View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
brought to you by
CORE
provided by E-Journal Universitas Islam Darul Ulum Lamongan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
KESANTUNAN BERBAHASA PADA DIALOG DEBAT PILPRES 2019
1
Shofianah, 2Syamsul Ghufron, 3Nisaul Barokati Selirowangi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan
[email protected],
[email protected],
[email protected],
Abstrak
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif bersifat deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan mendokumentasikan, mentranskrip, menyimak, dan mencatat serta mengisi
data pada lembar korpus. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan teknik
dokumentasi, transkripsi, simak, catat, pengisian lembar korpus, analisis secara heuristik dan
menarik simpulan. Peneliti menememukan bentuk tuturan yang santun dan tidak santun
dalam dialog debat capres dan cawapres 2019 berdasarkan prinsip kesantunan baik
pematuhan maupun penyimpangan terhadap maksim Leech. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa debat pilpres 2019 terdapat banyak pelanggaran dibandingkan ketaatan pada maksim
kesantunan berbahasa sehingga sangat menarik untuk dikaji.
Kata Kunci: Pragmatik, Kesantunan Berbahasa, Maksim Geoffey Leech, Dialog Debat
Pilpres 2019
Abstract
This study uses descriptive qualitative analysis. Data collection is done by
documenting, transcribing, listening, and recording and filling in data on the corpus sheet.
The method used in this study was documentation, transcription, referring, recording, filling
in the corpus sheet, heuristic analysis and drawing conclusions. The researcher found a form
of polite and disrespectful speech in the 2019 presidential and vice presidential debate
dialogue based on the principle of politeness both compliance and deviation from the Leech
maxim. The results of the study show that the debate in the 2019 presidential election has
many violations compared to obedience to the maxim of politeness in language so it is very
interesting to study.
Keywords: Pragmatics, Language politeness, Maxim Geoffey Leech, Debate Dialogue for
2019 Presidential Election
LATAR BELAKANG
Dalam berbahasa manusia perlu
memperhatikan
adanya
kesantunan
berbahasa ketika berkomunikasi dengan
manusia satu dengan lainnya. Hal itu
bertujuan agar manusia bisa menggunakan
bahasa yang santun dan tidak melakukan
kesalahan dalam berbahasa. Sebuah tuturan
dikatakan santun atau tidak, sangat
tergantung pada ukuran kesantunan
masyarakat penutur bahasa yang dipakai.
Tuturan dalam bahasa Indonesia secara
umum sudah dianggap santun jika penutur
menggunakan kata-kata yang santun,
Bahasa merupakan sebuah sarana
yang
digunakan
manusia
untuk
berkomunikasi. Chaer dan Agustina (2004:
14) menyatakan bahwa secara tradisional
dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa
adalah alat untuk berinteraksi atau sebagai
alat komunikasi, dalam arti bahasa
digunakan untuk menyampaikan informasi,
perasaan, gagasan, ataupun konsep. Sesuai
dengan fungsinya, bahasa memiliki peran
sebagai penyampai pesan antara manusia
satu dengan lainnya.
Halaman 70
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
tuturannya tidak mengandung ejekan secara
langsung, tidak memerintah secara
langsung, serta menghormati orang lain.
Oleh karena itu, kesantunan berbahasa ini
perlu dikaji guna mengetahui seberapa
banyak kesalahan atau penyimpangan
kesantunan berbahasa pada manusia ketika
berkomunikasi satu sama lain.
Kesantunan berbahasa berfungsi
sebagai perekat hubungan antar penutur
dan lawan tutur dalam suatu peristiwa tutur.
Dalam peristiwa tutur diperlukan aturanaturan untuk mengatur tuturan seseorang
dalam berkomunikasi agar komunikasi
terjalin dengan baik dan lancar. Aturanaturan tersebut terdapat pada prinsip
kesantunan berbahasa yang dipaparkan oleh
sejumlah pakar seperti Leech (2015: 141)
membagi prinsip kesantunan menjadi
enam, yakni maksim kebijaksanaan (tact
maxim),
maksim
kedermawanan
(generosity maxim), maksim penghargaan
(approbation
maxim),
maksim
kesederhanaan (modesty maxim), maksim
permufakatan (aggrement maxim), dan
maksim simpati (sympathy maxim).
Kesantunan berbahasa diperlukan
oleh setiap orang dalam berkomuikasi, tak
terkecuali dalam pelaksanakan debat calon
presiden dan wakil presiden. Dari peristiwa
debat tersebut, masyarakat, calon pemilih,
tentu dapat melihat calon pemimpin saat
berkomunikasi. Hal ini lah yang
mendorong calon pesiden dan wakil
pesiden untuk berkomunikasi dengan
santun.
Hal
ini
bertujuan
untuk
menginformasikan visi misi ataupun
program kerja, mempengaruhi masyarakat
agar memilih pemimpin yang beretika, dan
lain sebagainya.
Halaman 71
Hal inilah yang mendorong
peneliti untuk meneliti terkait dengan
kesantunan
berbahasa
dalam
debat
pemilihan presiden dan wakil presiden
2019. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori Leech (2015:141) yang
membagi prinsip kesantunan menjadi
enam, yakni maksim kebijaksanaan (tact
maxim),
maksim
kedermawanan
(generosity maxim), maksim pujian
(approbation maxim), maksim kerendahan
hati
(modesty
maxim),
maksim
kesepakatan (aggrement maxim), dan
maksim simpati (sympathy maxim). Dari
acara debat ini diharapkan masyarakat lebih
jeli untuk memilih pemimpin terkait visi
dan misi paslon lima tahun kedepan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskripstif. Metode kualitatif adalah suatu
metode yang digunakan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, dan tindakan (Moleong,
2013: 6).
Dalam metode ini, interpretasi
bersifat analisis kualitatif. Analisis data
yang
digunakan
bersifat
induktif
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan dan kemudian dikonstruksikan
menjadi hipotesis atau teori (Sugiyono,
2011: 15). Metode kualitatif dilakukan
dengan tidak mengutamakan pada angkaangka, tetapi mengutamakan kedalaman
penghayatan terhadap interaksi antar
konsep yang sedang dikaji secara empiris
(Semi, 1993: 23).
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menyajikan hasil
analisis data yang mendeskribsikan
Kesantunan Berbahasa pada Dialog Debat
Pilpres
2019
menunjukkan
prinsip
kesantunan berdasarkan teori Geoffey
Leech yang meliputi: (a) maksim
kebijaksanaan (tact maxim), (b) maksim
kedermawanan (generosity maxim), (c)
maksim pujian (approbation maxim), (d)
maksim kerendahan hati (modesty maxim),
(e) maksim kesepakatan (agreement
maxim), dan (f) maksim simpati (sympathy
maxim).
Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan oleh peneliti, maksim yang
banyak
digunakan
adalah
maksim
kesepakatan (agreement maxim). Hal ini
menunjukkan penutur dan lawan tutur di
dalam dialog debat pilpres 2019 mematuhi
maksim kesepakatan (agreement maxim)
yaitu dengan berusaha meminimalkan
ketidaksetujuan antara penutur dengan
lawan tutur dan memaksimalkan kesetujuan
penutur dengan lawan. Sedangkan maksim
yang paling sedikit ditemukan adalah
maksim kebijaksanaan (tact maxim).
Selain pematuhan maksim, banyak
ditemukan
penyimpangan
maksim.
Penyimpangan maksim juga banyak
ditemukan dalam maksim kesepakatan
(agreement maxim) yaitu dengan berusaha
meminimalkan kesetujuan antara penutur
dengan lawan tutur dan memaksimalkan
ketidaksetujuan penutur dengan lawan.
Sedangkan maksim yang paling sedikit
ditemukan adalah maksim maksim simpati
(sympathy maxim).
Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim)
Dalam maksim kebijakasanaan
dijelaskan bahwa orang dapat dikatakan
Halaman 72
santun apabila memaksimalkan keuntungan
bagi orang lain dan meminimalkan
kerugian bagi orang lain. Ketika penutur
berusaha menguntungkan pihak lain, lawan
tututr akan merasa dihargai dan dihormati.
Hal ini dilakukan untuk menjaga perasaan
agar tidak dianggap kurang sopan. Agar
lebih jelas tuturan di bawah ini dapat
dicermati dan dipertimbangkan.
Jokowi: “Terima kasih, dalam visi misi
Bapak menyebutkan bahwa
setiap kebijakan Akan perspektif
gender
dan
pemberdayaan
perempuan
akan
memprioritaskan pemberdayaan
perempuan. Tapi saya melihat
dalam struktur pengurusan partai
yang bapak pimpin jabatan
jabatan strategis seperti Ketua
Umum, Ketua Dewan Pembina,
Ketua Dewan Penasehat, Ketua
Dewan, Ketua Harian, Wakil
Ketua Harian, Sekjen bendahara,
semuanya laki-laki. Bagaimana
bapak menjabat menjawab ini?
Inkonsistensi ini?”
Prabowo: “Baik, saya ingin jelaskan partai
kami adalah partai muda. Partai
baru kami baru berdiri kurang
lebih 10 tahun dan pada saat
penyusunan
tentunya
kita
memilih dan menunjuk siapa
yang paling pertama dan paling
mau untuk muncul, tetapi benar
yang Bapak sebut, tapi yang di
eselon-eselon seperti sebagai
waktu contoh Wakil Ketua
Umum saya kira cukup kita
punya Wakil Ketua Umum Ibu
Rahmawati Soekarno Putri. Iya
beliau bertanggung jawab untuk
ideologi. Kita juga punya
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
beberapa Wakil Ketua Umum
lainnya, kemudian kita punya
sayap partai yang namanya
perempuan Indonesia Raya dan
kita punya susunan caleg, saya
kira mungkin terbanyak dari
seluruh partai, Pak. UndangUndang kalau tidak salah
mewajibkan 30 persen, kita
mungkin sudah mendekati 40
persen, walau mungkin tidak
sampai 40 tapi sudah mendekati
dan itu tekad kami. Jadi kita
memang mengakui ini adalah
suatu perjuangan, kita belum
puas tapi kami membuka peluang
sebesar besarnya untuk emakemak perempuan untuk untuk
bergerak
dan
sekarang
pendukung kita yang paling
keras adalah emak-emak di
seluruh Indonesia, saya kira
demikian.”
Sandiaga: “Saya bukan Gerindra lagi pak,
gak bisa jawab Pak.”
Prabowo: “Oh ya benar-benar benar sorry
sorry”
Sandiaga: “Kecuali bapak angkat lagi, Pak”
Prabowo: “Gak, jangan-jangan.”
Jokowi: “Iya sebetulnya saya tidak harus
menjawab lagi, karena Pak
Prabowo mengakui, tetapi bahwa
apa yang sudah diakui tadi kalau
boleh bandingkan mohon maaf
misalnya di kabinet saya. Saat
saya membentuk kabinet, ada 9
menteri
perempuan
yang
menempati
tempat-tempat
strategis. Misalnya Menlu itu
adalah Menteri Luar Negeri
pertama, kemudian Menteri
BUMN, Menteri Keuangan,
Halaman 73
kemudian
Menteri
LHK,
kemudian Menteri yang berani
dan nekat Menteri Kelautan dan
Perikanan. Dan saya juga pernah
membentuk younger kapan saja
KPK, terdiri dari 9 orang yang
semua semuanya perempuan dan
mereka
bisa
memilih
komisioner.”
Prabowo: “Baik saya kira itu, tapi juga
sekarang
masyarakat
juga
menilai beberapa yang Bapak
tadi banggakan, justru yang
menunjukkan suatu kerugiankerugian besar bagi kepentingan
bangsa dan rakyat. Jadi menurut
saya, kita jangan permasalahkan
orang demi orang, ya kita
masalahkan adalah kebijakankebijakan yang dia hasilkan dan
dia produk kan, jadi kalau
dibilang masalah gender oke kita
cari, kita bisa hitung jumlah tapi
kalau kita bilang output kita bisa
berlipat lagi, kita bisa berlipat
lebih lama lagi, jangan hanya
perempuan diangkat dan kita
bangga, harus perempuan tapi
juga cakap dan pro rakyat, dan
tidak perempuan mengambil
kebijakan-kebijakan
yang
merugikan
rakyat
ini
masalahnya, jadi saya tidak akan
membanggakan hanya karena dia
perempuan, kalau dia perempuan
tapi dia tidak membela rakyat
sendiri ya saya kira tidak perlu
dibanggakan.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema Hukum
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
dan HAM. Pada segmen ini masing-masing
Paslon memberikan pertanyaan keapada
Paslon lain yang nantinya akan menanngapi
pertanyaan Paslon penanya. Dalam hal ini
pihak penanya merupakan paslon nomor
urut 01 pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin)
sementara paslon nomor urut 02 pasangan
(Prabowo-Sandiaga) akan memberikan
jawaban berdasaerkan pertanyaan yang
disampaikan oleh paslon nomor urut 01
(Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan dialog tersebut tuturan
yang digunakan oleh masing-masing paslon
baik nomor urut 01 pasangan (JokowiMa’ruf Amin) maupun paslon nomor urut
02 pasangan (Prabowo-Sandiaga) dianggap
kurang santun dan melanggar maksim
kebijaksnaan (Tact Maxim) karena masingmasing paslon sama-sama berupaya
memaksimalkan kerugian bagi lawan tutur
dan memaksimalkan keuntunagan bagi
pihak masing-masing.
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kebijaksnaan (Tact Maxim) yang
berbunyi:
(a) meminimalkan kerugian kepada pihak
lain!
(b) memaksimalkan keuntungan kepada
pihak lain!
Prabowo: “Kita mengetahui bersama bahwa
masalah korupsi dan konflik
kepentingan ini sangat erat
hubungannya.
Saya
ingin
bertanya bagaimana pandangan
bapak
tentang
konflik
kepentingan ini. Apakah bapak
bisa meyakini dan menjamin
bahwa pejabat pejabat yang
bekerja untuk bapak benar-benar
tidak memiliki kepentingan
pribadi atau kelompok atau
Halaman 74
bisnis dalam kebijakan-kebijakan
yang diambil terutama dalam
impor-impor beras gula dan
komoditas
komoditas
yang
sangat dirasakan merugikan
petani- petani kita?”
Jokowi: “Pertama, saya akan mulai dari
saya, Pak Prabowo. Saya ini
tidak memiliki beban-beban
masa lalu, sehingga enak dalam
memberikan perintah-perintah,
tidak
ada
kepentingankepentingan pejabat yang kami
angkat. Kalau memang ada dan
bapak memiliki bukti-bukti yang
kuat, dilaporkan saja pak polisi,
laporkan saja ke KPK, laporkan
saja ke Kejaksaan, kalau
memang ada buktinya. Tetapi
bahwa pemerintah kami, ingin
semuanya
sederhana,
ingin
semuanya mudah, seperti yang
telah kita bangun yaitu online
single
submission
sebagai
contoh. Dengan online single
submission ini yang dulunya
kalau orang ingin mencari izin
sampai bertahun-tahun, bukan
berbulan-bulan, bertahun-tahun,
izin sekarang, bapak sebagai
pengusaha, coba ke online single
submission, coba bapak datang.
Bapak tunggu dua jam, bisa
langsung memulai usaha. Inilah
yang
kita
lakukan
yaitu
memperbaiki sistem sehingga
peluang untuk terjadinya korupsi
tidak ada, ada transparansi di
situ, ada keterbukaan di situ, ada
manajemen pengawasan yang
ketat, management control, kalau
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
bapak memiliki bukti-bukti kuat,
silakan dilaporkan.”
Prabowo: “Pak Jokowi yang saya hormati
dengan segala kerendahan hati,
yang membingungkan kami
adalah, di antara menteri-menteri
bapak itu berseberangan, ada
yang
mengatakan
produksi
persediaan beras cukup, tapi ada
lagi yang mau impor beras, jadi
ini yang membingungkan kami,
jadi kami bertanya kepada bapak.
Jadi bagaimana pejabat yang
bapak angkat, termasuk, Dirut
Bulog, Pak Buwas (Budi
Waseso) mengatakan bahwa
cukup,
kemudian
Menteri
Pertanian Bapak mengatakan
cukup, tapi Menteri Perdagangan
Bapak
mengizinkan
impor
komoditas pangan yang begitu
banyak,
ini
yang
membingungkan rakyat dan
kami. Ini masalah pemerintahan
Bapak sendiri di antara pejabatpejabat yang Bapak angkat,
karena itu kami tanya kepada
Bapak, apakah Bapak benarbenar yakin tentang tidak ada
konflik kepentingan. Itu saja,
Pak.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema Korupsi
dan Terorisme. Pada segmen ini masingmasing Paslon memberikan pertanyaan
keapada Paslon lain yang nantinya akan
menanngapi pertanyaan Paslon penanya.
Dalam hal ini pihak penanya merupakan
paslon nomor urut 02 (Prabowo-Sandiaga)
pasangan sementara paslon nomor urut 01
Halaman 75
pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin) akan
memberikan
jawaban
berdasarkan
pertanyaan yang disampaikan oleh paslon
nomor urut 02 (Prabowo-Sandiaga).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 02 (PrabowoSandiaga)
dianggap
santun
karena
memaksimalkan keuntungan bai ihak lain.
Hal ini dibuktikan dengan pernyatan paslon
nomor urut 02 Prabowo “Pak Jokowi yang
saya hormati dengan segala kerendahan
hati....” berdasarkan dialog tersebut dapat
dianalisis bahwa semakin panjang tuturan
seseorang semakin besar pula keinginan
orang itu untuk bersikap santun kepada
lawan tuturnya.
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kebijaksnaan (Tact Maxim) yang
berbunyi:
(a) meminimalkan kerugian kepada pihak
lain!
(b) memaksimalkan keuntungan kepada
pihak lain!
Maksim Kedermawanan (Generosity
Maxim)
Maksim kedermawanan seringkali
disebut dengan maksim kemurahan hati.
Maksim kedermawanan mewajibkan setiap
peserta tutur memaksimalkan pengorbanan
atau kerugian dirinya sendiri dan
meminimalkan keuntungan diri sendiri.
Tuturan berikut dapat dicermati dan
dipertimbangkan
untuk
memperjelas
maksim kedermawanan.
Prabowo: “Ingin bertanya bahwa bapak kan
sudah memerintah selama 4
tahun
lebih.
Yang
kita
ketemukan ada perasaan di
masyarakat, bahwa kadangkadang aparat itu berat sebelah.
Sebagai contoh kalau ada kepala
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
daerah, gubernur-gubernur yang
mendukung paslon 01 itu,
menyatakan dukungan tidak apaapa. Tapi ada kepala desa Jawa
Timur menyatakan dukungan
kepada kami, sekarang ditahan
pak, ditangkep. Jadi saya kira, ini
juga suatu perlakuan tidak adil
ya,
juga
menurut
saya
pelanggaran
HAM
karena
menyatakan
pendapat
itu,
dijamin oleh undang undang
dasar pak. Jadi sebetulnya, siapa
pun boleh menyatakan pendapat
dukungan siapa pun. Saya kira
ini yang kami mohon Bapak
perhitungkan, mungkin juga ada
anak buah Bapak yang mungkin
berlebihan.”
Jokowi: “Jangan menuduh seperti itu Pak
Prabowo. Karena kita ini adalah
negara hukum, ada prosedur
hukum, ada mekanisme hukum
yang bisa kita lakukan. Kalau
ada bukti, sampaikan aja penegak
hukum. Jangan kita ini, sering
grusak-grusuk
menyampaikan
sesuatu, misalnya apa jurkamnya
Pak Prabowo misalnya ini,
katanya dianiaya mukanya babak
belur, kemudian konferensi pers
bersama-sama, akhirnya apa
yang terjadi ternyata operasi
plastik, kalau ada. Lho ini negara
hukum, kalo ada bukti bukti,
silakan lewat mekanisme hukum.
Laporan dengan bukti-bukti yang
ada
gampang
sekali
kok
gampang sekali hukum ini
kenapa harus menuduh-nuduh
seperti itu.”
Halaman 76
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema Hukum.
Pada segmen ini masing-masing Paslon
memberikan
jawaban
berdasarkan
pertanyaan yang terdapat dalam amplop.
Sedangkan Paslon lain nantinya akan
menanngapi pernyataan Paslon yang telah
menjawab pertanyaan berdasarkan amplop
yang telah diterima. Dalam hal ini
penerima amplop merupakan paslon nomor
urut 01 pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin)
sementara paslon nomor urut 02 (PrabowoSandiaga) akan memberikan pertanyaan
berdasarkan pernyataan yang disampaikan
oleh paslon nomor urut 01 pasangan
(Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 02 (PrabowoSandiaga) dianggap kurang santun karena
berusaha memaksimalkan keuntungan
untuk pihaknya sendiri dengan memberikan
pernyataan
yang
bertujuan
untuk
menyudutkan paslon nomor urut 01
pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin).
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kedermawanan (generosity maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan keuntungan kepada diri
sendiri!
(b) memaksimalkan kerugian kepada diri
sendiri!
Prabowo: “Tadi saya sudah katakan dalam
sistem bernegara seorang kepala
negara
disebut
chief
executive/kepala
eksekutif.
Berarti seorang kepala negara,
Presiden adalah yang tadi saya
sebut
sebut
chief
law
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
enforcement officer. Dia adalah
petugas penegak hukum yang
tertinggi di negara ini. Karena itu
saya akan menatar seluruh aparat
penegak hukum, saya akan
instruksikan, saya akan tegaskan,
bahwa tidak boleh diskriminasi
terhadap suku apa pun, agama
apa pun, etnis apa pun. Jadi
intinya
adalah
aparat
itu
tanggung jawab kepala eksekutif.
Jadi kita harus jamin kalau ada
pejabat yang menyimpang, saya
akan pecat. Demikian. BapakIbu.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema HAM.
Pada segmen ini masing-masing Paslon
memberikan
jawaban
berdasarkan
pertanyaan yang terdapat dalam amplop.
Sedangkan Paslon lain nantinya akan
menanngapi pernyataan Paslon yang telah
menjawab pertanyaan berdasarkan amplop
yang telah diterima. Dalam hal ini
penerima amplop merupakan paslon nomor
urut
02
(Prabowo-Sandiaga)
akan
memberikan
pernyataan
berdasarkan
pertanyaan yang terdapat dalam amplop.
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 02 (PrabowoSandiaga)
dianggap
santun
karena
mengupayakan mitra tuturnya dalam hal ini
merupakan masyarakat Indonesia yang
mengacu pada pernyataan yang diberikan
Prabowo untuk kepentingan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri
dan yang memaksimalkan kerugian kepada
diri sendiri.
Halaman 77
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kedermawanan (generosity maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan keuntungan kepada diri
sendiri!
(b) memaksimalkan kerugian kepada diri
sendiri!
Sandiaga: “Ya seperti kita ketahui, banyak
hukum yang masih tumpang
tindih dan salah satu dari
pertanyaan
yang
sering
ditanyakan kepada saya di
masyarakat. Bagaimana lagi
Bapak sudah 4 tahun bekerja
untuk meyakinkan masyarakat
bahwa tumpang tindih hukum
dan lahirnya benturan-benturan
kepentingan
baru
seperti
penunjukan-penunjukan aparat
hukum yang berafiliasi terhadap
partai
politik?
Bagaimana
investasi bisa meningkat kalau
ada kepastian hukum yang terus
dipertanyakan, UKM sulit untuk
berkembang,
banyak
sekali
UKM
yang
menanyakan
kepastian hukum, nah kami ingin
menanyakan
kepada
Bapak
bagaimana untuk memastikan
dan ini terjadi seandainya Bapak
mendapatkan amanah dari Allah
subhaana Wata'ala untuk 5 tahun
ke depan sementara bapak sudah
4
tahun
menunjukkan
ketidakberhasilan
untuk
kepastian hukum dan benturan
kepentingan hadir di manamana?
Jokowi: “Saya akan lakukan revisi-revisi
Undang-Undang
yang
menghambat
berkembangnya
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
UKM-UKM kita. Kita akan
revisi banyak sekali UndangUndang yang tidak pro pada
investasi, kita juga akan perbaiki
aparat-aparat
yang
tidak
memberikan pengayoman tidak
memberikan
perlindungan
terhadap rakyat kita, karena
menurut saya hukum adalah
bagaimana negara ini bisa
melindungi rakyatnya. Hukum
harus bisa memberikan kepastian
kepada investasi dan dunia.
Usaha dan hukum juga tidak
tebang pilih dan hukum betulbetul bisa memberikan rasa
tenteram, rasa nyaman kepada
seluruh rakyat Indonesia. Pak
Kyai saya persilahkan untuk
menambahkan.”
Ma'ruf: ”Program kami ke depan adalah
melanjutkan reformasi di bidang
hukum secara total, salah satunya
adalah
penataan
regulasi.
Penataan
regulasi
itu
menghilangkan yang tumpang
tindih dan membuat regulasi
peraturan yang berkualitas yang
menguntungkan
rakyat,
memudahkan rakyat dan akan
memberikan peluang terhadap
investasi dan pengembang dan
UKM, saya kira itu.”
Prabowo: “Jadi yang kita permasalahkan
adalah bagaimana yang Bapak
sebut tadi ya Pak Presiden
Jokowi tadi sebut aparat-aparat
yang tidak mengagumi ditutup.
Sekarang masalah yang kita
ingin tanya sebagaimana karena
bapak sudah memimpin selama 4
tahun, jadi bagaimana apa yangHalaman 78
yang
kita
tunggu
adalah
sebetulnya apa yang bisa tak
dilakukan segera sehingga tidak
terjadi yang seperti yang kita
kuatirkan semua itu? Sehingga
terjadilah sekarang kesan bahwa
penegakan hukum keadilan itu
hanya untuk orang kuat, orang
kaya, orang yang punya koneksi,
yang tadi ditanya oleh Wakil
Presiden saya Insya Allah
mencolok ini. Aneh jadi ditanya
adalah bagaimana tanggapan
Bapak, ya kalau jabatan-jabatan
penting itu diserahkan kepada
Kader yang aktif dari partaipartai politik dan bukan seorang
yang benar netral.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema Hukum
dan HAM. Pada segmen ini masing-masing
Paslon memberikan pertanyaan keapada
Paslon lain yang nantinya akan menanngapi
pertanyaan Paslon penanya. Dalam hal ini
pihak penanya merupakan paslon nomor
urut 02 (Prabowo-Sandiaga) pasangan
sementara paslon nomor urut 01 pasangan
(Jokowi-Ma’ruf Amin) akan memberikan
jawaban berdasarkan pertanyaan yang
disampaikan oleh paslon nomor urut 02
(Prabowo-Sandiaga).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 02 (PrabowoSandiaga) dianggap kurang santun karena
berusaha memaksimalkan keuntungan
untuk dirinya sendiri dan memaksimalkan
kerugian kepada lawan tutur dengan
memberikan pertanyaan yang bertujuan
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
untuk menyudutkan paslon nomor urut 01
pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin).
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kedermawanan (generosity maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan keuntungan kepada diri
sendiri!
(b) memaksimalkan kerugian kepada diri
sendiri!
Jokowi: “Kita tahu korupsi adalah
kejahatan yang luar biasa,
bahkan Pak Prabowo pernah
mengatakan bahwa korupsi di
Indonesia sudah stadium empat,
meskipun ini saya enggak setuju.
Tapi menurut ICW, partai yang
Bapak pimpin termasuk yang
terbanyak mencalonkan mantan
koruptor atau mantan napi
korupsi. Yang saya tahu caleg itu
yang tanda tangan adalah ketua
umumnya, berarti Pak Prabowo
yang tanda tangan. Bagaimana
Bapak menjelaskan mengenai hal
ini?”
Prabowo: “Baik, itu mungkin ICW, tapi
saya sendiri belum dapat laporan
itu, dan benar-benar itu sangat
subjektif. Ya saya tidak, saya
tidak setuju itu. Saya seleksi
caleg-caleg tersebut. Kalau ada
bukti juga, silakan laporkan
kepada kami. Begini Pak, ada
juga kadang-kadang tuduhantuduhan korupsi yang korupsinya
ya menerima THR seluruh
DPRD-nya semuanya lintas
partai, Pak. Kalau kita sekarang
cek di Kejaksaan, boleh kita
bandingkan,
berapa
orang
sekarang yang sudah menunggu
Halaman 79
masuk KPK atau masuk penjara,
kita bisa cek, janganlah kita
saling menuduh soal partai kita
masing-masing. Saya jamin
Partai Gerindra akan melawan
korupsi sampai ke akar-akarnya,
kalau ada anggota Partai
Gerindra ada yang korupsi maka
saya yang akan masukin ke
penjara sendiri. Pokoknya kita
anti-korupsi.”
Jokowi: “Mohon maaf Pak Prabowo, jadi
yang saya maksud tadi adalah
mantan koruptor atau mantan
napi korupsi, yang Bapak
calonkan sebagai caleg, itu ada.
ICW memberikan data itu jelas
sekali, ada enam yang Bapak
calonkan, dan yang tanda tangan
dalam pencalegan itu adalah
ketua umumnya dan sekjen,
artinya Bapak tanda tangan.”
Jokowi: “Jadi mohon maaf Pak Prabowo,
saya tidak, saya tidak menuduh
partai Bapak korupsi, enggak, ini
mantan koruptor, mantan napi
korupsi yang sudah dihukum.”
Prabowo: “Jadi mantan korupsi, saya kira,
pelajari, ini demokrasi, Pak. Kita
umumkan ke rakyat. Kalau
rakyat memilih ya, enggak akan
dipilih, yang jelas, Pak, kalau
kasus itu sudah melalui proses,
dia sudah dihukum. Kalau
memang hukum mengizinkan
kalau dia masih dianggap, masih
bisa, dan rakyat menghendaki dia
karena dia punya kelebihankelebihan
lain,
mungkin
korupsinya
juga
enggak
seberapa. Mungkin dia karena,
begini, kalau curi ayam benar itu
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
salah, kalau merugikan rakyat
triliunan, itu yang saya kira harus
kita habiskan di Indonesia saat
ini.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema korupsi
dan terorisme. Pada segmen ini masingmasing Paslon memberikan pertanyaan
keapada Paslon lain yang nantinya akan
menanngapi pertanyaan Paslon penanya.
Dalam hal ini pihak penanya merupakan
paslon nomor urut 01 pasangan (JokowiMa’ruf Amin) sementara paslon nomor urut
02 pasangan (Prabowo-Sandiaga) akan
memberikan
jawaban
berdasaerkan
pertanyaan yang disampaikan oleh paslon
nomor urut 01 (Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 01 (JokowiMa’ruf Amin) dianggap kurang santun
karena
berusaha
memaksimalkan
keuntungan untuk dirinya sendiri dengan
memberikan pernyataan yang bertujuan
untuk menyudutkan paslon nomor urut 02
(Prabowo-Sandiaga).
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kedermawanan (generosity maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan keuntungan kepada diri
sendiri!
(b) memaksimalkan kerugian kepada diri
sendiri!
Maksim Kerendahan Hati (Modesty
Maxim)
Menurut maksim kerendahan hati,
setiap
peserta
tutur
hendaknya
memaksimalkan cacian pada diri sendiri
dan meminimalkan pujian pada diri sendiri.
Orang dapat dikatakan santun jika tidak
Halaman 80
sombong dan mengunggulkan diri sendiri
di hadapan orang lain. Berikut contoh
tuturan
yang mengandung maksim
kesederhanaan.
Jokowi: “Kami tidak ingin banyak bicara,
kami sudah paham persoalan
bangsa ini dan tahu apa yang
harus kami lakukan. Kami tidak
punya potongan diktator atau
otoriter. Kami tidak punya rekam
jejak melanggar HAM. Kami
tidak
punya
rekam
jejak
melakukan kekerasan. Kami juga
tidak punya rekam jejak masalah
korupsi. Jokowi-Amin akan
pertaruhkan jabatan, reputasi,
dan akan kami gunakan semua
kewenangan yang kami miliki
untuk perbaikan bangsa ini.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta. Dalam dialog debat
pilpres 2019 ini merupakan sesi akhir atau
closing statement. Pada segmen ini masingmasing Paslon berhak memberikan
pernyataan penutup. Dalam hal ini
kesempatan
memberikan
pernyataan
penutup adalah paslon nomor urut 01
(Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan dialog tersebut tuturan
paslon nomor urut 01 (Jokowi-Ma’ruf
Amin) dianggap kurang santun karena
memaksimalkan pujian kepada diri sendiri
dan meminimlakan penjelekan kepada diri
sendiri.
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kerendahan hati (modesty maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan pujian kepada diri
sendiri!
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
(b) memaksimalkan
diri sendiri!
penjelekan
kepada
Maksim
Kesepakatan
(Agreement
Maxim)
Maksim kesepakatan atau biasa
disebut dengan maksim kecoocokan
mewajibkan
setiap
peserta
tutur
memaksimalkan kecocokan antara diri
sendiri dengan orang lain. Orang yang
melaksanakan
maksim
permufakatan
dianggap santun. Untuk memperjelas hal
itu, tuturan berikut ini dapat dicermati.
Moderator:“B, ya boleh dikembalikan ke
Imam, para paslon, hadirin,
amplop masih tersegel. Saya
akan buka harap didengar dengan
baik, hanya dibacakan satu kali.
Kepastian hukum sangat penting
bagi warga pelaku usaha dan
jalannya pemerintahan. Namun
ternyata
banyak
peraturan
perundang-undangan
yang
tumpang tindih serta tidak
harmonisnya peraturan di tingkat
pusat serta daerah. Apa strategi
Anda
untuk
menyelesaikan
masalah tersebut? Akan dimulai
ketika Anda menjawab waktunya
adalah 2 menit. Silahkan.”
Prabowo: “Kami akan memberdayakan
badan
pembinaan
hukum
nasional. Kami akan perkuat
dengan pakar-pakar hukum yang
terbaik
untuk
melakukan
sinkronisasi
penyelarasan
sehingga
undang-undang,
peraturan-peraturan di pusat
tidak
bertabrakan
dengan
peraturan peraturan di daerah. Ini
sulit, ini pekerjaan besar tapi
Halaman 81
harus kita lakukan supaya ada
kepastian
hukum
supaya
semuanya tahu sistem hukum di
Indonesia dan hukum itu bekerja
untuk semuanya.”
Sandiaga: “Partisipasi publik juga sangat
penting. Kami akan melibatkan
para ahli baik dari universitas di
pusat maupun di daerah, karena
banyak sekali produk-produk
hukum ini juga diterbitkan oleh
pemerintah
daerah
maupun
DPRD.
Jadi
kami
akan
memastikan bahwa pekerjaan
besar ini harus dipimpin oleh
pemimpin utama yaitu presiden
dan wakil presiden. Kami akan
bertanggung
jawab
untuk
memastikan harmonisasi dan
sinkronisasi
ini
bisa
menghadirkan kepastian hukum.
Sehingga kepastian hukum itu
bisa dirasakan menghadirkan
keadilan bukan hanya untuk
orang kaya tapi juga untuk
seluruh lapisan masyarakat.
Kami ingin juga pastikan bahwa
hukum itu bisa menghadirkan
satu peluang untuk berinvestasi
untuk membuka lapangan kerja.
Negeri yang kaya raya ini, negeri
yang luar biasa Gemah Ripah
Loh Jinawi ini masih menyisakan
banyak masalah lapangan kerja
susah didapat peluang usaha.
susah dilakukan oleh masyarakat,
karena ketidakpastian hukum. Di
bawah Prabowo Sandi, hukum
harus ditegakkan dan dalam
waktu yang singkat harus kita
sinkronkan
dan
ciptakan
harmonisasi. Kepastian hukum
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
akan meningkatkan investasi,
lapangan kerja akan tercipta,
kesejahteraan akan dirasakan
oleh
masyarakat.
Kami
berkomitmen kepastian hukum
ini akan menjadi prioritasprioritas utama di bawah
Indonesia menang Prabowo
Sandi, adil makmur di 2019 2024.”
Moderator:“Waktunya habis, langsung saya
persilakan.
Harap
para
pendukung paslon 02 ditahan
dulu. Saya langsung persilakan
paslon 01 menanggapi jawaban
dari paslon 02, waktunya adalah
1 menit dimulai dari kata
pertama yang diucapkan.”
Jokowi: “Kami berbeda dengan Pak
Prabowo dan Pak Sandi, penting
sekali harmonisasi regulasi kita,
Oleh sebab itu kami akan
menggabungkan
fungsi-fungsi
legislasi, baik yang ada di
BPHN, di dirjen peraturan
perundang-undangan dan fungsifungsi legislasi yang ada di
semua kementerian akan kita
gabungkan dalam badan yang
namanya pusat legislasi nasional
sehingga dikontrol langsung oleh
presiden, satu pintu. Sehingga
tidak terjadi tumpang tindih
perda-perda yang ada di daerahdaerah. Juga harus berkonsultasi
agar tidak tumpang tindih
konsultasi ke pusat legislasi
nasional. Yang kedua akan kita
sederhanakan
semuanya
sehingga apabila ada tumpang
tindih langsung kelihatan dan
Halaman 82
bisa kita lakukan revisi dengan
baik.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar pada
Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema Hukum.
Pada segmen ini masing-masing Paslon
memberikan
jawaban
berdasarkan
pertanyaan yang terdapat dalam amplop.
Sedangkan Paslon lain nantinya akan
menanngapi pernyataan Paslon yang telah
menjawab pertanyaan berdasarkan amplop
yang telah diterima. Dalam hal ini
penerima amplop merupakan paslon nomor
urut 02 (Prabowo-Sandiaga) sementara
paslon nomor urut 01 pasangan (JokowiMa’ruf Amin)
akan memberikan
pertanyaan berdasarkan pernyataan yang
disampaikan oleh paslon nomor urut 01
pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 01 (JokowiMa’ruf Amin) dianggap kurang santun
atau melanggar maksim kesepkatan yang
dalam hal ini ia tidak setuju dengan
pernyataan lawan tuturnya paslon nomor
urut 02 (Prabowo-Sandiaga), karena pada
dialognya paslon nomor urut 01 (JokowiMa’ruf
Amin)
memaksimalkan
ketidaksetujuan dengan pernyataan paslon
nomor urut 02 (Prabowo-Sandiaga).
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kesepakatan (agreement maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan ketidaksetujian antara
diri sendiri dengan orang lain!
(b) memaksimalkan kesetujian antara diri
sendiri dengan pihak lain!
Moderator:“Nanti
ditunjukkan,
nanti
ditunjukkan, silakan ditunjukkan
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
kepada kami dan layar. Silakan
diajukan Ke kamera pak nomor
berapa? Huruf A, baik huruf A,
para paslon masih disegel. Harap
diperhatikan pertanyaan hanya
satu kali. Di masyarakat kerap
dipertentangkan antara ketegasan
penegakan hukum dengan isu
HAM dalam konteks seperti apa
ketegasan penegakan hukum
harus dikedepankan dan dalam
konteks apa HAM yang harus
mendapat perhatian? Jawaban
harap merujuk pada kasus-kasus
konkrit, agar dapat secara jelas
menggambarkan permasalahan
yang dihadapi, waktunya adalah
2 menit. Dimulai dari perkataan
pertama. Silahkan.”
Jokowi: “Jangan
mempertentangkan
antara HAM dan Penindakan
hukum. Penindakan hukum yang
sesuai dengan prosedur itu
pelanggaran HAM. Misalnya
penahanan terhadap tersangka,
memang
itu
merampas
kemerdekaan seseorang tapi
penegakan hukum itu melindungi
masyarakat. Jadi kalau ada
tersangka
korupsi
misalnya
ditahan, itu bukan itu bukan
pelanggaran HAM, itu adalah
prosedur hukum yang memang
harus dilakukan. Dan kita ingin
aparat kita tahu bahwa itu
dilakukan,
agar
misalnya
tersangka tidak menghilangkan
barang bukti. Yang kedua
mungkin tersangka, tidak calon
tersangka tidak melarikan diri
dan jika ada pelanggaran hukum
yang
melanggar
prosedur
Halaman 83
penindakan
hukum
yang
melanggar prosedur. Ya silakan
ada mekanisme yang bisa kita
tempuh lewat pra-peradilan
misalnya, jadi tadi jangan di
pertentangkan
kan,
antara
penegakan hukum dan HAM
mungkin
Pak
Kiai
bisa
menambahkan.”
Moderator:”Cukup sudah cukup, waktunya
masih ada mau ditambahkan
paslon 01.”
Ma'ruf:
”Saya
tidak
menambah, saya mendukung
pernyataan Pak Jokowi.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang
digelar pada Kamis, 17 Januari
2019 di Hotel Bhidakara, Jakarta
dengan tema Hukum. Pada
segmen
ini
masing-masing
Paslon memberikan jawaban
berdasarkan pertanyaan yang
terdapat
dalam
amplop.
Sedangkan Paslon lain nantinya
akan menanngapi pernyataan
Paslon yang telah menjawab
pertanyaan berdasarkan amplop
yang telah diterima. Dalam hal
ini penerima amplop merupakan
paslon nomor urut 01 pasangan
(Jokowi-Ma’ruf
Amin)
sementara paslon nomor urut 02
(Prabowo-Sandiaga)
akan
memberikan
pertanyaan
berdasarkan pernyataan yang
disampaikan oleh paslon nomor
urut 01 pasangan (Jokowi-Ma’ruf
Amin).
Berdasarkan dialog paslon nomor
urut 01 pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin)
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
tersebut tuturan Ma’ruf Amin diamggap
santun karena memaksimalkan kesetujuan
antara dirinya sendiri dengan argumen yang
disampaikan oleh Jokowi.
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kesepakatan (agreement maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan ketidaksetujian antara
diri sendiri dengan orang lain!
(b) memaksimalkan kesetujian antara diri
sendiri dengan pihak lain!
Prabowo: “Berkali-kali saya sampaikan di
ruang publik. Akar masalahnya
adalah bahwa penghasilan para
pegawai negeri, para birokratbirokrat itu kurang. Tidak
realistis. Kalau saya memimpin
negara ini pemerintahan, saya
akan perbaiki kualitas hidup
semua birokrat dengan realistis.
Kemudian bertanya, uangnya
dari mana? Saya akan tingkatkan
tax ratio yang sekarang berada di
10 persen, bahkan lebih rendah.
Saya akan kembalikan ke
minimal ke minimal 16 persen
tax ratio. Berarti kita akan dapat
mungkin minimal 60 miliar dolar
AS lebih. Dengan demikian saya
akan perbaiki gaji-gaji semua
pejabat, birokrat, dan semua
pegawai negeri. Saya kira dengan
kita tingkatkan gajinya dengan
signifikan, perbaiki kualitas
hidup,
jamin
kebutuhankebutuhan dia. Kalau dia masih
korupsi, ya kita harus tindak
sekeras-kerasnya. Ya kalau perlu
kita contoh tindakan-tindakan
drastis negara-negara lain. Kita
taruh di mana, mungkin di pulau
Halaman 84
yang terpencil. Suruh tambang
pasir terus-menerus mungkin.
Jadi
kita
perbaiki
penghasilannya. Itu yang kita
perlukan. Tidak masuk akal,
pejabat
begitu
penting
penghasilannya sedikit. Tetapi
sesudah itu kita awasi dengan
ketat, dengan segala senjata,
instrumen, perangkat yang kita
miliki. Inspektorat, pengawasanpengawas. Tadi saya sebut
kejaksaan, polisi, KPK. Kami
akan perkuat KPK. Kami akan
bikin KPK di daerah-daerah, di
provinsi-provinsi. Kami akan
tambah anggaran KPK. KPK
harus
menjadi
penegak
antikorupsi
di
Republik
Indonesia ini.”
Sandiaga: “Benahi pencatatan aset negara.
Penting.”
Jokowi: “Saya tidak setuju apa yang tadi
disampaikan oleh Pak Prabowo.
Karena kita tahu gaji ASN kita,
PNS kita saat ini menurut saya
cukup.
Dengan
tambahan
tunjangan kinerja yang sudah
besar. Yang penting kalau
menurut saya sekarang adalah
perampingan
birokrasi.
Kemudian ada merit system.
Rekrutmen putra-putri terbaik
melalui merit system, mutasi dan
promosi
sesuai
dengan
kompetensi, sesuai dan integritas,
sesuai dengan prestasi, sesuai
dengan rekam jejak. Kemudian
juga ada pengawasan internal
yang kuat. Ini penting sekali
pengawasan internal. Dan juga
tentu saja pengawasan eksternal,
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
baik dari masyarakat, baik dari
media, saya kira ini penting
sekali. Baik dari Komisi ASN.
Penting
sekali
pengawasan
internal ini bagi perbaikan untuk
birokrasi yang bersih. Terima
kasih.
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema korupsi.
Pada segmen ini masing-masing Paslon
memberikan
jawaban
berdasarkan
pertanyaan yang terdapat dalam amplop.
Sedangkan Paslon lain nantinya akan
menanngapi pernyataan Paslon yang telah
menjawab pertanyaan berdasarkan amplop
yang telah diterima. Dalam hal ini
penerima amplop merupakan paslon nomor
urut 02 (Prabowo-Sandiaga) sementara
paslon nomor urut 01 pasangan (JokowiMa’ruf
Amin)
akan
memberikan
pertanyaan berdasarkan pernyataan yang
disampaikan oleh paslon nomor urut 01
pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan paslon nomor urut 01 (JokowiMa’ruf Amin) dianggap kurang santun atau
melanggar maksim kecocokan yang dalam
hal ini ia tidak setuju dengan pernyataan
lawan tuturnya, karena pada dialog paslon
nomor urut 01 (Jokowi-Ma’ruf Amin)
memaksimalkan ketidaksetujuan dengan
pernyataan paslon nomor urut 02
(Prabowo-Sandiaga).
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kesepakatan (agreement maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan ketidaksetujian antara
diri sendiri dengan orang lain!
Halaman 85
(b) memaksimalkan kesetujian antara diri
sendiri dengan pihak lain!
Ma'ruf:
”Terorisme adalah merupakan
kejahatan. Oleh karena itu,
terorisme harus diberantas
sampai
ke
akar-akarnya.
Majelis Ulama Indonesia telah
mengeluarkan fatwa bahwa
terorisme bukan jihad. Oleh
karena itu haram dilakukan,
bahkan terorisme dianggap
melakukan kerusakan, ifsad.
Dalam Alquran dinyatakan
bahwa orang yang melakukan
perusakan di bumi harus
dihukum dengan keras, dengan
berat. Oleh karena itu, upayaupaya menanggulangi terorisme
harus dilakukan dengan dua
cara:
mensinergikan
cara
pencegahan dan penindakan.
Ke
depan,
kami
lebih
mengutamakan
pencegahan
melalui
kontra-radikalisme
untuk menghilangkan atau
menekan, paham-paham radikal
dan intoleran. Dan melalui
deradikalisasi
untuk
mengembalikan mereka yang
sudah terpapar. Untuk itu, di
dalam melakukan tindakan
kami juga akan melakukan
pendekatan yang humanis, yang
manusiawi, dengan tidak harus
melanggar HAM, Hak Asasi
Manusia. Untuk itu, dalam
menanggulangi terorisme di
masa yang akan datang kami
akan mengajak ormas-ormas,
organisasi
masyarakat
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
khususnya
organisasi
keagamaan.”
Jokowi: “Saya melihat bahwa aparat
harus
diberi
pengetahuan
mengenai HAM.”
Prabowo: “Jadi waktu saya masih muda,
saya spesialisasinya adalah di
bidang antiteror. Saya yang
bentuk, bersama dengan Pak
Luhut
Panjaitan,
pasukan
antiteror yang pertama. Jadi
saya mengerti, saya paham.
Masalahnya adalah, karena
pengalaman saya itu, saya
mengetahui bahwa seringkali
terorisme ini adalah dikirim
dari negara lain. Dan sering
juga dibuat nyamar. Seolaholah teroris itu dari orang Islam,
padahal itu sebetulnya dia itu
bukan dikendalikan oleh orang
yang mungkin juga bukan
orang Islam. Mungkin juga
orang asing, ataupun bekerja
untuk orang asing. Saya
mengerti benar-benar. Jadi,
stigmatisasi bahwa seolah-olah
radikal itu selalu dicap kepada
orang Islam, saya menolak itu.
Saya setuju deradikalisasi, saya
dukung
usaha-usaha
kemanusiaan.”
Jokowi: “Ya negara kita ini sudah
banyak dijadikan contoh oleh
negara-negara
lain
dalam
menangani terorisme. Kita tidak
hanya melalui pendekatanpendekatan hukum yang tegas.
Tetapi juga ada pendekatan
yang
persuasif,
melalui
pembinaan agama, pembinaan
ekonomi dan sosial. Tetapi
Halaman 86
yang paling penting menurut
saya aparat harus dibekali
pengetahuan mengenai HAM.
Aparat harus tahu mengenai
HAM. SOP juga harus berbasis
HAM. Dan Undang-Undang
Terorisme yang sudah ada di
2018 yang lalu itu juga
menitikberatkan
pada
pencegahan. Pada pendekatan
sosial.
Pada
pendekatan
ekonomi. Pada pendekatan
budaya.
Pada
pendekatan
keagamaan. Dan juga yang
lebih
penting,
juga
ada
transparansi
saat
proses
penindakan. Sehingga menjadi
jelas.
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema terorisme
dan radikalisme. Pada segmen ini masingmasing Paslon memberikan jawaban
berdasarkan pertanyaan yang terdapat
dalam amplop. Sedangkan Paslon lain
nantinya akan menanngapi pernyataan
Paslon yang telah menjawab pertanyaan
berdasarkan amplop yang telah diterima.
Dalam hal ini penerima amplop merupakan
paslon nomor urut 01 pasangan (JokowiMa’ruf Amin) sementara paslon nomor urut
02 (Prabowo-Sandiaga) akan memberikan
pertanyaan berdasarkan pernyataan yang
disampaikan oleh paslon nomor urut 01
pasangan (Jokowi-Ma’ruf Amin).
Berdasarkan
dialog
tersebut
tuturan masing-masing paslon baik paslon
nomor urut 01 pasangan (Jokowi-Ma’ruf
Amin) maupun paslon nomor urut 02
(Prabowo-Sandiaga)
dianggap
santun
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
karena memaksimalkan kesetujuan antara
dirinya sendiri dengan pihak lain. Namun,
bukan berarti masing-masing paslon sertamerta setuju dengan pendapat atau
pernyataan lawan tuturnya. Maing-masing
paslon
membuat
pernyataan
yang
mengandung
ketidaksetujuan
parsial
(partial greement)
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kesepakatan (agreement maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan ketidaksetujian antara
diri sendiri dengan orang lain!
(b) memaksimalkan kesetujian antara diri
sendiri dengan pihak lain
Prabowo: “Tadi saya sebut bahwa banyak
terorisme
yang
merupakan
penyusupan dari luar, yang terus
ke dalam negeri, menurut
pendapat saya adalah akibat rasa
ketidakadilan.
Rasa
keputusasaan. Mereka melihat
perlakuan yang tidak baik, tidak
benar. Mereka merasa tersakiti.
Dengan demikian mereka bisa
dipengaruhi
oleh
pengajarpengajar ataupun paham-paham
yang radikal dan mengarah pada
kekerasan. Jadi saya sangat
mendukung
setiap
usaha
deradikalisasi pendidikan. Untuk
itu Prabowo-Sandi, manakala
kita
yang
memimpin
pemerintahan, kita akan benarbenar investasi besar-besaran
dalam
pendidikan,
dalam
kesehatan. Untuk membantu
rakyat yang paling bawah, rakyat
paling miskin. Kita akan bantu
pesantren-pesantren, madrasahmadrasah, guru-guru di manaHalaman 87
mana harus kita perbaiki
kapasitasnya. Kualitas hidupnya.
Dengan demikian mereka yang
akan
bisa
mempengaruhi
pendidikan,
pengajaran,
pembangunan iklim yang terbaik
untuk suasana, tidak putus asa.
Suasana tidak merasa benci,
tidak merasa tersakiti.”
Sandiaga: “Ya, kita juga harus melihat
program-program
kontraradikalisasi pada masyarakat
luas. Bagaimana kita melakukan
kontrak-ideologi, kontra-narasi,
dan juga kita lakukan kontrapropaganda.
Banyak
sekali
masyarakat yang tidak bisa
merasakan masa depan yang
cerah, akhirnya terpapar karena
kebutuhan ekonominya. Oleh
karena itu, Prabowo-Sandi akan
melihat peta-peta di mana risiko
ini timbul. Berdasarkan ideologi,
motivasi, dan psikologinya. Kita
harus hadir untuk mereka untuk
memastikan
mereka
tidak
terjerumus pada terorisme. Itu
yang menjadi komitmen adil
makmur bersama PrabowoSandi.”
Ma'ruf: “Deradikalisasi itu, dari mereka
yang
sudah
terpapar,
mengembalikan ke jalan yang
lurus. Oleh karena itu, caranya
adalah, apa yang menyebabkan
dia menjadi radikal. Kalau itu
karena paham keagamaan yang
menyimpang, maka yang harus
kita
doktrinkan,
bagaimana
meluruskan
paham
keagamaannya,
yang
menyimpang itu. Tetapi kalau itu
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
disebabkan oleh faktor-faktor
ekonomi,
sosial,
maka
pendekatannya adalah melalui
pemberian lapangan kerja, dan
juga
santunan
yang
bisa
mengembalikan mereka ke jalan
yang lurus. Saya kira ini yang
harus kita kaji betul, kenapa dia
menjadi radikal.”
Prabowo: “Ya, tadi sudah kita singgung ya,
sebab musabab terorisme. Dan
untuk itu Indonesia, negara kita
harus kuat. Kita harus kuat, dan
tadi kita harus swasembada
pangan, tidak boleh tergantung
bangsa lain. Energi, air, dan
kekuatan Angkatan Perang kita
harus kuat. Polisi kita harus kuat.
Intelijen kita harus kuat. Kita
harus bisa mendeteksi sebelum
terjadi
terorisme.
Jangan
menunggu. Ini perlu investasi.
Ini perlu. Saya merasa bahwa ya,
ini bukan salah siapa-siapa.
Mungkin kelengahan banyak
pemerintah, tetapi saya akan
meningkatkan investasi di bidang
polisi, intelijen, dan angkatan
bersenjata, angkatan perang kita
harus kita perkuat. Supaya kita
bisa tahan, kita bisa mendahului,
mencegah terorisme.”
Konteks:
Dialog debat perdana yang digelar
pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel
Bhidakara, Jakarta dengan tema terorisme
dan radikalisme. Pada segmen ini masingmasing Paslon memberikan jawaban
berdasarkan pertanyaan yang terdapat
dalam amplop. Sedangkan Paslon lain
nantinya akan menanngapi pernyataan
Halaman 88
Paslon yang telah menjawab pertanyaan
berdasarkan amplop yang telah diterima.
Dalam hal ini penerima amplop merupakan
paslon nomor urut 02 (Prabowo-Sandiaga)
sementara paslon nomor urut 01 pasangan
(Jokowi-Ma’ruf Amin) akan memberikan
pertanyaan berdasarkan pernyataan yang
disampaikan oleh paslon nomor urut 02
(Prabowo-Sandiaga).
Berdasarkan dialog tersebut tuturan
masing-masing paslon baik paslon nomor
urut 02 (Prabowo-Sandiaga) maupun
paslon nomor urut 01 pasangan (JokowiMa’ruf Amin) dianggap santun karena
memaksimalkan kesetujuan antara dirinya
sendiri dengan pihak lain.
Hal ini sejalan dengan kaidah
maksim kesepakatan (agreement maxim)
yang berbunyi:
(a) meminimalkan ketidaksetujian antara
diri sendiri dengan orang lain!
(b) memaksimalkan kesetujian antara diri
sendiri dengan pihak lain!
Simpulan
Pada penelitian ini yang berjudul
Kesantunan Berbahasa pada Dialog Debat
Pilpes 2019 dapat disimpulkan bahwa hasil
kajian yang telah dipaparkan pada bab I, II,
III, dan diuraikan pada bab IV. Adapun
yang dapat disimpulkan pada bab ini adalah
kesantunan berbahasa berdsarkan teori
Geoffery Leech yang memiliki wujud
maksim kedermawanan, wujud maksim
kerendahan hati, dan wujud maksim
kesepakatan.
Pertama, dalam dialog debat Pilpes
2019 telah ditemukan 2 tuturan yang
mengandung wujud maksim kebijaksanaan.
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
Wujud maksim kebijaksanan dalam dialog
Debat Pilpres 2019 meliputi wujud maksim
kebijaksanaan yang mematuhi maksim
berjumlah 1 data tuturan dan 1 data berupa
wujud maksim kebijaksanaan yang
melanngar maksim.
Kedua, dalam dialog debat Pilpes
2019 telah ditemukan 4 data yang
mengandung
wujud
maksim
kedermawanan.
Wujud
maksim
kedermawanan dalam dialog Debat Pilpres
2019
meliputi
wujud
maksim
kedermawanan yang mematuhi maksim
berjumlah 1 data tuturan dan 3 data berupa
wujud maksim kedermawanan yang
melanngar maksim.
Ketiga, dalam dialog debat Pilpes
2019 telah ditemukan 1 data yang
mengandung wujud maksim kerendahan
hati. Wujud maksim kerendahan hati dalam
dialog Debat Pilpres 2019 meliputi wujud
maksim kerendahan hati yang mematuhi
maksim berjumlah 1 data tuturan.
Keempat, dalam dialog debat
Pilpes 2019 telah ditemukan 5 data yang
mengandung wujud maksim kesepakatan.
Wujud maksim kesepakatan dalam dialog
Debat Pilpres 2019 meliputi wujud maksim
kesepakatan yang mematuhi maksim
berjumlah 2 data tuturan dan 3 data berupa
wujud
maksim
kesepakatan
yang
melanngar maksim.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang Yudi. 2002. KristalKristal Ilmu Bahasa. Surabaya:
Airlangga University Press.
Chaer, Abdul & Leonie, Agustina. 2004.
Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
__________. 2010. Kesantunan Berbahasa.
Jakrta: Rineka Cipta.
Halaman 89
__________. 2012. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan. 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Dipodjojo, A. 1982. Komunikasi Lisan.
Yogyakarta: PD. Lukman.
Hutomo. 1991. Mutiara yang Terlupakan:
Studi Sastra Lisan. Surabaya:
HIKSI Komisariat Jawa Timur.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Leech, Geoffery. 2015. Prinsip-Prinsip
Pragmatik. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Mahsun. 2007. Metodologi Penelitian
Bahasa: Tahap, Strategi, dan
Tekniknya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Marzuqi, Iib. 2016. Pragmatik (dari Teori,
Pengajaran,
Hingga
Penelitiannya). Lamongan: CV
Pustaka Ilalang.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nadar, FX. 2009. Pragmatik & Penelitian
Pragmatik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Parera, J.D. 2001. Leksikon Istilah
Pembelajaran Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Purwo,
Bambang
Kaswati.
1984.
Pragmatik
dan
Pengajaran.
Yogyakarta: Kanisius.
Rahadi, Kunjana. 2005. Pragmatik
Kesantunan Imperatif
Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Sanjaya,
Ade.
2001.
Model-Model
Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 6, No. (1) Mei 2020
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian
Sastra. Bandung: Angkasa.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dan
Wacana: Prinsip-Prinsip Semantik
dan Pragmatik. Bandung: Yrama
Widia.
Sudikan.
2001.
Metode
Penelitian
Kebudayaan. Surabaya: Citra
Wacana.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Supardo, Susilo. 2000. Bahasa Indonesia
dalam
Konteks.
Jakarta:
Depdikbud.
Halaman 90
Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi
Informasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: UNS.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak
Sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.
_________________. 1990. Pengajaran
Pragmtik. Bandung: Angkasa.
ISSN (Print) 2442-787X. ISSN (Online) 2579-8979