Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual
Vol 14 No.1, Juni 2021
ISSN: 1979 - 0716, e-ISSN 2615-8124
Fakultas Seni dan Desain
Universitas Multimedia Nusantara
KAJIAN LIGHTING PATTERNS PADA KARYA FOTOGRAFI
MODEL PAMERAN KIRANA DAKARA 2021
Rezki Gautama Tanrere
Diterima Oktober. 06, 2021; Disetujui Desember. 08, 2021
Abstrak: Lighting patterns merupakan teknik pengaturan pencahayaan dalam fotografi potret dengan memperhatikan bentuk cahaya dan bayangan pada wajah subjek yaitu seorang model. Teknik lighting patterns ini diterapkan pada karya-karya
fotografi dalam pameran Kirana Dakara 2021 yang merupakan pameran oleh mahasiswa pengampu mata kuliah Advanced Photography program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Multimedia Nusantara yang diselenggarakan di Dharma
Negara Alaya, Denpasar, Bali. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
penggunaan berbagai jenis lighting patterns memiliki peran dan fungsi yang berbeda.
Dengan pemilihan lighting patterns yang tepat, hasil karya foto dapat memberikan
pesan dan kesan yang sesuai dengan konsep maupun tema yang ingin dicapai oleh
fotografer. Alhasil penggunaan berbagai jenis lighting patterns pada karya fotografi
yang dipamerkan dalam Kirana Dakara 2021 dapat menjadi salah satu media visual
yang ampuh dalam memperkenalkan karakter-karakter legenda nusantara Indonesia.
Kata Kunci: lighting patterns; fotografi model; pameran fotografi
Abstract: Lighting patterns is a technique of lighting settings in portrait photography
that pays attention to the shapes of light and shadow on the subject’s face, in general
a model. This lighting patterns technique are applied on the photographic works at
Kirana Dakara 2021 exhibition, an exhibition by students from Advanced Photography
course in the Visual Communication Design study program, Multimedia Nusantara
University, held at Dharma Negara Alaya, Denpasar, Bali. The results of this research
conducted indicate that the use of various types of lighting patterns has different roles
and functions. By choosing the right lighting patterns, each photo works can give a
message and impression that is in accordance with the concept and theme that the photographer wants to achieve. As a result, the use of various types of lighting patterns
in the photographic works exhibited at Kirana Dakara 2021 can be a powerful visual
medium in introducing the legendary characters of the Indonesian archipelago.
Keywords: lighting patterns; model photography; photography exhibition
Rezki Gautama Tanrere adalah staff pengajar
prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan
Desain Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
Tangerang.
1
203
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
e-mail :
[email protected]
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
Pendahuluan
Cahaya (light) dalam fotografi merupakan elemen yang sangat penting dalam menghasilkan sebuah gambar melalui
perangkat media rekam berupa kamera
agar mendapatkan paparan intensitas
cahaya (exposure) yang tepat (Wahyu
Dharsito 2014: 4). Intensitas cahaya dapat
dipahami melalui pemahaman dasar segitiga exposure yaitu ISO, shutter speed,
dan aperture, namun dalam menghasilkan
foto yang menarik tidak hanya dibutuhkan pengaturan exposure yang tepat, terdapat pengaturan hal lainnya yang sama
pentingnya yaitu pengaturan pencahayaan (lighting). Pengaturan pencahayaan
(lighting) yang berbeda dapat memberikan suasana dan kesan foto yang berbeda
pula, oleh karena itu dalam fotografi model diperlukan pengetahuan tentang pola
cahaya (lighting patterns) untuk menghasilkan foto dengan konsep maupun
tema yang diinginkan. Lighting patterns
merupakan teknik dalam fotografi model
dengan cara mengatur intensitas cahaya,
posisi cahaya, arah cahaya , jumlah pencahayaan, serta pemakaian aksesoris tambahan pembantu maupun pembentukan
pencahayaan. Teknik lighting patterns ini
diterapkan dalam fotografi model yang
ditampilkan pada pameran fotografi Kirana Dakara 2021.
Kirana Dakara merupakan pameran
dengan konten utama berupa karya-karya
fotografi yang diadakan oleh mahasiswa
pengampu mata kuliah Advanced Photography program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Multimedia
Nusantara. Pada tahun 2019, Kirana Dakara mengadakan pameran pertamanya
di Kota Bangkok, Thailand. Pada tahun
2021, Kirana Dakara kembali mengadakan pameran keduanya selama tiga hari
mulai dari tanggal 21 hingga 23 Juli 2021
di Dharma Negara Alaya, Denpasar, Bali.
Jumlah karya yang dipamerkan sebanyak 86 karya, sebagian besar karya yang
dipamerkan merupakan karya fotografi.
Rezki Gautama Tanrere1
Namun terdapat pula karya-karya seni
dari media lainnya seperti lukisan pada
media kanvas, lukisan pada media tekstil,
ilustrasi digital, perancangan suara, dan
karya seni instalasi. Meskipun memiliki
jenis dan karakter yang beragam, karyakarya tersebut dapat membentuk satu kesatuan konsep yang kuat yang mengikuti
tema utama pamerannya.
Konsep utama Kirana Dakara berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti kecantikan yang dikenang sepanjang
masa, melalui konsep tersebut prioritas
utama yang ditampilkan adalah kecantikan. Pada tahun 2021, Kirana Dakara mengambil tema kecantikan legenda
dan kepahlawanan nusantara, dan untuk
mendukung tema ini diperlukan proses
kurasi karya yang tepat sehingga konsep
tiap karya dapat sinkron dengan tema.
Salah satu aspek penting yang dipertimbangkan oleh para kurator dalam proses
kurasi merupakan lighting patterns yang
hadir pada karya-karya fotografi.
Metode Penelitian
Penulis mendalami permasalahan
mengenai penerapan lighting patterns
pada karya fotografi model yang ditampilkan dalam pameran Kirana Dakara
2021. Masalah didalami menggunakan
metode kualitatif. Data primer didapatkan melalui observasi terhadap sampel
hasil beberapa foto yang dipamerkan
dalam pameran fotografi Kirana Dakara
2021 dengan pendekatan teori berbagai
penerapan jenis lighting patterns. Sementara itu, data sekunder didapatkan
melalui teori terkait pencahayaan baik
secara component light source maupun
light source positioning dalam fotografi.
Analisis data hasil observasi yang difokuskan pada karya foto model dikaji
menggunakan teori semiotika Ferdinand
De Saussure dengan mengidentifikasi
tanda yang hadir melalui makna signifi-
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
204
Rezki Gautama Tanrere1
er (penanda) dan signified (petanda) dari
pembentukan lighting patterns yang pada
karya-karya foto. Kerangka pikir yang
digunakan penulis dalam penelitian ini
dapat dilihat melalui bagan pada Gambar
1. Hasil analisis tersebut kemudian disimpulkan menjadi jawaban dari masalah
yang dibahas dalam penelitian.
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
pengaturan tiga faktor teknik utama dalam fotografi yaitu ISO, aperture, dan
shutter speed. Faktor lain yang berhubungan dengan intensitas cahaya yaitu durasi, yang dibagi menjadi dua jenis
yaitu pencahayaan kontinu (cahaya terus
menerus) dan pencahayaan kilat (cahaya
yang menyala sekilatan bersama dengan
pemotretan).
Kualitas pencahayaan dapat dibagi
menjadi hard light dan soft light. Hard
light memiliki karakter keras, kontras,
dan bayangan yang tajam. Sedangkan
soft light memiliki karakter lembut, gradasi yang halus, dan bayangan yang lembut. Pembentukan cahaya menjadi hard
light atau soft light tergantung pada luas
sumber cahaya dan jarak terhadap objek
(Wahyu Dharsito 2014: 6).
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Cahaya
Fotografi secara literatur dapat diartikan sebagai melukis dengan cahaya.
Cahaya dapat diibaratkan sebagai media
lukis dengan beraneka ukuran bentuk dan
ketajaman. Pemilihan dan penggunaan
alat yang tepat beserta teknik yang sesuai
akan menampilkan detail, dimensi, serta
memunculkan karakter sesuai konsep fotografer (Wahyu Dharsito 2014: 4). Pengaturan pencahayaan mengacu pada empat karakteristik utama yaitu intensitas,
kualitas, warna, dan arah cahaya.
Intensitas merupakan karakter utama
yang dikenal dengan kata sifat terang dan
redup. Intensitas mempengaruhi exposure dari gambar yang dihasilkan melalui
205
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
Setiap sumber cahaya memiliki komposisi spektrum warna yang berbeda-beda. Perbedaan spektrum warna ini menyebabkan ciri khas pada masing-masing
sumber cahaya. Dan karakteristik yang
terakhir yaitu penerapan cahaya dapat
dilakukan dari berbagai arah dari atas,
depan, samping, bawah, atau belakang.
Penempatan arah cahaya yang berbeda
akan memberikan efek terang gelap atau
pembentukan yang berbeda-beda pada
objek. Pembentukan bagian yang terang,
gelap, atau bayangan mampu memberikan kesan visual yang berbeda.
Kesan atau citra yang disampaikan
dalam sebuah foto tidak hanya dibentuk
oleh cahaya, namun juga oleh bayangan.
Cahaya membentuk sisi terang dan menimbulkan bayangan pada bagian yang
tidak menerima cahaya, sehingga adanya
bagian gelap memberikan kesan, bentuk,
tekstur, dimensi, dan kontur dari objek.
Kehadiran cahaya dan bayangan pada
objek tidak sekedar ditampilkan, namun
harus memiliki bentuk secara spesifik
sehingga menimbulkan kesan yang lebih
mendalam pada makna foto, hal ini dapat
diterapkan melalui pembentukan lighting
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
patterns.
Lighting Patterns
Intensitas, kualitas, dan arah cahaya
dalam fotografi diterapkan melalui component light source yaitu pemilihan, jumlah, fungsi, dan posisi lampu. Terdapat
enam jenis component light source yaitu
main light sebagai lampu utama, fill light
sebagai lampu pembantu, serta rim light,
hair light, back light, dan background light
sebagai penambah aksen cahaya yang
memberikan kesan hidup pada foto. Selain pengaturan component light source,
pengaturan selanjutnya adalah light
source positioning yaitu pemilihan posisi objek terhadap cahaya utama sehingga menimbulkan bagian yang terang dan
gelap. Hal ini ditandai dengan jatuhnya
cahaya dan bayangan pada sisi objek yang
terlihat dalam hasil foto. Terdapat dua
jenis light source positioning yaitu broad
lighting dan short lighting. Pada broad
lighting, main light menerangi sisi wajah
model yang menghadap ke arah kamera,
sedangkan sisi wajah yang lebih jauh dari
kamera mendapat cahaya dengan intensitas yang lebih kecil (Prakel, 2010: 43).
Broad lighting dapat membuat wajah
terlihat lebih berisi dan umumnya diterapkan pada model berwajah tirus supaya
terlihat lebih lebar. Sedangkan pada short
lighting, main light menerangi sisi wajah
model yang berlawanan arah dari kamera
sehingga sisi wajah yang lebih dekat dari
kamera mendapat intensitas cahaya yang
lebih sedikit (Prakel, 2010: 43). Short
lighting memperkuat kontur wajah dengan aplikasi kuat atau lemahnya intensitas cahaya. Short lighting dapat membuat
wajah terlihat lebih tirus, sehingga umumnya diterapkan pada model berwajah
bulat agar terlihat lebih ramping.
Selain itu terdapat pula hal esensial
dalam pengaturan lighting fotografi yaitu
pengaturan lighting patterns yang merupakan teknik pengaturan posisi serta
Rezki Gautama Tanrere1
sudut jatuhnya cahaya dan bayangan sehingga dapat membentuk pola cahaya atau
pola bayangan dengan bentuk yang spesifik. Lighting patterns menggambarkan
hubungan antara sumber cahaya dengan
objek utama dalam foto yaitu wajah model dan tidak ada hubungannya dengan
posisi wajah terhadap kamera. Lighting
patterns bersifat mengikuti arah wajah
model dan apabila terjadi perubahan posisi wajah dari tampilan depan, sumber
cahaya harus ikut berubah mengikuti
posisi wajah untuk menjaga lighting patterns. Terdapat empat jenis lighting patterns, yaitu butterfly lighting atau yang
sering disebut sebagai paramount lighting, rembrandt lighting, loop lighting,
dan side lighting.
Butterfly Lighting
Butterfly lighting atau juga dikenal
sebagai paramount lighting merupakan
lighting patterns yang ditandai dengan
kehadiran bayangan berbentuk segitiga atau menyerupai siluet kupu-kupu
langsung di bawah hidung. Butterfly
lighting dihasilkan dengan menempatkan
main light di atas wajah model, segaris
lurus dengan hidung model, hal ini dapat
dilihat melalui diagram pemotretan yang
ada di gambar 2. Posisi yang cukup tinggi
diperlukan untuk menciptakan bayangan
di bawah hidung dan dagu pada model.
Gambar 2. Diagram Butterfly Lighting.
(Sumber: http://www.dpmag.com)
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
206
Rezki Gautama Tanrere1
Butterfly lighting dianggap sebagai
pencahayaan bergaya glamour dengan
terciptanya garis bayangan pada pipi
model sehingga yang menonjolkan tulang
pipi dan garis rahang, serta garis bayangan tipis pada tulang hidung sehingga hidung model terlihat lebih mancung atau
runcing. Pola pencahayaan ini cocok untuk model berwajah tirus, namun kurang
ideal untuk wajah yang berisi. Butterfly
lighting juga dikenal sebagai salah satu
pencahayaan yang digunakan sebagai foto
kecantikan maupun produk-produk kecantikan (Dantzig, 2010: 32).
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
Gambar 4. Close Up Karya Foto Sinta si Suci, Cantik
nan Setia
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
si melalui penanda kehadiran bayangan
berbentuk segitiga yang terdapat tepat
pada bagian bawah hidung model yang
dapat dilihat secara close up pada gambar
4, sehingga petanda yang dapat diketahui
melalui foto ini, yaitu penempatan posisi
sumber cahaya utama berada tepat di depan wajah model dengan ketinggian yang
cukup signifikan antara 90 cm hingga 120
cm di atas wajah model. Petanda dengan
penempatan posisi sumber cahaya tersebut mempertegas garis rahang dan tulang
pipi sehingga mempertegas struktur wajah model agar terlihat lebih tirus dan
anggun, hal ini dinamakan adanya penggunaan lighting patterns dengan teknik
butterfly lighting.
Gambar 3. Karya Foto Sinta si Suci, Cantik nan Setia
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
Salah satu karya foto pada pameran
Kirana Dakara 2021 yang menggunakan
teknik lighting patterns dengan butterfly lighting yaitu karya berjudul Sinta si
Suci, Cantik nan Setia yang dapat dilihat
pada gambar 3. Hal ini dapat diidentifika-
207
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
Karya ini menampilkan Sinta sebagai
salah satu tokoh protagonis pada kisah
Ramayana yang menceritakan kesetiaan
dan kesucian cinta kepada Rama. Latar
depan berupa kobaran api merupakan
penggambaran kondisi kobaran api saat
Kerajaan Alengka jatuh dan kesetiaan
cinta Shinta yang rela menceburkan diri
ke dalam kobaran api.
Penggunaan butterfly lighting dapat
memperkuat karakter tokoh Sinta menjadi lebih glamour. Hal ini dapat terlihat
dengan munculnya garis bayangan pada
tulang pipi wajah model sehingga memperkuat struktur wajah model agar terli-
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
hat lebih tirus, selain itu kehadiran garis
bayangan pada tulang hidung menghasilkan kesan hidung yang lebih mancung
pada model. Sifat-sifat pembentukan cahaya dan bayangan tersebut diidentifikasi
sebagai bentuk fisik layaknya kata cantik
pada seseorang, hal ini sesuai dengan
karakter Sinta yang dikenal akan kecantikannya.
Rembrandt Lighting
Rembrandt lighting merupakan lighting patterns yang ditandai dengan bentuk
segitiga cahaya pada pipi atau di bawah
mata model. Cahaya yang terpapar pada
salah satu sisi muka model menembus
melalui lekukan hidung untuk menerangi tulang pipi pada sisi yang tidak terkena
cahaya sehingga menghasilkan pembentukan cahaya segitiga (Prakel, 2010: 205).
Rembrandt lighting dinamai dari pelukis
Belanda abad ke–17, bernama Rembrandt
van Rijnabad yang dikenal dengan teknik
Chiaroscuro dengan menekankan cahaya
dan bayangan pada wajah model, sehingga menambahkan kesan misteri dan dramatis.
Gambar 5. Diagram Rembrandt Lighting.
(Sumber: http://www.dpmag.com)
Rezki Gautama Tanrere1
5. Rembrandt lighting dianggap sebagai
pencahayaan bergaya natural yang dapat
pula meningkatkan bentuk dan tekstur
wajah model.
Karya foto berjudul Bara, Lara,
dan Nestapa yang dapat dilihat di Gambar 6, merupakan salah satu karya dalam
Kirana Dakara 2021 yang menggunakan
teknik lighting patterns secara rembrandt
lighting. Hal ini dapat diketahui dengan
penanda kehadiran cahaya berbentuk
segitiga pada pipi kanan di bawah mata
model yang dapat dilihat secara close up
pada Gambar 7. Penanda ini dapat diidentifikasi sebagai petanda bahwa posisi
sumber cahaya berada pada serong kiri
model dengan ketinggian sekitar 30 hingga 45 cm di atas wajah model. Petanda
melalui pengaturan posisi sumber cahaya
utama tersebut memperkuat tekstur wajah model sehingga terlihat lebih natural
namun dalam kesan lebih dramatis seakan model diterangi dengan pencahayaan
secara alami, hal ini dapat ditandai bahwa karya menggunakan lighting patterns
dengan teknik rembrandt lighting.
Hasil karya Bara, Lara, dan Nestapa
menggambarkan sosok Srikandi yaitu
dewi perang wanita dalam mitologi Jawa.
Kata bara menggambarkan sosok Srikandi yang berjiwa api pada peperangan yang
kelam dengan suasana lara dan nestapa.
Penggunaan rembrandt lighting pada
foto ini menghasilkan efek dramatisasi,
hal ini dapat terlihat dari kekontrasan
antara terang dan gelap cahaya pada wajah model. Penegasan bentuk segitiga di
bawah mata model menghasilkan ciri
khas pencahayaan yang natural, serta
penegasan tekstur wajah yang memberi
penekanan karakter sesuai dengan tema
dan konsep yang diinginkan.
Pembentukan rembrandt lighting
menyerupai loop lighting, namun sumber
cahaya lebih turun ke arah kiri atau kanan
wajah model, hal ini dapat dilihat melalui
diagram pemotretan yang ada di gambar
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
208
Rezki Gautama Tanrere1
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
Loop Lighting
Loop lighting merupakan lighting
patterns yang ditandai dengan adanya
bayangan berbentuk lingkaran pada bagian samping bawah hidung. Loop lighting dihasilkan dengan menempatkan
main light di atas sumbu kamera namun
pada posisi sedikit ke kanan atau kiri dari
arah model dimana diagram pemotretan
dapat dilihat melalui gambar 8. Cahaya yang tercipta dari segitiga rembrandt
lighting pada loop lighting memanjang
dan menyebar sehingga bayangan lingkaran yang tercipta dapat terlihat dengan
jelas dan tidak menyebar hingga hilang
ke dalam bayangan luar pipi atau bawah
mulut (Dantzig, 2010: 30).
Gambar 6. Karya Foto Bara, Lara, dan Nestapa
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
Gambar 8. Diagram Loop Lighting.
(Sumber: http://www.dpmag.com)
Loop lighting dianggap sebagai pencahayaan dasar bagi banyak foto potret
karena tidak menampilkan dramatisasi
namun tetap tidak datar maupun polos,
sehingga pola tersebut cocok untuk berbagai wajah, namun lebih cocok untuk wajah berbentuk oval.
Gambar 6. Karya Foto Bara, Lara, dan Nestapa
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
209
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
Salah satu karya fotografi model yang
dipamerkan pada Kirana Dakara 2021
dengan menggunakan teknik loop lighting yaitu karya berjudul Legenda Putri
Tingang yang dapat dilihat pada gambar
9. Secara close up yang dapat dilihat secara gambar 10, dapat diketahui dengan
kehadiran penanda bayangan berbentuk
lingkaran di samping kiri bawah hidung
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
model. Penanda ini menjadi petanda bahwa posisi sumber cahaya berada pada serong kiri wajah model dengan ketinggian
antara 60 cm hingga 90 cm dari tinggi
wajah model, dengan penempatan posisi
sumber cahaya tersebut terlihat pencahayaan pada wajah model tidak datar dan
terlihat natural namun tidak terkesan
dramatis. Selain itu dengan kehadiran
pola bayangan berbentuk oval di samping hidung menghasilkan bentuk wajah
oval model agar terlihat lebih tirus, hal ini
dinamakan adanya penggunaan lighting
patterns yang ditandai dengan penggunaan teknik loop lighting di dalam sebuah
karya fotografi model.
Rezki Gautama Tanrere1
Gambar 10. Close Up Karya Foto Legenda Putri Tingang
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
burung tingang. Latar belakang hitam
dan gelap dengan daun-daun kering
beserta ranting yang jatuh menggambarkan suasana gelapnya hutan tempat Putri
Intan dikutuk menjadi burung tingang
serta menggambarkan pula kesan kemalangannya. Di tengah kemalangannya
tersebut, Putri Intan masih menunjukkan pesona dan kecantikan yang luar biasa sebagai burung tingang. Penggunaan
loop lighting digunakan untuk mempertahankan bentuk muka model yang oval
sehingga tetap terlihat tirus. Selain itu,
penggunaan loop lighting menghasilkan
cahaya dan bayangan yang tidak datar
dan lebih alami namun tidak menutupi efek transformasi kecantikan pada
riasan, wardrobe dan keseluruhan konsep model.
Side Lighting
Gambar 9. Karya Foto Legenda Putri Tingang
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
Karya tersebut mengangkat cerita
rakyat Dohong dan Tingang dari Kalimantan Tengah. Pada karya ini ditampilkan
seorang wanita sebagai Putri Intan yang
sedang bertransformasi menjadi seekor
Jenis lighting patterns yang terakhir
yaitu side lighting dihasilkan dengan menempatkan main light pada posisi kanan
atau kiri dari arah samping wajah model
dan setara dengan tingkat mata, hal ini
diilustrasikan melalui diagram pemotretan yang ada di Gambar 11.
Pencahayaan dari samping wajah
model menghasilkan bayangan pada
setengah sisi lainnya, hal ini dapat memberikan kesan yang sangat dramatis dan
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
210
Rezki Gautama Tanrere1
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
Gambar 11. Diagram Side Lighting.
(Source: http://www.dpmag.com)
maskulin karena wajah yang terbelah
sempurna di tengah garis hidung dengan
menciptakan sisi terang dan gelap pada
wajah model (Prakel, 2010: 225). Selain
itu, side lighting dapat pula mempertegas tekstur pada permukaan wajah model
pada sisi yang terpapar cahaya.
Karya foto dalam Kirana Dakara 2021
yang menggunakan teknik side lighting
yaitu karya berjudul Nyi Blorong, yang
dapat dilihat pada Gambar 12. Hal ini
diidentifikasi melalui penanda bentuk
bayangan yang terdapat pada setengah
sisi wajah model dan cahaya yang terpapar pada setengah sisi wajah lainnya yang
dapat dilihat melalui Gambar 13 secara
close up, sehingga petanda yang dapat
diketahui dalam foto ini yaitu penempatan
posisi sumber cahaya yang berada tepat
di samping kiri wajah model atau kanan
dari arah fotografer. Petanda melalui penempatan posisi sumber cahaya tersebut
mempertegas antara gelap bayangan dan
terangnya pencahayaan pada wajah model sehingga kesan dramatisasi sangat terlihat pada konsep foto dan memperkuat
karakter wajah model, hal ini ditandai
dengan penggunaan lighting patterns
dengan teknik side lighting.
Pada karya ini digambarkan sosok
Nyi Blorong yang kuat, tangguh, sakti,
dan penuh kemewahan sebagai panglima
211
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
Gambar 12. Karya Nyi Blorong
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
Gambar 13. Close Up Karya Nyi Blorong
(Sumber: Kirana Dakara 2021)
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021
terkuat milik Kanjeng Ratu Kidul. Nyi
Blorong memiliki wujud setengah manusia setengah ular dan merupakan penguasa keraton pantai Selatan dengan tugas
untuk menyesatkan manusia agar terjerumus ke pesugihan dan menjadikan manusia sebagai budak-budaknya yang taat.
Penggunaan side lighting memperkuat
karakter tokoh Nyi Blorong menjadi lebih
tegas, dan kuat karena wajah model yang
terpapar cahaya menjadi lebih jelas dengan terlihatnya tekstur pada wajahnya. Selain itu, kehadiran komposisi secara tonal
kontras yang menampilkan kekontrasan
antara terang dan gelap memberikan efek
yang sangat dramatis pada hasil foto.
Kehadiran berbagai macam lighting patterns tidak hanya memperkuat
bentuk fisik dari model, namun ikut mempertajam penekanan konsep dan tema
yang diinginkan oleh fotografer.
Kesimpulan
Dalam fotografi potret dengan subjek
utama model intensitas, jumlah, arah cahaya, serta pemakaian berbagai macam
aksesoris tambahan saja tidak cukup untuk menghasilkan karakter model maupun penguatan cerita yang diinginkan. Sehingga dibutuhkan pula penerapan teknik
lighting patterns yang benar dan tepat
agar dapat tercipta konsep sesuai dengan
tema yang diinginkan, serta mempertegas
pembentukan struktur dan tekstur wajah
model.
Efektivitas penggunaan lighting patterns dapat terlihat pada hasil karya foto
yang dipamerkan dalam pameran Kirana
Dakara 2021. Penggunaan berbagai jenis
lighting patterns, yaitu butterfly lighting yang mempertegas struktur wajah
model, rembrandt lighting memberikan
kesan dramatis namun natural dengan
pembentukan cahaya dan bayangan yang
berkarakter, loop lighting dengan pencahayaan sederhana namun tetap tidak
Rezki Gautama Tanrere1
terkesan datar yang mempertahankan
bentuk wajah model serta menampilkan
pencahayaan yang alami, dan side lighting yang menimbulkan efek dramatis dan
mempertegas tekstur wajah model yang
terpapar oleh cahaya. Penggunaan lighting patterns pada Kirana Dakara 2021 ini
dapat menjadi salah satu cara ampuh untuk memperkenalkan karakter maupun
karakteristik legenda dan kepahlawanan
Indonesia agar dapat lebih dikenal secara
nasional maupun internasional.
Referensi
Bradbury, R. (2021). Mastering Lighting
& flash Photography. Sussex: Ammonite Press. Dantzig,
Dharsito, W. (2014). Basic Lighting for
Photography. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Fanani, F. (2013). Semiotika Strukturalisme Saussure. The Messenger, 5 (1),
10-15. http://dx.doi.org/10.26623/
themessenger.v5i1.149
Fancher, N. (2018). Chroma: A Photographer’s Guide to Lighting with Color.
California: Rocky Nook.
Hough, C. (2013). Studio Photography
and Lighting: Art and Techniques.
Marlborough: Crowood Press.
Hunter, F., Biver, S., Fuqua, P., & Reid, R.
(2021). Light, Science and magic: An
Introduction to Photographic lighting. New York: Routledge.
Knight, C. (2017). The Dramatic Portrait:
The Art of Crafting Light and Shadow.
California: Rocky Nook.
L, J. (2012). Photographing Shadow and
Light: Inside the Dramatic Lighting
Techniques ans Creative Vision of
Portrait Photographer. New York:
Amphoto Books.
Mchugh, S,T. (2018). Understanding Pho-
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
212
Rezki Gautama Tanrere1
tography. San Francisco: No Starch
Press.
Model, A. (2010). Basic lighting for beauty.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Pegram, B. (2014). Light a Model. New
York: Amherst Media.
Peterson, B. (2020). Understanding Portrait Photography. California: Watson
Guptill.
Plater, S., & Wilkinson, P. (2016). Mastering Portrait Photography. Sussex: Ammonite Press.
Prakel, D. (2010). The visual dictionary of
photography. Switzerland: AVA Book.
Savini, D. (2012). Masterclass: Professional Studio Photography. California:
Rocky Nook.
Sudjiman, P., Zoest, A.V. (1996). Serba-serbi Semiotika. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. (2011). Semiotika Komunikasi
Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Stephen. (2010). Portrait lighting for digital photographers. New York: Amherst
Media.
Valenzuela, R. (2016). Picture perfect
Lighting: An Innovative Lighting System for Photographing People. California: Rocky Nook.
213
Vol. XIV, No. 2 Desember 2021
Kajian Lighting Patterns pada Karya
Fotografi Model Pameran Kirana
Dakara 2021