Academia.eduAcademia.edu

Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern

Journal Of Social Research

Akhlak berasal dari kosa kata bahasa Arab dan terdapat dua pendapat mengenai akhlak. Menurut pendapat pertama, kata “akhlak merupakan isim jamid atau ghair mustaq, maksudnya yaitu kata benda yang tidak memiliki akar kata karena bentuknya memang telah sedemikian dan berdiri sendiri”. Sedangangkan Masyarakat modern merupakan golongan atau sekumpulan manusia yang orientasi hidupnya terarah ke masa kini. Masyarakat ini sering disebut perubahan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang lebih maju dari segala aspek dan hidup dengan teknologi yang maju. Akhlak masyarakat modern cenderung negatif dan lebih bersikap individual. Adapun akhlak pada masyarakat modern saat ini yaitu: 1. Ibadahnya rendah, 2. Tidak mengenal Rasul nya, 3. Tidak dekat dengan Al-Qur’an, 3.  Tidak menghindari bisikan atau godaan jin, 4. Tidak mau mencari surga, 5. Tidak menghindari neraka, 6. Paham agama tapi tidak menjalankannya, 7. Mendapatkan nikmat tapi tidak mau bersyukur

JOSR: Journal of Social Research April 2022, 1 (5), 384-390 p-ISSN: 2827-9832 e-ISSN: 2828-335X Available online at http:// https://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr TREN PEMAHAMAN AKHLAK PADA MASYARAKAT MODERN Ega Diana1, Lidra Agustina Tanjung2 Magister Pendidikan Agama Islam Reguler UIN Sumatera Utara, Indonesia [email protected], [email protected] Abstrak Received: 05 April 2022 Revised : 12 April 2022 Accepted: 25 April 2022 Akhlak berasal dari kosa kata bahasa Arab dan terdapat dua pendapat mengenai akhlak. Menurut pendapat pertama, kata “akhlak merupakan isim jamid atau ghair mustaq, maksudnya yaitu kata benda yang tidak memiliki akar kata karena bentuknya memang telah sedemikian dan berdiri sendiri”. Sedangangkan Masyarakat modern merupakan golongan atau sekumpulan manusia yang orientasi hidupnya terarah ke masa kini. Masyarakat ini sering disebut perubahan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang lebih maju dari segala aspek dan hidup dengan teknologi yang maju. Akhlak masyarakat modern cenderung negatif dan lebih bersikap individual. Adapun akhlak pada masyarakat modern saat ini yaitu: 1. Ibadahnya rendah, 2. Tidak mengenal Rasul nya, 3. Tidak dekat dengan Al-Qur’an, 3. Tidak menghindari bisikan atau godaan jin, 4. Tidak mau mencari surga, 5. Tidak menghindari neraka, 6. Paham agama tapi tidak menjalankannya, 7. Mendapatkan nikmat tapi tidak mau bersyukur. Kata Kunci: Akhlak, Masyarakat, Modern. Abstract Background: This study aims to determine the influence of international trade (exports and imports) and investment on economic growth in Indonesia for the 2021 research period. This study used questionnaires distributed to students of the Faculty of Economics and Islamic Business. Objective: This research aims to determine the influence of this international trade and investment on economic growth in Indonesia. Methods: In this study, the author used a questionnaire research method, which is a study whose data and information are obtained from the source of filling out questionnaires and from library results. The type of research used in this research is a type of quantitative research. Results: Judging from the results of the questionnaire distributed to students of the Faculty of Economics and Islamic 384 http://ijsr.internationaljournallabs.com/index.php/ijsr Ega Diana, Lidra Agustina Tanjung / JOSR: Journal of Social Research, 1(5), 384-390 Business UINSU, it can be concluded that the growth of economic growth realization to investment growth is experiencing an increasing trend. Conclusion: From the results of research and discussions conducted, it can be concluded that international trade has no effect oneconomic growth. Keywords: international trade; investment; economic growth *Correspondent Author : Ega Diana Email : [email protected] PENDAHULUAN Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, diperlukan sebuah pembangunan. Salah satu pembangunan yang penting adalah pembangunan ekonomi. Proses pembangunan ekonomi diawali dengan menciptakan peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang diharapkan mampu mengubah struktur perekonomian menjadi berkembang dan kuat (Purba et al., 2021). Selanjutnya proses ini akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada akhirnya pembangunan ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Yasa & Arka, 2015). Dalam proses pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dijadikan sebagai salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara dan juga menjadi acuan untuk merumuskan kebijakan dan menentukan arah pembangunan di masa depan (Mulia, 2019). Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian (Anitasari & Soleh, 2015). Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang negatif mengindikasikan penurunan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi regional diukur dari peningkatan Produk Domestik Bruto Regional (PDRB). PDRB adalah nilai output yang dihasilkan melalui faktor produksi milik warga daerah tersebut. Jadi, pemerintah daerah berupaya untuk menaikkan jumlah output agar pertumbuhan ekonomi regional meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), secara konsisten dalam kurun waktu dari tahun 2012-2016, PDRB tertinggi di Indonesia dicapai oleh DKI Jakarta sebesar 1.222,52 triliun rupiah. Dilihat dari data laju pertumbuhan ekonomi, tidak semua provinsi mengikuti arah pertumbuhan nasional. Hanya beberapa wilayah yang mengikuti fluktuasi pertumbuhan ekonomi nasional dengan kisaran antara 4-6%. Provinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Tantangan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional semakin beragam. Salah satu tantangan sekaligus kesempatan pemerintah daerah dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional di era globalisasi adalah menghadapi era keterbukaan ekonomi. Sikap pemerintah Indonesia dalam menghadapi era keterbukaan ekonomi dimulai tahun 1967 dengan mengeluarkan UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Pemerintah pusat berusaha mendatangkan investasi asing untuk memperbaiki kondisi ekonomi setelah krisis tahun 1965 dan untuk mempercepat pembangunan nasional (Siagian et al., 2020). Investasi merupakan sumber daya penting untuk meningkatkan modal atau stok kapital karena stok kapital yang tersedia di suatu negara atau daerah akan menentukan kapasitas perekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa. Investasi mempunyai fungsi ganda dalam meningkatkan pendapatan (Danawati et al., 2016). Kedua fungsi tersebut dilihat dari sisi penawaran dan sisi permintaan. Fungsi investasi dari sisi penawaran adalah meningkatkan kapasitas produksi (Dharma & Djohan, 2016). Dengan meningkatnya kapasitas Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern 385 Ega Diana, Lidra Agustina Tanjung / JOSR: Journal of Social Research, 1(5), 384-390 produksi, lapangan kerja baru akan muncul dan dapat mengurangi pengangguran. Fungsi investasi dari sisi permintaan adalah meningkatkan daya beli masyarakat (Amalia, 2013). Meningkatnya daya beli masyarakat berdampak pada meningkatnya konsumsi rumah tangga, dan akan berdampak terhadapap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan investasi di Indonesia dari tahun 2010-2016 secara umum mengalami tren peningkatan. Investasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) (Rofii & Ardyan, 2017). Menurut data statistik Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total realisasi PMA yang masuk di Indonesia pada tahun 2016 sebesar US$ 28,96 miliar. Jumlah ini menurun hingga -1,07% dibandingkan 2015. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perdagangan initernasional dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. METODE PENELITIAN Dalam penelelitian ini penulis mengunakan metode penelitian kuesioner, yaitu penelitian yang data dan informasinya diperoleh dari sumber mengisi angket dan dari hasil-hasil pustaka. Jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dilihat dari hasil kuesioner yang di sebar pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan realisasi pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan investasi mengalami tren peningkatan. Realisasi di Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar US$ 29,28 miliar (Aminda & Rinda, 2019). Fakta yang terjadi di Indonesia tidak sesuai dengan teori. Di Indonesia laju pertumbuhan investasi yang terealisasikan mengalami fluktuasi yang bervariasi, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang dalam tren menurun namun masih dapat dikategorikan stabil. Ketidaksesuaian ini bisa dilihat pada tahun 2020, laju realisasi PMA sebesar -0,31% dan pada tahun 2015 realisasi PMA yang terealisasikan naik menjadi 2,62%, tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sebesar 5,20% turun menjadi 4,98% pada tahun 2015 (Pambudy & Syairozi, 2019). Fakta inilah yang menunjukkan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan realisasi PMA tidak sejalan dengan teori. Selain realisasi PMA, perdagangan internasional juga salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Asiyan, 2013). Perdagangan internasional merupakan dampak dari globalisasi. Perdagangan internasional terwujud dalam kegiatan ekspor dan impor. Bergabungnya Indonesia ke banyak kerjasama regional tidak menjamin ekspor Indonesia terus meningkat (al Syahrin, 2018). Bahkan Indonesia juga banyak melakukan kerjasama bilateral dengan negara lain dalam rangka meningkatkan ekspor. Namun fakta yang terjadi di Indonesia dari tahun 2011-2016 laju pertumbuhan ekspor Indonesia terus menurun. Hubungan Perdagangan Internasional dengan Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik juga perekonomian suatu negara. Peningkatan kondisi perekonomian suatu negara akan berdampak Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern 386 Ega Diana, Lidra Agustina Tanjung / JOSR: Journal of Social Research, 1(5), 384-390 positif terhadap sisi permintaan agregat dan penawaran agregat suatu negara. Pertumbuhan ekonomi tergolong ke dalam masalah makroekonomi. Masyarakat suatu negara akan berusaha meningkatkan kemampuan melakukan produksi dengan memaksimalkan faktor produksi yang tersedia. Faktor produksi tersebut adalah modal, tenaga kerja, dan tanah. Dengan meningkatnya investasi sebagai modal, tenaga kerja dan sumber daya lainnya akan semakin menambah kapasitas produksi (Menajang, 2014). Terdapat beberapa definisi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran untuk perkembangan suatu perekonomian (Zulfa, 2016). Instrumen ini menjadi penting dalam mengukur seberapa berhasil faktor-faktor stimulan menjalankan kebijakan-kebijakan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara (Qomariyah, 2013). Tetapi sangat sulit untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai dengan ukuran berbagai jenis data produksi. Oleh karena itu ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pendapatan nasional. Di era globalisasi, perdagangan internasional merupakan salah satu instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara tradisional, perdagangan internasional terjadi karena kelangkaan sumber daya di suatu negara (Herdiansyah, 2019). Kelangkaan sumber daya di suatu negara dapat teratasi karena memperoleh sumber daya langka tersebut dari negara lain melalui jalur perdagangan. Namun di era globalisasi ini, tujuan dari perdagangan internasional sudah berkembang untuk memperoleh keuntungan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang perdagangan internasional, yaitu teori keunggulan absolut, teori keunggulan komparatif, dan teori Hecksher-Ohlin (Purba et al., 2021). Teori keunggulan absolut menjelaskan bahwa perdagangan akan meningkatkan keuntungan jika diterapkan dengan menggunakan mekanisme perdagangan bebas (Purba et al., 2021). Untuk meningkatkan keuntungan dari perdagangan bebas, para pelaku ekonomi akan melakukan spesialisasi dengan tujuan meningkatkan efisiensi. Spesialisasi sebaiknya dilakukan berdasarkan keunggulan absolut, yaitu kemampuan produksi dengan biaya yang rendah (Purba et al., 2021). Untuk memperbaiki kelemahan teori keunggulan absolut, maka dikembangkan teori keunggulan komparatif. Kelemahan teori keunggulan absolut adalah tidak dapat menjawab pertanyaan bagaimana jika suatu negara menguasai semua barang yang diperdagangkan secara absolut. Teori keunggulan komparatif memberikan solusi bahwa perdagangan dapat terjadi walaupun suatu negara menguasai seluruh barang secara absolut dengan mengekspor barang yang paling efisien produksinya (Purba et al., 2021). Sebagai contoh, Perancis dan Swiss samasama melakukan produksi keju dan anggur. Biaya produksi keju dan anggur di Swiss lebih rendah dibandingkan dengan Perancis. Di pasar domestik Swiss, biaya produksi keju lebih rendah dibandingkan dengan produksi anggur. Swiss akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika memproduksi keju dan mengimpor anggur dari Perancis. Namun, kedua teori perdagangan internasional tersebut masih terdapat kelemahan. Kedua teori tersebut tidak memperhatikan perbedaan faktor produksi. Dari perkembangan ketiga teori tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa teoriteori yang ada semakin memperlihatkan bahwa pencarian keuntungan adalah tujuan utama dari perdagangan. Secara kaidah makroekonomi, peningkatan agregat produksi dalam negeri akan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan konsep perhitungan pendapatan nasional metode pengeluaran yang menyatakan bahwa selisih keuntungan dari perdagangan internasional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi Investasi merupakan salah satu variabel yang mampu menjelaskan bagaimana cara mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam penghitungan pendapatan nasional metode pengeluaran, investasi juga merupakan salah satu komponen pendapatan nasional (Kholis et al., 2016). Jadi, dapat dikatakan investasi merupakan suatu persamaan identitas dari pertumbuhan ekonomi. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern 387 Ega Diana, Lidra Agustina Tanjung / JOSR: Journal of Social Research, 1(5), 384-390 untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Putra, 2012). Besar kecilnya investasi dalam kegiatan ekonomi ditentukan oleh tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, kemajuan teknologi, ramalan kondisi ekonomi kedepan dan faktor-faktor lainnya (Sely, 2019). Menurut teori investasi klasik, setiap perusahaan mempunyai kurva permintaan investasi yang memiliki slope negatif (Romadhina, 2020). Dalam kurva permintaan investasi, terdapat trade off antara tingkat bunga dan tingkat investasi. Semakin rendah tingkat bunga, maka investor akan lebih tertarik menanamkan modalnya untuk berinvestasi di sektor produksi daripada melakukan investasi dalam bentuk tabungan. Dalam teori Harrod-Domar, pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat (Rizky et al., 2016). Teori tersebut menunjukan suatu kenyataan yang diabaikan dalam analisis Keynes, yaitu apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kesanggupan untuk menghasilkan barang. Persediaan modal fisik yang besar sebagai hasil dari rasio investasi yang tinggi akan membawa pada pendapatan nasional yang tinggi (Maryaningsih et al., 2014). Investasi yang tinggi juga cenderung membawa pada pendapatan yang tinggi. Persediaan modal fisik dapat berupa tanah, mesin, dan tenaga kerja (Rianto, 2015). Tenaga kerja adalah setiap orang yang termasuk angkatan kerja dan sudah bekerja guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat . Ekspor dan Impor Dalam Perdagangan Internasional Ekspor (exports) adalah barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri untuk dijual ke luar negeri, sedangkan impor (imports) adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri untuk dijual di dalam negeri. Ekspor neto (net exports) setiap negara adalah nilai ekspor negara tersebut dikurangi dengan nilai impornya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto suatu negara. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut (Purba et al., 2021): 1) Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri; 2) Harga barang di dalam negeri dan luar negeri; 3) Nilai tukar dimana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestik untuk membeli mata uang asing; 4) Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri; 5) Biaya transportasi barang dari suatu negara ke negara lain; dan 6) Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan masih lambatnya pergerakann dari nilai ekspor neto dan masih tingginya nilai impor negara Indonesia dibandingkan dengan nilai ekspornya sehingga ekspor neto bernilai negatif. Sedangkan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini sesuai dengan teori yang ada, dimana jika semakin tingginya investasi suatu negara akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. jika investasi suatu negara tinggii maka akan memeberikan kontribusi dalam peningkatan pendapata suatu negara yang menyebabakna nilai pertumbuhan ekonomi negara mengalami peningkatan. Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern 388 Ega Diana, Lidra Agustina Tanjung / JOSR: Journal of Social Research, 1(5), 384-390 BIBLIOGRAFI al Syahrin, M. N. (2018). Kebijakan Poros Maritim Jokowi dan Sinergitas Strategi Ekonomi dan Keamanan Laut Indonesia. Indonesian Perspective, 3(1), 1–17. Amalia, F. (2013). Hubungan kausalitas investasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(1). Aminda, R. S., & Rinda, R. T. (2019). LAJU INVESTASI BENTUK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008-2017. Inovator, 8(2), 40–48. Anitasari, M., & Soleh, A. (2015). Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu. EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 3(2). Asiyan, S. (2013). Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Asing, dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 1(3). Danawati, S., Bendesa, I. K. G., & Utama, M. S. (2016). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Investasi Terhadap Kesempatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi Serta Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 5(7), 2123–2160. Dharma, B. D., & Djohan, S. (2016). Pengaruh investasi dan inflasi terhadap kesempatan kerja melalui pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda. KINERJA, 12(1). Herdiansyah, H. (2019). Pengelolaan konflik sumber daya alam terbarukan di perbatasan dalam pendekatan ekologi politik. Jurnal Hubungan Internasional, 7(2), 144–151. Kholis, M., Astuti, D., & Febrianti, R. (2016). Hubungan antara Pendapatan Nasional dan Investasi di Indonesia (Suatu Kajian Ekonomi Makro dengan Model VAR). Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 12(1), 65–78. Maryaningsih, N., Hermansyah, O., & Savitri, M. (2014). Pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 17(1), 62– 98. Menajang, H. (2014). Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado. Jurnal Pembangunan Dan Keuangan Daerah, 13(1), 45053. Mulia, R. A. (2019). Influence Of Public Policy, Participation Of Community And Education Level To Public Welfare In Padang Pariaman District. Jurnal El-Riyasah, 10(1), 37–56. Pambudy, A. P., & Syairozi, M. I. (2019). Analisis Peran Belanja Modal dan Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Dampaknya Pada Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 26–39. Purba, B., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Sari, D. P., Klara, A., Damanik, D., Faried, A. I., Lie, D., Fazira, N., & Rozaini, N. (2021). Ekonomi Pembangunan. Yayasan Kita Menulis. Putra, R. E. (2012). Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Economics Development Analysis Journal, 1(2). Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern 389 Ega Diana, Lidra Agustina Tanjung / JOSR: Journal of Social Research, 1(5), 384-390 Qomariyah, I. (2013). Pengaruh tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran di jawa timur. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 1(3). Rianto, R. (2015). Analisis Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Kerja Terhadap Produksi Kelapa Sawit Pada Pt. Gruti Lestari Pratama Medan. Studia Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 1(1), 124–144. Rizky, R. L., Agustin, G., & Mukhlis, I. (2016). Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan (Journal of Economics and Development Studies), 8(1), 9–16. Rofii, A. M., & Ardyan, P. S. (2017). Analisis pengaruh inflasi, penanaman modal asing (pma) dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa timur. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 2(1), 303–316. Romadhina, A. P. (2020). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Dan Makro. Yayasan Pendidikan dan Sosial Indonesia Maju (YPSIM). Siagian, V., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Purba, P. B., Nainggolan, L. E., Nugraha, N. A., Siregar, R. T., Lifchatullaillah, E., Marit, E. L., & Simarmata, H. M. P. (2020). Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Yayasan Kita Menulis. Yasa, I. K. O. A., & Arka, S. (2015). Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan antardaerah terhadap kesejahteraan masyarakat Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. Zulfa, A. (2016). Pengaruh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran di kota lhokseumawe. Jurnal Visioner & Strategis, 5(1). Tren Pemahaman Akhlak Pada Masyarakat Modern 390