PENGERTIAN DAN FUNGSI AL-QUR’AN
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Al-qur’an Hadits Pada MA
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Rozali, M.A
Disusun Oleh:
Barorah Ihsani
(0301191042)
M. Rifqih Fernanda
(0301193241)
Siti Fadilah Putri Ginting
(0301192069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2020/2021
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada
Nabi Muhammad Saw di Gua Hira. Al-qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi
Muhammad Saw yang berlaku untuk selama-lamanya. Al-Qur’an tidak mungkin
dapat ditiru dari aspek manapun dan oleh siapapun, baik dari segi indahnya bahasa
maupun lainnya.
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surah, dan 6236 ayat. Dimana dimulai
dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas. Surah yang pertama
kali turun adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Sebagai seorang mukmin, kita harus
beriman kepada Al-Qur’an dan berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang ada di
dalamnya. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt kepada umat Islam sebagai
pedoman hidup agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Selain itu,
kita sebagai umat Islam harus memahami pengertian dan hal-hal yang terkait
dengan Al-Qur’an yaitu yang paling utama adalah memahami isi Al-Qur’an dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Para ulama mutaqaddimin dan muta’akhirin berbeda pendapat mengenai
pengertian dan asal kata Al-Qur’an. Oleh karena itu, kami sebagai pemakalah
pertama ingin menjelaskan mengenai pendapat para ulama tentang pengertian dan
fungsi Al-Qur’an.
i
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Rasulullah Saw mempunyai
dua pengertian, yaitu pengertian secara bahasa dan pengertian menurut istilah. AlQur’an menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata Qara’a yang
berarti “bacaan” atau “yang dibaca”.1 Dimana arti tersebut sudah dijelaskan dalam
Q.S Al-Qiyamah ayat 7 dan 8 yang berbunyi:
ََ َ ب
فَإ َذا بَر َق بٱۡلَ َ ر
٨ َوخ َسف ٱلق َم رر٧ ص
ِ ِ
Artinya : “Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan
membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacanya maka ikutilah
bacaanya itu.”
Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut istilah ialah nama bagi
Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang ditulis dalam
mushaf.
Akan tetapi, para ulama dalam bidang ilmu al-Qur’an telah mendefinisikan
al-Qur’an menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi
maupun terminologi. Secara etimologi para ulama berbeda pendapat dalam
mendefinisikan al-Qur’an. Berikut adalah beberapa pendapat yang menjelaskan
pengertian Al-Qur’an menurut etimologi.2
a. Menurut al-Lihyany (w. 215 H) dan segolongan ulama lain Kata Qur’an adalah
bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), قرأartinya membaca, dengan perubahan
bentuk kata/ tasrif قرأ-يقرأ- ءانا قر. Dari tasrif tersebut kata ءانا قرyang artinya
bacaan yang bermakna isim ma'ruf artinya yang dibaca. Karena al-Qur’an itu
dibaca maka dinamailah al-Qur’an. Kata tersebut selanjut-nya digunakan untuk
kitab suci yang diturunkan Allah Swt.
1
2
Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulum Al-Qur’an, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hal 2.
Halimuddin, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1993), hlm 8.
1
b. Menurut Al-Asy’ari (w. 324 H) dan beberapa golongan lain Kata Qur’an
berasal dari lafaz قرنyang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain.
Kemudian kata tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah yang diturunkan
kepada NabiNya, mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya dan hurufhurufnya beriring-iringan dan yang satu digabungkan kepada yang lain.
c. Menurut Al-Farra’ (w. 207 H) Kata al-Qur’an berasal dari lafad قرئنا
merupakan bentuk jama’ dari kata قرينةyang berarti petunjuk atau indikator,
mengingat bahwa ayat-ayat al-Qur’an satu sama lain saling membenarkan. Dan
kemudian dijadikan nama bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw.
d. Menurut Az-Zujaj (w. 331 H) Kata Qur’an itu kata sifat dari القرءyang sewazan
(seimbang) dengan kata فعالنyang artinya (kumpulan). Selanjutnya kata
tersebut digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. karena Al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah
dan ayat, memuat kisah-kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti
sari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
e. Menurut Asy-SyaĮ’i (w. 204 H) Kata al-Qur’an adalah isim ’alam, bukan kata
bentukan (isytiqaq) dari kata Apapun dan sejak awal memang digunakan
sebagai nama khusus bagi kitab suci Yang diturunkan Allah Swt. Kepada Nabi
Muhammad saw. Sebagaimana halnya Dengan nama-nama kitab suci
sebelumnya yang memang merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah
Swt. Yaitu Zabur (Nabi Dawud as.), Taurat (Nabi Musa as.) dan Injil (Nabi Isa
as.). Menurut Abu Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal Lil
darasah Al-Qur’an al-Karim, dari kelima pendapat tersebut di atas, pendapat
pertamalah Yang paling tepat yakni menurut al-lihyani yang menyatakan
bahwa kata al-Qur’an merupakan kata bentukan (isytiqaq) dari kata قراءdan
pendapat inilah Yang paling masyhur.
2
Beberapa pendapat ulama mengenai definisi al-Qur’an secara terminologi di
antaranya adalah:
a. Syeikh Muhammad Khudari Beik
Dalam kitab Ta’rikh at-Tasyri’ al-Islam, Syeikh Muhammad Khudari Beik
mendefinisikan Al-Qur’an yaitu lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk dipahami isinya dan selalu
diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf,
yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.
b. Subkhi Saleh
Subkhi Saleh mendefinisi al-Qur’an yaitu kitab (Allah) yang mengandung
mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., yang ditulis dalam
mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah
membacanya.
c. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh mendefinisikan al-Qur’an dengan pengertian bahwa Kitab
(al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di
dalam dada (hati) orang-orang yang menjaganya dengan menghafalnya (yakni)
orang-orang Islam.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa unsur dalam
pengertian al-Qur’an sebagai berikut :
Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah swt.
Al-Qur’an terdiri dari lafaz berbahasa Arab.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Al-Qur’an merupakan kitab Allah swt. yang mengandung mukjizat bagi Nabi
Muhammad saw. yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril.
Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir (berkesinambungan).
Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan ibadah.
Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah alFatihah
dan diakhiri dengan surah an-Nas.
3
Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya
sebagian orang Islam yang menjaganya dengan menghafal al-Qur’an.
B. Aspek Keautentikan Al-Qur’an
Keautentikan Al-Qur’an dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu sego bukti
Al-Qur’an sendiri, bukti kesejarahan, bahasa, dan kandungan. Bukti keautentikan
Al-Qur’an dijelaskan dalam Q.S Yunus ayat 37-38 yang berbunyi:
َ َ َ َ َ َ َٰ َ ب ر ب َ ر َ ر ب
َ
ر
َيق َٱَّلِي َب بۡي
َ ٱّلل ِ َو َلَٰكن تَ بص ِد
َ
َٰ
ون
ِ
ِ وما َكن هذا ٱلقرءان أن يفَتى مِن د
َ ََ ب ََب
َ َب َر ر
يل بٱلك َِتَٰب ََل َر ب
َ ب فِيهِ مِن َرب بٱل َعَٰلَم
َ
أم يقولون٣٧ ۡي
ي
يديهِ وتف ِص
ِ
ِ
ِ
ْ َ ب ر
ب َ َ َٰ ر ر ب َ ب ر ْ ر َ ب
َ
ر
ب
ٱّللِ إن رك ر
ر
َ
ب
َ
َ
نتمب
ون
ِ
ِ ٱفَتىه قل فأتوا بِسورة ٖ مِثلِهِۦ وٱدعوا م ِن ٱستطعتم مِن د
َ َص َٰ ِدق
٣٨ ِۡي
Artinya: “Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah;
tetapi (Al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya,
(diturunkan) dari Tuhan seluruh alam. Apakah pantas mereka mengatakan dia
(Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, “Buatlah sebuah surah
yang semisal dengan surah (Al-Qur'an), dan ajaklah siapa saja di antara kamu
orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar.”
Dari dua ayat di atas, ditegaskan bahwa tidak mungkin Al-Qur’an itu dibuat
oleh selain Allah, karena Al-Qur’an berisi berbagai pengetahuan dan ajaran
termasuk membenarkan kitab-kitab terdahulu yang pada umumnya manusia tidak
mengetahui sebelumnya. Di samping itu, Al-Qur’an juga menjelaskan hukumhukum secara terperinci terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam
4
Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu, tidak ada lagi keraguan bahwa Al-Qur’an
ini ciptaan Allah Tuhan seluruh alam.
1) Keautentikan Al-qur’an dari Segi Al-Qur’an Sendiri
Al-Qur’an memiliki berbagai ciri dan sifat, salah satunya adalah ia merupakan
kitab yang keautentikannya dijamin dan dipelihara oleh Allah, sebagaimana
dijelaskan dalam Surah Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:
َ َب ر ََب
َ ب َ َ َ ر َ َ َٰ ر
َ
٩ إِنا َنن نزۡلا ٱَّلِكر ِإَونا لۥ لحفِظون
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami
(pula) yang memeliharanya.”
Al-Qur’an menunjukkan dirinya sebagai firman-firman Allah dengan buktibukti yang autentik. Allah menjamin keautentikan Al-Qur’an atas dasar ke maha
kuasaan-Nya dan berkat usaha-usaha yang dilakukan manusia menurut kehendakNya. Dengan jaminan tersebut, setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan
didengarnya dalam Al-Qur’an tidak akan berbeda sedikit pun dengan apa yang
dibaca Rasulullah Saw.3
2) Keautentikan Al-Qur’an dari Segi Kesejarahan
Al-Qur’an turun dalam kurun waktu sekitar 22 tahun. Menurut sebagian ulama,
Al-Qur’an turun dalam waktu 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Kondisi masyarakat
Arab pada saat turunnya Al-Qur’an masih sederhana dan bersahaja, belum
mengenal baca tulis, serta menyukai kesusastraan. Al-Qur’an mencapai tingkat
tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan, baik bagi
orang mukmin maupun orang kafir. Sehingga tercatat dalam sejarah bahwa
banyak sahabat hafal Al-Qur’an.
3) Keautentikan Al-Qur’an dari Segi Bahasa Al-Qur’an
Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas sehingga tidak dapat ditiru oleh
para sastrawan Arab, dikarenakan susunannya yang indah, kalimat-kalimatnya
3
Abdul Wahid Ramli, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal 15.
5
yang menakjubkan, dan berlainan dengan setiap susunan kata atau kalimat dalam
bahasa Arab.
Al-Qur’an dalam gaya bahasanya yang menakjubakan mempunyai beberapa
keistimewaan, diantaranya yaitu:
Al-Qur’an menggunakan bahasa yang lembut.
Bahasa Al-Qur’an sesuai bagi orang awam maupun kaum cendikiawan.
Al-Qur’an kaya akan perbendaharaan kata, padat akan makna, serta sangat
indah dan bijaksana dalam mengungkapkan isinya.
4) Keautentikan Al-Qur’an dari Segi Kandungan Al-Qur’an
Berdasarkan pendapat para ahli tafsir, dari segi kandungan Al-Qur’an dapat
dilihat dari tiga aspek yaitu berkenaan dengan yang gaib (belum terjadi),
informasi masa lalu dan masa yang akan datang, dan persyarayatan hukum yang
universal.
C. Nama-Nama Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kitabullah memiliki banyak nama. Kitab al-Itqan karya
Imam Suyuti menyebutkan bahwa al-Qur’an memiliki 55 nama. Pendapat yang
sama juga disampaikan oleh Az-Zarkasyi. Pendapat lain menyatakan ada 78
nama. Beberapa nama al-Qur’an yang paling populer adalah :4
a. Al-Qur’an
Nama al-Qur’an adalah paling populer dan paling sering dilekatkan. Kita tentu
masih ingat bahwa al-Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Adapun beberapa
ayat yang di dalamnya terdapat istilah al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Q.S Al-Baqarah ayat 185
َ َ َ ََ َ بر
َ ر
بر ب َ ر
ٗ
ر
َاس َو َبين
َ
َٰت م َِن ٱل ب ره َدى
َٰ
ِ
ِي
شهر رمضان
ِلن
ل
ى
د
ه
ان
ء
ر
ق
ٱل
ه
ِي
ف
ل
نز
أ
ٱَّل
ِ
ٖ ِ
ِ
ََ بر ب
... ان
ِ وٱلفرق
4
Subhi Shalih, Mabahits fi ‘ Ulum Al-Qur’an, (Beirut: Dar al ‘ilm Li al-Mlayin, 1997), hal 22.
6
Artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan alQur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”
Q.S Al-‘Araf ayat 204
َ َ ر َ بر ب َ ر َ ب َ ر ْ َر ََ ر ْ َ َ َ ر ب رب َ ر
٢٠٤ نصتوا لعلكم ترَحون
ِ ِإَوذا ق ِرئ ٱلقرءان فٱست ِمعوا لۥ وأ
Artinya : “Dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah,
agar kamu mendapat rahmat.”
b. Al-Kitab
Al-Qur’an sering disebut sebagai al-Kitab atau Kitabullah artinya kitab suci
Allah. Al-Kitab juga bisa diartikan yang ditulis. Dalil dari penamaan ini antara
lain terdapat pada surat al-Baqarah ayat 2 :
َ ب فِيهِ ره ٗدى ل بِل رم َتق
َ ب ََل َر بي
َذَٰل َِك بٱلك َِتَٰ ر
َۛ
٢ ۡي
ِ
ِۛ
Artinya : “Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.”
c. Al-Furqan
Al-Furqan artinya pembeda, maksudnya yang membedakan antara yang hak
dan yang batil. Al-Furqan merupakan salah satu nama al-Qur’an. Penyebutan alFurqan terdapat dalam surat al-furqan ayat 1 yang berbunyi:
َ َ َ ََ
َ َ ر
َ َٰ َ َ َ َ َ َ َ ب ر ب
َ ون ل بِل َعَٰلَم
ب
ً ۡي نَ ِذ
١ يرا
ك
ِل
ۦ
ه
د
ب
ع
لَع
ان
ق
ر
ف
ٱل
ل
ز
ن
ِي
ٱَّل
تبارك
ِ ِِ
ِ
Artinya : “Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (al-Qur’an) kepada
hambaNya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam (jin dan manusia).”
7
d. Az-Zikr
Az-Zikr artinya pemberi peringatan. Melalui al-Qur’an Allah swt.. memberi
peringatan kepada manusia. Penyebutan Az-Zikr terdapat dalam Surat al-Hijr ayat
9 yang berbunyi:
َ َب ر ََب
َ ب َ َ َ ر َ َ َٰ ر
َ
٩ إِنا َنن نزۡلا ٱَّلِكر ِإَونا لۥ لحفِظون
Artinya : “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan pasti
Kami (pula) yang memeliharanya.
e. At-Tanzil
At-Tanzil artinya yang diturunkan. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt.
kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaraan malaikat Jibril a.s. untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia. Penyebutan Tanzil ini antara lain
terdapat dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 192 yang berbunyi:
َر ََ ر
َ يل َرب بٱل َعَٰلَم
١٩٢ ۡي
ِ
ِ
ِِإَونهۥ َلزن
Artinya : “Sesungguhnya (al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam.”
D. Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang utama dan pertama atau dapat
dikatakan sumber dari segala sumber hukum dalam Islam. Sumber pokok ajaran
Islam yang di dalamnya mengatur hukum-hukum yang berkaitan dengan
kehidupan manusia, baik hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah
(hablum minallah) maupun mengatur hubungan manusia dengan manusia (hablum
minannas).
Hukum-hukum yang ada di dunia tidak boleh bertentangan dengan AlQur’an. Semua aturan itu harus berprinsip pada ajaran Allah Swt, sebagaimana
telah dijelaskan dalam Surah Ali Imran ayat 103:
8
ْ َ ب َ ر ْ َب َ َ ٗ َ ََ ر
... ِيعا َوَل تف َرق ْۚوا
وٱعت ِصموا ِِبب ِل ٱّللِ َج
Artinya : “Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah
dan janganlah kamu bercerai-berai..”
E. Tujuan Dan Fungsi Al-Qur’an
Allah telah menurunkan al-Qur’an dengan membawa kebenaran yang
hakiki. Al-Qur’an memiliki beberapa fungsi dan tujuan bagi kehidupan umat
manusia, Terutama umat Islam. Di antara tujuan dan fungsi diturunkannya alQur’an oleh Allah Swt. Adalah:5
a) Al-Qur’an Sebagai Petunjuk Bagi Manusia
Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad saw.
Melalui perantaraan malaikat Jibril as. Sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan
Mengikuti petunjuk alQur’an tersebut, manusia akan mempunyai arah dan tujuan
Hidup yang jelas dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Banyak ayat alQur’an yang menjelaskan tentang fungsi al-Qur’an sebagai Petunjuk bagi
manusia. Beberapa ayat di antaranya adalah sebagai berikut :
Surah Al-Baqarah ayat 2
َ َ َ ب َ ر
ب
ٗر
َ
ب
َ
َ
ر
َ
َۛ
٢ ذَٰل ِك ٱلكِتَٰب َل ريب فِي ِۛهِ هدى ل ِلمتقِۡي
Artinya : “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.”
Surah Fussilat ayat 44, ayat yang khusus menegaskan bahwa al-Qur’an
berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia yang beriman.
ّ ر بٞ َ َ َ ّٞ َ َ َ ب َ َ ب َ َٰ ر ر ب َ ً َ ب َ ٗ َ َ ر ْ َ ب َ ر َ ب َ َ َٰ ر ر َ ب
ّ قلٞۗ ولو جعلنه قرءانا أعج ِميا لقالوا لوَل ف ِصلت ءايتهۥ ء۬اعج ِم وعر ِب
َ ب ر
َ
َ
ّ َ َ َ َ بٞ َ َ ٗ ر َ َ َ َ َ ر ْ ر
ّر َوه َو َعل بي ِه بمٞ ِين َل يرؤم رِنون ِِف َءاذان ِ ِه بم َوق
هو ل َِّلِين ءامنوا هدى و ِشفاء ْۚ وٱَّل
5
Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal
34
9
َ َ
َ َ ً ر ْ َ َٰٓ َ ر َ َ ب
َ
٤٤ ن بعِي ٖد
ِۢ عم أولئِك ينادون مِن مَك
Artinya : “Dan sekiranya Al-Qur’an Kami jadikan sebagai bacaan dalam
bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya? Apakah patut (AlQur’an) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang
(Rasul), orang Arab? Katakanlah, Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi
orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga
mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur’an) itu merupakan kegelapan bagi mereka.
Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.”
Dari beberapa penjelasan ayat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa salah satu fungsi terpenting al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi
manusia. Petunjuk-petunjuk alQur’an itu secara garis besar meliputi petunjuk
tentang Bagaimana hubungan manusia dengan Allah Swt., manusia dengan
sesama manusia dan bahkan manusia dengan alam sekitarnya. Manusia yang mau
mengikuti petunjuk al-Qur’an, niscaya akan mendapatkan kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
b) Al-Qur’an Sebagai Sumber Pokok Ajaran Islam
Salah satu fungsi penting al-Qur’an lainnya adalah sebagai sumber pokok
ajaran Islam. Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa al-Qur’anlah
yang mula-mula menjelaskan ajaran yang lengkap dan menyeluruh yang diberikan
oleh Allah Swt. Ajaran-ajaran tersebut ada yang bersifat mujmal, yakni hanya
Memberikan prinsip-prinsip umumnya saja, dan ada juga yang bersifat tafshil
Yakni ajaran yang terperinci dan khusus.
Ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an mutlak kebenarannya dan
ajaran yang paling sempurna. Ajaran al-Qur’an di samping membenarkan ajaranajaran kitab suci sebelumnya, juga menyempurnakan ajaran kitab-kitab
sebelumnya tersebut. Al-Qur’an berisi tentang pokok-pokok atau dasar-dasar
ajaran Islam yang berkenaan dengan masalah ketauhidan, ibadah, akhlak, hukum,
dan segala Hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya.
10
Dalam sebuah ayat, Allah Swt. Menegaskan bahwa al-Qur’an diturunkan
dengan membawa kebenaran hakiki yang berfungsi sebagai dasar penetapan
hukum yang harus dipegang teguh oleh Nabi Muhammad saw. Tidak boleh
sedikitpun menyimpang dari al-Qur’an. Dan tentunya hal ini juga harus dipegang
teguh oleh Umat Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. AnNisa’ ayat 105.
ب
َ َ َ َ َ َٰ َ َ ر
َ َ َبَ َب َ ب
ب
ر
َ
ب
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َٰ
ِ إِنا أنزۡلا إِِلك ٱلكِتب ب ِٱۡل ِق َلِ حكم بۡي ٱۡل
اس بِما أرىك ٱّللْۚ وَل
َ َ ر ب
َ ِ خائن
ٗ ۡي َخص
١٠٥ يما
ِ
ِ تكن ل ِل
Artinya : “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu
(Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia
dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu dan janganlah engkau menjadi
penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang yang berkhianat.”
c) Al-Qur’an Sebagai Peringatan Dan Pelajaran Bagi Manusia
Sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia maksudnya adalah al-Qur’an
merupakan kitab suci dengan konsep ajaran yang salah satu ajarannya ladalah
berupa sejarah atau kisah umat terdahulu. Ayat Al-Qur’an yang menerangkan
tentang fungsi Al-Qur’an sebagai pelajaran dan peringatan bagi umat manusia
adalah Surah Asy-Syura ayat 7 yang berbunyi:
َ َ َ َٰ َ َ ب َ ب َ َ ب َ ر ب َ ً َ َ ٗ ر َ ر َ ب ر
َى َو َم بن َح بول َ َها َوترنذ َر يَ بوم
َ
َٰ
وكذل ِك أوحينا إِِلك قرءانا عربِيا َِلن ِذر أم ٱلقر
ِ
ب
ب
ّٞ ب فِيهِ فَر
ّٞ ٱۡل َنةِ َوفَر
َ يق ِف
َ ٱۡل بمعِ ََل َر بي
َ
َ
٧ي
ع
ٱلس
ِف
يق
ِ
ِ ِ
ِ ِ
ِ
Artinya : “Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu dalam
bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah)
dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang
hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk surga
dan segolongan masuk neraka.”
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wadud, 2016. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadis, Semarang:
PT.Karya Toha Putra.
Lilis Fauziyah RA, Andi Setiawan. 2015. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis,
Jakarta: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Moh. Matsna HS, 2014. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadis, Semarang:
PT.Karya Toha Putra.
Mukarom Faisal Rosidin,dkk. 2014. Buku Siswa Al-Qur’an Hadis, Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia.
Syaifullah Amin, 2020. Al-Qur’an Hadis, Jakarta: Kementrian Agama Republik
Indonesia.
Abdul Wahid Ramli, 2002. Ulumul Qur’an, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Halimuddin, 1993. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Masyfuk Zuhdi, 1987. Pengantar Ulum Al-Qur’an, Surabaya: Bina Ilmu.
Muhammad Amin Suma, 2004. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Subhi Shalih, 1997. Mabahits fi ‘ Ulum Al-Qur’an, Beirut: Dar al ‘ilm Li alMlayin.