Jurnal Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA


DI DESA MUARA BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR

Rusmiyati
Ana Sriekaningsih

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bulungan Tarakan


Jln. Gunung Amal Kampung Enam Tarakan 77123

Abstract: This research aims: (1) identifying how the mangrove area at the village
of Muara Bengalon has been so far utilized or exploited; (2) estimating the todays
total economic value of the ecosystem of mangrove area; (3) finding out and thus
determining a pattern of mangrove areas utilization that is well-combined with
the brackishwater pondendeavors so that it will generate the highest Net Present
Value (NPV).
The field research was undertaken from August 2013 to January 2007. The object
being researched was the mangrove area at the Village of Muara Bengalon.
Respondents to the research were determined according to an disproporsionate
stratified random sampling technique. Those respondents could be categorized as
87 respondents who, at the time of the research, took direct benefits from the area
and 85 other respondents who took benefits from the mere existence of the
mangrove area in the village of Muara Bengalon. The result of this research
showed that the yearly benefits of the ecosystem of mangrove area at the village of
Muara Bengalon could be further grouped into: (1) direct benefit of Rp
2,114,916,195; (2) indirect benefits of Rp17,212,313; (3) optional benefits of
Rp41,909,175;(4) existence benefits of Rp1,537,500,000. Meanwhile, the total
economic value of the mangrove area with total width of 307.5 ha and
brackishwater pond 1,008 ha in width was Rp3,711,537,683 per year. The
utilization of the mangrove area when combined with brackishwater
pondendeavors as shown by scenario pattern a (the todays condition), where the
width of the fishpond is 1,008.85 ha and the width of the mangrove area is 307.5
ha, term of time of 20 year and opportunity cost of capital rate at 10% generates
net present value (NPV) that is higher than any other scenarios.
One way to protect the rest of the mangrove area this research suggests is not to
open new brackishwater pondin the area. The direct benefits can be bolstered by
rehabilitating the brackishwater pondthat are so far less productive and make them
produce more.

Keywords: economical value, mangrove

PENDAHULUAN meningkatnya berbagai kegiatan pembangu-


nan, di antaranya adalah konversi untuk per-
Ekosistem hutan mangrove di Indonesia tambakan, infrastruktur pantai seperti pela-
berada dalam ancaman yang serius karena buhan, industri, pembangunan tempat perda-

1
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

gangan dan perumahan serta pertanian. Anca- kokoh, hutan mangrove juga berfungsi se-
man langsung yang paling serius terhadap bagai pelindung daratan dari gempuran ge-
hutan mangrove pada umumnya adalah akibat lombang dan perembesan air laut (Anonim,
pembukaan kawasan hutan mangrove yang 2003b).
tidak terkendali dan terus dilakukan untuk Manfaat hutan mangrove secara eko-
pembangunan tambak ikan dan udang. Anca- nomis sebagai tiga sumber utama yakni hasil
man lain terhadap hutan mangrove yang di- hutan, perikanan laut dan pantai serta wisata
akibatkan oleh eksploitasi produk kayu sa- alam pantai. Kayunya cukup bagus untuk
ngat beragam, tetapi secara keseluruhan tidak bahan bangunan, arang, bahan baku kertas
nampak sebagai ancaman berarti apabila di- dan produksi industri kayu dan kerajinan
bandingkan dengan sejumlah penggundulan (Anonim, 2003b).
ekosistim hutan mangrove atau kerusakan Valuasi (penilaian) ekonomi adalah
akibat aktivitas manusia (Anonim, 2003a). upaya untuk memberi nilai kuantitatif ter-
Provinsi Kalimantan Timur memiliki hadap barang (good) dan jasa (service) yang
luas hutan mangrove 775.660 hektar atau dihasilkan oleh sumber daya alam dan ling-
20,56% dari hutan mangrove di Indonesia, kungan, baik atas dasar nilai pasar (market
yang mana dari 13 Kabupaten/Kota 10 di value) maupun nilai non pasar (non market
antaranya berada di wilayah pesisir (Anonim, value). Adapun nilai ekonomi (economic va-
2001). Hasil survei Dinas Kehutanan Ka- lue) secara umum didefinisikan sebagai peng-
bupaten Kutai Timur tahun 2005 dalam ukur jumlah maksimum seseorang ingin me-
rangka menyusun Rancangan Teknis Raha- ngorbankan barang dan jasa untuk memper-
bilitasi mangrove di pantai Muara Bengalon, oleh barang dan jasa lainnya (Anna, 2005).
menunjukkan bahwa kondisi wilayahnya su- Penilaian ekonomi sumber daya alam me-
dah masuk dalam kategori lahan kritis dan rupakan alat ekonomi dengan menggunakan
mengalami erosi pantai, bahkan hasil per- teknik atau metode tertentu untuk mengesti-
ikanan tangkap juga mulai berkurang (Dinas masi nilai uang dari barang dan jasa yang di-
Kehutanan Kabupaten Kutai Timur, 2005). berikan oleh sumber daya alam.
Luas hutan mangrove yang ada di Desa Usaha yang dilakukan dalam rangka
Muara Bengalon hanya 307,5 ha (Dinas memperbaiki kondisi kawasan hutan mang-
Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur, rove yang rusak dan mempertahankan sumber
2002). Jumlah petambak di Desa Muara Be- alam hutan mangrove yang tersisa di Pantai
ngalon adalah sebanyak 427 orang, dengan Muara Bengalon adalah dengan cara menya-
luas tambak sebesar 854 ha (Profil Desa darkan semua pihak akan manfaat keberadaan
Muara Bengalon, 2005). hutan mangrove, baik secara ekologi maupun
Hutan mangrove adalah vegetasi hutan secara ekonomi. Nilai manfaat ekosistem
yang hanya dapat tumbuh dan berkembang di hutan mangrove dapatdiketahui dengan me-
daerah tropis dan keberadaannya sangat pen- lakukan valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi
ting artinya dalam pengelolaan sumber daya hutan mangrove di Pantai Muara Bengalon
di sebagian besar wilayah Indonesia. Fungsi belum pernah dilakukan dan valuasi seperti
hutan mangrove yang terpenting bagi daerah ini penting untuk diketahui.Dengan demikian
pantai adalah sebagai penyambung dan pe- pokok permasalahan yang diteliti sebagai
nyeimbang darat dan laut. Tumbuh-tum- berikut:
buhan, hewan dan berbagai nutrisi ditransfer (1) Bagaimana gambaran umum peman-
ke arah darat atau ke arah laut melalui hutan faatan sumber daya alam hutan mang-
mangrove dan dengan akarnya yang rapat dan rove di Pantai Muara Bengalon, Ke-
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
2
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

camatan Bengalon Kabupaten Kutai diperoleh petambak adalah berupa ikan


Timur; bandeng 131,65 kg./ha/tahun dan udang
(2) Berapa besar nilai ekonomi total eko- windu 10,54 kg./ha/tahun, serta hasil ikutan
sistem hutan mangrove untuk berbagai berupa udang bintik 54,23 kg./ha/tahun.
pemanfaatan pada saat ini; Harga ikan dan udang diambil di tempat
(3) Bagaimana pola pemanfaatan sumber panen adalah sebagai berikut: ikan bandeng
daya hutan mangrove yang dikombinasi- adalah Rp7.000,00 per kilogram, udang
kan dengan usaha pertambakan yang windu Rp60.000,00 per kilogram dan udang
memberikan Net Present Value (NPV) bintik Rp12.000,00 per kilogram. Pendapatan
tertinggi. bersih petambak setiap tahun dengan luas
tambak 2,55 ha dan berproduksi sekali dalam
METODE PENELITIAN satu tahun diestimasi Rp4.170.069,00. Jum-
lah petambak di Desa Muara Bengalon
Objek penelitian adalah kawasan hutan sebanyak 427 orang, dengan estimasi luas
mangrove Desa Muara Bengalon, Kecamatan seluruh tambak 1088,85 ha dan tambak
Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Populasi berproduksi sebanyak satu kali dalam se-
dalam penelitian ini adalah masyarakat pe- tahun, setelah dihitung besarnya biaya yang
sisir Muara Bengalon yang memanfaatkan
harus dikeluarkan, maka pendapatan bersih di
hutan mangrove. Sampel terdiri atas petam-
bak, penangkap benur dan nener, penangkap Desa Muara Bengalon Rp167.489.294,00 per
ikan dan udang, pemanfaat daun nipah dan tahun.
penerima manfaat keberadaan sejumlah 85 Nelayan Desa Muara Bengalon melaut
orang. Analisis data dilakukan secara kua- sehari hanya 1 kali, dengan rata-rata per hari
litatif dan kuantitatif. 11 jam untuk musim utara dan pada saat
musim selatan nelayan melaut rata-rata hanya
HASIL DAN PEMBAHASAN
7 jam. Rata-rata jumlah melaut dalam sebulan
Valuasi Manfaat Ekosistem Hutan Mang- berbeda-beda tergantung pada musim. Jumlah
rove melaut musim utara sebulan rata-rata 23 kali
Valuasi manfaat ekosistem hutan mang- selama 4 bulan (Februari sampai Mei) dan
rove dilakukan untuk mengetahui nilai ma- jumlah melaut musim selatan dan pancaroba
sing-masing pemanfaatan, yang kemudian di- rata-rata se-bulan 14 kali selama 8 bulan
lanjutkan dengan menghitung manfaat eko-
(Juni sampai Januari), sehingga jumlah
nomi total (MET) hutan mangrove di Desa
Muara Bengalon pada saat penelitian. Man- melaut setahun diestimasi sebanyak 196 kali.
faat ekosistem hutan mangrove di Muara Be- Biaya per tahun yang harus dikeluarkan
ngalon adalah sebagai berikut: nelayan diestimasikan Rp25.392.850,00/
1. Manfaat Langsung orang yang terdiri atas biaya investasi dan
Pemanfaatan langsung hutan mangrove di biaya operasional. Hasil perhitungan terhadap
Desa Muara Bengalon adalah berupa usaha data yang diperoleh, menunjukkan bahwa
tambak, penangkapan ikan dan udang, dengan jumlah nelayan 102 orang dan rata-
penangkapan benur dan nener dan peman- rata melaut setahun sebanyak 196 kali
faatan daun nipah. Rata-rata hasil panen yang diestimasi biaya investasi per tahun usaha

3
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

penangkapan ikan dan udang di Desa Muara satu tahun diestimasi sebanyak 135 kali.
Bengalon Rp433.627.500,00, sedangkan bia- Jumlah benur dan nener yang dihasilkan oleh
ya operasional selama satu tahun sebesar setiap penener sangat bervariasi, tergantung
Rp2.156.433.200,00. pada musim. Pada saat musim benur dan
Nelayan memperoleh hasil tangkapan per nener diestimasi hasil tangkapan penener
tahun berupa: udang putih 248,4 kg., udang mencapai 3.000 benur dan 1.000 nener per
bintik 552 kg., udang windu 82,8 kg. dan sekali tangkapan. Hasil tangkapan benur dan
ikan campuran 2.290,8 kg. yang terdiri atas nener pada saat musim benur di Desa Muara
ikan otek, gulama lele laut, dan beberapa Bengalon dengan jumlah penener 4 orang
jenis ikan lainnya yang tidak memiliki nilai diestimasikan 504.000 benur per tahun dan
pasar yang hanya dibuat ikan asin. Beberapa 168.000 nener per tahun, sedangkan hasil
jenis ikan lain yang diperoleh nelayan dengan tangkapan pada saat bukan musim benur dan
menggunakan jaring biasa adalah ikan putih, nener diestimasikan 378.000 benur per tahun
kakap merah dan kakap putih dengan dan 162.000 nener per tahun. Total hasil
estimasi hasil tangkapan per tahun: ikan putih tangkapan benur dan nener per tahun di Desa
1,75 kg., kakap putih 2 kg., dan kakap merah Muara Bengalon dengan jumlah penener 4
2,06 kg., sehingga total pendapatan bersih orang diestimasikan 882.000 benur dan
nelayan per tahun diestimasi sebesar Rp- 330.000 nener. Hasil estimasi perhitungan
14.306.950,00. Pendapatan bersih per tahun bahwa pada musim benur dan nener nilai
di Desa Muara Bengalon dengan jumlah pendapatan bersih yang diterima seorang
nelayan sebanyak 102 orang diestimasi penener di lokasi penelitian lebih besar
sebesar Rp1.459.308.900,00. dibandingkan bukan pada musim benur. Hal
Hasil tangkapan benur dan nener yang di- ini diestimasi karena frekuensi penangkapan
hasilkan oleh penener lokal ternyata tidak benur dan nener dalam setahun lebih banyak
dapat memenuhi kebutuhan benih udang dan pada saat bukan musim benur.
benih ikan bandeng bagi para petambak di Tabel 1 menunjukkan bahwa dalam ta-
Desa Muara Bengalon. Jumlah pencari benur hun 2013 di Desa Muara Bengalon terdapat
dan nener di Desa Muara Bengalon sebanyak pemanfaatan daun nipah, penangkapan ikan
4 orang, sehingga biaya investasi di Desa dan udang, penangkapan benur dan nener dan
Muara Bengalon diestimasikan Rp952.000,00 usaha tambak yang memiliki nilai ekonomi
per tahun. Penangkapan benur dan nener pada total manfaat langsung Rp 2.114.916.195,00
saat musimnya diestimasi 14 kali dalam se- hasil estimasi perhitungan menunjukkan
bulan selama 3 bulan yaitu pada Juli, Agustus bahwa pemanfaatan langsung mangrove pada
dan September, sehingga frekuensi penang- usaha penangkapan ikan dan udang mem-
kapan selama satu tahun diestimasi sebanyak berikan nilai ekonomi yang tertinggi.
42 kali. Penangkapan benur dan nener pada Skenario pemanfaatan hutan mangrove
saat bukan musimnya diestimasi sebanyak 15 menjadi tambak dilakukan untuk mengetahui
kali dalam sebulan selama 9 bulan di luar sejauh mana pengaruh luas hutan mangrove
bulan musim benur dan nener, sehingga fre- pada manfaat ekonomi total akibat dikonversi
kuensi penangkapan benur dan nener selama menjadi tambak. Ada 4 skenario pemanfaatan
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
4
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

hutan mangrove untuk mendapatkan nilai 10 persen adalah tingkat suku bunga moderat
ekonomi total tertinggi tetapi juga dapat dibandingkan dengan tingkat suku bunga
mempertahankan kelestarian lingkungan. pinjaman pasar (15%). Pemilihan jangka
Perhitungan nilai ekonomi dilanjutkan de- waktu 20 tahun didasarkan pada asumsi dua
ngan perhitungan Net Present Value (NPV) periode produksi optimal untuk tambak, di-
baik secara total maupun masing-masing ketahui bahwa tambak akan berproduksi
pemanfaatan dengan tingkat OCC sebesar 10 optimal sampai dengan 5 tahun, namun pe-
persen dalam jangka waktu 20 tahun. Per- tambak cenderung akan memanfaatkan tam-
timbangan pemakaian tingkat OCC sebesar bak sampai 10 tahun.

Tabel 1. Ringkasan Nilai Ekonomi Manfaat Langsung Hutan Mangrove untuk Masing-
masing Pemanfaatan
Pendapatan Biaya per tahun Pendapatan
Jenis
per Tahun Investasi Cost Bersih/Tahun
Pendapatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Tambak 2.400.598.484 1.613.130.031 619.979.158 167.489.295
Penangkapan
4.049.379.600 433.627.500 2.156.443.200 1.459.308.900
Ikan &Udang
Penangkapan
111.240.000 952.000 - 110.288.000
Benur & Nener
Atap Nipah 450.000.000 1.250.000 70.920.000 377.830.000
Jumlah 7.011.218.084 2.048.959.531 2.847.342.358 2.114.916.195
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 2. Net Present Value Manfaat Langsung Hutan Mangrove


Jenis Pemanfaatan NPV (Rp) Prosentase (%)
Tambak 1.593.420.080 7,92
Penangkapan Ikan & Udang 13.883.228.207 69,00
Penangkapan Benur & Nener 1.049.231.916 5,21
Atap Nipah 3.594.509.780 17,87
Jumlah 20.120.389.983 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Manfaat Tidak Langsung Hutan Mang- langsung biologis sebagai penjaga kestabilan
rove siklus pakan ikan didekati dengan nilai unsur
Berdasarkan hasil wawancara dengan hara dari serasah hutan mangrove hasil
masyarakat di Desa Muara Bengalon bahwa penelitian Sukardjo (1995) di hutan mang-
manfaat utama ekosistem hutan mangrove rove Muara AngkeKapuk, Jakarta. Hasil
sebagai penyedia bahan pakan organik bagi penelitiannya, bahwa setiap hektar hutan
biota air. Pendekatan penilaian adalah dengan mangrove menghasilkan gugur serasah
metode penggantian. Nilai manfaat tidak sebanyak 13,8 ton per tahun, atau sekitar 4,85

5
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

ton berat kering dan hasil analisismenunjuk- dengan luas tersebut diestimasi memiliki nilai
kan bahwa serasah hutan mangrove me- manfaat pilihan sebesar US$4.613 per
ngandung unsur hara Nitrogen (N) seberat tahunatau Rp41.909.175,00 per tahun.
10,5 kg. per ha atau setara dengan pupuk urea
Manfaat Eksistensi Hutan Mangrove
seberat 23,33 kg. dan Phospor (P) seberat
Berdasarkan penilaian dengan meng-
4,72 kg. per ha atau setara pupuk SP-36
gunakan contingent valuation method (CVM)
seberat 13,11 kg., namun karena para pe-
terhadap 85 responden sebagai pemanfaat
tambak di Desa Muara Bengalon menggu-
langsung hutan mangrove, memberikan
nakan pupuk TSP dengan kandungan Phospor
penilaian bahwa hutan mangrove tidak ada
45% maka Phospor seberat 4,72 kg.
hubungannya dengan pemanfaatan yang
mendekati jumlah pupuk TSP seberat 10,49
dilakukan di wilayah pesisir Muara
kg. Kondisi sekarang dengan luas hutan
Bengalon, namun masyarakat menilai bahwa
mangrove 307,5 ha, maka diperkirakan
hutan mangrove sangat penting bagi
mengandung unsur hara Nitrogen seberat
perlindungan pemukiman mereka sehingga
3228,75 kg. atau setara dengan Urea seberat
ombak tidak langsung masuk ke per-
7.173 kg. dan Phospor seberat 1.451,4 kg.
kampungan. Responden yang berjumlah 85
atau setara dengan TSP seberat 3225,68 kg.
orang yang merupakan penerima manfaat
Harga pupuk Urea di Desa Muara Bengalon
keberadaan diberi pilihan nilai manfaat mulai
Rp1.500,00 per kg. dan TSP Rp2.000,00 per
dari harga Rp1.000.000,00 sampai dengan
kg., maka manfaat tidak langsung ekosistem
Rp3.000.000,00 dan Rp5.000.000,00 per
hutan mangrove sebagai penyedia unsur hara
hektar, atas keberadaan hutan mangrove.
atau pakan adalah Rp55.975,00 per ha per
Hasil yang diperoleh atas penilaian tersebut,
tahun; sehingga pada saat ini untuk hutan
bahwa rata-rata responden memberikan nilai
mangrove seluas 307,5 ha memberikan nilai
manfaat keberadaan hutan mangrove sebesar
manfaat sebesar Rp17.212.313,00 per tahun.
Rp5.000.000,00 per hektar. Hutan mangrove
Manfaat Pilihan Hutan Mangrove yang ada sekarang di Desa Muara Bengalon
Nilai manfaat ini didekati dengan meng- adalah seluas 307,5 ha, sehingga dengan luas
gunakan nilai keanekaragaman hayati tersebut nilai manfaat eksistensi hutan
(biodiversity). Nilai keanekaragaman hutan mangrove diestimasikan Rp1.537.500.000,00
mangrove di Indonesia adalah US$1.500 per per tahun.
km.2 per tahun atau US$15 per ha per tahun
Nilai Ekonomi Total Ekosistem Hutan
(Ruitenbeerk, 1991). Pada saat penelitian
Mangrove
nilai tukar dolar rata-rata Rp9.086,00 per
Nilai ini didasarkan pada hasil iden-
US$ (Sumber Bank Indonesia bulan Agustus
tifikasi seluruh jenis manfaat dari ekosistem
2013), sehingga nilai manfaat pilihan
hutan mangrove di Desa Muara Bengalon,
ekosistem hutan mangrove per hektar per
kemudian dilakukan perhitungan terhadap
tahun adalah sebesar Rp136.290,00. Luas
seluruh nilai tersebut. Manfaat hutan
hutan mangrove di Desa Muara Bengalon
mangrove di Desa Muara Bengalon terdiri
yang tersisa pada saat ini adalah 307,5 ha,
atas manfaat langsung (ML), manfaat tidak
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
6
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

langsung (MTL), manfaat pilihan (MP), dan Hasil estimasi perhitungan nilai eko-
manfaat eksistensi (ME). Nilai ekonomi total nomi total sebagaimana dijelaskan bahwa
(NET) ekosistem hutan mangrove merupakan nilai ekonomi total ekosistem hutan
hasil penjumlahan dari ke-4 jenis manfaat mangrove Desa Muara Bengalon seluas 307,5
tersebut. ha sebesar Rp12.070.041,00 per hektar per
tahun atau Rp3.711.537.683,00/tahun.

Tabel 3. Kuantifikasi Seluruh Nilai Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Muara
Bengalon pada Tahun 2013
Nilai Manfaat Nilai Manfaat
Prosentase
Jenis Manfaat Rata-rata Kawasan
(%)
(Rp/ha/Tahun) (Rp/Tahun)
Manfaat Langsung 6.877.776 2.114.916.195 56,98
Manfaat Tidak Langsung 55.975 17.212.313 0,46
Manfaat Pilihan 136.290 41.909.175 1,13
Manfaat Eksistensi 5.000.000 1.537.500.000 41,42
Jumlah 12.070.041 3.711.537.683 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 4: Kuantifikasi Seluruh Nilai Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Muara
Bengalon pada Tahun 2013 Skenario A
Nilai Manfaat Nilai Manfaat
Prosentase
Jenis Manfaat Rata-rata Kawasan
(%)
(Rp/ha/Tahun) (Rp/Tahun)
Manfaat Langsung 6.877.776 2.114.916.195 56,98
Manfaat Tidak Langsung 55.975 17.212.313 0,46
Manfaat Pilihan 136.290 41.909.175 1,13
Manfaat Eksistensi 5.000.000 1.537.500.000 41,42%
Jumlah 12.070.041 3.711.537.683 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 5. Net Present Value Manfaat Langsung Hutan Mangrove Skenario A


Prosentase
Jenis Pemanfaatan NPV (Rp)
(%)
Tambak 1.593.420.080 7,92
Penangkapan Ikan dan Udang 13.883.228.207 69,00
Penangkapan Benur dan Nener 1.049.231.916 5,21
Atap Nipah 3.594.509.780 17,87
Total 20.120.389.983 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

7
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

Skenario Alternatif Pengelolaan Hasil perhitungan NPV pada manfaat


1. Skenario A (Kondisi Saat Ini) langsung dengan OCC 10% selama 20 tahun
Skenario A dengan luas tambak 1088,5 diperoleh NPV Rp18.526.969.903,00 nilai
ha dan luas hutan mangrove yang tersisa ini lebih kecil jika dibandingkan dengan
307,5 ha, diestimasikan memberikan nilai skenario A yaitu Rp20.120.389.983,00. Ke-
manfaat langsung tertinggi diantara manfaat adaan ini dapat diprediksi karena adanya
yang lain yaitu sebesar Rp2.114.916.195,00 kehilangan nilai ekonomi tambak sebesar
per tahun dan manfaat ekonomi total sebesar Rp167.489.295.00 per tahun, namun demi-
Rp3.711.537.683,00 pertahun. Analisis perhi- kian hilangannya nilai ekonomi tambak telah
tungan NPV pada tingkat OCC 10% dalam meningkatkan nilai manfaat tidak langsung,
waktu 20 tahun, maka diestimasi nilai NPV manfaat pilihan dan manfaat eksistensi,
sebesar Rp20.120.389.983,00. sehingga meningkatkan nilai ekonomi total
2. Skenario B (Kondisi 100% Hutan Mang- hutan mangrove Rp9.170.773.377,50 per
rove) tahun atau lebih besar Rp5.459.235.694,50
Tabel 6 mengestimasikan bahwa dari per tahun dari nilai total ekonomi hutan
seluruh pemanfaatan pada skenario B, mangrove pada skenario A.
manfaat eksistensi memberikan nilai manfaat 3. Skenario C (Kondisi 50% Tambak)
tertinggi. Skenario B menunjukkan perbedaan Luas hutan mangrove pada skenario C akan
terhadap skenario A, yang mana pada ske- bertambah. Penambahan luas hutan mangrove
nario A manfaat terbesar adalah pada manfaat diestimasi karena luas tambak dikurangi
langsung. 50%, sehingga luas tambak menjadi 544,425
Hasil estimasi perhitungan menunjukkan, ha dan luas hutan mangrove menjadi 851,925
bahwanilai manfaat tertinggi adalah pada ha. Hasil estimasi perhitungan menunjukkan
manfaat eksistensi, hal ini diestimasi adanya bahwa manfaat eksistensi pada skenario C
penambahan luas hutan mangrove akibat adalah sebesar Rp4.259.626.250,00. Manfaat
skenario penutupan tambak, maka nilai eksistensi ini akan bertambah sebanding
manfaat eksistensi menjadi yang tertinggi. dengan penambahan luas hutan mangrove.

Tabel 6. Manfaat Total Ekosistem Hutan Mangrove Skenario C


Nilai Manfaat Rata-rata Nilai Manfaat Kawasan
Jenis Manfaat
(Rp/ha/Tahun) (Rp/Tahun)
Manfaat Langsung 3.663.728 2.031.262.547
Manfaat Tidak Langsung 56.439 31.291.205
Manfaat Pilihan 209.422 116.108.858
Manfaat Eksistensi 7.682.962 4.259.626.250
Jumlah 11.612.551 6.438.288.860
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA


BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
8
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

Tabel 7. Net Present Value Skenario C


Jenis Pemanfaatan NPV (Rp) Prosentase (%)
Tambak 797.575.770 4,13
Penangkapan Ikan dan Udang 13.883.228.207 71,84
Penangkapan Benur dan Nener 1.049.231.916 5,43
Atap Nipah 3.594.509.780 18,60
Total 18.526.969.903 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 8. Manfaat Total Ekosistem Hutan Mangrove Skenario D


Nilai Manfaat Rata- Nilai Manfaat
Prosentase
Jenis Manfaat rata Kawasan
(%)
(Rp/ha/Tahun) (Rp/Tahun)
Manfaat Langsung 2.943.132,75 2.054.821.710,00 36,26
Manfaat Tidak Langsung 36.730,00 25.643.967,75 0,45
Manfaat Pilihan 136.290,00 95.154.271,00 1,68
Manfaat Eksistensi 5.000.000,00 3.490.875.000,00 61,61
Jumlah 8.116.152,75 5.666.494.948,75 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 9. Net Present Value Manfaat Langsung Skenario D


Jenis Manfaat NPV (Rp) Prosentase (%)
Tambak 1.021.707.368 5,23
Penangkapan Ikan dan Udang 13.883.228.207 71,02
Penangkapan Benur dan Nener 1.049.231.916 5,37
Atap Nipah 3.594.509.780 18,39
Total 19.548.677.271 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Hasil perbandingan nilai manfaat total Perhitungan NPV manfaat langsung


ekosistem antara skenario A, B, dan C, skenario C dengan tingkat OCC 10% selama
bahwa skenario B memiliki nilai manfaat 20 tahun diestimasi NPV tambak Rp-
total ekosistem yang tertinggi di antara 3 797.575.770,00 dan estimasi NPV manfaat
skenario tersebut. Skenario 50% tambak langsung sebesar Rp19.324.545.672,00.
sekarang tetap menunjukkan bahwa nilai Diestimasi pada skenario C pemanfaatan
manfaateksistensi lebih tinggi dari manfaat hutan mangrove untuk usaha tambak masih
lainnya. Perbandingan nilai manfaat ek- dimungkinkan, dan NPV tertinggi pada usaha
sistensi antara skenario C dengan skenario A penangkapan ikan dan udang.
dan B, maka dapat dijelaskan bahwa 4. Skenario D (Kondisi 50% Tambak & 50%
tingginya manfaat eksistensi diestimasi
Mangrove)
karena adanya penambahan luas hutan mang-
rove, sehingga meningkatkan pembayaran Tabel 8 menunjukkan estimasi masing-
atas luas hutan tersebut. masing pemanfaatan dan nilai manfaat total

9
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

ekosistem hutan mangrove pada skenario D. Hasil estimasi perhitungan menun-


Nilai manfaat eksistensi pada setiap skenario jukkan bahwa skenario B dengan kondisi
selalu menunjukkan estimasi nilai yang tanpa tambakmenghasilkan total pendapatan
tertinggi, kecuali pada skenario A. Nilai bersih tertinggi yaitu Rp 9.170.773.377,50.
manfaat eksistensi dipengaruhi oleh luas Pendapatan bersih yang tinggi tidak membuat
hutan mangrove dan kesediaaan masyarakat NPV menjadi paling tinggi, namun NPV
untuk membayar atas keberadaan hutan tertinggi diestimasi terdapat pada skenario A
mangrove. Skenario D dengan luas hutan yaitu sebesar Rp20.120.389.983,00. Analisis
mangrove 698,175 ha diestimasi memililiki B/C ratio tertinggi juga pada skenario A yang
manfaat total ekosistem hutan per tahun. diestimasi sebesar 15,00. Berdasarkan pen-
Perubahan nilai manfaat total ekosistem jelasan tersebut di atas, maka dari keempat
hutan mangrove diestimasi karena adanya pe- skenario yang dicobakan terhadap penge-
nambahan luas hutan mangrove akibat lolaan tambak di kawasan hutan mangrove
pengurangan luas tambak. Desa Muara Bengalon diestimasi bahwa
Tabel 9 menunjukkan estimasi perhi- skenario A paling tepat menjadi arahan
tungan NPV pada skenario D, dengan tingkat pengelolaan hutan mangrove di Desa Muara
OCC 10% selama 20 tahun. Estimasi Bengalon.
perhitungan NPV manfaat langsung tertinggi Hasil estimasi perhitungan manfaat
pada skenario D adalah penangkapan ikan ekonomi total pada skenario A, B, C dan D
dan udang yaitu Rp13.883.228.207,00 NPV bahwa penambahan luas hutan mangrove
usaha tambak pada skenario D dengan tingkat telah meningkatkan nilai masing-masing
OCC 10% selama 20 tahun diestimasi sebesar pemanfaatan. Urutan skenario mulai dari
Rp1.021.707.368,00 sedangkan NPV manfaat skenario dengan estimasi hutan mangrove
langsung Rp19.548.677.271,00. Estimasi terluas sampai dengan yang tersempit, maka
NPV pada skenario D menunjukkan bahwa nilai manfaat total eko-sistem hutan
NPV usaha atap nipah lebih tinggi dari pada mangrove diestimasi akan berurutan besarnya
usaha tambak. mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil
sejalan menu-runnya luas hutan mangrove.
Alternatif Pengelolaan Dengan Dasar NPV
Estimasi masing-masing skenario me-
danB/C Ratio
nunjukkan bahwa manfaat eksistensi mem-
Tabel 10 memperlihatkan estimasi NPV
berikan nilai tertinggi, kecuali pada skenario
beberapa skenario yang akan menjadi dasar
A yang menunjukkan bahwa manfaat lang-
pengelolaan wilayah hutan mangrove Desa
sung memiliki nilai tertinggi dari seluruh
Muara Bengalon. Estimasi hasil perhitungan
pemanfaatan. Skenario B dengan estimasi
NPV empat skenario pengelolaan tersebut
hutan mangrove paling luas yaitu tanpa
diperbandingkan untuk mengetahui skenario
adanya tambak, memperlihatkan hasil man-
mana yang memiliki NPV paling tinggi. Ske-
faat ekonomi total tertinggi. Skenario D
nario yang menghasilkan estimasi NPV
dengan estimasi luas hutan mangrove sama
tertinggi adalah yang menjadi arah kebijakan
dengan luas tambak diharapkan dapat
pengelolaan hutan mangrove.
seimbang antara usaha tambak dengan
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
10
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

manfaat lingkungan yang diberikan, namun Berdasarkan hasil penelitian dengan 4


ternyata tidak menghasilkan NPV tertinggi. skenario yaitu skenario A, B, C, dan D dan
Hasil analisis NPV dan B/C ratio jika di- estimasi perhitungan, bahwa skenario A
urutkan mulai dari hasil yang terbesar sampai (kondisi saat ini) menjadi arahan kebijakan
yang terkecil adalah dimulai dari: (1) Ske- pengelolaan yang paling tepat dilakukan.
nario A, (2) Skenario D, (3) Skenario C, (4) Hasil perhitungan terhadap usaha tambak
Skenario B. menunjukkan bahwa biaya investasi cukup
Peningkatan terhadap nilai NPV dan B/C besar, sehingga untuk meningkatkan pen-
ratio berarti peningkatan kelayakan suatu dapatan kawasan tidak tepat jika dilakukan
kegiatan usaha, sehingga untuk dapat me- dengan perluasan tambak, namun pening-
ningkatkan nilai analisis perlu memper- katan pendapatan pada usaha tambak yang
hatikan komponen-komponen yang mempe- sudah ada.
ngaruhinya. Komponen-komponen yang Penelitian Paryono (1999) di Segara
mempengaruhi tinggi rendahnya hasil analisis Anakan Cilacap menghasilkan nilai eksis-
tersebut adalah pendapatan dan biaya. tensi yang tertinggi dibandingkan dengan
Kegiatan masing-masing pemanfaatan dila- nilai manfaat langsung, manfaat tidak
kukan dengan biaya standar, sehingga un- langsung dan manfaat pilihan. Hasil pe-
tukmeningkatkan nilai analisis NPV dan B/C nelitian di Desa Muara Bengalon telah
ratio dapat dilakukan dengan me-ningkatkan menunjukkan pada skenario B, C, dan D,
pendapatan. Pendapatan dapat ditingkatkan di kecuali skenario A memiliki manfaat ek-
antaranya dengan melakukan perbaikan- sistensi tertinggi. Hal ini dapat dijelaskan
perbaikan teknis, mulai teknis budidaya bahwa manfaat eksistensi dipengaruhi oleh
udang dan ikan tambak, teknis penangkapan luas hutan mangrove yang ada dilokasi
ikan dan udang dan teknis penangkapan penelitian dan pemberian nilai (harga)
benur. terhadap hutan mangrove oleh responden,
Keempat skenario pengelolaan hutan sehingga jika nilai yang diberikan besar,
mangrove tersebutdiestimasi mempengaruhi maka manfaat eksistensi akan tinggi dan akan
luas tambak dan luas hutan mangrove. bertambah terus dengan penambahan luas
Pengurangan luas tambak diestimasi tidak hutan mangrove.
mempengaruhi hasil pemanfaatan langsung Penelitian Paryono (1999) menunjukkan
lainnya, namun berpengaruh pada manfaat bahwa perhitungan NPV dengan OCC 10%
tidak langsung, manfaat pilihan dan manfaat dalam waktu 20 tahun skenario pengelolaan
eksistensi. Pengurangan luas tambak berarti hutan mangrove di Segara Anakan dengan
penambahan luas hutan mangrove. Penam- luas tambak 618,8 ha dan hutan mangrove
bahan luas hutan mangrove diestimasi me- 9363,25 ha atau luas tambak 6,6% luas hutan
ningkatkan nilai ekonomi total. Keempat ske- mangrove, telah memberikan NPV tertinggi
nario yang dicobakan menunjukkan bah-wa sedangkan pada penelitian di Muara Benga-
skenario dengan luas hutan mangrove ter- lon NPV tertinggi diperoleh dari manfaat
tinggi akan menghasilkan nilai ekonomi total langsung pada skenario A dengan komposisi
tertinggi. luas tambak1088,85 ha dan luas hutan

11
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

mangrove 307,5 ha. Keadaan ini diestimasi sebanding saja, tetapi hasil produksi yang
karena perbedaan komoditas yaitu tambak di diperoleh lebih besar pada budidaya udang
Segara Anakan lebih didominasi budidaya windu, sehingga dengan luas tambak yang
udang windu sedangkan di Desa Muara lebih kecil dibandingkan dengan luas tambak
Bengalon budidaya ikan bandeng. Biaya yang di Desa Muara Bengalon, namun dapat
dikeluarkan untuk pembangunan tambak menghasilkan NPV tertnggi.

Tabel 10. NPV Manfaat Langsung 4 Skenario dan Analisis B/C Ratio
Pendapatan
Skenario NPV (Rp) B/C Ratio
Bersih (Rp)
A (Kondisi Sekarang) 2.114.916.195 20.120.389.983 15,0000
B (100% Mangrove) 1.947.426.900 18.526.969.903 14,1596
C (50% Tambak Sekarang) 2.031.262.547 19.324.545.672 14,6175
D (50% Tambak dan 50% Mangrove) 2.054.821.710 19.548.677.271 14,7180
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 11. Rangkuman Manfaat Ekonomi Total Ekosistem Hutan Mangrove Skenario A, B, C
dan D

Skenario Manfaat Total Ekosistem Prosentase (Rp)


A 3.711.537.683,00 14,85
B 9.170.773.377,50 36,70
C 6.438.288.860,00 25,77
D 5.666.494.948,75 22,68
Sumber: Data Primer Diolah, 2013

PENUTUP 3. Manfaat Keberadaan dihitung dengan


menggunakan metode Contingent Valua-
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tion Methode (CVM) untuk mengetahui
terdapat 4 pemanfaatan hutan mangrove:
nilai tertinggi keinginan membayar dari
1. Manfaat langsung yaitu pemanfaatan un-
responden terhadap hutan mangrove.
tuk usaha budidaya ikan tambak, pena-
4. Nilai ekonomi total manfaat hutan mang-
ngkapan ikan dan udang, pemanfaatan da-
rove dengan hutan mangrove 307,5 ha dan
un nipah serta penangkapan nener dan be-
luas tambak 1088,85 ha, adalah mencapai
nur.
Rp3.711.537.683,00 per tahun.
2. Manfaat tidak langsung adalah nilai yang
5. Pemanfaatan hutan mangrove yang dikom-
diperoleh sebagai penyedia pakan organik
binasikan skenario dengan usaha pertam-
bagi biota pada ekosistem hutan mang-
bakan sebagaimana pola skenario A (kon-
rove di Desa Muara Bengalon. Manfaat
disi saat ini) jangka waktu 20 tahun dan
pilihan diperoleh dengan menghitung nilai
tingkat oppurtunity cost of capital 10%
biodiversity dari ekosistem mangrove.
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA
BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
12
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih
MARET 2016, VOLUME 8 NOMOR 1

menghasilkan NPV paling tinggi diban- Anonim. 2003b. Potensi Hutan Mangrove
ding skenario lainnya. dan Pengelolaannya. Jakarta: Lembaga
Dalam rangka mengetahui apakah Informasi Nasional.
pemanfaatan hutan mangrove untuk suatau Anonim. 2005a. Rancangan Teknis Pem-
usaha menghasilkan net present value buatan Tanaman Mangrove Gerakan
tertinggi, maka perlu dilakukan simulasi per- Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
hitungan dengan berbagai skenario, dengan Tahun 2005. Sengata: Dinas Kehutanan
asumsi-asumsi jangka waktu 10 tahun, ting- Kabupaten Kutai Timur.
kat oppurtunity cost of capital 7,5% s.d. 15 Anonim. 2005b. Profil Desa Muara Bengalon
% dan manfaat langsung dan tidak langsung Kecamatan Bengalon, Sengata, Kabu-
untuk pemukiman. paten Kutai Timur.
Mencermati kondisi hutan mangrove di Dahuri, R., V.P.H. Nikijuluw, Manadyanto,
Desa Muara Bengalon saat ini, maka untuk L. Adrianto dan Sukardi. 1995. Studi Pe-
mempertahankan kelestarian lingkungan hu- ngembanganKebijaksanaan Ekonomi Li-
tan mangrove yang tersisa, dianjurkan untuk ngkungan. Jakarta: Pusat Penelitian
tidak membuka tambak-tambak baru di Lingkungan Hidup IPB dan Kantor
wilayah hutan mangrove. Agar manfaat lang- Menteri Negara Lingkungan Hidup.
sung tambak meningkat, maka perlu dila- Gunawan, B. I. 2002. Teknik Valuasi Eko-
kukan rehabilitasi terhadap tambak-tambak nomi Sumberdaya dan Jasa-Jasa Ling-
yang kurang produktif sehingga menjadi kungan Wilayah Pesisir. Samarinda:
tambak produktif. Bappeda Kaltim dan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Unmul.
Hamilton, L.S. and S.C. Snedaker. 1984.
DAFTAR PUSTAKA Mangrove Area Management Hand
Book. Hawai: Environment and Policy
Agustono. 1996. Nilai Ekonomi Hutan Mang- Institute, East West Center.
rove bagi Masyarakat (Studi Kasus di Maryadi. 1998. Analisis Ekonomi Peman-
Muara Cimanuk Indramayu), Bogor. faatan Sumberdaya Hutan Mangrove
Tesis Magister Sains Program untuk Berbagai Macam Kegiatan
Pascasarjana IPB. Pertanian di Pesisir Pantai Timur
Anonim. 2003a. Strategi Nasional Pengelola- Kecamatan Tulung Selapan, Provinsi
an Ekosistim Mangrove Indonesia Sumatra Selatan. Bogor: Tesis Magister
(Draft Revisi), Buku II Ekosistem Sains, Program Pascasarjana IPB.
Mangrove di Indonesia. Kerjasama: Paryono, T.J. 1999. Kajian Ekonomi Penge-
Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan lolaan Tambak di Kawasan Mangrove
dan Perhutanan Sosial Departemen Ke- Segara Anakan, Kabupaten Cilacap,
hutanan, Departemen Kelautan dan Per- Jawa Tengah. Jurnal Pesisir dan Lautan,
ikanan, Kementerian Lingkungan Hi- PKSL-IPB.
dup, Departemen Dalam Negeri, Lem- Petriansyah Noor. 2005. Valuasi Ekonomi
baga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LI- Pemanfaatan Hutan Mangrove di
PI), JICA (Japan International Co- Kelurahan Teritip Kota Balikpapan.
operation Agency), Lembaga Peng- Samarinda. Tesis S2 Program Pasca-
kajian dan Pengembangan Mangrove. sarjana Unmul.

13
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI

Ruitenbeek, H.J. 1991. Mangrove mana- Jakarta: Pusat Penelitian Kependudukan-


gement: An Economic analysis of mana- LIPI.
gement options with a focus on Bintumi Sukardjo, S. 1995. Gugur Serasah dan Unsur
Bay, Irian Jaya. Environmental Mana- hara di Hutan Mangrove Muara Angke-
gement Development in Indonesia. Kapuk, Jakarta. Prosiding Seminar V
Jakarata: Project (EMDI), Jakarta, EMDI Ekosistim Mangrovedi Jember, tgl. 3-4
Enviromental Report No. 8. Agustus 1994. Redaksi: Soemodihardjo,
Rahmawati, L., dkk. 2003. Nilai Ekonomi Wiroatmodjo, Bandijono, M. Sudomo,
Mangrove dan Kepedulian Masyarakat dan Suhardjono. Program MAB Indo-
Terhadap Mangrove di Delta Mahakam. nesia LIPI.

VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DAN SKENARIO PENGELOLAANNYA DI DESA MUARA


BENGALON KECAMATAN BENGALON KAB. KUTAI TIMUR
14
Rusmiyati, Ana Sriekaningsih

You might also like