Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa (Survei Pada PKP Yang Terdaftar Di KPP Pratama Purwokerto)
Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa (Survei Pada PKP Yang Terdaftar Di KPP Pratama Purwokerto)
Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa (Survei Pada PKP Yang Terdaftar Di KPP Pratama Purwokerto)
FERDYANT PANGESTU
OMAN RUSMANA
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
ABSTRACT
This research is a survey research on Entrepreneur Tax Payers who registered in Pratama
Purwokerto Tax Office. This research using Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991) to explain the
tax compliance behavior. The aims of research is to find out the effect of attitude, subjective norm,
and perceived behavioral control on intention toward compliance, then the effect of intention toward
compliance on tax compliance. This survey research using questionnaire as instrument. The research
population are Entrepreneur Tax Payers who reporting Value Added Tax Monthly Report in Pratama
Purwokerto Tax Office. There were 100 Entrepreneur Tax Payers chosen as respondents of the
research. Then, incidental sampling method was used to determine the respondents. The data was
analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with Amos version 16. The result of hypotheses
testing conclude that: (1) attitude has a significant effect on intention toward compliance, (2)
subjective norm has a non significant effect on intention toward compliance, (3) perceived behavioral
control has a significant effect on intention toward compliance, and (4) intention toward compliance
has a significant effect on tax compliance.
Keywords: attitude, intention, perceived behavioral control, subjective norm, tax compliance, theory
of planned behavior.
1. PENDAHULUAN
Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor perpajakan
memberikan kontribusi terbesar bagi penerimaan negara. Ini memberikan tugas kepada Direktorat
Jenderal Pajak untuk senantiasa melakukan usaha guna meningkatkan jumlah penerimaan pajak.
Besarnya jumlah penerimaan pajak tidak terlepas dari peran serta wajib pajak dalam
pelaksanaan sistem pemungutan pajak. Penggunaan Self Assessment System dalam sistem pemungutan
pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban maupun
hak perpajakannya, diantaranya adalah dalam menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban
pajaknya melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Hal tersebut menyebabkan kebenaran pembayaran
pajak tergantung pada kejujuran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri dalam melaporkan kewajiban
perpajakannya. Kepatuhan pajak yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana melaporkan semua
informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, mengisi secara benar jumlah pajak terutang, dan
membayar pajak pada waktunya.
Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu penyebab belum optimalnya
penerimaan pajak di Indonesia. Seperti dikutip dari www.kompas.com (20 Oktober 2011), Menteri
Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia sebagai
wajib pajak masih rendah. Fakta itu menurutnya bisa dilihat dari orang pribadi yang menyerahkan
SPT hanya 8,5 juta wajib pajak dari 110 juta orang penduduk yang aktif bekerja. Dengan demikian
rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif tersebut hanya 7,7 persen atau dengan kata lain tingkat
kepatuhan wajib pajak masih belum memadai. Lebih lanjut, badan usaha yang menyerahkan SPT
hanya 466 ribu badan usaha padahal jumlah badan usaha yang tercatat aktif sebanyak 12 juta lebih. Itu
artinya kepatuhan wajib pajak badan relatif rendah karena jumlahnya hanya 3,6 persen dari jumlah
badan yang ada (www.kompas.com).
Merujuk pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-18/PJ/2011 tentang Target
Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011, menyatakan bahwa dalam
rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebagai bagian dari upaya pengamanan penerimaan
2
pajak diperlukan usaha untuk mengoptimalkan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) yang
disampaikan wajib pajak. SPT tersebut terdiri dari SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN.
PPN merupakan pajak tidak langsung atas konsumsi dalam negeri. Sistem PPN diatur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 42 tahun 2009. Sebagaimana diketahui bahwa hampir seluruh barang-barang
kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN. Dengan kata lain,
hampir semua transaksi di bidang perdagangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan
Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) pada prinsipnya terkena PPN. Pengusaha
Kena Pajak (PKP) sebagai pihak yang memungut PPN wajib melaporkan penghitungan PPN setiap
masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN.
Menurut Mustikasari (2007:3) untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus
menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor
penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian-penelitian mengenai kepatuhan pajak, diantaranya dapat dilihat dari sisi psikologi
wajib pajak. Kajian dalam bidang psikologi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
kepatuhan pajak (tax compliance) wajib pajak salah satunya adalah melalui Theory of Planned
Behavior (Hidayat & Nugroho, 2010:83). Beberapa peneliti menggunakan kerangka model Theory of
Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan perilaku tax compliance wajib pajak, baik wajib pajak
orang pribadi maupun wajib pajak badan. Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000), dan Hanno &
Violette (1996) dalam Mustikasari (2007:3) serta Hidayat & Nugroho (2010) memanfaatkan Theory
of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan tax compliance wajib pajak orang pribadi. Sedangkan
Mustikasari (2007), Miladia (2010) dan Harisnani (2011) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak
badan dengan responden tax professional atau staf pajak.
Model TPB yang digunakan dalam penelitian Mustikasari (2007), Miladia (2010) dan
Harisnani (2011) memberikan penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh
3
(noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subyektif dan kontrol
keperilakuan yang dipersepsikan. Sementara itu, penelitian Hidayat & Nugroho (2010) menghasilkan
kesimpulan bahwa pengaruh sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control terhadap niat
untuk tidak patuh pajak tidak signifikan, sedangkan niat mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan pajak
secara signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan topik mengenai
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa. Penelitian
ini merupakan survei pada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Purwokerto. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned
Behavior yang dicetuskan oleh Icek Ajzen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam Theory
of Planned Behavior antara lain adalah sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan, dan niat yang juga digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, serta variabel
kepatuhan pajak.
Adapun tujuan penelitian ini, antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh sikap terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh norma subyektif terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan terhadap niat
wajib pajak untuk patuh.
4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh niat wajib pajak untuk patuh terhadap kepatuhan pajak.
didefinisikan sebagai suatu keadaan wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
melaksanakan hak perpajakannya.
Ada dua macam kepatuhan pajak, yaitu:
1) Kepatuhan Formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban
perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan.
Jika wajib pajak menyampaikan SPT dan membayar pajak terutangnya tepat waktu, maka
dapat dikatakan bahwa wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan formal.
2) Kepatuhan Material, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif atau hakikat
memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang
Perpajakan. Jika wajib pajak mengisi SPT dengan jujur, baik dan benar sesuai dengan
ketentuan dalam UU Perpajakan, maka wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan
material (tepat bayar).
dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma subyektif (subjective norm), dan control
beliefs menimbulkan perceived behavioral control atau kontrol keperilakuan yang dipersepsikan
(Ajzen, 2002:2) dalam Mustikasari (2007:4). Konsep Theory of Planned Behavior dapat
digambarkan melalui Gambar 2.2.1 pada Lampiran.
2.3 Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Sikap terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh
Sikap mempunyai peran penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam
lingkungannya. Sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu
terhadap objek sikap. Dalam hal ini, seseorang yang mendukung atas suatu objek sikap akan
memiliki kecenderungan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap objek sikap. Konsep
sikap tersebut didasarkan pada sikap manusia secara umum yang kemudian diterapkan pada
wajib pajak dalam hal kepatuhan pajak. Seorang wajib pajak yang mendukung (bersikap
positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan
tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang wajib pajak yang tidak
mendukung
(bersikap
negatif)
terhadap
tindakan
kepatuhan
pajak
akan
memiliki
kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak (Miladia, 2007:27). Hipotesis
penelitian yang diajukan:
H1 : Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2.3.2 Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh
Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana
satu atau lebih orang di sekitarnya (misalnya saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku
tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991 dalam
Mustikasari, 2007). Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak menunjukkan, bahwa teman
sejawat mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku wajib pajak (Jackson dan
Milliron, 1986; Roth et al., 1989; Steenbergen, McGraw and Scholz, 1992 dalam Mustikasari,
2007:5). Norma subyektif dari seorang wajib pajak dapat dibentuk dari tekanan sosial, dalam
arti individu akan melakukan suatu tindakan seperti yang diharapkan oleh orang-orang yang
6
dianggap penting (Miladia, 2010). Apabila orang-orang yang dianggap penting oleh wajib
pajak memiliki sikap positif terhadap pajak, maka wajib pajak akan patuh membayar pajak.
Sebaliknya, jika orang-orang yang dianggap penting oleh wajib pajak memiliki sikap negatif
terhadap pajak, maka wajib pajak akan menghindari pajak. Hipotesis penelitian yang diajukan:
H2 : Norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2.3.3 Pengaruh Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan terhadap Niat Wajib Pajak untuk
Patuh
Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol keperilakuan mempengaruhi niat didasarkan
atas asumsi bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan
implikasi motivasi pada orang tersebut. Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu
merasa mampu untuk menampilkan perilaku (Mustikasari, 2007:6-7). Kontrol keperilakuan
yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang
dimiliki seorang wajib pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan
penghasilannya lebih rendah. Hipotesis penelitian yang diajukan:
H3 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib
pajak untuk patuh.
2.3.4 Pengaruh Niat Wajib Pajak untuk Patuh terhadap Kepatuhan Pajak
Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku (Ajzen,
1988). Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya.
Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki
kecenderungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan.
Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak
patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Keputusan adalah keputusan pribadi
yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan (Harisnani,
2011:28). Contohnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan
membayar pajak akan memberikan banyak keuntungan, maka ia akan berniat positif terhadap
kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan tidak
membayar pajak. Sebaliknya, jika seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan
7
membayar pajak akan memberikan kerugian, maka ia akan berniat negatif terhadap kewajiban
membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan membayar pajak.
Hipotesis penelitian yang diajukan:
H4 : Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal dengan metode survei. Survei penelitian
dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto Kabupaten Banyumas.
sampel mengikuti teknik maximum likelihood estimation yang menyatakan bahwa jumlah sampel
100-200 (Ghozali, 2007: 64). Dengan demikian ditentukan besar sampel minimal sebanyak 100
sampel, langkah selanjutnya adalah membagi besar sampel minimal secara proporsional untuk
PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan (PKPB).
korelasi product moment semua item pertanyaan untuk masing-masing variabel lebih besar
tabel)
(r.tot) lebih besar dari r tabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
pengujian sekaligus dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan
regresi (regression).
3.3.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis nilai CR (Critical Ratio) dan nilai p
(probability) hasil pengolahan data lalu dibandingkan dengan batasan statistik yang
disyaratkan, yaitu diatas 2,00 untuk nilai CR (CR2,00) dan dibawah 0,05 untuk nilai p
(p0,05). Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka
hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.
100
.
= 20,63
= ,
Jadi PKP orang pribadi yang dijadikan sampel adalah 21 orang dan PKP badan yang dijadikan
sampel adalah 79 orang. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 100 wajib pajak dan kuesioner
yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 100 buah, semua kuesioner tersebut kembali serta dapat
diolah dan dianalisis seluruhnya. Gambaran umum mengenai karakteristik responden yang
berhasil dihimpun dapat dilihat pada Tabel 4.1.1 pada lampiran.
11
hitung
korelasi product
moment semua item pertanyaan dari masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r
tabel)
sebesar 0,374 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian maka seluruh item pertanyaan
dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas (r.tot) untuk masing-masing variabel lebih
besar dari nilai kritis (r
tabel)
tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
dalam model diterima. Dengan demikian, maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa niat
wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak, diterima. Hal ini
berarti bahwa wajib pajak yang memiliki niat untuk patuh yang tinggi, kepatuhan pajaknya pun
tinggi.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
2.
Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
3.
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak
untuk patuh.
4.
Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
5.2 Implikasi
1.
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa perilaku kepatuhan pajak
merupakan perilaku yang didasari oleh niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat
diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di
lapangan. Sehingga untuk memunculkan niat tersebut diperlukan sistem pengawasan yang
intensif oleh aparat pajak serta penerapan atauran perpajakan secara tegas dan adil kepada
seluruh wajib pajak.
2.
3.
Berkaitan dengan upaya untuk mendorong niat wajib pajak untuk patuh, cara yang dapat
dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan stimuli berupa penghargaan atas sikap
wajib pajak yang patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan mereka, penerapan
sistem yang efektif dan sederhana serta pelayanan yang prima.
14
5.3 Keterbatasan
1.
Teknik pemilihan sampling termasuk jenis non random (incidental sampling) dan sampel
terbatas pada PKP yang menyetorkan SPT Masa PPN sehingga kurang bisa
digeneralisasikan.
2.
3.
Penelitian ini hanya meneliti variabel sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan, dan niat untuk patuh. Penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti tentang
perilaku kepatuhan wajib pajak menggunakan konsep teori psikologi sosial atau teori-teori
lainnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision
Processes. Vol. 50. pp.179-211.
Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-18/PJ/2011 tentang
Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011.
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi
Model-model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harisnani, Ade Siti. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak
Badan (Studi pada KPP Pratama Purwokerto). Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).
Hidayat, Widi dan Argo Adhi Nugroho. 2010. Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan
Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 12. No. 2. Hal. 82-93.
_____. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh
Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata
Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan
Penundaan Pembayaran Pajak.
16
Miladia, Novita. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance Wajib Pajak
Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang. (Tidak dipublikasikan).
Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan
Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Hal. 1-41.
Rambe, Atika. 2009. Pengaruh Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Badan pada KPP DKI Jakarta Khususnya Jakarta Pusat.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
Suliyanto. 2006. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Widaryanto. 2005. Analisis Strategi Peningkatan Kinerja Rumah Sakit melalui Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Perilaku Pelayanan (Studi Kasus pada Rumah Sakit Kariadi
Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak dipublikasikan).
17
LAMPIRAN
Sumber:
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human
Decision Processes.
Gambar 2.2.1. Theory of Planned Behavior.
Sikap
H1
Norma
Subyektif
H2
H4
Niat untuk
Patuh
Kepatuhan
Pajak
H3
Kontrol
Keperilakuan
18
Indikator
Nilai kebaikan kepatuhan pajak
Nilai kemanfaatan kepatuhan pajak
Nilai kenyamanan kepatuhan pajak
Kepatuhan pajak sebagai upaya taat hukum
Penilaian terhadap hukum perpajakan
Norma Subyektif
Pelaksanaan kepatuhan pajak oleh orang-orang sekitar
Pendapat teman tentang kepatuhan pajak
Pendapat petugas pajak tentang kepatuhan pajak
Harapan dan dukungan teman terhadap kepatuhan pajak
Harapan dan dukungan petugas pajak terhadap kepatuhan pajak
Kontrol
Keputusan pribadi untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Keperilakuan yang Kesanggupan untuk dapat melaksanakan kepatuhan pajak
Dipersepsikan
Kemungkinan untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Tingkat kesulitan melaksanakan kepatuhan pajak
Niat untuk Patuh
Keinginan untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Rencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Usaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Kepatuhan Pajak
Penyampaian SPT Masa PPN tepat waktu
Simbol
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
Frekuensi
Persentase
21
79
21%
79%
47
53
47%
53%
30
37
27
6
30%
37%
27%
6%
7
37
20
36
7%
37%
20%
36%
19
1
e1
x1
1
e2
1
e3
1
1
x2
x3
Sikap
x4
e4
1
e5
x5
e15
1
x15
e16
1
e17
1
x16
x17
1
1
e6
x6
1
e7
x7
Norma
Subyektif
1
e8
x8
Niat untuk
Patuh
1
x9
e9
z1
x10
e10
z2
1
1
x11
e11
1
x12
e12
1
e13
1
e14
Kepatuhan
Pajak
1
Kontrol
Keperilakuan
x13
x14
x18
1
e18
x19
1
x20
1
e19
e20
C.R
2.449
1.050
10.637
10.195
P
.014
.293
***
***
KUESIONER PENELITIAN
Bapak/Ibu/Saudara/i Yth.,
Penelitian ini mengangkat topik perpajakan, khususnya kepatuhan pajak. Wajib pajak dikatakan patuh
apabila menyampaikan SPT tepat waktu, membayar pajak terhutang tepat waktu, dan membayar pajak
tepat bayar. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi
kuesioner ini. Kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan. Untuk menjaga kerahasiaan,
Bapak/Ibu/Saudara/i tidak perlu menuliskan identitas pada lembar kuesioner ini. Terima kasih atas
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian ini. Semoga
jerih payah Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam
bidang perpajakan di Indonesia.
A. BAGIAN 1
Petunjuk
1.
2.
3.
4.
5.
B.
: Data Responden
: Untuk nomor 1-3, lingkari pilihan jawaban yang sesuai. Untuk nomor 4 dan 5,
jawablah pada tempat yang telah disediakan.
Anda pernah mengisi SPT Masa PPN? a. Ya
b. Tidak
Pengusaha kena Pajak (PKP)
: a. Orang Pribadi
b. Badan
Jenis Kelamin
: a. Pria
b. Wanita
Umur
: _______________________Tahun
Pendidikan terakhir
: ____________________________
Sikap
Saya menganggap bahwa melaksanakan kepatuhan pajak merupakan hal yang :
Sangat
Tidak Baik
1
2.
Sangat
Baik
7
Sangat
Bermanfaat
6
7
21
3.
4.
5.
Sangat
Nyaman
7
Sangat
Setuju
7
Sangat
Baik
7
No.
Norma Subyektif
1.
Orang-orang yang saya anggap penting dalam hidup saya (teman, keluarga,
pimpinan), melaksanakan kepatuhan pajak.
Sangat
Tidak Setuju
1
2.
Sangat
Setuju
7
Harus
2
Harus
2
Seberapa besar harapan dan dukungan teman Anda kepada Anda dalam
melaksanakan kepatuhan pajak?
22
Sangat
Kecil
1
5.
Sangat
Besar
7
Seberapa besar harapan dan dukungan petugas pajak kepada Anda dalam
melaksanakan kepatuhan pajak?
Sangat
Kecil
1
Sangat
Besar
7
No.
Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan
1.
Keputusan sepenuhnya ada pada saya, apakah akan melaksanakan kepatuhan pajak
atau tidak.
Sangat
Tidak Setuju
1
2.
Sangat
Setuju
7
Sangat
Setuju
7
Sangat
Mudah
7
4.
3.
Sangat
Setuju
7
No.
Niat
1.
Saya ingin melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang.
Sangat
Tidak Benar
1
Sangat
Benar
2
23
2.
Saya berencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan
datang.
Sangat
Tidak Setuju
1
3.
C. BAGIAN 3
Petunjuk
Sangat
Setuju
7
Kepatuhan Pajak
Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak
(STP) atas denda keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN.
Tidak
Pernah
7
Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak
(STP) atas bunga keterlambatan pembayaran PPN terhutang.
Setiap
Masa Pajak
1
3.
: BEHAVIOR MEASURING
: Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check () pada
lingkaran skala 1-7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan.
Setiap
Masa Pajak
1
2.
Saya akan berusaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang
akan datang.
Sangat
Tidak Setuju
1
No.
1.
Sangat
Setuju
7
Tidak
Pernah
7
Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak
(STP) atas bunga dan atau denda kekurangan PPN yang disetorkan.
Setiap
Masa Pajak
1
Tidak
Pernah
7
24
CURRICULUM VITAE
Biodata
Nama
Ferdyant Pangestu
Jenis Kelamin
Perempuan
Satus
Belum Menikah
Agama
Islam
Alamat
Nomor HP
085328736776
[email protected]
[email protected]
Pendidikan
2005 2012
2002 2005
1999 2002
1993 1999
SD Negeri 1 Jatilawang
25
BIODATA
Dr. Oman Rusmana, M.Si., Ak.
A. Identitas Diri
1.
2.
Jabatan Fungsional
Lektor/IIIc
3.
Jabatan Struktural
4.
5.
NIDN
0031037503
6.
7.
Alamat Rumah
8.
Nomor Telepon/Fax/HP
9.
Alamat Kantor
10.
Nomor Telepon/Fax
11.
Alamat email
[email protected]
[email protected]
[email protected]
12.
S1 = 38 orang
S2 = 9 orang
S3 = - orang
13.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Teori Akuntansi
Akuntansi KUKM
Sistem Informasi Akuntansi
Seminar Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik
Praktikum Akuntansi
Sistem Akuntansi Pemerintah
Sistem Pengelolaan Keuangan
26
Negara
B. Riwayat Pendidikan
S1
S2
S3
Nama Perguruan
Tinggi
UNSOED
UGM
UNPAD
Bidang Ilmu
Ekonomi-Akuntansi
Ekonomi
Akuntansi
Ekonomi Akuntansi
Tahun Masuk
Lulus
1993 - 1997
1998 - 2001
2004 - 2010
Judul Skripsi/
Tesis/
Evaluasi Penerapan
Biaya Standar Untuk
Pengendalian Biaya
Produksi Dalam
Metode Harga Pokok
Pesanan
Internalisasi Biaya
Lingkungan:
Akuntansi Polusi
Pengaruh
Implementasi
Kerangka
Pengeluaran Jangka
Menengah,
Penganggaran
Terpadu dan
Penganggaran
Kinerja Terhadap
Implementasi
Anggaran Dan
Prinsip-Prinsip Tata
Kelola Pemerintah
Daerah Yang Baik
Serta Implikasinya
Terhadap Kinerja
Keuangan
Pemerintah Daerah
Di Provinsi Jawa
Tengah
Dra. Sri
Harmediyanti, MM,
Ak, dan Dra. Silviana
Agustami, M.Si, Ak.
Disertasi
Nama
Pembimbing /
Promotor
27
SURAT PERNYATAAN
FERDYANT PANGESTU
Penulis II
OMAN RUSMANA
memberikan pernyataan bahwa artikel ilmiah yang kami susun dengan judul ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT
MASA (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto) belum pernah
terikat dan diterbitkan atau dipublikasikan oleh jurnal maupun lembaga penerbitan manapun.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
pengajuan artikel ilmiah pada Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin 2012.
Penulis II,
(Ferdyant Pangestu)
(Oman Rusmana)
28