Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, Pengaruh Lingkungan Tropis terhadap Bangunan
…
16 pages
1 file
Paper ini berisi pengaruh lingkungan tropis terhadap suatu bangunan yang dibahas dalam 3 aspek: -Respon massa bangunan terhadap perilaku tropis -Shading pada bangunan -Material bangunan
Iklim mempunyai dampak yang kuat terhadap pembentukan sebuah rancangan bangunan. Iklim sebuah wilayah akan mempengaruhi respon dalam membentuk kenyamanan beraktivitas pengguna. Respon rancangan dari masing-masing iklim membentuk tipologi bentuk yang secara umum dikenal dengan arsitektur lokal. Pada iklim tropis lembab yang tersebar di sepanjang garis khatulistiwa bumi, terutama Indonesia, bentuk bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengguna dari berbagai sisi, terutama dari segi kenyamanan termal. Kenyamanan termal merupakan hal yang amat penting dan harus diperhatikan dalam mendesain suatu bangunan, karena jika kondisi termal suatu bangunan kurang memadai, maka bangunan pun menjadi tidak fungsional karena bertolak belakang dengan tujuan dari arsitektur itu sendiri, yakni memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna. Berbagai cara pun dilakukan oleh arsitek ketika membangun suatu karya arsitektur di area iklim tropis lembab. Beberapa contohnya yaitu orientasi bangunan yang sebisa mungkin menghindari kontak langsung oleh sinar matahari di timur dan barat, pengaturan bentuk massa yang tidak menimbulkan adanya lorong angin, pengaplikasian ventilasi silang sebagai bentuk penghawaan alami yang ramah energi, penentuan material selubung bangunan yang dapat mencegah masuknya sinar matahari secara langsung, penanaman berbagai jenis vegetasi untuk menciptakan suasana yang rindang dan sejuk, dan berbagai upaya lainnya.
JURNAL TEKNIK, 2018
Rumah melayu adalah sebuah wujud dari bangunan yang memiliki makna sangat dalam oleh setiap orang melayu, bangunan tersebut merupakan perwujudan dari rasa tanggung jawab seorang kepala keluarga untuk memberikan keyamana bagi keluarganya. Pada saat bangunan tersebut dibangun tentunya banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti pertimbangan aspek lingkungan itu sendiri salah satunya iklim tropis, yang merupakan adanya pengaruh pencahayaan sinar matahari dan curah hujan terhadap ruang pada arsitektur lokal rumah tradisional Melayu. Dengan melakukan analisis terhadap bentuk bangunan serta bukaan pada dinding dalam bentuk jendela, ventilasi dan bentuk ornamen pada bangunan tradisional tersebut. Sehingga dapat di ketahui pengaruh fisik bangunan tersebut terhadap ruang dalam, sebagai bentuk kenyamanan penghuni untuk bisa menikmati kenyaman udara dan cahaya yang ada dalam ruang tersebut.
Educational Building, 2017
Kebutuhan manusia akan rumah tinggal sebagai kebutuhan primer tidak dapat dipandang sebelah mata. Sekarang ini, kebanyakan rumah tinggal dibangun hanya berfokus pada aspek keindahannya saja tanpa mempertimbangkan kondisi lingkungan dan iklim pada lokasi rencana rumah tinggal akan dibangun. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mendesain rumah tinggal yang ramah lingkungan untuk iklim tropis ditinjau dari aspek termalnya (ventilasi alami dan pencahayaan alami). Desain rumah tinggal rumah ramah lingkungan dibuat dengan memperhatikan aspek lingkungannya, seperti kondisi site existing, peredaran matahari, pergerakan angin, dan aspek lingkungan lainnya. Semua aspek tersebut dianalisis untuk memenuhi kebutuhan rumah tinggal akan aspek kenyamanan termal. Untuk mencapainya dapat dilakungan perancangan secara pasif dengan metode ventiasi alami dan pencahayaan alami yang diterapkan pada desain bangunan. Luasan minimal ventilasi alami dalam suatu ruangan adalah 10 % dari luas lantai ruang tersebut. Dari hasil analisa didapat orientasi bangunan terbaik menghadap arah timur-barat, untuk orientasi bukaan terbaik menghadap utara dan selatan, pada arah ini cahaya matahari bersinar stabil sepanjang hari. Untuk mengatasi radiasi matahari yang tinggi, pada area sekitar bangunan ditanam vegeasi dengan jenis pohon yang rindang dan menyejukkan. Adapun untuk memberikan efek dingin pada ruangan tipe bukaan/jendela yang sesuai dari hasil analisa adalah jendela tipe pivot(berporos) untuk memaksimalkan masuknya angin pada ruang. Untuk mengatasi kondisi kelembapan yang tinggi, dibuat ventilasi bawah yang berada tepat pada bawah jendela, kemudian pada adap yang memiliki bidang datar ditambakan ventiasi untuk mengeluarkan udara panas di ruang antara atap dan plafon. Untuk memberikan kesejukan yang alami pada bangunan, di buat jarak antar bangunan dengan bangunan eksisting agar angin dapat bergerak bebas di area bangunan.
Desa Bajo Indah, Kabupaten Konawe Utara merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya merupakan masyarakat dari suku Bajo. Suku Bajo yang terkenal sebagai pelaut yang handal telah lama dikenal hingga ke negara Asia Tenggara. Kebiasaan hidup masyarakat Bajo yang berpindah-pindah kini mulai mengalami perubahan seiring perubahan jaman dan kondisi lingkungan. Masyarakat Bajo kini telah tinggal menetap seperti yang terdapat pada pemukiman suku Bajo di Desa Bajo Indah, Kabupaten Konawe Utara yang memiliki iklim tropis. Kebiasaan mereka yang dahulu membuat rumah non permanen karena dipersiapkan untuk berpindah lokasi (melaut berpindah-pindah lokasi) kini harus berupaya merencanakan rumah tinggal untuk ditempati dalam waktu yang lama dan memerlukan penyesuaian terhadap kondisi iklim tropis di Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bentuk respon rumah tradisional masyarakat Suku Bajo terhadap kondisi iklim tropis berdasarkan aspek-aspek iklim tropis pada bangunan. Malalui Metode Observasi dan Dokumentasi serta wawancara terhaap objek fisik bangunan melalui parameter dan indikator bangunan beriklim tropis pada kawasan pesisir serta melakukan wawancara terhadap penghuni (Suku Bajo) diketahui bahwa respon Rumah tradisional Suku Bajo terwujud dalam bentuk posisi arah orientasi rumah, model dan arah bukaan (pintu dan jendela), bentuk dan kemiringan atap serta aspek pemilihan material yang didominasi oleh bahan alami.
Jurnal Desain Interior, 2021
Seiring dengan perkembangan teknologi di dunia saat ini yang memasuki Revolusi Industri 4.0 dan pandemik yang melanda dunia telah mengubah pola hidup manusia, menuntut manusia untuk menggunakan teknologi dalam mewujudkan manusia yang berkehidupan lebih sehat, terampil dan lebih cerdas. Kekayaan arsitektur tropis pada bangunan tradisional di Indonesia menjadi hal yang sangat menarik dalam hubungannya dengan modernisasi dan adaptasi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Masyarakat Indonesia tengah mengalami proses adaptasi budaya baik budaya fisik maupun non fisik dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta kemajuan teknologi melalui penggunaan bahan bangunan dan teknologi di dunia sejalan dengan perkembangan teknologi terutama teknologi yang dapat diterapkan pada sebuah bangunan. Era New Normal dengan tuntutan orientasi pada kesehatan dan kenyamanan penghuni dan pengguna bangunan kesadaran akan tuntutan ini membingkai semangat pembangunan arsitektur yang mampu berada...
1 Program studi kajian lingkungan dan pembangunan, Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya 2 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Surabaya Abstrak Tulisan ini mambahas metode evaluasi kenyamanan termal dalam ruangan. Analisis pustaka kenyamanan termal ruang dalam (indoor) dilakukan dengan lingkup harapan kenyamanan penghuni, kenyamanan melalui media pendinginan aktif dan pasif, terutama di daerah-daerah iklim tropis lembab. Berbagai metode dilakukan untuk mengurangi pemanfaatan pendinginan aktif, untuk memperoleh kenyamanan termal ruang dalam (indoor). Pada umumnya para penghuni merasa tidak-puas dengan kondisi kenyamanan yang ada ( masih di luar zona kenyamanan stándar ASHRAE 55). Oleh karena itu diperlukan tindakan dengan mengatur sistem ventilasi secara mekanik.
Modul, 2013
Rumah adalah sebuah bangunan yang dijadikan tempat tinggal pada jangka waktu tertentu. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep social kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas dll. Dilihat dari pengertiannya, jelas bahwa rumah memiliki fungsi untuk memberikan perlindungan sebagai tempat tinggal dan beraktivitas. Minimalis merupakan suatu kata yang cenderung mengarah ke suatu kesederhanaan. Dalam desain suatu rumah, minimalis termasuk salah satu konsep yang sekarang ini digemari oleh masyarakat. Perumahan di daerah Semarang pun mulai berkembang pesat dengan konsep desain ini. Dalam arsitektur, membuat suatu bangunan rumah tinggal di Semarang yang baik, harus bercirikan tropis, dimana salah satunya dengan memberikan tritisan yang dapat melindungi dinding bangunan dari radiasi sinar matahari langsung yang merambat ke dalam ruangan. Radiasi sinar matahari juga terpengaruh oleh orientasi fasade bangunan dimana banyak sedikitnya intensitas radiasi sinar matahari tersebut. Dari hasil hasil penelitian rumah yang mampu beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia khususnya Kota Semarang adalah rumah dengan type Boogey di Perumahan Graha Candi Golf, yang berorientasi ke arah tenggara. Dikarenakan hanya tersinari selama 20 menit dengan prosentase penyinaran sebesar 19.96%. Angka prosentase ini tidak melebihi dari standar yang ada yaitu selama 2 jam penyinaran rata-rata prosentase penyinaran adalah 30%. Sehingga, rumah ini mampu beradaptasi dengan iklim tropis. Kata kunci : rumah, minimalis, tropis OUTSIDE Diisi dengan isolator panas Dinding batu bata
Negara Indonesia, menyatakan bahwa perubahan Undang-Undang Dasar pada dasarnya merupakan suatu keniscayaan. Hal itu berpijak pada masalah dasar yang dihadapkan kepada kita adalah "dapatkah generasi yang hidup sekarang ini mengikat generasi yang akan datang ?" Perkataan "sekarang" dalam kalimat di atas dapat pula diubah menjadi "yang lalu', sehingga persoalannya akan berbunyi "dapatkah generasi yang lalu mengikat generasi yang hidup sekarang ini?" Bila persoalan dimaksud diterapkan pada konstitusi atau undang-undang dasar, akan timbul pertanyaan apakah "konstitusi yang disusun oleh para pendahulu kita dapat di ubah?". Dalam suasana yang tidak memungkinkan bagi para penyelenggara negara melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 945, pada tahun 1978, Prof. Dr. H. R. Sri Soemantri Martosoewignjo, S.H. (selanjutnya disebut dengan Penulis) telah mempunyai keberanian untuk melakukan penelitian tentang kemungkinan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yang berupa constitutional amandemen. Hampir dua puluh delapan tahun kemudian, perubahan UUD 1945 secara formal dilakukan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat pada Tahun 1999. Hal ini menunjukkan kepakaran Penulis dan kemampuanya berpikir jauh ke depan. Guna mempelajari pola dan landasan pikir Penulis, penyusun mencoba mengupas buku Penulis yang berjudul "Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi" berdasarkan pengetahuan Penyusun yang didapat dari sumber referensi dan bahan bacan lain. Khusus pada bagian ini, penyusun mencoba menyarikan pemikiran-pemikiran Penulis yang dituangkan dalam buku dimaksud. 2. Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai kontitusi tertulis merupakan konstitusi yang dituangkan dalam dokumen formal. Menurut sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemedekaan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 16 Agustus 1945, atau hanya dalam waktu 49 (empat puluh sembilan) hari kerja. Karena disusun dalam waktu yang singkat dan dalam suasana yang kurang memungkinkan, oleh penyusunnya UUD 1945 dikatakan sebagai UUD kilat. Hal ini seperti dinyatakan oleh Soekarno sebagai ketua PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 : ".. bahwa Undang-Undang Dasar yang kita buat sekarang ini, adalah Undang-Undang Dasar Sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan : ini adalah Undang-Undang Dasar Kilat. Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tenteram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna.." Sebagai undang-undang dasar atau konstitusi sebagai dokumen, pada saat ditetapkannya Undang-Undang Dasar Negara 1945 dikenal juga dengan Undang-Undang Dasar Negara Proklamasi : a. hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau b. berisi pandangan tokok-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu sekarang maupun untuk masa yang akan datang c. mengandung atau berisi suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin. Satu hal yang belum tercakup yang biasanya terdapat dalam konstitusi adalah "tingkattingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa", karena belum memungkinkan untuk dapat dilaksanakan sepenuhnya. Pada umumnya, undang-undang dasar atau konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu : 1. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, hal ini diantaranya terdapat pada Pasal 27, Pasl 28, Pasal 29, Pasal 31,dan pasal 37. 2. ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifaf fundamental. Untuk mencapai tujuan negara, sidang BUPK telah sepakat untuk menetapkan adanya enam lembaga dalam Undang-Undang Dasar. Dalam UUD 1945 juga ditetapkan bentuk pemerintahan, yaitu Republik. Materi ini diatur dalam Pasal 1, 2, 4, 6, 7, 8, 16, 17, 18, 19, 23, dan 24. 3. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Critical Public Health, 2019
Auto Edition, 2024
Özgür Yayınları eBooks, 2023
WQI Analysis , 2022
Nature Scientific data, 2024
Medieval Archaeology 65, 2021
Aesthetic Plastic Surgery, 1994
Zeitschrift f�r Physik D Atoms, Molecules and Clusters, 1993
International Journal of Environmental Research and Public Health, 2021
Conference on Human Factors in Computing Systems - Proceedings, 2008
International Journal of Computing and Digital Systems, 2019
El-Qist: Journal of Islamic Economics and Business (JIEB)