Makalah Ekonomi Pembangunan
Disusun oleh:
Reno (11.22.13071)
Piawati (11.22.13252)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
Tahun 2012
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1
A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
1
C. Pemecahan Masalah
1
D. Tujuan
1
Bab II Pembahasan
2
A. Lingkaran Kemiskinan
2
B. Teori Kausasi Kumulatif
3
C. Teori Perangkap Keseimbangan Tingkat Rendah
4
D. Strategi Upaya Minimum Kritis
5
E. Strategi Pembangunan Seimbang
7
Bab III Penutup
8
Daftar Istilah
9
Daftar Pustaka
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi negara-negara di dunia memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Dalam
hal ini terdapat suatu klasifikasi dimana ada yang disebut negara maju, negara
berkembang, dan negara miskin. Negara maju menguasai berbagai sektor produktif
yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Tersedianya tenaga ahli
dan teknologi yang memadai menyokong negara maju untuk tumbuh ke arah yang
lebih maju. Sementara itu, negara-negara berkembang memiliki kelemahan-kelemahan
yang menyebabkan mereka kesulitan untuk membangun perekonomiannya.
Kurangnya tenaga ahli menyebabkan sumber daya alam tidak dapat diberdayakan
secara maksimal. Oleh karena itu, negara-negara terbelakang mengijinkan negara maju
untuk mengelola sumber daya alam mereka dalam hubungan kerjasama. Namun,
ternyata negara maju memanfaatkan kondisi ini untuk memperoleh profit yang
sebesar-besarnya. Kondisi lingkungan yang semakin rusak menimbulkan berbagai
musibah di negara terbelakang. Hal ini menjadi tantangan dan hambatan yang dihadapi
oleh negara-negara terbelakang.
Dunia ini dihuni oleh segelintir negara-negara kaya. Mereka memanfaatkan
sumber daya alam dari negara-negara terbelakang untuk diberdayakan. Selanjutnya,
bahan baku yang diperoleh dari negara-negara terbelakang diolah menjadi produk jadi
kemudian dijual kembali.
Pembangunan ekonomi menjadi sesuatu yang mahal bagi negara-negara
terbelakang. Oleh karena itu, mereka harus membentuk strategi untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang ada di negaranya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
Apa yang dimaksud dengan lingkaran kemiskinan?
Apa yang dimaksud dengan teori kausasi kumulatif?
Apa yang dimaksud dengan teori perangkap keseimbangan tingkat rendah?
Bagaimana strategi upaya minimum kritis?
Bagaimana strategi pembangunan seimbang?
C. PEMECAHAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan definisi singkat lingkaran kemiskinan.
Menjelaskan definisi singkat teori kausasi kumulatif.
Menjelaskan definisi singkat teori perangkap keseimbangan tingkat rendah.
Menjelaskan definisi singkat strategi upaya minimum kritis.
Menjelaskan definisi singkat strategi pembangunan seimbang.
D. TUJUAN
Memberikan gambaran mengenai teori-teori dan strategi-strategi dalam
pembangunan ekonomi sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 1
BAB I I
PEMBAHASAN
A. LINGKARAN KEMISKINAN (The Vicious Circles)
Lingkaran kemiskinan atau teori lingkaran perangkap kemiskinan yaitu
seperangkat kekuatan yang saling mempengaruhi secara tertentu yang menyebabkan
suatu negara menjadi tetap miskin dan sangat lamban untuk berkembang. Hal ini
menjadi latar belakang lahirnya strategi pembangunan seimbang di negara-negara
berkembang.
Menurut Nurkse, sebuah negara adalah miskin karena merupakan negara miskin
(A country is poor because it is poor). Ada dua jenis perangkap kemiskinan yang
menjadi penghalang bagi negara-negara berkembang, yaitu penawaran modal dan
permintaan modal.
Dalam hal penawaran modal, tingkat pendapatan masyarakat yang rendah
diakibatkan oleh produktivitas yang rendah sehingga menyebabkan kapabilitas
masyarakat untuk menabung juga rendah. Hal ini menyebabkan pembentukan modal
di suatu negara menjadi rendah. Dengan demikian, tingkat produktivitas suatu negara
akan tetap rendah. Dalam hal permintaan modal, luas pasar yang terbatas
menyebabkan rendahnya perangsang penanaman modal. Rendahnya perangsang
penanaman modal ini juga dipengaruhi oleh rendahnya pendapatan masyarakat yang
disebabkan kar ena rendahnya produktivitas masyarakat. Terbatasnya pembentukan
modal masa lalu merupakan bentuk dari produktivitas yang rendah yang disebabkan
kurangnya rangsangan penanaman modal.
Meier dan Baldwin menambahkan, di samping kedua perangkap kemiskinan di
atas, perangkap kemiskinan juga timbul karena keterbelakangan masyarakat yang
masih tradisionil dengan kekayaan alam yang masih belum diberdayakan.
ProduktivitasRendah
Pendapatan Riil Rendah
Tabungan Rendah
Kekayaan Alam
yang Kurang
Diberdayakan
Masyarakat yang
Terbelakang dan
Masih Tradisionil
Pembentukan Rendah
Pembentukan Modal Rendah
Kekurangan Modal
Ilustrasi Teori Lingkaran Kemiskinan
Oleh: Reno
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkap kemiskinan masyarakat
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
1. Masyarakat tidak mampu mengelola tabungan dengan baik.
2. Kurangnya stimulan dalam hal penanaman modal.
3. Rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat.
4. Kurangnya tenaga ahli dan rendahnya tingkat keahlian masyarakat.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 2
B. TEORI KAUSASI KUMULATIF (Cummulative Causation Theory)
Pada tahun 1955, Profesor Gunnar Myrdal mengemukan bahwa daerah-daerah
maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah
berkembang. Jika suatu daerah mengalami perkembangan, maka perkembangan
tersebut akan memberi dampak ke daerah yang lainnya. Profesor Myrdal menyatakan
bahwa dampak sebar di negara terbelakang disingkirkan oleh dampak balik. Ironisnya,
kekuatan pasar dan perdagangan bebas cenderung menghambat potensi ekspor
negara-negara terbelakang karena produk mereka disingkirkan oleh produk negaranegara maju.
Hubungan kerjasama yang dilakukan antar a negara maju dengan negara
berkembang ternyata menimbulkan ketimpangan dalam hal pembangunan ekonomi.
Negara maju memperoleh dampak sebar yang mendorong laju perkembangan
perekonomian negaranya. Sebaliknya, negar a berkembang memperoleh dampak balik
dari hubungan kerjasama tersebut yang menghambat pembangunan ekonomi mereka.
Negara-negara maju telah mencekik perekonomian negara-negara berkembang.
Mereka menjual hasil produksinya ke negara-negara berkembang dengan harga yang
jauh lebih murah sehingga produk nasional dan regional menjadi tersingkirkan.
Tidak dapat disangkal, negara maju yang menguasai teknologi telah menjadi
setan kemiskinan bagi negara terbelakang. Dapat dikatakan negara maju telah
menghantui negara terbelakang. Ketimpangan regional memiliki hubungan yang erat
dengan sistem kapitalis yang bermotif laba. Ketimpangan regional menjadi semakin
parah jika suatu daerah tumbuh dengan merugikan daerah lain yang mengalami
stagnasi.
Intinya, pembangunan ekonomi menjadi suatu hal yang ekspensif dan sangat
lama bagi negara-negara terbelakang. Pendapat ini diperkuat dengan adanya bukti
nyata yang menunjuk bahwa tesis Profesor Myrdal terbukti kebenarannya.
Profesor Myrdal mengemukan tiga kesimpulan penting yaitu:
1. Dunia dihuni oleh segelintir negara-negara yang sangat kaya dan sejumlah
besar negara-regara yang sangat miskin.
2. Negara-negara kaya melaksanakan pola perkembangan ekonomi yang terus
menerus sedangkan negar a-negara miskin mengalami perkembangan yang
sangat lamban dan bahkan ada yang mandek.
3. Jurang ketidakmerataan ekonomi antara negara-negara kaya dan negaranegara miskin semakin bertambah besar.
Pembangunan Ekonomi
Spread Effects Negara Kaya
Jurang Ketimpangan
Backwash Effects Negara Terbelakang
Ilustrasi Dampak Balik dan Dampak Sebar oleh: Reno
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 3
C. TEORI PERANGKAP KESEIMBANGAN TINGKAT RENDAH
Teori ini merupakan hasil pemikiran R. Nelson. Teori ini juga berdasarkan
hipotesa Malthus bahwa penduduk suatu negara akan cenderung meningkat apabila
pendapatan per kapita naik di atas tingkat biaya penghidupan minimum. Pada
mulanya, penduduk tumbuh cepat bersama kenaikan pendapatan per kapita. Namun,
tingkat pertumbuhan penduduk akan mulai menurun jika telah mencapai batas fisik
atas seiring kenaikan lebih lanjut pada pendapatan per kapita.
Teori ini sama halnya dengan tesis Leibenstein dalam strategi upaya minimum
kritis. Menurut Nelson, penyakit ekonomi negara terbelakang dapat didiagnosa sebagai
tingkat keseimbangan stabil pendapatan per kapita pada atau dekat dengan kebutuhan
biaya hidup.
Dalam teori Nelson, ada empat kondisi teknologis dan sosial yang mendatangkan
perangkap keseimbangan tingkat rendah, yaitu:
1. Korelasi tinggi antara tingkat pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan
penduduk.
2. Kecenderungan yang rendah untuk menggunakan pendapatan per kapita
tambahan untuk meningkatkan investasi per kapita.
3. Kekurangan lahan yang baik untuk ditanami.
4. Metode produksi yang tidak efisien.
Selain itu, kelambanan budaya dan kelambanan ekonomi juga merupakan faktor
yang menjadi perangkap tersebut. Nelson menggunakan tiga jenis hubungan untuk
menggambarkan perangkap ekonomi pada tingkat pendapatan rendah, yaitu:
1. Pendapatan merupakan fungsi dari persediaan modal, tingkat teknologi, dan
besarnya penduduk.
2. Investasi netto terdiri dari modal yang tercipta dari tabungan dalam bentuk
tambahan bahan lahan baru pada luas lahan yang sedang diolah.
3. Dengan pendapatan per kapita yang rendah, perubahan jangka pendek laju
pertumbuhan penduduk merupakan akibat dar i perubahan tingkat kematian,
dan perubahan tingkat kematian itu merupakan akibat dari perubahan
tingkat pendapatan per kapita. Namun demikian, waktu pendapatan per
kapita mencapai tingkat jauh di atas kebutuhan hidup. Kenaikan berikutnya
pada pendapatan per kapita tidak terlalu berpengaruh pada tingkat kematian.
Dalam teorinya, Nelson menekankan sejumlah faktor yang dibutuhkan untuk
melepaskan diri dari perangkap keseimbangan tingkat rendah, yaitu:
1. Lingkungan sosial dan politik yang menguntungkan di negara yang
bersangkutan.
2. Struktur sosial harus diubah dengan memberikan tekanan lebih besar pada
penghematan dan kewiraswastaan. Perangsang yang lebih besar harus
diberikan untuk memproduksi lebih banyak dan untuk membatasi besarnya
keluarga.
3. Langkah-langkah harus diambil untuk mengubah distribusi pendapatan, pada
waktu yang sama memungkinkan akumulasi kekayaan oleh penanam modal.
4. Program investasi pemerintah yang menyeluruh.
5. Pendapatan dan modal harus dinaikkan dengan dana yang didapat dari luar
negeri.
6. Teknologi produksi yang lebih memadai.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 4
D. STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS (Strategi of Critical Minimum Effort)
Profesor Harvey Leibenstein berpendapat bahwa negara terbelakang dicekam
oleh lingkaran setan kemiskinan yang menyebabkan mereka tetap berada di sekitar
tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Oleh karena itu, strategi
upaya minimum kritis menjadi jalan keluar dari kebuntuan ini. Dengan menaikkan
pendapatan per kapita pada tingkat pembangunan yang berkesinambungan, maka
terjadi laju pertumbuhan penduduk. Namun, kenaikan pendapatan per kapita yang
melampaui titik tertentu akan menurunkan tingkat kesuburan. Ketika pembangunan
mencapai tahap maju, maka laju pertumbuhan penduduk akan turun.
Pertumbuhan penduduk merupakan fungsi dari pendapatan per kapita. Menurut
tesis Dumont, naiknya pendapatan per kapita akan mengurangi keinginan untuk
memperoleh keturunan. Di samping itu, spesialisasi meningkat serta mobilitas
ekonomi dan sosial. Dengan demikian, laju pertumbuhan penduduk menjadi konstan
dan menurun.
Adapun yang menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan per
kapita dari pelaksanaan upaya minimum kritis adalah skala disekonomis internal dan
skala disekonomis eksternal. Skala disekonomis internal merupakan akibat dari faktor
produksi yang tidak dapat dibagi. Sedangkan skala disekonomis eksternal merupakan
akibat dari ketergantungan eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan di negara
berkembang. Para pengusaha, investor, penabung, dan inovator merupakan agen
pertumbuhan penduduk. Dengan adanya agen-agen tersebut, maka akan muncul
kewiraswastaan, peningkatan sumber pengetahuan, pengembangan keterampilan
masyarakat, peningkatan laju tabungan dan investasi.
Rangsangan pertumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Rangsangan Zero-Sum
Rangsangan ini tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi bersifat
upaya distributif, yaitu melalui:
a. Kegiatan non komersial dengan posisi monopolistik, kekuatan politik dan
prestise sosial.
b. Kegiatan komersial dengan tidak menambah sumber agregat.
c. Kegiatan spekulatif dengan memboroskan sumber kewiraswastaan yang
langka.
d. Kegiatan tabungan netto dengan nilai sosial yang lebih rendah dari
privatnya.
2. Rangsangan Positive-Sum
Rangsangan ini menuju pada pengembangan pendapatan nasional.
Dari kedua rangsangan tersebut di atas, kegiatan positive-sum tersebut yang
menghasilkan pembangunan ekonomi. Namun, kondisi di negara terbelakang tidak
memungkinkan sehingga para pengusaha cenderung melaksanakan kegiatan zero-sum.
Di negara terbelakang, ada beberapa pengaruh yang anti perubahan sehingga menekan
pendapatan per kapita, yaitu:
1. Kegiatan usaha zero-sum yang ditujukan untuk mempertahankan hak-hak
istimewa ekonomi yang ada melalui pembatasan peluang-peluang ekonomi
yang memiliki potensi berkembang.
2. Tindakan konservatif para buruh yang terorganisir maupun tidak terorganisir
yang bertujuan untuk menentang perubahan.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 5
3. Perlawanan terhadap gagasan dan pengetahuan baru serta daya tarik
pengetahuan klasik dan gagasan lama.
4. Kenaikan pengeluaran konsumsi mewah pribadi atau publik yang dasarnya
tidak produktif dengan menggunakan sumber-sumber yang sebenarnya dapat
dipergunakan untuk akumulasi modal.
5. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan buruh yang
ditimbulkannya dengan hal-hal lain tetap sama memiliki pengaruh yaitu
menipiskan modal per pekerja yang tersedia.
6. Rasio modal output yang tinggi.
Dengan upaya minimum kritis, maka pendapatan per kapita akan naik dan
cenderung menaikkan tabungan dan investasi sehingga terjadi:
1. Ekspansi agen pertumbuhan.
2. Sumbangan masyarakat terhadap per unit modal naik seiring rasio modal
output turun.
3. Berkurangnya keefektivan faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan.
4. Penciptaan kondisi lingkungan dan sosial sehingga mobilitas ekonomi dan
sosial naik.
5. Peningkatan spesialisasi dan perkembangan sektor sekunder dan tersier.
6. Terciptanya iklim yang cocok bagi perubahan yang lebih mendatangkan
perubahan ekonomi dan sosial khususnya pada lingkungan sehingga
menurunnya kesuburan dan laju pertumbuhan penduduk.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 6
E. STRATEGI PEMBANGUNAN SEIMBANG
Istilah pembangunan seimbang pertama kali dikemukan oleh Profesor Paul N.
Rosenstein-Rodan pada tahun 1953 yang kemudian diperkenalkan oleh Nurkse pada
tahun yang sama. Teori dorongan besar-besaran digagas untuk menciptakan
pembangunan di Eropa Timur dan Tenggara dengan industrialisasi secara besarbesaran.
Strategi pembangunan seimbang atau disebut juga teori dorongan besar-besaran
(big push theory) dengan membangun berbagai industri yang saling berkaitan secara
besar-besaran dalam waktu yang bersamaan. Strategi ini meliputi berbagai sektor yang
saling melengkapi, dimana pembangunannya dilakukan secara serentak dan harmonis.
Strategi ini bertujuan agar proses pembangunan tidak kesulitan dalam memperoleh
bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi, dan pasar.
Menurut teori ini, dalam suatu pembangunan diperlukan program besar yang
menyeluruh dalam bentuk suatu jumlah minimum investasi. Cara kerja sedikit demi
sedikit tidak akan mendorong ekonomi pada tingkatan pembangunan. Dalam hal ini,
Rosenstein-Rodan membedakan antar a tiga macam syarat mutlak minimal dan
ekonomi eksternal, yaitu:
1. Syarat Mutlak Minimal dalam Fungsi Produksi
Syarat ini meliputi investasi minimal input, output atau proses. Modal awal
dalam fungsi ini antara lain tenaga, angkutan, dan perhubungan.
2. Syarat Mutlak Minimal pada Permintaan
Agar tidak kekurangan pasar atau risiko kecilnya pasar, dibutuhkan pendirian
perusahaan yang saling berkaitan. Misalnya per usahaan dalam sektor industri
dan pertanian, sektor luar negeri dan domestik, sektor produktif dan
prasarana.
3. Syarat Mutlak Minimal pada Persediaan Tabungan
Tabungan merupakan syarat minimum dalam investasi. Ketika pendapatan
meningkat, tingkat tabungan marginal harus lebih tinggi dari tingkat rata-rata
tabungan.
Dengan tiga syarat mutlak minimal di atas dan adanya ekonomi eksternal yang
dapat dikembangkan, maka jumlah minimum investasi merupakan jalan satu-satunya
untuk mengatasi hambatan-hambatan pembangunan di negara terbelakang.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 7
BAB I I I
KESI MPULAN
Setiap negara tidak terlepas dari pembangunan ekonomi. Dalam meningkatkan
perekonomian negara, maka dibutuhkan strategi-strategi yang mantap. Di samping itu,
modal atau investasi merupakan syarat utama yang harus dimiliki suatu negara.
Dalam teori lingkaran perangkap kemiskinan, ternyata pembangunan di suatu negara
ditentukan oleh kondisi negara itu sendiri. Keadaan masyarakat yang terbelakang dan
masih tradisionil serta kekayaan alam yang kurang diberdayakan menyebabkan
produktivitas rendah. Produktivitas yang rendah menjadi hambatan untuk masyarakat
memperoleh pendapatan riil sehingga tabungan mereka menjadi rendah pula. Selanjutnya,
tabungan yang rendah menyebabkan pembentukan modal rendah yang mengakibatkan
pembentukan modal suatu negara menjadi rendah.
Teori kausasi kumulatif yang dikemukakan oleh Profesor Myrdal menyatakan bahwa
hubungan kerjasama antar a negara maju dan negara berkembang ternyata menimbulkan
ketimpangan. Negara maju memperoleh banyak keuntungan dari kerjasama tersebut.
Sementara itu, negara berkembang menerima dampak baliknya.
Teori perangkap keseimbangan tingkat rendah menyatakan hal yang sama dengan
strategi upaya minimum kritis sesuai hipotesa Malthus bahwa penduduk suatu negara
akan meningkat jika pendapatan per kapita meningkat. Dalam teori Nelson, ada empat
kondisi teknologis dan sosial yang mendatangkan perangkap keseimbangan tingkat
rendah. Nelson juga menggunakan tiga jenis hubungan untuk menggambarkan perangkap
ekonomi pada pendapatan rendah. Selain itu, Nelson menekankan sejumlah faktor yang
dibutuhkan untuk melepaskan diri dari perangkap keseimbangan tingkat rendah.
Strategi upaya minimum kritis dikemukakan oleh Profesor Leibenstein. Menurutnya,
pendapatan per kapita merupakan tumpuan dalam pembangunan ekonomi. Dengan
menaikkan pendapatan per kapita pada tingkat pembangunan yang berkesinambungan,
maka terjadi laju pertumbuhan penduduk. Sementara itu, pertumbuhan penduduk
merupakan fungsi dari pendapatan per kapita. Dengan naiknya pendapatan per kapita,
keinginan masyar akat untuk memperoleh keturunan akan menurun. Skala disekonomis
internal dan eksternal merupakan dua faktor yang mempengaruhi pendapatan per kapita.
Strategi pembangunan seimbang bertujuan untuk memajukan pembangunan
ekonomi dengan mendirikan industri-industri dalam berbagai sektor yang saling berkaitan
dalam waktu yang bersamaan. Dengan adanya industri-industri ini maka akan tercipta
suatu kondisi yang saling menguntungkan karena setiap perusahaan saling membutuhkan.
Di samping itu, dibutuhkan syarat-syar at mutlak minimal agar strategi ini dapat terpenuhi.
Strategi-strategi ini sebenarnya dapat diterapkan. Namun, tidak semua negara dapat
melakukannya karena berbagai hambatan. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dan
modal yang cukup besar bahkan mahal bagi negara-negara terbelakang.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 8
DAFTAR I STI LAH
Akumulasi adalah penimbunan atau penghimpunan.
Dampak Balik adalah segala perubahan yang bersifat merugikan yang disebabkan oleh
ekspansi ekonomi dari suatu tempat karena sebab-sebab di luar tempat tersebut.
Disebut juga backwash effects.
Dampak Sebar adalah pengaruh positif dari ekspansi ekonomi suatu daerah ke daerah
lainnya. Disebut juga spread effects.
Ekspansi Ekonomi adalah perluasan peredaran ekonomi di dalam sirkulasi.
Eksternalitas adalah jasa-jasa yang diperoleh dengan cuma-cuma oleh suatu industri dari
satu atau beberapa industri.
Kausasi adalah hubungan sebab dan akibat.
Korelasi adalah hubungan timbal balik.
Kumulatif adalah keadaan dimana terjadi suatu tumpukan atau kumulasi.
Stagnasi Ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang berjalan lambat dimana
pertumbuhan ekonomi lebih kecil daripada pertumbuhan ekonomi potensial.
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 9
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi UI
dengan Bima Grafika.
Jhingan, M.L. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: CV Rajawali.
Wahyu, Y. Istiyono dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Batam:
Karisma Publishing Group.
Website:
http:/ / www.smecda.com/ Buku_Sorotan/ 1-KELEMBAGAAN/ 2-PEMERINGKATAN/ 8BAB%202-Pemeringkatan-executive.pdf
http:/ / sudjilah.lecture.ub.ac.id/ 2010/ 05/ ekonomi-pembangunan-2/
http:/ / sucisetiyaningsih.blogspot.com/ 2009/ 08/ strategi-pertumbuhan-dan-pembangunan.html
http:/ / www.wikipedia.com/
Printed out by:
Printed on:
March 12, 2012
St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 10