Academia.eduAcademia.edu

Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini

2019, At Turots: Jurnal Pendidikan Islam

Kunci kebahagiaan seseorang ada pada perangai dan karakternya, Apabila seorang anak ditelantarkan pendidikannya, tentu sebagian besar akan tumbuh menjadi orang yang buruk akhlaknya. Pendidikan akhlak dilaksanakan sejak usia dini, hal ini dikarenakan pada usia tersebut jiwa anak masih dalam keadaan suci, bersih dan belum terkontaminasi dengan berbagai macam perangai buruk. Metode pendidikan akhlak adalah; keteladanan, pembiasaan, nasihat dan perhatian. Adapun strategi pendidikan akhlak secara langsung berupa; teladan, anjuran dan latihan. Strategi tidak langsung berupa; larangan, hukuman, hadiah dan pengawasan.

Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DINI Suhartono, Nur Latifah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta Abstrak Kunci kebahagiaan seseorang ada pada perangai dan karakternya, Apabila seorang anak ditelantarkan pendidikannya, tentu sebagian besar akan tumbuh menjadi orang yang buruk akhlaknya. Pendidikan akhlak dilaksanakan sejak usia dini, hal ini dikarenakan pada usia tersebut jiwa anak masih dalam keadaan suci, bersih dan belum terkontaminasi dengan berbagai macam perangai buruk. Metode pendidikan akhlak adalah; keteladanan, pembiasaan, nasihat dan perhatian. Adapun strategi pendidikan akhlak secara langsung berupa; teladan, anjuran dan latihan. Strategi tidak langsung berupa; larangan, hukuman, hadiah dan pengawasan. Kata kunci: kebahagiaan, usia dini, strategi dan pendidikan Abstract The key to a person's happiness is in his temperament and character, if a child is abandoned by his education, of course most will grow into a person who is morally ill. Moral education is carried out from an early age, this is because at that age the child's soul is still pure, clean and not contaminated with various kinds of bad things. The method of moral education is; exemplary, habituation, advice and attention. The strategy for moral education is directly in the form of; example, advice and practice. Indirect strategy in the form of; prohibitions, punishments, gifts and supervision. Keywords: happiness, early age, strategy and education A. Pendahuluan Akhlak dalam pendidikan agama Islam menempati posisi yang sangat penting, salah satu tujuan terpenting adalah Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 87 Suhartono, Nur Latifah pengembangan akhlak secara komprehensif, meliputi hubungan seseorang dengan Allah Ta‟ala maupun dengan dirinya dan sesama, baik secara individual maupun kolektif, begitu pula baik dengan lingkungan. Tujuan pertama mempelajari akhlak adalah karena akhlaklah Rosulullah Muhammad Sholallahu’alaihiwasallam diutus, sesuai dengan sabda beliau: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”, (HR. Abu Hurairah). Sesungguhnya antara akhlaq dengan aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali. Karena akhlaq yang baik sebagai bukti keimanan dan akhlaq yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlaq muslim berati semakin kuat keimanannya. Kunci kebahagiaan seseorang ada pada perangai dan karakternya, ketika seseorang senantiasa membiasakan diri dengan karakter baik, maka hal ini menjadi tanda kebaikannya. Mengenai hal ini Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa kebahagian dan kesengsaraan seseorang ada pada perangai dan karakternya, dan tiada yang bisa menggapai kebaikan di dunia dan di akhirat kecuali dengan perangai dan karakter yang baik. 1 Kecenderungan manusia dalam melakukan akhlak baik atau buruk, merupakan bentuk dari proses, inilah yang sebenarnya sangat 1 berperan dalam membentuk terminal akhir dari Ibnu Qayyim, Madaarijus Saalikiin wa Baina Manaazil Iyyaaka Na’budu WaIyyaaka Nasta’iin, (Beirut : Dar Ehia Al-Thourath Al-Arabi, 1999), Vol.2, hlm. 294. 88 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini kecenderungan manusia. Proses ini yang kemudian dijadikan oleh para ahli pendidikan untuk mengonsep agar manusia tetap bertahan dalam kebaikan, yaitu melalui pendidikan. Pendidikan akhlak harus ditanamkan sejak dini, karena pendidikan karakter merupakan perkara yang sangat urgent, sehingga tidak boleh diabaikan, kebaikannya akan dirasakan individu maupun masyarakat secara luas.2 Usia dini merupakan masa emas perkembangan yang sangat penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan dari orang tua maupun pendidik di sekolah. Apabila sejak usia dini seorang anak ditelantarkan pendidikannya, tentu sebagian besar akan tumbuh menjadi orang yang buruk akhlaknya. Akan tetapi, sang anak dapat dihindarkan dari akhlak yang buruk tersebut apabila ia diperhatikan pendidikannya secara penuh serta dikondisikan pada lingkungan yang baik. B. Pengertian Pendidikan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan 3 Dalam konteks Islam istilah pendidikan telah dikenal dengan banyak istilah yang beragam yaitu at-tarbiyah, at-ta‟lim, Hasan bin Ali bin Hasan Al-Hajjaaji, Al-Fikru at-Tarbawi‘inda Ibnil Qayyim, cet.1, (Jeddah: Daar haafidz lin Nasyri wa at-Tauzii‟,1988), hlm. 318 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 326. 2 Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 89 Suhartono, Nur Latifah dan at-ta‟dib. Dari setiap istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda-beda. Walaupun dalam beberapa hal mempunyai arti yang sama. 1. al-Tarbiyah Kata tarbiyah berasal dari kata -‫تربي ة يربي – ربي‬yang berarti memelihara, mendidik, mengasuh. Menurut Ibnu Abdillah Muhammad bin Ahmad alAnshari al-Qurthubi mengartikan bahwa rabb adalah pemilik, maha memperbaiki, maha mengatur, maha menambah, maha menunaikan. Sedangkan menurut al-Jauhari adalah memberi makan, memelihara, mengasuh. digunakan untuk 4 Dalam al-Qur‟an kata “rabba” ini Tuhan, karena Tuhan sifatnya mendidik,mengasuh,memelihara dan pencipta. 2. al-Ta‟lim Kata ta‟lim berasal dari kata „allama yang berarti proses transmisi ilmu pengetahuan atau sama dengan pengajaran, yang sering disebut dengan transfer of knowledge. Menurut Naquib al-Attas adalah proses pengajaran tanpa adanya pengenalan secara mendasar yaitu memberikan atau mengajarkan suatu ilmu pengetahuan kepada peserta didik. 5 3. al-Ta‟dib Kata al-ta‟dib berasal dari kata „Adaba yang berarti bersopan santun atau beradab. Seseorang dalam menuntut ilmu harus mempunyai sopan santun agar ilmu sedang dipelajari bisa bermanfaat dan diridloi oleh Allah. Menurut Naquib al Attas ta‟dib adalah proses mengenalkan ilmu 4 5 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an, hlm. 22. Ibid... 90 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini pengetahuan secara berangsur angsur kepada diri manusia dalam tatanan penciptaan, kemudian membimbing dan mengarahkannya pada pengakuan dan pengenalan kekuasaan, keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya. 6 Dari uraian pengertian tentang pendidikan tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan upaya membimbing, membina dan mengarahkan agar anak mendapatkan kebaikan. Hal ini sangat penting bagi orang tua maupun pendidik guna menanamkan akhlak mulia kepada anak. C. Pengertian Akhlak Akhlak menurut Hamzah Ya‟qub berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata “khuluqun”, artinya tindakan. Kata “khuluqun” sepadan dengan kata “khalqun”, artinya kejadian dan kata “khaliqun”. Artinya pencipta dan kata “makhluqun”, artinya yang diciptakan. Dengan demikian, rumusan terminologis dari akhlak merupakan hubungan erat antara Khaliq dengan makhluq serta antara makhluq dengan makhluq. 7 Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 8 Ibid... hlm 23 7 Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid,Ilmu Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 14. 8 Ibid... 6 Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 91 Suhartono, Nur Latifah Al-Mawardi mengungkapkan: “Seseorang dikatakan berakhlak mulia jika budi peketinya halus, berwaatak lembut, wajahnya ceria, tidak suka menghardik dan selalu bertutur kata yang baik. 9 Syaikh Ibnu Sa‟di mengatakan: “Akhlak mulia adalah akhlak yang utama dan agung. Ia dibangun diatas kesabaran, kelembutan dan kecenderungan pada perangai yang terpuji. Akhlak inipun melahirkan sikap mudah memaafkan, mampu bersikap toleran terhadap orang lain dan senang berbagi manfaat baagi sesama insan. Akhlak terpuji terwujud pula dengan kesabaran dalam menghadapi berbagai kejahatan orang lain, memaafkan kekeliruan sesamanya dan membalas keburukan mereka dengan kebaikan.10 Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil pemahaman bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar, teratur, dan sistematis di dalam memberikan bimbingan atau pimpinan oleh orang tua maupun pendidik kepada anak menuju terbentuknya kebiasaan, kehendak, dan terbentuknya kepribadian yang utama. Akhlak mulia dapat dilihat dari sisi fisik seperti wajah ceria berseri-seri dan lemah-lembut dalam berkata, kasih-sayang terhadap sesama, memiliki sikap jujur, sabar, toleran dan suka memaafkan. Abul Hasan al-Mawardi, Adaabud Dunyaa wad diin, tahqiq Muhamad Karim Rajih,(Daar Iqra‟ cet ke-4. 1985) hlm. 243 10 Abdurrahman As-Sa‟di , Ar-riyadh an-Nadhiroh.. hlm. 68 9 92 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini D. Pentingnya Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini Akhlaq mulia merupakan tanda kesempurnaan iman, semakin kuat keimanan seseorang semakin baik pula akhlaknya begitu pula sebaliknya. Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda : “Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaqnya paling baik diantara mereka, dan yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap isteri-isterinya”. (HR. At-Tirmidzi) Kemuliaan akhlak manusia tidak hanya secara vertikal yaitu hubungan baik kepada Allah Ta‟ala saja akan tetapi juga secara horizontal hal ini terlihat bagaimana hubungan baik terhadap sesama manusia dalam pergaulan sehari-hari, bahkan makhluk Allah yang yang lain seperti binatang dan tanaman juga akan merasakan faedah kebaikan akhlak. Rasulullah shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda : “Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling mulia akhlaknya,paling lapang dadanya, paling mudah bersahabat dan disahabati. Tidak ada kebaikan orang yang tidak bersahabat dan tidak disahabati”. (HR. Aht-Thabrani) Pendidikan akhlak adalah salah pendidikan yang wajib diberikan oleh orang tua maupun pendidik kepada anak dari sejak usia dini. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut jiwa anak masih dalam keadaan suci, bersih dan belum terkontaminasi dengan berbagai macam peragai buruk. Oleh karena itu, sebagai orang tua maupun pendidik di sekolah perlu mengajarkan dan Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 93 Suhartono, Nur Latifah mencontohkan kepada anak mengenai perbuatan-perbuatan yang mulia yang sesuai dengan ajaran al-quran dan hadist-hadist Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Menurut Ahmad amin, ada beberapa perkara yang menguatkan pendidikan akhlak dan meninggikannya, yaitu: 1. Meluaskan lingkungan fikiran, karena fikiran yang sempit merupakan sumber beberapa keburukan dan akal yang kacau balau tidak dapat membuahkan akhlak yang tinggi. 2. Berkawan dengan orang yang terpilih, hal ini dikarenakan manusia itu suka mencontoh. 3. Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawandan yang berfikiran luar biasa. 4. Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlah ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbuatan baik bagi umum (lebih mengutamakan kepentingan umum). 5. Berusaha melakukan kebiasaan dengan perbuatan yang baik.11 Tujuan pendidikan akhlak diberikan kepada anak supaya dapat membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Karena sebagai manusia yang memiliki jasmani dan rohani, maka jasmani dibersihkan secara lahiriyah melalui fikih sedangkan rohani dibersihkan secara bathiniah melalui akhlak. Orang yang memiliki batin yang bersih akan melahirkan perbuatan yang 11 Prof. Dr. Ahmad amin, Etika (Ilmu akhlak),(Jakarta: Bulan Bintang,1975),hlm.63 - 66 94 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini terpuji sehingga dengan perbuatan terpuji maka akan melahirkan ketenteraman pada diri sendiri dan terwujudnya masyarakat yang saling menghargai dan hidup rukun serta bahagia dunia dan akhirat. Akhlak diajarkan kepada anak juga betujuan agar anak mengetahui hal-hal yang baik yang dianjurkan untuk dilakukan dalam menajalakan hidup dan mengetahui perbuatan yang tercela serta bahayanya yang akan merugikan bagi kehidupan anak. Dengan demikian anak akan mampu memilah hal yang mana yang boleh dilakukan dan yang man yang harus ditinggalkan atau dijauhi untuk kehidupan yang lebih baik. Secara singkat tujuan pendidikan akhlah adalah mendidik budi pekerti dan pembentukan jiwa anak melalui pelajaran akhlak baik yang dilakukan di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan nilai yang pertama didapat anak dari keluarganya sehingga perlakuan anak sejak dini dalam keluarga merupakan kunci utama keberhasilan. Hasil penelitian Rohner menunjukkan bahwa pengalaman masa kecil seseorang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Pola asuh orang tua maupun pendidik baik yang menerima atau yang menolak anaknya, akan mempengaruhi perkembangan emosi, perilaku, social-kognitif, dan kesehatan fungsi psikologisnya ketika dewasa. Menurut Megawangi ada beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak yang dapat mempengaruhi perkembangan Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 95 Suhartono, Nur Latifah kecerdasan emosi anak yang berakibat pada pembentukan karakternya, yaitu: 1. Kurang menunjukkan ekspresi kasih sayang baik secara verbal dan fisik. 2. Kurang meluangkan waktu yang cukup untuk anak. 3. Bersikap kasar secara verbal, seperti berkata-kata kasar. 4. Bersikap kasar secara fisik, contohnya memukul. 5. Terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini. 6. Tidak menanamkan “good character” kepada anak. 12 Pengaruh buruk dari kesalahan orangtua maupun pendidik di sekolah dapat dihindari ketika senantiasa melakukan muhasabah dan melaksakaan perbaikan-perbaikan pola asuh kepada anak secara berkelanjutan. E. Metode Pendidikan akhlak Metode dalam sebuah pendidikan akhlak memegang peranan sangat penting, bahkan berhasil dan tidaknya pendidikan sangat dipengaruhi bagaimana penerapan dan ketepatan metode yang digunakan. Adapun metode pendidikan akhlak adalah sebagai berikut: 1. Metode Keteladanan (Uswatun Hasanah) Anak-anak memiliki kecenderungan atau sifat peniru yang sangat besar,maka metode uswatun hasanah “contoh Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan KrisisMultidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 104 12 96 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini teladan yang baik” dari orang-orang yang dekat dengan anak itu yang paling tepat. Dalam hal ini, orang yang paling dekat kepada anak adalah orang tuanya dirumah dan pendidiknya yang mengajar di sekolah, karena itu contoh teladan dari orang tua dan pendidik sangat berpengaruh pada pembentukan mental dan akhlak anak-anak. Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak di dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini karena orang tua dan pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya dan tata santunnya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran pendidik tersebut, baik dalam ucapan ataupun dalam perbuatan, baik material atau spiritual, diketahui atau tidak diketahui. 13 Tanpa memberikan teladan yang baik ini, pendidikan terhadap anak-anak tidak berhasil, dan nasihat tidak membekas. Keteladanan mutlak diperlukan dalam pendidikan akhlak pada usia dini karena pada masa ini anak belum bisa menilai baik dan buruk, benar dan salah. Perhatian mereka lebih tertuju pada sifat fisik dari obyek yang bersangkutan dan anak akan meniru dari apa yang dilihatnya. 2. Metode Pembiasaan Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Juz II, terj., Drs.Saifullah Kamalie, Lc, Drs. Hery Noer Ali, Semarang, Asy Syifa‟, 1981, h. 2. 13 Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 97 Suhartono, Nur Latifah Sejak kecil anak harus dibiasakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang baik, dilatih untuk bertingkah laku yang baik, diajari sopan santun dan sebagai-nya. Mendidik, melatih, dan membimbing anak secara perlahan adalah hal yang wajib diterapkan pada anak agar dia dapat meraih sifat dan ketrampilan dengan baik, agar keyakinan dan akhlaknya tertanam dengan kokoh. Akhlak dan prinsip-prinsip keyakinan, termasuk di dalamnya ketrampilan anggota tubuh, membutuhkan adanya proses bertahap untuk dapat diraih dan harus dilakukan secara kebiasaan atau berulang-ulang sehingga tercapai dan dikuasai dengan baik, serta dapat dilaksanakan dengan mudah dan ringan, tanpa bersusah payah dan menemukan kesulitan. 14 Pembiasaan bertingkah laku baik sejak usia dini menjadikan mereka merasa ringan melakukan perbuatan tersebut, sehingga ketika sudah dewasa dan dibebani kewajiban syari‟at kepadanya akan mudah melaksanakannya. Sebagai contoh seorang anak perempuan yang dibiasakan mengenakan hijab syar‟i sejak kecil tidak akan merasa berat dengan kewajiban berhijab ketika sudah baligh, begitu pula pembiasaan shalat, puasa, shadaqoh dan perbuatan baik lainnya. 3. Metode Nasihat (Mau‟izhah al-Hasanah ) Muhammad Husain, Agar Anak Mandiri, terj., Nashirul Haq, (Bandung, Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm. 11. 14 98 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini Nasihat dapat membukakan mata anak-anak pada hakikat sesuatu, mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasi dengan akhlak yang mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Nasihat yang tulus membekas dan berpengaruh, jika memasuki jiwa yang bening, hati terbuka, akal yang bijak, maka nasihat tersebut akan mendapat tanggapan secepatnya dan meninggalkan bekas yang dalam. 15 Masa usia dini ini anak belum bisa menilai baik dan buruk, benar dan salah sehingga anak sering kali melakukan perbuatan yang tidak baik, maka nasihat menjadi perkara yang penting untuk memahamkan anak agar tidak kembali melakukan hal yang buruk. Nasihat juga dapat memberikan memotivasi kepada anak agar melakukan perbuatan-perbuatan baik. 4. Metode Perhatian Metode pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan akidah dan akhlak, persiapan spiritual dan sosial selain itu juga tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil ilmiahnya. Metode perhatian ini merupakan metode pendidikan yang terkuat dalam pembentukan manusia secara utuh dan dapat mendorongnya untuk menunaikan tanggung jawab dan kewajibannya secara sempurna. 15 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, hlm. 68 Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 99 Suhartono, Nur Latifah Perhatian merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, diantara penyebab penyimpangan perilaku anak dan melakukan perbuatan buruk diantaranya disebabkan oleh kurangnya perhatian orang tua di rumah maupun pendidik di sekolah. Melalui perhatian perilaku buruk dapat dikikis, dikurangi dan perilaku baik dapat dipupuk. F. Strategi Pendidikan Akhlak Strategi pendidikan juga memiliki keberhasilan pendidikan akhlak pada anak, pengaruh dalam orang tua dirumah maupun para pendidik di sekolah dalam upaya pendidikan atau pembinaan akhlak anak dapat menggunakan beberapa strategi diantaranya adalah: 1. Pendidikan secara Langsung Pendidikan secara langsung yaitu dengan mengadakan hubungan langsung secara pribadi maupun secara kekeluargaan antara orang tua dengan anak, ketika dalam lingkungan keluarga atau pendidik dengan murid, ketika dalam lingkungan sekolah. caranya dengan mempergunakan petunjuk, nasihat, tuntunan dan lain sebagainya. Menurut Marimba,pendidikan secara langsung terdapat tiga macam. 16 yaitu: a. Teladan Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif, 1980), hlm. 85. 16 100 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini Tingkah laku orang tua atau seorang pendidik secara langsung ditiru oleh anak. Ketika orang tua mengajari perbuatan baik anak mengikuti perbuatan baik tersebut, tetapi jika anak diajari perbuatan jelek seorang anak juga menirunya sesuai apa yang diajarkan oleh orang tuanya dan para pendidiknya di sekolah. Dengan teladan ini akan muncul tentang penyamaan diri dengan orang yang ditirunya. Sehingga segala bentuk ucapan maupun tindakan orang tua maupun pendidik ketika dalam lingkungan sekolah maka akan ditiru oleh anak. Secara lambat laun seorang anak itu akan mengetahui dengan sendirinya bahwa perbuatan yang ia lakukan adalah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan tidak semata-mata karena mengikuti perilaku pendidiknya ataupun orang tuanya. Keteladanan menjadikan seorang anak merasa yakin akan kebenaran perilakunya sehingga apabila yang ditirukannya tersebut adalah perilaku baik maka kebaikan akan tertanam pada diri anak, namun apabila perilaku buruk yang ia tiru maka keburukan yang akan menimpa diri anak. Keteladanan perilaku baik dari orang tua maupun pendidik mutlak dibutuhkan demi keberhasilan pendidikan akhlak anak. b. Anjuran Anjuran yaitu saran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang baik dan berguna, dengan adanya Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 101 Suhartono, Nur Latifah anjuran menanamkan kedislipinan, melaksanakan kewajiban perintah agama pada anak, sehingga akhirnya menjalankan segala sesuatu dengan disiplin yang nantinya akan membentuk suatu kepribadian yang mulia. Seperti dalam sabda Rasulullah bahwa seorang anak ketika masih umur 7 tahun atau mungkin di bawahnya harus di ajak untuk melaksanakan shalat lima waktu. Anak-anak hendaklah diajak untuk mengerjakan shalat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptanya. Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa seorang anak yang telah mencapai usia tamyiz, maka hendaklah tidak dibiarkan meninggalkan thaharah dan shalat. Juga mulai diperintahkan berpuasa beberapa hari di bulan Ramadhan. 17 Anjuran dapat memotivasi anak dan bersemangat melakukan perbuatan-perbuatan baik karena merasa bahwa perbuatan tersebut disetujui dan dipandang baik oleh orang tua maupun pendidik. c. Latihan Tujuan dari latihan adalah untuk menguasai gerakangerakan dan menghafalkanucapan-ucapan. Orang tua ataupun guru harus selalu mengajari atau melatih anak untuk bertutur kata yang sopan, ramah, lembut dan santun, karena seorang anak mengikuti ucapan yang dilatih oleh orang tua maupun oleh gurunya. Tingkah laku seorang anak 17 Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulum ad-Din, terj. Ismail Ya‟kub, hlm. 197. 102 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini tergantung kepada siapa yang mengajarinya kalau anak tersebut dilatih uacapan ataupun perbuatan baik maka anak juga menjadi baik dan sebaliknya. Dalam hal melakukan ibadah, kesempurnaan gerakan dan ucapan ini sangat penting, misalnya seperti melakukan ibadah shalat. Seorang anak harus dilatih gerakan-gerakan shalat dan bacaan-bacaannya, karena jika anak tidak dilatih dengan gerakan ataupun bacaan maka anak tersebut tidak bisa melaksanakan shalat dengan baik dan sempurna. Selain itu juga dapat menanamkan sifat-sifat yang utama, misalnya kebersihan, keteraturan. Jadi anak tidak selalu bergantung pada orang lain (bisa melakukan diri sendiri) atau dilatih untuk mandiri dalam bahasa jawa seriang disebut dengan tidak selalu bergantung pada orang tua. Dengan adanya latihan ini diharapkan bisa tertanamkan dalam hati atau jiwa mereka. 2. Pendidikan Secara tidak Langsung Pendidikan pendidikan yang secara tidak bersifat langung larangan yaitu atau strategi pencegahan, penekanan. 18 Strategi ini ada 3 macam, diantaranya adalah: a. Larangan Larangan ini merupakan suatu keharusan untuk tidak melakukan perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif, 1980), hlm. 86. 18 Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 103 Suhartono, Nur Latifah ataupun orang lain. Usaha ini merupakan tindakan tegas untuk menghentikan perbuatan-perbuatan yang sangat jelas kesalahannya. Larangan ini merupakan suatu perbuatan yang tidak pantas untuk dilakukan seperti mencuri, berkelahi dengan temannya, dan lain sebagainya. Perbuatan seperti ini harus dilarang sejak anak masih usia dini, agar ketika sudah dewasa nanti melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama merupakan suatu pantangan bagi dirinya. Strategi ini bertujuan untuk membentuk kedislipinan atau perbuatan baik bagi anak. Ketika melakukan larangan terhadap perbuatan suatu hal harus disertai dengan penjelasan akibat dari perbuatan tersebut secara rinci dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak, orang tua maupun pendidik menjelaskan kenapa hal tersebut tidak boleh dilakukan sampai anak memahaminya. Larangan tanpa penjelasan justru menjadikan anak semakin berani melakukan pelanggaran karena anak merasa itu hanya sebagai pembatasan saja terhadap perilakunya. b. Hukuman Strategi hukuman ini merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada anak yang secara sadar dan sengaja melakukan suatu kesalahan, sehingga dengan adanya hukuman ini anak muncul rasa penyelasan dan tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Hukuman 104 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini ini menghasilkan suatu kedisiplinan pada anak. Pada taraf yang lebih tinggi menginsyafkan anak untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh agama. Berbuat atau tidak berbuat bukan karena takut hukuman, melainkan karena keinsyafan sendiri dan merupakan suatu ketaatan pada Allah dan selalu mengharapkan ridha-Nya. Dalam menerapkan hukuman melalui kesepakatan terlebih dahulu antara anak dengan orang tua atau pendidik, tidak dilakukan secara serta merta anak melakukan kesalahan langsung dihukum. Apalagi untuk anak usia dini harus diawali dengan pemberian nasehat dan peringatan secara berulang-ulang terlebih dahulu karena pada dasarnya anak belum mengetahui dan membedakan perbuatan benar-salah dan baik-buruk. c. Hadiah Pemberian hadiah kepada anak tidak selalu berupa materi atau barang, tetapi pemberian hadiah ini juga bisa berupa anggukan dengan wajah yang berseri-seri, acungan jempol dan lain sebagainya, itu semua sudah termasuk hadiah yang mempunyai pengaruh sangat besar kepada anak. Karena, dengan adanya hadiah tersebut bisa menggembirakan anak, menambah kepercayaan pada diri sendiri dan yang lebih penting lagi bisa menjadi lebih semangat lagi dalam melakukan kebaikan. Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 105 Suhartono, Nur Latifah Pemberian hadiah kepada anak ketika berperilaku terpuji dapat meningkatkan motivasi dan keyakinan kebenaran akan perilaku tersebut sehingga anak akan terus mengulang-ulang perilakunya. Hadiah juga merupakan wujud apresiasi positif perilaku anak dari orang tua maupun pendidik disekolah. 106 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini d. Pengawasan Strategi ini digunakan untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena manusia tidaklah sempurna, melakukan jadi kemungkinan kesalahan-kesalahan, besar selalu penyimpangan- penyimpangan ini selalu ada. Maka dari itu, sebelum kesalahan dan penyimpangan itu dilakukan lebih jauh, sebaiknya selalu ada usaha untuk diadakan pengawasan. Apalagi zaman sekarang anak-anak sudah pandai memainkan gadget, dalam hal ini orang tua harus bisa benar-benar mengawasi, karena kalau tidak diawasi nanti anak-anak bisa membuka situs-situs yang terlarang yang semua itu merusak moral dan akhlak anak. Pengawasan perilaku oleh orang tua di rumah maupun pendidik di sekolah menjadikan perilaku anak dapat terpantau dan diarahkan, ketika ada penyimpangan juga dapat diketahui dari awal untuk diluruskan atau tindakan pencegahan agar penyimpangan tidak terus berlanjut. G. Penutup Pendidikan akhlak anak dilakukan sejak dini, sebelum watak dan kepribadiannya terpengaruh lingkungan yang tidak paralel dengan tuntunan agama. Oleh karena itu, dalam mendidik anak usia perlu adanya perhatian khusus bagi orang tua di rumah maupun pendidik di sekolah. Karena baik dan buruknya perilaku Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 107 Suhartono, Nur Latifah anak, bergantung pada pendidikan yang diberikan kepada anak tersebut sejak usia dini, jika anak tersebut dididik dengan akhlak yang baik pasti anak tersebut menjadi anak yang baik dan begitu pula sebaliknya. Maka dalam hal ini perlu kerjasama antara orang tua beserta seluruh anggota keluarga serta kerjasama antara orangtua dengan pendidik di sekolah agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang mempunyai akhlak mulia. 108 AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dini DAFTAR PUSTAKA Abul Hasan al-Mawardi, Adaabud Dunyaa wad diin, tahqiq Muhamad Karim Rajih Daar Iqra‟ cet ke-4 ,1985 Abdurrahman As-Sa‟di , Ar-riyadh an-Nadhiroh Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Juz II, terj., Saifullah Kamalie, Lc, Drs. Hery Noer Ali, Semarang, Asy Syifa‟, 1981 Ahmad amin, Etika (Ilmu akhlak),Jakarta: Bulan Bintang,1975 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: alMa‟arif, 1980 Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid,Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2010 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013 Hasan bin Ali bin Hasan Al-Hajjaaji, Al-Fikru at-Tarbawi‘inda Ibnil Qayyim, cet.1, Jeddah: Daar haafidz lin Nasyri wa at-Tauzii‟, 1988. Ibnu Qayyim, Madaarijus Saalikiin wa Baina Manaazil Iyyaaka Na’budu WaIyyaaka Nasta’iin, Beirut : Dar Ehia Al-Thourath Al-Arabi, 1999 Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulum ad-Din, terj. Ismail Ya‟kub Muhammad Husain, Agar Anak Mandiri, terj., Nashirul Haq, Bandung, Irsyad Baitus Salam, 2007. Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Qur’an Volume 1, Nomor 1, Juni 2019 109