Kesehatan Bank

Setiap negara di dunia membutuhkan perekonomian untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Sektor perbankan memegang peranan penting dalam menunjang dan meningkatkan laju perekonomian dalam negara tersebut. Untuk menjaga agar bank tetap eksis dalam dunia perekonomian global maka bank perlu dinilai secara rutin yang disebut dengan penilaian kesehatan bank untuk mengetahui kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.

KESEHATAN BANK
Aturan Kesehatan Bank
Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri atas:
a. Permodalan (capital)
b. Kualitas aset (asset quality)
c. Manajemen (management)
d. Rentabilitas (earnings)
e. Likuiditas (liquidity)
f. Sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2019 ditinjau dari RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, dan Capital).
Didalam penelitian ini menggunakan  sampel Bank Umum Pemerintah meliputi bank Mandiri, BRI, BNI, dan TBN, sedangkan dari Bank Umum Swasta Nasional meliputi BCA, Bank Cimb Niaga, Bank Danamon, Bank Maybank Indonesia, Bank OCBC NISP. Metode analisa data menggunakan Uji Independent Samples Test dan Uji Mann Whitney U.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank ditinjau dari RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, dan Capital)  yang signifikan antara Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional periode 2015-2019.