7 Nurcholis Upn
7 Nurcholis Upn
7 Nurcholis Upn
2)
ABSTRACT
There is a big problem in Indonesia is the conversion (land use) of agricultural land into non
agriculture is increasing from year to year. This problem can threaten the sustainability of
agricultural development in the future, especially in the provision of food, labor, which
ultimately will impact on the declining contribution of agriculture to the formation of the
Gross Domestic Product (GDP). Integrated farming system (IFS) has the advantage of both
ecological and economic aspects. The advantage is more adaptive to change,
environmentally friendly, energy saving, high biodiversity, more resistant, more business
diversification or relatively low risk of failure, higher product diversification and more
healthy, higher sustainable farming, higher labor absorption and sustainable. Maximum
utilization of functional diversity can result in complex farming systems and integrated by
utilizing existing resources and inputs optimally. The challenge is to find a combination of
plants, animals and the inputs that lead to high productivity, safety production and resource
conservation in accordance with a relatively limited land, labor and capital. Development of
Integrated Farming System (IFS), which is directed at rural and sub-urban areas, is expected
to build a sustainable self-reliance of farmers with increased economic and social
development and sustainable environment. Successful development of IFS can play a role in
controlling land use conversion. We suggest that in implementing the IFS model must be
adapted to local resources to produce effective and efficient farming.
Keywords: IFS, conversion, diversification, local resources
PENDAHULUAN
Lahan merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi
beragam, antara lain sebagai medium tumbuh tanaman untuk penyediaan
bahan pangan, cadangan air, rekreasi, permukiman dan bangunan lain.
Fungsi untuk penyediaan bahan pangan dan permukiman selalu antagonis,
artinya semakin luas lahan yang digunakan untuk permukiman atau
kebutuhan non pertanian akan semakin menurunkan luas lahan untuk
pertanian (penyediaan bahan pangan). Kecenderungan konversi (alih fungsi
lahan) lahan pertanian menjadi non pertanian semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Sebagai ilustrasi, laju konversi (alih fungsi) lahan pertanian
72
73
74
75
76
Padi
Kolam
Jagung
Limbah
Pupuk
Organik
Ternak
Tanaman
Buah
Tanaman
tahunan
Rumput
Tutupan
Lahan
Biogas
TernakSapi
77
78
Tanaman
PohonEnau
Konservasi
Air
GulaAren
Rumput
Ternak
Biogas
Rumah
tangga
Pemanfaatan
seresah
Rumput
Ternak
ruminansia
Hutan
PupukOrganik
KotoranTernak
Pengepakan
Pemasaran
79
80
81
integrasi tanaman padi dan ternak dapat meningkatkan produksi padi 0,55
ton/ha pada musim tanam I (MT-I) dan 0,3 ton/ha pada MT-II. Selanjutnya,
disebutkan oleh Bamualim dan Bess (2009) bahwa penggunaan sisa
pengolahan biogas kotoran ternak dapat menghemat 25 % biaya untuk pupuk
anorganik di perkebunan sawit.
Sistem
surjan
atas
Lahankering
Hortikultura
Bawah(padi)
palawija
(musim
hujan) banjir
Kering
Bawah
Atas
Budidayapertanian
masihdapatdilakukan
Dapatair
irigasi
Dapatair
darikapiler
82
Ikan
Ikan
Darat
dan Laut
SIFAT
KANDANG
Kadang
belum
berkelompok
IMPLEMENT
ASI IF
Ikan
Darat
dan Laut
Kadang
belum ber
kelompok
Belum
terbangun
Ikan
Darat
dan Laut
Sudah ada
kandang
kelompok
Sudah
terbangun
tetapi belum
optimal
Ikan
Darat
Sudah ada
kandang
kelompok
Belum
terbangun
Belum
terbangun
PENUTUP
Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu (SPT) atau Integrated
Farming System (IFS) yang diarahkan pada kawasan pedesaan (rural) dan
peri-urban (rurban) diharapkan mampu membangun kemandirian petani yang
berkelanjutan (ekonomi dan sosial yang meningkat serta lingkungan lestari).
Keberhasilan pengembangan SPT/IFS diharapkan dapat mengendalikan alih
fungsi lahan. Pengembangan model SPT/IFS harus disesuaikan dengan
sumberdaya lokal agar keberhasilannya efektif dan efisien.
83
84
REFERENSI
Bamualim, A. dan Bess Tiesnamurti. 2009. Konsepsi Sistem Integrasi antara
Tanaman Padi, Sawit dan Kakao dengan Ternak Sapi di Indonesia.
Dalam Fagi, A.M., Subandriyo dan I.W. Rusastra. Sistem Integrasi
Ternak Tanaman: Padi-Sawit-Kakao. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Dinas Pertanian Provinsi DIY. 2010. Master Plan Integrated Farming
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Dinas Pertanian Provinsi DIY,
Yogyakarta.
Fagi, A.M. dan Irsal Las. 2007. Membekali Petani dengan Teknologi Maju
Berbasis Kearifan Lokal pada Era Revolusi Hijau Lestari. Dalam
Kasryno, F., E. Pasandaran dan A.M. Fagi. Membalik Arus: Menuai
Kemadirian Petani. Yayasan Padi Indonesia, Bogor.
Musyofi, A. 2007. Usaha Tani Integrasi Tanaman-Ternak: Sistem Usaha
Pertanian Padi Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan. Dalam
Kasryno, F., E. Pasandaran dan A.M. Fagi. Membalik Arus: Menuai
Kemadirian Petani. Yayasan Padi Indonesia, Bogor.
Preston, T.R. 2000. Livestock Production from Local Resources in an
Integrated Farming System; a Sustainable Alternative for the Benefit
of Small Scale Farmers and the Environment. Workshop-seminar
"Making better use of local feed resources" SAREC-UAF, January ,
2000.
Salikin, K.A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.
Supangkat, G. 2009. Sistem Usaha Tani Terpadu, Keunggulan dan
Pengembangannya. Workshop Pengembangan Sistem Pertanian
Terpadu. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
tanggal 14 Desember 2009.
Nurcholis, M., G. Supangkat dan D. Haryanto. 2010. Pengembangan Sistem
Pertanian Terpadu untuk mendukung mendukung kemandirian Desa
Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.
Laporan Pengabdian Masyarakat Iptek bagi Wilayah (IbW) DP2M
Ditjen Dikti Depdiknas tahun 2010.
Suprodjo, S.W. 2009. Konservasi Ekosistem. Disampaikan pada Kuliah
Perdana Program Studi Ilmu Lingkungan tanggal 21 Desember 2009,
Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.