Academia.eduAcademia.edu

Laporan modul 7 kel 10

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan industri yang semakin pesat ini, berbagai faktor akan mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut adalah perancangan workplace dan lingkungan kerja. Dalam perancangan workplace, langkah yang dilakukan terlebih dahulu adalah dengan merancang workspace dimana yang menjadi problematika utama adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi. Kegiatan produksi yang dimaksud antara lain menyangkut material, mesin, perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja, dan manusia sebagai pelaksana kerja. Sedangkan faktor-faktor lingkungan kerja yang terlibat, ditentukan oleh anthropometri, iluminansi, kondisi atmosfir, noise, penentuan ruang fisik, penentuan jumlah lampu dan jumlah exhaust fan. PT. Indonesia Tamiya merupakan suatu perusahaan perakitan yang memperhatikan workplace dan lingkungan kerja perusahaan. Dengan pengaturan workplace dan memperhatikan faktor lingkungan kerja, maka kegiatan produksi akan berjalan dengan lebih baik dan akan berpengaruh pada kemajuan perusahaan. Perumusan Masalah Masalah yang ada dalam pratikum ini adalah berisi tentang perancangan lay out stasiun kerja, pola aliran, peranvcangan lay out pabrikasi, penentuan luas ruangan, jumlah lampu, jumlah exhaust fan, warna tembok. Tujuan Pendahuluan Tujuan pendahuluan ini adalah Memahami konsep Workplace dan Worspace. Melakukan pengaturan faktor-faktor lingkungan kerja. Menerapakan sisi ergonomic dalam perancangan workplace. Membuat sebuah layout workplace. Menentukan jumlah fasilitas kerja dalam suatu workplace. Pembatasan Masalah dan Asumsi Dalam praktikum kali ini akan dirancang workplace dan workspace yaitu membuat lay out dan menentukan berapa banyak fasilitas kerja dalam perusahaan namun hanya pada lantai produksi dan lingkungan sekitar lantai produksi. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang disusun dalam laporan praktikum modul 7 Workplace and Environtmental Arrangement ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang praktikum, tujuan praktikum, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang dasar teori yang menyangkut masalah-masalah yang berhubungan dengan workplace dan lingkungan kerja. BAB III PENGUMPULAN Berisi tentang pengumpulan data hasil pengukuran BAB IV PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS Berisi tentang Pengolahan data dan kemudian dilakukan analisa yang terdiri dari analisis perancangan lay out baik stasiun kerja maupun pabrik, analisis pola aliran, analisis luas ruangan, analisis jumlah lampu, analisis jumlah exhaust fan dan analisis warna tembok. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Workplace dan Workspace Workplace adalah suatu lokasi atau daerah yang terdiri dari beberapa area kerja untuk melakukan proses produksi. Sedangkan Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan tugasnya dalam melakukan proses produksi, berisi antara lain material, mesin dan perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja dan juga manusia sebagai pelaksana. Faktor-faktor yang mempengaruhi workplace : Antropometri Adalah suatu pengetahuan yang memelajari pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang berhubungan dengan perancangan suatu alat/benda yang digunakan manusia. Antropometri secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Antopometri Statis dan Dinamis. Iluminansi Cahaya yang merupakan radiasi energy yang dapat ditangkap oleh retina mata dan menghasilkan sensasi visual. Warna : variasi dari panjang gelombang dimana spektrum yang kelihatan memberikan persepsi dari warna yang meningkat. Lampu dan luminaris : adalah cahaya yang dipantulkan dari suatu permukaan atau objek. (Sritomo. 1995) Kondisi Atmosfer Kondisi dimana tubuh manusia mempertahankan kondisi suhu panas yaitu sekitar 98,6 0F atau 37 0C. Kondisi atmosfir yang nyaman akan mempengaruhi kinerja para operator. Noise Suatu kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin/ sejenismya berdasarkan intensitas dan frekuensi suara itu sendiri. Kebisingan yang diterima secara terus menerus dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan seseorang menjadi tuli. Penataan ruang Fisik Prinsip – prinsip dalam menata komponen adalah berdasarkan tingkat kepentingan, frekuensi penggunaan, prinsip fungsi, urutan kegunaan. Penentuan jumlah lampu Penentuan jumlah lampu dapat menentukan distribusi cahaya agar agar lebih merata dan sesuai kebutuhan Penentuan Jumlah turbin Ventilator Turbin Ventilator bertujuan agar panas yang berada didalam ruangan ditarik keatas Prinsip Pembuatan Layout Stasiun Kerja Prioritas penataan komponen Ada beberapa prioritas dalam menata komponen. Beberapa prioritas tersebut antara lain : Berdasarkan tingkat kepentingan Komponen yang sangat penting dalam pencapaian tujuan produksi diletakkan dekat dengan sistem atau mesin yang berkaitan. Penilaian terhadap tingkat kepentingan itu bisa berbeda-beda tergantung dengan apa yang dinilai. Berdasarkan tingkat frekuensi penggunaan Komponen yang paling sering dibutuhkan diletakkan dekat dengan operator. Berdasar prinsip fungsi Komponen-komponen dikelompokkan sesuai dengan fungsinya sejenis, misalnya kelompok display, control atau mesin yang sama. Berdasarkan urutan kegunaan Biasanya penataan tergantung degan pola urutan penggunaan komponen itu sendiri. Prinsip Pembuatan Layout Ruangan Produksi Berdasarkan aspek dasar, tujuan, dan keuntungan – keuntungan yang bisa didapatkan dalam tata letak pabrik, maka bisa dinyatakan dalam beberapa prinsip sebagai berikut : 1. Prinsip integrasi secara total Prinsip ini menyatakan bahwa tataletak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit produksi yang besar. 2. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya. 3. Prinsip aliran dari suatu proses Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang seminimal mungkin yang telah disebutkan pada butir (b). Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (back-tracking) gerakan memotong (cross-movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin bergerak terus tanpa ada interupsi. 4. Prinsip pemanfaatan ruangan Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya. Ketiga subyek tersebut memiliki dimensi tiga yaitu aspek volume (cubic space), dan tidak hanya aspek luas (floor space). Dengan demikian dalam merencanakan tata letak dimensi ruangan ini juga harus dipertimbangkan. 5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja Suatu layout tidak dapat dikatakan baik apabila akhirnya justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja di dalamnya. 6. Prinsip fleksibilitas Maksud dari prinsip fleksibilitas adalah tata letak yang direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian dan pengaturan kembali atau suatu layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah. Peta Aliran material Macam – macam peta aliran stasiun kerja adalah sebagai berikut : Pola Aliran Garis Lurus Merupakan pola yang paling mudah dikenali berdasar pada system material handling, pada umumnya menggunakan conveyor lurus. Pola aliran garis lurus dapat dipakai jika proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana, jarak perpindahan pendek dan hanya terdiri atas beberapa komponen atau peralatan produksi sedikit. Pola Aliran Bentuk U Pola ini umumnya digunakan untuk lantai kerja dengan luas terbatas dan bertujuan untuk meminimalisir tempat. Pada umumnya proses akhir berada di tempat yang sama dengan proses awal dikarenakan adanya penggunaan mesin yang sama. Pola Aliran Zig-Zag Pola aliran tersebut disebut juga pola aliran berbentuk ular, pada umumnya diterapkan pada kondisi lantai pabrik yang sempit tetapi proses yang dibutuhkan cukup panjang. Prinsip penataan dilakukan dengan membelokkan aliran produksi. Pola Aliran Bentuk Lingkaran Pola aliran bentuk melingkar dapat diterapkan bila bertujuan mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Pola Aliran Tak Tentu Digunakan untuk memperoleh lintasan produksi yang pendek antarkelompok dari wilayah berdekatan, pada umumnya proses pemindahan material dilakukan dengan system manual. Gambar 2.1 Pola aliran material (Mizan.2011) Pengaruh lingkungan fisik terhadap perancangan workplace Sebagaimana kita ketahui, terdapat banyak faktor mempengaruhi terbentuknya kondisi lingkungan kerja, diantaranya temteratur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan warna. Berikut ini akan diuraikan masing-masing factor tersebut sehubungan dengan kemampuan manusia yaitu : Temperatur Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini dengan suatu system tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri inipun ada batasnya yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh ini tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin, semuanya dari keadaan normal tubuh. Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemapuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan atas kelebihan panasnya. Menurut penyelidikan apabila temperatur udara lebih rendah dari 170C, berarti temperatur udara ini dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35 % dibawah normal), maka tubuh akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya apabila temperatur udara terlampau panas dibandingkan temperatur normal tubuh, maka akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya melalui system penguapannya. Ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan lebih tingginya temperatur udara. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh berbeda-beda Jika kita perhatikan “internal Climate” suatu ruangan, selama masih dalam batas kenyamanan maka tidak akan ada masalah, namun jika berada diluar batas kenyamanan maka akan menjadi bahasan yang menarik. Ketidaknyamanan dapat menjadi sebuah gangguan atau bahkan akan menimbulkan efek-efek psikologis atau salah satu nyeri fisiologis tergantung pada level dan proses pertukaran panasnya. Menurut Grangjean (1986) kondisi panas sekeliling yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan yang lebih sedikit. Sebaliknya kondisi dingin yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa malas untuk beristirahat yang akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi, terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental. Kelembaban Yang dimaksud dengan kelembaban disini adalah banyaknya air yang terkandung dalam uadara biasa dinyatakan dengan persentase. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur uadaranya, dan memang secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan bergerak udara dan radiasi dari uadara tersebut akan dipengaruhi keadaan tubuh pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya tinggi, akan menumbuhkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena system penguapan dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Rumus kesimbangan panas dalam tubuh manusia menurut Sanders (1987) adalah : S = M – E R C – W ……………………..Persamaan 2.1. Dimana : S = Kondisi keseimbangan tubuh manusia M = Metabolisme tubuh E = Panas yang hilang karena proses evaporasi R = Pertukaran panas akibat dari proses radiasi C = Pertukaran panas akibat dari proses konveksi W = Aktifitas kerja R dan C berharga ( + ) jika temperatur diluar tubuh lebih panas disbanding suhu tubuh, berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan sebaliknya, R dan C berharga ( - ) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan temperatur luar. Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka rumus keseimbangan akan menjadi : M + R + C – E = 0. Ini menunjukkan suatu keadaan dimana tubuh kehilangan tenaga akibat pengauapan, dan ini harus diimbangi terutama oleh akibat penguapan, dan ini juga harus diimbangi terutama pada proses metabolisme yang untuk berlangsungnya memerlukan banyak oksigen, artinya makin panas dan makin lembab lingkungan, makin banyak oksigen diperlukan untuk metabolisme dan makin cepat peredaran darah sehingga makin cepat pula denyut jantung. Keadaan ini sangat berbahaya bagi orang-orang tua atau mereka yang lemah jantung. Sirkulasi Udara Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehat dalam arti kata kita cukup mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang bisa mengganggu kesehatan, harus dipikirkan tentang sirkulasi udara yang baik, sehingga udara kotor bisa diganti dengan udara segar dan bersih, yang biasanya dilakukan melaui ventilasi. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Pada siang hari, diamana biasanya manusia melakukan sebagian besar dari kegiatannya, pohon-pohonan merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan pernapasan kita. Dengan cukupnya oksigen disekitar kita, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman-tanaman disekitar tempat kerja kita, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmanani kita. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan sangat membantu untuk mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. Pencahayaan Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. (Jurnal Universitas Udayana) Kebisingan Kemajuan teknologi ternyata benyak menimbulkan masalah-masalah seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi. Salah satu polusi yaitu kebisingan, yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan kebisingan bisa meyebabkan kematian. Perlindungan modern yang paling baik adalah memakai earphone, yang bisa menutupi seluruh telinga. Tetapi karena pekerja umumnya tidak suka memakai pelindung telinga, keberhasilan tindakan itu akan tergantung pada tingkat pendidikan dan disiplin darinya. Getaran Mekanis Sesuai dengan namanya, getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Besarnya getaran ini ditentukan oleh insensitas (meter/detik) dan frekwensi getarnya (getar/detik). Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam insesitas atau frekwensinya. Sedangkan alat-alat yang ada dalam tubuh kitapun mempunyai frekwensi alami, dimana alat yang satu berbeda frekwensi alaminya dengan alat yang lain. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terjadi apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis ini dapat menganggu tubuh dalam hal : Mempengaruhi konsentrasi kerja. Mempercepat datangnya kelelahan. Dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang dan lain-lain. (Sritomo.w Ergonomi Studi Gerak dan Waktu) Bau-bauan Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan secara lebih jauh bau-bauan yang terus menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor yang mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat ketejaman penciuman seseorang. Oleh karena itu pemakaian air conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja. Warna Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan tempat kerja, dimana warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga warna disekitar tempat kerja berpengaruh secara psikologis bagi para pekerja. Menurut penyelidikan, tiap warna itu memberikan pengaruh secara psikologis yang berbeda-beda terhadap manusia. Diantaranya warna merah bersifat merangsang, warna kuning memberi kesan luas atau lega, warna biru dan hijau memberi kesan sejuk, aman dan menyegarkan, warna gelap memberikan kesan sempit dan warna terang memberikan kesan leluasa.Dalam kedaan dimana ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat menghilangkan warna tersebut, hal ini secara psikologis menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan. Dengan adanya sifat-sifat itulah, maka pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu diperhatikan, dalam arti luas harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. (Sritomo.w Ergonomi Studi Gerak dan Waktu) Fasilitas diruangan pabrikasi Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan fisik dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, Perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material. Perancangan system fasilitas merupakan perancangan bangunan dengan memepertimbangkn beberapa aspek seperti system pencahayaan, kelistrikan, system komunikasi, suasana kerja, sanitasi, pembuanagan limbah dan lain sebagainya. Aspek yang perlu diperhitungkan secara matang dalam perancangan tata letak antara lain meliputi peralatan-peralatan yang akan digunakan, mesin-mesin dan semua perabotan perusahaan. Sedangkan dalam perancangan system material handling meliputi mekanisme yang dibutuhkan agar interaksi antara fasilitas yang ada seperti material, personal, informasi dan peralatan untuk mendukung produksi berjalan sempurna. Perencanaan fasilitas yang baik harus dapat memberikan kemungkinan yang besar bahwa fasilitas yang dirancang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dimasa yang akan datang. Perencanaan fasilitas meliputi perancagan system fasilitas, tata letak pabrik dan sistem penanganan material atau material handling. Untuk lebih jelas, dibawah ini disajikan skema dari perencanaan fasilitas manufaktur. Gambar 2.2 Skema perencanaan fasilitas manufaktur (Jurnal Unikom) Penentuan jumlah lampu Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah lampu: a. Kuat penerangan yang dibutuhkan (lux)= E b. Luas bidang kerja (m2)= A c. Faktor kehilangan cahaya (LLF) d. Faktor penggunaan lampu (CU, coeffiseien of utilitation) e. Lumen lampu Cara menentukan jumlah lampu dengan cara mengali kuat penerangan yang dibutuhkan (E) dengan luas bidang kerja (A) dibagi dengan lumen lampu, faktor kehilangan cahaya (LLF) dan faktor penggunaan (CU) Lumen lampu = (Modul PTI 2011) Penentuan jumlah exhaust fan Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah turbin ventilator: a. Volume ruangan kerja b. Kap sedot c. Waktu sirkulasi Cara menetukan jumlah turbin ventilator dengan rumus sebagai berikut: jumlah turbin ventilator = (Modul PTI 2011) BAB III PENGUMPULAN DATA 3.1 Dimensi Part Tamiya Body Tabel 3.1 Pengukuran Komponen Body Nama Komponen p l t Body 134,00 74,50 32,70 133,40 70,20 27,90 134,70 77,70 32,50 134,10 67,30 35,60 131,70 75,20 34,20 130,00 74,00 35,00 133,40 69,70 38,00 133,30 66,80 37,20 133,80 69,00 29,10 135,00 75,00 30,70 Pengunci Bodi Tabel 3.2 Pengukuran Komponen Pengunci Body Nama Komponen p l t pengunci body 22,20 14,10 9,20 22,00 14,00 9,10 22,30 14,20 9,00 22,30 14,20 9,20 22,30 14,20 9,10 22,20 14,10 9,10 22,00 14,10 9,10 22,20 14,20 9,40 22,00 14,20 9,20 22,00 14,30 9,10 Penutup Baterai Tabel 3.3 Pengukuran Komponen Penutup Baterai Nama Komponen p l t Penutup Baterai 41,20 13,25 11,15 41,25 13,30 11,20 41,50 13,25 11,10 41,00 13,00 11,10 41,50 13,30 11,30 41,25 13,25 11,35 41,40 13,00 11,40 41,10 13,30 11,40 41,60 13,30 11,40 41,40 13,30 11,40 Bumper belakang Tabel 3.4 Pengukuran Komponen Bumper Belakang Nama Komponen p l t Bumper belakang 91,70 47,00 7,40 91,00 38,10 6,80 90,50 39,00 7,00 90,50 39,70 7,20 90,10 41,00 8,70 90,50 37,00 7,60 91,00 39,60 8,30 91,40 37,10 8,00 90,50 39,50 9,00 91,00 39,00 7,90 Sekrup Tabel 3.5 Pengukuran Komponen Sekrup Nama Komponen t d Sekrup 6,40 5,54 6,70 5,54 6,00 5,52 6,40 5,56 6,00 5,56 6,20 5,54 6,40 5,56 5,90 5,52 6,10 5,54 6,20 5,58 Roller Tabel 3.6 Pengukuran Komponen Roller Nama Komponen t d Roller 3,00 17,64 2,80 17,70 3,00 18,00 3,00 17,70 2,80 17,60 2,90 17,90 2,70 17,82 3,10 17,34 2,90 17,84 2,90 17,62 Baut Tabel 3.7 Pengukuran Komponen Baut  Nama Komponen T d Baut 8,70 4,30 8,60 4,32 8,70 4,32 8,60 4,34 8,70 4,32 8,50 4,28 8,40 4,30 9,00 4,24 8,90 4,26 8,40 4,28 Pengunci plat depan Tabel 3.8 Pengukuran Komponen Pengunci Plat Depan Nama komponen P l t Pengunci plat depan 42,70 20,00 14,15 41,90 19,00 14,60 42,00 18,90 14,55 42,50 19,00 14,50 42,70 19,00 14,45 42,00 18,00 14,50 41,50 19,25 14,40 42,00 19,40 14,60 42,00 19,25 14,65 42,00 19,25 14,50 Plat depan Tabel 3.9 Pengukuran Komponen Plat Depan  Nama Komponen p l t plat depan 26,00 5,00 5,90 25,60 5,20 5,60 26,10 5,10 9,40 25,80 5,10 4,40 26,40 5,10 8,00 25,70 5,20 8,00 25,80 5,20 5,70 26,00 5,10 6,80 25,70 5,00 7,70 26,40 5,20 7,90 Tuas On off Tabel 3.10 Pengukuran Komponen Tuas On Off Nama komponen p l t tuas on/off 12,90 12,00 3,70 12,95 11,50 3,65 12,90 11,00 3,55 12,80 12,10 3,70 12,85 12,00 3,55 12,85 12,00 3,65 12,80 12,15 3,55 12,75 12,00 3,50 12,70 11,50 3,55 12,85 11,90 3,75 Gear kecil Tabel 3.11 Pengukuran Komponen Gear Kecil Nama Komponen d t Gear Kecil 3,50 10,60 3,60 10,60 3,40 10,62 3,40 10,56 3,40 10,68 3,60 10,60 3,40 10,62 3,50 10,62 3,40 10,60 3,50 10,60 As roda Tabel 3.12 Pengukuran Komponen As Roda Nama Komponen p d As roda 59,80 1,90 59,70 1,88 60,00 2,00 60,00 1,90 59,90 1,94 59,85 2,00 59,80 1,98 59,80 1,88 59,80 1,92 60,10 1,90 Roda (Ban dan Velg) Tabel 3.13 Pengukuran Komponen Roda Nama Komponen d t Roda 13,70 22,36 13,30 22,40 13,40 22,54 13,00 22,62 13,40 22,62 13,50 22,58 13,00 22,56 13,50 22,58 13,30 22,38 13,60 22,36 Gardan Tabel 3.14 Pengukuran Komponen gardan Nama Komponen p d Gardan 74,30 4,62 74,05 4,60 74,40 4,60 74,10 4,62 74,10 4,60 74,55 4,62 74,20 4,60 74,50 4,60 74,05 4,56 74,20 4,60 Gear besar Tabel 3.15 Pengukuran Komponen Gear Besar  Nama Komponen t d Gear Besar 4,20 17,22 4,20 17,22 4,15 17,20 4,20 17,24 4,15 17,20 4,20 17,20 4,20 17,16 4,20 17,20 4,15 17,26 4,20 17,22 Dinamo Tabel 3.16 Pengukuran Komponen Dinamo  Nama komponen p l dinamo 38,00 19,90 38,00 20,00 38,00 19,90 38,00 19,80 38,10 19,90 38,00 19,80 38,00 20,00 38,00 20,00 37,90 19,90 38,00 20,00 Gear dynamo Tabel 3.17 Pengukuran Gear Dinamo Nama Komponen d t Gear Dinamo 3,00 6,14 3,00 6,14 3,10 6,14 3,20 6,14 3,00 6,18 3,20 6,16 3,10 6,16 3,10 6,18 3,40 6,18 3,10 6,20 Pengunci dynamo Tabel 3.18 Pengukuran Gear Dinamo Nama komponen p l t Pengunci dinamo 32,70 18,60 24,00 32,60 18,50 22,40 31,90 18,50 22,60 32,60 18,60 23,00 31,95 18,55 22,80 32,65 18,60 23,75 31,90 18,65 23,85 32,40 18,60 22,60 31,95 18,70 22,40 32,70 18,55 22,60 Rumah Dinamo Tabel 3.19 Pengukuran Rumah dinamo  Nama Kompunen p l t rumah dinamo 34,50 22,00 18,40 32,00 22,00 15,50 34,00 22,20 15,60 34,60 22,00 15,50 33,20 22,30 18,00 34,00 22,30 15,10 34,00 22,00 18,00 33,90 22,20 15,40 33,80 22,00 18,30 34,00 22,00 18,00 Plat belakang Besar Tabel 3.20 Pengukuran Plat Belakang Besar Nama Komponen p l t Plat belakang besar 26,40 15,40 3,50 26,70 15,50 7,70 26,40 15,10 4,80 26,40 16,00 3,90 26,70 18,50 4,00 26,20 16,00 3,50 26,40 17,00 3,90 26,50 15,50 3,90 26,40 15,40 3,90 26,40 16,80 3,80 Plat belakang kecil Tabel 3.21 Pengukuran Plat Belakang Kecil  Nama Komponen p l t Plat belakang kecil 13,00 11,00 3,30 12,90 11,00 3,80 13,00 11,00 3,80 13,00 10,90 3,40 14,00 11,10 3,70 13,90 11,10 3,90 13,80 11,00 3,50 14,00 11,10 3,60 14,00 11,00 3,00 12,90 11,10 3,70 3.1.1 Rekapitulasi rata-rata Dimensi Tamiya Tabel 3.22 Rekap Rata-rata Pengukuran Komponen Nama Komponen Dimensi p l t d Body 133,34 71,94 33,29   Pengunci Body 22,15 14,16 9,15   Penutup Baterai 41,32 13,23 11,28   Bumper Belakang 90,82 39,70 7,79   Sekrup     6,23 5,55 Roller     2,91 17,72 Baut     8,65 4,30 Penutup Plat depan 42,13 19,11 14,49   Plat depan 25,95 5,12 6,94   Tuas On Off 12,84 11,82 3,62   Gear Kecil     3,47 10,61 As Roda 59,88     1,93 Roda     13,37 22,50 Gardan 74,25     4,60 Gear Besar     4,19 17,21 Dinamo 38,00 19,92     Gear Dinamo     3,12 6,16 Pengunci Dinamo 32,34 18,59 23,00   Rumah Dinamo 33,80 22,10 16,78   Plat Belakang Besar 26,45 16,12 4,29   Plat Belakang Kecil 13,45 11,03 3,57   3.2 Penentuan Kapasitas pallet Tabel 3.23 Kapasitas Pallet Komponen NO Nama Komponen Kapasitas pallet 1 Chasis tak terhingga 2 Roda 500 3 As roda 1000 4 Gear besar 1000 5 Dinamo 300 6 Gear dinamo 1000 7 Plat belakang besar 1000 8 Plat belakang kecil 1000 9 Rumah dinamo 300 10 Gardan 1000 11 Gear kecil 1000 12 Plar depan 1000 13 Tuas on off 1000 14 Penutup plat depan 300 15 Roller 600 16 Pengunci dinamo 300 17 Bumper belakang 100 18 Sekrup 1000 19 Baut 1000 20 Pengunci baterai 300 21 Body 30 22 Pengunci body 1000 23 Baterai 30 3.3 Layout Awal Ruangan Pabrikasi Gambar 3.1 Layout Awal Pabrikasi BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Perancangan Layout Stasiun Kerja 4.1.1 Desain Meja Assembly Gambar 4.1 Desain Meja Assembly Alas Meja Panjang = jarak bahu wanita persentil 95% = 42.8 cm = 428 mm Lebar = jangkauan tangan ke depan wanita persentil 5% - lebar perut pria persentil 95% = 61cm - 28.2cm = 32.8cm = 328mm Tebal = 3cm = 30mm Kaki Depan Meja : Panjang = Lebar = 5cm = 50mm Tinggi = Tinggi komponen tertinggi (body) + allowance = 4cm + 2 cm = 6cm = 60mm ( Menyangga pada conveyor) Kaki Belakang Meja : Panjang = Lebar = 5cm = 50mm Tinggi = jarak standing work wanita persentil 5% = 96 cm = 960mm 4.1.2 Desain Kursi Gambar 4.2 Desain Kursi Berdiri Tinggi sandaran kursi = tinggi bahu pada saat duduk (persentil 95% pria) = 62,1cm Lebar sandaran kursi = lebar bahu (persentil 95% pria) = 46,6 cm Lebar dudukan kursi = lebar panggul (persentil 95% wanita) = 39,2 cm Panjang dudukan kursi = jarak dari popliteal ke pantat (persentil 5% wanita) = 48,8 cm Tinggi kursi = Tinggi Conveyor – Tebal Conveyor – Tebal Paha (Persentil 95% Wanita) = 870 – 50 – 165 =65,5 cm 4.1.3 Desain konveyor Masing-masing Stasiun Kerja terdapat conveyor dengan : p = Panjang Meja = 428 mm Allowance= 21% x 428 = 89.88 mm Jadi, p = 428 + 89.88 = 517.88 = 518 mm l = Lebar Pallet Jalan = 131 mm Allowance= 30% x 131 = 39.19247 mm Jadi, l = 131 + 39.19247 = 169.8340= 170 mm t = Tinggi Meja – Tebal Meja – Jarak dari Meja ke Conveyor = 960 – 30 – 60 = 870 mm (dengan tebal Conveyor 50 mm) Tabel 4.1 Pengukuran Konveyor Keterangan p l t Penjumlahan 428 131 870 Allowance 89.88 39.19247 Hasil 517.88 169.8340 Pembulatan 518 170 Footrest p = 320 mm l = 30 mm t = Tinggi Conveyor – Tebal Conveyor – Tinggi Popliteal (Laki-laki dengan persentil 95%) = 870 – 50 – 490 = 330 mm Gambar 4.3 Desain Konveyor 4.1.4 Desain Pallet Komponen Per Stasiun Kerja Pallet Jalan p = panjang body (rata-rata) + lebar bumper belakang (rata-rata) = 133.875 + 40.26 = 174.135 mm Allowance= 15% x 174.135 = 26.12025 Jadi, p = 174.135 + 26.12025 = 200.2553= 200 mm l = panjang bumper belakang (rata-rata) + setengah diameter roller (rata-rata) = 91.545 + (0,5 x 17.897) = 100.4935 mm Allowance= 30% x 100.4935 = 30.14805 mm Jadi, l = 100.4935 + 30.14805 = 130.6416 = 131 mm t = tinggi body (rata-rata) = 27.45 mm Allowance= 10% x 27.45 = 2.745 mm Jadi, l = 23.216 + 2.745 = 30.195 = 30 mm Tabel 4.2 Pengukuran Pallet Jalan Pallet Jalan Keterangan p l t t roda Penjumlahan 174.135 100.4935 27.45 23.216 Allowance 26.12025 30.14805 2.745 2.3216 Hasil 200.2553 130.6416 30.195 25.5376 Pembulatan 200 131 30 26 Gambar 4.4 Desain Pallet Jalan Stasiun Kerja 1 Komponen yang terdapat dalam stasiun ini : Gear Kecil d = 3,47 mm = 0,347 cm t = 10,61 mm = 1,061 cm Volume benda : 0,368167 cm3 Volume Pallet : 3,68167 cm3 As Roda P = 59,875 mm = 5,9875 cm d = 1,93 mm = 0,193 cm Volume Benda : 1,1556 cm3 Volume Pallet : 11,556 cm3 Roda d = 13,37 mm = 1,337 cm t = 22,5 mm = 2,25 cm Volume benda : 3,008 cm3 Volume Pallet : 15,041 cm3 Gear Besar P = 4,185 mm = 0,4185 cm D = 17,212 mm = 1,7212 cm Volume benda : 0,72 cm3 Volume pallet : 7,2 cm3 Perancangan desain pallet : Tebal palet 80 mm Untuk Gear Kecil : Gear kecil disusun menjadi 42 tingkat, desain pallet dibentuk huruf L dengan ukuran sebagai berikut: Diameter pallet : 10,61x14 =148,54+10%(148,54) = 163 mm Lebar pallet : 1,061 = 1,061 cm Tinggi pallet : 1,061 cm Allowance = 10% Diameter pallet : 10,61 x10= 106,1 mm+10%(106,1) = 116,71 mm Lebar : 1,061 cm Tinggi pallet :3,47 x 42 = 145,74 mm Allowance : 10 % Untuk Roda Roda disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 baris , 5 lajur sejajar sesuai dengan panjang komponen. Diameter pallet : 22,5 x 10= 225 + 10 %(225) = 248 mm Lebar pallet : 22,5 x 5 =112,5 x 10% (112,5) = 124 Tinggi pallet : 13,37x10=133,7 mm Allowance =10 % Untuk As Roda Roda disusun menjadi 20 tingkat, memanjang 50 lajur. Panjang pallet : 1,93 x 50 = 96,5 +10%(96,5) = 107 mm Lebar pallet : 59,875 mm Tinggi pallet : 1,93 x 20 = 38,6 Allowance = 10 % Untuk Gear Besar Gear Besar disusun menjadi 40 tingkat, memanjang 5 lajur dan lebar 5 baris. Diameter pallet : 17,212 x 5=86,05+10%(86,65)= 95 mm Lebar pallet : 17,212 x 5=86,05+10%(86,65)= 95 mm Tinggi pallet : 4,19x40=168 mm Allowance =10% Gambar 4.5 Desain Pallet SK 1 Stasiun Kerja 2 Komponen yang terdapat pada pallet: 1. Gardan Komponen disusun vertikal sebanyak 65 buah dan ditumpuk sebanyak 16 tumpukan. Panjang = 74,25 + 7,425 = 81,675 mm ≈ 82 mm Diameter = 4,6 x 65 = 229mm = 229 + 22,9 = 329 mm Tinggi = 4,6 x 16 = 73,6 mm ≈ 74 mm 2. Roda Komponen disusun menjadi 10 banjar, 4 baris dan 13 tumpuk. Panjang = 22,5 x 10 = 225 mm = 225 + 22,5 = 247 mm Lebar = 22,5 x 4 = 90 mm = 90 + 9 = 99 mm Tinggi = 13,37 x 13 = 173,81mm 3. As roda Komponen disusun secara vertikal sebanyak 43 buah dan ditumpuk sebanyak 66 tumpukan. Panjang = 59,875 mm + (10 % x 59,875) = 66 mm Lebar = (1,93 mm x 43 ) = 82,99 mm = 82,99 +8,299 = 92 mm2 Tinggi = (1,93 mm x 24) = 47 mm Jarak sekat nya 5 mm Berikut desain pallet komponen stasiun kerja 2 dengan menggunakan software Catia : Gambar 4.6 Desain Pallet SK 2 Stasiun Kerja 3 Komponen – komponen yang ada dalam stasiun 3 : 1. Rumah Dinamo P = 3,204 cm L = 2,044 cm t = 1.603cm Kapasitas pallet Rumah Dinamo 300 2. Plat belakang besar P = 2.653 cm L = 1.56 cm t = 0.65 cm Kapasitas pallet Plat belakang besar 1000 Perancangan desain pallet : Untuk rumah dinamo : rumah dinamo disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 3 baris. Panjang pallet = ( 10 x 3,204 cm ) +( 15% x 10 x 3,204 cm) = 32,04 cm + 4,806 cm = 36,846 cm Lebar pallet = ( 3 x 2,044 cm ) + (15% x 3 x 2,044 cm ) = 6,132 cm + 0,9198 cm = 7,0518 cm Tinggi pallet = 10 x 1,603 cm = 16,03 cm Untuk Plat Belakang Besar : Plat Belakang Besar disusun menjadi 20 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 3 baris. Panjang pallet = ( 10 x 2,653 cm ) +( 15% x 10 x 2,653 cm) = 26,53 cm + 3,9795 cm = 30,5095 cm Lebar pallet = ( 5 x 1,56 cm ) + (15% x 5 x 1,56 cm ) = 7,8 cm + 1,17 cm = 8,97 cm Tinggi pallet = 20 x 0,65 cm = 13 cm Karena rumah dinamo dan plat belakang besar 1 pallet, maka ukuran total pallet menjadi : panjang = 36,846 cm lebar = 7,0518 cm + 8,97 cm =16,0218 cm tinggi = Part rumah dinamo = 16,03 cm Plat belakang besar = 13 cm Gambar 4.7 Desain Pallet SK 3 Stasiun Kerja 4 Kapasitas Palet untuk komponen Plat belakang kecil = 1000 Dimensi komponen , panjang = 12,935mm ; lebar = 11,055mm ; tinggi = 4,045mm Dimensi palet untuk komponen Plat belakang kecil Panjang = 130mm ; lebar = 111mm ; tinggi = 41mm Gambar 4.8 Desain Pallet SK 4 Stasiun Kerja 5 Komponen yang terdapat dalam stasiun ini : Dinamo p = 3,821 l = 1,9845 Kapasitas pallet dinamo 300 Gear Dinamo d = 0,632 t = 0,3075 Kapasitas pallet gear dinamo1000 Plat Depan p = 2,5915 l = 0,7185 t = 0,516 Kapasitas pallet plat depan 1000 Perancangan desain pallet : Untuk dinamo : Dinamo disusun menjadi 6 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 5 baris. Panjang pallet : 5 x 1,9845 = 9,923 cm Lebar pallet : 5 x 3,821 = 19,105 cm Tinggi pallet : 12 x 1,9845 = 23,814 cm Untuk gear dinamo : Baut disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 10 baris. Panjang pallet : 10 x 0,632 = 6,32 cm Lebar pallet : 10 x 0,632 = 6,32 cm Tinggi pallet : 10 x 0,3075 = 3,075 cm Untuk plat depan : Plat depan disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 10 baris. Panjang pallet : 10 x 0,7185 = 7,185 cm Lebar pallet : 5 x 2,5915 = 12,958 cm Tinggi pallet : 20 x 0,516 = 10,32 cm Karena dinamo, gear dinamo, dan plat depan 1 pallet, maka ukuran total pallet menjadi : Panjang : 19,278 cm Lebar : 9,923 + 7,185 = 17,108 cm Tinggi : 5 cm Berikut desain pallet komponen stasiun kerja 5 dengan menggunakan software Catia : Gambar 4.9 Desain Pallet SK 5 Stasiun Kerja 6 Komponen yang terdapat dalam stasiun ini : Roda t : 1,334 cm d : 2,3204 cm Kapasitas pallet roda 500 Tuas On-Off p : 1,208 cm l : 1,343 cm t : 0,375 cm Kapasitas pallet tuas on-off 1000 Perancangan desain pallet : Untuk roda : Roda disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 5 baris. Panjang pallet : 10 x 2,3204 cm = 23,204 cm Lebar pallet : 5 x 2,3204 cm = 11,602 cm Tinggi pallet : 10 x 1,334 cm = 13,34 cm Untuk Tuas on-off : Tuas on-off disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 20 lajur dan lebar 5 baris. Panjang pallet : 20 x 1,208 = 24,16 cm Lebar pallet : 5 x 1,343 = 6,715 cm Tinggi pallet : 10 x 0,375 cm = 3,75 cm Karena tuas on-off dan roda 1 pallet, maka ukuran total pallet menjadi : Panjang : 24,16 cm Lebar : 11,602 cm + 6,715 cm = 18,317 cm Tinggi : 5 cm Berikut desain pallet komponen stasiun kerja 6 dengan menggunakan software Catia : Gambar 4.10 Desain Pallet SK 6 Stasiun Kerja 7A dan 7B Komponen : Bumper Belakang dan Sekrup Asumsi: Bumper dapat ditumpuk menjadi 7 tumpukan dan terdapat 4 lajur untuk tiap barisnya dan ada 4baris . Jadi memuat 100 Bumper. Sekrup dapat ditumpuk menjadi 3 tumpukan dan terdapat 62 lajur untuk tiap barisnya dan ada 7 baris . Jadi memuat 1000 sekrup. Panjang Meja Komponen = 42,8 cm Lebar Meja Komponen = 19,8 cm Panjang Pallet Bumper= 4 x panjang Bumper = 4 x 9,15 = 36,6 cm Tinggi pallet Bumper = 7 x Tinggi rata-rata Bumper =7 x 0,895 = 6,256 cm Lebar Pallet Bumper = 4 x lebar Bumper = 4 x 3,85 = 15,4 cm Panjang pallet Sekrup= 62 x tinggi Sekrup = 62 x 0,69 = 42,78 cm Lebar Pallet sekrup Body = 7 x diameter sekrup = 7 x 0,58 = 4,06 cm TinggiPallet pengunci Body = 3 x diameter sekrup = 3 x 0,58 = `1,74 cm 36,6 15,4 4,06 42,78 Gambar 4.11 Desain Pallet SK 7a dan 7b Stasiun Kerja 8 Komponen – komponen yang ada dalam stasiun 8 : Roda d = 2,2016 cm t = 1,363 cm Kapasitas pallet roda 500 roller d = 1,602 cm t = 0,301 cm Kapasitas pallet roller 600 baut d = 0.4374 cm t = 0.867 cm Kapasitas pallet baut 1000 Perancangan desain pallet : Untuk roda : roda disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 5 baris. Panjang pallet = ( 10 x 2,2016 cm ) +( 15% x 10 x 2,2016 cm ) = 22,016 cm + 3,3024 cm = 25,3184 cm Lebar pallet = ( 5 x 2,2016 cm ) + (15% x 5 x 2,2016 cm ) = 11,008 cm + 1,6512 cm = 12,6592 cm Tinggi pallet = 10 x 1,363 cm = 13,63 cm Untuk roller : Roller disusun menjadi 20 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 3 baris. Panjang pallet = ( 10 x 1,602 cm ) + ( 15% x 10 x 1,602 cm ) = 16,02 cm + 2,403 cm = 18,423 cm Lebar pallet = ( 3 x 1,602 cm ) + ( 15% x 3 x 1,602 cm ) = 4,806 cm + 0,7209 cm = 5,5269 cm Tinggi pallet = 20 x 0,301 cm = 6,02 cm Untuk baut : Baut disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 10 baris. Panjang = 6,8954 cm Lebar = 5,5269 cm Tinggi = 10 x 0,301 cm = 3,01 cm Karena roda, roller, dan baut 1 pallet, maka ukuran total pallet menjadi : panjang = 25,3184 cm lebar = 12,6592 cm + 5,5269 cm = 18,1861 cm tinggi = Roda = 13,63 cm Roller = 6,02 cm Baut = 3,01 cm Gambar 4.12 Desain Pallet SK 8 Stasiun Kerja 9 Komponen – komponen yang ada dalam stasiun 9 : 1. Penutup Plat Depan P = 4.265 cm L = 1.864 cm t = 1.486 cm Kapasitas pallet Penutup Plat Depan 300 Perancangan desain pallet : Untuk Penutup Plat Depan : Penutup Plat Depan disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 6 lajur dan lebar 5 baris. Panjang pallet = (6 x 4,265 cm ) +( 15% x 6 x 4,265 cm) = 25,59 cm + 3,8385 cm = 29,4285 cm Lebar pallet = ( 5 x 1,864 cm ) + (15% x 5 x 1,864 cm ) = 9,32 cm + 1,398 cm = 10,718 cm Tinggi pallet = ( 10 x 1,486 cm ) + (15% x 10 x 1,486 cm) = 14,86 cm + 2,229 cm = 17,089 cm maka ukuran total pallet menjadi : panjang = 29,4285 cm lebar = 10,718 cm tinggi = 17,089 cm Gambar 4.13Desain Pallet SK 9 Stasiun Kerja 10 Komponen yang terdapat dalam stasiun ini : Baterai t = 5,05 cm d = 1,44 cm Volume benda: 8,22 cm3 Kapasitas pallet baterai 30 Volume pallet: 246,6 cm3 Pengunci Dinamo p = 3,234 cm l = 1,859 cm t = 2,3 cm Volume benda: 13,828 cm3 Kapasitas pallet pengunci dinamo 300 Volume pallet: 4148,4 cm3 Perancangan desain pallet : Untuk baterai : Baterai disusun menjadi 1 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 3 baris. Panjang pallet : 10 x 1,44 = 14,4 cm Tinggi pallet: 1,44 cm Lebar pallet: 3 x 5,05 = 15,15 Untuk pengunci dinamo : Pengunci dinamo disusun menjadi 6 tingkat, memanjang 5 lajur dan lebar 10 baris. Panjang pallet : 5 x 3,234= 16,17 cm Lebar pallet : 10 x 1,859 = 18,59 cm Tinggi pallet : 6 x 2,3 = 13,8 cm Jadi rancangan dimensi pallet SK 10 adalah sebagai berikut: Panjang: 37 cm Lebar: 19,8 cm Tinggi: 4 cm Berikut desain pallet komponen stasiun kerja 10 dengan menggunakan software Catia : Gambar 4.14 Desain Pallet SK 10 Stasiun Kerja 11 A dan 11 B Palet komponen roller dan baut disusun bersebelahan Kapasitas Palet untuk komponen Roller = 1000 Dimensi komponen , tebal = 2,761mm ; diameter = 17,897mm Dimensi palet untuk komponen Roller Panjang = 179 mm ; lebar = 179 mm ; tinggi = 28mm Kapasitas Palet untuk komponen Baut = 1000 Dimensi komponen , tinggi = 8,43mm ; diameter = 4,275mm Dimensi palet untuk komponen Baut Panjang = 85 mm ; lebar = 43 mm ; tinggi = 43 m Gambar 4.15 Desain Pallet SK 11a dan 11b Stasiun Kerja 12 Komponen yang terdapat dalam stasiun ini : Roller d = 1,819 t = 0,2981 Kapasitas pallet roller 600 Baut d = 0,8515 t= 0,4536 Kapasitas pallet baut1000 Pengunci Baterai p = 4,1285 l = 1,353 t = 1,2609 Kapasitas pallet pengunci baterai 300 Perancangan desain pallet : Untuk roller : Roller disusun menjadi 20 tingkat, memanjang 6 lajur dan lebar 5 baris. Panjang pallet : 6 x 1,819 = 10,914 cm Lebar pallet : 5 x 1,819 = 9,095 cm Tinggi pallet : 20 x 0,2981 = 5,962 cm Untuk baut : Baut disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 10 baris. Panjang pallet : 10 x 0,8515 = 8,515 cm Lebar pallet : 10 x 0,4536 = 4,536 cm Tinggi pallet : 10 x 0,8515 = 8,515 cm Untuk pengunci baterai : Pengunci baterai disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 5 lajur dan lebar 6 baris. Panjang pallet : 5 x 4,1285 = 20,6425 cm Lebar pallet : 6 x 1,353 = 8,118 cm Tinggi pallet : 10 x 1,2609 = 12,609 cm Karena roller, baut, dan pengunci baterai 1 pallet, maka ukuran total pallet menjadi : Panjang : 20, 6425 cm Lebar : 8,118 + 9,095 = 17,123 Tinggi : 5 cm Berikut desain pallet komponen stasiun kerja 12 dengan menggunakan software Catia : Gambar 4.16 Desain Pallet SK 12 Stasiun Kerja 16 Komponen : Body dan Pengunci Body Asumsi: Body dapat ditumpuk menjadi 5 tumpukan dan terdapat 6 lajur untuk tiap barisnya dan ada 2 baris . Jadi memuat 30 body. Pengunci Body dapat ditumpuk menjadi 21 tumpukan dan terdapat 23 lajur untuk tiap barisnya dan ada 2 baris . Jadi memuat 1000 body. Panjang Meja Komponen = 42,8 cm Lebar Meja Komponen = 19,8 cm Panjang Pallet Body = 3 x panjang Body = 3 x 13,165 = 39,495 cm Tinggi pallet Body = 5 x Tinggi rata-rata Body = 5 x 3,76 = 18,8 cm Lebar Pallet Body = 2 x lebar Body = 2 x 6,645 = 13,29 cm Panjang pallet pengunci body = 23 x lebar pengunci body = 23 x 1,849 = 42,527 cm Lebar Pallet pengunci Body = 2 x lebar pengunci Body = 2 x 3,2244 = 6,4488 cm Tinggi Pallet pengunci Body = 21 x lebar pengunci Body = 21 x 0,895 = 18,795 cm 39,495 13,29 6,4488 42,527 Gambar 4.17 Desain Pallet SK 16 4.1.5 Layout Stasiun Kerja SK 1 Gambar 4.18 Desain Stasiun Kerja 1 Komponen yang terdapat dalam stasiun ini yaitu gear kecil, as roda, roda, dan gear besar. Dalam stasiun kerja ini aktivitas yang dilakukan antara lain yaitu memasang gear kecil ke chasis, memasang as roda ke roda serta memasang gear besar ke chasis assy. Dengan banyaknya komponen dalam satu palet tersebut, maka perlu diperhatikan peletakan komponen di palet. Misalnya untuk gear kecil, dengan ukuran yang lebih kecil dari komponen lainnya maka gear kecil diletakkan dekat dengan operator pada palet tersebut. Apabila gear kecil diletakkan di belakang komponen yang lebih besar, tentunya akan sedikit mengganggu operator dalam mengambil komponen. Dan operator akan melakukan aktivitas mencari (search). Aktivitas tersebut seharusnya dikurangi supaya kerja operator lebih optimal. SK2 Gambar 4.19 Desain Stasiun Kerja 2 Komponen yang terdapat pada palet di stasiun kerja 2 ini yaitu as roda, gardan dan roda. Pada stasiun ini, aktivitas yang dilakukan yaitu memasang as roda ke roda dan memasang gardan ke chasis assy kemudian diletakkan lagi di palet transfer. Palet ini terdiri dari 3 komponen. Pembuatan palet harus disesuaikan dengan jangkauan operator. Berdasarkan palet yang sudah dibuat untuk stasiun kerja 2 sudah sesuai dengan jangkauan operator baik dari segi panjang palet maupun dari tinggi palet tersebut. SK 3 Gambar 4.20 Desain Stasiun Kerja 3 Untuk stasiun kerja 3 terdapat dua komponen yang digunakan antara lain rumah dinamo dan plat belakang besar. Aktivitas yang terjadi pada stasiun ini yaitu memasang plat belakang besar ke rumah dinamo. Berdasarkan bentuk komponen, kapasitas dalam palet untuk rumah dinamo lebih sedikit daripada plat belakang besar. Palet dapat menampung 1000 plat belakang besar. Sedangkan untuk rumah dinamo hanya 300 komponen saja. Pada stasiun ini akan menggunakan kanban apabila rumah dinamo dalam palet habis. SK 4 Gambar 4.21 Desain Stasiun Kerja 4 Komponen yang digunakan untuk stasiun ini adalah plat belakang kecil. Adapun aktivitas yang dilakukan adalah memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy. Palet yang digunakan untuk komponen ini saja. SK 5 Gambar 4.22 Desain Stasiun Kerja 5 Komponen yang digunakan di stasiun kerja 5 antara lain dinamo, gear dinamo plat depan. Setelah menerima palet jalan dari stasiun kerja sebelumnya, aktivitas yang dilakukan operator yaitu memasang plat depan kemudian memasang gear dinamo ke dinamo. Palet komponen pada stasiun kerja ini dibagi menjadi 3 bagian dengan kapasitas 300 untuk dinamo, 1000 untuk gear dinamo dan 1000 untuk plat depan. Untuk gear dinamo dan plat depan dihadapkan ke arah operator. Sehingga dinamo diletakkan di belakang kedua komponen tersebut supaya tidak menghalangi. SK 6 Gambar 4.23 Desain Stasiun Kerja 6 Stasiun kerja 6 menggunakan komponen roda dan tuas on-off. Operator melakukan aktivitas seperti memasang rumah dinamo assy ke chasis assy. Rumah dinamo assy ini diperoleh dari stasiun 5. Kemudian memasang tuas on off ke chasis assy. Dan yang terakhir yaitu memasang roda ke as roda assy di chasis assy. SK 7a & 7b Gambar 4.24 Desain Stasiun Kerja7a dan 7b SK 7A dan 7B merupakan stasiun duplikasi. Pada stasiun ini terdapat beberapa part yaitu sekrup dan bumper. Pada operasi kerja di sini hanya memasang bumper belakang saja. Kapasitas pallet disesuaikan dengan ketiga komponen tersebut. Bumper dapat ditumpuk menjadi 7 tumpukan dan terdapat 4 lajur untuk tiap barisnya dan ada 4baris . Jadi memuat 100 Bumper. Sekrup dapat ditumpuk menjadi 3 tumpukan dan terdapat 62 lajur untuk tiap barisnya dan ada 7 baris . Jadi memuat 1000 sekrup. Ukuran atau dimensi yang digunakan pada stasiun ini yaitu panjang meja komponen sebesar 42,8 cm, lebar meja komponen 19,8 cm, panjang pallet bumper 36,6 cm, tingginya 6,256 cm, lebar pallet bumper 15,4 cm, panjang dan lebar pallet sekrup berturut-turut yaitu 42,78 cm dan 4,06 cm. Sedangkan tinggi pallet penguncinya sebesar 1,74 cm. Dengan ukuran yang sedemikian rupa, maka aktivitas operator pada stasiun kerja ini akan nyaman dan dengan space yang sesuai. SK 8 Gambar 4.25 Desain Stasiun Kerja 8 Pada stasiun kerja 8 terdapat beberapa komponen yaitu roda, roller, dan baut. Kapasitas pallet masing-masing berturut-turut yaitu 500, 600, dan 1000. Ketiga komponen tersebut diletakkan dalam satu pallet dengan panjang 25,3184 cm dan lebar 18,1861 cm. Sedangkan tinggi pallet untuk roda sebesar 13,63 cm, roller 6,02 cm, dan 3,01 cm. Operator pada stasiun kerja ini melakukan pemasangan roda, memasang roller, serta membautnya. Dengan perancangan ukuran meja dan pallet pada stasiun kerja ini diharapkan operator dapat bekerja dengan nyaman. SK 9 Gambar 4.26 Desain Stasiun Kerja 9 Pada stasiun kerja 9 terdapat komponen penutup plat depan dengan kapasitas pallet penutup plat depan 300 Penutup Plat Depan disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 6 lajur dan lebar 5 baris. Ukuran total pallet pada stasiun kerja ini yaitu panjang 29,4285 cm, lebar 10,718 cm, dan tinggi 17,089 cm. Dengan perancangan ukuran pallet pada stasiun kerja ini diharapkan operator dapat bekerja memasang penutup plat depan dengan nyaman dan space yang sesuai. SK 10 Gambar 4.27 Desain Stasiun Kerja 10 Pada stasiun kerja 10 terdapat komponen baterai dan pengunci dinamo. Operator melakukan pemasangan baterai pada chasis assy dan memasang pengunci dinamo. Kapasitas pallet baterai adalah 30, seedangkan pengunci dinamo sebanyak 300. Rancangan dimensi pallet untuk stasiun kerja 10 yaitu panjang 37 cm, lebar 19,8 cm, dan tinggi 4 cm. Dengan perancangan ukuran pallet pada stasiun kerja ini diharapkan operator dapat bekerja dengan nyaman. SK 11a & 11b Gambar 4.28 Desain Stasiun Kerja 11 Pada stasiun kerja duplikasi 11a dan 11b terdapat komponen roller dan baut. Operator melakukan aktivitas kerja memasang roller serta membautnya pada chasis assy. Kapasitas pallet untuk roller dan baut berturut-turut yaitu 600 dan 1000. Dengan perancangan ukuran meja dan pallet pada stasiun kerja ini diharapkan operator dapat bekerja dengan nyaman. SK 12 Gambar 4.29 Desain Stasiun Kerja 12 Pada stasiun kerja 12 terdapat komponen roller, baut, dan pengunci baterai dengan kapasitas pallet masing-masing komponen tersebut berturut-turut sebesar 600, 1000, dan 300. Roller disusun menjadi 20 tingkat, memanjang 6 lajur dan lebar 5 baris. Baut disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 10 lajur dan lebar 10 baris. Sedangkan pengunci baterai disusun menjadi 10 tingkat, memanjang 5 lajur dan lebar 6 baris. Karena roller, baut, dan pengunci baterai 1 pallet, maka ukuran total pallet dari stasiun kerja ini yaitu panjang 20, 6425 cm, lebar 17,123 cm, dan tinggi 5 cm. Dengan perancangan pallet pada stasiun kerja ini diharapkan mampu membuat operator bekerja dengan nyaman dengan space yang sesuai. SK 13, SK 14, & SK 15 Gambar 4.30 Desain Stasiun Kerja 13, 14, 15 Untuk Stasiun kerja 13,14,15 tidak ada pallet komponen karena pada stasiun tersebut hanya melakukan pekerjaan membaut roller ke chasis assy baik itu roller depan maupun roller tengah. Untuk roller depan kiri dilakukan pada SK 13, untuk SK 14 membaut roller tengah kanan dan untuk SK 15 membaut roller depan kanan, dalam melakukan pekerjaan ini tidak dibutuhkan keahllian khusus tetapi yang diperlukan adalah pada saat membaut harus kencang supaya roller tidak lepas. SK 16 Gambar 4.31 Desain Stasiun Kerja 16 Untuk Stasiun kerja 16 terdapat pallet komponen yang berisi body dan pengunci body. Disini untuk body kapasitas pada palletnya berjumlah 30 sedangkan untuk pengunci body kapasitasnya 1000, Pekerjaan yang dilakukan dalam SK ini adalah memasang body pada chasis assy kemudian dilanjutkan dengan memasang pengunci body pada belakang body hingga akhirnya mini 4WD selesai dirakit. 4.2 Penentuan Pola Aliran menggunakan Flow Diagram Pola aliran dalam proses produksi ini yaitu pola U karena dalam proses produksi tidak menggunakan operasi mesin melainkan dengan manual, sehingga mempermudah untuk pemanfaatan fasilitas transportasi dan pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. 4.3 Perancangan Layout Ruangan Pabrikasi 4.3.1 Penentuan jarak antar Stasiun Kerja Pada layout lantai produksi perusahaan yang kami buat, kami menentukan jarak di setiap lokasi kerja, termasuk jarak antar stasiun kerja,yaitu sebesar 1,5 meter. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keleluasaan pada operator saat bekerja sehingga bisa mempercepat proses perakitan. 4.3.2 Layout Ruangan Pabrikasi Gambar 4.32 Desain Layout Keseluruhan Perusahaan Indonesia Tamiya Motor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi tamiya khususnya pada bidang assembly. Pada modul 4 kami telah merancang metode Line of balancing terbaik, yang akan digunakan untuk proses produksi, stasiun kerja kami sebanyak 18 stasiun kerja, di mana untuk stasiun kerja 7 dan 11 merupakan duplikasi. Dalam menentukan metode aliran lantai produksi, kami memilih U-shape, hal tersebut karena kami mempertimbangkan proses pada perusahaan kami yang tidak menggunakan operasi mesin melainkan dengan manual, sehingga mempermudah untuk pemanfaatan fasilitas transportasi dan pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Pada luas keseluruhan layout perusahaan yaitu 1000 m² dan untuk layout lantai produksi sebesar 560,7 m², di mana lebar 21.000 mm dan panjang 26700 mm yang terdiri dari lantai produksi, kantor, toilet, ruang kesehatan, Locker room dan dilengkapi dengan liner forklift. Kami merancang lay out ini untuk memudahkan para operator dan jalannya arus produksi sehingga kami juga menempatkan jarak untuk tiap operator sebesar 1,5 m. Produktivitas kerja dapat ditingkatkan dengan melakukan penyusunan ulang fasilitas- fasilitas yang ada. Untuk menghasilkan layout pabrik yang lebih baik, maka keakuratan ukuran tiap fasilitas, jarak operator dan ukuran luas layout yang terbaik dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk perusahaan. 4.3.3 Penentuan Luas Ruangan Panjang : 21000 mm Lebar: 26700 mm Sehingga luasnya adalah: 560700000 mm3 = 560,7 m3 4.3.4 Penentuan Jumlah Lampu Diketahui : A = 21000 mm x 26700 mm = 21 m x 26,7 m E = 200 lux Tabel 4.3 Penentuan Jumlah Lampu Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan LLF = Industri bersih = 0,7 CU = 0,5 Lampu 2 x 60 watt 1 watt = 75 lumen Lampu 2 x 600 watt = 2 x 60 x 75 lumen = 9000 lumen 35,6 lampu 36 lampu Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan data, didapat hasil dari penentuan lampu sebesar 36 lampu. Jumlah lampu tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan penerangan. Dengan penerangan yang baik, akan meningkatkan performa operator dalam bekerja. Dengan performa operator yang meningkat, maka kegiatan proses produksi juga berjalan lebih baik. 4.3.5 Penentuan Jumlah Exhaust Fan = = = 7,5 8 exhaust fan Berdasarkan perhitungan didapat jumlah exhaust fan sebesar 8 buah. Jumlah ini didapat dari volume ruangan dibagi dengan kapasitas sedot dikalikan dengan waktu sirkulasi. Dengan Jumlah exhaust fan yang memadahi tersebut, diharapkan sirkulasi udara dalam pabrik dapat berjalan dengan baik, sehingga kegiatan proses produksi juga berjalan dengan baik. 4.3.6 Penentuan Warna Tembok Untuk warna tembok yang dipakai pada lantai produksi berwarna hijau, karena memberi kesan sejuk sehingga dapat memotivasi pekerja untuk bekerja secara maksimal. sedangkan untuk office dan loker room berwarna biru muda. Untuk toilet dan ruang kesehatan berwarna putih. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam kegiatan perancangan workplace dan workspace ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : Workplace adalah suatu lokasi atau daerah yang terdiri dari beberapa area kerja untuk melakukan proses produksi. Sedangkan Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan tugasnya dalam melakukan proses produksi. Faktor-faktor lingkungan kerja yang ada dalam perancangan workplace adalah: Antropometry, iluminansi, kondisi atmosfer, noise, penataan ruang fisik, penentuan jumlah lampu, penentuan jumlah turbin ventilator. Dalam merancang workplace harus memperhatikan sisi ergonomi agar ketika operator bekerja merasa nyaman. Misalnya seperti perancangan kursi, meja, konveyor harus disesuaailan dengan antropometri yang ada sehingga operator dapat melakukan tugasnya dengan maksimal dan nyaman. Dalam membuat layout workplace harus memperhatikan luas pabrik yang ada agar layout yang dihasilkan sesuai dengan keinginan perusahaan. luas pabrik PT Indonesia Tamiya Motor adalah 560,7 m3 sedangkan jarak antara opertor satu dengan yang lain adalah 1,5 meter. Selain itu dalam pembuatan layout juga perlu adanya warna tembok, untuk warna tembok sendiri diambil warna hijau supaya memberi kesan sejuk kepada para pekerja. Jumlah fasilitas kerja yang ada di suatu workplace harus ditentukan seperti jumlah lampu. Jumlah exhaustfan, serta fasilitas umum lainnya contohnya toilet, looker room, office ruang kesehatan dll. Dalam workplace yang dibuat jumlah lampunya adalah 36 buah sedangkan jumlah exhaust fan adalah 8 buah. 5.2 Saran Dalam membuat desain pallet, sesuai ukuran kapasitas yang telah ditentukan agar ketika dibuat layout stasiun kerja sesuai dengan meja. Sebaiknya sebelum mendesain meja, kursi dan konveyor harus mengetahui mempelajari antropometri agar dapat meminimalisir kesalahan. Sebaiknya dalam membuat layout pabrik memperhatikan luas pabrik agar dalam menentukan fasilitas-fasilitas kerja sesuai luas pabrik yang kita buat. DAFTAR PUSTAKA Grandjean, E. 1991, Fatigue, Dalam: Parmeggiani, L. ed. Encyclopedia of Occupational Health and Safety, Third (revised) edt. ILO, Geneva .837-838. Jurnal Unikom Jurnal Universitas Udayana Modul Praktikum Perancangan Teknik Industri 2011 Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi (Konsep dasar dan Aplikasinya). Surabaya : Guna Widya. Sanders, S. M. and McCormick, E. J. 1982. Human Factor in Engineering and Design Fifth Edition.New Delhi : McGraw Hill. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu,Surabaya:Guna Widya.1995 Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 “Workplace And Environmental Arrangement” Kelompok 10 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011 41