Academia.eduAcademia.edu

Komunikasi Antarbudaya (Di Era Budaya Siber)

2014, Jurnal Sosioteknologi

Issues of humanitarian crisis experienced by ethnic Rohingya back public interest. They have to leave the country and identified him as of asylum seekers. The search the asylum finally get them to the evacuation of hotel the rainbow of the city of Medan that is under the supervision of home detention immigration Medan. Research methodology used in this research is the method descriptive qualitative. The results of the study shows that in social intercourse that took place on ethnic Rohingya in the city of Medan, has resulted in the social process associative namely accommodation. Accommodation is the process of adjusting social occurring in a interaction. Communication and culture like two sides of the coin that cannot be separated. Communication individual influenced by the culture she had been learning as a kid. Therefore, ethnic Rohingya have to do adaptation to can keep existence her during years be in Medan. Forms example of an adaptation done by ethnic Rohingya in the city of Medan of language, food, clothing, way serve, and the state of the geographical.

Jurnal Interaksi, Vol 2 No. 2, Juli 2018, 145-156 DOI: https://doi.org/10.30596/ji.v2i2.2096 Komunikasi Antarbudaya Etnis Rohingya Dalam Upaya Eksistensi Diri di Kota Medan Nora Maya Siregar e-mail: [email protected] Abstract Issues of humanitarian crisis experienced by ethnic Rohingya back public interest. They have to leave the country and identified him as of asylum seekers. The search the asylum finally get them to the evacuation of hotel the rainbow of the city of Medan that is under the supervision of home detention immigration Medan. Research methodology used in this research is the method descriptive qualitative. The results of the study shows that in social intercourse that took place on ethnic Rohingya in the city of Medan, has resulted in the social process associative namely accommodation. Accommodation is the process of adjusting social occurring in a interaction. Communication and culture like two sides of the coin that cannot be separated. Communication individual influenced by the culture she had been learning as a kid. Therefore, ethnic Rohingya have to do adaptation to can keep existence her during years be in Medan. Forms example of an adaptation done by ethnic Rohingya in the city of Medan of language, food, clothing, way serve, and the state of the geographical. Keywords: Communication Cross-Cultural, Adaptation Culture, Ethnic Rohingya, Self Existence Abstrak Krisis kemanusiaan yang dialami oleh etnis Rohingya kembali menjadi sorotan publik. Mereka terpaksa meninggalkan negaranya dan menyatakan dirinya sebagai pencari suaka. Proses pencarian suaka tersebut akhirnya membawa mereka ke pengungsian Hotel Pelangi Kota Medan yang berada di bawah pengawasan Rumah Detensi Imigrasi Medan. Tujuan penelitian ini bagaimana komunikasi antarbudaya dan bentuk-bentuk adaptasi etnis Rohingya dalam upaya eksistensi diri di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam hubungan sosial yang berlangsung pada etnis Rohingya di Kota Medan, mengakibatkan terjadinya proses sosial yang asosiatif yakni akomodasi. Akomodasi merupakan proses penyesuaian sosial yang terjadi dalam sebuah interaksi. Komunikasi dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Komunikasi individu dipengaruhi oleh budaya yang telah dipelajarinya sejak kecil. Oleh sebab itu, etnis Rohingya harus melakukan adaptasi untuk dapat menjaga eksistensi dirinya selama bertahun-tahun berada di Medan. Bentuk-bentuk adaptasi yang dilakukan oleh etnis Rohingya di Kota Medan berupa bahasa, makanan, pakaian, cara beribadah, dan keadaan geografis. Kata kunci : Komunikasi Antarbudaya, Adaptasi Budaya, Etnis Rohingya, Eksistensi Diri 191 Jurnal Interaksi | Volume : 2 | Nomor : 1 | Edisi Juli 2018 | hlm 190-201 individu dapat memenuhi tujuan dan Latar Belakang Pada hakikatnya manusia adalah kebutuhan hidupnya dengan cara makhluk sosial yang mempunyai saling kecenderungan lingkungan sosialnya. berkelompok untuk dan hidup bermasyarakat. berinteraksi dengan Komunikasi dapat disampaikan Manusia tidak mungkin dapat hidup melalui sendiri dan tidak mungkin dapat komunikasi verbal dan nonverbal. memenuhi Komunikasi sendiri. kebutuhan hidupnya Meskipun mempunyai kekayaan, manusia kedudukan manusia dan akan selalu membutuhkan manusia lainnya. dasar kebutuhan fisiologis, keselamatan manusia yaitu kebutuhan rasa yaitu verbal dapat disampaikan secara lisan dan tulisan. Sedangkan dapat komunikasi diamati nonverbal melalui perilaku penggunaan ekspresi memakai isyarat, wajah simbol mimik maupun dan atau dengan lambang- aman, lambang tertentu. Setiap perilaku dan manusia yang mempunyai makna mencintai, kebutuhan akan harga adalah pesan. Pesan tersebut dapat diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. berfungsi sebagai jembatan untuk Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempersatukan manusia yang tanpa merupakan naluriah berkomunikasi akan terasing atau kebutuhan dan bentuk, manusia yang disampaikan dengan Menurut Maslow terdapat lima kebutuhan dua akan dicintai kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi dengan Pada kenyataannya masyarakat cara berkomunikasi. Komunikasi merupakan aspek yang esensial terisolasi dari lingkungan sosialnya. bagi manusia. merupakan sebuah sistem sosial yang kompleks dan terdiri dari sejumlah Komunikasi sebagai suatu proses besar penyampaian dan penerimaan pesan masyarakat yang satu dengan yang dari seorang komunikator kepada lainnya komunikan, melalui media tertentu mempunyai budaya yang berbeda- yang akan beda. Masyarakat menganut sistem menimbulkan feedback atau umpan sosial, perilaku, aturan, nilai, norma, pada akhirnya balik. Melalui proses komunikasi, keberagaman. tentu berbeda Sebuah dan Nora Maya S I Komunikasi Antarbudaya Etnis Rohingya ........ 192 kepercayaan, dan adat istiadat yang Rohingya berbeda pula. bekerja sebagai pengajar, perawat, Beberapa tahun silam krisis tidak diperbolehkan abdi masyarakat atau dalam layanan kemanusiaan yang dialami oleh etnis masyarakat Rohingya kembali menjadi sorotan sebagai publik. Rombongan etnis Rohingya bernegara dan tidak diakui oleh berlayar melalui berbagai pulau. pemerintah Myanmar. Mereka terpaksa Mereka, orang-orang dianggap yang tak Etnis yang terletak di Myanmar meninggalkan negaranya dan mencari suaka ke Utara berbagai negara pemerintahan junta militer dan di perlakuan genosida disebabkan dari negara ini terpinggirkan oleh wilayah Rohingya, para pengajarnya biasanya berasal dari golongan etnis asalnya, Myanmar. Rohingya merupakan salah satu Budha Rakhine, yang seringkali etnis yang mendapatkan perlakuan menghalangi kesempatan untuk diskriminasi mendapatkan pendidikan bagi yang dimulai sejak Myanmar merdeka dan dipimpin masyarakat Rohingya. Pemerkosaan oleh militer. dan kerja paksa adalah hal yang Pemerintahan Junta militer Myanmar cukup lazim bagi etnis Rohingya di yang telah berkuasa sejak tahun 1962 Myanmar. memang kerapkali meminta uang dari mereka rezim Junta dikenal sebagai rezim dan dunia membayar, mereka akan ditahan dan House: 2003) tidak dapat disiksa. Masyarakat Rohingya juga (Adelia, 2013: 2). Pemerintah mereka Myanmar pemerintahan yang paling represif di (Freedom ketika Tentara Myanmar tidak mengalami penyiksaan secara religi. mengakui etnis Rohingya sebagai Hampir bagian dari 135 kelompok etnis Rohingya adalah beragama Islam. resmi di Myanmar. Tidak seperti Dalam tiga tahun terakhir, setidaknya etnis lain yang setidaknya diakui 12 warganegaranya Myanmar, dihancurkan, dengan jumlah terbesar dianggap di tahun 2006. Sejak 1962, tidak ada sementara. Masjid baru yang dibangun. Bahkan Sebagai “orang asing”, masyarakat para pemimpin agama telah dipenjara masyarakat sebagai oleh Rohingya penduduk Masjid seluruh di masyarakat Arakan Utara 193 Jurnal Interaksi | Volume : 2 | Nomor : 1 | Edisi Juli 2018 | hlm 190-201 karena merenovasi Masjid (Anna, Rohingya yang terjebak pada konflik 2013: 12). yang tidak berkesudahan. Oleh sebab itu, mereka terpaksa Etnis Rohingya yang berada di dan camp pengungsian Hotel Pelangi ini menyatakan dirinya sebagai pencari berada di bawah pengawasan Rumah suaka. Mereka terombang-ambing di Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan. laut lepas berlayar menggunakan Para pengungsi juga mendapatkan kapal bantuan sandang dan pangan dari meninggalkan negaranya hingga akhirnya negara Indonesia dan bekerjasama dengan PBB badan pengungsi PBB memberikan International tempat penampungan bagi imigran Migration (IOM) dan United Nations ilegal tersebut di beberapa Rudenim Hight Commisioner For Refugees di Indoesia seperti Rudenim Tanjung (UNHCR) Pinang, Aceh dan Medan. Dan di medan.tribunnews.com). beberapa lokasi camp pengungsian seperti di Hotel Pelangi Kota Medan. Kota Medan sebagai salah satu yang disalurkan Organization Etnis Rohingya membutuhkan penyesuaian diri menerima setelah Jakarta dan Surabaya serta konsekuensi kota diambil langsung untuk tekanan-tekanan masalah-masalah berbatasan for (sumber: wilayah terbesar ketiga di Indonesia yang melalui dapat atau sebagai dari pilihan yang terutama untuk dapat dengan selat Malaka, menjadikan menerima dirinya adalah sebagai Kota Medan sebagai kota yang pengungsi/pencari suaka yang terikat mudah dengan didatangi oleh para peraturan pendatang. Oleh sebab itu, kota penerimanya Medan sebagai salah satu kota sesuai dengan Peraturan Presiden bagian dari Negara Indonesia yang Republik menjunjung Manusia di negara Indonesia Indonesia yaitu (PERPRES) tinggi Hak Asasi Nomor 125 tahun 2016 tentang (HAM), atas dasar Penanganan Pengungsi Dari Luar kemanusiaan merasa terpanggil dan bersedia menyediakan penampungan sementara bagi para pengungsi etnis Negeri. Peraturan dipenuhi keterpaksaan. tersebut meskipun Beberapa harus dalam situasi Nora Maya S I Komunikasi Antarbudaya Etnis Rohingya ........ 194 menghendaki supaya seseorang mengalami perubahan-perubahan secara aktif membentuk nasibnya, dalam kehidupan, membawa mereka sedangkan para etnis Rohingya harus pada situasi yang mengharuskan diri menjalani camp mereka berada dalam keterbatasan pengungsian tersebut dalam stuasi- untuk memilih tujuan hidup dan situasi lain menunjukkan keberadaannya selama supaya dirinya kehidupan yang di menghendaki dapat menerima situasi tersebut apa adanya yaitu menetap di pengungsian Hotel Pelangi Medan sebagai pengungsi. kondisi kehidupan sebagai pengungsi yang tidak mempunyai status kewarganegaraan. Komunikasi Antarbudaya Oleh sebab itu perlu mengkaji komunikasi Kajian Teoritis antarbudaya Menurut Liliweri (Ridwan, etnis 2016: 26) komunikasi antarbudaya Rohingya dalam upaya eksistensi diri adalah komunikasi antarpribadi yang selama menetap di Hotel Pelangi dilakukan oleh komunikator dan Medan. etnis komunikan yang berbeda budaya, Rohingya selama menetap di Hotel bahkan dalam satu bangsa sekalipun. Pelangi Sedangkan Eksistensi Medan pada tergambar dari Rich dan Ogawa adanya kebebasan esensi mereka. (Ridwan, 2016: 27) mendefinisikan Mereka komunikasi menunjukkan adanya antarbudaya adalah keinginan dan keyakinan bercita-cita komunikasi antara orang-orang yang untuk berbeda normal bisa menjalani seperti kehidupan manusia pada umumnya walau dengan keterbatasan yang dimiliki, inilah esensi yang antarkelas sosial. komunikasi antarbudaya tersebut dapat dimiliki komunikasi etnis Rohingya. misalnya antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, mendahului adanya eksistensi yang oleh kebudayaan, disimpulkan antarbudaya bahwa adalah Namun, hal tersebut masih harus proses penyampaian dan penerimaan dikaji lebih dalam terkait pada pesan yang terjadi secara simbolis adanya telah yaitu dari dua (atau lebih) individu peristiwa- dengan latar belakang kebudayaan peristiwa yang membuat mereka yang berbeda. Masing-masing pelaku dilalui pengalaman dan yang terjadinya 195 Jurnal Interaksi | Volume : 2 | Nomor : 1 | Edisi Juli 2018 | hlm 190-201 komunikasi dengan latar belakang untuk mengatasi rintangan-rintangan kebudayaan yang berbeda tersebut yang mereka hadapi dan untuk saling menegosiasikan makna dalam memperoleh sebuah interaksi. keseimbangan positif dengan kondisi Interaksi melakukan adalah aksi, memengaruhi hal saling berhubungan, latar belakang perantau (Pelly, 1998: 83). antarhubungan. Interaksi adalah jenis tindakan atau Eksistensi Diri Dalam kenyataan hidup sehari- aksi yang terjadi ketika dua atau lebih keseimbangan- objek memengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Interaksi mempunyai ciri karakter existere, pada manusia yang bereksistensi. Hanya komunikasi antarbudaya. Konsep ini manusia yang sanggup keluar dari sekaligus menerangkan bahwa tujuan dirinya, komunikasi akan biologis dan lingkungan fisiknya, tercapai apabila bentuk hubungan berusaha untuk tidak terkungkung antarbudaya menggambarkan upaya oleh yang sadar dari peserta komunikasi dimilikinya (Abidin, 2014: 33). sangat bergantung antarbudaya selain atau yang efektif antarbudaya hari tidak ada sesuatupun yang manusia. melampaui segala Hanya keterbatasan keterbatasan yang untuk memperbarui relasi antara komunikator dengan komunikan, menciptakan dan memperbarui Susetyo (2013: 7-11) Rohingya manajemen komunikasi yang aktif, adalah nama kelompok etnis yang lahirnya semangat kesetiakawanan, tinggal persahabatan, berhasilnya Arakan/Rakhine sejak abad ke 7 pembagian tekhnologi, mengurangi Masehi (788 M). Ada beberapa versi konflik yang seluruhnya merupakan tentang bentuk dari komunikasi antarbudaya. Rohingya berasal dari kata “Rohan” hingga Etnis Rohingya di asal negara kata bagian “Rohingya”. atau “Rohang”, nama kuno dari Adaptasi Budaya Adaptasi bisa diartikan sebagai cara-cara yang dipakai oleh perantau “Arakan”. Sehingga orang yang mendiaminya disebut “Rohingya”. Versi lain menyebutkan bahwa Nora Maya S I Komunikasi Antarbudaya Etnis Rohingya ........ 196 istilah “Rohingya” disematkan oleh dengan Bangladesh. Nama Arakan peneliti Inggris Francis Hamilton berubah menjadi “Rakhine” pada pada abad 18 kepada penduduk tahun 1930 dan belakangan disebut muslim yang tinggal di Arakan. juga “Rakhaing”. Nama “Rakhine” Etnis Rohingya bukanlah orang merujuk pada etnis Rakhine Buddhist Bangladesh ataupun etnis Bengali. (Moghs), sehingga istilah “Rakhine” „Rohingya‟ sejatinya adalah „Rohingya‟. tidak mewakili etnis Nenek moyang Rohingya adalah Rohingya yang mayoritas beragama berasal dari campuran Arab, Turk, Islam. Persian, Afghan, Bengali, Moors, Sejatinya, etnis Rohingya tidak Mughal, Pathans, Maghs, Chakmas, sekali-sekali Dutch, Portuguese Mongoloid. Banyak ingin merdeka dan dan Indo- memisahkan diri dari Union of dari orang Myanmar. Mereka hanya ingin Rohingya yang merupakan keturunan diakui sebagai bagian dari warga campuran dari orang Arab dan warga negara Myanmar yang berhak untuk lokal. Sehingga ketika itu nama hidup bebas dari rasa takut dan „Rohan” adalah cukup populer di kemiskinan. Bebas bergerak dan kalangan para musafir Arab, bahkan berpindah kemanapun serta bebas jauh berekspresi, sebelum Islam masuk ke Arakan. Arakan sendiri adalah nama kerajaan Bengal di sisi timur daerah beribadah dan menjalankan keyakinan agamanya. Suatu keinginan yang amat wajar. Undang-Undang Kewarga- yang kini bagian dari Bangladesh negaraan Burma tahun 1982 telah yang eksis sejak abad ke 8 Masehi. meniadakan Rohingya sebagai etnis Kerajaan Arakan sebelum bergabung yang dengan Union of Myanmar pada Selanjutnya peniadaan ini adalah 1948 berturut-turut dikuasai oleh juga bermakna penghilangan dan kerajaan Hindu, kerajaan Islam (pada pembatasan abad 15-18), dan Buddhist. Saat ini dalam hal hak untuk bebas bergerak Arakan adalah negara bagian dari dan berpindah tempat; Hak untuk Union of Myanmar yang terletak di menikah dan memiliki keturunan; sisi barat laut Myanmar berbatasan Hak atas Pendidikan; Hak untuk diakui hak di etnis Myanmar. Rohingya 197 Jurnal Interaksi | Volume : 2 | Nomor : 1 | Edisi Juli 2018 | hlm 190-201 berusaha dan berdagang; Hak untuk Nawawi bebas berkeyakinan dan beribadah; deskriptif dapat diartikan sebagai serta prosedur pemecahan masalah yang Hak untuk bebas dari Sedangkan, kejahatan terhadap (crime penelitian diselidiki dengan menggambarkan penyiksaan dan kekerasan. kemanusiaan (2003:20) against atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, humanity) yang dialami oleh etnis lembaga, masyarakat, dan lain-lain) Rohingya antara lain : Pembunuhan pada saat ini berdasarkan fakta-fakta massal yang dan sewenang-wenang; pemerkosaan; Penyiksaan; Penyitaan tampak atau sebagaimana adanya. tanah dan bangunan; Kerja Paksa dan Perbudakan; Relokasi secara paksa; Hasil Penelitian Dan Pembahasan dan Pemerasan. Etnis Akibat kekerasan struktural yang Rohingya kerap mendapatkan perlakuan diskriminasi berlangsung begitu panjang, maka dari warga Rohingya terpaksa mengungsi misalnya dan perahu‟, pendidikan. Negara memperlakukan mencari negeri aman yang mau etnis Rohingya dengan cara yang menerima mereka di Asia Tenggara tidak atau di negeri manapun di seluruh ketidakadilan dunia. Tidak jarang para manusia pendidikan perahu itu tenggelam ataupun mati penekanan terhadap nilai evaluasi karena kelaparan dan kehausan di atau nilai akhir kelulusan bagi etnis tengah laut. Banyak pula yang muslim ditahan atau diperlakukan semena- ketidakadilan tersebut menyebabkan mena di negara-negara transit atau di mereka negara-negara penerima mereka. sedangkan yang bukan termasuk menjadi „manusia pemerintahan Myanmar, dalam adil. Salah memperoleh satu bentuk dalam aspek tersebut adalah Rohingya. terancam tidak Bentuk lulus, etnis muslim Rohingya, kelulusannya akan dipermudah meskipun nilai Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pendidikannya tidak mencapai target. adalah jenis penelitian deskriptif Tentara Myanmar juga kerap dengan pendekatan kualitatif. menghalangi etnis Rohingya ketika Nora Maya S I Komunikasi Antarbudaya Etnis Rohingya ........ 198 hendak pergi ke sekolah dan dagang dan hasil nelayan yang telah kemudian memaksa mereka bekerja mereka tanpa upah. Istilah kerja paksa seperti mereka dirampas, etnis Rohingya yang dialami oleh etnis Rohingya akan bangkit dan mencoba untuk tersebut memulai hidup baru dengan mulai juga pernah terjadi di usahakan. Setelah Indonesia yang dikenal dengan kerja bekerja rodi dan terjadi pada zaman kolonial penghasilan kembali. Namun, tentara Belanda. Myanmar datang kembali dengan Hasil penelitian menemukan untuk harta mendapatkan membawa senjata untuk merampas bahwa pemerkosaan dan kerja paksa harta adalah hal yang cukup lazim bagi berharga etnis Rohingya di Myanmar. Tentara Siapapun Myanmar kerapkali meminta uang perlawanan, dari mereka dan ketika mereka tidak ditembak mati. Hal ini menyebabkan dapat etnis membayar, mereka akan dan segala milik sesuatu etnis Rohingya. yang maka Rohingya yang melakukan mereka tidak akan pernah mempunyai kehidupan yang layak ditahan dan disiksa. Negara Myanmar juga tidak mau sampai saat ini. jika etnis muslim Rohingya ini Berdasarkan hasil wawancara menjadi salah satu etnis yang maju dengan lima orang informan etnis dan Rohingya, berkembang. Berdasarkan penulis dapat pengakuan salah satu informan, etnis menyimpulkan bahwa latar belakang Rohingya di Myanmar adalah etnis kedatangan yang dikenal sebagai pekerja keras negara disebabkan oleh tekanan dan dan perlakuan yang tidak manusiawi oleh mandiri. Biasanya mata mereka ke Myanmar. berbagai pencaharian mereka bergantung pada pemerintah hasil tani, dagang, dan sebagai tersebut diperoleh berdasarkan data nelayan. Setiap kali etnis Rohingya di mempunyai kehidupan yang baik, Myanmar tentara-tentara Myanmar akan datang seperti diskriminasi, pembunuhan, merampas semua harta milik mereka. pemerkosaan, lapangan Perlakuan dimana pemerintah melakukan perlakuan penyiksaan, Tentara Myanmar kerap kali manipulasi data, dan pengusiran atau datang untuk merampas hasil tani, pemindahan penduduk secara paksa 199 Jurnal Interaksi | Volume : 2 | Nomor : 1 | Edisi Juli 2018 | hlm 190-201 pada etnis Rohingya di Myanmar. Rohingya dengan lingkungan sosial Oleh karena itu, etnis Rohingya sebagai tempat dimana Ia berada. terpaksa meninggalkan negaranya Sedangkan penyesuaian lainnya juga untuk mencari masa depan atau dilakukan etnis Rohingya dalam kehidupan yang lebih baik di negara aspek lain. Proses perpindahan tersebut beribadah, dan keadaan geografis. akhirnya ke Interaksi dan adaptasi dalam aspek- Pengungsian Hotel Pelangi Kota aspek kebudayaan tersebut sekaligus Medan. merupakan sebagai bentuk upaya membawa mereka Kedatangan etnis Rohingya di Kota Medan bukanlah merupakan makanan, pakaian, cara eksistensi diri etnis Rohingya selama menetap di Hotel Pelangi Medan. perpindahan yang dilakukan secara Demikian halnya dengan etnis suka rela. Melainkan secara terpaksa Rohingya yang berada di Hotel yang disebabkan oleh konflik yang Pelangi tidak kehidupan tanpa memiliki status berkesudahan di negara ini. Mereka asalnya. Perpindahan etnis Rohingya kewarganegaraan, secara terpaksa tersebut menjadikan berharap mereka mendapatkan mau tidak mau harus suatu menjalani dan hanya saat mereka negara ketiganya. melakukan kontak komunikasi Tidak banyak aktivitas yang dapat antarbudaya dengan masyarakat mereka lakukan selama di Hotel Pelangi Kota Medan. Mereka tidak lokal. Hal ini sesuai dengan data yang dapat hidup normal seperti orang- diperoleh di lapangan, untuk dapat orang pada umumnya. Mereka tidak berinteraksi masyarakat dapat mencari pekerjaan dan tidak lokal, adaptasi yang pertamakali dapat menikah dengan masyarakat sekali yang dilakukan oleh etnis lokal, karena status mereka masih Rohingya sebagai dengan adalah dengan pengungsi/pencari suaka mempelajari bahasa. Bahasa menjadi yang harus taat terhadap hukum yang aspek yang sangat penting yang berlaku di Indonesia. dapat digunakan komunikasi tujuan dan untuk sebagai mewujudkan kepentingan Berdasarkan alat etnis penafsiran dan analisis penulis di lapangan, situasi dan kondisi tersebut membuat Nora Maya S I Komunikasi Antarbudaya Etnis Rohingya ........ 200 mereka terdorong untuk menikah Perlakuan tersebut memicu etnis dengan masyarakat lokal. Pernikahan Rohingya tersebut hanya sah secara agama, perlindungan namun tidak diakui dalam hukum perbatasan termasuk Indonesia. negara. Pernikahan yang berlangsung Mereka antara kehidupan yang lebih baik setelah etnis Rohingya dengan untuk mencari ke berbagai juga mengharapkan masyarakat lokal Kota Medan juga melakukan proses termasuk sebagai salah satu upaya tersebut. eksistensi diri agar dapat memperoleh kewarganegaraan di Indonesia. 2. Untuk perpindahan mengetahui komunikasi penulis etnis proses Rohingya, menggunakan akomodasi teori komunikasi dari Howard Giles yang diberikan Simpulan penelitian dengan label konvergensi dan tersebut maka dapat ditarik simpulan divergensi. Konvergensi adalah sebagai berikut: sebuah pilihan dari individu yang 1. Berdasarkan analisis data yang berusaha Berdasarkan hasil melakukan adaptasi. dilakukan, penulis menyimpulkan Adapun strategi konvergensi yang bahwa latar belakang kedatangan dilakukan etnis Rohingya dalam etnis aspek Rohingya di Medan bahasa adalah diakibatkan oleh konflik yang mempelajari terjadi asalnya, secara otodidak dalam bentuk Myanmar. Konflik tersebut dapat komunikasi verbal maupun non dilihat melalui hasil wawancara verbal. dengan informan bahwa etnis adalah suatu keadaan dimana Rohingya mendapatkan perlakuan individu dapat memilih untuk berupa pembunuhan, pemerkosa- mencari perbedaan antara gaya an, pembakaran rumah, perampas- komunikasi an harta benda, penyiksaan dan dapat kerja paksa, serta diskriminasi komunikatif dan meningkatkan dalam memperoleh keunikan di negara pendidikan pada etnis Rohingya di Myanmar. bahasa dengan Sedangkan Indonesia divergensi mereka meningkatkan mereka. sehingga jarak Strategi divergensi yang dilakukan etnis 201 Jurnal Interaksi | Volume : 2 | Nomor : 1 | Edisi Juli 2018 | hlm 190-201 Rohingya dapat dilihat dari upaya dapat mereka bertahan pada masakan masyarakat cita rasa pedas dan memasak tersebut menyebabkan mereka makanan dengan cita rasa yang terdorong untuk menikah dengan khas dengan masyarakat lokal, menggunakan banyak bumbu atau pernikahan tersebut rempah-rempah. Berdasarkan analisis penulis di asal divergensi Myanmar Strategi lainnya ditemukan penulis Rohingya yang pada etnis berupa menikah dengan lokal. Keadaan lapangan, berlangsung meskipun ilegal. pernikahan antara yang etnis kurangnya Rohingya dengan masyarakat usaha perempuan etnis Rohingya lokal Kota Medan merupakan untuk suatu upaya eksistensi diri agar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat disebabkan negaraan di Indonesia. sudah oleh melekat Rohingya dari tradisi yang pada etnis generasi ke generasi. Mereka terbiasa didalam rumah sejak usia baliq/dewasa dan hanya keluar pada kebutuhan tertentu. 3. Etnis Rohingya di Kota Medan ini berada di bawah pengawasan Rudenim Medan. Selama berada di sana, etnis Rohingya harus taat pada aturan keimigrasian karena status mereka juga masih sebagai pengungsi yang tidak memiliki Mereka kewarganegaraan. tidak dapat hidup normal seperti orang-orang pada umumnya. Mereka tidak dapat mencari pekerjaan dan tidak memperoleh kewarga- DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. (2014). Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Nawawi, Hadari. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Susetyo, Heru, dkk. (2013). Rohingya : Suara Etnis Yang Tak Boleh Bersuara, PAHAM Indonesia, Jakarta (ed). Pelly, Usman. (1998). Urbanisasi dan Adaptasi, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.