MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
“MANAJEMEN MODAL KERJA”
Dosen Pengampu :
Dr. H. Tona Aurora Lubis, S.E., M.M.
Disusun Oleh :
RESSA HERDIANI RIFIN
NIM C1B020004
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat Kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Manajemen Keuangan dengan pokok pembahasan “Manajemen Modal
Kerja”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Tona Aurora Lubis, S.E., M.M. selaku
Dosen Pengampu Manajemen Keuangan yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama proses perkuliahan dan juga kepada pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangannya. Oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan – perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Jambi, 9 September 2021
Penyusun,
Ressa Herdiani Rifin
i
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Modal Kerja....................................................................................................3
2.2 Konsep Modal Kerja.........................................................................................................4
2.3 Klasifikasi Modal Kerja...................................................................................................6
2.4 Fungsi dan Tujuan Manajemen Modal Kerja...................................................................7
2.5 Kebijakan Modal Kerja....................................................................................................8
2.6 Sumber Modal Kerja........................................................................................................8
2.7 Penggunaan Modal Kerja.................................................................................................9
2.8 Manfaat Modal Kerja.....................................................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan
jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap
perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara
lain digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan
pembayaran biaya-biaya lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk
pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan
pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi
tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi
masalah likuiditas.
Modal kerja ini sangat berhubungan dengan current asset atau aktiva lancar
perusahaan. Pengelolaan modal kerja ini merupakan aspek penting bagi perusahaan.
Perusahaan secara umum harus mempertahankan jumlah modal kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Secara umum aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga atau
sekuritas, piutang dan persedian. Setiap elemen dari aktiva lancar tersebut harus dikelola
secara efisien agar bisameningkatkan tingkat likuiditas perusahaan pada tingkat yang aman.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa Pengertian modal kerja?
Bagaimana konsep modal kerja?
Apa saja klasifikasi yang ada di modal kerja?
Apa saja tujuan dan fungsi modal kerja?
Kebijakan apa yang ada di manajemen modal kerja?
Siapa saja yang menggunakan modal kerja?
Bagaimana sumber modal kerja didapatkan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.
Mengetahui arti dari manjemen modal kerja.
Mengetahui konsep modal kerja.
Mengetahui jenis jenis modal kerja.
Mengetahui fungsi, tujuan, sera manfaat dari modal kerja.
Mengetahui kebijakan manajemen modal kerja.
1
6. Mengetahui pengguna kerja.
7. Mengetahui cara mendapatkan sumber modal kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja dapat diartikan sebagai suatu dana awal mula yang dipergunakan untuk
membayar kegiatan perusahaan. Modal kerja juga diartikan sebagai aktiva lancar perusahaan
yang dimiliki atau juga aktiva lancar yang dikurangkan dengan kewajiban lancar. Dengan
kata lain modal kerja yaitu suatu investasi yang bisa berupa aktiva lancar seperti kas, surat
berharga, piutang, persediaan, dan lainnya. Modal kerja juga dapat dipakai beberapa kali
dalam suatu kegiatan perusahaan dalam suatu periode
Sedangkan manajemen modal kerja merupakan pengelolaan aset janga pendek, yang
dapat diartikan bagaimana pengelolaan investasi pada aktiva lancar di suatu perusahaan atau
usaha. Manajemen modal kerja biasanya sebagian besar aset perusahaan. Dalam beberapa
perusahaan jumlah aktiva lancar lebih besar jumlah nya dibandingkan jumlah investasi yang
tertanam dalam perusahaan tersebut.
Tingkat keuntungan pada suatu perusahaan lebih besar jumlah nya pada investasi aktiva
tetap dibandingkan dengan investasi modal kerja. Maka dari itu diperlukannya modal kerja
yang dari cukup dan pas dalam memulai suatu usaha. Karena apabila kelebihan dan
kekurangan modal kerja maka akan memiliki efek tersendiri yang dapat dirasakan suatu
perusahaan. Apabila kelebihan modal kerja maka akan ada nya kelebihan modal kerja yang
akan menganggur atau over likuiditas sehinggan akan memunculkan profitabilitas yang kecil,
sedangkan apabila kekurangan modal kerja maka dampak yang dapat dirasakan yaitu akan
meningkatkan resiko likuiditas atau resiko gagal bayar atau juga resiko kekurangan bahan
baku yang akan menghambat jalannya perusahaan tersebut.
Modal ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan dan pembiayaan kegiatan rencana
usaha yang telah dibuat. Berikut adalah pengertian modal kerja menurut beberapa ahli:
1. Jumingan
Penegertian modal kerja menurut Jumingan adalah jumlah harta/aktiva lancar pada neraca
perusahaan. Sedangkan konsep modal bersih adalah pengurangan harta lancar atau aset
dengan pasiva lancar/hutang lancar. Sehingga dapat diketahui adanya modal bersih dan
modal kotor yang terdapat dalam sebuah perusahaan. waktu tersedianya modal tergantung
macam dan tingkat likuditas dari aktiva lancar.
2. Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston mendefinisikan modal kerja sebagai hasil
penjumlahan dari aktiva/harta lancar. Dimana aktiva atau harta lancar tersebut merupakan
modal kerja kotor, definisi ini sifatnya kuantitatif karena total dana digunakan dalam tujuan
3
operasi jangka pendek. Kas, sekuritas, persediaan dan piutang sangat berperan penting
terhadap ketersediaan modal perusahaan.
3. Kasmir
Menurut Kasmir, working capital merupakan dana yang digunakan untuk menjalankan
kegiatan operasional perusahaan. Dengan kata lain, working capital dapat diartikan sebagai
modal yang ditanam di suatu perusahaan dalam bentuk aktiva yang bersifat jangka pendek
atau aktiva lancar. Contohnya seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang dan aktiva
lancar lainnya.
4. Gitman
Gitman menjelaskan bahwa working capital ialah bagian dari investasi yang merupakan
jumlah harta lancar yang bersirkulasi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu
kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan. dengan kata lain aktiva lancar yang mengalami
perubahan bentuk atau nilai jual saat dilakukannya kegiatan bisnis.
5. Harahap
Menurut pendapat yang di kemukakan oleh Harahap, menjelaskan mengenai definisi
working capital sebagai hasil dari pengurangan antara aktiva lancar atau harta lancar
dikurangi dengan utang kerja. Harahap juga menjelaskan terkait dengan working capital yang
dapat dijadikan sebagai ukuran yang berkaiktan dengan kepentingan kreditur jangka pendek.
2.2 Konsep Modal Kerja
Konsep modal kerja terbagi menjadi 3 bagian. Adapun konsep yang dimaksud adalah
konsep kuantitatif, kualitatif, serta konsep fungsional. Berikut penjelasan dari masing –
masing konsep :
1. Konsep Kuantitatif
Berdasar konsep ini modal kerja yaitu jumlah aktiva lancar atau yang sering disebut sebagai
Gross Working Capital atau modal kerja kotor. Dalam hal ini, diberlakukan guna mencukupi
kebutuhan dana operasional perusahaan yang bersifat rutin atau jangka pendek.
2. Konsep Kualitatif
Dalam konsep kualitatif ini, modal kerja yaitu kelebihan atau selisih jumlah aktiva lancar
terhadap kewajiban lancar. Jumlah aktiva lancar ini bersumber dari pemilik perusahaan
maupun pinjaman jangka panjang. Konsep ini juga disebut dengan Net Working Capital.
3. Konsep Fungsional
Konsep fungsional menekankan fungsi pada dana perusahaan untuk meraih laba atau
pendapatan usaha pokok perusahaan. Sejumlah dana perusahaan dipakai untuk peningkatan
4
laba perusahaan. Semakin banyak penggunaan dana seharusnya akan semakin tinggi laba
yang diperoleh perusahaan dan sebaliknya.
Untuk memperoleh gambaran ketiga konsep modal kerja tersebut dapat dilihat pada
contoh berikut :
PT “LANCAR”
Neraca Per 31
Desember 1999 (rupiah)
Kas dan Efek
Piutang Dagang
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Mesin
Penyusutan Mesin
Gedung
Penyusutan Gedung
20.000.000
60.000.000
80.000.000
160.000.000
70.000.000
(14.000.000)
120.000.000
(24.000.000)
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang lainnya
Total Hutang
40.000.000
25.000.000
35.000.000
100.000.000
Modal Sendiri (MS):
Modal Saham
Laba Ditahan
200.000.000
12.000.000
Total Aktiva
312.000.000
Total Hutang & MS
312.000.000
Dari data di atas dapat dihitung :
1.
Modal Kerja Kuantitatif:
Kas dan Efek
Rp. 20.000.000
Piutand Dagang
Rp. 60.000.000
Persediaan
Rp. 80.000.000
Modal kerja bruto
Rp. 160.000.000
2.
Modal Kerja Kualitatif:
Total aktiva lancar
Rp. 160.000.000
Total hutang lancar
Rp. 100.000.000
Modal kerja neto
Rp
60.000.000
Berdasarkan contoh diatas, apabila disertai informasi tentang marjin laba sebesar 25% dan
surat-surat berharga (efek-efek) sebesar Rp 12.000.000 maka :
3.
Modal kerja fungsional adalah terdiri dari:
5
a. Modal kerja riil:
Kas
Rp
Piutang Dagang (75%)
Rp 45.000.000
Persediaan
Rp 80.000.000
Penyusutan Mesin
Rp 14.000.000
Penyusutan Gedung
Rp 24.000.000
Modal Kerja Riil
8.000.000
Rp 171.000.000
b. Modal kerja potensial:
Efek-efek
Rp 12.000.000
Marjin laba Piutang (25%)
Rp 15.000.000
Modal Kerja Potensial
Rp 27.000.000
c. Sedangkan yang termasuk bukan Modal Kerja dalam konsep fungsional:
Mesin
Rp
Gedung
7.000.000
Rp 120.000.000
Bukan Modal Kerja
Rp 127.000.000
2.3 Klasifikasi Modal Kerja
1.
Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap
ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Atau dengan kata lain modal kerja
yang secara terus-terusan diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent working capital ini
dapat dibedakan menjadi :
a) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian “normal”
di sini adalah dalam artian yang dinamis. Apabila suatu perusahaan misalnya selama 4
atau 5 bulan rata-rata per bulannya mempunyai produksi 1000 unit maka dapat
dikatakan luas produksi normalnya adalah 1000 unit. Apabila kemudian ternyata
bahwa selama 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata per bulannya 2000
unit, maka luas produksi normalnya disinipun berubah menjadi 2000 unit.
6
2.
Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:
a) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
(misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang
mendadak).
2.4 Fungsi dan Tujuan Manajemen Modal Kerja
Modal suatu perusahaan bisa membiayai biaya operasional perusahaan sehari-hari.
Perusahaan akan mampu beroperasi lebih efisien, jika memiliki kecukupan modal dan tidak
mengalami masalah keuangan. Nah, berikut ini adalah beberapa fungsi modal kerja mengacu
pada Munawir :
1) Jika perusahaan memiliki modal yang cukup, saat terjadi krisis perusahaan akan
terlindungi bila terjadi penurunan nilai dari aktiva lancar.
2) Perusahaan bisa memberikan syarat kredit bagi konsumennya dengan lebih lunak dan
menguntungkan.
3) Operasional perusahaan dapat berjalan dengan lebih efisien, disebabkan perusahaan
tidak mengalami kesulitan, saat mendapatkan produk ataupun jasa yang diperlukan.
4) Dengan memiliki modal, perusahaan akan dapat membayar semua kewajiban yang
dimiliki secara tepat waktu.
5) Perusahaan dapat memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup agar dapat melayani
pelanggannya dengan lebih lancer.
Selain fungsi, Manajemen modal kerja jelas memiliki tujuan tertentu. Merujuk pada
pernyataan Kasmir, tujuan dari manajemen modal kerja adalah sebagai berikut :
1) Bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan profitabilitas perusahaan.
2) Perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban tepat waktu jika mempunyai
kecukupan .
3) Manajemen dapat melindungi perusahaan apabila terjadi masalah pada modal kerja
disebabkan adanya penurunan nilai aktiva lancar.
4) Jika rasio keuangan memenuhi persyaratan, perusahaan bisa mendapatkan tambahan
dana dari pihak kreditur.
5) Penggunaan aktiva lancar dapat dimaksimalkan untuk dapat meningkatkan laba dan
penjualan.
7
2.5 Kebijakan Modal Kerja
Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuannya.
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Sumber dana
untuk memenuhi modal kerja dapat bersumber dari sumber dana berjangka panjang atau
sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai konsekuensi dan
keuntungan. Modal kerja pada dasarnya adalah dana yang masa perputarannya berjangka
pendek, tetapi karena modal kerja harus selalu ada dalam perusahaan (modal kerja
permanen), maka modal kerja tersebut harus ada dalam jangka panjang, sehingga diperlukan
kebijakan untuk mencari sumber pembelanjaan agar diperoleh biaya dana yang paling rendah.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam pengelolaan modal kerja juga berbeda
ada 3 tipe kebijakan modal kerja yang kemungkinan digunakan oleh perusahaan, yaitu:
1) Kebijakan konservatif
Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan secara
hati-hati. Pada kebijakan konservatif ini model kerja permanen dan sebagian modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja
variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
2) Kebijakan agresif
Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka
panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.
3) Kebijakan moderat
Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja permanen
dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat mencerminkan kebijakan manajemen
yang konservatif sekaligus agresif. Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan
modal kerja yang sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal yang permanen atau sumber
dana yang berjangka panjang. Sumber modal yang permanen seperti saham, sedangkan
sumber modal yang berjangka panjang yang lain adalah obligasi (hutang jangka panjang).
2.6 Sumber Modal Kerja
Modal kerja biasanya disediakan perusahaan dalam beberapa bentuk. Agar
terpenuhinya modal kerja terdapat beberapa sumber yang dapat digunakan untuk memenuhi
modal kerja. Dalam menentukan sumber modal kerja harus memperhitungkan untung dan
ruginya pemilihan sumber Manajemen Modal Kerja modal kerja tersebut. Pertimbangan
tersebut harus dilaksanakan agar tidak menjadi beban perusahaan atau menimbulkan masalah
8
yang tidak diinginkan. Sumber dana dalam modal kerja dapat bersumber dari penurunan
jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut bebrapa sumber modal kerja yang dapat
dipergunakan:
1) Hasil operasi perusahaan yaitu pendapatan atau laba yang didapatkan pada suatu
periode, modal kerja yang bersifat sementara waktu dalam yang tidak terlalu lama.
2) Keuntungan yang didapatkan dari penjualan surat berharga.
3) Penjualan saham yaitu perusahaan menjual beberapa saham yang dimiliki kepada
berbagai pihak yang hasilnya dapat digunakan sebagai modal kerja untuk kebutuhan
investasi jangka panjang.
4) Penjualan aktiva tetap yaitu aktiva tetap yang kurang digunakan sehingga hasil
penjualannya dapat dijadikan sebgai kas.
5) Penjualan obligasi yaitu perusahaan mengeluarkan beberapa obligasi untuk dijual
kepada pihak lain yang hasilnya dapat digunakan sebagai modal kerja, walaupun hasil
penjualan obligasi lebih ke investasi perushaan jangka panjang sama dengan
penjualan saham.
6) Memperoleh pinjaman.
7) Dana hibah.
Secara khusus sumber modal kerja terdiri dari dua macam, yaitu:
1) Pembiayaaan Permanen Sumber modal kerja pembiayaan permanen yaitu modal yang
dipergunakan untuk menjaga sirkulasi modal perusahaan agar tidak mengalami
kesukaran. Sumber yang paling penting pada modal kerja ini yaitu modal yang
dimiliki sendiri namun apabila kurang dapat diakumulasi dengan pinjaman jangka
panjang.
2) Pembiayaan Lancar Sumber modal kerja pembiayaan lancar ditujukan untuk
mendanai modal kerja variable yang terdiri dari dua sumber yaitu :
a. Modal dari sumber internal, yang terdiri dari:
• Penyusutan
• Kewajiban yang belum jatuh tempo
• Cadangan dan laba
b. Modal dari sumber eksternal, yang terdiri dari:
• Kredit perdagangan.
• Pinjaman.
2.7 Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja menurut Kasmir ( 2012: 258) biasa dilakukan perusahaan untuk:
1) Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya. Maksudnya dari
pengeluaran untuk gaji,upah dan biaya operasi perusahaan lainya, perusahaan
9
mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji,upah dan biaya operasi
perusahaan lainnya yang digunakaan untuk menunjang penjualan.
2) Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan. Maksud pengeluaran
untuk membeli bahan baku atau barang dagaan adalah pada sejumlah bahan baku
yang dibeli yang akan digunakaan untuk proses produksi dan pembelian barang
dagaan untuk di jual kembali.
3) Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga. Maksud menutupi kerugian akibat
penjualan surat berharga adalah pada saat perusaan menjual surat-surat berharga,
namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera
ditutupi.
4) Pembentukan dana. Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan, dana
ekspansi, atau dana pelunasaan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah
bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
5) Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan,kendaraan,dan mesin). Pembelian aktiva
tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, bangunan, kendaraan dan
mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya
utang lancar.
2.8 Manfaat Modal Kerja
Modal kerja mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.
Dengan modal kerja yang cukup akan membuat perusahaan beroperasi secara ekonomis dan
efesien serta tidak mengalami kesulitan keuangan. Manfaat modal kerja menurut Munawir
(2010: 116) adalah:
1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
2) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
3) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
para konsumen.
4) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langgananya
5) Memungkinkan bagi perusaahan untuk dapat beroperasi dengan lebih efesien karena
tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, working capital merupakan kegiatan yang ada kaitannya dengan
pengelolaan keuangan, dalam hal ini ketersediaan dana harus ada dalam instansi perusahaan.
Modal kerja merupakan aspek penting dalam manajemen pembelanjaan perusahaan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan modal usaha yang benar adalah dengan
melakukan perencanaan pada pengeluaran bisnis dan memperhatikan pos pengeluaran yang
mengalami pemborosan. Apabila perusahaaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal
kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan berada dalam keadaan ”insolvent”
(tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin
terpaksa harus dilikuidasi atau bangkrut.
Dalam perusahaan atau badan usaha salah satu peranan modal kerja adalah menjamin
kontinuitas perusahaan yang menyangkut penggunaan modal, sehingga dapat menentukan
modal kerja yang cukup. Perusahaan dihadapkan pada masalah seberapa besar tingkat
efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja yang harus dikelola perusahaan.
3.2 Saran
Perusahaan sebaiknya membuat perencanaan yang lebih baik terhadap pengelolaan
modal kerja. Baik itu dari itu pengelolaan sumber-sumber modal kerja ataupun penggunaan
modal kerja. Sumber modal kerja sebaiknya diperoleh secara tepat sesuai dengan kebutuhan.
Sumber modal kerja yang telah diperoleh digunakan secara efektif, dan efisien sesuai dengan
kegiatan utama perusahaan. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan, yaitu mendapatkan laba seoptimal mungkin.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/modal-kerja-pengertian-jenis-contoh-dan-fungsinyadalam-bisnis/
https://www.akseleran.co.id/blog/modal-kerja/
https://www.academia.edu/resource/work/39910444
http://palupiiz.blogspot.com/2016/03/manajemen-modal-kerja.html?m=1
https://datakata.wordpress.com/2015/10/18/modal-kerja-pengertian-konsep-jenis-manfaatpenggunaan-manajemen-dan-perputaran/
12