Academia.eduAcademia.edu

Pengaruh Lingkungan Tropis terhadap Bangunan Rempah Rumah Karya

2018, Pengaruh Lingkungan Tropis terhadap Bangunan

Paper ini berisi pengaruh lingkungan tropis terhadap suatu bangunan yang dibahas dalam 3 aspek: -Respon massa bangunan terhadap perilaku tropis -Shading pada bangunan -Material bangunan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 1 FENOMENA ....................................................................................................................... 2 Bangunan Rempah Rumah Karya .................................................................................. 2 Profil Bangunan .............................................................................................................. 3 ASPEK BAHASAN ............................................................................................................ 4 Respon Massa terhadap Perilaku Tropis ........................................................................ 4 Shading pada Eksistensi Bangunan ................................................................................ 5 Material Bangunan ......................................................................................................... 5 PENGARUH TROPIS PADA BANGUNAN ..................................................................... 7 Respon Massa terhadap Perilaku Tropis ........................................................................ 7 Shading pada Eksistensi Bangunan .............................................................................. 13 Material Bangunan ....................................................................................................... 14 1 FENOMENA A. Bangunan Rempah Rumah Karya Bangunan Rempah Rumah Karya disebut sebagai karya arsitektur sederhana dengan konsep green building, yang sangat cocok dengan iklim tropis di Indonesia tepatnya Karanganyar. Apabila dilihat secara keseluruhan bangunan ini memang sangatlah sesuai dengan kesan tropis, tercermin dari banyaknya tanaman hijau disekitar bangunan serta material bangunan yang digunakan. Rempah Rumah Karya awalnya dibuat untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan material oleh sang arsitek yaitu Paulus Mintarga. Terdapat serpihan kayu dari sisa produksi mebel kayu atau sisa pembangunan dan potongan rangka besi yang semuanya membutuhkan ruang penyimpanan. Ide kreatif kemudian berkembang, menjadikan material-material tersebut bangunan yang mampu mewadahi berbagai macam kegiatan. Selain difungsikan sebagai kantor, Rempah Rumah karya juga difungsikan sebagai tempat yang dapat mewadahi desainer, arsitek, seniman, dan komunitas. 2 Rempah Rumah Karya memiliki 4 massa bangunan yaitu rumah rempah 1, rumah rempah 2, rumah rempah 3, dan bangunan servis yang berisi penginapan, dapur dan tempat pemasaran hasil karya. Pada pembahasan kali ini, objek yang dijadikan item konfirmasi untuk materi pembelajaran adalah bangunan rumah rempah 1. B. Profil Bangunan Nama Bangunan : Rempah Rumah Karya Lokasi : Jalan Adi Sucipto No.56, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah Fungsi Bangunan : kantor, bengkel kerja (workshop) Arsitek : Paulus Mintarga Denah Bangunan 3 ASPEK BAHASAN A. Respon Massa Bangunan terhadap Perilaku Tropis 1. Atap Bangunan a. Kemiringan Sudut Atap. Atap adalah sebagai penutup dari panas dan hujan, atap harus mempunyai sudut kemiringan yang cukup sehingga disaat hujan turun air hujan dapat mengalir dengan lancar. Dan disaat panas terik matahari dengan sudut kemiringan yang cukup maka akan menciptakan efek thermal udara sejuk diruang dibawahnya, rata-rata kemiringan atap lebih besar dari 30 derajat. b. Tritisan Atap. Tritisan atap mempunyai fungsi diantaranya; menepis cucuran air hujan sehingga meminimalkan tampias disaat hujan turun, tritisan juga berfungsi sebagai “topi” agar ruang dapat ternaung dari sinar matahari yang langsung dan menepis panas yang akan jatuh kedalam ruang, disamping itu dinding luar bangunan tidak secara langsung terkena curah hujan yang berakibat lembab dan rusak. Kelaziman tritisan atap adalah 70cm sampai dengan 90cm. 2. Dinding Bangunan a. Bukaan/lubang Dinding Bangunan Bukaan yang dimaksud adalah dalam bentuk lubang yang mampu mendatangkan efek thermal udara didalam ruang bangunan, seperti; lubang angin-angin untuk sirkulasi udara segar dan tiupan angin, jumlah jendela yang cukup dan mampu dibuka tutup, pintu jendela yang diletakkan pada kutub mata angin yang tidak langsung terpapar lintasan sinar matahari, tidak banyak menggunakan material kaca karena kaca akan mampu menghantar panas sinar matahari sampai dengan 90% yang berakibat ruang menjadi panas. Bukaan dinding pada bangunan di daerah tropis memang banyak karena untuk mengatasi kelembaban yang tinggi daerah tropis namun tetap mengindahkan efek thermal udara yang dihasilkan. b. Proporsi Ketinggian Dinding Bangunan Ketinggian dinding bangunan memiliki proporsi yang cukup sehingga menciptakan ruang yang luas lega dilihat dari jarak lantai bangunan terhadap 4 langit-langit (plafon/atap) maka udara didalamnya akan cukup oksigen (untuk pernafasan) sehingga menciptakan udara segar bagi orang yang berada dalam ruangan tersebut. B. Shading pada Eksistensi Bangunan Sunshading Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap. Contoh Sunshading C. Material Bangunan 1. Material Penutup Atap Penggunaan material penutup atap disesuaikan dengan daerah dimana bangunan didirikan, untuk daerah yang cukup panas material yang digunakan adalah genteng yang terbuat dengan bahan dasar tanah, bahan ini ketika terkena musim panas akan mampu meredamnya dan panas disimpan dalam genteng tersebut disiang hari namun sebaliknya jika tiba malam hari akan lambat melepaskan panas 5 dalam genteng sehingga ruang dibawahnya tidak terlalu dingin namun jika musim hujan terlalu panjang maka genteng akan lembab dan cukup sulit atau lama dalam melepaskan kelembabannya, dan jika kita tinggal di daerah yang kondisinya dingin di dataran tinggi maka penutup atap mengunakan material seng yang akan mudah melepas panas dan mudah juga melepaskan kelembaban pada material seng tersebut. Demikian dapat kita lihat bangunan di masyarakat kita. Ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan ijuk (batang daun/lembar daun) sebagai material penutup atap atas pertimbangan dan menyikapi kondisi bangunan di daerah alam tropis. 2. Material Dinding Bangunan Material dinding bangunan di daerah tropis banyak menggunakan unsur bahan alam, seperti; batu bata, kayu, batu kali dan bambu, yang mana bahan material tersebut mudah didapat, mudah perawatan dan pergantiannya, material tersebut mampu menciptakan efek thermal (pengkondisian udara ruang) secara alami. 6 PENGARUH TROPIS PADA BANGUNAN A. Respon Massa terhadap Perilaku Tropis 1. Atap Bangunan Atap bangunan Rumah Rempah 1 ini berbentuk kurva. Rangkaian baja yang membentuk kurva tertutup sebagai struktur utama. Bentuk atap kurva dipilih karena menyesuaikan dengan material yang telah tersedia. Dapat terlihat dari gambar pada saat tahap konstruksi, material struktur berasal dari potongan rangka besi yang memiliki ukuran yang pendek. 7 Meskipun tidak menggunakan atap miring seperti bangunan tropis pada umunya, bentuk atap kurva ini memberikan efek air hujan yang jatuh ke atap menuju ke bagian yang rendah dan air hujan langsung jatuh ke kolam yang berada di sisi samping bangunan. Sehingga air hujan yang jatuh ke atap langsung ditampung oleh kolam tersebut. Namun terdapat sedikit cekungan pada atap kurva ini, meskipun hanya sedikit, hal ini mengakibatkan berkumpulnya air hujan di atap dan dapat berdampak pada material atap yang digunakan menjadi semakin menurun daya tahannya. Kolam di samping bangunan 8 Bentuk atap yang seperti ini membuat proporsi dinding menjadi lebih sedikit, namun bentuk melengkung justru menjadikan sirkulasi udara di dalam ruangan menjadi baik, sehingga kenyamanan thermal di dalam bangunan dapat tercapai. Selain itu meskipun sebagian sisi dinding tertutup dengan atap, cahaya matahari di dalam ruangan yang didapat tergolong optimal. Penerangan alami yang didapat pada pagi-siang hari sangat cukup sehingga tidak memerlukan penerangan buatan. Seperti bangunan tropis lainnya, bangunan rumah rempah 1 juga memiliki tritisan sepanjang kurang lebih 80cm untuk meminimalkan tampias disaat hujan turun. 9 2. Dinding Bangunan Pada fasad tampak depan bangunan menggunakan kaca dan lempengan besi yang diberi frame sehingga terlihat dinamis. Penggunaan kaca pada semua sisi fasad bangunan berfungsi untuk masuknya cahaya matahari, sehingga pada pagi hingga siang hari ruang dalam mendapat cahaya yang cukup tanpa menggunakan cahaya buatan. Penempatan fasad dengan material kaca ditempatkan pada sisi utara bangunan, begitupun juga dengan pintu masuk utama, sehingga cahaya yang masuk bukan merupakan paparan langsung dari sinar matahari. 10 Pada sisi timur bangunan, fasad menggunakan susunan kusen jendela dengan penutup yang bermacam-macam. Sebagian besar menggunakan krepyak atau bambu yang disusun, terdapat pula material kaca serta kawat besi yang disusun. Masing-masing jenis merupakan bukaan dengan intensitas yang berbeda-beda. Jendela kaca dapat dibuka dan ditutup sehingga selain memberikan penerangan juga sebagai aliran udara masuk dan keluar, begitupun dengan jendela kawat besi, memudahkan udara dapat memasuki dalam ruangan. Jumlah jendela kaca dan kawat besi tidak banyak, hal ini dikarenakan untuk meminimalisir sinar matahari yang masuk dan mencegah suhu panas di dalam ruangan. Jendela krepyak sebagai penutup yang cukup rapat namun memiliki celah-celah, meskipun sedikit cahaya dan angin yang masuk namun dengan jumlah yang banyak dapat menghadirkan efek kenyamanan thermal yang sesuai. 11 Pada sisi barat bangunan digunakan kawat besi sebagai penutup fasadnya. Dinding kawat setinggi kurang lebih 1.5 meter ini membuat intensitas cahaya matahari yang masuk cukup banyak sehingga penerangan di dalam ruangan menjadi sangat cukup. Selain itu meskipun terletak di sebelah barat, sinar matahari sore yang masuk ke dalam ruangan dapat terminimalisir karena selain atapnya yang berbentuk kurva, juga adanya vegetasi yang cukup banyak di samping bangunan. Ketinggian bangunan memiliki proporsi yang cukup sehingga menciptakan ruang yang luas dan lega dilihat dari jarak lantai bangunan terhadap langit-langit (plafon/atap) maka udara didalamnya akan cukup oksigen (untuk pernafasan) sehingga menciptakan udara segar bagi orang yang berada dalam ruangan tersebut. 12 B. Aspek Shading pada Eksistensi Bangunan SIANG SORE PAGI Fasad bangunan pada sisi utara, timur, selatan maupun barat memiliki bukaan dengan material kaca, dengan ukuran dan jumlah yang berbeda-beda. Banyaknya bukaan dengan material kaca ini membuat sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan dengan intensitas yang besar sehingga ruangan memiliki tingkat terang yang sangat cukup tanpa diperlukan lagi cahaya buatan. Jendela dari anyaman bamboo juga dapat digolongkan sebagai sunshading dari bangunan ini karena dapat meminimalisir intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. 13 Pada gambar di bawah merupakan sinar matahari pagi yang masuk ke dalam ruangan. Sinar yang masuk tidak dalam intensitas yang besar, namun cukup untuk menerangi ruangan lantai atas maupun bawah. Gambar. Sinar Matahari Pagi Pada utara dan barat bangunan terdapat payung besar dengan rangka besi yang diberi tanaman rambat serta tanaman dalam pot. Payung besar ini menjadi komponen peneduh pada sekitar bangunan. C. Material Bangunan 1. Material Penutup Atap Untuk penutup atapnya, rangka besi ditutup dengan krepyak bambu (bambu yang dipecah) lalu ditutup dengan aspal paper (yang dibuat sendiri dari bekas kantong sak semen yang dilapis aspal), terakhir ditutup ijuk, dan bagian atas atap diberi tanaman rambat. Tanaman rambat dapat meminimalisir efek panas dari silau 14 matahari. Sedangkan lapisan atap menciptakan struktur atap yang ringan dan kuat, serta tahan terhadap terpaan angin dan getaran. 2. Material Dinding Bangunan Pada bangunan ini digunakan berbagai material bekas untuk bagian fasadnya. Pada fasad tampak samping bangunan Rumah Rempah 1 menggunakan krepyak (bambu yang sudah diremukkan) yang diberi frame dari besi, dan diberi kaca sebagai sumber cahya. Semua material fasad pada bangunan ini diikat pada jaring kawat dan tiang besi dibelakangnya. Jenis dinding ini membuat aliran udara dapat dengan mudah masuk ke dalam bangunan sehingga sirkulasi udara berjalan dengan lancar. 15 Kaca dan lempengan besi berasal dari limbah lalu di modifikasi seperti Gambar diatas, kaca dan lempengan besi disangkutkan di jaring kawat, jaring kawat dan tiang besi menjadi struktur dari dinding bangunan ini. 16