Academia.eduAcademia.edu

PTK Ahmad Baehaki

2021, PTK Ahmad Baehaki

This is my PTK

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks Lisan Monolog Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Modelling the Way Pada Kelas VII G di SMP Negeri 4 Banjar. Oleh AHMAD BAEHAKI, S.Pd. NUPTK. 2746766667120002 PEMERINTAH KOTA BANJAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SATUAN PENDIDIKAN FORMAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA UPTD SMP NEGERI 4 BANJAR JL.MADJALIKIN NO.235 TELP.0265 2730190 LANGENSARI KOTA BANJAR 2019 KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga akhirrnya Penulis dapat menyelesaikan Penulisan Tindakan Kelas. Penulisan Tindakan Kelas ini berjudul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks Lisan Monolog Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Modelling the Way pada Kelas VII G di SMP Negeri 4 Banjar Dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan penelitian. 2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar yang telah memberikan masukan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. 3. Bapak Kepala Sekolah yang telah memberikan masukkan dan memotivasi Penulis dalam mempersiapkan maupun dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini. 4. Rekan guru bahasa Inggris serta semua pihak yang telah membantu Penulis dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu i Penulis menyadari bahwa Penulisan Tindakan Kelas ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran maupun kritik sangat Penulis harapkan, terutama saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap Penulisan Tindakan Kelas ini akan berguna bagi pembaca dan khususnya bagi Penulis sendiri. Penulis juga berharap kertas kerja ini kiranya dapat menjadi sebuah kontribusi untuk pembelajaran bahasa Inggris, terutama dalam pembelajaran berbicara. Banjar, 25 November 2019 Penulis ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii ABSTRAK BAB I BAB v PENDAHULUAN …………………………………………… 1 A. Latar Belakang …………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah ………………………………………... 2 C. Hypothesis Tindakan .............................................................. 3 D. Tujuan Penulisan .................................................................... 3 E. Manfaat Penulisan ………………………………………… 4 F. Definisi Operasional ............................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 6 A. Berbicara ................................................................................ 6 B. Procedure ………………………………………………....... 6 C. Contextual Teaching and Learning ………………………... 7 D. Model Pembelajaran Modelling the Way .............................. 12 E. Rencana Tindakan ................................................................... 13 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 15 A. Setting Penulisan …………………………………………. 15 B. Persiapan Penulisan ……………………………………….. 15 C. Rancangan Penulisan ………………………………………. 16 iii D. Prosedur Penulisan ............................................................... 16 E. Instrument Penulisan .............................................................. 17 F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 18 G. Teknik Analisis Data .............................................................. 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 20 A. Keaktifan Siswa ....................................................................... 20 B. Ketuntasan Siswa ...…………………………………………. 20 KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………... 22 A. Kesimpulan ............................................................................. 22 B. Saran ........................................................................................ 22 BAB V DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….… LAMPIRAN iv 23 ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas ini menggambarkan proses pembelajaran siswa kelas 7 (tujuah) pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Judul PTK ini yaitu : Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks Lisan Monolog Berbentuk procedure Dengan Menggunakan Modelling The Way Pada Kelas VII G Di SMP Negeri 4 Banjar . Penelitian ini dilakukan di UPTD SMP Negeri 4 Banjar, dengan jenis penelitian yaitu “Penelitian Tindakan Kelas”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII G yang berjumlah 32 siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Modelling the Way yang dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes. Dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan tes diberikan untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dari suatu materi ajar yang disampaikan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kondisi awal terdapat 6 orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar (18,75 %) yang termotivasi dan sebanyak 5 orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar (15,6 %) yang Hasil ketuntasan belajarnya sudah tinggi. Kemudian pada siklus I terdapat 9 orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar(28,13 %) yang termotivasi dan sebanyak 13 orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar (40,6 %) yang Hasil ketuntasan belajarnya sudah tinggi. Pada siklus II terdapat 26 orang orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar (81,25%) yang sudah termotivasi dengan baik, dan sebanyak 25 orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar (78,13 %) yang Hasil ketuntasan belajarnya sudah tinggi.. Berdasarkan hasil penelitian mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II sudah terjadi peningkatan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Modelling the Way dapat meningkatkan motivasi belajar dan ketuntasan belajar siswa pada materi Procedure text di Kelas VII G UPTD SMP N 4 Banjar Tahun Ajaran 2019/2020. Semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat menjadi masukan baik bagi dunia pendidikan maupun bagi Penulis sendiri. v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi merupakan faktor mutlak yang harus dilakukan secara sadar dan berkelanjutan guna menciptakan suatu keadaan dalam hal terjadinya peningkatan kemampuan intelektual, cerdas dan berdedikasi tinggi. Sejalan dengan hal itu upaya peningkatan peran pranata pendidikan semakin digalakkan mulai dari guru, murid dan lainnya untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Saat ini peradaban di dunia berkembang secara pesat. Ada beberapa indikator di dalamnya seperti perubahan teknologi, budaya dan lain-lain. Perubahan ini terjadi di mana-mana, sehingga Penulis berpendapat bahwa perubahan ini merupakan globalisasi. Bila berbicara mengenai globalisasi, hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan salah satu bagian hal yang penting yang harus dikuasai, karena sebagian besar masyarakat di dunia menggunakannya sebagai alat komunikasi mereka. Bahasa Inggris membawa kita kepada lingkungan yang lebih luas. Hal ini berarti bahwa bahasa Inggris juga dapat digunakan untuk memperluas komunikasi. Bahasa Inggris sering digunakan dalam berbagai kehidupan seperti dalam bidang ilmu, politik dan teknologi dan juga pada bidang lainnya. 1 2 Ada beberapa hal yang harus disikapi guna menyambut era globalisasi. Salah satunya kita harus menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang dipelajari dari jenjang sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Bahasa Inggris juga merupakan salah satu pelajaran di UPTD SMP Negeri 4 Banjar. Institusi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam masalah ini. Institusi ini memiliki otoritas untuk membuat kebijakan untuk menghadapi kondisi semacam ini, dari menyiapkan program pembelajaran dan juga menyediakan sumber daya manusia baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Terutama untuk menunjang keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik. Ada empat skill yang harus dikuasai dalam bahasa Inggris, yaitu kemampuan berbicara, kemampuan siswa dalam mengungkapkan makna dalam teks lisan monolog berbentuk Procedure pada kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar., kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini Penulis memilih kemampuan siswa dalam mengungkapkan makna dalam teks lisan monolog berbentuk Procedure pada kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar. B. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama kemampuan berbicara siswa terdapat beberapa masalah dan harus ditemukan penyelesaiannya. 3 Merujuk pada permasalahan tersebut di atas, maka dapat dikaji beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut: 1. Apakah proses pembelajaran dengan menggunakan Modelling the Way dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam dalam mengungkapkan makna dalam teks lisan monolog berbentuk Procedure. 2. Apakah kemampuan siswa kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar akan meningkat setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model Modelling the Way? C. Hipotesis Tindakan Dalam permasalahan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks Lisan Monolog Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Modelling the Way Pada Kelas VII G di UPTD SMP Negeri 4 banjar,” dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Jika proses belajar mengajar berbicara berbentuk procedure menggunakan modelling the way maka kemampuan berbicara siswa untuk mengungkapkan makna teks lisan monolog berbentuk procedure di kelas VII akan meningkat. 2. Kemampuan berbicara siswa kelas VII G akan meningkat apabila dalam proses kegiatan belajar dan mengajar menggunakan modelling the way. D. Tujuan Penelitian Ada dua tujuan yang ingin penulis capai yaitu: 4 1. Untuk menemukan cara yang tepat dalam pembelajaran bahasa inggris untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan makna teks lisan monolog berbentuk procedure. 2. Untuk menemukan cara guna meningkatkan proses dan hasil belajar siswa guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam mengungkapkan makna teks lisan monolog berbentuk procedure. E. Manfaat Penelitian Penulis berharap Penelitian Tindakan Kelas ini akan bermanfaat : 1. Umumnya Sebagai bahan kajian bagi pembaca maupun dunia pendidikan. 2. Khususnya a. Siswa Sebagai masukkan untuk memotivasi siswa guna meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris. b. Guru Sebagai salah satu bahan yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah. F. Definisi Operasional Sebagai upaya memperjelas pemahaman dalam penelitian demi menghindari kesalahan dalam penyusunan penelitian, maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil definisi operasional sebagai berikut: 5 1. Kemampuan siswa dalam menyusun skenario kerja Siswa mampu mengimplementasikan ide dan gagasannya dalam menyusun skenario dalam melakukan sesuatu. 2. Berbicara Ungkapan makna dalam teks lisan monolog berbentuk procedure. Maksud dari hal tersebut yaitu topik yang dapat diambil dari kompetensi berbicara siswa mengenai bagaimana mengungkapkan teks lisan monolog berbentuk procedure. 3. Modelling the way Modelling the way adalah salah satu model pembelajaran. Adapun langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: a. Tentukan topik tertentu yang menuntut siswa mempraktekkan keterampilan b. Bagilah siswa dalam beberapa kelompok kecil c. Beri kesempatan 10-15 menit untuk menciptakan skenario d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk mengkritisi f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi 4. Kemampuan Siswa Kemampuan siswa dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai setelah siswa mengikuti proses pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Berbicara Penulis berpendapat bahwa berbicara adalah mengungkapkan sesuatu secara lisan. Hal tersebut bisa mengungkapkan ide, perasaan, informasi dan lain-lain. Hartman dan Stork (1976:213), speaking skill is the act of producing speech as a means of communication, sometimes used as an alternative term to parole. Haris (1976:81) mengatakan ada 5 komponen yang diketahui dalam analisis proses berbicara, antara lain sebagai berikut: a. Pronunciation b. Grammar c. Vocabulary d. Fluency e. Comprehension Burling (1982:15) menyatakan anak-anak belajar berbicara sebelum mereka belajar membaca dan menulis. B. Procedure Recount merupakan salah satu teks monolog yang dipelajari di Sekolah Menengah Pertama. Procedure merupakan teks yang menggambarkan tentang cara melakukan atau membuat sesuatu. 6 7 Beberapa fungsi sosio kultural prosedur adalah untuk memberikan instruksi, memberikan peringatan dan menyatakan urutan temporal. Untuk instruksi dan peringatan, ciri bahasanya adalah kalimatnya bentuk perintah. Sedangkan untuk urutan temporal digunakan sequencers seperti first, second finally dan lain-lain. C. Contextual Teaching and Learning Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk membantu siswa mencari makna materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan pribadi, sosial maupun budaya mereka sehari-hari. Pendekatan CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1. Constructivism Menurut komponen ini, belajar adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan dari abstrak.si pengalaman alami maupun manusiawi yand dilakukan secara pribadi dan sosial (mencari makna dengan jalan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berpikir yang dimiliki). Dalam konteks tersebut guru menyediakan kondisi agar siswa membangun sendiri pengetahuannya. Guru hanya sebagai mediator dan fasilitator berusaha agar pembelajaran menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. 8 2. Inquiry Dalam konteks inquiry, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan mengingat fakta-fakta, tetapi dari hasil menemukan sendiri. Siklus inquiry terdiri dari observasi, bertanya, mengajukan hipotesis, pengumpulan data dan menyimpulkan. Adapun langkahlangkah inquiry adalah sebagai berikut: a. Merumuskan masalah b. Melakukan observasi c. Menganalisa data dan d. Mengkomunikasikan hasil karya 3. Questioning Menggunakan teknik bertanya yang tepat dapat meningkatkan pembelajaran siswa, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tinggi (kritis dan kreatif). Bagi guru dapat dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sebab pertanyaan berguna untuk menggali informasi, membangkitkan respon dan pertanyaan siswa mengecek pemahaman, keingin tahuan dan hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian serta menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 9 Bagi siswa merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasi yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. 4. Learning community Penekanan hakikat sosial pada pembelajaran yaitu melalui kelompok belajar dengan kemampuan dengan kemampuan yang heterogen mengupayakan perubahan pengertian atau belajar sebab hasil belajar dapat diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Partisipasi aktif dalam kelompok kecil dapat membantu siswa belajar keterampilan sosial mengembangkan sikap demokratis dan keterampilan berpikir logis. Interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai dapat meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit. 5. Modelling Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberi model tentang bagaimana cara belajar. Mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswa belajar atau melakukan apa yang guru inginkan agar siswa melakukan. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa atau didatangkan dari luar. 10 6. Reflection Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari, atau berpikir kebelakang tentang hal-hal yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Realisasi refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan, atau saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi maupun hasil karya. 7. Authentic assessment Authentic Assessment yaitu menilai pengetahuan, keterampilan yang diperoleh siswa dalam suatu dalam suatu aktivitas pembelajaran termasuk pemanfaatannya di dalam suatu konteks kehidupan nyata yang bermakna. Datanya harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat proses pembelajar (data autentik). Hal tersebut dilakukan secara terintegrasi bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan hanya hasil dengan berbagai cara (bukan hanya test). Beberapa teknik penilaian alternatif yang digunakan adalah kombinasi penilaian kinerja, observasi sistematik portofolio dan jurnal. 11 Berikut adalah strategi bagi pendidik dalam menerapkan CTL, antara lain sebagai berikut: 1. Relating Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata, 2. Experiencing Belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention). 3. Applying Belajar bilamana pengetahuan direpresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya. 4. Cooperating Belajar melalui konteks komunikasi interpersonal pemakaian bersama dan lain-lain. 5. Transferring Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru. Adapun langkah-langkah penerapan CTL dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut : 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 12 3. Kembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya 4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok) 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan 7. Lakukan penilaian autentik dengan berbagai cara D. Model Pembelajaran Modelling the Way Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas, guru menerapkan model pembelajaran modelling the way. Proses pembelajaran ini adalah kelanjutan dari proses pembelajaran sebelumnya yaitu pada kompetensi mendengarkan. Pada akhir pembelajaran saat itu guru memberi tugas kelompok untuk membuat skenario tentang cara-cara melakukan atau membuat sesuatu. Dalam proses pembelajaran kali ini penulis mengambil model pembelajaran Modelling the Way. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Tentukan topik tertentu keterampilan (bagian dari yang menuntut penugasan pada siswa mempraktekkan proses pembelajaran sebelumnya). 2. Bagilah siswa dalam beberapa kelompok kecil (dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya) 3. Beri kesempatan 10-15 menit untuk menciptakan skenario 4. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih. 13 5. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk mengkritisi 6. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi. 2.2.Rencana Tindakan Rencana tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi pembelajaran speaking agar dapat menarik, siswa menjadi termotivasi, minat belajar siswa tinggi adalah dengan menggunakan pendekatan Contextual teaching and learning (CTL). Dengan optimalisasi pembelajaran Bahasa Inggris melalui pendekatan CTL merupakan alternatif proses pembelajaran agar lebih menyenangkan dan bermakna. Dalam hal ini penulis menggunakan model Modeling the way. Langkah-langkah penerapan model mind mapping sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan bahan ajar 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan skenario kerja 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa sekitar 5-7 menit untuk berlatih. 4. Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan kerja. 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkritisi 6. Guru memberikan penjelasan secukupnya. 7. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan 14 8. Guru memberikan penguatan 9. Guru memberikan post test kepada siswa dengan menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan teks yang diperdengarkan. 10.Evaluasi 11.Refleksi 12.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami 13.Penugasan kepada siswa untuk mencari teks procedure yang ada di sekitar kehidupan mereka 14.Tutup. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMP Negeri 4 Banjar yang beralamat di Jalan Madjalikin No.235 Desa Langensari Kota Banjar.Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar terdiri dari jumlah laki-laki 12 orang dan jumlah perempuan 20 orang. Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 semester genap. Penelitian ini dilaksanakan sendiri oleh peneliti sebagai guru mata pelajaran dan 2 orang guru mata pelajaran bahasa Inggris yang lainnya sebagai observer. B. Persiapan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kontekstual dengan persiapan sebagai berikut: 1. Pembuatan instrumen penelitian 2. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk tugas observasi dan diskusi 3. Mempersiapkan model dan media pembelajaran 4. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menarik dan mudah dipahami siswa. 5. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran 6. Persiapkan test dan pembuatan perangkat penilaian 15 16 7. Lembar penilaian proses untuk memantau keaktifan, kemandirian, kompetensi kelancaran dan ketepatan. 8. Membuat lembar observasi untuk memantau kegiatan proses pembelajaran dan mengetahui optimalisasi pembelajaran. C. Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Dalam Mukhlis, 2000) D. Prosedur Penelitian Dalam pelaksanaannya penulis merencanakan menggunakan 2 siklus sebagai dasar penelitian tindakan kelas. SIKLUS ke-1 Tahap Perencanaan (Planning), mencakup: 1. Menganalisis Silabus/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode CTL dengan menggunakan model Pembelajaran mind mapping. 3. Merancang model pembelajaran klasikal. 4. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran interaktif. 17 5. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir). 6. Menyusun kelompok belajar peserta didik. 7. Merencanakan tugas kelompok. Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup: 1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan. 2. Menerapkan model pembelajaran klasikal. 3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana. 4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan. 5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan. E. Instrumen Penelitian Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain sebagai berikut: 1. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing- 18 masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. 3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan belajar mengajar. 4. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Bahasa Inggris pada pokok bahasan teks monolog recount. F. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Teknik Non tes Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat abstrak, yaitu perubahan-perubahan sikap dan perilaku siswa dalam memahami teks monolog recount. 2. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami teks lisan pendek berbentuk recount. 19 G. Teknik Analisis Data Pada Penelitian Tindakan Kelas ini penulis menggunakan 2 teknik analisis data, yaitu: 1. Analisis kuantitatif Analisis data kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes secara tertulis 2. Analisis kualitatif Analisis data kualitatif dilakukan menganalisis data non tes yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keaktifan Siswa Hasil perkembangan keaktifan atau motivasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris kompetensi berbicara teks monolog procedure adalah sebagai berikut : 1. pada kondisi awal siswa yang termotivasi sangat rendah yaitu hanya 6 dari 32 siswa atau hanya 18,75 %. 2. pada siklus pertama ada peningkatan meskipun belum cukup tinggi yaitu 9 dari 32 siswa atau 28,13 %. Jika dibandingkan dengan kondisi awal, maka terjadi peningkatan walaupun 9 siswa atau sebesar 28,13 %. 3. Pada siklus kedua terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 26 dari 32 siswa atau 81,25 %. Ini berarti mengalami peningkatan 17 siswa atau 53,13 % No Siklus ke Keaktifan Motivasi Siswa Frekuensi Persentase Keterangan 1 1 Keadaan Awal 6 18,75% Rendah 2 Siklus I 9 28,13% 3 Siklus II 26 81,25% Rendah Cukup tinggi B. Ketuntasan Siswa Hasil ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus adalah sebagai berikut : 20 1. Pada kondisi awal yang tuntas sangat rendah 5 dari 32 siswa atau hanya 15,6 %. 2. Pada siklus pertama ada peningkatan meskipun belum cukup tinggi yaitu 13 dari 32 siswa atau 40,6 %. 3. Pada siklus yang kedua peningkatannya cukup signifikan 25 dari 32 siswa atau 78,13%. Ini berarti mengalami peningkatan 12 orang atau meningkat sebesar 37,5%. Siswa Tuntas No Siswa Belum Tuntas Pembelajaran Frekuensi Persentase Frekuensi persentase 1 Keadaan Awal 5 15,6 % 27 84,4% 2 Siklus I 13 40,6 % 19 59,4% 3 Siklus II 25 78,13 % 7 21,87% 21 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pembelajaran melalui Modelling the Way sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan makna dalam text monolog berbentuk procedure dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Siswa termotivasi menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran berbicara menjadi lebih kreatif dan aktif. 2. Pembelajaran dengan menggunakan Modelling the Way dapat meningkatkan aktivitas siswa. Aktivitas siswa meningkat secara signifikan karena pembelajaran melibatkan peran siswa secara aktif untuk bereksplorasi, menggali kemungkinan lain yang lebih menarik. B. Saran Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Mata Pelajaran : sebaiknya penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu bahan pembelajaran, terutama dalam kompetensi berbicara terutama dalam teks monolog berbentuk procedure. 2. Modelling the way dapat digunakan untuk pembelajaran teks monolog procedure kompetensi berbicara. 22 DAFTAR PUSTAKA Hornby, 1997. Oxford Advance Learners Dictionary. Burling, Robina 1979, Sounding Right. Massachuset:Newsbury House Publisher, Inc. Djodi Etman, Nur Zaida, 2009. Bahan Belajar Mandiri Bahasa Inggris-MGMP Bermutu Teaching Listening Peter G. Cole , Lorna Chan. 1994. Teaching Principles and Practice ,Second Edition Depatemen pendidikan Nasional Jakarta 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah. Jakarta 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Jenis Teks Tema Aspek Skill Alokasi Waktu : SMP Negeri 4 Banjar : Bahasa Inggris : VII (Tujuh) / 2 : 10. Berbicara Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sangat sederhana berbentuk procedure untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat : 10.2. Mengungkapkan makna dalam monolog pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat dalam teks yang berbentuk procedure : Siswa dapat : ▪ Mengungkapkan berbagai informasi dalam teks procedure ▪ Menyebutkan fungsi komunikatif teks yang didengar ▪ Menyebutkan ciri kebahasaan teks yang didengar ▪ Melakukan monolog dalam bentuk procedure : Fungsional / Monolog pendek :: Berbicara : 4 x 40 menit 1. Tujuan pembelajaran Pada akhir pembelajaran siswa dapat : a. Mampu mengungkapkan makna dalam teks monolog pendek yang berbentuk procedure sangat sederhana dengan yang berkaitan teks b. Mengungkapkan berbagai informasi dalam teks procedure 2. Materi Pembelajaran a. Teks monolog berbentuk: procedure b. Kosa kata terkait dengan tema/jenis teks c. Ciri kebahasaan teks procedure 3. Metode/ teknik : Demonstrasi, diskusi, ceramah 4. Langkah-langkah Kegiatan o o Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam dan tegur sapa 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa Kegiatan Inti 1. Guru menanyakan tema yang dipelajari pada pertemuan yang lalu 2. Guru menyampaikan kaitan materi pelajaran yang dipelajari dengan 3. 4. 5. 6. materi/topik yang dipelajari pada hari ini. Guru menyampaikan materi yang diajarkan sebagai pengantar Guru menyampaikan SK/KD yang akan disampaikan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan KKM yang harus dicapai 1