
dilakukan oleh banyak orang (dosen, pimpinan, pegawai, dan
sebagainya). Ini berbeda dari kursus kecil yang cukup dilayani
oleh seorang guru. Dalam kerja bersama ini, halyang menentukan
adalah persamaan persepsi tentang ke mana pendidikan itu harus
diarahkan, bagaimana caranya, dan bagaimana mengevaluasi
keberhasilannya.
Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi harus memiliki
sebuah buku pedoman pelaksanaan kurikulum yang menjelaskan
secara rinci dan jelas hal-hal tersebut di atas. Tanpa adanya buku
seperti itu, dikhawatirkan arah pendidikan, cara mendidik, dan
cara mengukur keberhasilan upaya pendidikan di perguruan tinggi
tersebut akan dipahami secara berbeda-beda oleh pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya. Akibatnya, tidak ada persamaan pandangan
di antara para dosen, pimpinan, mahasiswa, dan masyarakat.
Masing-masing pihak itu akan memiliki tafsiran sendiri-sendiri
tentang ke mana seharusnya pendidikan di perguruan tinggi itu
diarahkan dan bagaimana cara seharusnya. Keadaan seperti ini
tentu saja dapat menyebabkan proses pendidikan di perguruan
tinggi tersebut kurang efektif dan efisien. Buku pedoman ini
harus disusun berdasarkan kesepakatan para pendidik yang ada
di perguruan tinggi tersebut dengan melibatkan para stakeholder
lainnya.

154 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

C. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka berikut
inibeberapa kesimpulan terkait dengan penerimaan stakeholder
terhadap alumni Ekonomi Islam, khususnya sebagai tenaga
profesional, yaitu:
1. Daya serap dunia kerja masih sangat rendah, dimana hanya
terdapat 46 alumni atau 16,72% yang terserap menjadi
tenaga pengajar, sedangkan 83,28% dari keseluruhan
jumlah 275 alumni, rentang waktu lulusan tahun 2000-
2007 yang tersebar di berbagai daerah, baik pada tingkat
SMK, SLTP/MTs, maupun tingkat universitas.
2. Waktu menunggu yang dibutuhkan alumni hingga
terangkat sebagai tenaga pengajar dengan status PNS
adalah 39 alumni dengan rentang waktu 0-1 tahun sejumlah
13 alumni, 2-4 tahun 20 alumni dan 4 alumni lebih dari 4
tahun, dan masih terdapat 7 alumni belum terangkat PNS
namun sudah terdaftar dalam data base badan kepegawaian
daerah tempat mengajar alumni masing-masing.
3. Mahasiswa STAIN Kudus dimasyarakat masih dibutuhkan
karena selama ini masih jarang universitas yang mempunyai
Program Studi Ekonomi Islam. Hal ini bisa dibuktikan
dari mulai perbankan, pegadaian, asuransi, sampai lembaga
pembiayaan seperti FIF yang semula bersifat konvensional,
sekarang lembaga tersebut mengembangkan usaha yang
bersifat syariah.
4. Selain banyaknya kebutuhan stakeholder terhadap alumni,
stakeholder juga mempunyai beberapa harapan yang tentu
saja tidak dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi yang
lain. Motivasi stakeholder menerima kelulusan ekonomi
Islam masih berkisar pada kebutuhan tenaga kerja yang
mengenal ekonomi syariah. Untuk masalah kualitas,
kalau dibandingkan dengan lulusan yang lain, belum bisa
dibandingkan karena belum banyak universitas yang

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 155


Ekawati Rahayu Ningsih

meluluskan sarjana syariah. Sehingga, banyak sekali


lulusan yang bisa langsung bekerja karena mereka masih
sangat dibutuhkan.
Selain itu,stakeholder mempunyai keinginan
menerima mahasiswa lulusan Ekonomi Islam STAIN
Kudus dengan harapan bahwa mahasiswa yang mempunyai
landasan agama yang kuat, maka dalam bekerja akan
lebih bisa dipercaya. Stakeholder juga mempunyai harapan,
dengan menerima lulusan STAIN Kudus, bisa menguasai
hukum-hukum Islam yang sangat dibutuhkan oleh
lembaga tempat mereka bekerja. Sebab, kalau mengambil
lulusan dari konvensional, kemungkinan besar hukum-
hukum Islam tidak menguasai, apalagi kalau didunia kerja
yang bersifat syariah.
Selain harapan dari stakeholder, tentu saja ada
juga hambatan dan kelebihan yang dialami oleh lulusan
Ekonomi Islam STAIN Kudus. Kelebihan Ekonomi Islam
STAIN Kudus, kurikulum yang diberikan di Ekonomi
Islam mengandung dua aspek, baik ekonomi muamalah
maupun mata kuliah yang berhubungan dengan ekonomi
konvensional.Kuliah di STAIN Kudus banyak ditunjang
dengan mata kuliah yang berhubungan dengan praktikum,
baik yang bersifat keislaman maupun yang bersifat keahlian.
Banyak sekali mahasiswa yang mendapatkan beasiswa,
dan beasiswa ini diberikan oleh lembaga yang mempunyai
kredibilitas yang tinggi. Mahasiswa yang belum selesai pada
saat semester 14, maka langsung tidak bisa melanjutkan
kuliah. Untuk menunjang mutu kelulusan, maka lembaga
bekerja sebaik mungkin agar kelulusan dapat diterima
dimasyarakat dan kinerja lembaga akhirnya dinilai dengan
nilai akreditasi. Adapun faktor penghambatnya, STAIN
Kudus di beberapa kalangan masyarakat kurang begitu
dikenal, lebih dikenal perguruan tinggi UMK.Sebab,
UMK lebih gencar melakukan promosi.Selain itu, motivasi

156 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

mahasiswa untuk melatih keberanian juga kurang, terutama


mental untuk melakukan pekerjaan yang masih kurang.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 157


Ekawati Rahayu Ningsih

DAFTAR PUSTAKA

Aksu, A.A. danE. Tarcan, The Internet and Five Star Hotels:
a Case Study from the Antalya Region in Turkey,
International Journal of Contemporary Hospitality Management,
14 (2), 2002.
Aspa, Syarifuddin, dkk.,Kewirausahaan, Makassar:Fakultas
Ekonomi dan Sosial UNM, 2003.
Cai, L., J.A. Card, danS.T. Cole, Content Delivery Performance
of World Web Sites of US Tour Operators Focusing on
Destinations in China,Tourism Management, 25, 2004.
Chu, R., What Online Hong Kong Travelers Look for on
Airline/Travel Web Sites?,International Journal of Hospitality
Management, 20, 2001.
Cronin, J.J. dan A.S. Taylor, Measuring Service Quality: a
Reeximination and Extension, Journal of Marketing, 1992.
Crosby, P.B., Quality is Free the Art of Marketing Quality Certain,
t.tp.: McGraw Hill Book Company, 1979.
Daradjat, Zakiah, Berawal dari Keluarga, Jakarta: Hikmah, 2003.
Dean, J.W. dan D.E. Bowen, Management Theory and Total
Quality: Improving Research and Practice Throught
Theory Development, Academy of Management Review,
1994.
Dharma, Surya, Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori, dan Penerapannya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Fandy, T., Strategi Pemasaran, Yogyakarta: 1997.
Gilbert, D., PowellPerry, dan S. Widijoso, Approaches by Hotels
to the Use of the Internet as a Relationship Marketing
Tool, Journal of Marketing Practice: Applied Marketing Science,
5 (1), 1999.
Haling, Belajar dan Pembelajaran, Makassar: UNM Press, 2006.

158 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

Han, F. dan D. Leong,Productivity and Service Quality, Singapore:


Simon and Schuster, Ltd., 1996.
Hawryszkiewycz, I., Introduction toSystemAnalysis and Design,
Australia: Prentice Hall, 2001.
Hill, A.V., Field Service Management, Illinois: Richard D. Irwin, Inc.,
1992.
Horovitz, J., Seven Secrets of Service Strategy, Great Britain: Prentice
Hall, 2000.
Huizingh, E., The Content and Design of Websites: an Empirical
Study,Information and Management, 37, 2000.
Jaka, Eka, Strategi Jitu Meraih Peluang Kerja, Jakarta:Elek Media
Komputindo, 2006.
Kertajaya, Hermawan danM. Syakir Sula,Syariah Marketing,
Bandung: Mizan, 2006.
Kettinger, J.W. dan C.C. Lee, Perceived Service Quality and User
Satisfaction with the Information Service Function,
Decision Science, 23, 1994.
Law, R. danC.H.C. Hsu, Customers Perceptions on the
Importance of Hotel Website Dimensions and
Attributes,International Journal of Contemporary Hospitality
Management, 17 (6), 2005.
Law, R. dan T. Chung, Website Performance: Hong Kong
Hotels,FIU Hospitality Review, 21 (1), 2003.
Law, R., D. Ho, dan C. Chung, A Study of the Functionality
of Hotel Websites in Mainland China and the United
States,Journal of the Academy of Business and Economics,
September 14, 2006.
Lewis. R.G. dan D.H. Smith,Total Quality in Higer Education,
Florida: St. Lucie Press, 1994.
Masri, Singarimbun, Metode Penelitian Survey,Jakarta: LP3ES,
1987.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 159


Ekawati Rahayu Ningsih

Misanam, Munrohim, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press,


2007.
Ningsih, Ekawati Rahayu,Perempuan dalam Strategi Komunikasi
Pemasaran, Yogyakarta: Idea Press, 2009.
Parasyuraman, Zethamldan L.L. Berry, A Conceptual Model of
Service Quality, Journal of Retailing, 67, 1985.
Rachman, Z. danJ. Buchanan, Effective Tourism Website, Part
1,LiteratureReviewandSurvey, September 14, 2006.
Rachman, Z. danJ. Buchanan, Effective Tourism Website, Part
2,LiteratureReviewandSurvey, September 14, 2006.
Ratminto, Winarsih, dan Atik Septi, Manajemen Pelayanan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Ruben, Brend D., Communication and Human Behavior, t.tp.:
PrenticeHall, Inc., 1992.
Samani, Muchlas, Kefektifan Program Pendidikan di Sekolah
Teknologi Menengah Rumpun Mesin Tenaga dan
Teknologi Pengerjaan Logam,Disertasi,Program
Pascasarjana IKIP Jakarta, 1991.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2005.
Schiffman, L.G. dan L.L. Kanuk, Consumer Behavior, New Jersey:
Prentice Hall, 2007.
Sitinjak, Toni, dkk.,Model Matriks Konsumen, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
Stamatis, D.H., Total Quality Service: Principles, Practice,and
Implementation,Singapore: SSMB Publising Division, 1996.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1997.
Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,Bandung: Alfabeta, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003.
Tiro, Arif, Dasar-dasar Statistik, Makassar: Universitas Negeri
Makassar, 1999.

160 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015


Analisis Potensi Penerimaan Kualitas Alumni...

Tirtaraharja, Umar, Pengantara Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,


2000.
Tjadiaman, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ujung Pandang: t.p.,
1983.
Tjiptono, F., Kualitas Jasa dan Implikasi Manajerial, t.tp.: Usahawan,
1999.
Triton, Manajemen SumberDaya Manusia, Yogyakarta: Tugu
Publisher, 2007.
Zethalm, A.V, L.L. Berry, dan Parasyuraman, Communication
and Control Process in the Delivary of Service Quality,
Journal of Marketing, 52, 1999.

Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015 161


Ekawati Rahayu Ningsih

halaman ini bukan sengaja dikosongkan

162 Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015

You might also like