Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018
…
14 pages
1 file
Ocean wave has complex and random characteristics that makes, which may cause the wave height and period are difficult to measure and to predict. In this paper we describe the development of wave buoy instrument was made using the acceleration sensor to monitor of buoy's position in 3 axes (xyz). The measurement results shown metasentrum value is 2.5 which means that the buoy is stable. In addition, the difference in speed during the test successfully illustrated by means of the presence of two different frequencies with error is 0.01-0.07 m for a periode of 2.91 s and 4.95 s. Field measurement in the Palabuhan Ratu bay was succesfully obtaining some type of generated waves. The field trial that was done for 24 hours showed 4 significant period, clasisifield into 1 second and 3.37 second (wind wave), 1.20 hour (anomaly wave), and 12 hour (tidal wave). In conclusion, the wave buoy developed was successfully tested and performed well at sea trial, where the wave buoy capable of re...
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 2013
Luasnya perairan dan lingkungan laut yang tidak bersahabat menimbulkan tantangan tersendiri untuk diobservasi. Aktivitas o bservasi secara konvensional di laut , yang menggunakan kapal sebagai wahana bergerak, membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak efisien untuk memperoleh resolusi spasial dan temporal yang diinginkan. Buoy tertambat telah lama digunakan sebagai salah satu pilihan untuk aktivitas observasi laut. Namun ukuran yang besar dari rancangan buoy yang ada pada umumnya tidak cocok untuk pengamatan ekosistem pesisir. Perkembangan teknologi semikonduktor yang pesat melahirkan konsep wireless sensor network (WSN). Komunikasi protokol ZigBee memiliki kelebihan penggunaan energi yang efisien dan kemudahan pemasangan. Riset ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen buoy tertambat dan menguji apakah WSN dapat diaplikasikan di wilayah pesisir. Buoy tertambat yang dikembangkan memiliki kinerja yang baik dan stabil sebagai wahana instrumen. Kinerja jaringan ZigBee menunjukan tingka...
Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi, 2016
Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika
Indonesia adalah negara maritim dengan wilayah perairan yang luas. Wilayah perairan yang luas menyebabkan observasi maritim menjadi terhambat. Selama ini aktivitas observasi masih dilakukan dengan bantuan kapal, sehingga membutuhkan biaya yang tinggi dan dan tidak efisian. Padahal parameter kelautan seperti suhu laut bermanfaat bagi kegiatan manusia dibidang keselamatan transportarsi maupun kepentingan ilmiah. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai lembaga pemerintah bertugas melakukan observasi maritime parameter suhu laut. Data suhu laut didapatkan dari citra satelit dan permodelan Ocean Forecasting System (OFS) BMKG dikarenakan keterbatasan alat dan biaya untuk melakukan pengamatan secara langsung. Makalah ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan dengan merancang sistem Buoy yang dapat beroperasi dengan mudah dan efisien. Komponen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa sensor waterproof DS18B20, mikrokontroler ATmega 328P dan sistem komunikasi Long Range (LoRa). Data pengamatan Buoy dikirimkan secara realtime. Sistem komunikasi LoRa menunjukan mampu untuk mengirimkan data hingga jangkauan 2 Km dengan kondisi tanpa ada penghalang. Data pengamatan lalu ditampilkan pada sistem antarmuka.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 2016
The availability of data in real time and continuous is important to monitor in environmental change as early as possible. Wireless sensor networks (WSN) offer a new paradigm in the field of oceanography that can measure the parameters of complex marine environment using a moored buoy. This paper described design of a data transmission system with a moored buoy and tested the performance of WSN instrument based on ZigBee protocol radio module for monitoring coastal water environment in real time. Instruments were divided into two i.e., (1) five sensors served to measure sea surface temperature, stored the data, and transmitted the data to the base station, and (2) a coordinating instrument that placed on the bases station served to receive and record all measurement results of each sensor. The testing was done by deploying the instrument sensors in waters with depths of 2 to 5 meters and a coordinating instrument was located on the ground as a base station. Each instrument's sensor measure sea surface temperature, store, and transmit it to other nearby sensors and forward data to the next sensor and then to the next sensor send it to the base station. The Packet Delivery Ratio (PDR) value wa used as an indicator to determine the instrument performance and the values were from 89.69% up to 100% with transmission range up to 430 meter and battery endurance was up to 26 hours. The result showed that a buoy moored instrument based on WSN ZigBee radio module protocol has the potential for monitoring coastal water environment in a real time.
Jurnal Kelautan Nasional, 2014
Aplikasi pemanfaatan buoy PLUTO sudah berhasil diujikan di perairan budidaya rumput laut (Wakatobi) tahun 2010, tambak (Pekalongan), muara pelabuhan perikanan Pekalongan dan keramba jaring apung Tuna di Wakatobi (2013). Pada tulisan ini dilakukan kajian secara teknis dan teoritis untuk ditempatkan di perairan sekitar rumpon. Paper ini mencoba menilai aspek teknologi observasi in-situ dengan memanfaatkan buoy untuk memahami relasi penangkapan ikan di sekitar rumpon dengan parameter lingkungan perairan. Menurut literatur kajian ini masih jarang dilakukan dan mungkin belum pernah dilakukan, khususnya untuk pemantauan perairan sekitar rumpon dengan data secara menerus. Hasilnya adalah buoy perlu dilengkapi dengan sensor suhu, salinitas, oksigen terlarut, keasaman, klorofil-a, dan arus. Pemasangan pada rumpon cukup diikat saja, dan tidak mengubah perilaku dan kebiasaan nelayan dalam memasang rumpon. Kata kunci: rumpon, suhu, salinitas, oksigen terlarut, keasaman, dan klorofil-a.
Gelombang permukaan laut adalah salah satu fenomena yang sangat kompleks dan mudah berubah dibandingkan dengan arus dan pasang surut, sehingga untuk memahami secara menyeluruh tentang perilaku dan karakteristik gelombang permukaan laut merupakan hal yang sulit. Gelombang tersebut pada hakekatnya adalah gelombang acak yang terbentuk karena berbagai macam jenis gelombang dengan frekuensi tertentu yang bersuperposisi satu sama lainnya. Sumber pembangkit gelombang tersebut terutama adalah angin, sehingga sering disebut dengan Gelombang Angin (Wind Waves). Secara teoritis, terdapat metode analisis gelombang berdasarkan ketersediaan data dalam suatu perairan, yaitu metode Analisa Gelombang Kurun Waktu Pendek (Short Term Wave Analysis (STWA)) dan metode Analisa Gelombang Kurun Waktu Panjang (Long Term Wave Analysis (LTWA)). Metode STWA adalah melakukan analisa berdasar data gelombang yang pendek, sedangkan metode LTWA dilakukan dengan menggunakan data dalam kurun waktu panjang dan umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Terutama LTWA sangat dibutuhkan untuk mengetahui gelombang yang dipengaruhi oleh musim di Indonesia. Sampai saat ini belum ada data panjang atau kajian gelombang di Indonesia yang menggunakan data panjang karena keterbatasan data detail yang sangat dibutuhkan untuk melakukan analisis tersebut. Untuk mendapatkan data gelombang acak dari berbagai sumber pembangkit gelombang memerlukan alat yang memadai untuk memperoleh datanya. Pada dasarnya ada beberapa jenis alat yang dapat dipergunakan baik di dalam dan di luar untuk memenuhi kebutuhan data tersebut, namun umumnya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sering terjadi bahwa alat yang diperlukan tidaklah sekompleks keperluan untuk pengadaan suatu penelitian yang sederhana, hanya membutuhkan satu atau dua parameter, misalkan untuk mencari data gelombang diperlukan parameter data berupa tinggi air dan waktu, oleh karena itu desain dan alat yang sederhana namun memenuhi kebutuhan untuk pemenuhan data sangatlah membantu dan dapat mengurangi beban biaya penelitian. Pada riset ini diusulkan desain dan pembuatan alat dan sistem gelombang presisi tinggi, dimana diharapkan dalam hitungan detik dapat diperoleh beberapa data gelombang berupa tinggi permukaan air dan waktu pengambilan datanya secara real time dan up to date. Kata Kunci: Alat Ukur, Tinggi Gelombang, Permukaan Laut
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 2014
Gelombang merupakan salah satu parameter penting yang berpengaruh terhadap dinamika yang terjadi di pantai, namun pengukuran langsung gelombang relative masih jarang dilakukan. Makalah ini menguraikan hasil rancang bangun, uji coba dan analisis hasil pengukuran instrument pengukur tinggi gelombang pemukaan laut. Instrumen dirancang menggunakan sensor accelerometer yang diletakkan pada sebuah pelampung untuk dapat mengikuti pergerakan partikel air di permukaan laut dan sebagai pengendali utama kerja instrument digunakan mikro kontroler ATmega32. Data dari sensor kemudian disimpan pada MMC/SD card dan dilakukan analisis data lapang menggunakan perangkat lunak MATLAB. Analisis data menggunakan zero crossing analysis untuk mendapatkan karakteristik gelombang. Pengukuran dilakukan dengan system penambatan pada satu titik tetap pada dasar perairan, dan uji lapang dilakukan di perairanWakatobi, Sulawesi Tenggara pada Juli 2013 di kedalaman 8 meter. Dari hasil analisis data pada lokasi peng...
Applied Technology and Computing Science Journal
Gelombang permukaan laut adalah salah satu fenomena yang sangat kompleks dan mudah berubah dibandingkan dengan arus dan pasang surut, sehingga untuk memahami secara menyeluruh tentang perilaku dan karakteristik gelombang permukaan laut merupakan hal yang sulit. Gelombang tersebut pada hakekatnya adalah gelombang acak yang terbentuk karena berbagai macam jenis gelombang dengan frekuensi tertentu yang bersuperposisi satu sama lainnya. Sumber pembangkit gelombang tersebut terutama adalah angin, sehingga sering disebut dengan Gelombang Angin (Wind Waves).Secara teoritis, terdapat metode analisis gelombang berdasarkan ketersediaan data dalam suatu perairan, yaitu metode Analisa Gelombang Kurun Waktu Pendek (Short Term Wave Analysis (STWA)) dan metode Analisa Gelombang Kurun Waktu Panjang (Long Term Wave Analysis (LTWA)). Metode STWA adalah melakukan analisa berdasar data gelombang yang pendek, sedangkan metode LTWA dilakukan dengan menggunakan data dalam kurun waktu panjang dan umumnya l...
Jurnal Teknik Its, 2013
Saat ini, layanan sistem informasi mengenai data cuaca, prakiraan cuaca dan iklim secara makro, mudah didapatkan dari hasil analisa oleh BMKG melalui website. namun informasi cuaca yang diberikan pada website bmkg tersebut merupakan hasil dari keluaran sebuah program yang didasarkan pada interpolasi dan ekstrapolasi data cuaca dari berbagai posisi di Indonesia. Keluaran dari penelitian ini didaharpkan dapat menghasilkan sebuah Maritime Buoy Weather Station yang mampu mengindera lima variabel yang memperngaruhi cuaca seperti temperatur udara, tekanan udara, kecepatan angin, arah angin, dan kelembaban udara. Sistem yang telah dirancang memiliki spesifikasi yakni sensor temperatur udara memiliki ketidakpastian sebesar 0.0360C. Tekanan udara memiliki ketidakpastian sebesar 0.13 hPa, kecepatan angin memiliki ketidakpastian sebesar 0.017 m/s, Arah angin memiliki ketidakpastian sebesar 2.90, dan sensor kelembaban memiliki ketidakpastian pengkuran sebesar 0.07 %RH.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dan kota besar, banyak yang memiliki produk yang potensial untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini sering diungkapkan oleh berbagai pihak, tidak saja oleh kalangan di Indonesia tapi juga para pembeli dari luar negeri, sehingga tidak aneh jika banyak buyer yang secara langsung rela mendatangi sentra-sentra produk yang ada di Indonesia dalam rangka menemukan produk untuk mereka jual lagi di pasar di Negara mereka. Menyadari hal ini, Pemerintah menyelenggarakan berbagai kegiatan dan pemberian fasilitasi agar para UKM potensial ekspor ini bisa bangkit dan mampu menjadi eksportir pendatang baru, sejalan dengan program peningkatan ekspor yang terus digalakkan oleh Pemerintah. Program Pendampingan Ekspor adalah salah satu bentuk pembinaan berupa pelatihan dan pendampingan bagi UKM potensial ekspor yang berlangsung selama satu tahun penuh. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2010, dimana setiap tahun anggaran dilaksanakan 3 angkatan untuk 3 daerah, masing-masing memiliki 20 orang peserta yang sudah diseleksi. Di samping itu pemberian fasilitasi juga dilakukan berupa pasokan informasi peluang ekspor, buyer list dan keikutsertaan dalam pameran-pameran, baik nasional maupun internasional. Namun demikian, program yang sebenarnya sudah lengkap ini ternyata masih belum mampu membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan, karenadari jumlah 20 orang per angkatan per tahun, mereka yang berhasil menjadi eksportir baru ternyata tidak sampai 5 orang saja, yang berarti tidak seimbang antara hasil dengan waktu, tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan. Menurut Penulis, banyak hal menjadi penyebabnya, antara lain adalah dalam hal komunikasi pemasaran ekspor yang ternyata tidak dilakukan oleh para peserta Program Pendampingan Ekspor tidak dijalankan secara optimal. Peserta lebih banyak mengandalkan pasokan informasi peluang ekspor, daftar importer, mengikuti pameran dagang dan kunjungan missi dagang dari luar negeri. Artinya boleh dikatakan mereka mutlak masih sangat tergantung kepada peran Pemerintah dan tidak terdorong untuk melakukan komunikasi pemasaran sendiri. Dalam jangka panjang tentu hal ini sangat tidak menggembirakan, menambah beban Pemerintah dan tidak ada kemandirian dari para UKM eksportir untuk meningkatkan bisnisnya sendiri. Mengingat hal tersebut, maka dalam penelitian eksploratif dengan judul : “KENDALA KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENSUKSESKAN BISNIS EKSPOR USAHA KECIL DAN MENENGAH” Penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang apa dan bagaimana sebenarnya strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh UKM peserta Program Pendampingan Ekspor dalam usaha mereka menjaring pembeli luar negeri. Jakarta, Januari 2018
Making Sense of Myth. Conversations with Luc Brisson, 2024
European journal of medical and health research, 2024
Journal of Effective Teaching in Higher Education, 2019
Annual Meeting of the Louisiana Archaeological Society, 2024
Mediterranean Geoscience Reviews
3 Biotech
Proceedings of the Water Environment Federation, 2012
Fresenius Environmental Bulletin, 2017
2018 IEEE International Conference on Data Mining (ICDM), 2018
Optics Letters, 2012
Emergency Services SA, 2010
Physics Letters B, 1993
Discrete Applied Mathematics, 2019
ifo Schnelldienst, 2009