Academia.eduAcademia.edu

Arti Pahlawan dalam One Piece

Abstract

One Piece merupakan serial manga dan anime popular Jepang karya Eichiro Oda. Serial ini mengisahkan tentang petualangan seorang Monkey D. Luffy yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut dengan menemukan sebuah harta karun legendaris bernama One Piece. Untuk mengejar ambisinya tersebut dia mengajak beberapa nakama yang diajaknya berlayar mengarungi lautan misterius bernama Grand Line. Luffy dan kawan-kawannya tersebut terkenal dengan sebutan Bajak Laut Mugiwara atau Topi Jerami. Sepanjang perjalanannya, kru Mugiwara atau Topi Jerami ini, seringkali berhadapan dengan kelompok bajak laut lain yang mencengkeram suatu wilayah. Atas dasar kebebasan dan kepedulian terhadap kawan, mereka akhirnya seringkali terlibat ke dalam permasalahan politik di wilayah tersebut. Mereka menghajar dan mengalahkan musuh-musuh mereka yang seringkali digambarkan berwatak bengis dan bermental penjajah. Karena aksi heroik tersebut, mereka dielu-elukan sebagai pahlawan oleh penduduk setempat. Meskipun di mata pemegang otoritas tertinggi di dunia One Piece, World Government atau Pemerintah Dunia, mereka tetap dipandang sebagai sekelompok bajak laut pengacau yang meresahkan. Demikian sedikit gambaran tentang serial manga dan anime One Piece. Pada momentum hari pahlawan ini, membicarakan arti pahlawan dalam serial tersebut akan sangat menarik. Konsep pahlawan dalam One Piece memiliki keunikan tersendiri. Dan dari keunikan tersebut, para penikmat serial tersebut dapat mengambil beberapa pelajaran sebagai bahan refleksi. Arti pahlawan dalam serial One Piece inilah yang menjadi fokus pembahasan artikel kali ini. Selengkapnya, silahkan simak pada bagian di bawah ini.

Arti Pahlawan dalam One Piece One Piece merupakan serial manga dan anime popular Jepang karya Eichiro Oda. Serial ini mengisahkan tentang petualangan seorang Monkey D. Luffy yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut dengan menemukan sebuah harta karun legendaris bernama One Piece. Untuk mengejar ambisinya tersebut dia mengajak beberapa nakama yang diajaknya berlayar mengarungi lautan misterius bernama Grand Line. Luffy dan kawan-kawannya tersebut terkenal dengan sebutan Bajak Laut Mugiwara atau Topi Jerami. Sepanjang perjalanannya, kru Mugiwara atau Topi Jerami ini, seringkali berhadapan dengan kelompok bajak laut lain yang mencengkeram suatu wilayah. Atas dasar kebebasan dan kepedulian terhadap kawan, mereka akhirnya seringkali terlibat ke dalam permasalahan politik di wilayah tersebut. Mereka menghajar dan mengalahkan musuh-musuh mereka yang seringkali digambarkan berwatak bengis dan bermental penjajah. Karena aksi heroik tersebut, mereka dielu-elukan sebagai pahlawan oleh penduduk setempat. Meskipun di mata pemegang otoritas tertinggi di dunia One Piece, World Government atau Pemerintah Dunia, mereka tetap dipandang sebagai sekelompok bajak laut pengacau yang meresahkan. Demikian sedikit gambaran tentang serial manga dan anime One Piece. Pada momentum hari pahlawan ini, membicarakan arti pahlawan dalam serial tersebut akan sangat menarik. Konsep pahlawan dalam One Piece memiliki keunikan tersendiri. Dan dari keunikan tersebut, para penikmat serial tersebut dapat mengambil beberapa pelajaran sebagai bahan refleksi. Arti pahlawan dalam serial One Piece inilah yang menjadi fokus pembahasan artikel kali ini. Selengkapnya, silahkan simak pada bagian di bawah ini. Arti Pahlawan dalam One Piece: Sekelompok Pahlawan yang Tidak Mau Disebut Pahlawan Dalam serial One Piece, seorang pahlawan adalah sekelompok orang yang melakukan aksi kepahlawanan, tanpa ingin disebut-sebut atau diagung-agungkan sebagai pahlawan. Predikat pahlawan bagi mereka tidak penting. Yang penting adalah aksi yang mereka lakukan demi, misalnya menyelamatkan atau membantu seorang kawan yang negeri atau tempat tinggalnya sedang ditindas oleh sekelompok penjahat. Ciri yang sedemikian rupa tampak menonjol di sepanjang alur cerita One Piece. Sebut saja misalnya, pada Arc Alabasta. Di sana kru Mugiwara membantu putri Nefertari Vivi mengalahkan kelompok Baroque Works pimpinan Sir Crocodile yang merancang sebuah plot untuk mengambilalih kekuasaan Raja Nefertari Cobra. Lalu pada Arc Fishman Island (Pulau Manusia Ikan) misalnya. Di sana mereka menahan kelompok Hodi Jones yang melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan raja yang sah. Kelompok tersebut hendak menancapkan kekuasaan di Fishman Island dengan sistem tirani yang disertai dorongan kebencian antar-ras. Pada Arc Fishman Island inilah konsep pahlawan yang tidak mau disebut pahlawan itu ditampilkan secara eksplisit. Ketika Jinbei menyampaikan idenya hendak menjadikan kelompok Mugiwara sebagai sekelompok pahlawan yang menghentikan pemberontakan kelompok Hodi Jones, Kapten Topi Jerami Monkey D. Luffy justru menjawab: “Pahlawan? Tidak. Kami adalah bajak laut. Aku suka pahlawan, tapi aku tidak ingin menjadi salah satu di antara mereka. Ketika kau mengatakan pahlawan, apakah kau tahu apa arti sebenarnya? Misal, katakanlah kau memiliki sejumlah daging, bajak laut dengan jamuan daging. Seorang pahlawan adalah orang yang membagi-bagi daging-daging itu kepada setiap orang. Aku ingin memakan seluruh daging itu!” Senada dengan kaptennya, Roronoa Zoro juga menyatakan gagasan konyol tentang pahlawan yang hampir serupa: Roronoa Zoro: “Jika kita tetap tinggal, mereka akan menganggap kita seperti pahlawan atau yang lain. Memikirkannya saja sudah membuatku merasa ngeri.” Putri Shirahoshi: “Menjadi pahlawan bukan sesuatu yang bagus?” Roronoa Zoro: Biar aku beritahu kau sesuatu. Seorang pahlawan adalah seseorang yang akan berbagi sake miliknya dengan orang lain. Tetapi aku hanya ingin meminumnya sendiri?” Meskipun terkesan konyol, namun pernyataan tersebut mengisyaratkan tentang arti paling penting dari kata pahlawan. Seperti yang tertulis di atas, pahlawan adalah orang-orang yang beraksi atau jika ditarik ke dalam kenyataan bisa dibilang mereka adalah orang-orang yang berkontribusi demi kemaslahatan bersama. Mereka bukanlah orang-orang yang asyik-masyuk dengan pencitraan. Seperti dalam One Piece, setelah melakukan aksi atau memberikan kontribusi nyata, mereka menepi, pergi dari keramaian dengan meninggalkan jejak inspirasi. Arti Pahlawan dalam One Piece: Orang-orang yang Meninggalkan Jejak Inspirasi Seorang pahlawan memang bisa dikatakan adalah seseorang yang setiap tindakan atau perbuatannya mampu menginspirasi banyak orang. Dia adalah seseorang yang menarik perhatian, namun tidak menjebak para pecintanya dalam sebuah pola pengagungan yang buta. Orang-orang yang mengikuti atau meneladani jejaknya pun tidak akan pernah merasa tersesat. Bahkan pada sebagian orang, menapaktilasi jalan para pahlawan tersebut dapat mengangkat harkat derajat dan martabat mereka. Dalam One Piece, pahlawan dengan pengertian seseorang yang meninggalkan jejak inspirasi itu dapat ditemui sejak pada awal cerita. Sebelum bertemu dengan kru pertamanya, Kapten Monkey D. Luffy bertemu dengan bocah pengecut bernama Coby. Bocah ini memiliki cita-cita ingin menjadi perwira tinggi angkatan laut sehingga bisa menangkap para bajak laut yang suka membuat onar. Namun dia justru terpaksa menjadi salah seorang kru bajak laut bernama Alvida karena tertangkap ketika memancing di lautan lepas. Dia ingin melawan. Namun karena kepengecutannya, dia selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa semua itu akan sia-sia atau mustahil untuk berhasil. Coby akhirnya terbebas setelah melihat keberanian Luffy yang kocak dan seringkali gegabah tanpa pikir panjang. Sang kapten tidak hanya membebaskannya dari penguasaan Alvida. Namun, dia juga membebaskan pikirannya dari sikap pengecut yang membuatnya hanya diam di tempat dan tidak melakukan apa-apa. Dari tindakannya Sang Kapten menginspirasi Coby untuk lebih berani dalam mengambil keputusan dan dalam memperjuangkan impian dan cita-cita. Sang Kapten juga sempat mengucapkan kata-kata mutiara ketika Coby mempertanyakan impiannya yang ingin menjadi Raja Bajak Laut. “Aku tak peduli itu mustahil atau tidak. Karena itu adalah pilihanku. Aku sudah memutuskan untuk menjadi Raja Bajak Laut. Aku tak peduli jika harus mati untuk mencapainya.” Terdapat kisah lain dalam One Piece yang mengindikasikan pengertian pahlawan sebagai sekelompok orang yang meninggalkan jejak inspirasi. Kisah itu adalah ketika Putri Nefertari Vivi berbicara tentang sebuah perahu kecil yang mengarungi lautan dalam pidato pengukuhannya sebagai putri Kerajaan Alabasta. Tentu saja perahu kecil tersebut merujuk pada kelompok Bajak Laut Topi Jerami yang sebelumnya berhasil mengalahkan sebuah organisasi kriminal bernama Baroque Works pimpinan Sir Crocodile. Perahu kecil tersebut sangat menginspirasi Putri Nefertari Vivi. Dalam pidatonya tersebut, dia mengatakan: “ ... Dan di dalam badai yang gelap, aku menemukan sebuah kapal kecil. Kapal itu bicara kepadaku ‘Apa kau tidak bisa melihat cahaya itu?’ Itu adalah kapal luar biasa yang tidak pernah kehilangan arah walaupun dalam kegelapan. Dan kapal itu bisa menari saat gelombang besar. Kapal itu tidak melawan arus laut, tapi hanya mengarah lurus ke depan selama ada angin yang bertiup. Kemudian kapal itu berkata lagi, ‘Lihat ada cahaya!’ Sejarah bisa menyebutnya sebagai ilusi. Tapi bagiku itu adalah sebuah petualangan bersejarah...” Memang begitulah para pahlawan meninggalkan jejak inspirasi. Apa yang telah mereka katakan maupun lakukan bagaikan sebuah cahaya yang menerangi kegelapan. Perkataan, tindak-tanduk dan semangat mereka dapat menjadi teladan dan pedoman bagi orang-orang yang sedang berhadapan dengan sebuah gelombang besar kehidupan. Arti Pahlawan dalam One Piece: Sekelompok ‘Kriminal’ Baik Hati Yang ProRakyat Arti pahlawan atau kepahlawanan dalam serial One Piece lebih sering ditunjukkan oleh sekelompok bajak laut seperti kelompok Topi Jerami sebagai protagonis cerita. Kelompok bajak laut tersebut, kendati berkontribusi pada pembebasan rakyat, namun oleh pihak pemegang otoritas tertinggi, yaitu World Government tetap dicap sebagai kriminal. Bahkan Pemerintah Dunia tersebut melakukan manipulasi fakta dengan menyiarkan bahwa Pemerintah Dunialah pembebas rakyat tersebut, kendati mereka tidak melakukan aksi apapun yang berarti. Pencitraan yang demikian tentu saja bertujuan untuk melanggengkan hegemoni atau kekuasaan koruptif mereka yang telah menancap selama ratusan tahun. Arc Alabasta lagi-lagi sesuai disebutkan di sini sebagai contoh dari uraian di atas. Dalam Arc tersebut pemerintah dunia dengan kekuasaannya menyembunyikan fakta bahwa kelompok Topi Jeramilah yang mengalahkan Baroque Works pimpinan Sir Crocodile yang juga merupakan seorang Shicibukai, seorang bajak laut yang mendapat jabatan istimewa dalam struktur pemerintah dunia. Lewat media massa milik pemerintah, mereka menyiarkan ke seluruh dunia bahwa Kapten Smoker dari Angkatan Laut yang mengalahkan Sir Crocodile. Namun, bagi kelompok Topi Jerami, hal tersebut tidak menjadi masalah yang perlu diambil pusing. Mereka telah membantu kawan mereka yang berharga, yaitu Putri Nefertari Vivi. Dengan demikian mereka juga menyelamatkan rakyat dari sebuah perang saudara yang telah Sir Crocodile rancang sejak jauh-jauh hari. Kisah lain yang mengisyaratkan pahlawan sebagai sekelompok ‘kriminal’ pro rakyat dalam One Piece adalah kisah pada Arc Dressrosa dan Arc Wano Kuni. Pada Arc Dressrosa, Kelompok Topi Jerami berhadapan dengan Don Quixote Family pimpinan Doflamingo yang juga seorang Shicibukai. Don Quixote Family ini sebenarnya secara kasat mata berhasil menyejahterakan perekonomian Negeri Dressrosa. Namun di balik itu Rezim Don Quixote Family ini juga memendam borok pelanggaran kemanusiaan kelas berat. Mereka supplier utama perdagangan budak di Dunia Baru One Piece. Selain itu mereka juga pemasok senjata ilegal yang digunakan dalam berbagai peperangan. Mereka juga membungkam para oposisi dengan sangat efektif. Kelompok oposisi tersebut dan orang-orang yang dianggap tidak berguna bagi pembangunan negeri akan dijadikan boneka setengah hidup. Hal yang hampir sama juga terjadi di Arc Wano Kuni yang dikuasai oleh Rezim Orochi yang berkolalaborasi dengan kelompok Bajak Laut Binatang Buas pimpinan Yonkou Kaido. Di sini kelompok Topi Jerami melihat berbagai hal mengenaskan yang diderita rakyat. Rakyat biasa yang ditengarai tidak mendukung Rezim Orochi akan dikucilkan di sebuah wilayah tandus dan gersang. Mereka sangat sulit mendapatkan makanan dan akses air bersih untuk minum, mandi dan cuci, sebab tanah dan air di sekitar mereka telah tercemar oleh limbah pabrik senjata bernama Smile milik Kaido. Pada Arc ini, kelompok Topi Jerami akan membantu Keluarga Kozuki, sebuah trah penguasa di Wano Kuni yang berkuasa sebelum Orochi, untuk mendapatkan kembali kekuasaan mereka. Kesimpulan Serial manga dan anime populer Jepang, One Piece, karya Eichiro Oda memang penuh dengan aksi-aksi heroik yang menegangkan. Dari aksi-aksi heroik tersebut para penikmat One Piece pun dapat mengambil sebuah pelajaran tentang pentingnya arti pahlawan. Arti pahlawan atau kepahlawanan tersebut dapat dijadikan sebagai teladan atau pedoman dalam menyikapi beberapa permasalahan kehidupan. Dalam One Piece sendiri, arti pahlawan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis. Arti pahlawan yang pertama adalah pahlawan merupakan sekelompok pahlawan yang tidak mau disebut pahlawan. Maksudnya adalah orangorang tersebut telah melakukan aksi yang berkontribusi atau memberikan manfaat bagi kehidupan orang banyak. Kendati demikian, dia tidak mau disebut atau dicitrakan sebagai seorang pahlawan. Para pahlawan yang sejati memang demikian. Mereka melakukan sesuatu dengan niat yang seikhlas mungkin. Arti pahlawan dalam One Piece yang kedua adalah orang-orang yang meninggalkan jejak inspirasi. Para pahlawan memang selalu seperti itu. Sikap, perbuatan, serta perkataan mereka selalu memiliki makna yang mendalam bagi setiap orang yang terhubung dengannya. Mereka meninggalkan jejak yang berarti sehingga generasi penerus mereka memiliki pijakan yang kuat dalam melanjutkan cita-cita perjuangan yang harus senantiasa diperbarui. Yang ketiga atau yang terakhir, arti pahlawan dalam One Piece dapat diilustrasikan sebagai sekelompok ‘kriminal’ baik hati yang pro rakyat. Pengertian yang demikian sering terjadi jika para pahlawan pro rakyat yang dimaksud harus bersinggungan dengan sebuah rezim kekuasaan yang tiran dan otoriter. Rezim yang demikian akan berusaha memutarbalikkan fakta dengan memanfaatkan berbagai media yang ada. Namun para pahlawan biasanya tidak terlalu ambil pusing dengan semua itu. Mereka memiliki caranya sendiri untuk bertahan.