LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa
Dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks Lisan Monolog
Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Modelling the Way
Pada Kelas VII G di SMP Negeri 4 Banjar.
Oleh
AHMAD BAEHAKI, S.Pd.
NUPTK. 2746766667120002
PEMERINTAH KOTA BANJAR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SATUAN PENDIDIKAN FORMAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
UPTD SMP NEGERI 4 BANJAR
JL.MADJALIKIN NO.235 TELP.0265 2730190 LANGENSARI
KOTA BANJAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga akhirrnya Penulis dapat
menyelesaikan Penulisan Tindakan Kelas. Penulisan Tindakan Kelas ini berjudul :
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengungkapkan Makna Dalam
Teks Lisan Monolog Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Modelling the
Way pada Kelas VII G di SMP Negeri 4 Banjar
Dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini Penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar yang telah
memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan penelitian.
2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Banjar yang telah memberikan masukan kepada Penulis sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
3. Bapak Kepala Sekolah yang telah memberikan masukkan dan memotivasi
Penulis dalam mempersiapkan maupun dalam penyusunan Penelitian Tindakan
Kelas ini.
4. Rekan guru bahasa Inggris serta semua pihak yang telah membantu Penulis
dalam Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini yang tidak dapat Penulis
sebutkan satu-persatu
i
Penulis menyadari bahwa Penulisan Tindakan Kelas ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran maupun kritik sangat Penulis harapkan, terutama saran dan
kritik yang bersifat membangun.
Penulis berharap Penulisan Tindakan Kelas ini akan berguna bagi pembaca
dan khususnya bagi Penulis sendiri. Penulis juga berharap kertas kerja ini kiranya
dapat menjadi sebuah kontribusi untuk pembelajaran bahasa Inggris, terutama
dalam pembelajaran berbicara.
Banjar, 25 November 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
BAB I
BAB
v
PENDAHULUAN ……………………………………………
1
A. Latar Belakang ……………………………………………
1
B. Perumusan Masalah ………………………………………...
2
C. Hypothesis Tindakan ..............................................................
3
D. Tujuan Penulisan ....................................................................
3
E. Manfaat Penulisan …………………………………………
4
F. Definisi Operasional ...............................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………..
6
A. Berbicara ................................................................................
6
B. Procedure ……………………………………………….......
6
C. Contextual Teaching and Learning ………………………...
7
D. Model Pembelajaran Modelling the Way ..............................
12
E. Rencana Tindakan ...................................................................
13
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
15
A. Setting Penulisan ………………………………………….
15
B. Persiapan Penulisan ………………………………………..
15
C. Rancangan Penulisan ……………………………………….
16
iii
D. Prosedur Penulisan ...............................................................
16
E. Instrument Penulisan ..............................................................
17
F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….
18
G. Teknik Analisis Data ..............................................................
19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….
20
A. Keaktifan Siswa .......................................................................
20
B. Ketuntasan Siswa ...………………………………………….
20
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………...
22
A. Kesimpulan .............................................................................
22
B. Saran ........................................................................................
22
BAB V
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…
LAMPIRAN
iv
23
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini menggambarkan proses pembelajaran siswa kelas 7
(tujuah) pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada tingkat satuan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama. Judul PTK ini yaitu : Upaya Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks Lisan
Monolog Berbentuk procedure Dengan Menggunakan Modelling The Way
Pada Kelas VII G Di SMP Negeri 4 Banjar .
Penelitian ini dilakukan di UPTD SMP Negeri 4 Banjar, dengan jenis penelitian
yaitu “Penelitian Tindakan Kelas”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas
VII G yang berjumlah 32 siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Modelling the Way yang dapat meningkatkan partisipasi dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Dan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes. Dilakukan untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dan tes diberikan untuk melihat
tingkat keberhasilan siswa dari suatu materi ajar yang disampaikan. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada kondisi awal terdapat 6 orang siswa dari 32
orang siswa atau sekitar (18,75 %) yang termotivasi dan sebanyak 5 orang siswa
dari 32 orang siswa atau sekitar (15,6 %) yang Hasil ketuntasan belajarnya sudah
tinggi. Kemudian pada siklus I terdapat 9 orang siswa dari 32 orang siswa atau
sekitar(28,13 %) yang termotivasi dan sebanyak 13 orang siswa dari 32 orang siswa
atau sekitar (40,6 %) yang Hasil ketuntasan belajarnya sudah tinggi. Pada siklus II
terdapat 26 orang orang siswa dari 32 orang siswa atau sekitar (81,25%) yang sudah
termotivasi dengan baik, dan sebanyak 25 orang siswa dari 32 orang siswa atau
sekitar (78,13 %) yang Hasil ketuntasan belajarnya sudah tinggi.. Berdasarkan hasil
penelitian mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II sudah terjadi peningkatan
yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran Modelling the Way dapat meningkatkan motivasi belajar dan
ketuntasan belajar siswa pada materi Procedure text di Kelas VII G UPTD SMP N
4 Banjar Tahun Ajaran 2019/2020. Semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat menjadi
masukan baik bagi dunia pendidikan maupun bagi Penulis sendiri.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi merupakan faktor
mutlak yang harus dilakukan secara sadar dan berkelanjutan guna menciptakan
suatu keadaan dalam hal terjadinya peningkatan kemampuan intelektual, cerdas
dan berdedikasi tinggi. Sejalan dengan hal itu upaya peningkatan peran pranata
pendidikan semakin digalakkan mulai dari guru, murid dan lainnya untuk
tercapainya tujuan pembelajaran.
Saat ini peradaban di dunia berkembang secara pesat. Ada beberapa
indikator di dalamnya seperti perubahan teknologi, budaya dan lain-lain.
Perubahan ini terjadi di mana-mana, sehingga Penulis berpendapat bahwa
perubahan ini merupakan globalisasi.
Bila berbicara mengenai globalisasi, hal tersebut tidak bisa dipisahkan
dari bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan salah satu bagian hal yang
penting yang harus dikuasai, karena sebagian besar masyarakat di dunia
menggunakannya sebagai alat komunikasi mereka. Bahasa Inggris membawa
kita kepada lingkungan yang lebih luas. Hal ini berarti bahwa bahasa Inggris
juga dapat digunakan untuk memperluas komunikasi. Bahasa Inggris sering
digunakan dalam berbagai kehidupan seperti dalam bidang ilmu, politik dan
teknologi dan juga pada bidang lainnya.
1
2
Ada beberapa hal yang harus disikapi guna menyambut era globalisasi.
Salah satunya kita harus menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan
bahasa asing yang dipelajari dari jenjang sekolah dasar hingga tingkat
perguruan tinggi. Bahasa Inggris juga merupakan salah satu pelajaran di UPTD
SMP Negeri 4 Banjar.
Institusi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
masalah ini. Institusi ini memiliki otoritas untuk membuat kebijakan untuk
menghadapi kondisi semacam ini, dari menyiapkan program pembelajaran dan
juga menyediakan sumber daya manusia baik tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan. Terutama untuk menunjang keberhasilan proses dan hasil
belajar peserta didik.
Ada empat skill yang harus dikuasai dalam bahasa Inggris, yaitu
kemampuan berbicara, kemampuan siswa dalam mengungkapkan makna
dalam teks lisan monolog berbentuk Procedure pada kelas VII G UPTD SMP
Negeri 4 Banjar., kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini Penulis memilih kemampuan siswa dalam
mengungkapkan makna dalam teks lisan monolog berbentuk Procedure pada
kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran bahasa Inggris terutama kemampuan berbicara siswa terdapat
beberapa masalah dan harus ditemukan penyelesaiannya.
3
Merujuk pada permasalahan tersebut di atas, maka dapat dikaji beberapa
permasalahan, antara lain sebagai berikut:
1. Apakah proses pembelajaran dengan menggunakan Modelling the Way
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam dalam mengungkapkan
makna dalam teks lisan monolog berbentuk Procedure.
2. Apakah kemampuan siswa kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar akan
meningkat setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
model Modelling the Way?
C. Hipotesis Tindakan
Dalam permasalahan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Mengungkapkan Makna Dalam Teks
Lisan Monolog Berbentuk Procedure Dengan Menggunakan Modelling the
Way Pada Kelas VII G di UPTD SMP Negeri 4 banjar,” dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Jika proses belajar mengajar berbicara berbentuk procedure menggunakan
modelling
the
way
maka
kemampuan
berbicara
siswa
untuk
mengungkapkan makna teks lisan monolog berbentuk procedure di kelas
VII akan meningkat.
2. Kemampuan berbicara siswa kelas VII G akan meningkat apabila dalam
proses kegiatan belajar dan mengajar menggunakan modelling the way.
D. Tujuan Penelitian
Ada dua tujuan yang ingin penulis capai yaitu:
4
1. Untuk menemukan cara yang tepat dalam pembelajaran bahasa inggris
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan makna teks
lisan monolog berbentuk procedure.
2. Untuk menemukan cara guna meningkatkan proses dan hasil belajar siswa
guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam mengungkapkan
makna teks lisan monolog berbentuk procedure.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap Penelitian Tindakan Kelas ini akan bermanfaat :
1. Umumnya
Sebagai bahan kajian bagi pembaca maupun dunia pendidikan.
2. Khususnya
a. Siswa
Sebagai masukkan untuk memotivasi siswa guna meningkatkan
kemampuan berbicara bahasa Inggris.
b. Guru
Sebagai salah satu bahan yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan
dalam pembelajaran di sekolah.
F. Definisi Operasional
Sebagai upaya memperjelas pemahaman dalam penelitian demi
menghindari kesalahan dalam penyusunan penelitian, maka dalam penelitian
tindakan kelas ini penulis mengambil definisi operasional sebagai berikut:
5
1. Kemampuan siswa dalam menyusun skenario kerja
Siswa mampu mengimplementasikan ide dan gagasannya dalam
menyusun skenario dalam melakukan sesuatu.
2. Berbicara
Ungkapan makna dalam teks lisan monolog berbentuk procedure.
Maksud dari hal tersebut yaitu topik yang dapat diambil dari kompetensi
berbicara siswa mengenai bagaimana mengungkapkan teks lisan monolog
berbentuk procedure.
3. Modelling the way
Modelling the way adalah salah satu model pembelajaran. Adapun langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Tentukan topik tertentu yang menuntut siswa mempraktekkan
keterampilan
b. Bagilah siswa dalam beberapa kelompok kecil
c. Beri kesempatan 10-15 menit untuk menciptakan skenario
d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja.
Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk mengkritisi
f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi
4. Kemampuan Siswa
Kemampuan siswa dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai setelah siswa
mengikuti proses pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Berbicara
Penulis berpendapat bahwa berbicara adalah mengungkapkan sesuatu
secara lisan. Hal tersebut bisa mengungkapkan ide, perasaan, informasi dan
lain-lain.
Hartman dan Stork (1976:213), speaking skill is the act of producing
speech as a means of communication, sometimes used as an alternative
term to parole.
Haris (1976:81) mengatakan ada 5 komponen yang diketahui dalam
analisis proses berbicara, antara lain sebagai berikut:
a. Pronunciation
b. Grammar
c. Vocabulary
d. Fluency
e. Comprehension
Burling (1982:15) menyatakan anak-anak belajar berbicara sebelum
mereka belajar membaca dan menulis.
B. Procedure
Recount merupakan salah satu teks monolog yang dipelajari di Sekolah
Menengah Pertama. Procedure merupakan teks yang menggambarkan tentang
cara melakukan atau membuat sesuatu.
6
7
Beberapa fungsi sosio kultural prosedur adalah untuk memberikan
instruksi, memberikan peringatan dan menyatakan urutan temporal. Untuk
instruksi dan peringatan, ciri bahasanya adalah kalimatnya bentuk perintah.
Sedangkan untuk urutan temporal digunakan sequencers seperti first, second
finally dan lain-lain.
C. Contextual Teaching and Learning
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu pendekatan
yang bertujuan untuk membantu siswa mencari makna materi pelajaran yang
sedang dipelajari dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan konteks
kehidupan pribadi, sosial maupun budaya mereka sehari-hari.
Pendekatan CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1. Constructivism
Menurut komponen
ini, belajar adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan dari
abstrak.si pengalaman alami maupun manusiawi yand dilakukan secara
pribadi dan sosial (mencari makna dengan jalan memproses informasi
sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berpikir yang dimiliki).
Dalam konteks tersebut guru menyediakan kondisi agar siswa
membangun sendiri pengetahuannya. Guru hanya sebagai mediator dan
fasilitator berusaha agar pembelajaran menjadi bermakna dan relevan bagi
siswa.
8
2. Inquiry
Dalam konteks inquiry, pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan mengingat fakta-fakta, tetapi dari hasil
menemukan sendiri.
Siklus inquiry terdiri dari
observasi, bertanya, mengajukan
hipotesis, pengumpulan data dan menyimpulkan. Adapun langkahlangkah inquiry adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah
b. Melakukan observasi
c. Menganalisa data dan
d. Mengkomunikasikan hasil karya
3. Questioning
Menggunakan teknik bertanya yang tepat dapat meningkatkan
pembelajaran siswa, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
dan keterampilan berpikir tinggi (kritis dan kreatif).
Bagi guru dapat dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong,
membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sebab pertanyaan
berguna untuk menggali informasi, membangkitkan respon dan pertanyaan
siswa mengecek pemahaman, keingin tahuan dan hal-hal yang sudah
diketahui siswa, memfokuskan perhatian serta menyegarkan kembali
pengetahuan siswa.
9
Bagi siswa merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis
inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasi yang sudah diketahui
dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.
4. Learning community
Penekanan hakikat sosial pada pembelajaran yaitu melalui kelompok
belajar dengan kemampuan dengan kemampuan yang heterogen
mengupayakan perubahan pengertian atau belajar sebab hasil belajar dapat
diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu
ke yang belum tahu.
Partisipasi aktif dalam kelompok kecil dapat membantu siswa
belajar keterampilan sosial mengembangkan sikap demokratis dan
keterampilan berpikir logis.
Interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai dapat
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit.
5. Modelling
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu, selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberi model tentang
bagaimana
cara
belajar.
Mendemonstrasikan
bagaimana
guru
menginginkan para siswa belajar atau melakukan apa yang guru inginkan
agar siswa melakukan. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa atau didatangkan dari luar.
10
6. Reflection
Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari, atau berpikir
kebelakang tentang hal-hal yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru
diterima.
Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya.
Realisasi refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa
yang diperoleh hari itu, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan, atau saran
siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi maupun hasil karya.
7. Authentic assessment
Authentic Assessment yaitu menilai pengetahuan, keterampilan
yang diperoleh siswa dalam suatu dalam suatu aktivitas pembelajaran
termasuk pemanfaatannya di dalam suatu konteks kehidupan nyata yang
bermakna. Datanya harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan
siswa pada saat proses pembelajar (data autentik). Hal tersebut dilakukan
secara terintegrasi bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan hanya hasil dengan
berbagai cara (bukan hanya test). Beberapa teknik penilaian alternatif yang
digunakan adalah kombinasi penilaian kinerja, observasi sistematik
portofolio dan jurnal.
11
Berikut adalah strategi bagi pendidik dalam menerapkan CTL, antara
lain sebagai berikut:
1. Relating
Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata,
2. Experiencing
Belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery),
dan penciptaan (invention).
3. Applying
Belajar bilamana pengetahuan direpresentasikan di dalam konteks
pemanfaatannya.
4. Cooperating
Belajar melalui konteks komunikasi interpersonal pemakaian bersama dan
lain-lain.
5. Transferring
Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks
baru.
Adapun langkah-langkah penerapan CTL dalam pembelajaran di
kelas adalah sebagai berikut :
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
12
3. Kembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan
7. Lakukan penilaian autentik dengan berbagai cara
D. Model Pembelajaran Modelling the Way
Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
di kelas, guru menerapkan model pembelajaran modelling the way. Proses
pembelajaran ini adalah kelanjutan dari proses pembelajaran sebelumnya yaitu
pada kompetensi mendengarkan. Pada akhir pembelajaran saat itu guru
memberi tugas kelompok untuk membuat skenario tentang cara-cara
melakukan atau membuat sesuatu.
Dalam proses pembelajaran kali ini penulis mengambil model
pembelajaran Modelling the Way.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan
topik
tertentu
keterampilan (bagian dari
yang
menuntut
penugasan pada
siswa
mempraktekkan
proses pembelajaran
sebelumnya).
2. Bagilah siswa dalam beberapa kelompok kecil (dilaksanakan pada
pertemuan sebelumnya)
3. Beri kesempatan 10-15 menit untuk menciptakan skenario
4. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih.
13
5. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja
Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk mengkritisi
6.
Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.
2.2.Rencana Tindakan
Rencana
tindakan
yang
dapat
digunakan
untuk
mengatasi
pembelajaran speaking agar dapat menarik, siswa menjadi termotivasi, minat
belajar siswa tinggi adalah dengan menggunakan pendekatan Contextual
teaching and learning (CTL).
Dengan optimalisasi pembelajaran Bahasa
Inggris melalui pendekatan CTL merupakan alternatif proses pembelajaran
agar lebih menyenangkan dan bermakna. Dalam hal ini penulis menggunakan
model Modeling the way.
Langkah-langkah penerapan model mind mapping sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan bahan ajar
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan
skenario kerja
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa sekitar 5-7 menit untuk
berlatih.
4. Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan kerja.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkritisi
6. Guru memberikan penjelasan secukupnya.
7. Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang
disampaikan
14
8. Guru memberikan penguatan
9. Guru memberikan post test kepada siswa dengan menjawab beberapa
pertanyaan berdasarkan teks yang diperdengarkan.
10.Evaluasi
11.Refleksi
12.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami
13.Penugasan kepada siswa untuk mencari teks procedure yang ada di sekitar
kehidupan mereka
14.Tutup.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMP Negeri 4 Banjar yang
beralamat di Jalan Madjalikin No.235 Desa Langensari Kota Banjar.Subyek
yang diteliti adalah siswa kelas VII G UPTD SMP Negeri 4 Banjar terdiri dari
jumlah laki-laki 12 orang dan jumlah perempuan 20 orang. Penelitian tersebut
dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 semester genap.
Penelitian ini dilaksanakan sendiri oleh peneliti sebagai guru mata
pelajaran dan 2 orang guru mata pelajaran bahasa Inggris yang lainnya sebagai
observer.
B.
Persiapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kontekstual dengan
persiapan sebagai berikut:
1. Pembuatan instrumen penelitian
2. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk tugas observasi dan diskusi
3. Mempersiapkan model dan media pembelajaran
4. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menarik
dan mudah dipahami siswa.
5. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran
6. Persiapkan test dan pembuatan perangkat penilaian
15
16
7. Lembar penilaian proses untuk memantau keaktifan, kemandirian,
kompetensi kelancaran dan ketepatan.
8. Membuat lembar observasi untuk memantau kegiatan proses pembelajaran
dan mengetahui optimalisasi pembelajaran.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan
itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan (Dalam Mukhlis, 2000)
D. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaannya penulis merencanakan menggunakan 2 siklus
sebagai dasar penelitian tindakan kelas.
SIKLUS ke-1
Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:
1. Menganalisis Silabus/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode CTL dengan
menggunakan model Pembelajaran mind mapping.
3. Merancang model pembelajaran klasikal.
4. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran interaktif.
17
5. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir).
6. Menyusun kelompok belajar peserta didik.
7. Merencanakan tugas kelompok.
Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.
2. Menerapkan model pembelajaran klasikal.
3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai
rencana.
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan.
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat
melakukan tahap tindakan.
E.
Instrumen Penelitian
Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini antara lain sebagai berikut:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
18
masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil kegiatan belajar mengajar.
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Bahasa
Inggris pada pokok bahasan teks monolog recount.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data,
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Teknik Non tes
Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat abstrak,
yaitu perubahan-perubahan sikap dan perilaku siswa dalam memahami teks
monolog recount.
2. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami
teks lisan pendek berbentuk recount.
19
G. Teknik Analisis Data
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini penulis menggunakan 2 teknik
analisis data, yaitu:
1. Analisis kuantitatif
Analisis data kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh
dari hasil tes secara tertulis
2. Analisis kualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan menganalisis data non tes yang diperoleh
dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keaktifan Siswa
Hasil perkembangan keaktifan atau motivasi siswa dalam pembelajaran
Bahasa Inggris kompetensi berbicara teks monolog procedure adalah sebagai
berikut :
1. pada kondisi awal siswa yang termotivasi sangat rendah yaitu hanya 6 dari
32 siswa atau hanya 18,75 %.
2. pada siklus pertama ada peningkatan meskipun belum cukup tinggi yaitu 9
dari 32 siswa atau 28,13 %. Jika dibandingkan dengan kondisi awal, maka
terjadi peningkatan walaupun 9 siswa atau sebesar 28,13 %.
3. Pada siklus kedua terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 26 dari
32 siswa atau 81,25 %. Ini berarti mengalami peningkatan 17 siswa atau
53,13 %
No
Siklus ke
Keaktifan Motivasi
Siswa
Frekuensi
Persentase
Keterangan
1
1
Keadaan Awal
6
18,75%
Rendah
2
Siklus I
9
28,13%
3
Siklus II
26
81,25%
Rendah
Cukup
tinggi
B. Ketuntasan Siswa
Hasil ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus adalah sebagai
berikut :
20
1. Pada kondisi awal yang tuntas sangat rendah 5 dari 32 siswa atau hanya 15,6
%.
2. Pada siklus pertama ada peningkatan meskipun belum cukup tinggi yaitu 13
dari 32 siswa atau 40,6 %.
3. Pada siklus yang kedua peningkatannya cukup signifikan 25 dari 32 siswa
atau 78,13%. Ini berarti mengalami peningkatan 12 orang atau meningkat
sebesar 37,5%.
Siswa Tuntas
No
Siswa Belum Tuntas
Pembelajaran
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
persentase
1
Keadaan Awal
5
15,6 %
27
84,4%
2
Siklus I
13
40,6 %
19
59,4%
3
Siklus II
25
78,13 %
7
21,87%
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran
melalui
Modelling
the
Way
sebagai
model
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan
makna dalam text monolog berbentuk procedure dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Siswa termotivasi menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
berbicara menjadi lebih kreatif dan aktif.
2. Pembelajaran dengan menggunakan Modelling the Way
dapat
meningkatkan aktivitas siswa. Aktivitas siswa meningkat secara signifikan
karena pembelajaran melibatkan peran siswa secara aktif untuk
bereksplorasi, menggali kemungkinan lain yang lebih menarik.
B. Saran
Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru Mata Pelajaran : sebaiknya penelitian ini bisa dijadikan sebagai
salah satu bahan pembelajaran, terutama dalam kompetensi berbicara
terutama dalam teks monolog berbentuk procedure.
2. Modelling the way dapat digunakan untuk pembelajaran teks monolog
procedure kompetensi berbicara.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hornby, 1997. Oxford Advance Learners Dictionary.
Burling, Robina 1979, Sounding Right. Massachuset:Newsbury House Publisher,
Inc.
Djodi Etman, Nur Zaida, 2009. Bahan Belajar Mandiri Bahasa Inggris-MGMP
Bermutu Teaching Listening
Peter G. Cole , Lorna Chan. 1994. Teaching Principles and Practice ,Second
Edition
Depatemen pendidikan Nasional Jakarta 2003. Kurikulum 2004 Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Menengah
Pertama dan Madrasah. Jakarta
23
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Jenis Teks
Tema
Aspek Skill
Alokasi Waktu
: SMP Negeri 4 Banjar
: Bahasa Inggris
: VII (Tujuh) / 2
: 10. Berbicara
Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan
monolog pendek sangat sederhana berbentuk procedure
untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
: 10.2. Mengungkapkan makna dalam monolog pendek sangat
sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan
secara akurat lancar dan berterima untuk berinteraksi
dengan lingkungan terdekat dalam teks yang berbentuk
procedure
: Siswa dapat :
▪ Mengungkapkan berbagai informasi dalam teks procedure
▪ Menyebutkan fungsi komunikatif teks yang didengar
▪ Menyebutkan ciri kebahasaan teks yang didengar
▪ Melakukan monolog dalam bentuk procedure
: Fungsional / Monolog pendek
:: Berbicara
: 4 x 40 menit
1. Tujuan pembelajaran
Pada akhir pembelajaran siswa dapat :
a. Mampu mengungkapkan makna dalam teks monolog pendek yang berbentuk
procedure sangat sederhana dengan yang berkaitan teks
b.
Mengungkapkan berbagai informasi dalam teks procedure
2. Materi Pembelajaran
a. Teks monolog berbentuk: procedure
b. Kosa kata terkait dengan tema/jenis teks
c. Ciri kebahasaan teks procedure
3. Metode/ teknik
: Demonstrasi, diskusi, ceramah
4. Langkah-langkah Kegiatan
o
o
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam dan tegur sapa
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa
Kegiatan Inti
1. Guru menanyakan tema yang dipelajari pada pertemuan yang lalu
2. Guru menyampaikan kaitan materi pelajaran yang dipelajari dengan
3.
4.
5.
6.
materi/topik yang dipelajari pada hari ini.
Guru menyampaikan materi yang diajarkan sebagai pengantar
Guru menyampaikan SK/KD yang akan disampaikan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan KKM yang harus dicapai
1