Jurnal Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Jurnal Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Jurnal Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Rusmiyati
Ana Sriekaningsih
Abstract: This research aims: (1) identifying how the mangrove area at the village
of Muara Bengalon has been so far utilized or exploited; (2) estimating the todays
total economic value of the ecosystem of mangrove area; (3) finding out and thus
determining a pattern of mangrove areas utilization that is well-combined with
the brackishwater pondendeavors so that it will generate the highest Net Present
Value (NPV).
The field research was undertaken from August 2013 to January 2007. The object
being researched was the mangrove area at the Village of Muara Bengalon.
Respondents to the research were determined according to an disproporsionate
stratified random sampling technique. Those respondents could be categorized as
87 respondents who, at the time of the research, took direct benefits from the area
and 85 other respondents who took benefits from the mere existence of the
mangrove area in the village of Muara Bengalon. The result of this research
showed that the yearly benefits of the ecosystem of mangrove area at the village of
Muara Bengalon could be further grouped into: (1) direct benefit of Rp
2,114,916,195; (2) indirect benefits of Rp17,212,313; (3) optional benefits of
Rp41,909,175;(4) existence benefits of Rp1,537,500,000. Meanwhile, the total
economic value of the mangrove area with total width of 307.5 ha and
brackishwater pond 1,008 ha in width was Rp3,711,537,683 per year. The
utilization of the mangrove area when combined with brackishwater
pondendeavors as shown by scenario pattern a (the todays condition), where the
width of the fishpond is 1,008.85 ha and the width of the mangrove area is 307.5
ha, term of time of 20 year and opportunity cost of capital rate at 10% generates
net present value (NPV) that is higher than any other scenarios.
One way to protect the rest of the mangrove area this research suggests is not to
open new brackishwater pondin the area. The direct benefits can be bolstered by
rehabilitating the brackishwater pondthat are so far less productive and make them
produce more.
1
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI
gangan dan perumahan serta pertanian. Anca- kokoh, hutan mangrove juga berfungsi se-
man langsung yang paling serius terhadap bagai pelindung daratan dari gempuran ge-
hutan mangrove pada umumnya adalah akibat lombang dan perembesan air laut (Anonim,
pembukaan kawasan hutan mangrove yang 2003b).
tidak terkendali dan terus dilakukan untuk Manfaat hutan mangrove secara eko-
pembangunan tambak ikan dan udang. Anca- nomis sebagai tiga sumber utama yakni hasil
man lain terhadap hutan mangrove yang di- hutan, perikanan laut dan pantai serta wisata
akibatkan oleh eksploitasi produk kayu sa- alam pantai. Kayunya cukup bagus untuk
ngat beragam, tetapi secara keseluruhan tidak bahan bangunan, arang, bahan baku kertas
nampak sebagai ancaman berarti apabila di- dan produksi industri kayu dan kerajinan
bandingkan dengan sejumlah penggundulan (Anonim, 2003b).
ekosistim hutan mangrove atau kerusakan Valuasi (penilaian) ekonomi adalah
akibat aktivitas manusia (Anonim, 2003a). upaya untuk memberi nilai kuantitatif ter-
Provinsi Kalimantan Timur memiliki hadap barang (good) dan jasa (service) yang
luas hutan mangrove 775.660 hektar atau dihasilkan oleh sumber daya alam dan ling-
20,56% dari hutan mangrove di Indonesia, kungan, baik atas dasar nilai pasar (market
yang mana dari 13 Kabupaten/Kota 10 di value) maupun nilai non pasar (non market
antaranya berada di wilayah pesisir (Anonim, value). Adapun nilai ekonomi (economic va-
2001). Hasil survei Dinas Kehutanan Ka- lue) secara umum didefinisikan sebagai peng-
bupaten Kutai Timur tahun 2005 dalam ukur jumlah maksimum seseorang ingin me-
rangka menyusun Rancangan Teknis Raha- ngorbankan barang dan jasa untuk memper-
bilitasi mangrove di pantai Muara Bengalon, oleh barang dan jasa lainnya (Anna, 2005).
menunjukkan bahwa kondisi wilayahnya su- Penilaian ekonomi sumber daya alam me-
dah masuk dalam kategori lahan kritis dan rupakan alat ekonomi dengan menggunakan
mengalami erosi pantai, bahkan hasil per- teknik atau metode tertentu untuk mengesti-
ikanan tangkap juga mulai berkurang (Dinas masi nilai uang dari barang dan jasa yang di-
Kehutanan Kabupaten Kutai Timur, 2005). berikan oleh sumber daya alam.
Luas hutan mangrove yang ada di Desa Usaha yang dilakukan dalam rangka
Muara Bengalon hanya 307,5 ha (Dinas memperbaiki kondisi kawasan hutan mang-
Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur, rove yang rusak dan mempertahankan sumber
2002). Jumlah petambak di Desa Muara Be- alam hutan mangrove yang tersisa di Pantai
ngalon adalah sebanyak 427 orang, dengan Muara Bengalon adalah dengan cara menya-
luas tambak sebesar 854 ha (Profil Desa darkan semua pihak akan manfaat keberadaan
Muara Bengalon, 2005). hutan mangrove, baik secara ekologi maupun
Hutan mangrove adalah vegetasi hutan secara ekonomi. Nilai manfaat ekosistem
yang hanya dapat tumbuh dan berkembang di hutan mangrove dapatdiketahui dengan me-
daerah tropis dan keberadaannya sangat pen- lakukan valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi
ting artinya dalam pengelolaan sumber daya hutan mangrove di Pantai Muara Bengalon
di sebagian besar wilayah Indonesia. Fungsi belum pernah dilakukan dan valuasi seperti
hutan mangrove yang terpenting bagi daerah ini penting untuk diketahui.Dengan demikian
pantai adalah sebagai penyambung dan pe- pokok permasalahan yang diteliti sebagai
nyeimbang darat dan laut. Tumbuh-tum- berikut:
buhan, hewan dan berbagai nutrisi ditransfer (1) Bagaimana gambaran umum peman-
ke arah darat atau ke arah laut melalui hutan faatan sumber daya alam hutan mang-
mangrove dan dengan akarnya yang rapat dan rove di Pantai Muara Bengalon, Ke-
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
2
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1
3
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI
penangkapan ikan dan udang di Desa Muara satu tahun diestimasi sebanyak 135 kali.
Bengalon Rp433.627.500,00, sedangkan bia- Jumlah benur dan nener yang dihasilkan oleh
ya operasional selama satu tahun sebesar setiap penener sangat bervariasi, tergantung
Rp2.156.433.200,00. pada musim. Pada saat musim benur dan
Nelayan memperoleh hasil tangkapan per nener diestimasi hasil tangkapan penener
tahun berupa: udang putih 248,4 kg., udang mencapai 3.000 benur dan 1.000 nener per
bintik 552 kg., udang windu 82,8 kg. dan sekali tangkapan. Hasil tangkapan benur dan
ikan campuran 2.290,8 kg. yang terdiri atas nener pada saat musim benur di Desa Muara
ikan otek, gulama lele laut, dan beberapa Bengalon dengan jumlah penener 4 orang
jenis ikan lainnya yang tidak memiliki nilai diestimasikan 504.000 benur per tahun dan
pasar yang hanya dibuat ikan asin. Beberapa 168.000 nener per tahun, sedangkan hasil
jenis ikan lain yang diperoleh nelayan dengan tangkapan pada saat bukan musim benur dan
menggunakan jaring biasa adalah ikan putih, nener diestimasikan 378.000 benur per tahun
kakap merah dan kakap putih dengan dan 162.000 nener per tahun. Total hasil
estimasi hasil tangkapan per tahun: ikan putih tangkapan benur dan nener per tahun di Desa
1,75 kg., kakap putih 2 kg., dan kakap merah Muara Bengalon dengan jumlah penener 4
2,06 kg., sehingga total pendapatan bersih orang diestimasikan 882.000 benur dan
nelayan per tahun diestimasi sebesar Rp- 330.000 nener. Hasil estimasi perhitungan
14.306.950,00. Pendapatan bersih per tahun bahwa pada musim benur dan nener nilai
di Desa Muara Bengalon dengan jumlah pendapatan bersih yang diterima seorang
nelayan sebanyak 102 orang diestimasi penener di lokasi penelitian lebih besar
sebesar Rp1.459.308.900,00. dibandingkan bukan pada musim benur. Hal
Hasil tangkapan benur dan nener yang di- ini diestimasi karena frekuensi penangkapan
hasilkan oleh penener lokal ternyata tidak benur dan nener dalam setahun lebih banyak
dapat memenuhi kebutuhan benih udang dan pada saat bukan musim benur.
benih ikan bandeng bagi para petambak di Tabel 1 menunjukkan bahwa dalam ta-
Desa Muara Bengalon. Jumlah pencari benur hun 2013 di Desa Muara Bengalon terdapat
dan nener di Desa Muara Bengalon sebanyak pemanfaatan daun nipah, penangkapan ikan
4 orang, sehingga biaya investasi di Desa dan udang, penangkapan benur dan nener dan
Muara Bengalon diestimasikan Rp952.000,00 usaha tambak yang memiliki nilai ekonomi
per tahun. Penangkapan benur dan nener pada total manfaat langsung Rp 2.114.916.195,00
saat musimnya diestimasi 14 kali dalam se- hasil estimasi perhitungan menunjukkan
bulan selama 3 bulan yaitu pada Juli, Agustus bahwa pemanfaatan langsung mangrove pada
dan September, sehingga frekuensi penang- usaha penangkapan ikan dan udang mem-
kapan selama satu tahun diestimasi sebanyak berikan nilai ekonomi yang tertinggi.
42 kali. Penangkapan benur dan nener pada Skenario pemanfaatan hutan mangrove
saat bukan musimnya diestimasi sebanyak 15 menjadi tambak dilakukan untuk mengetahui
kali dalam sebulan selama 9 bulan di luar sejauh mana pengaruh luas hutan mangrove
bulan musim benur dan nener, sehingga fre- pada manfaat ekonomi total akibat dikonversi
kuensi penangkapan benur dan nener selama menjadi tambak. Ada 4 skenario pemanfaatan
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
4
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1
hutan mangrove untuk mendapatkan nilai 10 persen adalah tingkat suku bunga moderat
ekonomi total tertinggi tetapi juga dapat dibandingkan dengan tingkat suku bunga
mempertahankan kelestarian lingkungan. pinjaman pasar (15%). Pemilihan jangka
Perhitungan nilai ekonomi dilanjutkan de- waktu 20 tahun didasarkan pada asumsi dua
ngan perhitungan Net Present Value (NPV) periode produksi optimal untuk tambak, di-
baik secara total maupun masing-masing ketahui bahwa tambak akan berproduksi
pemanfaatan dengan tingkat OCC sebesar 10 optimal sampai dengan 5 tahun, namun pe-
persen dalam jangka waktu 20 tahun. Per- tambak cenderung akan memanfaatkan tam-
timbangan pemakaian tingkat OCC sebesar bak sampai 10 tahun.
Tabel 1. Ringkasan Nilai Ekonomi Manfaat Langsung Hutan Mangrove untuk Masing-
masing Pemanfaatan
Pendapatan Biaya per tahun Pendapatan
Jenis
per Tahun Investasi Cost Bersih/Tahun
Pendapatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Tambak 2.400.598.484 1.613.130.031 619.979.158 167.489.295
Penangkapan
4.049.379.600 433.627.500 2.156.443.200 1.459.308.900
Ikan &Udang
Penangkapan
111.240.000 952.000 - 110.288.000
Benur & Nener
Atap Nipah 450.000.000 1.250.000 70.920.000 377.830.000
Jumlah 7.011.218.084 2.048.959.531 2.847.342.358 2.114.916.195
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Manfaat Tidak Langsung Hutan Mang- langsung biologis sebagai penjaga kestabilan
rove siklus pakan ikan didekati dengan nilai unsur
Berdasarkan hasil wawancara dengan hara dari serasah hutan mangrove hasil
masyarakat di Desa Muara Bengalon bahwa penelitian Sukardjo (1995) di hutan mang-
manfaat utama ekosistem hutan mangrove rove Muara AngkeKapuk, Jakarta. Hasil
sebagai penyedia bahan pakan organik bagi penelitiannya, bahwa setiap hektar hutan
biota air. Pendekatan penilaian adalah dengan mangrove menghasilkan gugur serasah
metode penggantian. Nilai manfaat tidak sebanyak 13,8 ton per tahun, atau sekitar 4,85
5
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI
ton berat kering dan hasil analisismenunjuk- dengan luas tersebut diestimasi memiliki nilai
kan bahwa serasah hutan mangrove me- manfaat pilihan sebesar US$4.613 per
ngandung unsur hara Nitrogen (N) seberat tahunatau Rp41.909.175,00 per tahun.
10,5 kg. per ha atau setara dengan pupuk urea
Manfaat Eksistensi Hutan Mangrove
seberat 23,33 kg. dan Phospor (P) seberat
Berdasarkan penilaian dengan meng-
4,72 kg. per ha atau setara pupuk SP-36
gunakan contingent valuation method (CVM)
seberat 13,11 kg., namun karena para pe-
terhadap 85 responden sebagai pemanfaat
tambak di Desa Muara Bengalon menggu-
langsung hutan mangrove, memberikan
nakan pupuk TSP dengan kandungan Phospor
penilaian bahwa hutan mangrove tidak ada
45% maka Phospor seberat 4,72 kg.
hubungannya dengan pemanfaatan yang
mendekati jumlah pupuk TSP seberat 10,49
dilakukan di wilayah pesisir Muara
kg. Kondisi sekarang dengan luas hutan
Bengalon, namun masyarakat menilai bahwa
mangrove 307,5 ha, maka diperkirakan
hutan mangrove sangat penting bagi
mengandung unsur hara Nitrogen seberat
perlindungan pemukiman mereka sehingga
3228,75 kg. atau setara dengan Urea seberat
ombak tidak langsung masuk ke per-
7.173 kg. dan Phospor seberat 1.451,4 kg.
kampungan. Responden yang berjumlah 85
atau setara dengan TSP seberat 3225,68 kg.
orang yang merupakan penerima manfaat
Harga pupuk Urea di Desa Muara Bengalon
keberadaan diberi pilihan nilai manfaat mulai
Rp1.500,00 per kg. dan TSP Rp2.000,00 per
dari harga Rp1.000.000,00 sampai dengan
kg., maka manfaat tidak langsung ekosistem
Rp3.000.000,00 dan Rp5.000.000,00 per
hutan mangrove sebagai penyedia unsur hara
hektar, atas keberadaan hutan mangrove.
atau pakan adalah Rp55.975,00 per ha per
Hasil yang diperoleh atas penilaian tersebut,
tahun; sehingga pada saat ini untuk hutan
bahwa rata-rata responden memberikan nilai
mangrove seluas 307,5 ha memberikan nilai
manfaat keberadaan hutan mangrove sebesar
manfaat sebesar Rp17.212.313,00 per tahun.
Rp5.000.000,00 per hektar. Hutan mangrove
Manfaat Pilihan Hutan Mangrove yang ada sekarang di Desa Muara Bengalon
Nilai manfaat ini didekati dengan meng- adalah seluas 307,5 ha, sehingga dengan luas
gunakan nilai keanekaragaman hayati tersebut nilai manfaat eksistensi hutan
(biodiversity). Nilai keanekaragaman hutan mangrove diestimasikan Rp1.537.500.000,00
mangrove di Indonesia adalah US$1.500 per per tahun.
km.2 per tahun atau US$15 per ha per tahun
Nilai Ekonomi Total Ekosistem Hutan
(Ruitenbeerk, 1991). Pada saat penelitian
Mangrove
nilai tukar dolar rata-rata Rp9.086,00 per
Nilai ini didasarkan pada hasil iden-
US$ (Sumber Bank Indonesia bulan Agustus
tifikasi seluruh jenis manfaat dari ekosistem
2013), sehingga nilai manfaat pilihan
hutan mangrove di Desa Muara Bengalon,
ekosistem hutan mangrove per hektar per
kemudian dilakukan perhitungan terhadap
tahun adalah sebesar Rp136.290,00. Luas
seluruh nilai tersebut. Manfaat hutan
hutan mangrove di Desa Muara Bengalon
mangrove di Desa Muara Bengalon terdiri
yang tersisa pada saat ini adalah 307,5 ha,
atas manfaat langsung (ML), manfaat tidak
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
6
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1
langsung (MTL), manfaat pilihan (MP), dan Hasil estimasi perhitungan nilai eko-
manfaat eksistensi (ME). Nilai ekonomi total nomi total sebagaimana dijelaskan bahwa
(NET) ekosistem hutan mangrove merupakan nilai ekonomi total ekosistem hutan
hasil penjumlahan dari ke-4 jenis manfaat mangrove Desa Muara Bengalon seluas 307,5
tersebut. ha sebesar Rp12.070.041,00 per hektar per
tahun atau Rp3.711.537.683,00/tahun.
Tabel 3. Kuantifikasi Seluruh Nilai Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Muara
Bengalon pada Tahun 2013
Nilai Manfaat Nilai Manfaat
Prosentase
Jenis Manfaat Rata-rata Kawasan
(%)
(Rp/ha/Tahun) (Rp/Tahun)
Manfaat Langsung 6.877.776 2.114.916.195 56,98
Manfaat Tidak Langsung 55.975 17.212.313 0,46
Manfaat Pilihan 136.290 41.909.175 1,13
Manfaat Eksistensi 5.000.000 1.537.500.000 41,42
Jumlah 12.070.041 3.711.537.683 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Tabel 4: Kuantifikasi Seluruh Nilai Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Muara
Bengalon pada Tahun 2013 Skenario A
Nilai Manfaat Nilai Manfaat
Prosentase
Jenis Manfaat Rata-rata Kawasan
(%)
(Rp/ha/Tahun) (Rp/Tahun)
Manfaat Langsung 6.877.776 2.114.916.195 56,98
Manfaat Tidak Langsung 55.975 17.212.313 0,46
Manfaat Pilihan 136.290 41.909.175 1,13
Manfaat Eksistensi 5.000.000 1.537.500.000 41,42%
Jumlah 12.070.041 3.711.537.683 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
7
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI
9
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI
11
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI
mangrove 307,5 ha. Keadaan ini diestimasi sebanding saja, tetapi hasil produksi yang
karena perbedaan komoditas yaitu tambak di diperoleh lebih besar pada budidaya udang
Segara Anakan lebih didominasi budidaya windu, sehingga dengan luas tambak yang
udang windu sedangkan di Desa Muara lebih kecil dibandingkan dengan luas tambak
Bengalon budidaya ikan bandeng. Biaya yang di Desa Muara Bengalon, namun dapat
dikeluarkan untuk pembangunan tambak menghasilkan NPV tertnggi.
Tabel 10. NPV Manfaat Langsung 4 Skenario dan Analisis B/C Ratio
Pendapatan
Skenario NPV (Rp) B/C Ratio
Bersih (Rp)
A (Kondisi Sekarang) 2.114.916.195 20.120.389.983 15,0000
B (100% Mangrove) 1.947.426.900 18.526.969.903 14,1596
C (50% Tambak Sekarang) 2.031.262.547 19.324.545.672 14,6175
D (50% Tambak dan 50% Mangrove) 2.054.821.710 19.548.677.271 14,7180
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Tabel 11. Rangkuman Manfaat Ekonomi Total Ekosistem Hutan Mangrove Skenario A, B, C
dan D
menghasilkan NPV paling tinggi diban- Anonim. 2003b. Potensi Hutan Mangrove
ding skenario lainnya. dan Pengelolaannya. Jakarta: Lembaga
Dalam rangka mengetahui apakah Informasi Nasional.
pemanfaatan hutan mangrove untuk suatau Anonim. 2005a. Rancangan Teknis Pem-
usaha menghasilkan net present value buatan Tanaman Mangrove Gerakan
tertinggi, maka perlu dilakukan simulasi per- Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
hitungan dengan berbagai skenario, dengan Tahun 2005. Sengata: Dinas Kehutanan
asumsi-asumsi jangka waktu 10 tahun, ting- Kabupaten Kutai Timur.
kat oppurtunity cost of capital 7,5% s.d. 15 Anonim. 2005b. Profil Desa Muara Bengalon
% dan manfaat langsung dan tidak langsung Kecamatan Bengalon, Sengata, Kabu-
untuk pemukiman. paten Kutai Timur.
Mencermati kondisi hutan mangrove di Dahuri, R., V.P.H. Nikijuluw, Manadyanto,
Desa Muara Bengalon saat ini, maka untuk L. Adrianto dan Sukardi. 1995. Studi Pe-
mempertahankan kelestarian lingkungan hu- ngembanganKebijaksanaan Ekonomi Li-
tan mangrove yang tersisa, dianjurkan untuk ngkungan. Jakarta: Pusat Penelitian
tidak membuka tambak-tambak baru di Lingkungan Hidup IPB dan Kantor
wilayah hutan mangrove. Agar manfaat lang- Menteri Negara Lingkungan Hidup.
sung tambak meningkat, maka perlu dila- Gunawan, B. I. 2002. Teknik Valuasi Eko-
kukan rehabilitasi terhadap tambak-tambak nomi Sumberdaya dan Jasa-Jasa Ling-
yang kurang produktif sehingga menjadi kungan Wilayah Pesisir. Samarinda:
tambak produktif. Bappeda Kaltim dan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Unmul.
Hamilton, L.S. and S.C. Snedaker. 1984.
DAFTAR PUSTAKA Mangrove Area Management Hand
Book. Hawai: Environment and Policy
Agustono. 1996. Nilai Ekonomi Hutan Mang- Institute, East West Center.
rove bagi Masyarakat (Studi Kasus di Maryadi. 1998. Analisis Ekonomi Peman-
Muara Cimanuk Indramayu), Bogor. faatan Sumberdaya Hutan Mangrove
Tesis Magister Sains Program untuk Berbagai Macam Kegiatan
Pascasarjana IPB. Pertanian di Pesisir Pantai Timur
Anonim. 2003a. Strategi Nasional Pengelola- Kecamatan Tulung Selapan, Provinsi
an Ekosistim Mangrove Indonesia Sumatra Selatan. Bogor: Tesis Magister
(Draft Revisi), Buku II Ekosistem Sains, Program Pascasarjana IPB.
Mangrove di Indonesia. Kerjasama: Paryono, T.J. 1999. Kajian Ekonomi Penge-
Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan lolaan Tambak di Kawasan Mangrove
dan Perhutanan Sosial Departemen Ke- Segara Anakan, Kabupaten Cilacap,
hutanan, Departemen Kelautan dan Per- Jawa Tengah. Jurnal Pesisir dan Lautan,
ikanan, Kementerian Lingkungan Hi- PKSL-IPB.
dup, Departemen Dalam Negeri, Lem- Petriansyah Noor. 2005. Valuasi Ekonomi
baga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LI- Pemanfaatan Hutan Mangrove di
PI), JICA (Japan International Co- Kelurahan Teritip Kota Balikpapan.
operation Agency), Lembaga Peng- Samarinda. Tesis S2 Program Pasca-
kajian dan Pengembangan Mangrove. sarjana Unmul.
13
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI