Kajian Penambangan Bijih Besi Di Sungai Riam, Pemalongan Dan Sumber Mulia Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

KAJIAN PENAMBANGAN BIJIH BESI DI SUNGAI RIAM,

PEMALONGAN DAN SUMBER MULIA KECAMATAN


PELAIHARI KABUPATEN TANAH LAUT
KALIMANTAN SELATAN
Hidir Tresnadi
PTSM-TPSA- BPPT Teknologi
Abstract
The need of iron ore as material for steel industry in 2006 increased, so the are many
iron ore mine activity in Kabupaten Tanah Laut, South Kalimantan. There are 25
cooperation contract between Pememerintah Daerah owned Company, PT Baratala
Tuntung Pandang, as owner of contract of work for Iron Ore Mine, five companies
have contracts of Mining Work and three companies have contracts of expolration
work. The iron ore production increased from 115,658.484 MT in 2006 to 445,286 MT.
The objectives of study is to delineate the iron mine activities in Kabupaten Tanah
Laut, Kalimantan Selatan Province. The small scale mine of Iron ore involved the local
people and semi mechanic equipment such back hoe, Bull Dozer, shovel and rock
breaker for breake the source rock. Meanwhile there some grizllies to seperate the
iron ore based on the size. The size of iron ore are lump ore to fine ore to stockpile.
The survey iron ore mine are in Pemalongan, Sumber Mulia (three cooperation
contract) and Sungai Riam (three cooperation contract). The production iron ore of
local mine people in the three mine ore location are prized from Rp. 4000,- per pack to
Rp. 8000,- per pack. The iron ore quality of a pack id about 40 Kg to 50 Kg, and the
quality based on the visual only. The Mine Iron environment quality management
should be increased to keep the environment quality under control for the easier
reclamation in the closure mine in post mine time.
Kata kunci: biji besi, smal scale mine
1. PENDAHULUAN
Kenaikan kebutuhan bijih besi sebagai bahan baku
untuk industri besi baja dan besi telah
mengakibatkan
peningkatan
kegiatan
penambangan bijih besi di Kabupaten Tanah Laut.
Di kabupaten Tanah Laut, kegiatan penambangan
bijih besi sebagain besar terdapat di Kecamatan
Pelaihari. Karena secara geologi daerah ini
memberikan potensi keterdapatan genesa bijih besi
yang tersebar dan setempat. Meski pun demikian
kegiatan penambangan tetap berlangsung sesuai
dengan kelayakan ekonomi, teknik, kriteria
lingkungan yang berlaku dan serta memenuhi
peraturan yang ada.
Penambangan bijih besi skala kecil di
Kabupaten
Tanah
Laut
mengakibatkan
dibutuhkannya proses pengolahan bijih besi skala
kecil
pula.
Namun
penguasaan
teknologi
pengolahan bertujuan meningkatkan kadar besi
dengan mineral dressing dan meminimalkan

bahkan menghilangkan beragamnya karakteristik


pengotor yang tedapat pada endapan bijih besi
yang tersebar tersebut.
Endapan bijih besi di Propinsi Kalimantan
Selatan terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara,
Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kota Baru.
Penambangan bijih besi yang cukup besar terdapat
di P. Sebuku, Kabupaten Kota Baru. Sedangkan
penambangan pada skala yang lebih kecil terdapat
di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu.
Sementara di Kabupaten-kabupaten lain masih
belum dilakukan penambangan skala kecil.
2. BAHAN DAN METODE
Dalam melakukan kajian ini, maka dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :

___________________________________________________________________________________
Kajian Penambangan Biji Besi...............(Hidir Tresnadi)
Diterima 8 Mei 2009; terima dalam revisi 15 Juni 2009; layak cetak; 21 Juli 2009

113

2.1.

Studi Literartur

Studi literatur bertujuan untuk melakukan kompilasi


dan inventarisasi data-data kajian endapan bijih
besi terdahulu di kabupaten Tanah Laut sehingga
dapat memberikan masukan dan pemahaman yang
lebih baik tentang teknologi penambangan bijih besi
dan karakteristik bijih besi yang terdapat di
Kabupaten Tanah Laut.
2.2.

Survey dan Pengamatan Lapangan

Dalam upaya untuk memahami penambangan bijih


besi di Kabupaten Tanah Laut, maka dilakukan
survey lapangan untuk mengetahui lokasi tambang,
karakterisik
tubuh
bijih
besi,
teknik
penambangannya. Lokasi penambangan bijih besi
di Kecamatan Pelaihari yang disurvey adalah :
1. Pemalongan
yang
penambangannya
dilakukan oleh PT Bimo Taksoko Guno
2. Sungai Riam yang penambangannya
dilakukan oleh PT Trijala Kurnia dan
perusahaan lain di sekitarnya,
3. Sumber Mulia, yang di lokasi ini terdapat
tiga pemilik SPK Penambangan dengan
Perusda Baratala Tuntung Pandang.
Hasil pengamatan teknologi penambangan bijih
besi, eksplorasi bijih besi disajikan secara deskriptif
dalam bentuk foto kegiatan penambangan sehingga
dapat dilihat skala tambang yang beroperasi.
2.3.

Pengambilan dan Pengolahan Data

Berdasarkan analisis laboratorium dan analisis


statistik terhadap kualitas kandungan unsur sampel
bijih besi, maka disajikan dalam bentuk statistik
deskriptif untuk mengetahui perbandingan nilainya
secara relatif terhadap sampel bijih besi yang
berasal dari daerah lainnya yang terdapat di
kecamatan Pelaihari.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan
analisis lab terhadap sampel bijih besi maka dapat
diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai
upaya untuk meningkatkan pengelolaan tambang
bijih besi dan pengelolaan lingkungannya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Tanah Laut secara geografis terletak
antara 1140 30 20 sampai 1150 10 30 Bujur
Timur dan 30 30 33 sampai 40 10 30 Lintang
Selatan (gambar 1), dengan luas wilayah 372.930
ha yang terbagi dalam 9 kecamatan dari 128 desa
dan 5 kelurahan. Luas tersebut belum termasuk

luas zona perairan laut, sepanjang 3 mil dari garis


pantai pada saat pasang tertinggi sepanjang 200
km. Jika luas daratan Kabupaten Tanah Laut
ditambah dengan luas zona perairan lautnya maka
luas total Kabupaten Tanah Laut menjadi 449.730
2
Ha atau 44.974 Km .
Dalam melakukan penambangan bijih besi
secara open pit, maka perlu dilakukan tahapantahapan persiapan dan pembentukan capcity
building yang diperlukan oleh perusahaan
penambangan. Penyusunan capacity building
dalam
perusahaan
penambangan
meliputi
penyiapan :
Sumberdaya manusia
Lokasi tambang dan topografi
Kondisi iklim
Karakteristik tubuh bijih besi dan waste rock
yang akan digali
Pemilihan
peralatan
yang
akan
dipergunakan dalam penambangan
Good mining practices yang akan
diterapkan.
Karakteristik material yang ditambang dan waste
rock yang digali akan mempengaruhi perencanaan
penambangan yang akan dilakukan. Jumlah
cadangan endapan bijih besi dan karakteristik
material bijih dan waste rock menentukan skala
penambangan yang akan dilaksanakan. Pengujian
karakteristik material tersebut meliputi densitas,
berat baik in situ maupun beraian. Kekerasan bijih
dan waste rock juga akan mempengaruhi pemilihan
peralatan yang akan dipergunakan dalam proses
penggalian dalam penambangan. Begitu pula faktor
kelembaban bawaaan material dan sifat bawaaan
lainnya. Berdasarkan data-data akan dilakukan
perencanaan tambang untuk menentukan sudut
kerja dan akhir lereng pit. Desain lereng pit yang
tepat akan mengurangi stripping ratio dan
meningkatkan jumlah bijih yang dapat ditambang
sehingga akan meningkatkan cadangan bijih dan
umur tambang. Sehingga pengurangan penggalian
waste rock akan berpengaruh langsung dalam
efisiensi pit, dan kebutuhan modal yang diperlukan
untuk kebutuhan sumberdaya manusia, pengadaan
peralatan dan fasilitas lainnya juga akan berkurang.
Umur tambang yang lebih lama dan volume galian
harian yang lebih besar akan memberikan efisiensi
peralatan yang lebih tinggi.
Kestabilan pit dan sistem ramp yang dimiliki
akan memberikan efisiensi keseluruhan pit. Lereng
kerja pit yang biasanya lebih kecil daripada lereng
akhir
pit agar dijaga sudut amannya untuk

___________________________________________________________________________________
114

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 2 Agustus 2009 Hlm.113-119

3.1. Klimatologi
3.1.1. Curah Hujan
Daerah Kabupaten Tanah Laut memiliki curah
hujan berkisar antara 0 hingga 400 mm/tahun.
Bulan-bulan dengan curah hujan tinggi terjadi pada
bulan Nopember hingga April, sedang bulan-bulan
dengan curah hujan rendah terjadi pada akhir April
hingga Oktober. Data-data curah hujan Kabupaten
Tanah Laut ini diambil dari stasiun SMPK Pelaihari
Kabupaten Tanah Laut. Sedang curah hujan ratarata tahunan berkisar antara 150 mm hingga 250
mm / tahun, lihat Gambar 1.

Hujan Rata-rata Bulanan Kabupaten Tanah Laut


450
400
350
Curah Hujan

mempertinggi efisiensi pit dan menurukan biaya


operasional.
Penambangan merupakan kegiatan yang
melakukan perubahan bentang alam untuk
mengambil endapan atau bahan galian berharga
yang dikandungnya. Bahan galian ini dapat berupa
emas, besi, batubara, Bahan Galian C dan bahan
galian atau endapan logam lainnya.
Secara umum penambangan bijih besi di
Pelaihari menggunakan sistim penambangan
terbuka dengan menggunakan alat buldozer,
excavator, loader dan truk sebagai peralatan
penambangannya. Penambangan yang dilakukan
merupakan penambangan skala kecil. Bahkan di
beberapa
lokasi
penambangan
masih
menggunakan penggalian dengan menggunakan
cangkul, belincong, dan ayakan secara manual.
Penambangan dengan menggunakan tenaga
manusia ini dilakukan pada tubuh bijih besi lateritik
yang terdapat di sekitar tubuh bijih besi utama yang
ditambang
Sebagai satu-satunya pemegang KP Bijih Besi
di Kabupaten Tanah Laut, maka Perusahaan
Daerah Bara Tala Tuntung Pandang (Perusda
BTTP) teah mengeluarkan 25 SPK, dan
menerbitkan 3 KP Eksplorasi dan 5 KP Eksploitasi.
(Tabel 1,2, dan 3)
Pada tahun 2008 tujuan utama ekspor bijih besi
dari Kabupaten Tanah Laut adalah China sejumlah
307.195,56 ton. Sedang negara lainnya adalah
Malaysia sebesar 4.444,79 ton; Hongkong 250 ton
dan Taiwan 20 Ton. Di dalam negeri bijih besi ini
dikirim ke Surabaya sebanyak 2.000 ton..

300
250
200
150
100
50
0
JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGS

SEP

OKT

NOP

DES

Tahun

Curah Hujan

Gambar 1
Curah Hujan Rata-rata Kabupaten Tanah Laut
3.1.2. Geologi
Endapan Bijih besi tersebar di Propinsi Kalimantan
Selatan dari Hulu Sungai Utara, Balangan, Tapin,
Tanah Laut, Tanah Bumbu hingga Kotabaru.
Endapan bijih besi ini ada yang masih berupa
sumberdaya endapan ada yang sudah ditambang.
Endapan yang sudah ditambang terdapat di
Kabupaten Tanah Laut, khususnya di Kecamatan
Pelaihari. Di Kabupaten Tanah Laut, endapan
mineral logam besi ini terdapat bersamaan dengan
mineral logam kromit yang juga terdapat di
Kecamatan Pelaihari. Secara genesa maka
endapan bijih ini merupakan endapan bijih primer
berukuran kerikil seperti di Sungai Bakar hingga
bongkah besar seperti di Pemalongan.
3.1.3.

Morfologi

Kabupaten Tanah Laut dapat di bagi atas 2 (dua)


satuan utama, yaitu :
a)
Satuan dataran rendah landai hingga
berombak umumnya tedapat di bagian selatan.
Satuan ini membentang memanjang dari Timur ke
Barat dan melebar di bagian barat yang terdiri dari
rawa-rawa dan daerah aliran sungai yang
bermuara di Laut Jawa;
b)
Satuan bukit bergelombang dan pegunungan
terdapat di bagian utara sampai ke perbatasan
dengan Kabupaten Banjar, dengan puncak
gunungnya.
3.1.4.

Geologi Regional

Secara fisiografi daerah kegiatan terletak di bagian


ujung baratdaya Pegunungan Meratus, bagian
Selatan Cekungan Barito dan Sub-Cekungan
Asam-Asam. Batuan tertua yang menyusun daerah
ini adalah Komplek Ultramafik (Mm) dan Batuan
Malihan (Mub) dan di beberapa tempat batuan ini
berasosiasi dengan gabro (Mgb) yang berumur
Awal Kapur. Batuan ini diterobos oleh Granit (Mgr)

___________________________________________________________________________________
Kajian Penambangan Biji Besi...............(Hidir Tresnadi)

115

dan Diorit (Mdi) pada Awal Kapur. Pada Akhir Kapur


terbentuk Kelompok Alino yang terdiri dari : Formasi
Paniungan (Kpn) yang merupakan batuan sedimen,
Olistolit Kintap Formasi Pudak (Kok) yang terdiri
atas
batugamping
klastika
dan
batupasir
konglomeratan pada bagian bawahnya. Anggota
Batukora Formasi Pudak (Kab) yang terdiri atas
andesit piroksen porfir dan bagian atasnya
menjemari dengan batuan vulkanik klastik dan
dengan Formasi Keramaian (Kak) yang merupakan
perselingan batupasir dengan batulanau dan
lempung
setempat
bersisipan
batugamping.
Kemudian terbentuk Formasi Manunggul (Km)
terdiri atas konglomerat aneka bahan bersisipan
batupasir dan batulempung. Kelompok Alino ini
diselingi dengan kegiatan gunung api Kelompok
Pitanak yang berumur Kapur Akhir.
Pada Kala Paleosen, kegiatan tektonik
menyebabkan terangkatnya batuan Mesozoikum
yang disertai dengan penerobosan oleh batuan
batuan andesit porfir (Man). Setelah pengangkatan
pada Kala Paleosen, pengendapan batuan dimulai
lagi pada Kala Eosen dengan diendapkannya
batuan dari Formasi Tanjung (Tet). Pada bagian
bawah formasi dijumpai sisipan batubara, setempat
dijumpai
lensa
batugamping
mengandung
cangkang moluska. Formasi ini di tutupi secara
selaras oleh Formasi Berai (Tomb) yang
diendapkan pada lingkungan neritik. Di atas
Formasi Berau diendapkan secara selaras Formasi
Warukin (Tmw) berumur Miosen Tengah Miosen
Akhir. Pada kala Pliosen diendapkan Formasi
Dahor (Tqd) secara tidak selaras di atas Formasi
Warukin (Tmw).
Aluvium merupakan Endapan
Kuarter berupa kerikil, pasir, lanau lempung dan
lumpur.
3.1.5. Sumber daya dan cadangan
Sumber daya terukur endapan besi di daerah ini
sebesar 7.837.100 ton (data basisdata Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral).
3.2. Penambangan Bijih Besi
Dengan telah diberlakukannya UU No 4 Tahun
2009 tentang Mineral dan Batubara, maka undangundang ini akan menjadi rejim dasar setiap kegiatan
penambangan mineral dan batubara di Indonesia,
namun undang-undang ini belum diikuti oleh
Peraturan Pemerintah yang akan memberikan
pedoman tentang rincian dalam pelaksanaannya.
Kegiatan penambangan bijih besi di Kabupaten
Tanah Laut, yang sebelumnya mengikuti UU yang

lama, harus segera disesuaikan dengan UU baru ini


dan peraturan pemerintahan yang akan ditetapkan
kemudian. Kegiatan penambangan bijih besi yang
terdapat
di
kecamatan
Pelaihari,
di
KabupatenTanah Laut dllakukan dengan metoda
tambang terbuka dengan menggunakan sistim
penambangan open pit.
Penambangan bijih besi yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah PT. AUMB (Aneka Usaha
Manuntung Berseri) di Desa Sei Bakar, Tetapi sejak
tahun 2006 PD Aneka Usaha Manuntung Berseri
(AUMB) tidak lagi menangani sektor pertambangan
karena telah di bentuk PD Baratala Tuntung
Pandang untuk manangani sektor penambangan
bijih besi.
3.3. Penambangan
Pemalongan .

Biji

Besi

di

Tambang

PT Bimo Taksoko Guno yang melakukan


penambangan
bijih
besi
di
Pemalongan
menggunakan sistem tambang terbuka, yang
menggunakan backhoe sebagai alat penggali dan
pemuat. Bijih yang ditambang dan diberaikan
ditaruh pada lokasi stockpile di dekat lokasi
tambang, yang menanti untuk dimuat ke dalam truk,
sebagai alat pengangkut yang akan membawanya
keluar tambang menuju ke pelabuhan ekspor. Bijih
besi yang ditambang merupakan bijih besi primer.
Sedang agak ke bagian utara lokasi open pit
tambang PT BTG terdapat lokasi tambang Open Pit
yang kedua yang menambang bijih besi lateritik.
3.4. Penambangan Bijih Besi di Sumber Mulia
Di Sumber Mulia terdapat tiga Perusahaan yang
melakukan penambangan dengan SPK yang
berbeda sesuai dengan kerjasama yang dilakukan
dengan
Perusahaan
Penambangan
Daerah
Kabupaten Tanah Laut.
Tambang I
Tambang ini telah menghentikan aktifitasnya,
karena front mine telah dipenuhi air, sehingga tidak
memungkinkan penggalian dan penambangan bijih
besi diteruskan. Namun penduduk setempat tetap
melakukan penambangan di lereng tambang
tersebut. Sedang tubuh bijih utama pada tahun
2007 dihentikan penambangannya sehingga dasar
tambang terendam oleh air. Pada tahun 2008
penambangan
dilanjutkan
kembali
dengan
melakukan pemberaian bijih utama dengan
menggunakan rock breaker, yang kemudian
hancuran batuan yang diperoleh dipindahkan oleh
backhoe ke stockpile dekat tambang. Dari stockpile

___________________________________________________________________________________
116

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 2 Agustus 2009 Hlm.113-119

pemuatan ke dalam truk pengangkut dilakukan oleh


backhoe yang kemudian dibawa ke stockpile
pelabuhan untuk diekspor ke negara tujuan.
Tambang II
Penambangan di lokasi ini yang bersebelahan dan
terletak di bagian selatan tambang I, masih
melakukan pembuatan paritan (trenching), yang
bertujuan untuk mengetahui penyebaran lateral
secara horisontal dan vertikal endapan bijih besi
yang akan ditambang. Pembuatan trenching dan
penambangan yang dilakukan terhadap bijih besi
dilakukan dengan menggunakan backhoe dan
tenaga manusia. Bijih besi yang ditambang oleh
penambangan dipecah dengan palu lalu dimasukan
ke dalam karung-karung untuk diangkut dan dibawa
oleh truk pengangkut.
Tambang III.
Lokasi tambang ini terletak di bagian timurnya,
lokasi tambang ini masih aktif pada tahun 2007. Di
tengah tambang terdapat terdapat mine sump yang
merupakan tempat penampungan air yang berasal
dari daerah lokasi tambang. Dari mine sump ini air
dikeluarkan dari tambang dengan menggunakan
pipa dan pompa yang dioperasikan setiap harinya,
apabila ketinggian air dalam mine sump tersebut
mengganggu
kegiatan
penambangan
yang
dilakukan. Di tambang ini, penggalian dilakukan
dengan menggunakan rock breaker untuk
memecah batuan bijih besi yang telah ditemukan,
sedang penggalian overburden dilakukan dengan
menggunakan backhoe. Pemuatan bijih besi yang
dari stockpile di tambang dan overburden dari
tambang untuk dibawa ke luar tambang dilakukan
dengan menggunakan backhoe juga.
Pada
tahun
2008
tambang
ini
telah
menghentikan kegiatannya karena bijih utamanya
telah habis. Dasar tambang kemudian tertutup oleh
air sehingga menjadi reservoir bagi air permukaan
dari sekitarnya. Pada bagian timur tambang ini
masih terdapat kegiatan pengupasan tanah penutup
yang bertujuan untuk menambang bijih utama yang
terdapat diperkirakan di bagian bawahnya.
3.5. Penambangan Bijih Besi di Sungai Riam
Di Sungai Riam Terdapat 3 KP penambangan, yang
masing-masing dilakukan oleh PT Tri Jala Kurnia,
dan dua perusahaan lainnya. Berbagai Kegiatan
Penambangan dan eksplorasi di kawasan ini dapat
dilihat pada Gambar berikut ini :
3.6. Penambangan Bijih Besi PT Trijala Kurnia.
Penambangan bijih besi dilakukan dengan
menggunakan sistem penambangan terbuka.

penggalian tanah penutup dilakukan dengan


menggunakan excavator, sementa dan dengan
melakukan penggalian dengan cangkul atau
belincong dengan tenaga manusia, sedang
penyaringan dilakukan dengan menggunakan
saringan secara manual menggunakan tenaga
manusia. Bijih-bijih besi kemudian dimasukan
dalam karung untuk dimuat dan diangkut ke dalam
truk-truk pengangkutan.
Dalam melakukan eskplorasi untuk mengetahui
penyebaran lateral vertikal dan horisontal bijih beis,
PT Trijala Kurnia melakukannya dengan metoda
pembuatan test pit (Lihat Gambar .)
3.7. Hasil analisis
Berdasarkan analisis tehadap kualitas Contoh bijih
besi yang berasal dari Kecamatan Pelaihari
(Gambar 3), maka kisaran kandungan Fe total 26 %
higga 68 % dan Fe2O3 26 90 % dan H2O 0,22
1,56 %. Hingga saat ini perusahaan swasta yang
sudah mendapatkan kerjasama dengan Perusda
BTLL telah mencapai 25 perusahaan, dengan
rincian 3 perusahaan telah memiliki KP Eksplorasi
dan 5 perusahaan telah memiliki KP Eksploitasi.
Dari tahun 2006 hingga 2008 terjadi peningkatan
prduksi bijih besi di Kabupaten Tanah Laut, yang
berasal dari tambang di desa Sei Bakar,
Pemalongan,
Tebing
Siring,
Tanjung
dan
Ambungan. Pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi
global yang memberikan dampak pada penurunan
kebutuhan bijih besi untuk bahan baku industri besi
dan baja, akibat penurunan harga besi dan baja di
pasar internasional dan domestik. Sehingga
intensitas kegiatan penambangan menurun. Namun
survey pada awal tahun 2009 kegiatan
penambangan telah mulai aktif kembali dalam
bentuk pembangunan infrastruktur pengolahan bijih
hasil penambangan di Tebing Siring dan Sumber
Mulia. Dengan pemberlakuan UU No 4 tahun 2009
tentang UU Minerba yang baru, maka terdapat
ketentuan
bahwa
setiap
kegiatan
usaha
penambangan harus diikuti oleh peningkatan nilai
tambah pada proses pengolahannya. Sehingga
setiap kegiatan penambangan bijih besi di
Kabupaten Tanah Laut harus meningkatkan nilai
tambah bijih besi yang ditambangnya melalui
proses pengolahan yang harus dilakukannya.
Tujuan ekspor utama bijih besi dari Kabupaten
Tanah Laut adalah Negara China dan sediit ke
Malaysia, Honggkong dan Taiwan. Sedang Pasar
domestiknya adalah Surabaya (Gambar 7). Masih
kecilnya daya serap bijih besi di pasar lokal yang
berasal dari tambang di Kabupaten Tanah Laut

___________________________________________________________________________________
Kajian Penambangan Biji Besi...............(Hidir Tresnadi)

117

menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan


teknologi dalam pengolahan bijih besi berkadar
rendah untuk ditingkatkan menjadi kadar rendah
melalui prose benefiasi yang ada. Akibat kurang
adanya peralatan pengolahan yang diperlukan.
Sehingga sebagian besar bijih besi harus diekspor
ke luar negeri yang memiliki teknologi proses
pengolahan yang lebih unggul.
Teknologi Penambangan bijih besi skala kecil di
Pemalongan, Sungai Riam dan Sumber Mulia dapat
ditingkatkan efisiensinya dengan peralatan yang
masih ada. Namun keterlibatan tenaga kerja padat
karya pada penambangan harus tetap dilakukan
untuk meningkatkan lapangan kerja bagi penduduk
di sekitar pertambangan.
Dampak Krisis Keuangan Global pada kegiatan
pertambangan bijih besi di Kabupaten Tanah Laut
telah mengakibatkan penurunan Sumbangan Pihak
Ketiga (SPK) sebagai pemasukan kas Pemerintah
Daerah Kabupaten Tanah Laut. Sebelum krisis
global harga terendah Rp 350.000 per ton bijih besi
sedangkan kini harganya berkisar 240 hingga 250
ribu per ton. Sehingga Perusahaan Daerah Baratala
Tuntung Pandang, sebagai
satu-satunya
pemegang izin kuasa pertambangan (KP) bijih besi
di
wilayah
Kecamatan
Pelaihari, meminta
dispensasi penurunan retribusi SPK. Permintaan
tersebut agar SPK menjadi Rp 2.000 per ton atau
seperti sebelum kenaikan bulan Juli 2008. Namun
Pihak berwenang di Pemda Tk II Kabupaten Tanah
Laut hanya bersedia merekomendasikan penurunan
hingga menjadi Rp 3.000,- per ton. Tahun 2006
penerimaan daerah dari retribusi ini mencapai lebih
dari Rp10,7 miliar, sedangkan tahun 2007,
penerimaan hanya Rp 7,09 miliar dari 33 ijin KP.
Pertimbangan inilah yang menjadi dasar kenaikan
retribusi tersebut.
Sementara itu, produksi yang mampu dicapai
Tanah Laut dalam memproduksi bijih besi mencapai
415.258 ton lebih pada tahun 2007. Sehingga
retribusi yang diterapkan Rp1.000 per ton dari
sebelumnya menjadi Rp2.000 per ton masih dinilai
tidak seimbang dengan kerusakan yang ditimbulkan
sebagai dampak dari aktifitas pertambangan.
Ditinjau dari sisi teknologi eksplorasi, maka
eksplorasi bijih besi hanya dilakukan dengan test pit
dan trenching, belum melakukan eksplorasi
geofisika dan eksplorasi pemboran secara lebih
terencana. Sehingga penambangan yang dilakukan
memiliki kendala dalam menentukan
arah
kemajuan penambangan bijih sehingga dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan yang tidak
terkendali. Oleh karen itu harus dilakukan
perencanaan dan operasional penambangan yang

lebih baik lagi yang sesuai dengan perencanaan


yang lebih rinci, dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas eksplorasi bijih besi yang seharusnya.
Agar dapat diperoleh penyebaran lateral dan
vertikal tbuh bijih besi untuk mengetahui kualitas
dan kuantitas cadangannya sehingga memudahkan
perencanaan dan operasi penambangannya.
Berdasarkan rencana aksi pengelolaan lahan
Bahan Indonesia, maka kolam bekas penambangan
dapat menjadi sumber resapan air permukaan dan
reservoir untuk kebutuhan air bersih. Namun harus
dilakukan kajian terlebih dahulu pada kualitas
mutunya agar setelah mine closure tidak menjadi
permasalahan lingkungan.
Penambangan
bijih
besi di
Kabupaten
TanahLaut terpusat di Kecamatan Pelaihari.
Sehingga Pengelolaan lingkungan penambangan
bijih besi akan menjadi tumpuan utama. Khususnya
dampak terhadap hidrogeologi regional yang
terdapat di daerah ini. Dalam hal ini maka DAS
Tabanio harus menjadi sasaran pengelolaan
lingkungannya.
4. KESIMPULAN

Penyebaran endapan bijih besi di


Kabupaten Tanah Laut banyak terdapat di
Kecamatan Pelaihari, sehingga Kecamatan
inilah yang akan menjadi prioritas utama
dalam pengelolaan dampak penambangan
bijih besi.
Sebagai pemilik kuasa pertambangan (KP)
Perusahaan Daerah AUM harus tetap
mengawasi agar setiap kontraktor yang
melakukan penambangan bijih besi atau
sumberdaya
mineral
lainnya
tidak
melanggar peraturan dan hukum yang ada.
Sehingga
tidak merusak
kawasan
konservasi hutan dan sumberdaya air yang
ada di kawasan tersebut dan kawasan
lingkungan lainnya
Eksplorasi tubuh bijih besi harus dilakukan
secara langsung dan tidak langsung
dengan metoda geofisika geolistrik dan
geomagnet dan secara langsung pemboran
serta trenching, karena Jika eksplorasi
endapan
bijih
besi
tidak
berhasil
mendapatkan penyebaran lateral baik
vertikal maupun horisontal endapan bijih
besi
yang
akan ditambang, maka
kurangnya
informasi
tersebut
akan
berakibat pada arah penambangan bijih
yang tidak terarah sehingga akan lebih

___________________________________________________________________________________
118

Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 2 Agustus 2009 Hlm.113-119

merusakan bentang alam dan penggalian


yang merusak lingkungan di sekitar
penambangan.
Berdasarkan Rencana Aksi Pengelolaan
Lahan Basah Indonesia, maka kolam-kolam
bekas penambangan dapat menjadi sumber
resapan air permukaan bagi daerah
sekitarnya. Meskipun demikian dalam
paska kegiatan penambangan maka kolamkolam ini harus tetap dilakukan reklamasi
yang sesuai dengan peraturan lingkungan
yang berlaku pada saat mine closure.
Penyebaran endapan bijih besi di
Kabupaten Tanah Laut banyak terdapat di
Kecamatan Pelaihari, sehingga dampak
penambangan akan lebih berpengaruh
terhadap lingkungan Kecamatan ini. Dalam
hal ini DAS Tabanio akan menjadi perhatian
utama
penegelolaan
dampak
penambangan bijih besi dalam konteks
dampak hidrogeologi regionalnya.

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akhir Penyusunan dan Pengambilan
Data/Informasi
Kebutuhan
Penyusunan
Dokumen Perencanaan, Kajian Pengembangan
Bijih
Besi
dan
Dampaknya
Terhadap
Perekonomian Rakyat di Kabupaten Tanah Laut,
Kerjasama Bapeda Kabupaten Tanah Laut
dengan Pusat Teknologi Sumberdaya MineralBPPT, Tahun 2007
Kajian Bijih Besi Kalimantan Selatan (Identifikasi
Interaksi Antar Wilayah untuk Industri Besi di
Kalimantan Selatan), Kerjasama Balitbangda
Kalimantan Selatan dengan Pusat Teknologi
Sumberdaya Mineral-BPPT, 2007.
Laporan Technical Note 2008, Bidang Pengolahan,
Kualitas Bijih Besi di Kabupaten Tanah Laut,
Kalimantan Selatan
Www.Econstats.com, Iron Ore Fines Price, Iron Ore
Lump Price, Iron Ore contract Price
Asep Sofyan, dkk, Inventarisasi Cebakan Bijih Besi
Primer di Kabupaten Tanah Bumbu dan
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan,
Pusat Sumberdaya Geologi, 2007
Profile Perusahaan Perusda Baratala Tungtung
Pandang, 2008

___________________________________________________________________________________
Kajian Penambangan Biji Besi...............(Hidir Tresnadi)

119

You might also like