Academia.eduAcademia.edu

MAKALAH 5 METODOLOGI PENELITIAN DESAIN RISET

2022, Latresia aprilia br Sitepu

Tugas Metodologi Penelitian Dosen Pengampu : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. Nama:Latresia Aprilia br Sitepu NIM: C1C020062 Kelas:R-10 Akuntansi

MAKALAH DESAIN RISET Dosen Pengampu : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. Disusun Oleh : Nama : Latresia Aprilia br Sitepu NIM : C1C020062 Kelas : R-10 Akuntansi Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Desain Riset ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Desain Riset bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucap terimakasih kepada bapak Dr.Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. ,selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga menyadari ,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2 BAB I ......................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4 Latar Belakang................................................................................................................................. 4 Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4 Tujuan Penelitian ............................................................................................................................... 4 BAB II ....................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5 Pengertian Desain Riset ..................................................................................................................... 5 Jenis Desain Riset .............................................................................................................................. 5 Fungsi Desain Riset ........................................................................................................................ 10 Bentuk Desain Riset......................................................................................................................... 11 Contoh Desain Riset ........................................................................................................................ 14 BAB III...................................................................................................................................16 PENUTUP..............................................................................................................................16 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain riset adalah rancangan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif; untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Singkatnya, definisi dari desain riset ini adalah bentuk rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa supaya dapat menuntun peneliti dalam upaya memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Desain riset ini tidak sama dengan upaya menentukan hasil penelitian, tetapi lebih mengarah pada upaya mengerucutkan kemungkinan hasilnya. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dipaparkan berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Apa pengertiaan desain riset? Apa saja jenis-jenis desain riset? Apa saja fungsi dari desain riset? Apa saja bentuk dari desain riset? Apa saja contoh desain riset? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan penjabaran rumusan masalah di atas , dapat disimpulkan tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian desain riset 2. Untuk mengetahui jenis-jenis desain riset 3. Untuk mengetahui fungsi desain riset 4. Untuk mengetahui bentuk desain riset 5. Untuk mengetahui contoh desain riset BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN DESAIN RISET Desain Riset merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui atau dibuat oleh seorang peneliti agar penelitan yang akan dilakukan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Desain Riset adalah sebuah rencana kerja dengan membuat sebuah konstruksi agar setiap pertanyaan dapat ditemukan jawabannya. Menurut Nachmias dan Nachmias (1976), desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi observasi. Maksudnya, suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antar variabel di dalam suatu penelitian.Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti tentu memiliki paradigma penelitian yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian. Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu penelitian kuantitatif (positivis) dan penelitian kualitatif (fenomenologi/postpositivis). Pendekatan kuantitatif didasari oleh paradigma positivis, yaitu bagaimana cara mendapatkan kebenaran dalam ilmu pengetahuan secara empiris dengan menggunakan indera manusia dan melacak dari sudut pandang luar. Sementara itu pendekatan kualitatif didasari oleh paradigma fenomenologi, yang menyatakan bahwa esensi makna atau kebenaran dapat diperoleh melalui interaksi manusia; oleh karena itu tidak bebas nilai. Beberapa desain yang biasanya digunakan dalam penelitian sosial adalah eksplanasi, yaitu menguji hubungan atau pengaruh antar-variabel yang dihipotesiskan; deskriptif, yaitu merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial; dan eksperimental, yaitu percobaan atau eksperimen untuk melakukan tes hipotesis dalamkondisi di mana satu atau beberapa variabelnya dapat dikontrol. 2.2 JENIS-JENIS DESAIN RISET Pemilihan jenis desain penelitian didasari oleh tujuan penelitian yang akan dilakukan. Terdapat empat jenis desain penelitian yang kerap digunakan, diantaranya adalah berikut ini: 1. Desain penelitian eksperimental Sesuai namanya, desain penelitian eksperimental berarti peneliti sedang melakukan penelitian eksperimental. Menurut Arifin (2009:127) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat. Desain penelitian eksperimen ditentukan oleh bagaimana cara peneliti mengatur subjek ke dalam kondisi dan kelompok yang berbeda. Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen, yaitu preeksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research. a. Desain Penelitian Pre-eksperimental Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai kelompok variabel terikat diamati untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari aplikasi suatu variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat menyebabkan perubahan. Desain ini merupakan yang desain penelitian eksperimen yang paling sederhana dan tidak terdapat kelompok kontrol. Lebih lanjut lagi, desain penelitian ini dibagi menjadi tiga:  One-shot Case Study Research Design Dalam penelitian eksperimen jenis ini, hanya ada satu kelompok variabel terikat yang dipertimbangkan. Penelitiannya dilakukan setelah memberikan beberapa perlakuan yang sebelumnya dianggap menimbulkan perubahan, sehingga desain ini merupakan suatu posttest study.  One-group Pretest-posttest Research Design Desain penelitian ini mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal penelitian dan posttest diberikan saat penelitian selesai.  Static-group Comparison Pada desain ini, 2 atau lebih kelompok diberikan pengawasan, dimana hanya ada satu kelompok yang diberi perlakuan. Kelompok sisanya dibiarkan statis tanpa diberi perlakuan khusus. Semua kelompok yang ada kemudian diberikan posttest, kemudian adanya perbedaan yang tampak diantara kelompok-kelompok tersebut diasumsikan sebagai hasil dari perlakuan yang diberikan. b. Desain Penelitian Quasi-eksperimental Kata “quasi” memiliki arti parsial, setengah, atau pseudo (palsu). Sehingga penelitian quasi-eksperimental memiliki kemiripan dengan true experimental research, tetapi tidak sama. Pada quasi-eksperimen, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi dimana randomisasi sulit atau tidak mungkin dilakukan. c. True Experimental Research Design Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak. True experimental research design harus memiliki kelompok kontrol, variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya harus secara acak atau random. Klasifikasi dari desain penelitian ini meliputi:  The Posttest-only Control Group Design Desain ini memilih subjek secara acak atau random dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok (kontrol dan eksperimental), dan hanya kelompok eksperimental yang diberi perlakuan. Setelah observasi mendalam, kedua kelompok diberi post-test, dan suatu kesimpulan diambil dari perbedaan yang terjadi di antara kedua kelompok.  The Pretest-posttest Control Group Design Pada desain kelompok kontrol ini, subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kemudian kedua kelompok diberi pretest, namun hanya kelompok eksperimental yang diberikan perlakuan. Di akhir penelitian, kedua kelompok diberi posttest untuk mengukur derajat perubahan di tiap kelompok.  Solomon Four-group Design Desain ini merupakan kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control groups. Dalam desain ini, subjek yang telah dipilih secara acak atau random ditempatkan menjadi 4 kelompok. Dua kelompok pertama diuji menggunakan metode posttest-only, sementara dua kelompok yang lain diuji menggunakan metode pretest-posttest. 2. Desain Penelitian Survey Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.Menurut para ahli, terdapat beberapa desain penelitian survey, yaitu desain pembagian silang atau cross sectional design dan desain survey berkepanjangan atau longitudinal survey (Widodo, 2008); sample survey dan sensus survei (Irawan Soehartono, 2000). Dengan demikian desain penelitian survey di antaranya adalah sebagai berikut. Desain penelitian silang atau cross sectional survey digunakan untuk mengetahui isu-isu yang bersifat temporer melalui pengumpulan data yang dilakukan satu kali saja. Desain penelitian survey jenis ini paling banyak digunakan oleh peneliti. Desain penelitian berkepanjangan atau longitudinal survey digunakan untuk memahami suatu isu secara berkelanjutan. Populasi yang digunakan dalam desain ini tidaklah banyak. Adapun pengambilan data dilakukan secara berkala. Desain penelitian jenis ini dibedakan atas kajian kecenderungan atau trend studies, studi panel atau panel studies, sosiometrik, dan desain kontekstual atau contextual design. Sample survey adalah survey yang dilakukan pada sebagian populasi atau sampel. Sensus survey adalah survey yang dilakukan pada seluruh populasi. 3. Desain Penelitian Longitudinal Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang menggunakan data dengan rentang waktu yang panjang. Berapa lamakah panjang waktu yang dimaksud bersifat sangat relatif. Namun, penekanan riset longitudinal sebenarnya pada ekstensi atau perpanjangan dari survey yang dilakukan. Perpanjangan tersebut bersifat periodik.Jadi, penelitian longitudinal dapat pula dipahami sebagai perpanjangan penelitian survey yang bersifat periodik. Sedikitnya, survey dilakukan dua kali dengan rentang waktu yang ditentukan dari awal. Teknik pengumpulan data penelitian ini biasanya menggunakan kuesioner atau interview terstruktur. Desain penelitiannya pun tidak jauh berbeda dengan penelitian lain seperti survey. Sebagai contoh, kita akan melakukan penelitian tentang perubahan karakteristik kekerasan pemuda di suatu kota yang kerap terjadi tawuran. Untuk melakukan riset longitudinal, pertama-tama kita melakukan survey dengan kuesioner dan atau wawancara terhadap anak muda yang terpilih sebagai sampel. Identitas partisipan atau anak muda tersebut kita catat baik-baik dan disimpan dengan rapi di dalam arsip. Survey pertama dilakukan dengan variabel yang telah disusun matang.Riset ini menggunakan rentang waktu yang jelas. Misalnya, setiap lima tahun kita mendatangi anak muda yang sama untuk dilihat perubahan atau perkembangan dalam karakteristiknya. Tak ada ketentuan berapa kali partisipan didatangi kembali untuk disurvey, namun biasanya sedikitnya dua kali mereka disurvey kembali. Hasil survei kedua, ketiga dan seterusnya akan memperlihatkan perubahan apa yang terjadi pada anak muda tersebut yang barangkali di survey yang ketiga dan seterusnya bukan lagi tergolong anak muda. Dengan desain penelitian ini, perubahan karakteristik kekerasan sebagaimana yang menjadi fokus penelitian sangat mungkin diketahui. 4. Desain Penelitian Studi Kasus Studi kasus menjadi metode paling sesuai untuk fase penyelidikan dari sebuah penelitian karena mengedepankan survey dan proses historis sebagai jalan untuk penjelasan yang bersifat sebab musabab (kausalitas). Meskipun demikian, metode studi kasus hanya merupakan persiapan metode penelitian dan tidak dapat digunakan untuk menggambarkan atau menguji suatu masalah. Kriteria penetapan desain penelitian studi kasus sangat berpengaruh terhadap suatu penelitian. Demikian juga untuk penelitian studi kasus. Kriteria kualitas desain penelitian berkaitan dengan:      Validitas konstruk yakni menetapkan ukuran operasional yang benar untuk konsep konsep yang akan diteliti. Dalam studi kasus, dapat digunakan teknik multi sumber bukti, memberikan kesempatan kepada informan kunci untuk meninjau kembali draft laporan studi kasus yang bersangkutan. Validitas internal merupakan hubungan sebab-akibat, dimana kondisi-kondisi tertentu diperhatikan guna mengarahkan kondisi-kondisi lain, untuk membedakan dari hubungan semu. Validitas eksternal yaitu menetapkan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat divisualisasikan. Reliabilitas yaitu bahwa suatu penelitian seperti prosedur pengumpulan data dapat diinterpretasikan dengan hasil yang sama pada waktu yang berbeda. Desain penelitian komparatif Menurut Menurut Robert K. Yin desain penelitian studi kasus secara umum menjadi 2 (dua) jenis, yaitu penelitian studi kasus dengan menggunakan kasus tunggal dan jamak/ banyak. Disamping itu, ia juga mengelompokkannya berdasarkan jumlah unit analisisnya, yaitu (1) penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic) yang menggunakan satu unit analisis.(2) Desain kasus tunggal terjalin (embedded) yang menggunakan beberapa atau banyak unit analisis. Penelitian studi kasus disebut terpancang (embedded), karena terikat (terpancang) pada unit-unit analisisnya yang telah ditentukan. Perbedaan antara penelitian studi kasus holistik (jenis 1) dan terpancang (jenis 2) adalah pada jumlah unit analisis yang digunakan. 2.3 FUNGSI DESAIN RISET 1. Menguji Hipotesis Penelitian Dalam hal ini, desain penelitian lebih mengarah pada teknik analisis statistik yang tepat untuk menguji hipotesis sekaligus menjawab masalah yang dibahas dalam penelitian tersebut. Tidak hanya itu saja, desain penelitian juga berfungsi untuk penentuan dalam pengambilan kesimpulan. 2. Mengontrol VS (Variabel Sekunder) Desain penelitian nantinya akan mengarahkan tentang bagaimana cara meminimalisir variabel-variabel di luar variabel sekunder. 3. Sebagai Pegangan Bagi Peneliti Dalam hal ini, desain penelitian dapat memberikan pegangan atau pedoman yang lebih jelas terutama kepada peneliti ketika tengah melakukan sebuah penelitian. Ibarat membangun rumah, kita tentu memerlukan desain yang memuat bagaimana bentuk, ukuran, bahan, lama pelaksanaan, hingga biaya yang akan diperlukan. Nah, ketika hendak melakukan sebuah penelitian juga harus dipersiapkan sedemikian rupa. Ketika hendak menyusun desain penelitian, ada beberapa hal yang harus peneliti perhatikan, yakni:  Populasi sasaran  Metode sampling yang dipilih  Besar sampling  Prosedur pengumpulan data  Cara analisis data setelah data terkumpul  Perlu tidaknya menggunakan statistik  Cara mengambil kesimpulan 4. Untuk Menentukan Batas-Batas Penelitian Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan erat dengan tujuan. Apabila tujuan tidak dirumuskan secara jelas, maka penelitian juga seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Nah, dengan perumusan tujuan yang jelas maka penyusunan desain penelitian juga akan lebih mudah karena peneliti dapat memusatkan perhatiannya ke arah tujuan yang lebih efektif. 5. Sebagai Gambaran Akan Kesulitan yang Mungkin Dihadapi Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk memberikan gambaran akan kesulitan apa yang mungkin dihadapi oleh peneliti. Nah, melalui desain penelitian ini nantinya peneliti dapat memikirkan cara-cara mengatasi pada kesulitan atau masalah yang sekiranya akan dihadapi. 2.4 BENTUK DESAIN RISET Bentuk dari desain penelitian ini hampir berkaitan dengan klasifikasi desain penelitian. Nah berikut ini beberapa penjelasan mengenai bentuk-bentuk dari desain penelitian yang didasarkan pada klasifikasinya. 1. Desain Penelitian Survei Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh tujuan mengumpulkan informasi mengenai populasi orang dalam jumlah besar, dengan cara melakukan wawancara kepada sejumlah kecil dari populasi tersebut. Penelitian survei ini dapat digunakan dalam sebuah penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Untuk memperoleh keterangan atau jawaban mengenai permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, tidak hanya dapat menggunakan teknik wawancara saja, tetapi juga dengan angket, observasi, atau kombinasi atas beberapa teknik yang ada. Berikut ini adalah kelemahan dan kelebihan dari desain penelitian survei. No. Kelebihan Desain Penelitian Survei Kekurangan Desain Penelitian Survei 1. Melibatkan sejumlah besar orang yang apabila menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat maka hasilnya akan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil jawaban dari populasi sasaran sering tidak mendalam. Bersifat eksploratif Pendapat yang disampaikan oleh populasi orang ini dapat berubah-ubah dalam waktu singkat. 3. Memiliki “bukti” resmi atas jawaban sejumlah besar orang tersebut. Tidak menjadi jaminan bahwa angket dijawab oleh seluruh populasi, karena hanya sampel saja. 4. Apabila teknik pengumpulan datanya menggunakan angket secara online, rentang biaya jauh lebih murah. – 2. 2. Desain Penelitian Cross-Sectional Desain penelitian ini sering juga dikenal dengan studi one-shot atau studi kasus, yang rata-rata digunakan dalam penelitian di bidang sosial. Desain penelitian CrossSectional ini bertujuan untuk menemukan suatu kejadian atas adanya fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau isu sosial yang terjadi pada suatu populasi. Desain penelitian ini sangat sederhana, sebab peneliti hanya menetapkan apa yang hendak ditemukan dalam permasalahannya, identifikasi populasi, memilih sampel, dan melakukan kontak dengan para responden guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam waktu tertentu. Sayangnya, desain penelitian ini mempunyai kekurangan berupa tidak memiliki kemampuan dalam menjelaskan kemungkinan adanya perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang tengah diselidiki dalam periode waktu yang berbeda. Berhubung desain penelitian ini tidak dapat mengukur atau menjelaskan adanya perubahan dari populasinya, maka apabila hendak melakukan hal tersebut maka diperlukan paling tidak dua titik waktu untuk populasi yang sama. 3. Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah (Pre-Test dan Post-Test Design) Dalam desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai pengumpulan data atas adanya sua set dari penelitian cross sectional terhadap populasi yang sama guna memperoleh jawaban atas adanya perubahan fenomena yang terjadi di antara dua titik waktu. Perubahan ini diukur dengan membandingkan adanya perbedaan atas fenomena atau variabel yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan intervensi. Desain penelitian ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal kelebihan yakni dapat digunakan untuk mengukur perubahan situasi, fenomena, isu, perilaku, dan permasalahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat pada dua titik yang berbeda. Desain penelitian sebelum dan sesudah ini biasanya digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan efektivitas suatu program dalam masyarakat. Kekurangan dalam desain penelitian ini beragam, mulai dari kemungkinan biaya penelitian yang tidak murah, adanya perubahan populasi dalam dua titik waktu tersebut, hingga adanya efek reaktif dan efek regresi pada jawaban yang diberikan oleh populasi. 4. Desain Penelitian Longitudinal Apabila dalam desain penelitian sebelum dan sesudah itu tidak dapat menjelaskan pola perubahan yang terjadi, maka desain penelitian longitudinal ini dapat digunakan untuk menentukan pola perubahan tersebut terutama yang berkaitan dengan waktu. Dalam desain penelitian ini, studi populasi dilakukan secara berulang atau berkala terutama dalam interval waktu tertentu. Kekurangan desain penelitian longitudinal ini adalah terjadinya efek pengkondisian, yang mana menggambarkan situasi akan ketika responden yang sama akan disurvei berulang kali, sehingga responden sudah mengetahui jawaban dan harapan jawaban dari peneliti, yang pada akhirnya menyebabkan responden akan merespon pertanyaan tanpa berpikir dan berpotensi akan memberikan jawaban yang selalu sama.Meskipun begitu, desain penelitian ini juga memiliki kelebihan berupa memungkinkan peneliti menentukan pola perubahan dan memperoleh informasi yang faktual secara berkesinambungan. 5. Desain Penelitian Retrospektif Dalam desain penelitian ini akan cenderung mengamati atau menyelidiki suatu fenomena, masalah, atau isu yang terjadi pada masa lampau. Biasanya di dalam penelitian ini, peneliti akan meminta responden untuk menjawab pertanyaan (wawancara) untuk menggali kejadian atau fenomena yang terjadi tersebut. Desain penelitian ini cocok digunakan untuk penelitian di bidang sejarah atau sosiologi. 6. Desain Penelitian Prospektif Desain penelitian ini lebih condong pada penelitian atas kejadian suatu fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau dampak akan fenomena pada masa yang akan datang. Berbanding terbalik dengan desain penelitian retrospektif.Berhubung fenomena yang akan diteliti terjadi pada masa yang akan datang, maka penelitian ini harus menunggu adanya perlakuan yang memberikan dampak atau pengaruh terhadap suatu populasi. 7. Desain Penelitian Campuran Campuran dalam desain penelitian ini adalah gabungan antara retrospektif dan prospektif yang fokus pada kajian pola suatu fenomena di masa lampau dan mengamatinya untuk masa depan. 2.5 CONTOH DESAIN RISET 1. Penelitian Kualitatif Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Seperti contoh penelitian sebagai berikut ini: Judul penelitian: Mengeksplor fenomena kejujuran di SD Negeri 3 Purwodadi, Kabupaten Banyumas Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan keterangan dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna. Di sini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini mengeksplor fenomena proses pembentukan karakter peserta didik melalui penyelenggaraan kantin kejujuran di SD Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Selain itu penelitian ini juga bersifat induktif dan hasilnya lebih menekankan makna. 2. Penelitian Eksperimen Eksperimen dalam penelitian sosial sering digunakan untuk menemukan aspek penyebab atau penyebab fenomena sosial. Seringkali desain eksperimental digunakan sebagai dasar untuk mengimplementasikan suatu program atau kebijakan. Misalnya, sebagai contoh sederhana dari penelitian eksperimental, peneliti ingin mengetahui efektivitas penggunaan sistem alarm rokok di ruang publik untuk mengurangi konsumsi rokok di tempat umum. Beberapa ruang publik dibangun menjadi rokok, yang lain dengan fitur yang sama tidak dilengkapi dengan alarm rokok. Eksperimen ini akan menunjukkan hasil seberapa efektif alarm rokok dapat mengurangi konsumsi rokok di tempat umum. 3. Penelitian Kuantitatif Desain penelitian kuantitatif membuat proyek eksperimental lebih bebas. Maka peneliti sosial umumnya menerapkan desain eksperimental untuk melakukan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif bisa dipergunakan guna membandingkan kelompok yang diperlakukan sebagai subjek eksperimen dan kontrol. Misalnya, percobaan konsumsi vitamin C untuk meningkatkan daya tahan siswa. Beberapa subjek diminta untuk mengonsumsi vitamin C, yang lain tidak memiliki kelompok kontrol. Hasilnya adalah hasil percobaan. 4. Makalah Dalam pembuatan makalah ilmiah juga ada yang namanya penerapan metode penelitian. Dengan metode penelitian yang bagus, maka makalah ilmiah pun juga bisa terwujud dengan kualitas yang tinggi. Berbicara mengenai metode penelitian makalah, sebenarnya dalam hal ini sama saja dengan metode yang digunakan pada karya ilmiah secara umum. Termasuk yang sudah disinggung dalam poin sebelumnya. Jadi, di dalamnya bisa menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Hanya saja mayoritas contoh makalah menggunakan metode kualitatif. Selain pendekatan secara umum tersebut, dalam makalah juga biasa menerapkan metode penelitian karya ilmiah pada umumnya. Sebagaimana disebutkan di atas, yakni seperti metode deskriptif dan eksperimen. Jika kasusnya berkaitan dengan fenomena sosial pun bisa mengusung metode penelitian sosial. Dan ketiga metode tersebut selanjutnya akan dibahas secara lebih detail lagi. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Desain riset adalah rangkaian prosedur dan metode yang dipakai untuk menganalisis dan menghimpun data untuk menentukan variabel yang akan menjadi topik penelitian. Selain pengertian tersebut, juga bisa didefinisikan sebagai strategi yang dilakukan peneliti untuk menghubungkan setiap elemen penelitian dengan sistematis sehingga dalam menganalisis dan menentukan fokus penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.Masalah pada sebuah penelitian akan menentukan jenis apa yang cocok untuk dipilih. Hal tersebut juga menentukan alat dan cara apa yang cocok digunakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian. Agar penelitian bisa berjalan sesuai dengan pedoman dan tidak menyimpang, maka desain penelitian merupakan salah satu strategi yang bisa dilakukan. Dengan adanya desain penelitian tujuan penelitian bisa lebih mudah diraih. Kita Untuk melakukan penelitian dapat menerapkan desain penelitian mana yang paling cocok baik penelitian kualitatif atau kuantitatif. DAFTAR PUSTAKA . Mohammad Mulyadi (2012) . Riset Desain dalam Metodologi Penelitian .diakses dari: https://www.neliti.com/id/publications/196624/riset-desain-dalam-metodologipenelitian Salmaa (2021). Desain Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap ,diakses dari: https://penerbitdeepublish.com/desain-penelitian/ Rifda Arum (2021). Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya ,diakses dari: https://www.gramedia.com/literasi/desain-penelitian/