Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Puji syukur penulis ucapkan atas berkah rahmah Tuhan YME akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Solawat dan salam terlimpah pada Nabi besar Muhammad SAW. Bahwa makalah ini bagian dari salah satu tugas mata kuliah Kekuatan Politik Di Indonesia dalam program doctoral Ilmu Politik penulis berterimakasih dapat belajar dan menggali khasanah kekuatan partai politik sebagai pilar demokrasi di Indonesia. Sungguh sesuatu yang sangat berharga dapat mengungkap latar belakang mengapa kontestasi Pileg 2019 begitu kuat diwarnai oleh fenomena loncat pagar caleg dari partai satu ke partai lain, kemudian begitu besarnya animo para selebritas yang mewarnai pencalegan tahun 2019, hingga konon partai rela mengeluarkan mahar dan suap menyuap transaksional demi mengamankan kursi. Selain itu, kuatnya perang virtual, komunikasi dan dahsyatnya peran media digital dalam melakukan branding caleg dalam kampanye atau mendulang popularitasnya memenangkan kontestasi juga menjadi fenomena Pileg 2019. Tentu hal ini menciderai demokrasi di Indonesia. Di satu sisi, arus digital menjadi peluang sekaligus tantangan, bagi partai dalam lingkungan keagamaan Islam yang memiliki tipologi tradisional, namun di sisi lain partai politik mau tidak mau harus berinteraksi dalam situasi digital tersebut. Penulis melihat pelembagaan sistem kaderisasi yang ideal, pola kandidasi yang demokratis dalam partai politik akan mampu menjawab beragam masalah tersebut diatas dan melawan oligarkisme partai saat ini. Hal itu dilakukan seraya dengan terus mengadaptasi dan akselerasi bagi partai politik untuk mengelola era digital dengan baik. Tentu saja makalah ini masih banyak kekurangan sehingga membutuhkan ruang dialogis yang lebih intensif dalam menemukan premis-premis optimism partai politik ke depan sebagai harapan bersama menjadi lokomotif demokrasi di Indonesia. Akhir kata terimakasih kepada Prof Syamsudin Haris yang sudah memberikan arahan dan bimbingan serta perkualiahan yang sangat menyegarkan dan meningkatkan wawasan penulis mengenai ilmu politik di Indonesia.
belia zalista, 2019
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu negara disamping warga negara juga meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman dan sejahtera (Pembukaan UUD '45 Alinea IV) perlu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud agar warga negara Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap menjaga dirinya di tengah arus globalisasi. Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat, kedaulatan, dan lain-lain. Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan dari geografi politik.
Manusia merupakan salah satu komponen lingkungan. Manusia termasuk dalam komponen biotik yang sangat bergantung pada lingkungan abiotik dalam melangsungkan kehidupan. Salah satu contoh komponen lingkungan abiotik adalah udara. Udara memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kehidupan di bumi, antara lain sebagai penyedia oksigen bagi makhluk hidup untuk melakukan respirasi dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya. Hal ini disebabkan oleh komposisi udara yang mengandung oksigen sebesar 21 % dengan berbagai partikel dan zat lainnya. Kadar oksigen dalam udara sebagian besar diproduksi oleh tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat berfotosintesis seperti alga hijau atau fitoplankton. Udara yang sehat adalah udara yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan memiliki kadar gas lainnya dengan rendah dengan berbagai partikel seperti aerosol di dalamnya. Manusia sangat membutuhkan oksigen yang terdapat di udara saat melaakukan respirasi. Namun, komposisi udara tidak selalu ideal disetiap tempat dan waktu. Manusia adalah makhluk ekonomi yang berarti selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah papan. Dalam memenuhi kebutuhan papan, kita tentu saja memerlukan atap maupun bata sebagai bahan bangunannya, terutama di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya masih menggunakan material tersebut dalam membangun tempat tinggal. Proses pembuatan genteng dan bata yang membutuhkan proses pembakaran secara manual menggunakan jenis kayu tertentu tentu saja menghasilkan zat buangan berupa asap pembakaran. Hal ini memicu terjadinya pencemaran udara di lingkungan tempat pabrik genteng tersebut, dalam penelitian ini adalah Pabrik genteng HM Sokka yang terletak di RT 03/04 Desa Pejagoan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka permintaan akan material bangunan juga bertambah. Dengan begitu, produksi genteng dan bata secara linier juga mengalami kenaikan permintaan barang produksi yang otomatis akan meningkatkan zat buangan berupa asap pembakaran yang lebih banyak sehingga mempengaruhi kondisi kesehatan dan kualitas hidup lingkungan di sekitar pabrik genteng tersebut. Pencemaran udara yang terjadi membawa berbagai zat atau gas yang berbahaya sehingga menurunkan kualitas lingkungan hidup.
Academia Quantum, 2024
Proyecto de la Central de Bomberos del Municipio de Tlalnepantla, 1995
https://www.resistance.uevora.pt/lexiconwords/aucaawqa-aucaes-(es)-or-aucaawqa-aucaes-(pt)/, 2023
Revista Eletrônica de Direito Processual - REDP (UERJ), 2020
Le Journal de botanique, 2008
Journal of International & Global Studies Vol 8 No 2
The Mapungubwe Institute for Strategic Reflection (MISTRA), South Africa, 2018
Journal of Materials Science: Materials in Electronics, 2020
Rome, IAI, February 2019, 6 p. (IAI Commentaries ; 19|16), 2019
Frontiers in Marine Science
Journal of the Pakistan Medical Association, 2020
Abant Medical Journal, 2016
114° Congresso della Società Botanica Italiana- VI INTERNATIONAL PLANT SCIENCE CONFERENCE (IPSC), 2019
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series, 2022