Seri Buku Persiapan Seleksi Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Buku Untuk Siswa dan Guru
Konsep Dasar
Pemrograman Prosedural
(dilengkapi contoh soal dan pembahasan)
ii
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Disusun Oleh :
Tim Pembina TOKI
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Judul Buku
Penyusun
Kontributor
Penyunting
Disain Cover
Diterbitkan oleh
Cetakan Pertama
iii
: Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
(Dilengkapi contoh soal dan pembahasan)
: Tim Pembina TOKI
: Yohanes Nugroho, SKom
: TOKI
: TOKI
: Bagian Proyek Pengembangan Wawasan Keilmuan
Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional RI
: 2004
Seri Buku Periapan Seleksi Olimpiade Komputer Indonesia
Buku 1 Untuk Siswa
: Referensi Pemrograman Bahasa Pascal (menggunakan
free pascal ver. 1.0.10)
Buku 2 Untuk Siswa dan Guru : Konsep Dasar Pemrograman Prosedural (dilengkapi
contoh soal dan pembahasan)
Buku 3 Untuk Guru
: Aspek Pedagogi Pengajaran Pemrograman Pertama
(Menggunakan Bahasa Pascal)
Copyleft :
? Seluruh isi dalam buku ini diijinkan untuk diperbanyak dan
disebarluaskan sejauh untuk kepentingan pendidikan dan
pengajaran, dengan tetap mencantumkan sumbernya.
? Buku ini juga dapat didownload dari situs web TOKI di
www2.toki.or.id dan situs-situs pendukung lainnya
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
iv
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Kata Pengantar
Sejak keikutsertaan Indonesia dalam ajang International Olympiad in Informatics pada tahun 1997,
prestasi siswa-siswa dalam ajang tersebut cukup membanggakan. Hingga tahun 2004 ini
(keikutsertaan yang ke 9) secara total Tim Olimpiade Komputer Indonesia telah mengumpulkan 1
Medali Emas, 6 Medali Perak dan 7 Medali Perunggu.
Sejauh ini Tim Olimpiade Komputer Indonesia yang dikirim ke ajang IOI masih didominasi oleh
siswa-siswa di wilayah Jawa, terutama DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, hal ini
menunjukkan bahwa masih terdapat ketimpangan pengetahuan dan pembinaan di bidang
Komputer/ Informatika terhadap siswa-siswa di daerah lain. Hal ini dapat terjadi salah satunya
adalah karena keterbatasan ketersediaan materi pelajaran computer, khususnya yang mengarah
kepada materi-materi yang dilombakan dalam ajang Olimpiade Komputer Indonesia.
Buku ini diterbitkan dalam beberapa seri untuk siswa maupun untuk guru dimaksudkan agar
dapat menjadi bahan pelajaran bagi siswa dan panduan pengajaran bagi guru yang memadai
untuk mempersiapkan siswa menghadapi rangkaian seleksi Olimpiade Komputer Indonesia.
Dengan harapan bahwa kesempatan dan peluang bagi siswa-siswa di seluruh Indonesia menjadi
lebih terbuka.
Terima Kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sehingga penerbitan
buku ini dapat terwujud. Besar harapan kami buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Jakarta, Oktober 2004
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
v
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Bab 1.
Bab 2.
Bab 3.
Bab 4.
Bab 5.
Bab 6.
Bab 7.
Bab 8.
Bab 9.
Bab 10.
iii
iv
v
PARADIGMAN PEMROGRAMAN DAN MEKANISME EKSEKUSI
PROGRAM
PEMROGRAMAN PROSEDURAL
PENGENALAN PROGRAM UTAMA PASCAL
VARIABEL DAN TIPE
ANALISA KASUS
PENGULANGAN
SUBPROGRAM
TIPE BENTUKAN
FILE
REKURENS
LAMPIRAN 1. CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN, UJIAN TEORI
PEMROGRAMAN PASCAL
LAMPIRAN 2. CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN, UJIAN PRAKTEK
PEMROGRAMAN PASCAL
INDEX
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
1
7
9
11
23
27
31
37
43
49
51
73
99
vi
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Pendahuluan
Mengenai Buku ini
Buku ini ditulis untuk mengajarkan konsep dasar pemrograman. Buku ini tidak
mengajarkan penggunaan bahasa tertentu meskipun contoh yang ditulis menggunakan
bahasa Pascal. Buku ini dirancang untuk dipakai dengan Buku Kecil Bahasa Pascal sebagai
pendamping. Contoh program dalam buku ini relatif sedikit, dan sebagian besar contohnya
bisa dilihat di buku pendamping tersebut.
Buku ini dirancang sebagai buku pegangan untuk murid yang akan belajar pemrograman
untuk mengikuti seleksi TOKI, dan merupakan bagian dari set buku TOKI yang lain. Buku
ini mengacu banyak pada Kisi-Kisi TOKI dan Buku Panduan FreePascal yang juga
diterbitkan oleh TOKI.
Apa yang dicakup oleh buku ini
Buku ini akan membahas konsep pemrograman prosedural yang umum, yang ada pada
semua bahasa pemrograman yang ditujukan untuk pemrograman dengan paradigma
prosedural (mengenai paradigma sendiri, Anda bisa melihat bagian lain dari buku ini).
Konsep prosedural yang dibahas meliputi: tipe, variabel, kondisional, loop, fungsi, dan
prosedur.
Apa yang tidak dicakup dalam buku ini
Buku ini tidak membahas mengenai pemrograman Pascal, dan juga tidak membahas
mengenai algoritma rumit dan problem solving. Andaikan buku ini adalah buku pelajaran
untuk bahasa manusia, maka buku ini tidak mengajarkan bahasa Inggris atau Perancis,
tidak juga mengajarkan sastra untuk bahasa Indonesia, buku ini hanya mengajarkan konsep
bahasa (misalnya konsep kata benda, nomina, dan lain-lain).
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
vii
Problem solving merupakan masalah lain dalam pemrograman yang juga tidak dibahas oleh buku
ini. Buku ini hanya berisi konstruksi dasar pemrograman yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah sederhana, namun tidak untuk masalah kompleks. Dianalogikan dengan
bahasa manusia, buku ini tidak mengajarkan membuat karya sastra seperti puisi dan novel
meskipun akan membuat Anda bisa menyusun kalimat dari kata-kata sederhana.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 1
PARADIGMA PEMROGRAMAN DAN
MEKANISME EKSEKUSI PROGRAM
Bab ini akan memperkenalkan paradigma pemrograman dan mekanisme eksekusi program. Di sini
akan dijelaskan secara singkat apa itu paradigma pemrograman, beberapa contoh paradigma yang
ada, serta sekilas mengenai paradigma prosedural. Di bagian berikutnya dibahas mengenai
bagaimana suatu program dieksekusi di komputer, serta peran interpreter, kompilator, dan debugger
dalam pembuatan program.
Paradigma Pemrograman
Paradigma pemrograman adalah bagaimana cara pandang kita terhadap penyelesaian masalah
pemrograman (atau sudut “ serang” kita dalam menyelesaikan suatu masalah pemrograman). Ada
banyak cara untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga ada banyak paradigma yang ada.
Beberapa contoh paradigma pemrograman yang ada saat ini adalah: prosedural, fungsional,
deklaratif, dan objek. Secara singkat dapat dikatakan bahwa:
? paradigma prosedural memandang penyelesaian masalah sebagai hasil dari serangkaian langkah
yang menyelesaikan sub masalah
? paradigma fungsional memandang penyelesaian masalah sebagai komposisi fungsi yang
memetakan masalah ke jawaban
? paradigma deklaratif memandang penyelesaian masalah adalah pekerjaan komputer yang
dilakukan melalui inferensi terhadap fakta
? paradigma objek memandang penyelesaian masalah sebagai hasil interaksi dari objek (objek
dalam konsep ini merupakan representasi objek di dunia nyata)
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
9
Buku ini tidak akan membahas secara detail masing-masing paradigma, paradigma yang telah
disebutkan sekilas di atas hanya untuk memberikan gambaran bahwa solusi untuk suatu masalah
tidak harus dilakukan secara prosedural.
Paradigma prosedural merupakan paradigma yang sangat intuitif sehingga mudah dipelajari. Dalam
paradigma prosedural masalah diselesaikan dengan menggunakan langkah-langkah yang berurutan
yang disebut sebagai suatu algoritma. Selain sangat intuitif bagi programmer, cara penyelesaian
prosedural ini juga merupakan cara yang paling alami bagi komputer (secara hardware, komputer
bekerja secara sekuensial atau berurutan).
Mekanisme Eksekusi Program
Komputer merupakan benda yang “ bodoh” yang hanya bisa menjalankan instruksi dalam bahasa
mesin, bukan bahasa manusia. Komputer yang pertama diprogram langsung dengan menuliskan
bahasa mesin ke dalam komputer, seiring berlalunya waktu, hal itu dirasakan tidak efisien sehingga
diciptakanlah bahasa assembly, berupa kata-kata singkat yang lebih mudah diingat dibanding
dengan kode yang harus dimasukkan langsung. Bahasa assembly sebenarnya tidak jauh dari bahasa
mesin namun sudah cukup untuk membantu programmer menulis program dengan lebih mudah.
Bahasa assembly ini disebut sebagai bahasa tingkat rendah.
Pada tahun enampuluhan, para ahli mulai banyak membuat bahasa yang lebih mudah dimengerti
oleh manusia, bahasa tersebut disebut sebagai bahasa tingkat tinggi. Ada banyak bahasa yang
diciptakan, bahkan sangat banyak, namun sedikit yang bertahan hingga saat ini. Tapi semua bahasa
tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa mereka tidak bisa langsung dimengerti oleh komputer
sehingga perlu diterjemahkan ke dalam bahasa mesin.
Penerjemahan dapat dilakukan dengan menggunakan program (yang pada awalnya dulu ditulis
dengan bahasa assembly) yang bisa berupa sebuah interpreter atau sebuah kompilator (atau
gabungan dari keduanya). Program penerjemah tersebut akan memeriksa sintaks (format penulisan)
apakah benar atau tidak, lalu menerjemahkan program tersebut ke dalam bahasa mesin.
Interpreter
Interpreter adalah suatu program komputer yang mampu menerjemahkan program dari bahasa
tingkat tinggi yang dimengerti oleh manusia dan langsung menjalankan program tersebut. Kerja
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
10
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
interpreter seperti penerjemah untuk turis yang langsung menerjemahkan kalimat demi kalimat yang
dikatakan oleh sang turis.
Setiap kali kita membutuhkan program tersebut, maka interpreter akan bekerja menerjemahkan
program dari bahasa tingkat tinggi ke bahasa mesin untuk dieksekusi. Jadi siklus kerja ketika kita
membuat program dengan interpreter adalah: tulis/ edit program, eksekusi.
Kompilator
Kompilator adalah suatu program komputer yang membaca seluruh program dari bahasa tingkat
tinggi yang dimengerti oleh manusia dan kemudian menerjemahkan keseluruhan program tersebut
dalam bahasa mesin. Program yang sudah diterjemahkan tersebut akhirnya akan dijalankan oleh
komputer. Kerja kompilator seperti penerjemah buku yang akan menerjemahkan seluruh buku
sekaligus, sehingga setiap orang bisa mengerti makna buku dalam bentuk terjemahannya.
Kompilator hanya perlu bekerja sekali saja menerjemahkan bahasa tingkat tinggi ke bahasa mesin,
dan jika kita membutuhkan kembali program tersebut, kita hanya perlu menjalankannya, kompilator
tidak perlu bekerja lagi. Jadi siklus kerja jika kita memakai kompilator adalah: tulis/ edit program,
kompilasi, eksekusi
Kompilator vs Interpreter
Apakah suatu bahasa diinterpretasi atau dikompilasi bergantung pada ketersediaan interpreter atau
kompilator untuk bahasa tersebut. Sebagai contoh, kita tidak dapat mengatakan bahwa bahasa BASIC
adalah bahasa yang diinterpretasi, karena ada juga kompilator untuk bahasa BASIC.
Interpreter dan kompilator masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. Kelebihan interpreter
adalah Pengembangan program lebih cepat, tidak perlu melakukan kompilasi yang mungkin butuh
waktu lama, namun kerugiannya setiap kali program perlu dijalankan, interpreter harus bekerja lagi,
sehingga kecepatan eksekusi program menjadi kurang jika dibanding dengan kompilator.
Sebaliknya penggunaan kompilator memungkinkan kita membentuk program yang dapat langsung
dijalankan dengan cepat (karena sudah dalam bahasa mesin), namun dibutuhkan waktu yang relatif
lama dalam pengembangan programnya.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
11
Kompilator + Interpreter
Meskipun tidak terlalu penting dalam pembahasan buku ini, namun perlu diketahui bahwa ada
bahasa yang dikompilasi namun tidak ke dalam bahasa mesin (ke bahasa antara), lalu diinterpretasi
oleh suatu interpreter untuk menjalankannya. Sebagian pekerjaan interpreter (memvalidasi program)
sudah dilakukan oleh kompilator, sehingga interpreter hanya perlu mengeksekusi program saja.
Contoh bahasa yang menggunakan pendekatan ini adalah: Java, C#, dan VB.NET
Debugger
Kesalahan pertama yang ditemukan pada salah satu komputer pertama (yang saat itu masih sangat
besar) adalah karena adanya serangga/ kutu (bug) yang menyebabkan komputer tidak bekerja. Sejak
saat itu semua kesalahan, baik di bidang hardware maupun software komputer disebut dengan bug
(istilah ini lebih umum di bidang software dibanding hardware).
Proses untuk menemukan kesalahan program disebut juga dengan proses pencarian bug (istilah
proses ini adalah debug). Dalam pencarian kesalahan ini terkadang diperlukan program pembantu
yang dinamakan debugger. Program ini akan membantu programmer untuk melihat bagaimana
eksekusi program dilakukan oleh komputer, dan melihat kesalahan yang mungkin ada ketika
program sedang berjalan.
Editor, Kompilator, dan IDE
Untuk memasukkan program ke dalam komputer, kita perlu tools yang dinamakan editor. Editor
adalah program yang mampu menerima teks dari manusia, dan menyimpannya ke dalam bentuk
digital yang dimengerti komputer. Editor juga memungkinkan kita melakukan koreksi terhadap
pengetikan yang kita lakukan (menghapus teks, menyalin teks, dan lain-lain).
Untuk menjalankan program yang sudah kita ketikkan, kita akan membutuhkan kompilator atau
interpreter. Pada bahasa Pascal, kompilator lebih umum dipakai. Perlu diperhatikan bahwa editor
dan kompilator adalah dua program yang terpisah dan berbeda.
Sebuah IDE (Integrated Development Environment) adalah program yang menggabungkan fungsi
editor dan kompilator (serta terkadang debugger) dalam satu paket. IDE saat ini semakin populer,
bahkan banyak orang yang menyangka bahwa IDE sama dengan Kompilator. Sebuah IDE mungkin
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
12
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
saja sekaligus memiliki fungsi kompilator, tapi tidak selalu demikian, terkadang IDE hanya
menyediakan fungsi editor, dan akan memanggil kompilator yang sesungguhnya ketika kita akan
mengkompilasi program.
Aneka Implementasi Kompilator Pascal
Sama seperti mobil, yang memiliki fungsi yang sama namun memiliki banyak merk, saat ini ada
banyak merk kompilator. Setiap kompilator ini memiliki fungsi yang sama namun memiliki
perbedaan dalam hal detailnya. Perbedaan kompilator ini ada karena beberapa hal:
? Perbedaan sistem operasi menyebabkan sifat kompilator berbeda
? Kurang detailnya standar bahasa Pascal menyebabkan interpretasi yang berbeda terhadap standar
Pascal
? Masing-masing pembuat kompilator menambahkan fitur di luar standar Pascal untuk
mempermudah pembuat p rogram
Secara umum, semua fitur standar bahasa Pascal akan didukung oleh aneka kompilator yang ada saat
ini. Jika Anda terkadang menemukan ada program yang tidak berjalan di suatu sistem operasi atau di
suatu kompilator tertentu, maka Anda perlu memeriksa apakah program yang Anda buat memenuhi
standar Pascal.
FreePascal
Dari aneka kompilator yang ada, FreePascal dipilih sebagai acuan dalam buku ini. FreePascal dipilih
dengan beberapa alasan:
- FreePascal tersedia gratis, dan bersifat open source, sehingga kode sumber kompilatornya sendiri
bisa dilihat dan dipelajari
- Dokumentasi FreePascal juga tersedia gratis
- FreePascal merupakan kompilator resmi yang dipakai pada IOI (International Olympiad in
Informatics/ Olimpiade Informatika Internasional)
- FreePascal memenuhi standar Pascal
Meskipun kompilator FreePascal banyak diacu dalam buku ini, buku ini bisa dipakai bersama
kompilator yang lain (bahkan dapat dipakai untuk bahasa pemrograman selain Pascal), namun perlu
diperhatikan bahwa setiap kompilator memiliki perbedaan, dan hal tersebut harus dikonsultasikan
pada manual masing-masing kompilator.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
13
Ba b 2
PEMROGRAMAN PROSEDURAL
Pemrograman dalam paradigma prosedural dilakukan dengan memberikan serangkaian perintah
yang berurutan. Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang menjadi dasar dalam pemrograman
prosedural, meliputi definisi algoritma dan konstruktor pemrograman prosedural, serta konsep
Input, Proses, dan Output yang sangat lazim dalam dunia pemrograman prosedural.
Algoritma
Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang tepat, terperinci, dan terbatas untuk
menyelesaikan suatu masalah. Langkah yang tepat artinya serangkaian langkah tersebut selalu benar
untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Langkah yang tidak memberikan hasil yang benar
untuk domain masalah yang diberikan bukanlah sebuah algoritma.
Langkah yang terperinci artinya setiap langkah diberikan secara detail dan dapat dieksekusi oleh
komputer, instruksi seperti “ angkat sedikit ke kiri” merupakan contoh instruksi yang tidak tepat,
karena “ sedikit” tidak menyatakan sesuatu yang tepat.
Langkah yang diberikan harus terbatas, artinya suatu saat langkah harus berhenti, jika langkah tidak
pernah berhenti (misalnya: “ ambil air, masukkan ke bak mandi, ulangi ambil air, dan seterusnya” )
maka serangkaian langkah itu tidak disebut sebagai algoritma (jika: “ ambil air, masukkan ke bak
mandi, ulangi ambil air sampai bak mandi penuh” , maka bisa disebut algoritma, namun langkah
ambil air, masukkan ke bak mandi, harus diperinci).
Konstruktor (elemen) Pemrograman Prosedural
Elemen bahasa pemrograman prosedural yang penting adalah:
1. Program utama
2. Tipe
3. Konstanta
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
14
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
4. Variabel
5. Ekspresi, operator, dan operand
6. Struktur Data
7. Instruksi dasar
8. Program Moduler
9. File eksternal
10. Rekurens
Konstruktor ini tidak untuk dipelajari secara berurutan, namun semua perlu dipelajari dan
dimengerti untuk dapat membuat program dengan baik.
Input, Proses, dan Output
Sekumpulan aksi dalam pemrograman prosedural bisa dibagi menjadi tiga bagian penting yaitu:
input, proses, dan output. Bagian input, proses, dan output dikerjakan secara sekuensial, dan dalam
setiap bagian mungkin akan ada input, proses, dan output.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 3
PENGENALAN PROGRAM UTAMA
DALAM PASCAL
Mengenal program utama dalam suatu bahasa akan memberikan gambaran global bagaimana
menulis program dalam bahasa tersebut. Program dalam bahasa Pascal memiliki format dasar seperti
berikut (format lebih lengkap akan diberikan secara bertahap):
Pr ogr am na ma pr ogr a m;
be gi n
( *ba gi a n pr ogr a m ut a ma *)
e nd.
Kata-kata yang ditebalkan merupakan kata kunci (keyword ) dalam bahasa Pascal. Kata kunci adalah
kata-kata baku dalam bahasa Pascal yang memiliki arti khusus, kata-kata tersebut harus kita pakai
sesuai dengan makna yang sudah berikan oleh Pascal, dan tidak bisa kita ubah.
Bagian pertama berisi nama program. Bagian ini tidak wajib ada di kompilator Pascal yang baru,
namun sebaiknya tetap ditulis, kita bisa memberi nama program dengan kata kunci program,
misalnya: program bilanganprima;
Bagian berikutnya adalah blok program utama yang ditandai dengan begin dan end. Perhatikan
bahwa setelah end ada tanda titik yang menyatakan akhir program. Bagian di dalam tanda kurung
diikuti oleh bintang/ asterisk, (*seperti ini*) merupakan komentar program yang tidak akan diproses
oleh kompilator (hanya untuk dibaca oleh manusia, sebagai tambahan keterangan).
Program yang diberikan di atas tidak melakukan apa-apa, meskipun dapat dikompilasi dan
dijalankan. Program sederhana yang dapat kita buat berikutnya adalah program “ hello world” yang
akan mencetak kalimat “ hello world” ke layar komputer.
16
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Pr ogr am he l l o;
be gi n
wr i t e l n( ' He l l o Wor l d' ) ;
e nd.
Program tersebut juga ada pada buku Contoh Program kecil dalam bahasa Pascal. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
? Pascal tidak membedakan case atau kapitalisasi huruf (jadi writeln dengan WRITELN dianggap
sama)
? Setelah setiap instruksi harus ada titik koma (titik koma adalah pemisah antar instruksi), kecuali
instruksi terakhir sebelum end, boleh ada titik koma, boleh juga tidak
? Writeln adalah salah satu prosedur standar Pascal
Batasan Penamaan Identifier
Identifier adalah nama yang diberikan untuk fungsi, prosedur, tipe, variabel, dan untuk program.
Semua nama yang disebutkan memiliki batasan tergantung pada kompilator yang digunakan,
namun umumnya:
? Nama tidak boleh diawali dengan angka, 2you adalah identifier yang tidak valid
? Nama boleh berupa huruf yang digabung dengan angka, tapi tidak boleh diawali angka: its4you
adalah nama yang valid
? Nama yang hanya terdiri dari huruf saja pasti valid (sampai panjang tertentu, tergantung
kompilator)
? Nama biasanya boleh mengandung tanda underscore (garis bawah seperti ini: nama_orang)
Perhatian: pilihlah nama yang singkat namun deskriptif untuk menamai apapun dalam program.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 4
VARIABEL DAN TIPE
Konsep variabel dalam pemro graman mirip dengan konsep variabel dalam matematika. Variabel
adalah suatu nama yang dapat diasosiasikan dengan sebuah nilai yang dapat kita manipulasi. Seperti
dalam matematika, kita mengenal tipe untuk suatu variabel, misalnya 1 = x < 5 | x ? R yang artinya x
adalah suatu variabel bertipe real (domain x adalah bilangan real), dengan range (jangkauan) 1
sampai 5.
Contoh penggunaan variabel yang sederhana ada pada contoh program kecil BACA.PAS. Perhatikan
bahwa deklarasi variabel (pernyataan variabel apa memiliki tipe apa ada pada bagian sebelum blok
utama begin end, seperti ini:
Pr ogr am namapr ogr am;
var
na ma _va r i a be l : t i pe va r i a be l ;
na ma _va r i a be l 2 : t i pe va r i a be l 2;
be gi n
( *ba gi a n pr ogr a m ut a ma *)
e nd.
Sintaks yang lebih lengkap dapat dilihat pada buku pemrograman bahasa Pascal. Perhatikan bahwa
ketika dideklarasi sebuah variabel belum terdefinisi nilainya (sudah memiliki nilai, tapi tidak bisa
diprediksi nilai apa yang ada). Salah satu cara untuk memberi nilai variabel adalah melalui
assignment.
Assignment
Assignment adalah pemberian nilai kepada variabel. Assignment memberikan nilai pada ruas kiri
sesuai dengan hasil nilai di ruas kanan. Misalnya jika a adalah sebuah variabel yang tipenya bilangan
bulat:
18
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
var a : i nt e ge r ;
be gi n
a : = 2;
e nd.
akan memberikan nilai 2 pada variabel a. Untuk melihat nilai a, kita bisa mengoutputkan nilai tersebut
dengan instruksi writeln, seperti ini:
wr i t e l n( a ) ;
setelah instruksi a:=2. Perhatikan bahwa tipe di sebelah kanan harus sama dengan tipe di sebelah kiri
(pembahasan mengenai assignment untuk tipe yang berbeda dapat dilihat di bagian Kompatibilitas
Tipe)
Representasi Tipe
Komputer hanya bisa memproses angka, sehingga semua tipe data dalam komputer akan diproses
dalam bentuk bilangan integer. Bahkan kata-kata yang muncul dalam komputer juga diproses sebagai
bilangan. Untuk masing-masing tipe yang dibahas di sini, akan diberikan juga representasi di dalam
komputer untuk masing-masing tipe untuk mengetahui batasan dari setiap tipe.
Pemahaman representasi tipe ini penting untuk mengetahui mengapa suatu tipe terbatas, mengapa
hasil suatu operasi seperti yang dijelaskan. Sebenarnya representasi tipe ini menjadi bahasan dalam
kuliah atau pelajaran arsitektur komputer, namun karena tidak ada buku lain yang digunakan yang
memuat hal tersebut, pembahasan representasi akan digabung dalam penjelasan tipe.
Perlu ditekankan bahwa pengetahuan mengenai representasi tipe tidak terlalu penting dalam
pemrograman, yang penting adalah hanya mengetahui batasan dari setiap tipe yang ada, sehingga
dapat memilih tipe yang tepat ketika membuat program.
Konstanta
Konstanta adalah suatu nilai yang tidak berubah. Contohnya pi (p), adalah konstanta yang digunakan
sebagai perbandingan keliling lingkaran terhadap diameternya, dan e adalah konstanta bilangan
euler. Dalam Pascal dan dalam semua bahasa prosedural lain sebuah nama boleh diberi nilai yang
tidak akan diubah di dalam program, nama ini disebut sebagai konstanta. Kata kunci yang dipakai
dalam Pascal adalah const.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
19
Cons t
PI = 3. 14;
Penggunaan konstanta yang lebih lengkap dapat dilihat dalam buku panduan FreePascal (buku 1).
Variabel bertipe Dasar
Variabel bertipe dasar adalah variabel yang memiliki tipe yang sudah didefinisikan oleh suatu
bahasa. Tipe dasar yang sudah didefinisikan Pascal meliputi: Integer, String, Karakter, Boolean, dan
Real. Variabel bertipe dasar akan sangat banyak digunakan, dan merupakan elemen pembentuk tipe
bentukan, sehingga penguasaan tipe dasar ini sangat penting.
Input dan Output Variabel bertipe Dasar
Setiap bahasa pemrograman umumnya sudah menyediakan cara untuk melakukan input dan output
tipe dasar. Dalam Pascal, output tipe dasar dilakukan dengan prosedur write dan writeln. Beda kedua
prosedur tersebut adalah: write tidak memajukan kursor ke baris berikutnya sedangkan writeln
memajukan kursor ke baris berikutnya (ln di sini berarti line atau baris).
Untuk menuliskan atau mengoutputkan variabel bertipe dasar, gunakan write atau writeln seperti ini:
wr i t e ( va r 1) ;
atau agar lebih jelas, gunakan string untuk menjelaskan arti output:
wr i t e l n( ' Ni l a i va r 1 a da l a h ' , va r 1) ;
Sebaliknya untuk membaca input dari pengguna, gunakan read atau readln. Contoh penggunaan
read adalah:
r e a d( a ) ;
dimana a adalah suatu variabel dengan tipe dasar manapun. Untuk memperjelas, sebaiknya sebelum
read perlu diberikan informasi kepada pengguna mengenai apa yang harus dilakukan:
wr i t e ( “ Ma s ukka n s e bua h a ngka : ” ) ;
r e a d( a ) ;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
20
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
read dan readln memiliki fungsi yang sama untuk variabel bukan string, pada variabel string, read
hanya membaca 1 kata sedangkan readln bisa membaca 1 kalimat.
Integer
Integer adalah suatu tipe bilangan bulat (negatif, positif, dan nol). Integer dipakai dalam kebanyakan
operasi matematika dan loop, bahkan beberapa prosesor tidak memiliki kemampuan perhitungan
bilangan real sehingga semua perhitungan numerik dilakukan dengan integer.
Representasi integer dalam komputer
Integer memiliki representasi yang sederhana dalam komputer. Komputer memandang integer
sebagai nilai dari serangkaian bilangan biner. Namun komputer tidak memproses satu bit demi satu
bit, tapi per blok bit yang umumnya terdiri dari 8 bit (dikenal sebagai 1 byte atau binary eight). Ada
beberapa tipe integer, tipe integer paling sederhana adalah byte yaitu integer 8 bit yang unsigned
(tidak bisa menyimpan nilai negatif, atau hanya bisa menampung tipe bilangan asli/ natural), dan
“ pasangannya” yaitu tipe shortint yang tipe integer 8 bit yang bertanda (signed atau bilangan bulat).
Bilangan integer 8 bit artinya diperlukan memori sebesar 8 bit untuk menyimpan tipe tersebut, nilai
yang bisa disimpan adalah 0000 0000 sampai dengan 1111 1111. Jika dipandang sebagai tipe unsigned,
maka nilai desimal untuk 8 bit tersebut adalah 0 sampai dengan 255. Untuk bisa menyimpan nilai
negatif dalam biner biasanya digunakan representasi yang disebut sebagai komplemen 2.
Komplemen 2 adalah kebalikan dari representasi desimal ditambah dengan 1. Untuk menyimpan -5
desimal misalnya, kita cari representasi untuk 5 yaitu 0000 0101, kita balik (not-kan) menjadi 1111
1010, dan kita tambahkan 1 menjadi 11111011, sehingga representasi -5 dalam biner adalah 11111011.
Untuk menyimpan bilangan positif 5, tetap digunakan 0000 0101. Dengan cara komplemen 2 maka
nilai yang bisa ditampung dalam 8 bit adalah dari -128 sampai dengan 127
Tipe integer lain adalah integer yang berupa tipe integer 32 bit (atau 16 bit pada Pascal di DOS), dan
long yang berupa tipe integer 64 bit. Perbedaan dari masing-masing tipe tersebut adalah
kemampuannya dalam jangkauan angka yang bisa disimpan.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
21
Operasi Terhadap Integer
Ada beberapa operasi dasar untuk integer yaitu: kali, bagi, tambah, kurang, dan mod. Operasi kali
(disimbolkan dengan bintang/ asterisk * ), tambah (+), dan kurang (-) sudah jelas dan berlaku seperti
yang sudah dipelajari. 5 + 5 = 10, 2 * 3 = 6, dan 3-2 = 1. Operasi pembagian (div) akan memberikan
hasil pembagian yang dibulatkan, jadi 4 div 2 = 2, dan 5 div 2 = 2. Operasi mod memberikan sisa dari
hasil bagi sehingga 5 mod 2 = 1, dan 2 mod 5 = 2 (2/ 5 jika dibulatkan adalah nol, sisanya adalah 2 – 0*
5 = 2). Dalam beberapa bahasa pemrograman operasi mod mungkin tidak ada.
Ada satu operator unary (operator yang memakai satu operand) untuk integer yaitu minus dan plus.
Contoh ekspresinya: -5 * 2 = -10. Sebelum angka 5 ada operator minus yang menyatakan bilangan
negatif.
Operasi perbandingan integer meliputi, > (lebih besar), < (kurang dari), <= (kurang dari atau sama
dengan), >= (lebih dari atau sama dengan), tidak sama dengan (<>) dan = (sama dengan). Operasi
perbandingan memiliki semantik yang sama seperti yang dipelajari dalam matematika (artinya: sama
seperti di matematika 6 < 5).
Urutan Operator (Precedence of operator) Integer
Ekspresi 2*4+5*2 akan menghasilkan 18 karena operasi perkalian dilakukan lebih dahulu jika
dibandingkan dengan pejumlahan. Dalam hal ini dikatakan bahwa precedence kali lebih tinggi dari
bagi. Umumnya precedence of operator untuk integer di aneka bahasa adalah sama.
Karakter
Di dalam Pascal dan aneka bahasa lain, dikenal tipe data char yang bisa menampung satu karakter.
Satu karakter adalah satu huruf, atau satu angka, atau simbol. Sebuah variabel bertipe karakter hanya
boleh diisi dengan satu simbol saja, seperti ini:
var c : c ha r ;
be gi n
c : = ' A' ; ( * c be r i s i hur uf A *)
e nd.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
22
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Representasi karakter dalam komputer
Dalam bahasa Pascal standar. Sebuah karakter adalah sebuah bilangan integer 8 bit yang memiliki
nilai dari 0 sampai 255. Setiap nilai ini dipetakan dalam suatu simbol, misalnya nilai 65 berkaitan
dengan simbol A, 66 dengan simbol B, dan seterusnya. Pemetaan ini tergantung pada encoding yang
dipakai (dan encoding ini bergantung pada wilayah atau bahasa tertentu), karakter 0-127 memiliki
pemetaan standar yang disebut dan biasanya disebut dengan karakter ASCII (American Standard
Code For Information Interchange), sedangkan sisanya bergantung pada encoding yang dipakai
(misalnya orang Perancis memetakan menjadi beraneka huruf yang memiliki accent, orang Rusia
memetakan dalam alfabet mereka).
Dalam Pascal, ada fungsi ord (ordinal) yang bisa memetakan dari karakter menjadi nilainya, dan
fungsi chr (character) yang melakukan proses kebalikannya. Contoh pemakaian ord:
wr i t e l n( or d( ' A' ) ) ;
akan mencetak angka 65, dan contoh pemakaian chr
wr i t e l n( c hr ( 65) ) ;
akan mencetak huruf A.
UNICODE
Dalam sistem operasi yang modern, terdapat jenis karakter yang disebut dengan
UNICODE, yang lebih kompleks dari karakter sederhana. Karakter UNICODE dapat
merepresentasikan hampir semua karakter yang masih dipakai di bumi (dan yang sudah
tidak dipakai, seperti hieroglyph). Pada dasarnya penyimpanan UNICODE tetap
memakai angka tapi memakai jumlah bit yang lebih dari karakter biasa (bervariasi dari 8
– 64 bit, tergantung pada encoding yang dipakai)
Operasi Terhadap char
Sebuah tipe karakter tidak bisa dioperasikan, tidak bisa dijumlahkan ataupun dikurangkan. Tipe char
hanya bisa dioperasikan jika dikonversi menjadi integer dengan ord . Sebuah tipe char bisa
digabungkan pada sebuah tipe string.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
23
Sebuah karakter bisa dibandingkan dengan karakter lain, hasil perbandingan adalah perbandingan
nilai ordinal karakter tersebut. Operasi perbandingan yang bisa dilakukan sama dengan yang bisa
dilakukan dengan integer. Contoh: 'A' < 'B', karena ordinal 'A' adalah kurang dari 'B', namun 'b' > 'A',
karena ordinal 'b' (b kecil) lebih dari ordina 'A' (A kapital).
Perhatian
Manipulasi karakter dengan melakukan konversi ke integer merupakan hal yang sangat tidak
disarankan. Kebiasaan melakukan hal ini juga berbahaya jika suatu saat Anda beralih ke
UNICODE, karena hasil manipulasi serupa mungkin tidak bisa diprediksi.
String
String sebenarnya adalah tipe variabel dasar yang cukup kompleks, namun akan sering dipakai,
dalam bagian ini representasi string tidak akan dibahas, hanya penggunaannya saja. Suatu literal
integer dapat ditulis seperti biasa: 5 atau 6, sedangkan literal string harus ditulis dengan diapit tanda
kutip tunggal, seperti ini:
' i ni s t r i ng'
Jika ada tanda kutip di dalam string, digunakan dua kutip tunggal, jadi untuk menuliskan string
“ don't do that” , harus seperti ini:
' don' ' t do t ha t '
Operasi Terhadap String
Ada beberapa operasi untuk string, namun yang akan dibahas di bagian ini hanyalah instruksi
penambahan atau konkatenasi string. String dapat digabungkan seperti ini:
pr ogr a m c onc a t _s t r i ng;
va r s 1, s 2, s 3 : s t r i ng
be gi n
s 1: = ' he l l o' ;
s 2: =' wor l d' ;
s 3: = s 1 + ' ' + s 2;
wr i t e l n( s 3) ;
e nd.
Nilai string s3 adalah 'hello world' yang merupakan gabungan dari string s1, spasi, dan string s2.
Sebuah karakter bisa juga digabung atau disambungkan dengan sebuah karakter:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
24
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
va r
s : s t r i ng;
c : c ha r ;
be gi n
wr i t e l n( ' Ma s ukka n s e bua h hur uf : ' ) ; r e a dl n( c ) ;
s : = ' Hur uf ya ng Anda ma s ukka n a da l a h ' +c ;
wr i t e l n( s ) ;
e nd.
Operasi terhadap string yang lain dilakukan dengan menggunakan fungsi-fungsi string yang
tergantung pada kompilator Pascal. Fungsi-fungsi string yang tersedia untuk FreePascal dapat dilihat
pada buku FreePascal.
Boolean
Boolean adalah suatu tipe data yang hanya memiliki nilai true (benar) dan false (salah). Tipe boolean
sangat diperlukan dalam kondisi perulangan dan kondisional (menggunakan if). Ekspresi yang
menghasilkan boolean bisa berupa ekspresi dengan tipe-tipe yang terdiri dari tipe boolean, bisa juga
berupa ekspresi dari tipe lain.
Contoh ekspresi yang menghasilkan boolean adalah 6 > 5, karena bilangan 6 memang lebih besar dari
5 maka nilai ekspresi tersebut adalah true, sedangkan 6 < 2 adalah ekspresi yang nilainya false.
Operator untuk boolean ada beberapa yaitu: and, or, not, dan xor
OR
AND
XOR
NOT
akan menghasilkan true jika salah satu operandnya bernilai true
akan menghasilkan true jika kedua operandnya bernilai true
akan menghasilkan true jika operandnya memiliki nilai boolean yang berbeda
akan menghasilkan nilai boolean kebalikan dari nilai yang diberikan
Dalam Pascal, dan berbagai bahasa umumnya nilai true lebih besar dari nilai false (true > false adalah
true)
Representasi Boolean dalam komputer
Nilai boolean disimpan sebagai angka 0 untuk false dan bukan nol untuk true. Dalam bahasa Pascal,
boolean tidak bisa dioperasikan sebagai integer, namun dalam bahasa lain (C misalnya), boolean dan
integer adalah dua nilai yang bisa dipertukarkan.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
25
Urutan Operator (Precedence of operator) Boolean
Sama seperti pada integer, ada urutan operator pada operasi boolean. Urutan untuk operator boolean
dapat dilihat pada buku panduan Free Pascal.
Operasi Boolean pada Bilangan Integer
Bilangan integer dapat dioperasikan dengan operator boolean, proses operasi dilakukan dengan
melihat representasi bit pada bilangan integer, dan melakukan operasi boolean yang bersesuaian
terhadap bit tersebut (bit 1 dianggap true, dan 0 dianggap false).
Contoh: 1 or 2 = 3
representasi biner untuk 1 desimal adalah (kita ambil 8 bit) 00000001, sedangkan representasi biner
untuk 2 desimal adalah 00000010, maka jika kita or -kan masing-masing bit, hasilnya adalah
00000011, yang artinya 3 desimal
Real
Real adalah tipe yang dapat menampung bilangan real. Tipe ini bisa menampung bilangan dengan
suatu nilai di belakang koma dengan presisi tertentu (lihat bagian representasi real).
Representasi Real dalam komputer
Ada banyak representasi real dalam komputer, namun umumnya real direpresentasikan dalam
bentuk:
A *2
+/ - b
-1
Misalnya nilai 0.5 akan direpresentasikan sebagai 1 * 2 (½ = 0.5). Perhatikan bahwa tidak semua
nilai bisa direpresentasikan dengan tepat dengan cara ini, nilai 1/ 3 misalnya tidak bisa dinyatakan
dengan tepat dalam bentuk perkalian tersebut. Baik nilai A maupun nilai B memiliki presisi integer
yang terbatas.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
26
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Operasi Terhadap Real
Operasi yang bisa dilakukan terhadap real meliputi: tambah, kali, minus (sama seperti integer), dan
pembagian (memakai simbol / yang menghasilkan bilangan real), operasi MOD tidak terdefinisi
untuk real.
Operasi perbandingan selain = (sama dengan) dan tidak sama dengan (<><) bisa dilakukan terhadap
real (>, <, >=, <=, <>). Operasi sama dengan dan tidak sama dengan sebenarnya bisa dilakukan (tidak
dibatasi oleh bahasa Pascal), namun dalam kasus tertentu hasilnya mungkin tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Cara yang benar untuk membandingkan 2 buah real adalah dengan menetapkan nilai epsilon yang
kecil yang dipakai untuk membandingkan:
i f ( a – b < e ps i l on) t he n
be gi n
wr i t e l n( “ A s a ma de nga n B” ) ;
e nd e l s e
be gi n
wr i t e l n( “ A t i da k s a ma de nga n B” ) ;
e nd;
(mengenai penggunaan kalimat kondisional, lihat bab Analisa Kasus)
Kompatibilitas Tipe
Sebuah variabel bertipe string tentu tidak bisa dijumlahkan dengan variabel bertipe integer, karena
tipe string tidak kompatibel dengan tipe integer. Kedua tipe itu sangat berbeda, sehingga masalah
kompatibilitas tipe itu sudah jelas. Namun dalam kasus tertentu, kompatibilitas tipe mungkin tidak
terlalu jelas dan harus diperhatikan dengan baik.
Contohnya, variabel bertipe real tidak bisa langsung diassign pada variabel bertipe integer, karena
variabel bertipe real mungkin mengandung pecahan, tapi hal yang sebaliknya bisa dilakukan.
Variabel bertipe real dengan presisi yang tinggi (misalnya double di Pascal) tidak bisa diassign pada
variabel bertipe real dengan presisi yang lebih rendah (tipe real biasa di Pascal), karena presisinya
bisa hilang.
Permasalahan menjadi lebih kompleks pada ekspresi yang melibatkan banyak variabel dengan
berbagai jenis tipe. Contohnya dalam ekspresi ini:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
27
a : i nt e ge r ;
b : i nt e ge r ;
d : i nt e ge r ;
c : r eal ;
be gi n
a : =1;
b : =2;
c : =a / b;
d : =a / b;
e nd.
Ekspresi a/ b akan menghasilkan tipe real, sehingga instruksi terakhir adalah salah dan tidak bisa
dikompilasi (tipe di ruas kanan tidak sama dengan tipe di ruas kiri).
Konversi Antar Tipe Sederhana
Suatu tipe dapat dikonversi ke tipe lain meskipun biasanya konversi ini tidak sempurna. Contoh
konversi tipe adalah: konversi dari tipe dengan presisi yang lebih tinggi ke yang lebih rendah (integer
ke byte misalnya, konversi dari tipe bertanda ke tidak bertanda, konversi dari string ke integer,
konversi dari real ke integer.
Sebagian proses konversi dapat dilakukan melalui proses yang disebut dengan casting. Casting
merupakan proses konversi sederhana yang hanya melakukan perubahan representasi internal tanpa
kehilangan makna. Contohnya casting bisa dilakukan untuk mengubah sebuah shortint menjadi byte,
atau byte menjadi integer, namun sebuah bilangan real tidak bisa dicast menjadi sebuah integer.
Cara melakukan casting adalah dengan memberikan ekspresi yang akan dicasting di dalam nama tipe
tujuan casting:
va r
a : byt e ;
b: r e a l ;
be gi n
a : = 3 di v 2;
wr i t e l n( i nt e ge r ( a ) ) ;
b : = r eal ( a) ;
wr i t e l n( r e a l ( b) ) ;
wr i t e l n( r e a l ( 1/ 2) ) ;
e nd.
Konversi a ke real bisa dilakukan karena bilangan integer pasti bisa dikonversi ke real. Konversi
integer(b) akan menghasilkan error karena dalam konversi real ke integer ada beberapa hal yang bisa
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
28
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
dilakukan, apakah akan dibulatkan ke atas, atau dibulatkan ke bawah, atau semua angka di belakang
koma akan dihilangkan.
Konversi dari tipe yang lebih presisi lebih tinggi, atau yang memiliki range yang lebih besar ke tipe
yang presisi atau range yang lebih kecil akan memiliki hasil yang tidak terdefinisi dalam kasus
tertentu. Misalnya i adalah sebuah integer, dan b adalah sebuah byte, konversi dari i ke b (integer ke
byte) akan menghasilkan hasil yang benar jika i memiliki nilai antara 0 sampai 255, jika i memiliki
nilai di luar itu maka nilai b tidak bisa diprediksi.
Konversi tipe dengan fungsi
Konversi tipe yang melibatkan tipe yang berbeda jauh dapat dipandang sebagai konversi tipe yang
tidak sederhana. Konversi ini melibatkan penggunaan fungsi khusus yang menjadi bagian dari
bahasa, atau fungsi tambahan pendukung bahasa tersebut.
Contoh fungsi yang adalah ceil untuk membulatkan bilangan ke atas (6.7 menjadi 7), floor untuk
membulatkan bilangan real ke bawah (6.7 menjadi 6), dan round untuk membulatkan bilangan real ke
nilai yang terdekat (6.7 menjadi 7).
Fungi atau prosedur konversi juga tersedia untuk mengubah integer/ real menjadi string dan
sebaliknya. Dalam kasus konversi string ke numerik, ada kemungkinan bahwa string tidak
mengandung karakter angka, tapi karakter lain sehingga konversi gagal.
Fungsi konversi yang disebutkan bukan merupakan standar Pascal, sehingga perlu dikonsultasikan
pada dokumentasi kompilator yang dipakai. Untuk FreePascal, informasi ini juga bisa diperiksa di
buku FreePascal.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 5
ANALISA KASUS
Instruksi (kalimat) kondisional adalah instruksi yang dilakukan berdasarkan kondisi boolean tertentu.
Instruksi ini adalah instruksi yang sangat penting, yang memungkinkan komputer untuk bisa
“ berpikir” dengan mengambil aksi berdasarkan kondisi boolean tertentu.
IF Sederhana
Bentuk paling sederhana dari pernyataan kondisional dalam setiap bahasa adalah if - then. Contoh:
i f ( a >b) t he n wr i t e l n( “ A l e bi h be s a r da r i B” ) ;
bagian setelah if disebut dengan bagian kondisi dan bagian setelah then adalah bagian aksi. Jika aksi
lebih dari satu instruksi maka bisa dikelompokkan dalam blok begin end. Seperti ini:
i f ( a >b) t he n
be gi n
wr i t e l n( “ Ke s i mpul a n: ” ) ;
wr i t e l n( “ A l e bi h be s a r da r i B” ) ;
e nd;
IF dengan ELSE
Selain if - then, ada bentuk kondisional lain yaitu if - then - else. Kita bisa mengubah instruksi
semacam ini:
i f ( a >b) t he n wr i t e l n( “ A l e bi h be s a r da r i B” ) ;
i f ( a <=b) t he n wr i t e l n( “ A kur a ng da r i a t a u s a ma de nga n B” ) ;
menjadi:
i f ( a >b) t he n wr i t e l n( “ A l e bi h be s a r da r i B” ) e l s e ( “ A kur a ng da r i a t a u s a ma de nga n B” ) ;
Bagian else akan dieksekusi jika bagian kondisi tidak dipenuhi, atau dengan kata lain, bagian else
dieksekusi jika kondisi yang terjadi adalah komplemen dari kondisi di bagian if.
30
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Perhatikan: untuk memperjelas program, sebaiknya semua instruksi if yang memiliki else ditulis
dengan komentar setelah else (untuk menjelaskan kondisi apa yang ditangani oleh else kepada
pembaca program) seperti ini:
i f ( a >b) t he n
be gi n
wr i t e l n( “ A l e bi h be s a r da r i B” ) ;
e nd e l s e ( * a<= b *)
be gi n
( “ A kur a ng da r i at a u s a ma de nga n B” ) ;
e nd;
IFuntuk banyak kondisi
Instruksi if boleh digabung dengan banyak instruksi if menangani kondisi yang kompleks (banyak
kondisi dan banyak aksi), seperti ini:
i f ( kondi s i _1) t he n
be gi n
a ks i 1;
e nd
e l s e i f ( kondi s i _2) t he n
be gi n
a ks i 2;
e nd e l s e ( * kondi s i 1 da n 2 t i da k di pe nuhi *)
be gi n
a ks i _n;
e nd.
Case untuk banyak aksi
Selain IF, ada bentuk analisa kasus yang digunakan untuk menangani banyak kondisi yang ada
dalam bentuk (a adalah suatu ekspresi yang menghasilkan tipe enumerasi, dan k1 .. kn adalah
konstanta):
i f ( a = k1 ) t he n
be gi n
a ks i 1;
e nd e l s e i f ( a = k2) t he n
be gi n
a ks i 2;
e nd e l s e i f ( a =k3) t he n
be gi n
a ks i 3;
e nd e l s e
be gi n
Aks i _n;
e nd;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
31
Bentuk ini adalah bentuk case of, seperti ini:
c a s e a of
k1 :
be gi n
a ks i 1;
e nd;
k2 :
be gi n
a ks i 2;
e nd;
k3:
be gi n
a ks i 3;
e nd;
el s e
be gi n
a ks i _n;
e nd;
e nd;
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisa kasus dengan case adalah bahwa ekspresi yang bisa
ditangani dalam case hanya yang nilainya bisa dienumerasi, yaitu integer (dan tipe range), boolean,
dan tipe enum (dijelaskan pada bagian struktur data)
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
32
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 6
PENGULANGAN
Pengulangan adalah suatu cara untuk mengulangi eksekusi blok instruksi sampai suatu kondisi
tertentu dipenuhi.
Bentuk Pengulangan FOR
Bentuk pengulangan ini adalah yang paling sederhana, jika kita ingin melakukan aksi sebanyak N
kali, maka kita bisa (dan sebaiknya) menggunakan bentuk pengulangan ini. Pengulangan dilakukan
mulai dari suatu indeks awal, sampai dengan indeks akhir, misalnya:
f or i : =1 t o 5 do wr i t e l n( ' He l l o' ) ;
akan mencetak 5 kali kata hello. Indeks loop (dalam kasus ini i) berguna karena dapat diakses di
dalam loop, seperti ini:
f or i : =1 t o 5 do wr i t e l n( i ) ;
yang akan mencetak angka 1 sampai dengan 5.
Bentuk loop ini sangat sederhana, karena kita bisa memastikan bahwa loop pasti akan berhenti, yaitu
ketika nilai indeks sudah sama dengan nilai akhirnya.
Perhatian: Anda disarankan untuk TIDAK mengubah INDEKS LOOP dalam program, seperti ini:
f or i : =1 t o 5 do i : =i +2;
Karena hasilnya mungkin tidak dapat diprediksi
Bentuk Pengulangan WHILE- DO
Terkadang jumlah pengulangan yang akan dilakukan belum diketahui di awal sehingga kita tidak
bisa menggunakan bentuk perulangan for. Bentuk loop ini adalah
34
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
whi l e ( kondi s i ) do
be gi n
a ks i ;
e nd;
Aksi dalam while akan dilakukan selama kondisi memiliki nilai true, dan aksi mungkin tidak
dilakukan sama sekali jika di awal loop kondisi sudah bernilai false. Hal yang perlu diperhatikan
dalam loop ini adalah kepastian bahwa loop akan berhenti (bahwa suatu saat kondisi akan bernilai
false).
Bentuk Pengulangan REPEAT - UNTIL
Bentuk pengulangan while do mungkin tidak pernah mengeksekusi instruksi di dalam loop satu kali
pun jika kondisi sudah tidak terpenuhi. Jika diinginkan agar minimal sebuah aksi dieksekusi sekali,
maka gunakan bentuk perulangan repeat until
.
r e pe a t
a ks i ;
unt i l kondi s i ;
Aksi akan diulangi sampai kondisi bernilai true.
bentuk ini sama saja dengan:
a ks i ;
whi l e ( not kondi s i ) do
be gi n
a ks i ;
e nd;
Karena loop repeat bisa dikonversi ke bentuk while, maka hal yang perlu diperhatikan sama yaitu
bahwa loop pasti akan berhenti.
NESTED LOOP (Loop Bersarang)
Nested loop adalah loop yang memiliki loop di dalam bagian aksinya. Nested loop dapat dibuat
dengan aneka bentuk loop yang sudah ada. Jadi kita bisa membuat loop for di dalam loop for, atau
loop while dalam repeat until. Jumlah loop di dalam loop bisa sangat banyak (hanya dibatasi oleh
kemampuan kompilator dalam menangani loop bersarang).
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
35
Nested loop for dapat memakai indeks loop di luarnya sebagai batas. Potongan program ini (dengan i
dan j adalah integer):
f or i : =1 t o 5 do
be gi n
f or j : =1 t o i do
be gi n
wr i t e l n( “ *” ) ;
e nd;
e nd;
Akan mencetak:
*
**
***
****
*****
Invarian Loop
Invarian Loop adalah kondisi dalam loop yang selalu benar sepanjang loop tersebut berjalan.
Contohnya dalam loop ini:
va r i , j uml a h : i nt e ge r
be gi n
i : =0;
j uml a h: =0;
whi l e ( i <5) do
be gi n
j uml a h: =j uml a h + i ;
i : =i +1;
e nd;
e nd.
Dalam loop ini invarian loop adalah jumlah akan selalu ditambahkan dengan nilai i saat ini, dan nilai
i akan selalu bertambah dengan satu dari nilai pada loop berikutnya, sehingga loop dijamin akan
berhenti.
Invarian loop untuk loop sederhana mudah diperiksa, namun di dalam loop mungkin ada analisa
kasus yang akan mempersulit pemeriksaan apakah loop sudah benar.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
36
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 7
SUBPROGRAM
Di saat program kita sudah menjadi besar kita akan mengalami kesulitan dalam mengatur kode
program, jika semua kode tersebut disatukan. Untuk mengatasi hal tersebut, kita bisa menggunakan
subprogram untuk membuat program kita terbagi menjadi beberapa bagian yang masing-masing
lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Pemecahan program menjadi subprogram yang lebih kecil juga akan mempermudah kita jika ingin
membuat program yang serupa, kita hanya perlu menyalin, atau memakai subprogram yang sudah
ada di dalam program kita yang baru.
Dalam setiap bahasa pemrograman prosedural umumnya dikenal prosedur dan fungsi, dua buah
bentuk subprogram yang umum. Fungsi adalah subprogram yang memetakan suatu nilai dari suatu
domain ke domain lain, sedangkan prosedur adalah suatu subprogram yang melakukan aksi tertentu.
Prosedur
Prosedur memungkinkan kita membagi program dengan mengelompokkan aksi menjadi bagianbagian yang jelas terpisah, prosedur juga memungkinkan kita memisahkan bagian program yang
sering diulang sehingga tidak perlu ditulis ulang di setiap waktu.
Contoh penggunaan prosedur sederhana:
pr ogr a m t e s t pr oc e dur e ;
pr oc e dur e Ce t a kHe a de r ;
be gi n
wr i t e l n( ' TI M TOKI ' ) ;
wr i t e l n( ' - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ' ) ;
e nd;
38
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
var
c: char;
begin
writeln('Cetak laporan harian atau bulanan: (H/ B):');
if (c='H') then
begin
CetakHeader;
(*diteruskan dgn instruksi untuk mencetak laporan harian *)
end else if (c='B') then
begin
CetakHeader;
(*diteruskan dgn instruksi untuk mencetak laporan bulanan*)
end else
begin
writeln('Pilihan salah');
end;
end.
Perhatikan bahwa pemanggilan prosedur dilakukan dengan menggunakan nama prosedur, seperti
ini:
Ce t a kHe a de r ;
Prosedur dengan Parameter
Agar prosedur lebih generik, maka prosedur bisa menerima parameter. Parameter prosedur berguna
untuk menjadi input prosedur:
pr oc e dur e c e t a kbi nt a ng( j uml a hbi nt a ng: i nt e ge r )
va r i : i nt e ge r
be gi n
f or i : =1 t o j uml a hbi nt a ng do wr i t e ( ' *' ) ;
e nd;
Prosedur di atas bisa dipanggil dengan:
c e t a kbi nt a ng( 5) ;
yang akan mencetak 5 bintang (*****) di layar.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
39
Scope Variabel
Di dalam setiap prosedur boleh ada deklarasi variabel, setiap prosedur boleh memiliki parameter.
Variabel-variabel di dalam prosedur ini boleh memiliki nama yang sama. Nama variabel dalam
sebuah prosedur hanya berlaku untuk prosedur tersebut, atau secara formal: scope variabel pada
sebuah prosedur hanya pada prosedur tersebut.
Beberapa aturan:
? Nama parameter dan variabel dalam prosedur (disebut variabel lokal) tidak boleh sama
? Jika ada nama variabel global yang sama dengan variabel lokal atau nama variabel parameter,
maka yang akan diakses adalah variabel lokal atau parameter
? Jika tidak ada nama variabel lokal yang sama dengan global, maka variabel global yang akan
diakses
Lihat contoh mengenai program kecil SUBPRG.PAS dan LINGKUP.PAS
Prosedur dengan Parameter by Reference
Perhatikan bahwa dalam prosedur seperti ini:
pr oc e dur e t a mba hs a t u( a ngka : i nt e ge r )
va r i : i nt e ge r
be gi n
a ngka : = a ngka +1;
e nd;
dan prosedur tersebut dipanggil dengan cara:
va r
j uml a h: i nt e ge r ;
be gi n
j uml a h: = 5;
t a mba hs a t u( j uml a h) ;
wr i t e l n( j uml a h) ;
e nd.
Maka nilai jumlah tidak berubah, tetap 5. Hal ini dikarenakan passing parameter dilakukan by value,
artinya nilai jumlah akan disalin, baru akan dipakai oleh prosedur, sehingga nilai jumlah sendiri tidak
berubah (hanya salinannya yang berubah). Jika kita mengubah prosedur tersebut menjadi:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
40
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
pr oc e dur e t a mba hs a t u( var a ngka : i nt e ge r )
va r i : i nt e ge r
be gi n
a ngka : = a ngka +1;
e nd;
Perhatikan bahwa ada kata kunci var sebelum angka, hal itu menyatakan bahwa parameter angka
dilewatkan berdasarkan reference (berdasarkan variabel itu sendiri), sehingga sekarang program
main yang sama akan menghasilkan angka 6. Perhatikan bahwa prosedur tambah satu tidak bisa
dipanggil seperti ini:
t a mba hs a t u( 5) ;
karena nilai 5 tidak bisa diubah oleh prosedur tambahsatu. Dengan kata lain, parameter var hanyalah
sesuatu yang boleh berada di ruas kiri assignment.
Fungsi
Sama seperti definisi dalam matematika, fungsi dalam pemrograman juga berarti pemetaan suatu
nilai dari suatu domain ke domain yang lain. Pascal sudah menyediakan aneka fungsi standar, seperti
fungsi trigonometri, fungsi kuadrat, dan lain-lain.
Dalam implementasinya fungsi hampir sama persis dengan prosedur (boleh memiliki variabel,
parameter, dan lain-lain) dengan satu perbedaan yaitu fungsi dapat dan harus mengembalikan nilai.
Contoh sebuah fungsi adalah:
Func t i on kua dr a t ( x: i nt e ge r ) : i nt ;
be gi n
kua dr a t : = x * x;
e nd;
Perhatikan bahwa pada instruksi:
kua dr a t : = x * x;
Ruas kiri adalah nama fungsi itu sendiri, di sini nilai kembalian dari fungsi diberikan. Untuk
memanggil fungsi ini:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
41
va r ha s i l : i nt e ge r ;
be gi n
ha s i l : = kua dr a t ( 5) ;
e nd.
Variabel hasil akan memiliki nilai 25
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
42
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 8
TIPE BENTUKAN
Tipe dasar sudah cukup untuk dapat dipakai memproses sebagian besar data yang ada, namun tipe
dasar tidak cukup untuk memproses banyak data, apalagi data yang memiliki struktur tertentu.
Untuk menyelesaikan persoalan pengolahan data tertentu, suatu tipe data baru dapat dibentuk
berdasarkan tipe data dasar (primitif).
Tipe Enum
Tipe enum adalah suatu tipe yang elemennya didefinisikan sendiri satu per satu. Dalam
representasinya sebenarnya tipe enum ini adalah sebuah integer yang diberi nama. Dalam Pascal tipe
ini didefinisikan dengan cara menyebut elemen-elemennya:
t ype
ha r i = ( s e ni n, s e l a s a , r a bu, ka mi s , j uma t , s a bt u, mi nggu) ;
wa r na = ( me r a h, kuni ng hi j a u) ;
Tipe enum tidak bisa dibaca (dengan readln) atau ditulis (dengan writeln), tipe jenis ini hanya bisa
diberi nilai dengan assignment.
Tipe Enumerasi
Tipe enumerasi adalah tipe yang elemen -elemennya bisa disebutkan satu persatu (bisa dicacah),
integer, enum, dan karakter adalah contoh tipe enumerasi. Tipe real tidak bisa dicacah satu persatu,
tipe string juga tidak bisa dicacah satu per satu.
Subtipe Integer
Integer memiliki range tertentu sesuai dengan jumlah bit yang dipakai oleh integer. Terkadang dalam
kasus tertentu hanya diperlukan subrange (sebagian range) integer, misalnya untuk mengolah data
44
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
jam yang berbasis 60 (seksadesimal), yang diperlukan hanyalah angka dari 0 sampai 59, angka di luar
itu sifatnya tidak valid. Subtipe integer didefinisikan dengan menyebutkan range untuk tipe tersebut.
Type j a m = 1. . 12;
me ni t = 0. . 59;
de t i k = 0. . 59;
Pengecekan run time dan compile time
Perhatikan bahwa jika Anda memiliki variabel m dengan tipe menit, lalu melakukan hal ini:
m: = 61;
maka kompilator akan menolak program karena ada pemeriksaan pada waktu kompilasi yang
mencegah m diisi selain 0 sampai 59. Namun jika dalam program dilakukan hal ini:
r e a dl n( m) ;
maka kompilator tidak akan menolak jika pengguna memasukkan angka selain 0 sampai 59, dengan
kata lain, kompilator hanya melakukan pengecekan waktu kompilasi (compile time), tapi tidak waktu
eksekusi (run time).
Cara yang benar untuk membaca tipe menit agar masuk ke m adalah dengan membaca integer ke
dalam variabel lain dan memeriksa hasil pembacaan, seperti ini:
va r i : i nt e ge r ;
m: me ni t ;
be gi n
r e pe a t
r e a dl n( i ) ;
unt i l ( i >=0) a nd ( i <=59) ;
m: =i ; ( * bi l a nga n ya ng di ma s ukka n ke m pa s t i s uda h va l i d*)
e nd.
Tipe SET (himpunan)
Tipe himpunan adalah tipe yang bisa menerima himpunan nilai yang masing-masing elemennya
adalah tipe enumerasi. Perhatikan: tidak semua bahasa pemrograman prosedural memiliki tipe SET.
Deklarasi tipe himpunan adalah:
t ype
ha r i = ( s e ni n, s e l a s a , r a bu, ka mi s , j uma t , s a bt u, mi nggu) ;
s e t ka r = s e t of c ha r ;
ha r i ha r i = s e t of ha r i ;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
45
Operasi yang tersedia untuk himpunan meliputi: gabungan (union), irisan (intersection), dan
pengurangan elemen himpunan, serta pengecekan keanggotaan.
Tipe set tidak bisa dibaca dan ditulis secara langsung menggunakan read/ readln/ write/ writeln.
Tipe Komposisi (Record)
Suatu tipe bisa disusun dari beberapa tipe, misalnya tipe mahasiswa bisa disusun dari tipe string
untuk nama, tipe real untuk nilai, dan tipe integer untuk nomor urutnya. Deklarasi tipe komposisi
dalam Pascal adalah:
t ype ma ha s i s wa = r e c or d
na ma : s t r i ng;
ur ut : i nt e ge r ;
ni l a i : r e a l ;
e nd;
va r mhs : ma ha s i s wa ;
Cara mengakses elemen tipe adalah dengan titik, misalnya:
wr i t e l n( mhs . na ma ) ;
Atau dengan blok with :
wi t h mhs do
be gi n
wr i t e l n( na ma ) ;
e nd;
Jika bagian dari tipe bentukan merupakan tipe dasar yang bisa langsung dibaca atau tulis maka
elemen tersebut bisa langsung dibaca atau ditulis, namun bagian tipe yang tidak bisa dibaca dan
ditulis langsung tetap harus diperlakukan khusus.
Tabel Berdimensi Satu (Array)
Jenis variabel yang telah diberikan hanya bisa digunakan untuk menyimpan sebuah nilai saja. Dalam
banyak kasus kita perlu menyimpan banyak nilai yang serupa untuk diproses, misalnya data nilai
mahasiswa dalam suatu kelas untuk dihitung rata-ratanya.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
46
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tabel adalah tipe data yang dapat menampung sejumlah data dengan tipe sejenis, jumlah data yang
dapat disimpan dibatasi oleh kemampuan kompilator dan komputer. Deklarasi tabel integer yang
terdiri dari 100 elemen adalah:
va r
t a bi nt : a r r a y [ 1. . 100] of i nt e ge r ;
Dengan deklarasi semacam itu sebuah tabel yang terdiri dari 100 elemen integer dibentuk, dan dapat
diakses melalui indeksnya (antara 1 sampai 100, inklusif). Untuk mengakses elemen tabel ke-n
gunakan sintaks: tabint[n].
Tabel dapat diproses menggunakan loop (biasanya loop for, karena indeks tabel sudah jelas), contoh
berikut akan menjumlahkan seluruh elemen tabel integer yang dideklarasikan di atas (jumlah dan i
bertipe integer):
j uml a h: =0;
f or i : =1 t o 100 do j uml a h: =j uml a h+t a bi nt [ i ] ;
wr i t e l n( ' J uml a h e l e me n t a be l a da l a h: ' , j uml a h) ;
String sebagai Array of Character
String sebenarnya adalah tabel berdimensi satu dengan elemennya berupa karakter, indeks ke-0 tabel
berisi panjang string saat ini, dan indeks ke 1 dan seterusnya berisi data karakter yang ada pada
string. Pada string seperti ini:
s : = ' he l l o' ;
maka s[1] = 'h', s[2]='e', dst. Sedangkan ord(s[0]) akan berisi panjang string yaitu 5. Pengaksesan
panjang string melalui elemen ke-0 tidak disarankan, karena tergantung pada implementasi Pascal,
elemen string sebaiknya hanya diakses mulai dari elemen 1 sampai panjang string.
Tabel Berindeks Banyak (Tabel Multi Dimensi)
Terkadang kita perlu memiliki tabel dengan dimensi lebih dari satu. Matriks merupakan salah satu
contoh tabel dengan banyak dimensi (tabel multi dimensi). Tabel multi dimensi dipandang oleh
semua bahasa yang mengenal tipe data tabel satu dimensi, karena tabel dua dimensi bisa dipandang
sebagai tabel dari tabel.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
47
Dalam Pascal, tipe tabel multi dimensi dapat dideklarasikan seperti ini:
va r
ma t r i ks : a r r a y [ 1. . 4, 1. . 4] of i nt e ge r ;
Pengaksesan elemen tabel dilakukan mirip seperti pengaksesan tabel satu dimensi:
ma t r i ks [ ba r i s , kol om] : =ni l a i ;
Pemrosesan tabel multi dimensi umumnya dilakukan dengan nested loop. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemrosesan tabel dengan loop adalah bahwa indeks tabel tidak boleh lebih dari
yang sudah dideklarasikan.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
48
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Ba b 9
FILE
File adalah suatu bentuk penyimpanan eksternal dalam suatu media penyimpanan. Program yang
ditulis adalah sebuah file, hasil kompilasi (program) juga adalah sebuah file. Ketika Anda mengedit
dengan editor, yang Anda edit merupakan file yang jenisnya adalah teks.
File berguna untuk menyimpan data yang akan dipakai kembali, karena apa yang disimpan di file
akan ada di media penyimpanan sekunder (harddisk atau disket), dan dapat dipakai kembali
meskipun komputer sudah dimatikan. Hal ini berbeda dengan variabel yang nilainya akan hilang
ketika program selesai berjalan.
File teks dan File biner
File teks adalah file yang isinya bisa dibaca langsung dengan editor teks biasa, sedangkan file biner
adalah file yang memiliki format khusus yang harus dibaca oleh program khusus. Dalam lomba TOKI
dan IOI, jenis file yang digunakan hanya file Teks, sehingga buku ini juga hanya membahas
penggunaan file teks.
Nama Fisik File
File di dalam disket atau harddisk (atau media penyimpanan manapun) akan diidentifikasi dengan
menggunakan suatu nama file. Nama ini disebut dengan nama fisik. Sistem operasi memiliki batasan
dalam penamaan file ini (misalnya di DOS atau Windows nama file tidak boleh mengandung karakter
titik dua, di DOS nama file maksimal 11 Karakter).
Setiap sistem operasi juga memiliki sifat yang berbeda dalam menangani perbedaan case pada nama
file. Windows dan DOS menganggap Aku dan AKU adalah file yang sama, sementara Linux
menganggap bahwa Aku dan AKU mengacu ke dua file yang berbeda. Perbedaan dalam sistem
operasi ini perlu diperhatikan oleh program agar dapat berjalan di semua lingkungan.
50
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Primitif Pemrosesan File
Ada lima primitif yang digunakan dalam memproses file, yang meliputi assign nama fisik ke nama
logik, pembukaan file, pembacaan file, penulisan file, dan penutupan file.
?
Assign nama fisik ke nama logik
Pemrosesan file diawali dengan assignment nama fisik (berupa string yang merupakan nama
yang dikenali sistem operasi) ke nama logik (suatu variabel dalam program yang memiliki tipe
file atau tipe text). Proses assignment ini dilakukan agar dalam semua langkah berikutnya file bisa
diacu berdasarkan variabel tersebut dan bukan nama fisiknya.Assignment nama fisik ke nama
logik tidak melakukan hal apapun terhadap file.
Dalam beberapa bahasa, proses assignment dari nama fisik ke nama logik dilakukan ketika file
dibuka. Dalam Pascal, assignment ini merupakan langkah yang terpisah dari langkah membuka
file. Contoh assign:
va r t : t e xt ;
be gi n
a s s i gn( t , ' f i l e . t xt ' ) ;
e nd.
?
Membuka file
Setelah proses assignment dilakukan, maka file dapat dibuka. Ketika membuka file, harus
ditentukan operasi apa yang hendak dilakukan terhadap file tersebut, apakah file akan dibaca
saja, atau file akan ditulisi, atau file akan ditambah isinya di bagian akhir (append), atau file akan
dibaca dan ditulis.
Pada Pascal, file teks bisa dibuka untuk dibaca dengan memanggil prosedur reset, dibuka untuk
ditulis (isi file sebelumnya akan dihapus) dengan prosedur rewrite, dan dibuka untuk ditambah
isinya dengan prosedur append . File teks di Pascal tidak bisa dibuka untuk dibaca dan ditulis
sekaligus.
?
Membaca file
File yang dibuka dengan prosedur reset bisa dibaca menggunakan read atau readln. Proses
pemabacaan seolah-olah seperti ada pengguna yang mengetikkan suatu input melalui keyboard.
Jika ada file dengan nama input.txt dengan isi berikut:
he l l o
123
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
51
(isi file satu baris kata hello, diikuti satu baris angka 123). maka jika program berikut ini
dijalankan:
va r t : t e xt ;
s : s t r i ng;
i : i nt e ge r ;
be gi n
a s s i gn( t , ' i nput . t xt ' ) ;
r e s e t ( t ) ; ( *buka f i l e unt uk di ba c a *)
r e a dl n( t , s ) ; ( *ba c a s t r i ng da r i f i l e *)
r e a dl n( t , i ) ; ( *ba c a i nt e ge r da r i f i l e *)
wr i t e l n( s ) ; ( *t ul i s ka n s t r i ng ya ng di ba c a da r i f i l e *)
wr i t e l n( i ) ; ( *t ul i s ka n i nt e ge r ya ng di ba c a da r i f i l e *)
c l os e ( t ) ;
e nd.
Maka hasilnya adalah program akan mencetak hello dan diikuti dengan angka 123 di baris
berikutnya. Kata hello dan angka 123 dibaca dari file input.txt.
?
Menulis file
Sebaliknya, sebuah file yang dibuka dengan menggunakan append bisa ditulisi dengan
menggunakan write atau writeln, dengan parameter pertama adalah nama logik file. Penulisan
dengan write dan writeln yang dilakukan terhadap file akan tertulis pada file dan tidak pada
layar. File yang sudah ditulisi ini bisa dibaca lagi dengan program yang serupa.
Program berikut ini akan menuliskan 2 baris ke dalam sebuah file teks, baris pertama adalah kata
hello dan baris kedua adalah sebuah integer 123
va r t : t e xt ;
be gi n
a s s i gn( t , ' out put . t xt ' ) ;
r e wr i t e ( t ) ; ( *buka f i l e unt uk di t ul i s i *)
wr i t e l n( t , ' He l l o' ) ; ( *t ul i s ka n s t r i ng ke da l a m f i l e *)
wr i t e l n( t , 123) ; ( *t ul i s ka n i nt e ge r ke da l a m f i l e *)
c l os e ( t ) ;
e nd.
Hasil output program di atas dapat dibaca oleh contoh program sebelumnya.
?
Menutup file
Setelah selesai, maka file perlu ditutup. Setelah file ditutup sistem operasi akan memastikan
bahwa file dipindahkan ke media penyimpanan, sebelum file ditutup, file mungkin belum
dituliskan ke media penyimpanan. Penutupan file dalam Pascal dilakukan dengan memanggil
prosedur close dengan parameter nama logik file yang telah dibuka.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
52
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Skema dasar Pembacaan File
Semua soal TOKI dan IOI mewajibkan peserta membaca input dari sebuah file dan menuliskan hasil
ke dalam file lain. Setiap soal TOKI selalu diberi jumlah baris yang akan dibaca berikutnya, misalnya
file berisi :
5
a di
budi
c ha r l i e
de s i
e ni
Skema pembacaan yang dilakukan untuk membaca soal semacam itu adalah dengan loop for dengan
terlebih dahulu membaca jumlah yang akan diloop, misalnya seperti ini (anggap t adalah nama logik
untuk file yang sudah dibuka untuk dibaca, i adalah sebuah integer, dan tabs adalah array of string):
r e a dl n( t , j uml a hba r i s ) ;
f or i : =1 t o j uml a hba r i s do
be gi n
r e a dl n( t , t a bs [ i ] ) ;
e nd;
Pemabacaan file juga bisa dilakukan terhadap file yang tidak diketahui jumlah barisnya dengan
menggunakan fungsi eof. Fungsi eof akan mengembalikan true jika akhir dari file telah tercapai, dan
false jika belum.
( * buka f i l e *)
Whi l e ( not e of ( t ) ) do
be gi n
r e a dl n( t , s ) ;
( * l a kuka n pe mr os e s a n *)
e nd;
STDIN dan STDOUT
Sebenarnya fungsi read/ readln dan write/ writeln tanpa parameter file akan menganggap dua buah
nama logik untuk input dan output. Read dan Readln akan membaca dari nama logik STDIN yang
merupakan file input standar (yang dipetakan oleh sistem operasi menjadi input dari keyboard),
sedangkan Write dan Writeln akan menulis ke nama logik STDOUT yang merupakan file output
standar (yang dipetakan oleh sistem operasi menjadi output ke layar komputer). Sehingga instruksi
r e a dl n( s ) ;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
53
sama saja dengan
r e a dl n( s t di n, s ) ;
dan
wr i t e l n( s ) ;
sama saja dengan
wr i t e l n( s t dout , s ) ;
Anda mungkin akan banyak menemui contoh program dari peserta TOKI yang memakai teknik
seperti ini:
a s s i gn( s t di n, ' i nput . t xt ' ) ;
r e s e t ( s t di n) ;
yang memetakan ulang stdin ke file 'input.txt' sehingga untuk membaca file cukup dilakukan dengan
r e a dl n( s ) ; ( * s a ma de nga n r e a dl n( s t di n, s ) *)
Sebaliknya stdout juga bisa dipetakan agar semua writeln akan muncul di file.
As s i gn( s t dout , ' f i l e out . t xt ' ) ;
r e wr i t e ( s t dout ) ;
Teknik semacam ini sebaiknya tidak digunakan, karena selain mengurangi keterbacaan program,
program memakai fitur sistem operasi (yang kebetulan saat ini didukung oleh Windows dan Linux),
yang mungkin tidak akan ada di semua sistem.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
54
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Bab 1 0
REKURENS
Fungsi dan prosedur bisa memiliki sifat yang rekursif, artinya prosedur dan fungsi tersebut
memanggil dirinya sendiri dalam bagian implementasinya. Struktur data juga bisa memiliki sifat
yang rekursif, yang artinya struktur data tersebut bisa menunjuk ke struktur data yang lain yang
sama.
Struktur data rekursif tidak akan dibahas dalam buku ini, karena terlalu komplels. Fungsi rekursif
hanya akan dibahas perkenalannya saja. Konsep rekursif bisa sangat rumit, dan akan dibahas di buku
lain yang mengajarkan problem solving dan algoritma.
Fungsi yang rekursif
Fungsi faktorial adalah contoh fungsi yang rekursif, fungsi rekursif ini mengandung dirinya sendiri
dalam definisinya:
faktorial n = faktorial (n – 1) * n
dan
faktorial 0 = 1
Perhatikan bahwa ada dua definisi fungsi ini, yaitu untuk n = 0 (yang hasilnya adalah 1) dan untuk n
lebih dari nol (hasilnya adalah faktorial (n – 1) dikalikan dengan n. Bagian yang tidak memanggil
dirinya sendiri (dalam kasus n = 0) disebut dengan basis, sedangkan bagian yang memanggil dirinya
sendiri disebut sebagai bagian rekurens.
56
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Func t i on f a kt or i a l ( n: i nt e ge r ) : i nt ;
be gi n
i f ( n=0) t he n ( *ba s i s *)
be gi n
f a kt or i a l : = 1;
e nd e l s e ( * r e kur e ns *)
be gi n
f a kt or i a l : = n * f a kt or i a l ( n – 1) ;
e nd;
e nd;
Tanpa bagian basis, maka rekursi tidak akan berhenti, jadi bagian basis ini harus ada, dan harus
dijamin bahwa pada suatu saat kondisi basis akan dipenuhi.
Rekursif dan interatif
Suatu bentuk rekursif bisa diubah menjadi bentuk iteratif (bentuk perulangan/ loop), misalnya fungsi
faktorial di atas dapat diubah menjadi:
Func t i on f a kt or i a l ( n: i nt e ge r ) : i nt ;
va r i , ha s i l : i nt e ge r ;
be gi n
i : =0;
ha s i l : =1;
whi l e ( i <n) do
be gi n
i : =i +1;
ha s i l : =ha s i l * i ;
e nd;
f a kt or i a l : = i ;
e nd;
Secara umum semua bentuk rekursif bisa diubah menjadi bentuk interatif.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Lam piran 1
Contoh Soal dan Pembahasan
Ujian Teori Pemrograman Pascal
58
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
SOAL-SOAL DEKLARASI
1.
Manakah yang mendeklarasikan tipe enumerasi dengan tepat?
a. Type a=integer;
b. Type a=1..300;
c. Type a=(baik, jelek, buruk);
d. Type a=[baik, jelek, buruk];
e. Type a=baik, jelek, buruk;
Jawab:
c. Type a=(baik, jelek, buruk);
2.
Tipe di bawah ini mana yang tidak dapat melakukan operasi aritmatika?
a. integer
b. byte
c. real
d. boolean
e. word
Jawab:
d. boolean
3.
Deklarasi prosedur manakah yang dibenarkan?
a. procedure hapus;
b. procedure hapus(s:string);
c. procedure hapus(var s:string);
d. procedure hapus(s:string):boolean;
e. procedure hapus(var data);
Jawab:
d. procedure hapus(s:string):boolean;
Pembahasan:
Untuk penulisan prosedur, tidak diperbolehkan adanya nilai kembali. Sedangkan parameter tanpa tipe
data (pada opsi e), dapat dibenarkan.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
4.
59
Deklarasi function manakah yang tidak diizinkan?
a. Function density(x:real):real;
b. Function density(b:byte):byte;
c. Function density(var s:string):real;
d. Function density(var data):byte;
e. Function density;
Jawab:
e. Function density;
Pembahasan:
Untuk penulisan function , harus ada nilai kembali.
5.
Tipe variabel ekspresi manakah yang tidak dapat ditampilkan dengan procedure Writeln?
a. Type T=Integer;
b. Type T=String;
c. Type C=Char;
d. Type T=(Small, Medium, Large)
e. Semua valid
Jawab:
d. Type T=(Small, Medium, Large)
Pembahasan:
Opsi d adalah tipe data enumerasi. Tipe data enumerasi tidak dapat ditampilkan dengan perintah Writeln.
6.
Dengan deklarasi berikut:
Type wa r na =( me r a h, kuni ng, hi j a u, bi r u, hi t a m, put i h, j i ngga ) ;
Va r w: wa r na ;
Perintah mana yang salah?
a. If w in [warna] then writeln(‘ada’);
b. w:=merah;
w:=w + kuning;
c. w:=[merah];
d. w:=hijau;
dec(w);
e. w:=’Merah’;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
60
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Jawab:
d. w:=hijau;
dec(w);
Pembahasan:
Variabel w adalah variabel yang mempunyai tipe data enumerasi yang merupakan salah satu tipe data
ordinal. Karena merupakan tipe data ordinal, maka variabel w dapat dioperasikan dengan fungsi atau
prosedur seperti ORD, DEC, INC, PRED, dan SUCC.
7.
Pada deklarasi di atas, jika
variabel W1 berisi [merah,kuning,hijau] dan variabel W2 berisi
[merah,kuning,hitam] maka, jika diberikan statemen W3:=W1+W2, W3 akan berisi:
a. [merah,kuning,hijau,hitam]
b. [merah,kuning,hijau,merah,kuning,hitam]
c. [hijau,hitam]
d. [merah,kuning,merah,kuning,hijau, hitam]
e. [merah,kuning]
Jawab:
a. [merah,kuning,hijau,hitam]
Pembahasan:
Operator + pada tipe data himpunan adalah gabungan atau union.
8.
Jika diberikan statemen W3:=W1-W2, W3 akan berisi:
a. [merah,kuning,hijau,hitam]
b. [merah,kuning,hijau,merah,kuning,hitam]
c. [hijau]
d. [merah,kuning,merah,kuning,hijau, hitam]
e. [merah,kuning]
Jawab:
c. [hijau]
Pembahasan:
Operator - pada tipe data himpunan adalah operator difference.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
9.
61
Jika diberikan statemen W3:=W1*W2, W3 akan berisi:
a. [merah,kuning,hijau,hitam]
b. [merah,kuning,hijau,merah,kuning,hitam]
c. [hijau,hitam]
d. [merah,kuning,merah,kuning,hijau, hitam]
e. [merah,kuning]
Jawab:
c. [hijau,hitam]
Pembahasan:
Operator * pada tipe data himpunan adalah operator irisan.
SOAL-SOAL INPUT / OUTPUT
10. Perhatikan potongan program berikut ini :
Be gi n
Wr i t e l n( ( 10 s hr 1) s hl 2) ;
e nd.
Apa yang dihasilkan oleh program diatas...
a. 18
b. 19
c. 20
d. 21
e. 22
Jawab:
c. 20
Pembahasan:
Operator SHR adalah operasi pergeseran bit ke kanan dan operasi shl adalah operasi pergeseran bit ke
kiri.
10 shr 1 = 5 ? (1010 shr 1 = 0101 = 5)
5 shl 2 = 20 (0101 shl 2 = 10100 = 20)
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
62
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
SOAL-SOAL STRUKTUR KONTROL
11. Bagaimana keluaran program di bawah ini?
Va r
I : i nt e ge r ;
Be gi n
I : =2;
Ca s e I of
1, 3, 5, 7, 9: wr i t e l n( ‘ Ga nj i l ’ ) ;
2: wr i t e l n( ‘ Pr i ma ge na p’ ) ;
0. . 10: wr i t e l n( ‘ Nor ma l ’ ) ;
e l s e wr i t e l n ( ‘ Ti da k nor ma l ’ ) ;
e nd;
e nd;
a.
b.
c.
d.
e.
Prima genap
Normal
Prima genap
Normal
Normal
Prima genap
Prima genap
Tidak normal
Jawab:
a. Prima genap
Pembahasan:
Struktur kendali case akan segera keluar untuk menjalanakan statement berikutnya setelah menemukan
nilai yang tepat.
Perhatikan program di bawah ini:
va r I , j , k: i nt e ge r ;
L: byt e ;
be gi n
i : =3;
j : =4;
k: =32;
L: =0;
{I f – 1 }
i f i + j a nd k =0 t he n
wr i t e l n( ‘ Be t ul ’ )
el s e
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
63
wr i t e l n( ‘ Sa l a h) ;
{I f – 2 }
i f ( i = 2) a nd ( j < i ) or ( k > i ) t he n
wr i t e l n( ‘ Be t ul ’ )
el s e
wr i t e l n( ‘ Sa l a h) ;
{I f – 3}
i f not L i n [ 1. . 120] t he n
wr i t e l n( ‘ Be t ul ’ )
el s e
wr i t e l n( ‘ Sa l a h’ ) ;
e nd.
Program diatas berisi tiga perintah if then else yang saling tidak berkaitan, masing-masing IF diberi
nama IF – 1, IF – 2, IF – 3.
12. Perintah if manakah yang tidak dibenarkan:
a. If - 1
b. If - 2
c. If - 3
d. If – 1 dan if - 2
e. Tidak ada if yang salah
Jawab:
e. Tidak ada if yang salah
Pembahasan:
Pada If – 1, ekspresi i+j and k adalah ekspresi matematika dengan urutan pengerjaan j and k kemudian
ditambahkan dengan i. Ini merupakan ekspresi yang valid dalam bahasa Pascal
Pada If – 3, ekspresi Not L akan dioperasikan terlebih dulu. Ini juga merupakan ekspresi yang valid
dalam bahasa Pascal.
13. Pada program di atas, if mana yang menghasilan output “Betul”?
a. If - 1
b. If - 2
c. If - 3
d. If – 1 dan if - 2
e. Tidak ada if yang menghasilkan “Betul”
Jawab:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
64
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
b. If - 2
Pembahasan:
Urutan pengerjaan operator AND dan OR adalah AND akan dievaluasi terlebih dulu. Pada kondisi
pertama, (i = 2) and (j < i) akan menghasilkan nilai FALSE, namun pada saat dievaluasi dengan
menggunakan kondisi OR, yaitu (k>i), akan menghasilkan TRUE, sehingga yang dicetak adalah “Betul”
SOAL-SOAL PERULANGAN
14. Perhatikan penggalan program berikuti ni :
c ons t
Da t a : a r r a y [ 1. . 3, 1. . 3] of c ha r =
( ( ‘ 1’ , ’ 1’ , ’ 2’ ) , ( ‘ 2’ , ’ 2’ , ’ 4’ ) , ( ‘ 4’ , ’ 4’ , ’ 8’ ) ) ;
va r i , j : byt e ;
be gi n
f or i : = 1 t o 3 do
be gi n
f or j : =3 downt o 1 do
wr i t e ( Da t a [ i , j ] ) :
wr i t e l n;
e nd;
e nd.
Apa keluaran program di atas ?
a. 112
224
448
b. ‘1’’1’’2’
’2’’2’’4’
’4’’4’’8’
c. 211
422
844
d. ‘2’’1’’1’
’4’’2’’2’
’8’’4’’4’
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
65
e. 124
124
248
Jawab:
c. 211
422
844
15. Perhatikan program dibawah ini :
t ype da t a =s e t of c ha r ;
va r s e t c ha r : da t a ;
s : s t r i ng;
i : i nt e ge r ;
be gi n
s e t c ha r : =[ ] ;
r e a dl n( s ) ;
f or i : =1 t o l e ngt h( s ) do
be gi n
i f not ( s [ i ] i n s e t c ha r ) t he n
be gi n
s e t c ha r : =s e t c ha r +[ s [ i ] ] ;
wr i t e ( s [ i ] ) ;
e nd;
e nd;
wr i t e l n;
e nd.
Output dari program di atas jika input 'To be or Not To be that is the question' adalah
a. ‘To berNthaisqun.'
b. ‘To berNhaisqu`
c. ‘to@bernhaisquN'
d. ‘T N.'
e. ‘OBERTHAISQUN’
Jawab:
a. ‘To berNthaisqun.'
Pembahasan:
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak ada anggota yang sama dalam sebuah set (himpunan).
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
66
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
16. Gunakan program berikut untuk menjawab pertanyaan :
t ype da t a =s e t of byt e ;
va r s e t i nt : da t a ;
i : i nt e ge r ;
be gi n
s e t i nt : =[ 1] ;
s e t i nt : =s e t i nt +[ 3] ;
s e t i nt : =[ 5] ;
f or i : =1 t o 5 do
be gi n
i f ( i i n s e t i nt ) t he n c ont i nue e l s e s e t i nt : =[ i ] ;
e nd;
e nd.
Output dari program di atas adalah:
a. [1,2,3,4,5]
b. [1,3,5]
c. [5]
d. [1,3]
e. []
Jawab:
c. [5]
Pembahasan:
Statement di bawah ini
s e t i nt : =[ 1] ;
s e t i nt : =s e t i nt +[ 3] ;
s e t i nt : =[ 5] ;
Akan membuat setint berisi [5] saja. Pada statement berikutnya:
f or i : =1 t o 5 do
be gi n
i f ( i i n s e t i nt ) t he n c ont i nue e l s e s e t i nt : =[ i ] ;
e nd;
Akan membuat setint berisi nilai terakhir dari i yaitu 5.
SOAL-SOAL PROSEDUR DAN FUNGSI
17. Perhatikan program berikut :
va r s : s t r i ng;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
67
be gi n
s : =' TOKI GO GET GOLD! ' ;
de l e t e ( s , 1, l e ngt h( s ) - 12) ;
wr i t e l n( s ) ;
e nd.
Apa keluaran program di atas ?
a. GO GET GOLD!
b. GO GET GOLD!
c. GET GOLD!
d. TOKI GO GET
e. TOKI GO GE
Jawab:
a. GO GET GOLD!
Pembahasan:
Procedure delete:
Deklarasi
: procedure Delete(var S: String; Index: Integer; Count:Integer);
Keterangan : procedure delete akan menghapus S sebanyak count karakter, dimulai dari posisi
Index.
Function length:
Deklarasi
Keterangan
: Function Length (S : String) : Integer;
: Length menghasilkan panjang dari S, bernilai antara 0 sampai dengan 255. Jika
S tidak berisi apa-apa maka akan menghasilkan 0.
Statement delete(s,1,length(s)-12) akan menghapus s dari posisi 1 sebanyak panjang s, yaitu 17-12 = 5.
Sehingga yang dihapus adalah karakter ‘TOKI ‘ dan s akan bernilai GO GET GOLD!
18. Perhatikan penggalan program berikut :
va r i , k: i nt e ge r ;
be gi n
i : =5; k: =0;
k: =t r unc ( s qr t ( i ) ) +1;
wr i t e l n( k) ;
e nd.
Apa keluaran program di atas ?
a. 3
b. 2.24
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
68
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
c. 2
d. 0
e. program tidak dapat dijalankan
Jawab:
a. 3
Pembahasan:
Fungsi sqrt :
Deklarasi
Keterangan
: Function Sqrt (X : Real) : Real;
: menghasilkan akar pangkat dua dari x, di mana x harus positif
Fungsi trunc:
Deklarasi
Keterangan
: Function Trunc (X : Real) : Longint;
: menghasilkan bilangan bulat dari X, akan selalu lebih kecil atau sama dengan X.
Sqrt(5) akan menghasilkan 2.23
Trunc(2.23) akan menghasilkan 2
Sehingga k:=trunc(sqrt(i))+1; akan menghasilkan 3
19. Mengacu pada program berikut :
va r
A, B: s t r i ng;
C: s t r i ng[ 10] ;
be gi n
A: =' TOKI MEMANG' ;
B: =' HEBAT' ;
C: =A+B;
i f ( Pos ( B) >0) t he n
Be gi n
Wr i t e l n( ' A' ) ;
e nd e l s e
Wr i t e l n( ' B' ) ;
e nd.
Apa yang terjadi jika program di atas di jalankan...
a. Huruf ‘A’ tercetak
b. Huruf ‘B’ tercetak
c. Tidak dapat dipastikan
d. Terjadi error
e. Tidak bisa di compile
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
69
Jawab:
e. Tidak bisa di compile
Pembahasan:
Kesalahan pertama yang akan ditemui program adalah pada function pos.
Deklarasi : Function Pos (Substr : String; S : String) : Integer;
Keterangan : function pos akan menghasilkan urutan atau posisi substr di S. Jika tidak ditemukan,
maka akan menghasilkan 0.
Pada program function pos hanya terdiri dari 1 parameter saja sehingga program tidak akan dapat
dijalankan.
20. Perhatikan potongan program berikut :
be gi n
wr i t e l n( r ound( f r a c ( 3. 7) ) ) ;
e nd.
Apa keluaran program di atas ?
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
Jawab:
b. 1
Pembahasan:
Fungsi frac (lihat pembahasan di atas)
Fungsi round
Deklarasi
: Function Round (X : Real) : Longint;
Keterangan : membulatkan bilangan X, yang mungkin lebih besar atau lebih kecil dari X.
Frac(3.7) akan menghasilkan 0.7
Round(0.7) akan menghasilkan 1
21. Diketahui deklarasi fungsi dan variabel sebagai berikut:
va r St : St r i ng;
pr oc e dur e Sul a p( va r S: St r i ng) ;
be gi n
i f S = ' Ke c i l ’ t he n S : =’ ke c i l ’ e l s e
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
70
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
i f S = ‘ Be s a r ’ t he n S : =’ BESAR’ ;
e nd;
Di antara potongan program berikut, manakah yang salah?
a.
b.
c.
d.
e.
St := Chr(60);
Sulap(St);
St :=’KECIL’;
Sulap(St);
St := Chr(45) + Chr(65);
Sulap(St);
Sulap(‘Besar’);
Semua ekspresi di atas benar
Jawab:
a. St := Chr(60);
Sulap(St);
Pembahasan:
Sebuah variabel string tidak dapat diberikan nilai bertipe data character.
SOAL-SOAL OPERASI FILE
22. Perintah mana yang tidak boleh digunakan untuk file bertipe text?
a. Assign
b. Reset
c. EOF
d. FilePos
e. Semua boleh digunakan untuk Text
Jawab:
d. FilePos
Pembahasan:
Perint ah FilePos adalah perintah untuk mengetahui posisi file pointer (penunjuk file), dan hanya dapat
dioperasikan untuk file bertipe bukan text.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
71
Gunakan program berikut ini untuk menjawab soal di bawah ini:
pr ogr a m Uj i ;
va r T: Te xt ;
i , j , k: i nt e ge r ;
be gi n
As s i gn( T, ' I NPUT. TXT’ ) ;
Re s e t ( T) ;
Re a dl n( T, i , j , k) ;
Wr i t e l n( i , ’ ’ j , ’ ’ , k) ;
Re a dl n( T, i ) ;
Re a dl n( T, j ) ;
Wr i t e l n( i , ’ ’ , j ) ;
Cl os e ( T) ;
End.
23. Misalkan file INPUT.TXT berisi baris-baris sebagai bcrikut:
3 1 4 9
5 2 6
8 7
0
Bagaimanakah output dari program tersebut?
a. 3 1 4 9
5 2 6
8 7
b. 3 1 4
9 5
c. 3 1 4
5 2
d. 3 1 4
5 8
e. Terjadi runtime error karena isi file INPUT.TXT tidak sesuai untuk program ini.
Jawab:
d. 3 1 4
5 8
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
72
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Pembahasan:
Perintah Readln akan melakukan pembacaan di baris berikutnya. Perintah Readln pertama akan
melakukan pembacaan pada file baris pertama, perintah Readln berikutnya melakukan pembacaan
pada baris ke dua dan perintah Readln terakhir melakukan pembacaan pada baris ketiga.
SOAL-SOAL KASUS / MEMBACA PROGRAM
Program berikut ini dipakai untuk menjawab dua soal di bawah ini
va r Bi l : I nt e ge r ;
pr oc e dur e Fi nd( B: I nt e ge r ; I : I nt e ge r ) ;
va r J , R: I nt e ge r ;
be gi n
R: =Round( s qr t ( B) ) ;
J : =2;
whi l e ( J <=R) a nd ( B Mod J <>0) do
i nc ( J ) ;
i f J <=R t he n
be gi n
Wr i t e ( J , ' *' ) ;
Fi nd( B di v J , I +1) ;
e nd
e l s e i f I >0 t he n
Wr i t e l n( B, ' =' , Bi l )
el s e
Wr i t e l n( ' Bi l a nga n Pr i ma ! ' ) ;
e nd;
be gi n
Wr i t e ( ' Ma s ukka n bi l a nga n : ' ) ;
Re a dl n( Bi l ) ;
Fi nd( Bi l , 0) ;
e nd.
24. Bagaimana output program di atas bila inputnya 42?
a. 7 * 3 * 2 = 42
b. Bilangan prima
c. =42
d. 2 * 3 * 7 = 47
e. Salah semaa
Jawab:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
a.
73
7 * 3 * 2 = 42
25. Bagaimana output program di atas bila, inputnya 23?
a. = 23
b. Bilangan pima
c. 23 * 1 = 23
d. = 23 Bilangan prima!
e. Salah semua
Jawab:
b. Bilangan prima
Joni, petugas statistik yang baru saja belajar Pascal. Mencoba membuat program perata-rata sebagai berikut
va r Ama t a n: a r r a y[ 5] of i nt e ge r ;
J uml a h: I nt e ge r ;
Ra t a Ra t a : I nt e ge r ;
I : I nt e ge r ;
be gi n
f or I : =1 t o 5 do
be gi n
Wr i t e ( ' Ama t a n ke - ' , I , ' : ' ) ;
Re a dl n( Ama t a n[ I ] ) ;
e nd;
J uml a h: =0;
For I : =1 t o 5 do
be gi n
J uml a h: =J uml a h+Ama t a n[ I ] ;
Ra t a Ra t a : =J uml a h/ 5;
Wr i t e l n( ' J uml a h = ' , J uml a h) ;
Wr i t e l n( ' Ra t a - r a t a = ' , Ra t a Ra t a ) ;
Re a dl n;
e nd.
Gunakan program yang dibuat oleh Joni ini untuk menjawab soal-soal berikut.
26. Ketika si Joni mencoba menjalankan program tersebut, temyata, compiler menunjukkan sebuah pesan
kesalahan yang membuat: ia kebingungan. Tahukah Anda kesalahan pertama yang dibuat Joni?
a. Judul program (program Statistik) terlalu panjang, maksimum 8 karakter (misalnya: program
Stat)
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
74
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
b. Procedure Readln (pada baris terakhir program sebelum end.) tidak boleh dipanggil tanpa
parameter. Jadi seharusnya: Readln(I);
c. Statement for dengan variabel sama tidak boleh diulangi dua kali. Seharusnya dideklarasikan
d.
e.
variabel lain, misalnya var I: Integer untuk for yang kedua
Deklarasi array salah, semestinya: var Amatan: array[ 1..5] of Integer;
Nama variabel seperti RataRata tidak valid, scharusnya Ratarata
Jawab:
a. Deklarasi array salah, semestinya: var Amatan: array[ 1..5] of Integer;
Pembahasan:
Deklarasi dari array adalah:
t ype
i de nt i f i e r =a r r a y[ t i pe _i nde ks ] of t i pe _da t a
di mana tipe_indeks adalah tipe data ordinal.
27. Setelah Anda memberi saran demikian, temyata Joni masih belum bisa meng-compile programnya. Apa
sebabnya?
a. setiap variabel harus dideklarasikan dengan key word var sendiri-sendiri.
Misalnya:
va r J uml a h: I nt e ge r ;
va r Ra t a Ra t a : I nt e ge r ;
Va r I : I nt e ge r ;
b.
c.
d.
e.
Variabel RataRata tidak harus bertipe Real
Semua variabel, kecuali I seharusnya adalah Real, tidak boleh Integer
Pemisah antara parameter dalam Write dan Writeln harus titik koma, bukan koma, Misalnya
Writeln(‘Jumlah = ‘;Jumlah);
Semua alasan di atas salah
Jawab:
c. Semua variabel, kecuali I seharusnya adalah Real, tidak boleh Integer
Pembahasan:
Dalam program diberikan instruksi RataRata:=Jumlah/ 5 yang berarti variabel RataRata harus bertipe
Real. Karena operator / hanya dikenal oleh variabel yang bertipe real.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
75
28. Joni mengganti operator “/” dengan "div" pada baris ke-15 program tersebut. Apa akibatnya?
a. program tidak mau di-compile karena. operator div tidak dapat digunakan di situ
b. nilai rata-ratanya menjadi 5
c. nilai rata-ratanya menjadi 6
d. nilai rata-ratanya menjadi 0
e. nitai rata-ratanya menjadi 2
Jawab:
b. nilai rata-ratanya menjadi 5
Pembahasan:
Perintah div adalah operator pembagian yang menghasilkan pembulatan ke bawah.
Gunakan program berikut ini untuk menjawab beberapa soal selanjutnya:
us e s c r t ;
va r j : a r r a y[ ' A' . . ' Z' ] of Byt e ;
c : c ha r ;
Ka l : s t r i ng;
pr oc e dur e HH( S: St r i ng) ;
va r i : i nt e ge r ; {ba r i s - 6}
m: c ha r ;
be gi n
f or i : = 1 t o l e ngt h( S) do
be gi n
m: =S[ i ] ;
{ba r i s - 11}
i f m i n [ ' A' . . ' Z' ] t he n {ba r i s - 12}
i nc ( J [ i ] ) ;
e nd;
e nd;
be gi n
f or c : =' A' t o ' Z' do J [ c ] : =0;
Ka l : =' PASAR' ;
HH( Ka l ) ;
f or c : =' A' t o ' Z' do
i f J [ c ] >0 t he n wr i t e ( c , J [ c ] , ' ' ) ;
wr i t e l n;
Ka l : =' RAYA' ;
HH( Ka l ) ;
f or c : =' Z' downt o ' A' do
i f j [ c ] >0 t he n wr i t e ( c , J [ c ] , ' ' ) ;
wr i t e l n;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
76
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
e nd.
29. Bila terdapat kesalahan yang menyebabkan program sama sekali tidak dapaf dijalankan sebutkan pada
baris berapa, dan bagaimana perbaikannya?
a. Kesalahan semacam ini tidak ada
b. Baris 12, seharusnya ditulis
I f [ m] i n [ ‘ A’ . . ’ Z’ ] t he n
c. Baris 6 seharusnya ditulis
va r i : Cha r ;
d. Baris 13, seharusnya ditulis
l nc ( J [ m] ) ;
e. Index array hanya boleh berupa angka. Jadi deklarasi variabel seharusnya ditulis:
c ons t A = 1; Z = 26;
va r J : a r r a y[ A. . Z] of Byt e ;
c : Byt e ;
Ka l : St r i ng;
dan semua konstanta karakter dalam perintah for harus diganti, misalnya: for c:= A to Z do dan
eterusnya
Jawab:
b. Baris 13, seharusnya ditulis
i nc ( J [ m] ) ;
Pembahasan:
Variabel J adalah variabel dengan tipe data array yang mempunyai indeks [‘A’..’Z’]. Dalam program
diberikan indeks berupa bilangan bulat, yaitu i. Hal ini akan menghasilkan pesan kesalahan type
mismatch.
30. Dengan perbaikan seperti nomor sebelumnya (kalau ada), maka program bisa dijalankan. Apakah hasil
dari program tersebut?
a. A2 PI RI SI
A4 PI R2 Sl Yl
b. A2 P1 RI SI
YI RI A2
c. A2 PI RI SI
YI R2 A4
d. PI A2 Sl RI
YI A4 R2
e. A2 P1 RI SI
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
77
Yl Sl R2 PI A4
Jawab:
e. A2 P1 RI SI
Yl Sl R2 PI A4
31. Tindakan apakah yang dilakukan oleh subrutin HH ketika dipanggil oleh baris 19 program di atas,
dengan string S berisi kata “PASAR"?
a.
b.
c.
d.
e.
Menghitung frekuensi kemunculan huruf-huruf alfabet dan menyimpannya dalam array J
Mengumpulkan huruf-huruf alfabet yang muncul lebih dari satu kali ke dalam array J
Mencatat letak setiap huruf alfabet ke dalam array J
Menentukan huruf yang paling sering dan paling jarang muncul dalam array J
Mengurutkan huruf-huruf menurut urutan alfabet dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Jawab:
a. menghitung frekuensi kemunculan huruf-huruf alfabet dan menyimpannya dalam array J
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
78
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Lam piran 2
Contoh Soal dan Pembahasan
Ujian Praktek Pemrograman Pascal
80
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Contoh 1.
Cetak Angka (Soal ini pernah diberikan pada Practice Session OSN 2003, Balikpapan)
Ketentuan umum :
Nama Program
Batas Run-time
Nama File Masukan
Nama File Keluaran
: CETAK.PAS
: 1 detik / test case
: CETAK.IN
: CETAK.OUT
Tulis sebuah program yang membaca sebuah bilangan bulat n dan mencetak bilangan bulat dari 1 sampai
dengan n2.
FORMAT MASUKAN (Nama File: CETAK.IN)
Masukan terdiri dari sebuah bilangan bulat n (1 = n = 10).
CONTOH MASUKAN
3
FORMAT KELUARAN (Nama File: CETAK.OUT)
Keluaran terdiri dari n baris. Baris ke-i (1 = i = n) berisi (2i – 1) bilangan bulat, dengan tiap bilangan bulat
dipisahkan oleh sebuah spasi. Setiap bilangan bulat terurut menurun sehingga setiap bilangan bulat yang
tercetak selalu lebih besar daripada bilangan bulat di sebelah kanannya (bila ada) dan selalu lebih besar
daripada bilangan-bilangan bulat pada baris-baris di bawahnya (bila ada).
CONTOH KELUARAN
9
8 7 6
5 4 3 2 1
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
81
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
Oleh : Ilham Winata Kurnia, Kontestan IOI 2002 Yong -In, Korea
Dalam soal ini, kita diminta untuk menampilkan bilangan 1 sampai dengan N^2 secara terurut menurun.
Selain itu, setiap barisnya, kita perlu menampilkan ejumlah bilangan (bila diperhatikan, pada baris ke-i, ada 2
* i - 1 bilangan yang ditampilkan, dan ini adalah barisan bilangan ganjil). Jadi, kita cukup elakukan iterasi
hingga ada tepat 2 * i - 1 bilangan yang tercetak pada baris ke-i (dengan menggunakan perintah write()).
Setelah itu baru kita cetak pengganti barisnya (dengan menggunakan perintah writeln()).
Solusi :
pr ogr a m Ce t a kAngka ( i nput , out put ) ;
Cons t I nFi l e = ' CETAK. I N' ;
Out Fi l e = ' CETAK. OUT' ;
MAXN = 10;
va r i , j , k, n : i nt e ge r ;
be gi n
a s s i gn( i nput , I nFi l e ) ;
a s s i gn( out put , Out Fi l e ) ;
r e s e t ( i nput ) ;
r e wr i t e ( out put ) ;
r e a dl n( n) ;
j : = n * n; k : = j ;
f or i : = 1 t o n do
be gi n
wr i t e ( j ) ; de c ( j ) ;
whi l e k - j >= ( 2 * i ) - 1 do be gi n wr i t e ( ' ' , j ) ; de c ( j ) ; e nd;
wr i t e l n;
e nd;
c l os e ( i nput ) ;
c l os e ( out put ) ;
e nd.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
82
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Contoh 2
Menghitung Perulangan
Ketentuan umum :
Nama Program
Batas Run-time
Nama File Masukan
Nama File Keluaran
: HITUNG.PAS
: 1 detik / test case
: HITUNG.IN
: HITUNG.OUT
Diberikan dua buah untaian huruf (string), hitung berapa kali string kedua muncul sebagai bagian dari string
pertama. Asumsikan bahwa tiap kemunculan dari string kedua pada string pertama boleh saling menimpa
(overlap). Panjang string pertama maksimal 10000, sementara panjang string kedua maksimal 200. String
didefinisikan sebagai untaian karakter-karakter dengan kode ASCII 32 – 127 yang dibatasi oleh karakterkarakter dengan kode ASCII yang tidak termasuk dalam jangkauan 32– 127 tersebut.
FORMAT MASUKAN (Nama File: HITUNG.IN)
Masukan terdiri dari dua baris. Baris pertama berisi string pertama, sementara baris kedua berisi string
kedua.
CONTOH MASUKAN
abcdefabcghiabcabcjklmnlabcw
abc
FORMAT KELUARAN (Nama File: HITUNG.OUT)
Keluaran hanya terdiri dari sebuah baris berisi sebuah bilangan bulat yang menyatakan banyak kemunculan
string kedua pada string pertama.
CONTOH KELUARAN
5
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
83
PEMBAHASAN
Oleh : Ilham Winata Kurnia, Kontestan IOI 2002, Yong In – Korea
Inti dari “Menghitung Perulangan” tidak lain adalah berulang kali menyimulasikan perintah find, yang kita
sering temui pada software-software word processing seperti Notepad, Edit, Star Office, dan sebagainya. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan hal ini. Akan tetapi, untuk tingkat ini, hanya satu
cara yang akan dibahas di sini, yaitu dengan Brute Force.
Permasalahan ini bisa dibagi menjadi 2 bagian: membaca input dan mencari keberadaan substring. Ada satu
hal yang menyebabkan membaca input menjadi bagian tersendiri, yaitu panjang string pertama melebihi
255. Oleh sebab itu, kita tidak dapat serta merta melakukan pembacaan dengan menggunakan readln
(walaupun nanti kita akan lihat sebuah pengecualian).
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mendefinisikan sebuah tipe variabel sendiri yang
berupa array[1..10000] of char. Untuk membaca sebuah baris pada masukan, maka kita baca karakter demi
karakter sampai kita temui karakter penanda akhir baris. Di Linux, karakter penanda akhir baris adalah
ASCII #10 alias newline character, sementara pada Windows, karakter penanda akhir baris adalah rentetan
ASCII #13 atau linefeed character dan ASCII #10.
Seperti yang dikatakan di atas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan keberadaan
substring pada sebuah string, tapi kita akan hanya membahas satu saja. Cara brute force mengiterasi semua
karakter pada string dan membandingkan setiap karakter pada bagian string yang sedang diiterasi dengan
karakter-karakter dari substring. Bila setiap perbandingannya adalah benar, maka substring tersebut ada
bagian dari string. Kita hanya cukup menghitung berapa kali perbandingan tersebut benar untuk
mengetahui berapa kali kemunculan substring pada string tersebut.
SOLUSI
pr ogr a m Me nghi t ungPe r ul a nga n( i nput , out put ) ;
Cons t I nFi l e = ' HI TUNG. I N' ;
Out Fi l e = ' HI TUNG. OUT' ;
MAXA = 10000;
MAXB = 200;
va r a : a r r a y[ 1. . MAXA + 1] of c ha r ;
b : a r r a y[ 1. . MAXB + 1] of c ha r ;
c t a , c t b, a ns : i nt e ge r ;
i , j : i nt e ge r ;
c e k : bool e a n;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
84
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
be gi n
a s s i gn( i nput , I nFi l e ) ;
a s s i gn( out put , Out Fi l e ) ;
r e s e t ( i nput ) ;
r e wr i t e ( out put ) ;
c t a : = 0; c t b : = 1; a ns : = 0;
whi l e not e ol n do
be gi n
i nc ( c t a ) ;
r e a d( a [ c t a ] ) ;
e nd;
{ r e a d i nput }
b[ c t b] : = #13;
whi l e ( b[ c t b] = #10) or ( b[ c t b] = #13) do r e a d( b[ c t b] ) ;
whi l e not e ol n a nd not e of do
be gi n
i nc ( c t b) ;
r e a d( b[ c t b] ) ;
e nd;
{ f i nd s ubs t r i ng l oc a t i ons }
f or i : = 1 t o c t a - c t b + 1 do
be gi n
c e k : = t r ue ;
f or j : = 1 t o c t b do
i f a [ i + j - 1] <> b[ j ] t he n be gi n c e k : = f a l s e ; br e a k; e nd;
i f c e k t he n i nc ( a ns ) ;
e nd;
wr i t e l n( a ns ) ;
c l os e ( i nput ) ;
c l os e ( out put ) ;
e nd.
Adapun solusi lain yang lebih mudah adalah untuk menggunakan tipe
yang diberikan oleh Free
Pascal. Dengan menggunakan tipe ini, kita tinggal menggunakan perintah
,
,
, dan . Hal ini
dimungkinkan karena
dapat menyimpan untaian karakter dengan jumlah karakter hampir tak
terhingga, tapi tetap mempertahankan sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe variabel
. Dengan demikian, kita
cukup melakukan satu iterasi saja, yaitu iterasi untuk mencari posisi dimana ada kemunculan substring pada
string. Walaupun demikian, waktu yang dibutuhkan oleh program ini lebih kurang sama dengan program
di atas karena perintah
sendiri melakukan iterasi untuk mencari posisi substring. Di bawah ini adalah
contoh source codenya:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
85
pr ogr a m Me nghi t ungPe r ul a nga nAl t e r na t i f ( i nput , out put ) ;
va r a , b : ANSI St r i ng;
l a , i , j , a ns : i nt e ge r ;
be gi n
a s s i gn( i nput , ' HI TUNG. I N' ) ;
a s s i gn( out put , ' HI TUNG. OUT' ) ;
r e s e t ( i nput ) ;
r e wr i t e ( out put ) ;
r e a dl n( a ) ;
r e a dl n( b) ;
l a : = l e ngt h( a ) ;
i : = 1; j : = 1; a ns : = 0;
{ c a r i s ubs t r i ng s e ba nya k- ba nya knya }
whi l e j <> 0 do
be gi n
j : = pos ( b, c opy( a , i , l a ) ) ;
i := i + j;
i f j <> 0 t he n i nc ( a ns ) ;
e nd;
wr i t e l n( a ns ) ;
c l os e ( i nput ) ;
c l os e ( out put ) ;
e nd.
Seperti halnya soal “Cari Maksimum”, ada 10 test case yang digunakan. Berikut rinciannya:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Panjang
String 1
1
1
495
10000
100
500
1520
10000
4517
8188
Panjang
String 2
1
2
1
2
3
5
20
200
40
100
Keterangan
Tidak ada kemunculan
Tidak ada kemunculan
Mengetes pembacaan input, dengan string 2 adalah sebuah spasi
String 1 berisi hanya 3 jenis karakter
String 1 berisi hanya 3 jenis karakter
String 1 berisi hanya 2 jenis karakter, sementara string 2 berisi hanya sebuah jenis karakter
String 1 berisi hanya 4 jenis karakter random dan disisipkan sebuah kemunculan dari string 2
Mengetes kasus terbesar. String 1 dan 2 hanya terdiri dari sebuah jenis karakter
Sama seperti 6, tapi string 2 berisi 2 buah jenis karakter
Sama seperti 1, tapi string 2 juga berisi 3 jenis karakter
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
86
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Soal 3.
Tempat Tidur Bebek
Nama File
: TIDUR.PAS
Pak Dengklek punya N (1 <= N <= 2500) bebek yang tidur di sebuah kandang besar dengan K kamar yang
dinomori 0 sampai dengan K-1. Bebek ke-i dinomori secara unik dengan nomor Si (1 <= Si <= 1000000). Setiap
bebek tahu di mana untuk tidur karena dia tidur di kamar nomor Si mod K. Tentu saja, para bebek tidak mau
membagi tempatnya untuk tidur.
Diberikan sebuah himpunan bebek dan nomornya, tentukan nilai minimum K sedemikian sehingga tidak
ada 2 bebek yang tidur di kamar yang sama.
FORMAT MASUKAN (TIDUR.IN)
Baris 1
: Sebuah bilangan bulat untuk N
Baris 2..N+1
: Sebuah bilangan bulat yang menyatakan nomor bebek
CONTOH MASUKAN
5
4
6
9
10
13
FORMAT KELUARAN (TIDUR.OUT)
Sebuah baris dengan nilai minimum K pada baris tersebut.
CONTOH KELUARAN
8
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
87
PEMBAHASAN
Oleh : Ilham Winata Kurnia, Anggota TOKI 2002, Yong-In - Korea Selatan
Soal ini merupakan terjemahan dari soal berjudul “ Cows in Beds” yang pernah dikeluarkan oleh
United States of America Computing Olympiad (USACO) dalam salah satu kontesnya. Berikut adalah
solusi dari salah satu pesertanya, Bruce Merry, yang berhasil melewati tes data yang dibuat oleh
USACO (tes datanya lebih menantang daripada yang digunakan untuk seleksi TOKI).
Cara yang paling terlihat untuk menyelesaikan masalah ini adalah untuk melakukan loop melalui semua
kemungkinan nilai K dan pada setiap iterasi, kita cari di mana setiap bebek tidur sambil menggunakan
sebuah array of boolean untuk mengecek adanya perulangan (yaitu, ada dua bebek dalam sebuah kamar).
Untuk mempercepat, kita dapat memulai iterasi dari N karena tidak mungkin kita dapat menempatkan N
bebek di kurang dari N kamar tanpa adanya yang membagi tempat tidurnya (tampak jelas, tapi para
matematikawan berpikir bahwa ini cukup penting untuk disebut pigeon hole principle atau prinsip burung
dara).
Cara yang lebih ambisius adalah untuk menandai (dengan menggunakansebuah array of boolean) semua nilai
dari K yang tidak dapat digunakan dan carilah nilai pertama yang benar. Nilai-nilai K yang tidak dapat
digunakan adalah faktor dari |Si-Sj| untuk semua nilai (i, j). Sayangnya, ada banyak sekali pasangan (i, j),
dan mencari faktor-faktor adalah sangat lambat. Mungkin kita bisa membuat beberapa trik yang
memanfaatkan fakta bahwa ada banyak faktor yang diulang, bahkan nilai selisih yang berulang. Namun,
dengan batas memori 16MB kita akan kesulitan untuk menyeimbangkan antara batas waktu dan memori,
dan selain itu kita masih melakukan banyak sekali pembagian.
Pendekatan yang Bruce Merry gunakan adalah untuk menandai |Si-Sj| sebagai nilai K yang tidak dapat
digunakan, untuk setiap pasang (i, j), lalu menggunakan algoritma yang pertama tapi dengan melewati nilainilai tersebut. Karena nilai dari |Si-Sj| adalah dalam rentang 0..1000000, maka memori bukan suatu masalah.
Selain itu, karena tidak ada operasi pembagian atau perkalian, maka cara ini relatif cepat. Ide dasarnya
adalah bahwa untuk tes data yang besar (tentu saja, tes-tes ini adalah tujuan dari optimasi kita) kita perlu
menghilangkan sebanyak mungkin nilai K sehingga mengecek nilai-nilai yang tersisa dengan cara pertama
adalah jauh lebih cepat.
Salah satu optimasi lain adalah untuk juga menandai nilai |Si-Sj|/ 2 dimana |Si-Sj| adalah bilangan genap.
Ini menjamin bahwa semua nilai K antara 333334 dan 1000000 ditandai karena semua faktor lain dari |Si-Sj|
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
88
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
harus paling besar 1000000/ 3=333333. Dengan katalain, begitu nilai K > 333333, maka kita cukup melakukan
sebuah tes penuh pada nilai K berikutnya yang tidak ditandai, karena nilai tersebut adalah jawabannya.
SOURCE CODE (Oleh : Bruce Merry)
pr ogr a m c ows _i n_be d;
c ons t
i nna me = ' TI DUR. I N' ;
out na me = ' TI DUR. OUT' ;
va r
N : i nt e ge r ;
K : l ongi nt ;
Si : a r r a y[ 1. . 5000] of l ongi nt ;
us e d : a r r a y[ 0. . 999999] of bool e a n;
nogood : a r r a y[ 1. . 1000000] of bool e a n;
pr oc e dur e r e a di n;
va r
f : t e xt ;
i : i nt e ge r ;
be gi n
a s s i gn( f , i nna me ) ;
r es et ( f ) ;
r e a dl n( f , N) ;
f or i : = 1 t o N do
r e a dl n( f , Si [ i ] ) ;
c l os e ( f ) ;
e nd;
pr oc e dur e ma ke nogood;
va r
i , j : i nt e ge r ;
be gi n
f i l l c ha r ( nogood, s i z e of ( nogood) , 0) ;
f or i : = 1 t o N - 1 do
f or j : = i + 1 t o N do
nogood[ a bs ( Si [ i ] - Si [ j ] ) ] : = t r ue ;
e nd;
pr oc e dur e s ol ve ;
va r
i : i nt e ge r ;
c ur : l ongi nt ;
f l a g : bool e a n;
be gi n
K : = N - 1;
f l ag : = f al s e;
r e pe a t
i nc ( K) ;
i f nogood[ K] t he n c ont i nue ;
f l a g : = t r ue ;
f i l l c ha r ( us e d, s i z e of ( us e d[ 0] ) * K, 0) ;
f or i : = 1 t o N do
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
89
be gi n
c ur : = Si [ i ] mod K;
i f us e d[ c ur ] t he n
be gi n
f l ag : = f al s e;
br e a k;
e nd;
us e d[ c ur ] : = t r ue ;
e nd;
unt i l f l a g;
e nd;
pr oc e dur e wr i t e out ;
va r
f : t e xt ;
be gi n
a s s i gn( f , out na me ) ;
r e wr i t e ( f ) ;
wr i t e l n( f , K) ;
c l os e ( f ) ;
e nd;
be gi n
r e a di n;
ma ke nogood;
s ol ve ;
wr i t e out ;
e nd.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
90
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Contoh 4.
Spiral Huruf
Huruf-huruf yang disusun dalam konfigurasi di bawah ini adalah huruf alphabetis biasa. Tulislah program
untuk mencetak spiral huruf dengan ukuran N (1 = N = 5, dan N ganjil) searah jarum jam. Spiral bisa dibuat
dari tengah, atau dari salah satu pojok (tergantung dari inputnya). Data masukan adalah N dan A. A = 1
artinya tengah, A = 2 artinya pojok kiri atas, A = 3 artinya pojok kanan atas, A = 4 artinya pojok kanan
bawah, A = 5 artinya pojok kiri bawah.
FORMAT MASUKAN
Data input disimpan dalam text file SPIRAL.IN. File ini berisi nilai N dan A.
FORMAT KELUARAN
Simpan hasil tampilan spiral huruf pada file SPIRAL.OUT.
CONTOH MASUKAN
3 4
CONTOH KELUARAN
E F G
D I H
C B A
PEMBAHASAN
Dalam masalah ini, kita diinginkan untuk membuat sebuah program yang dapat menghasilkan sebuah spiral
huruf dalam bentuk mirip matriks N x N dengan cara yang sudah ditentukan (A). Pengertian spiral huruf
dapat langsung dimengerti dengan melihat contoh keluaran. Ada sebuah frase kunci yang amat penting
untuk menyelesaikan masalah ini, yaitu “searah jarum jam”.
Sebetulnya, soal ini tidak jelas karena tidak memberikan keterangan bagaimana spiral harus dibentuk bila A
= 1. Ada 4 kemungkinan, yaitu bergerak ke atas, kiri, bawah dan kanan setelah mengisi kotak paling tengah.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
91
Oleh karena itu, mari kita asumsikan bahwa setelah mengisi kotak yang ditengah maka kita bergerak ke
sebelah kanan. Misal, untuk input 3 1, maka outputnya akan menjadi
G H I
F A B
E D C
SOLUSI 1
Bila kita melihat batas N, maka kita dapat simpulkan bahwa N hanya dapat bernilai 1, 3 dan 5. Karena untuk
setiap N hanya ada 5 kemungkinan nilai A, maka total hanya ada 15 kemungkinan input. Mengingat jumlah
yang begitu kecil ini, maka kita bisa mengerjakan semuanya secara manual, kemudian memasukkannya ke
dalam program secara manual. Dengan menggunakan perintah if-then-else, langsung cetak solusinya yang
telah kita masukkan secara manual ke dalam program.
SOLUSI 2
Cara yang lain untuk menyelesaikan masalah ini adalah untuk membuat program yang menyimulasikan
pergerakan posisi huruf. Bayangkanlah output itu terletak pada suatu system koordinat kartesius. Posisi
pojok kiri bawah memiliki koordinat (1, 1) dan posisi pojok kanan atas memiliki koordinat (N, N). Dalam
contoh di atas, C berkoordinat (1, 1) dan G (3, 3). Kemudian, setiap huruf disimpan dalam sebuah tabel 2
dimensi dengan besar N x N.
Kita misalkan koordinat-x dengan variabel x dan koordinat-y dengan variabel y. Bila kita ingin bergerak ke
atas, maka x kita tambah dengan 1; turun, x kita kurang den gan 1; kanan, y kita tambah dengan 1; kiri, y kita
kurang dengan 1. Karena dalam soal dikehendaki untuk mencetak spiralnya searah jarum jam, maka marilah
kita buat aturan arah gerak sebagai berikut: kanan-bawah-kiri-atas-kanan-…. Yang sekarang jadi masalah
adalah kapan kita harus berubah arah gerak.
Dengan mencoba-coba, maka kita dapat aturan sebagai berikut:
Bila A = 1 maka:
(x, y) = koordinat tengah tabel
Tabel[x, y] = “A”
Arah gerak = atas
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
92
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
BILA masih ada kotak kosong LAKUKAN
JIKA bisa bergerak dengan Arah gerak berikutnya MAKA
ubah Arah gerak menjadi Arah gerak berikutnya
JIKA TIDAK MAKA
bergerak sesuai dengan Arah gerak yang sekarang
Tabel[x, y] = huruf selanjutnya
-
Bila A = 2 maka:
(x, y) = koordinat pojok kiri atas
Tabel[x, y] = “A”
Arah gerak = kanan
BILA masih ada kotak kosong LAKUKAN
JIKA bisa bergerak dengan Arah gerak saat ini MAKA
bergerak sesuai dengan Arah gerak saat ini
Tabel[x, y] = huruf selanjutnya
JIKA TIDAK MAKA
Arah gerak = Arah gerak berikutnya
-
Langkah penyelesaian untuk A = 2 berlaku juga untuk A = 3, A = 4, dan A = 5. Hanya saja, posisi
awal (x, y) diubah sesuai dengan yang tertulis di soal dan arah gerak pertama kali juga disesuaikan.
Misal, untuk A = 5, maka posisi awal (x, y) adalah koordinat pojok kiri bawah dan Arah gerak =
atas.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
93
Contoh 5.
Pembagian Panjang
Untuk setiap integer [bilangan bulat] yang diberikan, cetaklah hasil pembagian integer jika sebuah integer
masukan dibagi dengan 13. Sisa pembagian tidak perlu di tulis. Jika hasil pembagian adalah 0, maka tuliskan
saja nol sebagai outputnya.
FORMAT MASUKAN
Terdiri atas sejumlah baris integer yang minimal terdiri atas 1 digit dan paling panjang 50 digit tanpa spasi
sebelum dan sesudah integer di setiap barisnya.
FORMAT KELUARAN
Hasil pembagian integer dari data input dengan 13.
CONTOH
MASUKAN
0
12
13
14
25
26
262626
131313131313131313131313131313
KELUARAN
0
0
1
1
1
2
20202
10101010101010101010101010101
PEMBAHASAN
Apa yang dituntut dari soal ini cukup jelas yaitu untuk mencetak hasil bulat dari suatu bilangan bulat yang
dibagi dengan 13. Akan tetapi ada dua hal yang menjadi masalah. Pertama, panjang bilangan bulat bisa
mencapai 50 digit. Kedua, tidak tertulis apakah input selalu merupakan bilangan bulat positif atau bisa juga
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
94
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
merupakan bilangan bulat negatif. Untuk masalah yang kedua, amat mudah untuk dipecahkan dengan 1
perintah if. Akan tetapi, untuk menyelesaikan masalah yang pertama butuh lebih dari itu. Berikut ini kita
asumsikan bahwa input telah diubah ke bilangan bulat positif.
Dengan adanya petunjuk bahwa panjang input bisa mencapai 50 digit, maka kita tidak bisa menyimpan
input dalam suatu variabel bilangan biasa. Longint hanya bisa menampung maksimum 10 digit bilangan
bulat. Comp (dalam Turbo Pascal) atau Int64 (dalam Free Pascal) hanya sanggup menampung 19 digit
bilangan bulat. Mungkin ada yang beranggapan bahwa variabel-variabel floating point seperti Real (dalam
Pascal) atau Double dapat menampung bilangan bulat tersebut. Hal itu memang benar, tapi yang disimpan
hanya bisa sampai 23 digit pertama beserta tingkat eksponennya dalam basis 10 (sistem desimal). Bila
pembagian dilakukan, maka hasilnya hanya akurat sampai digit ke 22. Dengan demikian, kita harus
memikirkan suatu teknik penyimpanan dengan menggunakan tipe variabel dasar yang tersedia.
Adalah suatu yang alami bila kita berpikir untuk menggunakan array. Misalkan input kita simpan dalam
array dari integer dengan panjang 50. Setiap digit dari input kita simpan dalam 1 elemen. Sekarang timbul
masalah baru, yaitu bagaimana cara mendapatkan setiap digit dari input. Ada beberapa cara. Salah satunya
adalah untuk membaca tiap baris sebagai sebuah string. Setelah itu, setiap karakter dari string tersebut
dikonversi ke nilai digit menggunakan nilai ASCII dari karakter tersebut. Kemudian, panjang string itu
menjadi panjang bilangan.
Setelah kita mendapatkan input tersebut dalam array, maka kita tinggal melakukan pembagian panjang
dengan cara sesuai dengan yang telah diajarkan sewaktu kita masih duduk di sekolah dasar. Berikut ini kode
semu (pseudocode) langkah-langkah untuk memecahkan soal ini. Sekedar catatan: “\” adalah pembagian
yang hanya menghasilkan bilangan bulatnya saja.
Bil = jawab = array dari integer dengan panjang 50.
Pan Bil = Panjang dari Bil
Pan jawab = Panjang dari jawab = 0
Ubah input ke dalam array Bil
Sisa = 0
DARI I = 1 SAMPAI DENGAN Pan Bil LAKUKAN
Sisa = Sisa x 10 + Bil[I]
Pan jawab = Pan jawab + 1
jawab[Pan jawab] = Sisa \ 13
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
95
Sebuah catatan kecil, untuk mencetak jawabannya, masih diperlukan ketelitian karena dalam ada kasus di
mana jawabannya = 0 dan kasus di mana jawab[1] = 0 dan jawab[2] = 0.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
96
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Contoh 6.
Warisan (Sumber : CEOI 1995)
Dua orang bersaudara, Pak Dingklik dan Pak Dengklek ingin membagi beberapa barang warisan yang
didapat dari almarhum orang tuanya. Setiap barang yang ada, harus diberikan kepada Pak Dingklik dan Pak
Dengklek. Hanya saja, masalahnya setiap barang warisan tersebut tidak dapat dibagi menjadi dua. Supaya
adil, masing-masing warisan tersebut diberikan sebuah nilai dalam bentuk bilangan bulat yang positif.
Misalkan A dan B melambangkan total nilai dari keseluruhan warisan yang diterima oleh Pak Dingklik dan
Pak Dengklek. Tujuan yang hendak dicapai adalah meminimalkan selisih dan A dan B. Buat sebuah
program untuk menghitung nilai A dan B.
FORMAT MASUKAN
Baris pertama dari file WARIS.IN terdiri dari N, jumlah dari warisan yang ada (1<=N<=100). Baris
berikutnya berisi N bilangan bulat positif, yang merupakan nilai dari setiap warisan. Tiap nilai <=200.
FORMAT KELUARAN
Tulis pada file WARIS.OUT nilai A dan B (A<B)
CONTOH MASUKAN
7
28 7 11 8 9 7 27
CONTOH KELUARAN
48 49
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
97
PEMBAHASAN
(Oleh Windra Swastika, Mantan peserta seleksi TOKI)
Jika masalah ini diselesaikan secara brute force (dengan mencoba semua kemungkinan yang ada), maka akan
mempunyai kompleksitas sebesar O(2^N). Jika N=100, maka komputasi akan sangat memakan waktu yang
besar. Untuk itu penyelesaian secara brute force adalah tidak disarankan untuk soal ini.
Pendekatan yang dilakukan adalah secara pemrograman dinamis (Dynamic Programming / DP). Konsep DP
adalah menyelesaikan masalah dengan membagi menjadi sub masalah. Dari sub masalah yang terkecil (yang
lebih mudah dicari nilai optimalnya), proses akan berlanjut untuk memecahkan masalah di atasnya (dengan
memanfaatkan nilai optimal dari masalah sebelumnya). Nilai-nilai optimal tadi disimpan dalam sebuah
tabel. DP menukar space dengan time!
Untuk soal ini, sebuah tabel yang mempunyai kombinasi penjumlahan untuk j=1, j=2, j=3 … j=N.
TABEL[j] = 0 jika j=0
TABEL[j] = 1..N artinya warisan yang terakhir yang diberikan untuk mendapatkan subtotal j
TABEL[j] = 101 artinya subtotal j tidak bisa dihasilkan
Misalkan W adalah array untuk menyimpan nilai dari setiap warisan. Nilai dari subtotal j akan ditambahkan
untuk mendapatkan subtotal baru (j+W[I]) dengan syarat: TABEL[j]<i (nilai j adalah hasil dari subtotal yang
pernah dicapai sebelumnya).
SOLUSI
{
===============
- - WARI S. PAS - ===============
Wi ndr a Swa s t i ka
}
c ons t
f i nput =' wa r i s . i n’ ;
f out put =’ wa r i s . out ’ ;
kos ong=101;
va r
t a be l : a r r a y [ 0. . 10000] of byt e ;
wa r i s a n: a r r a y [ 1. . 100] of byt e ;
f : t e xt ;
i : byt e ;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
98
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
j : wor d;
n: byt e ;
s um: wor d;
be gi n
a s s i gn( f , f i nput ) ;
r es et ( f ) ;
r e a dLn( f , n) ;
f or i : =1 t o n do
be gi n
r e a d( f , wa r i s a n[ i ] ) ;
i nc ( s um, g[ i ] ) ;
e nd;
c l os e ( f ) ;
f i l l c ha r ( t a be l , s i z e of ( t a be l ) , kos ong) ;
t a be l [ 0] : =0; {ni l a i a wa l unt uk t a be l [ 0] }
f or i : =1 t o n do
f or j : =0 t o s um s hr 1- wa r i s a n[ i ] do
i f ( t a be l [ j ] <i ) a nd ( t a be l [ j +wa r i s a n[ i ] ] =kos ong) t he n
t a be l [ j +wa r i s a n[ i ] ] : =i ;
a s s i gn( f , f out put ) ;
r e wr i t e ( f ) ;
f or i : =s um s hr 1 downt o 0 do
i f t a be l [ i ] <>kos ong t he n
be gi n
wr i t e Ln( i , ' ' , s um- i ) ;
br e a k;
e nd;
{c ukup mul a i da r i s e t e nga h s um}
c l os e ( f ) ;
e nd.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
99
Contoh 7.
Firetruck (Sumber : ACM 1991 - Problem A)
Departemen pemadam kebakaran kota Arjosari bekerja sama dengan dinas transportasi lokal untuk
mengolah peta yang menunjukkan status jalan-jalan pada kota Arjosari. Sialnya, jalan-jalan di kota itu pada
hari tertentu harus ditutup karena adanya pawai mingguan. Akibatnya, para petugas pemadam kebakaran
harus mencari rute jalan yang paling pendek jika hendak memadamkan api pada jalan tertentu di kota
Arjosari.
Jika pada suatu saat, departemen pemadam kebakaran menerima laporan terjadinya kebakaran pada jalan
tertentu, maka pihak departemen pemadam kebakaran segera meminta daftar jalan-jalan yang dapat dilalui
ke dinas transportasi. Dinas transportasi mengirimkan semua jalan yang pada saat itu bisa dilalui. Buat
sebuah program untuk mencari semua rute yang diawali dari kantor pusat departemen pemadam kebakaran
menuju jalan yang dituju.
FORMAT MASUKAN (fire.in)
Baris pertama berisi bilangan bulat yang merupakan jalan terdekat dari pusat api yang harus dituju
(2<=N<21).
Baris-baris berikutnya merupakan pasangan bilangan bulat kurang dari 21 (dipisahkan dengan spasi) yang
menunjukkan jalan yang dapat dilalui. Baris terakhir pada file input adalah pasangan bilangan 0 0. Misalkan
pasangan jalan 4 7 ada pada file input, artinya bahwa jalan 4 dan 7 dapat dilalui, begitu juga sebaliknya.
FORMAT KELUARAN (fire.out)
Semua kemungkinan rute yang dapat menuju ke N yang dimulai dari 1.
Setiap baris berisi urutan jalan yang harus ditempuh diawali dari 1 dan diakhiri di N. Agar perjalanan
petugas pemadam kebakaran efisien, truk pemadam kebakaran tidak boleh menempuh jalan yang pernah
dilalui lebih dari sekali.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
100
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
CONTOH MASUKAN
6
12
13
34
35
46
56
23
24
00
CONTOH KELUARAN
12346
12356
124356
1246
13246
1346
1356
Soal ini termasuk soal-soal yang menggunakan dasar teori graf. Pada teori graf istilah dikenal verteks dan
edge. Yang dimaksud dengan verteks adalah titik dan edge adalah garis. Sebuah graf dinotasikan dengan
e=[u,v], yang berarti bahwa edge e berawal pada verteks u dan berakhir pada verteks v.
Pada Firetruck, terdapat maksimal 21 verteks. Sehingga contoh pada file input dapat dinotasikan e1=[1,2],
yang artinya edge e1 berawal pada verteks 1 dan berakhir pada verteks 2. Dari file input, kita bisa
mendapatkan sebuah graf seperti pada gambar berikut:
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
101
Dengan diagram seperti di atas, kita dapat membuat sebuah struktur data yang berisi jalur untuk masingmasing verteks. Dalam teori graf, jalur tersebut disebut dengan matriks jalur (pathmatrix).
c ons t
ma x_r out e =100
t ype
t a r r s t r e e t =a r r a y[ 1. . ma x_r out e , 1. . ma x_r out e ] of bool e a n
va r
ar r s t r eet : t ar r s t r eet ;
Variabel arrstreet adalah sebuah matriks jalur (array dengan tipe boolean) yang menunjukkan adanya jalur
dari verteks ke verteks. Dengan struktur data tersebut serta menggunakan teknik pencarian DFS (Depth First
Search), maka dapat dengan mudah dibuat prosedur penelusuran dari verteks awal (1) menuju verteks
tertentu.
c ons t
f i nput =' f i r e . i n' ;
f out put =' f i r e . out ' ;
ma x_r out e =100;
{
===============
- - FI RE. PAS - ===============
Wi ndr a Swa s t i ka
}
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
102
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
t ype
t s t r e e t =1. . 21;
t r out e =a r r a y[ 0. . ma x_r out e ] of t s t r e e t ;
t a r r s t r e e t =a r r a y[ 1. . ma x_r out e , 1. . ma x_r out e ] of bool e a n;
va r
f i , f o: t e xt ;
ma p: t a r r s t r e e t ;
us e d: a r r a y[ 1. . ma x_r out e ] of bool e a n;
de s t i na t i on: t s t r e e t ;
i , j : byt e ;
N: byt e ;
r out e : t r out e ;
pr oc e dur e s e e kr out e ( de pt h: byt e ; s t a r t : t s t r e e t ) ;
va r
i : byt e ;
be gi n
i f s t a r t =de s t i na t i on t he n
be gi n
f or i : =0 t o de pt h- 1 do
wr i t e ( f o, r out e [ i ] , ' ' ) ;
wr i t e l n( f o) ;
e nd e l s e
f or i : =1 t o N do
be gi n
i f ma p[ s t a r t , i ] a nd not us e d[ i ] t he n
be gi n
us e d[ s t a r t ] : =t r ue ;
r out e [ de pt h] : =i ;
s e e kr out e ( de pt h+1, i ) ;
us e d[ s t a r t ] : =f a l s e ;
e nd;
e nd;
e nd;
be gi n
a s s i gn( f i , ' f i r e . i n' ) ;
r es et ( f i ) ;
r e a dl n( f i , de s t i na t i on) ;
f i l l c ha r ( ma p, s i z e of ( t a r r s t r e e t ) , f a l s e ) ;
f i l l c ha r ( us e d, s i z e of ( us e d) , f a l s e ) ;
f i l l c ha r ( r out e , s i z e of ( t r out e ) , 0) ;
N: =0; {numbe r of s t r e e t }
r e pe a t
r e a dl n( f i , i , j ) ;
i f ( i >=0) a nd ( j >=0) t he n
be gi n
ma p[ i , j ] : =t r ue ;
ma p[ j , i ] : =t r ue ;
i nc ( N) ;
e nd;
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
103
unt i l ( i =0) a nd ( j =0) ;
c l os e ( f i ) ;
a s s i gn( f o, ' f i r e . out ' ) ;
r e wr i t e ( f o) ;
r out e [ 0] : =1;
{s t a r t f r om s t r e e t #1}
us e d[ 1] : =t r ue ; {s t r e e t #1 a l r e a dy us e d}
s e e kr out e ( 1, 1) ;
c l os e ( f o) ;
e nd.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
104
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
I ndex
A
D
G
algoritma · 2, 7, 49, 80
Algoritma · 7
append · 44, 45
Array · 39, 40
ASCII · 16, 75, 76, 87
Assign · 44, 47, 64, 65
Assignment · 11, 44
debugger · 1, 4
deklaratif · 1
global · 9, 33
B
bahasa assembly · 2
Bahasa assembly · 2
bahasa mesin · 2, 3, 4
bahasa Pascal · 4, 5, 9, 10, 11, 16,
18, 20, 57
biner · 14, 19, 43
Boolean · 13, 18, 19
bug · 4
C
Case · 24, 56
case of · 25
Character · 40
compile time · 38
E
Editor · 4
eksekusi · 1, 3, 4, 27, 38
Eksekusi · 2
EKSEKUSI · 1
Ekspresi · 8, 15, 18, 21
Elemen · 7
Enum · 37
Enumerasi · 37
eof · 46, 77
F
faktorial · 49, 50
false · 18, 19, 28, 46, 77, 81, 82, 95
File · 8, 43, 44, 45, 46, 73, 75, 79, 83
FOR · 27
FreePascal · 5, 13, 18, 22
Fungsi · 18, 22, 31, 34, 46, 49, 62, 63
fungsional · 1
H
hardware · 2, 4
hardware) · 4
himpunan · 38, 39, 54, 55, 59, 79
I
IDE · 4
Identifier · 10
if - then · 23
if - then - else · 23
Indeks loop · 27
input · 8, 13, 32, 44, 45, 46, 47, 59,
74, 76, 77, 78, 83, 84, 86, 87, 92,
93
Input · 7, 8, 13
Instruksi · 8, 23, 24
Integer · 13, 14, 15, 19, 37, 53, 61,
63, 66, 67, 68
Integrated Development
Environment · 4
interpreter · 1, 2, 3, 4
106
Interpreter · 2, 3, 4
intersection · 39
Invarian Loop · 29
iteratif · 50
K
Karakter · 13, 15, 16, 43
keyword · 9, 68
kompilator · 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 18,
22, 28, 38, 40
Kompilator · 3, 4, 5
Konstanta · 8, 12
Konversi · 21, 22
L
lokal · 33, 92
loop · 14, 27, 28, 29, 40, 41, 46, 50,
80
M
mekanisme · 1
MEKANISME · 1
MOD · 20
Moduler · 8
N
NESTED LOOP · 28
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
O
R
objek · 1
operand · 8, 15
operator · 8, 15, 19, 54, 55, 58, 68,
69
ord · 16, 40
output · 8, 13, 45, 46, 57, 65, 66, 74,
76, 77, 78, 84
Output · 7, 8, 13, 59, 60
read · 13, 14, 39, 44, 46, 77, 91
readln · 13, 14, 18, 37, 38, 39, 44, 45,
46, 47, 59, 74, 76, 77, 78, 81, 95
real · 11, 14, 19, 20, 21, 22, 37, 39,
52, 53, 68
Real · 13, 19, 20, 62, 63, 68, 87
reference · 34
rekurens · 49, 50
Rekurens · 8
REKURENS· 49
rekursif · 49, 50
REPEAT - UNTIL · 28
representasi · 1, 12, 14, 17, 19, 21
reset · 44, 45, 47, 74, 77, 78, 81, 91,
95
rewrite · 44, 45, 47, 74, 77, 78, 82,
91, 96
run time· 38
P
paradigma · 1, 2, 7
Paradigma · 1, 2
PARADIGMA · 1
parameter · 32, 33, 34, 45, 46, 52,
63, 67, 68
Parameter · 32, 33
pemrograman · 1, 5, 7, 8, 11, 12, 13,
15, 31, 34, 38, 90, 100
PEMROGRAMAN · 1, 7
precedence · 15
program · 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11,
12, 17, 24, 27, 29, 31, 33, 34, 38,
43, 44, 45, 47, 55, 56, 57, 58, 59,
60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68,
69, 70, 73, 74, 76, 77, 78, 81, 83,
84, 89, 92
PROGRAM · 1, 9, 66
programmer · 2, 4
prosedur · 10, 13, 22, 31, 32, 33, 34,
44, 45, 49, 52, 54, 94
prosedural · 1, 2, 7, 8, 12, 31, 38
proses · 4, 8, 16, 19, 21, 44, 90
Proses · 4, 7, 8, 44
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
S
Scope · 33
seksadesimal · 38
sekuensial · 2, 8
SET · 38
sintaks · 2, 40
software · 4, 76, 100
STDIN · 46
STDOUT · 46
String · 13, 17, 40, 53, 61, 63, 69, 70,
75, 78
Struktur Data · 8
subprogram · 31
Subtipe · 37, 38
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
T
Tabel · 39, 40, 84, 85
teks · 4, 43, 44, 45
Tipe · 7, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20,
21, 37, 38, 39, 52, 53
TOKI · 31, 43, 46, 47, 60, 61, 62, 80,
90, 100
true · 18, 19, 28, 46, 77, 81, 82, 95,
96
U
107
underscore · 10
UNICODE · 16, 17
union · 39, 54
V
valid · 10, 38, 53, 57, 67
variabel · 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17,
20, 33, 34, 38, 39, 43, 44, 53, 54,
63, 64, 67, 68, 70, 76, 77, 84, 87
Variabel · 8, 11, 13, 20, 33, 35, 54,
68, 70, 94
unary · 15
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
W
WHILE - DO · 27
write · 13, 32, 39, 45, 46, 58, 59, 69,
74, 95
writeln · 10, 12, 13, 16, 17, 18, 20,
21, 23, 24, 27, 29, 31, 32, 33, 37,
39, 40, 45, 46, 47, 53, 56, 58, 59,
60, 61, 63, 69, 74, 77, 78, 82, 95
108
Konsep Dasar Pemrograman Prosedural
Tim Olimpiade Komputer Indonesia
BIODATA SINGKAT PENULIS
Yohanes Nugoroho, Sarjana Teknik Informatika lulus tahun 2002 dari
Departemen Informatika Institut Teknologi Bandung saat ini bekerja
sebagai teaching assistant di Departemen Teknik Informatika ITB dan
merupakan salah satu pembina di TOKI Biro ITB. Saat ini juga sedang
menyelesaikan studi lanjutan S2-nya di institusi yang sama.
Selain menguasai hampir semua bahasa pemrograman, penulis adalah
salah satu Pengajar/ Pembina di Tim Olimpiade Komputer Indonesia,
yang handal. Penulis juga aktif pada kegiatan Opensource di Indonesia
dan banyak terlibat dalam proyek-proyek pembangunan software.,
serta aktif menghasilkan berbagai macam tulisan/ artikel tentang
teknologi informasi.