Kolonialisme & imperialisme barat di indonesia
Tugas Sejarah Indonesia
Roy Nataz M
XI Akuntansi
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-nya lah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT” melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaaan pembaca
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Bekasi, 15 September. 2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHALUAN
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Pengertian Kolonialisme dan Imperlalisme
Kolonialisme
Istilah kolonialisme berasal dari kata koloni, yang dalam bahasa Latin adalah colonia yang berarti tanah pemukiman atau tanah jajahan. Dalam catatan sejarah, sistem koloni mulai muncul sejak zaman Yunani Kuno. Pada tahap perkembangannya, kolonial modern mulai tumbuh semarak sejak abad ke-16. Adapun yang menjadi cikal bakal politik kolonial modern adalah banyaknya penemuan basar yang dilakukan oleh para pedagang bangsa Barat (Eropa). Adapun bangsa yang disebut sebagai kolonisator partama adalah bangsa Portugis dan Spanyol.
Tujuan kolonialisme yang dilakukan oleh negara-negara Eropa pada umumnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi parkembangan industri dan memenuhi kejayaan. Sehingga negara-negara penjajah cenderung tidak memerhatikan kesejahteraan dan pendidikan rakyat di daerah jajahannya. Sehingga kehidupan rakyat di negara jajahan (koloni) tetap miskin dan penuh penderitaan.
Imperialisme
Imperialisme berasal dari kata imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja, imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospen). Imperialisme modern yang terjadi pascarevolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan, sebagai berikut.
Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industri.
Mendapatkan daerah pemasaran bahan industri.
Mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang.
Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa ke Negara-negara Bagian Timur
Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Kondisi tersebut menyebabkan tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dengan Eropa menjadi mundur, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah.
Berikut faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16.
Jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa, dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah.
Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan.
Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat.
Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin).
Semangat Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya.
Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan samudra, yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis, dan sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Masuknya Kekuasaan Asing di Indonesia .
Kedatangan bangsa asing di Indonesia semula bertujuan ingin berdagang rempah-rempah. Namun, kekayaan alam Indonesia yang berlimpah membuat mereka mengubah tujuan menjadi ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Berikut beberapa tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia.
Menguasai wilayah strategis guna misi perdagangan dan basis militer.
Mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya dengan menerapkan monopoli perdagangan.
Mencampuri urusan politik suatu wilayah.
Adapun tahap-tahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia sebagai berikut.
Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Tahun 1511, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Alberqueque tiba di Malaka. Mereka berperang melawan Sultan Malaka, yaitu Sultan Mahmud Syah (1488 -1528). Setelah Malaka berhasil dikuasai Portugis, perdagangan pun dimonopoli dan dikuasai oleh Portugis. Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan dari Pulau Hitu ke Ternate, Maluku, dengan tujuan menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Awalnya, kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh Raja Ternate, karena bangsa Portugis membantu Ternate melawan Tidore.
Praktik monopoli perdagangan cengkih yang dilakukan Portugis merugikan Ternate. Lama-kelamaan penguasa Ternate pun menolak bangsa Portugis. Puncak penolakan terjadi setelah Sultan Hairun dibunuh bangsa Portugis. Rakyat Ternate marah dan menyerang Portugis di bawah pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun. Bangsa Portugis dapat diusir dari wilayah Maluku tahun 1575. Setelah diusir dari Kepulauan Maluku, armada Portugis berlayar menuju Sumatra dan Jawa. Di Jawa, armada Portugis menjalin kontak dagang dengan Pasuruan, Blambangan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Banten. Di Sumatra, bangsa Portugis mencoba menguasai perdagangan lada dan cengkih, namun usahanya gagal karena kuatnya dominasi Kerajaan Aceh.
Kekuasaan VOC (Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602, pedagang-pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Dalam bahasa Indonesia, perkumpulan dikenal dengan nama Kompeni Belanda. Badan perdagangan Belanda ini pada dasarnya bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan untuk dapat memperkuat kedudukannya dalam menghadapi lawan-lawannya, seperti Portugis dan Spanyol.
Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarnevedt. VOC diberi hak istimewa, sehingga menjadi badan yang berdaulat. Hak istimewa itu sebagai berikut.
Hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dan Afrika.
Hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng-benteng, dan menjajah.
Hak untuk mengangkat pegawal-pegawainya.
Hak untuk memberi pengadilan.
Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Sebaliknya, VOC mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap pemerintah Belanda, yaitu:
bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan), serta
pada waktu perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut.
Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempah-rempah terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC.
Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar.
Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII.
Sebab-sebab kemunduran VOC sebagai berikut.
Banyak pegawai VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya.
Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar.
Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris, semakin tajam.
Pemerintah Daendels di Indonesia (1808-1811)
Kemenangan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte berimplikasi pada penguasaan negara-negara jajahan Belanda menjadi dikuasai oleh Prancis. Pada tahun 1808, Daendels diangkat menjadi gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tujuan utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan lnggris. Selain itu Daendels juga diberi tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Daendels melakukan beberapa upaya berikut.
Membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.100 km, tujuannya untuk melancarkan mobilitas militer di Pulau Jawa dan untuk mengangkut hasil pertanian.
Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang.
Melaksanakan sistem kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umum, termasuk pembangunan jalan.
Membangun angkatan perang, misalnya armada laut di Ujung Kulori, Banten.
Mencampuri urusan intern kerajaan-kerajaan Indonesia dan memengaruhi raja-raja di Indonesia.
Menjalankan sistem pemerintah diktator agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan.
Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak.
Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
Maskapai dagang Inggris, East Indian Company (EIC), mewakili pemerintah Inggris di Indonesia. Mereka mengangkat Sir Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur jenderal di Indonesia. Berikut beberapa langkah yang dilakukan Stamford Raffles di Indonesia.
Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan.
Mengurangi kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintah
Menghilangkan bentuk kerja paksa atau rodi.
Menghapus pelayaran Hongi model VOC.
Melarang perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme.
Menghapus segala macam bentuk penyerahan (upeti).
Memungut sewa tanah, sebab tanah dianggap sebagai milik negara.
Melaksanakan sistem penjurian dalam peradilan.
Masa pemerintahan Raffles di Indonesia tidak berlangsung lama, hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik di Eropa. Meskipun tidak berlangsung lama, namun kepemimpinan Raffles membawa perubahan di Indonesia. Raffles juga banyak berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan, seperti berikut
a. Meneliti tumbuh-tumbuhan dan menamai bunga temuannya Rafflesia Arnoldi.
b. Membangun Kebun Raya Bogor yang berisi tanaman tropis Indonesia.
c. Menulis buku History of Java yang berisi sejarah budaya Pulau Jawa.
5. Kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia
Setelah Prancis kalah perang, Napoleon harus menandatangani Konvensi London tahun 1814. Isi konvensi tersebut adalah Prancis harus mengembalikan status negara-negara jajahannya ke kedudukan semula sebelum ada penyerangan Napoleon. Indonesia harus diserahkan kembali pada Belanda. Penyerahan itu dilakukan tahun 1816. Akan tetapi, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan Bengkulu tidak ikut diserahkan.
Van den Bosch mengusulkan pemberlakuan sistem cultuurstelsel atau tanam paksa di Pulau Jawa. Usulan itu mendapat persetujuan dari parlemen Belanda. Mulailah pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia tahun 1830. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa sebagai berikut.
a. Ketentuan Sistem Tanam Paksa
1. Seperlima bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor. Tanaman yang harus dibudidayakan, antara lain teh, tebu, tembakau, merica, kayu manis, nila, kapas, dan tanaman lain yang laku dijual di pasaran Eropa.
2. Tanah tersebut dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
3. Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Belanda.
4. Apabila taksiran harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya itu menjadi hak rakyat.
5. Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah.
6. Waktu yang digunakan untuk menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi.
b. Ketentuan Sistem Tanam Paksa yang Dilanggar
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, ketentuan di atas banyak dilanggar untuk memperbesar keuntungan pemerintah Belanda. Ketentuan yang dilanggar sebagai berikut.
1. Tanah yang dijadikan lahan tanaman ekspor tidak hanya seperlima bagian, tetapi seluruhnya.
2. Lahan yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak.
3. Kegagalan, panen ditanggung oleh rakyat sendiri bukan pemerintah.
4. Jika taksiran hasil panen melebihi pajak, maka kelebihan itu tidak diberikan kepada rakyat.
5. Waktu yang digunakan untuk tanam paksa melebihi waktu untuk menanam padi. Hal ini disebabkan umur tanaman untuk tanam paksa lebih panjang.
c. Pengaruh Pemberlakuan Tanam Paksa
Kebijakan tanam paksa berpengaruh terhadap pemerintah Belanda maupun rakyat Indonesia. Harga pokok hasil pertanian tanam paksa sangat rendah, padahal harga jualnya sangat tinggi. Akibatnya, Belanda menjadi negara kaya. Tanam paksa membuat rakyat Indonesia sangat menderita dan kelaparan. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk mengurus tanaman paksa sehingga tanaman padi mereka jadi terlantar. Sisi baiknya, petani Indonesia mulai mengenai jenis tanaman baru yang diunggulkan sebagai komoditas ekspor.
1) Kelompok Pemilik Modal
Kelompok pemilik modal atau kaum kapitalis mendesak pemerintah agar menghapus sistem tanam paksa. Sebagai gantinya, para pemilik modal meminta agar diizinkan masuk ke Indonesia. Desakan kaum kapitalis itu berhasil membuat pemerintah Belanda menerapkan kebijakan Politik Pintu Terbuka. Artinya, para pemilik modal swasta diizinkan masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya.
2) Golongan Humanis di Belanda
a) Eduard Douwes Dekker
b) Van Deventer
c) Baron Van Hoevel
3) Kelompok Liberal di Negara Belanda
Golongan mayoritas parlemen Belanda dikuasai oleh pihak konservatif, sementara golongan minoritas atau golongan oposisi adalah kaum liberal. Kaum liberal menyuarakan agar tanam paksa dihapuskan. Usulan tersebut mendapat simpati dari sebagian besar penduduk negara Belanda dan rakyat Indonesia yang ada di sana. Kemenangan kaum liberal pada pemilu 1860, merealisasikan usulan tersebut. Tanam paksa dihapuskan tahun 1870 dimulai dengan penghapusan tanam paksa tebu.
Pemerintah Belanda kemudian menerapkan Politik Pintu Terbuka dengan mengeluarkan Undang-Undang, Agraria tentang kepemilikan tanah di daerah jajahan. Dalam pelaksanaannya, berdirilah perkebunan-¬perkebunan besar milik swasta dengan menyewa tanah rakyat Selain itu, banyak dilakukan pembangunan jalan, irigasi, dan sarana pembangunan lainnya. Politik Pintu Terbuka juga tidak banyak membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Muncul usulan Politik Balas Budi (Politik Etis) yang mulai dilaksanakan tahun 1900.
DAFTAR PUSTAKA
Alam S. Dan Henry Hidayat, 2008. Ilmu Pengetahuan Social Untuk SMK dan Mak Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Mutopo, M.H. Abib dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas X Program IPS, Jakarta: Yudhistira.
Rochamadi, Nur Wahyu. 2007. Ilmu Pengetahuan Social Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jilid 1. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Yulianti. 2007. 1700 Bank Soal Sejarah dan Dunia Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.
Read more: http://www.emakalah.com/2013/12/perkembangan-kolonialisme-dan.html#ixzz3DLtFZ6Vy