PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam memelihara broiler umumnya menyangkut pengadaan pakan, yaitu ketersediaan dan kualitas pakan yang baik. Hal ini bisa terjadi karena ada sebagian bahan pakan unggas (broiler) masih tergantung dari pasokan luar negeri. Tepung ikan dan jagung merupakan contoh bahan pakan yang masih diimpor dan merupakan bahan pakan yang sangat penting dalam menyusun pakan (Ollong,dkk. 2012).
Pakan tambahan (feed additive) dalam pakan ternak mempunyai tujuan pencegah infeksi patogen. Pakan tambahan yang sejak lama telah digunakan adalah antibiotika namun penggunaannya saat ini mulai memberikan masalah serius yaitu dengan ditemukannya residu antibiotika pada karkas ternak. Residu antibiotika pada daging yang dikonsumsi akan meningkatkan resistensi bakteri patogen terhadap antibiotika (Revington, 2002). Berbagai alternatif mulai dikembangkan untuk mencari bahan pakan tambahan yang lebih aman, antara lain dengan penggunaan enzim, probiotik, prebiotik, asam-asam organik, rempah-rempah dan ekstrak tanaman obat (Wenk, 2000).
Penambahan bahan pakan tambahan pada ternak unggas merupakan salah satu usaha untuk ketahanan kesehatan. Salah satu bahan pakan tambahan yang dapat diberikan dan mulai diteliti pada broiler yaitu ampas buah merah (Pandanus conoideus), yang merupakan hasil samping proses ekstraksi buah merah dalam pembuatan sari atau minyak buahmerah. Zat aktif yang terkandung dalam ampas buah merah diantaranya senyawa tokoferol dan karotenoid yang berperan sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Upayapencegahan penyakit pada ayam dapat dilakukan dengan vaksinasi, atau yang paling alamiah adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Seiring dengan kemajuan teknologi, ada beragam cara dan penemuan terbaru untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak (Murtini, dkk. 2009).
Permasalahan
Permasalahan yang diangkat pada makalah ini yaitu :
Bagaimana pengaruh penggunaan minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam) sebagai phytobiotik pada unggas?
Bagaimana pengaruh penggunaan tepung biji dan ampas buah merah (Pandanus conoideus lam) sebagai pakan alternatif pada unggas?
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) Secara Umum
Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua. Oleh masyarakat Wamena, Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan (Anonim, 2013).
Klasifikasi ilmiah buah merah sebagai berikut (Anonim, 2013):
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Pandanales
Famili:
Pandanaceae
Genus:
Pandanus
Spesies:
P. Conoideus
Tanaman buah merah memiliki akar tunjang 0,20−3,50 m, lingkar akar 6−20 cm, berwarna coklat dengan bercak putih, bentuk bulat, dan permukaan berduri. Jumlah akar dalam satu rumpun berkisar antara 11−97. Lingkar batang utama berkisar antara 20−40 cm, tinggi tanaman 2−3,50 m. Batang berwarna coklat dengan bercak putih, berbentuk bulat, berkas pembuluh tidak tampak jelas, keras, arah tumbuh vertikal atau tegak, jumlah percabangan 2−4, dan permukaan berduri. Daun berukuran 96 cm x 9,30 cm sampai 323 cm x 15 cm. Ujung daun bertusuk (micronate), pangkal merompong (cut off), tepi daun dan bagian bawah tulang daun berduri. Komposisi daun tunggal dengan susunan daun berseling (alternate). Daun lentur, berwarna hijau tua, pola pertulangan daun sejajar, tanpa tangkai daun (sessile), dan tidak beraroma. Bunga menyerupai bunga nangka dengan warna kemerahan. Buah berukuran panjang 68– 110 cm, diameter 10−15 cm, berbentuk silindris, ujung menumpul, dan pangkal menjantung. Saat masih muda, buah berwarna merah pucat, dan berubah menjadi merah bata saat tua (Lebang dkk, 2004) .
Buah merah digunakan oleh masyarakat sebagai penyedap makanan yang bernilai gizi tinggi karena mengandung beta-karoten, pewarna alami yang tidak mengandung logam berat dan mikroorganisme berbahaya. Selain itu buah merah difungsikan sebagai penunjang makanan pokok sehari-hari, dan obat berbagai penyakit yaitu kanker, HIV, malaria, kolesterol, diabetes melitus, asam urat dan osteoporosis. Ampas buah merah dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan unggas sedangkan bagian akarnya dapat dibuat tali, pengikat dan tikar kemudian batangnya sebagai papan rumah (Moeljopawiro, dkk. 2007).
Kandungan Senyawa Aktif Pada Buah Merah (Pandanus conoideus Lam)
Di dalam buah merah, terkandung senyawa-senyawa aktif yang berpotensi untuk digunakan sebagai antioksidan (pencegah penyakit). Secara lengkap kandungan senyawa aktif sari buah merah dipaparkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi per 100 gram Buah Merah
Senyawa Aktif
Kandungan
Energi
394 kalori
Protein
3.300 mg
Lemak
28.100 mg
Serat
20.900 mg
Kalsium
54.000 mg
Fosfor
30 mg
Besi
2,44 mg
Vitamin B1
0,9 mg
Vitamin C
25,7 mg
Nialin
1,8 mg
Air
34,9 %
(sumber : Budi – Fendy, 2005)
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam buah merah berkhasiat obat dan bersifat aktif. Betakaroten dan tokoferol (dalam bahasa awam dikenal sebagai vitamin E) dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh mencegah penyakit. Senyawa ini mampu menetralisir zat-zat radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan sumber pemicu timbulnya berbagai penyakit, terutama penyakit degeneratif (Ardiansyah, 2010).
Hasil penelitian Surono et al. (2008) menunjukkan bahwa ekstrak minyak buah merah memiliki kandungan komposisi antioksidan dengan kandungan senyawa aktif seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan senyawa aktif dalam ekstrak minyak buah merah
Senyawa Aktif Jumlah
α-karoten (μg/100 g) 130
β-karoten (μg/100 g) 1 980
β-cryptoxanthin (μg/100 g) 1 460
α-tokoferol (μg/100 g) 21.2
Sumber : Surono et al. (2008)
PEMBAHASAN
Penggunaan Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) Sebagai Phytobiotik pada Unggas
Pemberian minyak buah merah melalui tetes mulut dapat menjadi solusi yang lebih baik dalam mengatasi gangguan fisiologis pada organ pencernaan serta meningkatkan produksi ayam pedaging. Minyak buah merah mengandung senyawa senyawa antara lain asam linoleat, betakaroten, energi, protein, lemak, serat, kalium, fospor, besi, vitamin B1, vitamin C dan air (Simanjuntak, 2008).
Penelitian yang di lakukan oleh Simanjuntak (2008), dimana dalam penelitiannya melihat pengaruh penambahan berbagai dosis minyak buah merah (Pandanus conoideus lam) melalui tetes mulut terhadap infesta si cacing pada ayam pedaging. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pemberian dosis minyak buah merah 0,15 cc/ekor/hari sangat nyata (P<0,01) dapat mengurangi jumlah infestasi telur cacing pada ayam pedaging dibanding tanpa pemberian minyak buah merah. Sedangkan antara pemberian dosis minyak buah merah 0,05 cc/ekor/hari dan tanpa pemberian minyak buah merah masih relatif sama. Spesies telur cacing yang terdapat antar perlakuan pemberian dosis minyak buah merah cukup bervariasi dengan jumlah yang relatif sama yaitu antara 4 – 7 spesies.
Penelitian mengenai pemberian minyak buah merah sebagai imbuhan pakan juga pernah diteliti oleh Ollong,dkk (2012), pada penelitian ini melihat penampilan produksi ayam broiler yang diberi pakan mengandung minyak buah merah (pandanus conoideus lam.) pada aras yang berbeda. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan minyak buah merah dalam pakan pada aras 4 dan 6% mampu meningkatkan konsumsi pakan dibandingkan dengan kontrol. Pertambahan bobot badan pada treatment MBM 2-6% lebih tinggi dibanding control, diduga disebabkan adanya penambahan minyak dalam pakan, karena mampu meningkatkan ketersediaan dan kecernaan nutrien pakan dalam saluran pencernaan ayam broiler, dan berdampak pada perbaikan kecernaan sehingga PBB yang dihasilkan berbeda. Akan tetapi penambahan aras minyak dari 2 hingga 6% dalam pakan belum mampu memperbaiki nilai konversi pakan ayam broiler dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata dengan pakan kontrol.
Penggunaan Tepung Biji dan ampas Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) Sebagai Pakan Alternatif Pada Unggas
Untuk mengatasi berbagai faktor penyebab rendahnya produktivitas ayam buras, sebaiknya faktor pakan harus mendapatkan prioritas utama untuk diperhatikan tanpa mengabaikan faktor yang lain, karena pakan bagi ternak unggas adalah merupakan salah satu komponen yang memiliki input terbesar yaitu mencapai 60 – 80% dari total biaya produksi . Oleh karena itu, pemanfaatan bahan pakan lokal di dalam menyusun ransum ayam buras menjadi sangat penting untuk terus dikaji sesuai dengan potensi wilayah (Usman, 2009).
Usman (2009) melakukan penelitian mengenai pertumbuhan ayam buras periode grower melalui pemberian tepung biji buah merah (pandanus conoideus lamk) sebagai pakan alternatif oleh Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian pakan komersial 100% memberikan pertambahan bobot badan tertinggi pada ayam buras, namun jika pakan dikombinasikan dengan tepung biji buah merah (P. conoideus Lamk), maka perlakuan dengan tambahan tepung biji buah merah 1% memberikan pertambahan bobot badan ayam buras yang tertinggi, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pemanfaatan tepung biji buah merah padaayam buras priode grower sebaiknya diberikan tidak melebihi 3% dari total ransum, karena pemberian sampai 5% memberikan pertumbuhan yang cenderung menurun.
Penelitian yang dilakukan oleh murtini dkk (2009) mengenai status kesehatan ayam pedaging yang diberi ransum mengandung ampas buah merah (pandanus conoideus). Hasil dari penelitian tersebut adalah perlakuan ampas buah merah dalam ransum ayam pedaging selama 7 hari pemberian mampu meningkatkan pembentukan butir darah putih, heterofil dan limfosit, sedangkan pemberian jangka panjang dan secara terus-menerus dapat menekan produksi butir darah putih, heterofil dan limfosit. Penambahan ampas buah merah sampai dosis 2,0% dalam ransum tidak memberikan pengaruh terhadap titer kekebalan terhadap ND.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam makalah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
Bahan aktif yang terdapat pada buah merah cukup beragam dan cukup tinggi, mengandung betakaroten 700 ppm, total karoten 12.000 ppm dan total tokoferol 11.000 ppm.
Minyak buah merah berfungsi untuk memperbaiki status fisologis pencernaan pada unggas.
Minyak buah merah dapat memperbaiki konsumsi pakan dan meningkatkan pertambahan bobot badan broiler.
Dengan kombinasi tepung buah merah dengan ransum komersil dapat mempengaruhi pertambahan bobot berat badan ayam buras.
Pemberian ampas buah merah dalam ransum ayam pedaging selama 7 hari pemberian mampu meningkatkan pembentukan butir darah putih, heterofil dan limfosit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Buah Merah Papua. http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_Merah_Papua. diakses pada tanggal 15 April 2013.
Ardiansyah, H. 2010. Buah Merah, Khasiat dan Manfaat sebagai Penakluk Penyakit Maut. http://heryardyansyah.tripod.com/buah_merah.htm. diakses pada tanggal 15 April 2013.
Budi, I. Made. dan Fendy, R.P. 2005. Buah Merah. tripod.com/buah_merah.htm diakses pada tanggal 15 April 2013.
Lebang, A., Amiruddin, J. Limbongan, G.I. Kore,S. Pambunan, dan I M. Budi. 2004. Laporan Usulan Pelepasan Varietas Buah Merah Mbarugum. Kerja Sama Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan danHortikultura Provinsi Papua dengan BalaiPengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Papua.
Moeljoprawiro, S., Nuringtyas, T.R., Noveriza, R. dan Trisilawati, O., 2007. Kajian Bioaktif Antikanker 3 Varietas Buah Merah: Identifikasi Fraksi Bioaktif Antikanker Payudara dan Kanker Rahim Dan Mikrobia Kontaminan Pada 3 Varietas Buah Merah (Pandanus conoideus Lam). Laporan Hasil Penelitian Kerja Sama Universitas Gadjah Mada dengan Badan Litbang Pertanian, hlm. 61.
Murtini,S., Rahayu,I., Yuanita. 2009. Status Kesehatan Ayam Pedaging Yang Diberi Ransum Mengandung Ampas Buah Merah (Pandanus Conoideus). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Ollong, A.R., Wihardoyo., Yunni,E. 2012. Penampilan Produksi Ayam Broiler Yang Diberi Pakan Mengandung Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) Pada Aras Yang Berbeda. Buletin Peternakan Vol. 36(1): 14-18
Revington B. 2002. Feeding Poultry In The Post-Antibiotic Era. Cambridge: New-Life millsLimited. 1400 Bishop street. Suite 201.Onario. NIR 6W8.
Simanjuntak, Mery. CH. 2008. Pengaruh Penambahan Berbagai Dosis Minyak Buah Merah (Pandanus Conoideus Lam) Melalui Tetes Mulut Terhadap Infesta Si Cacing Pada Ayam Pedaging. Jurnal Agroforestri Volume III Nomor 2.
Surono, I.S., Nishigaki, T., Endaryanto, A., Waspodo, P. 2008. Indonesian Biodiversity, From Microbes To Herbal Plants As Potential Functional Foods. Journal of The Faculty of Agriculture Shinshu Univ 44:23-27.
Usman. 2009. Status Kesehatan Ayam Pedaging Yang diberi Ransum Mengandung Ampas Buah Merah (Pandanus conoideus). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Wenk, C. 2000. Herbs, spices and botanicals: “old fashioned” or the new feed additives for tomorrow’s feed formulation? concepts for their successful use. In: Biotechnology in Feed Industry. Proc. of Altech’s 16 th. Annual Symposium pp. 79 – 96.
Makalah Nutrsi dan Tekhnologi Pakan
Dosen : Prof. DR. Ir. Laily Agustina, M. Si
PEMANFAATAN MINYAK, AMPAS DAN TEPUNG BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) SEBAGAI PHYTOBIOTIK PADA UNGGAS
OLEH:
FITRIAWATY
P4000212013
ILMU DAN TEKHNOLOGI PETERNAKAN
PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013