Academia.eduAcademia.edu

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA SOSIAL

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA MEDIA SOSIAL Penulis 1 Ilyasa Dzaikra Fitriandi Putra Penulis 2 Raihan Satria Anugrah Penulis 3 Dian Novita Penulis 4 Santi Wulandari Penulis 5 Sania Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu politik Universitas Sangga Buana YPKP Email: [email protected] Abstrak Penggunaan bahasa komunikasi di media sosial seperti di Instagram, facebook, twitter, whatsapps dan lain-lain. Sebagai alat berkomunikasi dalam kehidupan sehari hari. Berbagai bahasa yang digunakan antara lain seperti Bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing. Analisis ini dibuat untuk mendeskripsikan wujud kesalahan penggunaan bahasa komunikasi di media sosial dan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di media sosial. Dalam penelitian ini untuk mengindentifikasi kesalahan bahasa yang berada di media sosial, penggunaan media sosial pada wujud bahasa Indonesia adanya kesalahan ejaan, struktur tata bahasa, variasi bahasa Indonesia dengan bahasa asing, bahasa daerah. Kata kunci : Media Sosial, kesalahan, penggunaan bahasa A. PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan yang sangat penting. Bahasa adalah alat yang paling efektif dalam setiap pertukaran. Setiap orang membutuhkan bahasa untuk bisa berbicara pikirannya. Dalam penggunaannya, bahasa menjadi sangat Jenis yang berbeda. Keragaman linguistik sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Dengan kemajuan peradaban manusia, Termasuk di Indonesia, para penutur bahasa tersebut memilih untuk berkomunikasi dengan berbagai cara. Bahkan pilihan metode komunikasi tidak hanya lebih beragam, tetapi juga lebih kompleks. Akibatnya menimbulkan kesalahpahaman dalam penggunaan bahasa Indonesia pada era sekarang ini. Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa Didukung oleh peralatan teknis yang canggih, khususnya Jejaring sosial seperti di Instagram, Twitter, Whatsapps, Youtube tetapi dengan bahasa yang menyimpang dari aturan Bahasa Indonesia menarik banyak perhatian dari para pemerhati dan menjadi sebuah kesalahan di Indonesia. Bahkan kesalahan bahasa Indonesia memiliki variasi Mulai dari kesalahan ejaan, pencampuran bahasa asing ke bahasa Indonesia, penggunaan tanda baca tidak sesuai dan sebagainya. Semakin berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, semakin berkembang pula penggunaan bahasa (ranchman, 2016). Penggunaan unsur bahasa dalam berbagai aspek masyarakat, sangat memungkinkan untuk terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia. Di zaman sekarang ini, media sosial berkembang sangat pesat. itu terbukti Dengan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya internet Dapat digunakan di media apa saja, termasuk ponsel hal yang sangat pribadi. Di balik pesatnya perkembangan media terkait Ternyata, ada beberapa hal yang menarik untuk dianalisis. Ini Penggunaan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Bahasa indonesia yang mana Media sosial yang digunakan dalam media sosial berkembang dan memiliki ciri khas tersendiri. Dalam status dan komentar, banyak pesan tampilan telah ditulis Gunakan beberapa bahasa. Ada bentuk singkatan, pilih Berbagai kata dapat membuat komentar lebih komunikatif dan menarik. Sampai menulis banyak ditemukan kesalahan dalam bentuk ejaan. Hal ini disebabkan penggunaan beberapa bahasa. Pabrikan tidak mengerti aturan bahasa yang benar, jadi mereka dibirkan begitu saja. B. LANDASAN TEORI Salah satu tanda kemampuan bahasa yang baik adalah sedikitnya kesalahan penggunaan bahasa oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin & Hadi (2001) yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar diuraikan dengan lengkap dengan norma dan aturan sosial yang berlaku. Pada kondisi saat ini, kesalahan bahasa Indonesia dapat ditemukan, baik dalam tulisan ilmiah maupun wacana lainnya berada di ruang publik. Kesalahan penggunaan bahasa dapat kita temukan di ruang publik, seperti dalam brosur, baliho dan sejenisnya. Kesalahan berbahasa merupakan fakta yang melekat dalam setiap penggunaan bahasa termasuk bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh faktor pemahaman, bakat atau kompetensi. Jika masyarakat tidak memahami sistem dari bahasa yang dipelajari, maka akan sering dilakukan kesalahan saat menggunakan bahasa ini. Kesalahan ini sering berulang secara konsisten dan sistematis. Dalam hal ini, kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang terjadi secara sistematis, konsisten, dan mendeskripsikan kemampuan berbahasa penggunanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang menyatakan kesalahan berbahasa merupakan kesalahan yang terjadi secara tidak sengaja. Kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki oleh pelaku kesalahan berbahasa karena penyebab kesalahannya adalah ketidaktahuan pengguna (James, 2013). Batasan tersebut menunjukkan kesalahan berbahasa berelasi dengan pemahaman atau kompetensi berbahasa seseorang. Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974) menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa yakni (1) Lapses, (2) Error, dan (3) Mistake. Corder (1974) menjelaskan: Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya; selanjutnya adalah Error yang merupakan kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata Bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain; yang terakhir adalah Mistake yakni kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. Ketiga hal tersebut dapat kita temukan dalam tataran ejaan maupun kalimat. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas kesalahan penggunaan bahasa indonesia yang terjadi di ruang publik dengan mempergunakan teori yang telah disebutkan sebelumnya. Mantiasih (2020) berpendapat bahwa kesalahan berbahasa itu berjenjang Ditinjau dari segi struktur internalnya, bahasa meliputi fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Kesalahan dalam bidang fonologi dapat berupa infleksi bentuk pelafalan fonem,Menghilangkan fonem, menambahkan fonem, dan salah menempatkan jeda Dalam sebuah kata. Kesalahan dalam bidang morfologi dapat berupa penulisan imbuhan. Kesalahan tata bahasa dapat berupa kalimat yang tidak jelas, penyalahgunaan kata, dan keefektifan kalimat. Menurut Richards (dalam Mantasiah, 2020), menemukan kesalahan bahasa, analisis kesalahan diperlukan. Analisis kesalahan melayani dua tujuan penting, termasuk: menemukan data yang salah bahasa dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya; hasilnya adalah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan teori sebagai suatu proses Pengembangan perangkat bahasa. Menganalisis tahapan yang dilalui bahasa Diungkapkan oleh Tarigan (dalam Mantasiah, 2020), yang meliputi: Tahapan Akuisisi data; Identifikasi kesalahan; Deskripsi kesalahan; Kesalahan klasifikasi dan ringkasannya. C. METODE Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah unsur unsur kebahasaaan yang membuat kesalahan berbahasa Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai kesalahan berbahasa yang muncul diruang publik. Adapaun Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Teknik reduksi data yang dikembangkan oleh miles dan guberman (2014) yang menyatakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan setara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas atau sampai data sudah jenuh. Aktivitas analisis data tersebut terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dasar yang digunakan sebagai dasar untuk menganalisis data adalah Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Panduan ini mencakup penggunaan Ejaan huruf, kata, dan penggunaan tanda baca. pijakan itu Sebagai acuan untuk berbagai implementasi Bahasa Indonesia, khususnya Ikuti aturan bahasa tertulis, termasuk menggunakan media sosial. Percakapan di media sosial. Data dalam penelitian ini berupa kata dan kalimat Status dan komentar publik di media sosial. Sumber datanya adalah sumber data tulis yaitu status Dan komentari publik di Instagram, Twitter, Whatsapp, dan lainnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan pencatatan Karena itu tertulis. Metode simak adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh cara menyimak menggunakan bahasa (Mahsun, 2005: 90). mendengarkan dan memperhatikan Proses pencatatan dengan merekam data yang telah terkumpul. D. HASIL & PEMBAHASAN Hasil dari pembahasan tersebut adalah mengenai tentang kesalahan berbahasa Indonesia yang benar di media sosial. Di era digital ini banyak sekali orang menggunakan bahasa Indonesia yang salah mau di media sosial manapun, seperti untuk commentar, caption, description, dll. Jadi kita sebagai masyarakat Indonesia harus menggunakan bahasa yang benar di media sosial manapun, karna Indonesia adalah negara resmi kita. Data 1 kesalahan kalimat bahasa Indonesia yang benar di WhatsApp Research-Report Umm Dalam contoh di atas kalimat yang digunakan sangat tidak baku, karena selain bahasa yang digunakan tidak efektif penulisan kata sangat tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. kalimat itu mempunyai arti yang berbeda sesuai pembacanya. Yang seharusnya adalah “assalamualaikum wr, wb, Apa kabar semuanya sehat sehat saja bukan, sudah pada berbuka puasa belum?, Disini masih empat jam lagi. Desain sudah oke, tempat juga oke, kamu tinggal acc saja itu.” Kalimat itu menunjukan bahwa si penulis menanyakan kabar ke temannya, dan ia memberitahukan bahwa di wilayahnya jam buka puasa masih 4 jam lagi, ia juga memberitahukan bahwa tempat untuk berkumpul sudah siap. E. KESIMPULAN Hasil analisis di atas , dapat di artikan bahwa bahasa yang kita gunakan di media sosial seiring dengan berjalannya waktu dapat menurunkan kaidah-kaidah yang terdapat didalamnya. dikarenakan, media sosial merupakan tempat berkumpulnya semua ragam bahasa, baik yang masih dalam bahasa Indonesia maupun yang dari luar, yang mengakibatkan pengguna tidak lagi memperhatikan bagaimana menulis bahasa Indonesia yang benar. Sebenarnya boleh boleh saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun alangkah baiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman. Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita yang wajib untuk dijaga serta dilestarikan. F. DAFTAR PUSTAKA Corder, Pit. (1974). Error Analysis. London: Oxford University Press. E. Zaenal Arifin, Farid Hadi . (2001). 1001 Kesalahan Berbahasa. CV Akademika Presindo. James, C. (2013). Errors in Language Learning and Use: Exploring Error and Analysis. Routledge. Milles, Matthew B. & Hubberman, M. A. (2014). Qualitative Data Analysis A Method Sourcebook Third Edition. Sage Publication. Rachman, Reza Saeful. (2016). Analisis Kebahasaan Kosakata Bahasa Indonesia Serapan Dari Bahasa Belanda. Jurnal Techno-Socio Ekonomika, Vol 9 (2) 2016, 158-176 Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal .Jakarta: Rineka Cipta,2 Chaer, Abdul. 2007. LingusitikUmum. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf.G.(1996).Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:Gramedia. Kridalaksana,H . (2001).Kamus linguistik.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.