MAKALAH
DESAIN RISET
Dosen Pengampu : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR.
Disusun Oleh :
Nama
: Latresia Aprilia br Sitepu
NIM
: C1C020062
Kelas
: R-10 Akuntansi
Mata Kuliah
: Metodologi Penelitian
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Desain Riset ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Desain Riset bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucap terimakasih kepada bapak Dr.Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. ,selaku
dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga menyadari ,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
Latar Belakang................................................................................................................................. 4
Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
Tujuan Penelitian ............................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
Pengertian Desain Riset ..................................................................................................................... 5
Jenis Desain Riset .............................................................................................................................. 5
Fungsi Desain Riset ........................................................................................................................ 10
Bentuk Desain Riset......................................................................................................................... 11
Contoh Desain Riset ........................................................................................................................ 14
BAB III...................................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................................16
Kesimpulan ...................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain riset adalah rancangan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif; untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis. Singkatnya, definisi dari desain riset ini adalah bentuk rancangan
penelitian yang disusun sedemikian rupa supaya dapat menuntun peneliti dalam upaya
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Desain riset ini tidak sama
dengan upaya menentukan hasil penelitian, tetapi lebih mengarah pada upaya mengerucutkan
kemungkinan hasilnya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dipaparkan berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Apa pengertiaan desain riset?
Apa saja jenis-jenis desain riset?
Apa saja fungsi dari desain riset?
Apa saja bentuk dari desain riset?
Apa saja contoh desain riset?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjabaran rumusan masalah di atas , dapat disimpulkan tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian desain riset
2. Untuk mengetahui jenis-jenis desain riset
3. Untuk mengetahui fungsi desain riset
4. Untuk mengetahui bentuk desain riset
5. Untuk mengetahui contoh desain riset
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DESAIN RISET
Desain Riset merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui atau dibuat oleh seorang
peneliti agar penelitan yang akan dilakukan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Desain Riset adalah sebuah rencana kerja dengan membuat sebuah konstruksi agar
setiap pertanyaan dapat ditemukan jawabannya. Menurut Nachmias dan Nachmias (1976),
desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan,
analisis, dan interpretasi observasi. Maksudnya, suatu model pembuktian logis yang
memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antar variabel
di dalam suatu penelitian.Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti tentu memiliki
paradigma penelitian yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti memahami suatu
masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Secara
umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu penelitian kuantitatif
(positivis) dan penelitian kualitatif (fenomenologi/postpositivis).
Pendekatan kuantitatif didasari oleh paradigma positivis, yaitu bagaimana cara mendapatkan
kebenaran dalam ilmu pengetahuan secara empiris dengan menggunakan indera manusia dan
melacak dari sudut pandang luar. Sementara itu pendekatan kualitatif didasari oleh paradigma
fenomenologi, yang menyatakan bahwa esensi makna atau kebenaran dapat diperoleh melalui
interaksi manusia; oleh karena itu tidak bebas nilai. Beberapa desain yang biasanya digunakan
dalam penelitian sosial adalah eksplanasi, yaitu menguji hubungan atau pengaruh antar-variabel
yang dihipotesiskan; deskriptif, yaitu merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih
jelas tentang situasi-situasi sosial; dan eksperimental, yaitu percobaan atau eksperimen untuk
melakukan tes hipotesis dalamkondisi di mana satu atau beberapa variabelnya dapat dikontrol.
2.2 JENIS-JENIS DESAIN RISET
Pemilihan jenis desain penelitian didasari oleh tujuan penelitian yang akan dilakukan.
Terdapat empat jenis desain penelitian yang kerap digunakan, diantaranya adalah berikut ini:
1. Desain penelitian eksperimental
Sesuai namanya, desain penelitian eksperimental berarti peneliti sedang melakukan
penelitian eksperimental. Menurut Arifin (2009:127) penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi
subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta
melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk
membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat. Desain penelitian
eksperimen ditentukan oleh bagaimana cara peneliti mengatur subjek ke dalam kondisi
dan kelompok yang berbeda. Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen, yaitu preeksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research.
a. Desain Penelitian Pre-eksperimental
Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai kelompok variabel
terikat diamati untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari aplikasi suatu variabel bebas
yang sebelumnya dianggap dapat menyebabkan perubahan. Desain ini merupakan yang
desain penelitian eksperimen yang paling sederhana dan tidak terdapat kelompok kontrol.
Lebih lanjut lagi, desain penelitian ini dibagi menjadi tiga:
One-shot Case Study Research Design
Dalam penelitian eksperimen jenis ini, hanya ada satu kelompok variabel terikat yang
dipertimbangkan. Penelitiannya dilakukan setelah memberikan beberapa perlakuan
yang sebelumnya dianggap menimbulkan perubahan, sehingga desain ini merupakan
suatu posttest study.
One-group Pretest-posttest Research Design
Desain penelitian ini mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan
mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah
diberikan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal penelitian dan posttest diberikan saat
penelitian selesai.
Static-group Comparison
Pada desain ini, 2 atau lebih kelompok diberikan pengawasan, dimana hanya ada satu
kelompok yang diberi perlakuan. Kelompok sisanya dibiarkan statis tanpa diberi
perlakuan khusus. Semua kelompok yang ada kemudian diberikan posttest, kemudian
adanya perbedaan yang tampak diantara kelompok-kelompok tersebut diasumsikan
sebagai hasil dari perlakuan yang diberikan.
b. Desain Penelitian Quasi-eksperimental
Kata “quasi” memiliki arti parsial, setengah, atau pseudo (palsu). Sehingga penelitian
quasi-eksperimental memiliki kemiripan dengan true experimental research, tetapi tidak
sama. Pada quasi-eksperimen, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga desain
penelitian ini digunakan pada kondisi dimana randomisasi sulit atau tidak mungkin
dilakukan.
c. True Experimental Research Design
Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak
hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen
yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2
kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.
True experimental research design harus memiliki kelompok kontrol, variabel yang
dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya harus secara acak atau random.
Klasifikasi dari desain penelitian ini meliputi:
The Posttest-only Control Group Design
Desain ini memilih subjek secara acak atau random dan dikelompokkan menjadi 2
kelompok (kontrol dan eksperimental), dan hanya kelompok eksperimental yang diberi
perlakuan. Setelah observasi mendalam, kedua kelompok diberi post-test, dan suatu
kesimpulan diambil dari perbedaan yang terjadi di antara kedua kelompok.
The Pretest-posttest Control Group Design
Pada desain kelompok kontrol ini, subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok
secara acak, kemudian kedua kelompok diberi pretest, namun hanya kelompok
eksperimental yang diberikan perlakuan. Di akhir penelitian, kedua kelompok diberi posttest untuk mengukur derajat perubahan di tiap kelompok.
Solomon Four-group Design
Desain ini merupakan kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control groups.
Dalam desain ini, subjek yang telah dipilih secara acak atau random ditempatkan menjadi
4 kelompok. Dua kelompok pertama diuji menggunakan metode posttest-only, sementara
dua kelompok yang lain diuji menggunakan metode pretest-posttest.
2. Desain Penelitian Survey
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.Menurut para ahli, terdapat beberapa desain
penelitian survey, yaitu desain pembagian silang atau cross sectional design dan desain
survey berkepanjangan atau longitudinal survey (Widodo, 2008); sample survey dan
sensus survei (Irawan Soehartono, 2000). Dengan demikian desain penelitian survey di
antaranya adalah sebagai berikut.
Desain penelitian silang atau cross sectional survey digunakan untuk mengetahui isu-isu
yang bersifat temporer melalui pengumpulan data yang dilakukan satu kali saja. Desain
penelitian survey jenis ini paling banyak digunakan oleh peneliti.
Desain penelitian berkepanjangan atau longitudinal survey digunakan untuk
memahami suatu isu secara berkelanjutan. Populasi yang digunakan dalam desain ini
tidaklah banyak. Adapun pengambilan data dilakukan secara berkala. Desain penelitian
jenis ini dibedakan atas kajian kecenderungan atau trend studies, studi panel atau panel
studies, sosiometrik, dan desain kontekstual atau contextual design. Sample survey adalah
survey yang dilakukan pada sebagian populasi atau sampel. Sensus survey adalah survey
yang dilakukan pada seluruh populasi.
3. Desain Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang menggunakan data dengan rentang
waktu yang panjang. Berapa lamakah panjang waktu yang dimaksud bersifat sangat relatif.
Namun, penekanan riset longitudinal sebenarnya pada ekstensi atau perpanjangan dari
survey yang dilakukan. Perpanjangan tersebut bersifat periodik.Jadi, penelitian
longitudinal dapat pula dipahami sebagai perpanjangan penelitian survey yang bersifat
periodik. Sedikitnya, survey dilakukan dua kali dengan rentang waktu yang ditentukan
dari awal. Teknik pengumpulan data penelitian ini biasanya menggunakan kuesioner atau
interview terstruktur. Desain penelitiannya pun tidak jauh berbeda dengan penelitian lain
seperti survey. Sebagai contoh, kita akan melakukan penelitian tentang perubahan
karakteristik kekerasan pemuda di suatu kota yang kerap terjadi tawuran.
Untuk melakukan riset longitudinal, pertama-tama kita melakukan survey dengan
kuesioner dan atau wawancara terhadap anak muda yang terpilih sebagai sampel. Identitas
partisipan atau anak muda tersebut kita catat baik-baik dan disimpan dengan rapi di dalam
arsip. Survey pertama dilakukan dengan variabel yang telah disusun matang.Riset ini
menggunakan rentang waktu yang jelas. Misalnya, setiap lima tahun kita mendatangi anak
muda yang sama untuk dilihat perubahan atau perkembangan dalam karakteristiknya. Tak
ada ketentuan berapa kali partisipan didatangi kembali untuk disurvey, namun biasanya
sedikitnya dua kali mereka disurvey kembali.
Hasil survei kedua, ketiga dan seterusnya akan memperlihatkan perubahan apa yang
terjadi pada anak muda tersebut yang barangkali di survey yang ketiga dan seterusnya
bukan lagi tergolong anak muda. Dengan desain penelitian ini, perubahan karakteristik
kekerasan sebagaimana yang menjadi fokus penelitian sangat mungkin diketahui.
4. Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus menjadi metode paling sesuai untuk fase penyelidikan dari sebuah
penelitian karena mengedepankan survey dan proses historis sebagai jalan untuk
penjelasan yang bersifat sebab musabab (kausalitas). Meskipun demikian, metode studi
kasus hanya merupakan persiapan metode penelitian dan tidak dapat digunakan untuk
menggambarkan atau menguji suatu masalah.
Kriteria penetapan desain penelitian studi kasus sangat berpengaruh terhadap suatu
penelitian. Demikian juga untuk penelitian studi kasus. Kriteria kualitas desain penelitian
berkaitan dengan:
Validitas konstruk yakni menetapkan ukuran operasional yang benar untuk konsep konsep yang akan diteliti. Dalam studi kasus, dapat digunakan teknik multi sumber
bukti, memberikan kesempatan kepada informan kunci untuk meninjau kembali draft
laporan studi kasus yang bersangkutan.
Validitas internal merupakan hubungan sebab-akibat, dimana kondisi-kondisi tertentu
diperhatikan guna mengarahkan kondisi-kondisi lain, untuk membedakan dari
hubungan semu.
Validitas eksternal yaitu menetapkan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat
divisualisasikan.
Reliabilitas yaitu bahwa suatu penelitian seperti prosedur pengumpulan data dapat
diinterpretasikan dengan hasil yang sama pada waktu yang berbeda.
Desain penelitian komparatif
Menurut Menurut Robert K. Yin desain penelitian studi kasus secara umum menjadi 2
(dua) jenis, yaitu penelitian studi kasus dengan menggunakan kasus tunggal dan jamak/
banyak. Disamping itu, ia juga mengelompokkannya berdasarkan jumlah unit analisisnya,
yaitu (1) penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic) yang menggunakan satu unit
analisis.(2) Desain kasus tunggal terjalin (embedded) yang menggunakan beberapa atau
banyak unit analisis.
Penelitian studi kasus disebut terpancang (embedded), karena terikat (terpancang) pada
unit-unit analisisnya yang telah ditentukan. Perbedaan antara penelitian studi kasus
holistik (jenis 1) dan terpancang (jenis 2) adalah pada jumlah unit analisis yang
digunakan.
2.3 FUNGSI DESAIN RISET
1. Menguji Hipotesis Penelitian
Dalam hal ini, desain penelitian lebih mengarah pada teknik analisis statistik yang tepat
untuk menguji hipotesis sekaligus menjawab masalah yang dibahas dalam penelitian
tersebut. Tidak hanya itu saja, desain penelitian juga berfungsi untuk penentuan dalam
pengambilan kesimpulan.
2. Mengontrol VS (Variabel Sekunder)
Desain penelitian nantinya akan mengarahkan tentang bagaimana cara meminimalisir
variabel-variabel di luar variabel sekunder.
3. Sebagai Pegangan Bagi Peneliti
Dalam hal ini, desain penelitian dapat memberikan pegangan atau pedoman yang lebih
jelas terutama kepada peneliti ketika tengah melakukan sebuah penelitian. Ibarat
membangun rumah, kita tentu memerlukan desain yang memuat bagaimana bentuk,
ukuran, bahan, lama pelaksanaan, hingga biaya yang akan diperlukan. Nah, ketika
hendak melakukan sebuah penelitian juga harus dipersiapkan sedemikian rupa.
Ketika hendak menyusun desain penelitian, ada beberapa hal yang harus peneliti
perhatikan, yakni:
Populasi sasaran
Metode sampling yang dipilih
Besar sampling
Prosedur pengumpulan data
Cara analisis data setelah data terkumpul
Perlu tidaknya menggunakan statistik
Cara mengambil kesimpulan
4. Untuk Menentukan Batas-Batas Penelitian
Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk menentukan batas-batas penelitian yang
berkaitan erat dengan tujuan. Apabila tujuan tidak dirumuskan secara jelas, maka
penelitian juga seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Nah, dengan perumusan tujuan
yang jelas maka penyusunan desain penelitian juga akan lebih mudah karena peneliti
dapat memusatkan perhatiannya ke arah tujuan yang lebih efektif.
5. Sebagai Gambaran Akan Kesulitan yang Mungkin Dihadapi
Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk memberikan gambaran akan kesulitan apa
yang mungkin dihadapi oleh peneliti. Nah, melalui desain penelitian ini nantinya peneliti
dapat memikirkan cara-cara mengatasi pada kesulitan atau masalah yang sekiranya akan
dihadapi.
2.4 BENTUK DESAIN RISET
Bentuk dari desain penelitian ini hampir berkaitan dengan klasifikasi desain penelitian. Nah
berikut ini beberapa penjelasan mengenai bentuk-bentuk dari desain penelitian yang didasarkan
pada klasifikasinya.
1. Desain Penelitian Survei
Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh tujuan mengumpulkan informasi
mengenai populasi orang dalam jumlah besar, dengan cara melakukan wawancara kepada
sejumlah kecil dari populasi tersebut. Penelitian survei ini dapat digunakan dalam sebuah
penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Untuk
memperoleh keterangan atau jawaban mengenai permasalahan yang hendak dibahas
dalam penelitian ini, tidak hanya dapat menggunakan teknik wawancara saja, tetapi juga
dengan angket, observasi, atau kombinasi atas beberapa teknik yang ada.
Berikut ini adalah kelemahan dan kelebihan dari desain penelitian survei.
No.
Kelebihan Desain Penelitian Survei
Kekurangan Desain Penelitian
Survei
1.
Melibatkan sejumlah besar orang yang
apabila
menggunakan
teknik
pengumpulan data yang tepat maka
hasilnya
akan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Hasil jawaban dari populasi
sasaran sering tidak mendalam.
Bersifat eksploratif
Pendapat yang disampaikan oleh
populasi orang ini dapat
berubah-ubah dalam waktu
singkat.
3.
Memiliki “bukti” resmi atas jawaban
sejumlah besar orang tersebut.
Tidak menjadi jaminan bahwa
angket dijawab oleh seluruh
populasi, karena hanya sampel
saja.
4.
Apabila teknik pengumpulan datanya
menggunakan angket secara online,
rentang biaya jauh lebih murah.
–
2.
2. Desain Penelitian Cross-Sectional
Desain penelitian ini sering juga dikenal dengan studi one-shot atau studi kasus, yang
rata-rata digunakan dalam penelitian di bidang sosial. Desain penelitian CrossSectional ini bertujuan untuk menemukan suatu kejadian atas adanya fenomena, situasi,
masalah, perilaku, atau isu sosial yang terjadi pada suatu populasi.
Desain penelitian ini sangat sederhana, sebab peneliti hanya menetapkan apa yang
hendak ditemukan dalam permasalahannya, identifikasi populasi, memilih sampel, dan
melakukan kontak dengan para responden guna memperoleh informasi yang diperlukan
dalam waktu tertentu. Sayangnya, desain penelitian ini mempunyai kekurangan berupa
tidak memiliki kemampuan dalam menjelaskan kemungkinan adanya perubahan kondisi
atau hubungan dari populasi yang tengah diselidiki dalam periode waktu yang berbeda.
Berhubung desain penelitian ini tidak dapat mengukur atau menjelaskan adanya
perubahan dari populasinya, maka apabila hendak melakukan hal tersebut maka
diperlukan paling tidak dua titik waktu untuk populasi yang sama.
3. Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah (Pre-Test dan Post-Test Design)
Dalam desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai pengumpulan data atas
adanya sua set dari penelitian cross sectional terhadap populasi yang sama guna
memperoleh jawaban atas adanya perubahan fenomena yang terjadi di antara dua titik
waktu. Perubahan ini diukur dengan membandingkan adanya perbedaan atas fenomena
atau variabel yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan intervensi. Desain penelitian ini
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal kelebihan yakni dapat digunakan
untuk mengukur perubahan situasi, fenomena, isu, perilaku, dan permasalahan yang
terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat pada dua titik yang berbeda. Desain
penelitian sebelum dan sesudah ini biasanya digunakan dalam penelitian yang berkaitan
dengan efektivitas suatu program dalam masyarakat. Kekurangan dalam desain penelitian
ini beragam, mulai dari kemungkinan biaya penelitian yang tidak murah, adanya
perubahan populasi dalam dua titik waktu tersebut, hingga adanya efek reaktif dan efek
regresi pada jawaban yang diberikan oleh populasi.
4. Desain Penelitian Longitudinal
Apabila dalam desain penelitian sebelum dan sesudah itu tidak dapat menjelaskan
pola perubahan yang terjadi, maka desain penelitian longitudinal ini dapat digunakan
untuk menentukan pola perubahan tersebut terutama yang berkaitan dengan waktu.
Dalam desain penelitian ini, studi populasi dilakukan secara berulang atau berkala
terutama dalam interval waktu tertentu.
Kekurangan desain penelitian longitudinal ini adalah terjadinya efek pengkondisian,
yang mana menggambarkan situasi akan ketika responden yang sama akan disurvei
berulang kali, sehingga responden sudah mengetahui jawaban dan harapan jawaban dari
peneliti, yang pada akhirnya menyebabkan responden akan merespon pertanyaan tanpa
berpikir dan berpotensi akan memberikan jawaban yang selalu sama.Meskipun begitu,
desain penelitian ini juga memiliki kelebihan berupa memungkinkan peneliti menentukan
pola perubahan dan memperoleh informasi yang faktual secara berkesinambungan.
5. Desain Penelitian Retrospektif
Dalam desain penelitian ini akan cenderung mengamati atau menyelidiki suatu
fenomena, masalah, atau isu yang terjadi pada masa lampau. Biasanya di dalam
penelitian ini, peneliti akan meminta responden untuk menjawab pertanyaan (wawancara)
untuk menggali kejadian atau fenomena yang terjadi tersebut. Desain penelitian ini cocok
digunakan untuk penelitian di bidang sejarah atau sosiologi.
6. Desain Penelitian Prospektif
Desain penelitian ini lebih condong pada penelitian atas kejadian suatu fenomena,
situasi, masalah, perilaku, atau dampak akan fenomena pada masa yang akan datang.
Berbanding terbalik dengan desain penelitian retrospektif.Berhubung fenomena yang
akan diteliti terjadi pada masa yang akan datang, maka penelitian ini harus menunggu
adanya perlakuan yang memberikan dampak atau pengaruh terhadap suatu populasi.
7. Desain Penelitian Campuran
Campuran dalam desain penelitian ini adalah gabungan antara retrospektif dan
prospektif yang fokus pada kajian pola suatu fenomena di masa lampau dan
mengamatinya untuk masa depan.
2.5 CONTOH DESAIN RISET
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun
rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas,
keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan
perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan
menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.
Seperti contoh penelitian sebagai berikut ini:
Judul penelitian: Mengeksplor fenomena kejujuran di SD Negeri 3 Purwodadi,
Kabupaten Banyumas
Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan keterangan dari
beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif
yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada
dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna. Di sini, peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini
mengeksplor fenomena proses pembentukan karakter peserta didik melalui
penyelenggaraan kantin kejujuran di SD Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Tambak
Kabupaten Banyumas. Selain itu penelitian ini juga bersifat induktif dan hasilnya lebih
menekankan makna.
2. Penelitian Eksperimen
Eksperimen dalam penelitian sosial sering digunakan untuk menemukan aspek
penyebab atau penyebab fenomena sosial. Seringkali desain eksperimental digunakan
sebagai dasar untuk mengimplementasikan suatu program atau kebijakan.
Misalnya, sebagai contoh sederhana dari penelitian eksperimental, peneliti ingin
mengetahui efektivitas penggunaan sistem alarm rokok di ruang publik untuk
mengurangi konsumsi rokok di tempat umum. Beberapa ruang publik dibangun
menjadi rokok, yang lain dengan fitur yang sama tidak dilengkapi dengan alarm rokok.
Eksperimen ini akan menunjukkan hasil seberapa efektif alarm rokok dapat
mengurangi konsumsi rokok di tempat umum.
3. Penelitian Kuantitatif
Desain penelitian kuantitatif membuat proyek eksperimental lebih bebas. Maka
peneliti sosial umumnya menerapkan desain eksperimental untuk melakukan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif bisa dipergunakan guna membandingkan kelompok
yang diperlakukan sebagai subjek eksperimen dan kontrol.
Misalnya, percobaan konsumsi vitamin C untuk meningkatkan daya tahan siswa.
Beberapa subjek diminta untuk mengonsumsi vitamin C, yang lain tidak memiliki
kelompok kontrol. Hasilnya adalah hasil percobaan.
4. Makalah
Dalam pembuatan makalah ilmiah juga ada yang namanya penerapan metode
penelitian. Dengan metode penelitian yang bagus, maka makalah ilmiah pun juga bisa
terwujud dengan kualitas yang tinggi.
Berbicara mengenai metode penelitian makalah, sebenarnya dalam hal ini sama saja
dengan metode yang digunakan pada karya ilmiah secara umum. Termasuk yang sudah
disinggung dalam poin sebelumnya. Jadi, di dalamnya bisa menggunakan metode
penelitian dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Hanya saja mayoritas
contoh makalah menggunakan metode kualitatif.
Selain pendekatan secara umum tersebut, dalam makalah juga biasa menerapkan
metode penelitian karya ilmiah pada umumnya. Sebagaimana disebutkan di atas, yakni
seperti metode deskriptif dan eksperimen. Jika kasusnya berkaitan dengan fenomena
sosial pun bisa mengusung metode penelitian sosial. Dan ketiga metode tersebut
selanjutnya akan dibahas secara lebih detail lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desain riset adalah rangkaian prosedur dan metode yang dipakai untuk menganalisis
dan menghimpun data untuk menentukan variabel yang akan menjadi topik
penelitian. Selain pengertian tersebut, juga bisa didefinisikan sebagai strategi yang
dilakukan peneliti untuk menghubungkan setiap elemen penelitian dengan sistematis
sehingga dalam menganalisis dan menentukan fokus penelitian menjadi lebih efektif dan
efisien.Masalah pada sebuah penelitian akan menentukan jenis apa yang cocok untuk
dipilih. Hal tersebut juga menentukan alat dan cara apa yang cocok digunakan untuk
mengatasi masalah dalam penelitian. Agar penelitian bisa berjalan sesuai dengan pedoman
dan tidak menyimpang, maka desain penelitian merupakan salah satu strategi yang bisa
dilakukan. Dengan adanya desain penelitian tujuan penelitian bisa lebih mudah diraih. Kita
Untuk melakukan penelitian dapat menerapkan desain penelitian mana yang paling cocok
baik penelitian kualitatif atau kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
.
Mohammad Mulyadi (2012) . Riset Desain dalam Metodologi Penelitian
.diakses dari:
https://www.neliti.com/id/publications/196624/riset-desain-dalam-metodologipenelitian
Salmaa (2021). Desain Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
,diakses dari:
https://penerbitdeepublish.com/desain-penelitian/
Rifda Arum (2021). Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya
,diakses dari:
https://www.gramedia.com/literasi/desain-penelitian/