Academia.eduAcademia.edu

PERCOBAAN 8 SAPONIFIKASI

PERCOBAAN 8 SAPONIFIKASI Laporan Praktikum Kimia Organik I Disusun oleh : (Kelompok 3) Ayu Suciati Fitrianingsih Muhamad Zainudin Ramma Nur Azizah Widad Bassalamah PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 Percobaan 8 SAPONIFIKASI Tanggal 30 November 2010 Tujuan : 1. Membuat sabun secara sederhana 2. Mempelajari sifat-sifat sabun Latar Belakang : Sabun adalah garam natrium atau kalium dari asam lemak berantai panjang. Asam lemak biasanya terdiri dari 12 hingga 18 karbon. Sabun padat merupakan garam natrium dari asam lemak sedangkan sabun cair merupakan garam kalium dari asam lemak. O CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2−C−O- Na+ nonpolar (larut dalam minyak) polar (larut dalam air) Sabun terdiri dari ujung non polar (rantai hidrokarbon asam lemak) dan ujung polar (ion karboksilat). Karena sifat “like dissolves like”, ujung nonpolar (hidrofobik atau tidak suka air) dari molekul sabun dapat melarutkan kotoran minyak, dan bagian polar atau ujung ionik (hidrofilik atau suka air) molekul ditarik molekul air. Sehingga kotoran pada permukaan dapat dibersihkan dengan menarik dan mengendapkannya dalam air. Sabun dapat berperan sebagai pengemulsi, zat yang digunakan untuk mendispersikan cairan molekul minyak menjadi partikel yang tersuspensi dengan baik. CH2−O−C−C17H35 CH −O−C−C17H35 CH2−O−C−C17H35 Tristearin CH2OH + 3 NaOH CHOH + 3 C17H35COO- Na+ Sodium stearat CH2OH (sabun) gliserol Lemak atau minyak yang ditambahakan basa kuat seperti NaOH atau KOH dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis (saponifikasi) menghasilkan gliserol dan garam dari asam lemak berantai panjang (sabun). Sabun adalah garam dari basa kuat dan asam lemah, sehinggga dalam larutan bersifat basa lemah. Sabun yang bebas alkali dapat menyebabkan kerusakan kulit, sutera atau wol. Sehingga tes kebasaan sabun penting dilakukan. Penggunaan sabun banyak digantikan dengan detergen sintetik selama dua dekade terakhir. Hal ini disebabkan karena sifat sabun menjadi tidak efektif dalam air sadah, yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. 2C17H35COO-Na+ + M2+ (C17H35COO-)2M2+↓ + 2Na+ sabun buih (M=Ca2+ atau Mg2+) Selain itu dalam larutan asam, sabun diubah menjadi asam lemak bebas sehingga menghilangkan kemampuannya sebagai pembersih. C17H35COO-Na+ + H+ sabun C17H35COOH↓ + Na+ asam lemak Alat : Pemanas listrik Corong Erlenmeyer Gelas piala Batang pengaduk Tabung reaksi Pipet tetes Bahan : NaOH 25 % Minyak tanah MgSO4 5 % Etanol 95 % NaCl 25 % Minyak sayur FeCl3 5 % CaCl2 5 % Prosedur : A. Pembuatan sabun Masukkan 6,5 ml minyak sayur ke dalam erlenmeyer 100 ml. Tambahkan 5 ml etanol (sebagai pelarut) ke dalamnya dan 5 ml NaOH 25 %. Sambil diaduk dengan batang pengaduk, panaskan erlenmeyer beserta isinya dalam penangas air yang mendidih (300 ml air dan beberapa batu didih dalam gelas piala 600 ml yang dipanaskan dapat digunakan sebagai penangas air). Hati-hati! Etanol bersifat mudah menyala .panaskan campuran selama 20 menit, bau alkohol yang hilang menunjukan reaksi telah selesai. Kemudian dinginkan campuran dalam penangas es. Untuk mengendapkan sabun, tambahkan 37,5 ml NaCl jenuh ke dalam campuran sambil diaduk. Saring dan timbang berat sabun yang dihasilkan. B. Sifat sabun 1. Zat Pengemulsi Masukkan 5 tetes minyak tanah ke dalam 5 ml air dan kocok. Amati yang terjadi. Sedangkan ke dalam tabung reaksi kedua, masukkan 5 tetes minyak tanah dalam 5 ml air, serta sedikit sabun yang saudara buat sebelumnya. Kocok tabung reaksi tersebut. Amati yang terjadi dan bandingkan dengan tabung reaksi pertama. 2. Reaksi dengan air sadah Masukkan sabun yang telah dibuat sebanyak sepertiga spatula ke dalam gelas piala 50 ml yang mengandung 25 ml air. Hangatkan beaker dan isinya untuk melarutkan sabun tersebut. Masukkan masing-masing 5 ml larutan sabun ke dalam 4 tabung reaksi, selanjutnya tambahkan 2 tetes CaCl2 5 % ke dalam tabung 1, 2 tetes FeCl3 5 % ke dalam tabung 2, 2 tetes MgSO4 5 % ke dalam tabung 3 , dan 2 tetes air kran ke dalam tabung 4. Amati yang terjadi. Sisa larutan sabun digunakan untuk tes kebasaan. 3. Kebasaan (alkalinitas) Tes kebasaan larutan sabun yang saudara buat dengan menggunakan kertas pH indikator. Catat pH dari larutan sabun yang saudara buat. Hasil Pengamatan : A. Pembuatan Sabun Massa kertas saring: 1,15 gram Massa sabun + kertas saring : 11,98 gram Massa sabun : 10,83 gram B. Sifat Sabun 1. Zat pengemulsi Minyak + air : tidak bercampur, terbentuk 2 fase Minyak + air + sabun bermerk : terbentuk emulsi, minyak dengan air dapat bercampur Minyak + air + sabun hasil percobaan : terbentuk emulsi, namun timbul endapan 2. Reaksi dengan air sadah Reagen +CaCl2 +MgCl2 +FeCl3 +Air keran Hasil Air sabun Menghasilkan endapan putih Menghasilkan endapan putih Menghasilkan endapan orange kecoklatan Larut dengan pemanasan Air keran Tidak menghasilkan endapan Tidak menghasilkan endapan Tidak menghasilkan endapan - 3. Kebasaan (alkalinitas) pH sabun : 10 Pembahasan Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh larutan basa atau larutan alkali. Dalam pembuatan sabun atau saponifikasi ini asam lemak yang digunakan adalah minyak sayur sebanyak 6,5 ml, ditambahkan 5 ml eatnol yang digunakan sebagai pelarut yang kemudian direaksikan dengan basa kuat (NaOH). Proses pembuatan sabun tersebut dilakukan dengan pemanasan menghasilkan sabun (sodium stearat) dan produk sampingannya berupa gliserol. Berikut ini reaksi hidrolisis minyak sayur dengan basa kuat (NaOH) : CH2−O−C−C17H35 CH −O−C−C17H35 CH2−O−C−C17H35 Tristearin CH2OH + 3 NaOH CHOH + 3 C17H35COO- Na+ Sodium stearat CH2OH (sabun) gliserol Setelah selesai dipanaskan, sabun didinginkan dengan air mengalir, kemudian ditambahkan garam (NaCl) untuk mengendapkan sabun sebagai padatan atau untuk menggumpalkan sisa-sisa pasta pada sabun. Sabun yang dihasilkan setelah proses penyaringan dihasilkan sebanyak 10,83 gram. Sabun memiliki sifat yang unik, yaitu pada strukturnya dimana kedua ujung dari strukturnya memiliki sifat yang berbeda. Pada salah satu ujungnya terdiri dari rantai hidrokarbon asam lemak yang bersifat lipofilik (tertarik pada atau larut lemak dan minyak) atau basa yang disebut ujung nonpolar sedangkan pada ujung lainnya yang merupakan ion karboksilat bersifat hidrofilik (tertarik pada atau larut dalam air) atau ujung polar. O CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2−C−O- Na+ nonpolar (larut dalam minyak) polar (larut dalam air) Pada percobaan selanjutnya uji sifat sabun. Sabun memiliki sifat sebagai zat pengemulsi yaitu dapat mencampurkan larutan yang memiliki sifat yang berbeda misalkan air dengan minyak tanah. Pada sabun bermerk, air dengan minyak tanah yang ditambahkan sabun terbentuk emulsi dan kedua larutan tersebut dapat bercampur. Sedangkan pada sabun hasil percobaan yang dicampurkan pada air dan minyak tanah terbentuk emulsi namun timbul endapan. Berikutnya reaksi dengan air sadah. Sabun yang telah dipanaskan dalam aquades diuji dengan larutan FeCl3, CaCl2, dan MgCl2. Pada penambahan sabun dengan CaCl2 menghasilkan endapan putih dengan reaksi : 2C17H35COO-Na+ + Ca2+ (C17H35COO-)2Ca2+↓ + 2Na+ endapan putih Pada penambahan dengan MgCl2 menghasilkan endapan putih dengan reaksi : 2C17H35COO-Na+ + Mg2+ (C17H35COO-)2Mg2+↓ + 2Na+ endapan putih Pada penambahan FeCl3 menghasilkan endapan orange kecoklatan dengan reaksi : 3C17H35COO-Na+ + Fe3+ (C17H35COO-)3Fe3+↓ + 3Na+ endapan orange kecoklatan Sedangkan pada air keran dengan penambahan FeCl3, CaCl2, dan MgCl2 tidak menghasilkan endapan. Uji terakhir adalah tes kebasaan (alkalinitas). Pada sabun yang telah dicampurkan dengan aquadest kemudian dipanaskan dan diuji pHnya dengan menggunakan pH indikator, hasilnya sebesar 10. Pada umumnya pH sabun yaitu kisaran 8 sampai 11. Kesimpulan     Sabun dihasilkan melalui reaksi hidrolisis dari asam lemak (minyak sayur) dengan larutan alkali atau larutan basa (NaOH). Sabun memiliki sifat sebagai pengemulsi dan dapat mencampurkan air dengan minyak tanah yang terikat pada kedua ujung yang berbeda. Sabun yang dihasilkan bersifat basa dengan pH 10. Sabun dapat bereaksi dengan ion Ca2+, Mg2+ dan Fe3+ menghasilkan endapan. Daftar pustaka Hart, Harold, dkk.2003. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga Riyadi, Adi.dkk. 2010.Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah http://www.scribd.com/doc/24182501/safonifikasi http://id.wikipedia.org/wiki/saponifikasi Pertanyaan 1. Bagaimana cara kerja sabun membersihkan kotoran pada pakaian ? 2. Sabun termasuk kelas umum senyawa ? Apa fungsinya, jelaskan ? Sebutkan pula contoh setiap masing-masing jenisnya ! Jawaban pertanyaan : 1. Kebanyakan kotoran pada pakaian melekat sebagai lapisan tipis minyak. Cara sabun untuk menyingkirkan kotoran tersebut adalah dengan cara molekul sabun tersebut mengelilingi dan mengemulsi butiran minyak atau lemak. Pada bagian ekor lipofilik (ujung nonpolar) dari molekul sabun melarutkan minyak dan ujung hidrofilik (ujung polar) dari butiran minyak menjulur ke arah air. O CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2−C−O- Na+ nonpolar (larut dalam minyak) polar (larut dalam air) 2. Sabun termasuk kelas umum senyawa surfaktan, yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Surfaktan dapat dikelompokan sebagai anionik, kationik dan netral bergantung pada sifat dasar hidrofiliknya. Sabun dengan gugus karboksilat adalah surfaktan anionik dan n-benzil quartener klorida bersifat anti bakteri adalah contoh surfaktan kationik sedangkan surfaktan netral mengandung gugus non ion seperti karbohidrat yang dapat berikatan hidrogen dengan air.