Academia.eduAcademia.edu

UAS Metedeologi Studi Islam

Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya : Agama dalam Berbagai Bentuknya, Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya, Aspek Ibadah, Latihan Spritual dan Ajaran Moral, Aspek Sejarah dan Kebudayaan, Aspek Politik dan Lembaga-lembaga Kemasyarakatan Dosen Pengampu : Dr. H. M. Rozali,MA Disusun Oleh Dewi Ayundasari (0602192012) Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitaa Negeri Islam Sumatera Utara Medan 1 A. Pendahuluan Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. diyakini dapat menjamin terwujudnya manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya. Melihat pandangan seperti itu, Islam sepertinya hanya sebuah agama yang formalistik. Isinya hanya tentang ibadah dan hanya memfokuskan berhubungan dengan Tuhan. Begitu juga, jika Islam hanya dilihat dengan satu pandangan atau satu sisi, hal tersebut menunjukkan begitu sempitnya Islam. Atau dilihat dari sudut pandang aliran, Islam terdiri dari berbagai madzhab yang berbeda.Bisa juga dibedakan menurut keotentikannya, misalkan Islam di Makkah lebih asli. Karena Islam lahir di sana. Hal-hal seperti itu membuat pengertian Islam sangat sempit dan menjadi sempit. Padahal kenyataannya, Islam tidak hanya sebatas pengertian agama, tapi juga sebagai suatu fenomena masyarakat. Jika ingin memahami Islam secara universal, tentunya kita tidak bisa hanya menggunakan satu dari berbagai pancaran mutiara Islam. Oleh karena itu, untuk memahami Islam secara keseluruhan diperlukan pendekatan yang mencakup atau melihat Islam dari berbagai aspeknya. Islam adalah syari’at yang diturunkan kepada umat manusia dimuka bumi ini agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan Agama Islam merupakan kebutuhan manusia yang dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di muka bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyikapi peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Zakiyah Darajat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 2 B. Agama dan Pengertian Agama Dalam Berbagai Bentuknya Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula istilah al-din dari bahasa Arab dan religi dari bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit, a: tidak dan gam: pergi, jadi tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun. Pendapat lain mengungkapkan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan. Singkatnya, agama adalah ajaran-ajaran yang menjadi tuntutan hidup bagi penganutnya. Al-Din dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan, dan agama. Religi berasal dari bahasa latin relegere yang mengandung arti mengumpulkan, membaca. Pendapat lain mengungkapkan kata itu berasal dari religare yang berarti mengikat. Intisari yang terkandung dalam istilah-istilah di atas ialah ikatan. Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi dan mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Dengan demikian unsur-unsur penting yang terdapat dalam agama ialah: • Kekuatan gaib. • Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. • Respons yang bersifat emosianal dari manusia. • Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.1 Masyarakat primitif menganut agama-agama yang bersifat primitif, antara lain: dinamisme, animisme, dan politeisme. Agama dinamisme mengandung kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius, ada bersifat baik dan jahat. Dalam bahasa ilmiah gaib itu disebut mana dan dalam bahasa Indonesia tuah atau sakti. Mana dianggap kekuatan gaib yang terdapat dalam benda bersangkutan dan memelihara manusia dari hal-hal yang tidak diinginkan mereka. Oleh karena itu tujuan beragama di sini adalah mengumpulkan mana sebanyak-banyaknya. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang bernyawa ataupun tidak mempunyai roh. Bagi masyarakat primitif roh masih tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap atau udara. Roh juga mempunyai tingkah laku seperti manusia seperti makan, berburu, menari, menyanyi, dan 1 Ahmad Charis Zubair, Kuliah Etika, Jakarta: Rajawali Pers, cet II, 1987, hlm.13 3 memiliki umur. Tujuan beragama di sini adalah mengadakan hubungan baik, dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Pada dua agama tersebut terdapat seorang dukun atau ahli sihir yang mengontrol kegiatan spiritual mereka hingga terlaksana dengan baik. Politeisme adalah agama yang mengandung kepercayaan pada dewa-dewa, seperti dalam agama Mesir kuno disebut Ra, agama Persia kuno Mithra, dan agama Arab jahiliah ada Al-lata,Al-Uzza,dan Manata. Dalam agama ini hal-hal yang menimbulkan perasaan takjub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh tapi oleh dewa-dewa. Mereka dianggap lebih berkuasa atas roh-roh. Oleh karena itu, tujuan hidup beragama di sini bukanlah hanya memberi sesajen dan persembahan-perrsembahan kepada para dewa-dewa, tetapi juga berdoa dan menyembah untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Agama Yahudi memliki dewa terbesar yang dihormati dan disembah dari dewa-dewa lainnya, ini merupakan agama henoteisme yang mengakui satu Tuhan untuk satu bangsa. Dalam masyarakat dewasa ini yang sudah maju menganut agama monoteisme, dengan dasar ajaran agama tauhid, dan Tuhan Maha Esa sebagai pencipta alam semesta. Di sini manusia telah diyakini berasal dari Tuhan dan akhirnya akan kembali padanya. Dan berkeyakinan bahwa diantara kehidupan dunia dan akhirat, akhiratlah yang lebih penting dari hidup yang pertama. Maka tujuan hidup di sini bukanlah mencari keselamatan materil saja, tetapi juga keselamatan hidup yang kedua atau hidup yang spiritual. Penganut agama ini meyakini adanya surga dan neraka yang merupakan kehidupan kekal. Jalan agar tetap berada dekat Tuhan ditentukan oleh tiap-tiap agama, seperti agama Kristen yang harus mengakui jesus kristus adalah juru penyelamat yang mengorbankan diri di atas salib untuk menebus dosa manusia, kemudian berdoa kepadanya, membaca al-kitab, pergi ke gereja, dan beribadat di dalamnya. Agama Hindu atau Hindu Dharma dengan ajarannya memandang bahwa roh manusia adalah percikan dari Sang Hyang Widhi. Mereka mengadakan hubungan dengan Tuhan untuk mencapai kesucian jiwa dengan sembahyang di Pura atau di rumah, merayakan hari-hari suci dan lain sebagainya. Agama islam dalam arti keselamatan yang di turunkan kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umat, mengajarkan tentang iman kepada Allah, harus mengerjakan segala perihal duniawi atas namanya dan untuknya, berbuat baik dan 4 meninggalkan apa saja yang dilarangnya. Di antara cara beribadat agama ini, ialah dengan melakukan shalat lima waktu-waktu sehari, berpuasa, berzakat, dan haji dan lain sebagainya.2 C. Islam Dalam Pengertian Yang Sebenarnya Islam adalah agama yang ajaran-ajarannnya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw, sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai banyak segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran –ajaran agama ini adalah Al-Quran dan Hadist. Al-Quran adalah kalam Allah bukan makhluk Allah, dan diturunkan sebagai mukjizat bagi Muhammad untuk selururh ummat, diberikan melalui utusan, atau malaikat, yaitu Jibril dan disampaikan melalui kata-kata. Dijelaskan dalam Al-Quran, surah As-syu’ara ayat 192-195 ٠‫على قلبك لتكون من المنذرين ۙ بلسان عربي مبين‬٠‫ نزل به الروح األمين‬٠‫وإنه لتنزيل رب العالمين‬ “Sesungguhnya ini adalah wahyu Tuhan semesta alam. Dibawa turun oleh Roh Setia ke dalam hatimu agar engkau dapat ember peringatan. Dalam bahasa arab yang jelas”. Atas dasar Kalam Allah inilah kita umat Islam mempunyai keyakinan bahwa apa yang terkandung dalam Al-Quran adalah sabda Tuhan / kalam Tuhan, yang berbentuk teks Arab sebagai wahyu dan sekaligus mukjizat dari Tuhan. Dan hanya yang berbentuk teks Arab itulah yang diakui sebagai wahyu, apabila diganti dengan kata-kata Arab lain apalagi dengan bahasa asing lain sungguhpun sinonimnya, itu tidak diakui sebagai wahyu atau Al-Quran sebenarnya. Wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ini sangatlah berbeda dengan kitab agama lainnya, umpamanya agama Kristen. Dalam agama ini, Injil dan teksnya bukanlah Wahyu, yang diwahyukan hanyalah isi atau arti yang dikandung teks itu. Maka terjemahannya dalam bahasa asing dianggap sama kuatnya. Kitab Al- Quran turun bukan sekaligus tepati sepotong demi sepotong dalam masa kurang lebih 23 tahun. Ayat yang turun kemudian dicatat oleh Zaid Ibn Sabit, ia adalah sekretaris utama Nabi yang selalu mencatat ayat-ayat yang turun. Sebenarnya banyak sahabat-sahabat Nabi yang pernah mencatat ayatayat yang turun,seperti Abu Bakar, Usman, Umar, Ali dan lainnya. Ayat yang turun ditulis di atas batu , tulang, pelepah korma, dan lainnya. Bukan hanya ditulis, namun ayat-ayat ini juga dihafal, seluruh dunia mengenal bahwa masyarakat Arab pandai dalam menulis syair-syair panjang dan menghafalnya dengan baik, namun manusia tetaplah manusia yang tidak hidup kekal. 2 Nasution, Harun, islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid 1,(Jakarta: UI Press, 1979) 5 Maka atas anjuran Umar, Abu Bakar memerintahkan Zaid Ibn Sabit dan sahabatsahabat lain untuk mengumpulkan ayat-ayat Yang tertulis di atas batu, pelepah kurma, tulang dalam satu buku. Buku ini tetaplah terjaga dan diperbanyak eksemplarnya oleh Usman hingga saat ini. Hadis sebagai sumber kedua dari ajaran-ajaran Islam, mengandung sunnah Nabi Muhammad dalam bentuk ucapan, perbuatan, atau persetujuan dari Nabi secara diam. Berbeda dengan Al-Quran, hadis di zaman Nabi tidaklah dihafal atau dibukukan, karena dikhawatirkan akan terjadi Percampurbauran dengan Al-Quran. Barulah pembukuan terjadi di zaman Khalifah Umar Abdu Al- Aziz. Permulaan abad kedua hijrah (717-720 M). Pembukuan besar-besaran terjadi di abad ketiga hijrah oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, AlNasai, Al-Tirmizi, dan Ibnu majah. Namun karena hadis tidak dihafal dan dicatat sejak semula, terdapat perbedaan keorisinalan hadis antara ummat Islam. Oleh karena itu , kekuatan hadis tidak sekuat kekutan Al- Quran. Pokok ajaran Islam adalah tauhid, yang menjadi aspek teologi orang Islam. Tauhid mengajarkan keimanan atas ketuhanan yang Maha Esa. Namun tidak cukup dengan satu aspek, Islam mempunyai berbagai aspek yang harus diketahui oleh umat Islam, guna mempelajari Islam lebih mendalam lagi, seperti aspek ibadat, aspek moral, aspek mistisisme, aspek sejarah, aspek falsafah, aspek kebudayaan, aspek hukum dan lain sebagainya. Mengetahui Islam secara luas, akan membantu kita agar tidak salah dalam mencari pedoman ajaran yang benar sesuai ajaran Nabi, karena telah banyak terjadi penyimpangan ajaran dan aliran setelah sepeninggalan Nabi Muhammad. Maka semua itu tidak boleh menyimpang dari Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad Saw.3 D. Islam Dilihat Dari Aspek Ibadah Sebenarnya ibadah mencakup setiap aspek kehidupan manusia sebagaimana yang disyariatkan dalam Islam. Itulah yang kita amalkan dalam hidup kita sehari-hari asalkan tidak bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah. Allah menginginkan segala yang kita lakukan dalam hidup menjadi ibadah, yaitu cara kita berpakaian, cara kita mengatur rumah tangga, bentuk perjuangan kita, pergaulan kita, percakapan dan perbincangan kita, semuanya menjadi ibadah, sekalipun kita berdiam diri juga dapat berbentuk ibadah. Di samping itu aspek-aspek lain seperti pendidikan dan pelajaran, perekonomian dan cara-cara menjalankan ekonomi, soal-soal kenegaraan dan perhubungan antar bangsa pun, semua itu perlu menjadi ibadah kita 3 http://azharnurfajaralam.blogspot.com/2013/11/pengertian-agama-dalam-berbagai-bentuknya.html 6 kepada Allah. Itulah yang dikatakan ibadah dalam seluruh kehidupan kita baik yang lahir maupun yang batin. Corak – corak ibadah untuk uraian lebih lanjut mengenai ibadah agar dapat kita fahami lebih luas dan sesuai dengan tuntutan syariat Islam, maka di sini diuraikan tiga peringkat ibadah yang mencakup aspek kehidupan kita : 1. Ibadah asas 2. Ibadah cabang-cabang 3. Ibadah yang lebih umum. 1. Ibadah asas Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan ketetapan Allah baik ataupun buruk. Itulah yang kita sebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun Islam yaitu syahadat, shalat lima waktu, puasa, zakat fitrah dan rukun haji (bagi mereka yang mampu). Kedua bentuk ibadah yang asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau fardhu ain bagi setiap muallaf. Berarti sebelum kita dapat melaksanakan ibadah-ibadah yang lain, kedua perkara itu perlu ada pada diri kita dan telah dapat kita tanamkan dalam jiwa kita. 2. Ibadah Cabang Adapun ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi yaitu yang bertalian erat dengan asas meliputi perkara mentajhizkan (menyelenggarakan) jenazah, menegakkan jihad, membangun gelanggang pendidikan dan pelajaran atau mewujudkan perancangan ekonomi Islam seperti mewujudkan perusahaan-perusahaan asas yang melayani keperluan umat Islam. Termasuklah di dalamnya perusahaan yang dapat menghasilkan makanan wajib seperti gula, tepung, garam, kecap dan perusahaan minuman seperti susu, kopi, teh dan bentuk-bentuk minuman ringan lainnya. Selain dari itu di dalam bidang tersebut, termasuk juga penggalakan usaha-usaha pertanian yang akan menghasilkan beberapa makanan asas bagi umat Islam seperti beras, gandum, ubi dsb. serta perikanan yang dapat menghasilkan ikan basah atau ikan kering. Kalau kita tilik dari satu sudut, pasti kita akan merasakan bahwa hal itu merupakan persoalan asas dalam perjuangan kita menegakkan ibadah kepada Allah. Tentulah kita tidak 7 mau darah daging kita berasal dari zat yang bertentangan dengan syariat Allah, yang pasti bisa merusak ibadah asas kita.4 Dalam menegakkan bentuk pendidikan dan pelajaran, kita semestinya menitikberatkan hasil mutlak dari acuan pendidikan kita pada jiwa anak-anak yang dibina mulai dari peringkat taman kanak-kanak, sekolah menengah sampai universitas. Sehingga lulusannya nanti dapat menyambung perjuangan menegakkan syariat Allah. Selain dari itu ibadah yang tergolong dalam cabang-cabang itu ialah membangun klinik dan rumah sakit Islam, soal-soal politik serta pembentukan dan penyusunan sistem organisasi dalam negara Islam. Hal-hal yang termasuk dalam jenis ibadah yang kedua ini kita namakan fardhu kifayah. Kita tentu lebih maklum apa sebenarnya fardhu kifayah itu yaitu fardhu yang menitikberatkan pada soal kemasyarakatan Islam yang juga merupakan urat saraf dan nadi penghubung antara sesama Islam. Hal itu sangat besar artinya untuk seluruh individu Islam karena bila tidak ada satu orang pun yang mengerjakannya maka seluruh masyarakat itu akan menerima beban dosa dari Allah. Namun seandainya ada satu pihak melaksanakan tuntutan fardhu tersebut, maka pihak itu telah melepaskan tanggungan dosa bagi seluruh masyarakat Islam. Karena itulah fardhu kifayah merupakan urat nadi penghubung antara sesama Islam. Cuma masyarakat Islam tidak memahami peranan fardhu kifayah tersebut, karena itu hubungan ukhuwah Islamiah tidak begitu menonjol di zaman sekarang. Seandainya fardhu kifayah itu dapat memberi makna, sudah pasti kita merasa bersyukur sekiranya ada di kalangan kita yang telah melepaskan tanggungan dosa umum dan sudah pasti kita akan memberikan dukungan kepadanya. Karena itu tidak akan ada istilah gagal dalam melaksanakan fardhu kifayah. Kecil timbangannya tetapi besar maknanya. Itulah yang disebut sunah ain. Tergolong di dalamnya yaitu shalat sunat rawatib, shalat witir, shalat tahajud, shalat dhuha, puasa syawal, puasa Senin dan Kamis, bersedekah dan membaca Al Quran. Pelaksanaan ibadah itu mendatangkan pahala sedangkan jika tidak dilakukan tidak akan mendatangkan dosa. Namun karena ibadah itu memberikan manfaat maka lebih baik jika dikerjakan. 4 Islam cendikia, "Pengertian Ibadah dalam Islam" artikel diakses pada 11 February 2021 dari http://www.islamcendikia.com/2014/08/pengertian-ibadah-menurut-islam.html 8 3. Ibadah Umum Dan ibadah ketiga yaitu ibadah yang lebih umum yaitu hal-hal yang merupakan pelaksanaan mubah saja tetapi bisa menjadi ibadah dan mendatangkan pahala. Amalan seperti itu dapat menambah bakti kita kepada Allah agar setiap perbuatan dalam hidup kita ini tidak menjadi sia-sia. Tergolong dalam amalan-amalan itu seperti makan, minum, tidur, berjalan-jalan, berwisata dan sebagainya.5 4. Fungsi Ibadah a. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya Hal ini dapat dilakukan dengan cara “muqorobah” dan “khudlu”. Orang yang beriman akan selalu merasa bahwa dirinya akan selalu diawasi oleh Allah SWT. Dengan sikap itu, seorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah. b. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat. Contohnya: Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya: َّ ‫اَّللِ أ َ ْك َبر ۗ َو‬ َّ ‫َاء َو ْالم ْنك َِر ۗ َولَ ِذ ْكر‬ َ‫صنَعون‬ ِ ‫ص ََلةَ ت َ ْن َه ٰى َع ِن ْالفَحْ ش‬ ِ ‫اتْل َما أ‬ ْ َ‫اَّلل َي ْعلَم َما ت‬ َّ ‫ص ََلة َ ۖ إِ َّن ال‬ َّ ‫ب َوأ َ ِق ِم ال‬ ِ ‫ي ِإ َليْكَ ِمنَ ْال ِكتَا‬ َ ‫وح‬ dan di ikanlah ) l uu an( aitu l kitaa ,umadapek nakuyhawid halet gnay apa halacaB“ dan .keki dan mungka )pe auatan -pe auatan( etungguhnya thalat itu mencegah da i .thalat iaadat -keutamaannya da i iaadat(adalah leaih aeta )thalat( etungguhnya mengingat llah )55 : nkaaut - l.u ( ”.dan llah mengetahui apa yang kamu ke kakan .)yang lain Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut. c. Melatih diri untuk bersiplin 5 Zakiyah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1995, hlm. 63 9 Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari siksa Allah SWT. 6 E. Latihan Spiritual Dan Ajaran Moral a. Latihan Spiritual Latihan penyempurnaan diri dilakukan dengan perilaku ritual keagamaan, seperti beribadah, tetapi tidak hanya beribadah melainkan juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan spiritual. Religiositas adalah kenyataan yang terjadi dalam sepanjang perjalanan sejarah umat manusia. Religiositas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan. mulai dari hubungan dengan masyarakat hingga hubungan dengan Allah SWT. Ada enam prinsip latihan spiritual yaitu: 1. Ada banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia yang ada Ketika menjalani latihan spiritual, sangatlah penting untuk menanamkan pemahaman bahwa setiap individu adalah berbeda sehingga apa yang cocok untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lain. Ketika sedang mendaki gunung, semua pendaki mengira jalannyalah satu satunya jalan. Tapi setelah dia sampai dipuncak gunung, baru dia menyadari tak terhitung jalan yang bisa dilalui untuk mencapai puncak. Begitu pula ada banyak jalan menuju Tuhan sebanyak jumlah manusia yang ada. 2. Berangkat dari banyak menuju satu Hasil dari usaha kita akan jauh lebih kuat apabila kita mengkonsentrasikan usaha kita pada satu daripada banyak. 3. Menigkat dari kasar (nyata) menuju ke halus (maya) Keadaan dasar yang kita perlukan untuk peningkatan terhadap latihan spiritual kita adalah dari melakukan latihan secara fisik menjadi ke tingkat yang lebih halus. 6 Ibid, hlm.19. 10 Latihan spiritual yang halus lebih kuat dari yang kasar. Sebagai contoh, sebuah hubungan dimana dua orang berjabat tangan dalam pertemanan, sedangkan dalam kenyataannya, mereka tidak saling menyukai. Secara fisik seperti itu hanyalah memperlihatkan tampak luar saja. Sedangkan di lain pihak, dua orang bisa benar benar merasa berjabat tulus walaupun tanpa kontak fisik. Sama halnya ketika tiba saatnya pelatihan spiritualitas, tergerak hanya oleh persembahan ritual luaran (tingkat fisik) tanpa rasa bakti, dan ini harus dirubah menjadi suatu rasa yang benar benar tulus bakti kepada Tuhan atau dengan rasa keinginan yang kuat untuk pengembangan spiritual. 4. Melakukan latihan spiritual sesuai dengan tingkatan spiritual Kita harus cek apakah latihan spiritual yang kita pilih sudah sesuai dengan kapasitas spiritual atau tingkat spiritual kita. Seorang murid yang telah naik kelas dari kelas 3, tidak akan mampu menyelesaikan ujian kelas 4, jika murid tersebut terus terus-an hanya mempelajari kurikulum kelas 3. Jadi spiritualis juga tidak boleh diam pada satu tingkat spiritual, dan harus mencoba meningkatkan kemampuan untuk melakukan latihan spiritual. 5. Melakukan latihan spiritual sesuai dengan jaman Segala kejadian dalam hidup ini, ada waktunya dia terjadi. Jika hal yang benar terjadi di waktu yang salah tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Contoh, jika benih di tanam bukan pada saat musim hujan melainkan saat musim kering, bagaimanapun suburnya tanah, dia tidak akan bisa tumbuh. Sama halnya, latihan spiritual tertentu akan kondusif tergantung waktu dan jaman. 6. Mempersembahkan kepada Tuhan sesuai bakat atau kemampuan Kita semua memiliki sumber diri yang sudah ditetapkan. Ini telah diberikan oleh Tuhan. Prinsip dasar dalam latihan spiritual adalah kita menggunakan sumber diri ini untuk melayaniNya sebagai jalan latihan spiritual dan meningkatkan spiritualitas kita. Sumber diri bisa dikategorikan menjadi empat: 1. Tubuh kita 2. Kekayaan dan koneksi kita 3. Pikiran dan intelek kita 11 4. Indera keenam kita7 b. Ajaran Moral Dalam Islam Istilah moral berasal dari kata Latin “mos (moris)” yang berarti kebiasaan, sedangkan dalam bentuk jamaknya “mors” yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Dalam bahasa Indonesia moral diartikan sebagai budi pekerti, akhlak, perbuatan baik, buruk. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban. Dari pengertian lain mengatakan bahwa moral adalah kelakuan yang sesuai dengan ukuran (nilainilai masyarakat) yang timbul dari hati bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan tersebut. Tindakan tersebut haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan atau keinginan pribadi. Sedangkan moral menurut istilah dipahami sebagai: 1. Prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. 2. Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah. 3. Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa moral merupakan ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik yang berpedoman kepada adat kebiasaan yang berlaku di masyarakat.8 Moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan. Adanya panutan nilai, moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan sangat menentukan totalitas diri individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial, serta kehidupan individu. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia utuh dalam konteks sosialnya. Ini mengingat bahwa dunia afektif yang ada pada setiap manusia harus selalu dibina secara berkelanjutan, terarah, dan terencana sehubungan sifatnya yang labil dan kontekstual. Sasaran pendidikan moral pada umumnya dapat diarahkan untuk: 1) Membina dan menanamkan nilai moral dan norma, 7 http://kafeilmu.com/2012/02/pengertian-moral-dan-akhlaq.html 8 http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pendidikan-moral.htm 12 2) Meningkatkan dan memperluas tatanan nilai keyakinan seseorang atau kelompok, 3) Menangkal, memperkecil dan meniadakan hal-hal negatif, 4) Membina dan mengupayakan terlaksananya dunia yang diharapkan, 5) Melakukan klarifikasi nilai intrinsik dari suatu nilai moral dan kehidupan secara umum. Dalam Islam, al-Qur’an misalnya menginginkan untuk menegakkan kehidupan masyarakat yang egaliter, baik sosial,politik dan sebagainya yang ditegakkan pada dasar-dasar etika. Hal tersebut dapat dilihat dari ayat-ayat yang menyiratkan tentang “memakmurkan bumi” atau “menjauhi kerusakan di dunia”. Juga dapat dilihat dari ayat tentang tugas manusia yang dinyatakan dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Sampai di sini semakin jelalah akan adanya hubungan yang tak teroisakan antara nilai-nilai agama yang diinternalisakan kepada manusia dengan pendidikan agama dengan pendidikan moral. Lima Nilai Moral islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam. Perintahperintah ini tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-An'aam 6:150-153 di mana Allah menyebutnya sebagai Jalan yang Lurus (Shirathal Mustaqim ) : Tauhid (Nilai Pembebasan) -Katakanlah: "Bawalah ke mari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan yang kamu haramkan ini." Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, Nikah (Nilai Keluarga) - Berbuat baiklah terhadap kedua orang tua Ibu dan Bapak - Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan -Janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji (homoseks, seks bebas dan incest), baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi. Hayat (Nilai Kemanusiaan) 13 -Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Adil (Nilai Keadilan) -Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. -Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. -Dan apabila kamu bersaksi, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan Amanah (Nilai Kejujuran) -Penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, -Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.9 Dan pengertian spirit di dalam kamus bahasa Inggris, “spirit” mempunyai arti roh, jiwa, dan semangat. Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Kedudukan moral spiritual dalam ajaran Islam adalah identik dengan ajaran agama Islam itu sendiri dalam segala bidang kehidupannya. Pelaksanaan ajaran agama Islam yaitu dengan meyakini dalam berakhlak Islamiyah, melaksanakan ajaran agama Islam, meyakini shirotul mustaqim jalan yang lurus yang terdiri dari iman dan ikhsan. Moral dalam Islam disebut akhlak. Dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Menurut Islam ada beberapa kriteria moral yang benar, yang pertama memandang martabat manusia dan yang kedua mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hal ini Rasulullah telah menyatakan bahwa ia diutus untuk menyempurnakan martabat dan derajat manusia. Manusia 9 http://makalahrayhan.blogspot.com/aspek-ibadah-latihan-spiritual-dan-ajaran-moral-dalam-islam/diakses pada 05 mei 2018,2018. 14 harus memiliki dan mengembangkan sifat mulia. Dalam hal ini manusia terlepas dari keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari tindakan dan kebiasaannya selalu mengetahui apakah tindakan-tindakan atau sifat-sifat tertentu akan menjaga martabatnya. Kejayaan kemuliaan umat di muka bumi adalah karena akhlak mereka, dan kerusakan yang timbul di muka bumi ini adalah disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri. Sebagai Dzat yang serba Maha, Allah SWT memberikan kebebasan mutlak kepada manusia untuk memilih antara perbuatan baik atau perbuatan buruk. Kebebasan memilih tersebut kemudian menjadi potensi manusia untuk cenderung memiliki nilai baik dan buruk dalam dirinya. Adapun Hubungan Ibadah dan Latihan Spiritual Di dalam kamus bahasa Inggris, “spirit” mempunyai arti roh, jiwa, dan semangat. Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Menurut Murray dan Zentner sebagaimana dikutip oleh Sri Purwaningsih dalam buku yang berjudul Hati Nurani Adi Personal dalam Al-qur’an mendefinisikan bahwa spiritualitas adalah: “a quality that goes beyond religious affiliation, that strives for inspirations, reverence, awe, meaning and purpose, even in those who do not believe in any god. The spiriual dimension tries to be in harmony with the universe, and strives for answer about the infinite, and comes into focus when the person faces emotional stress, phisical illness or death”. Jadi, Murray dan Zentner mengusulkan bahwa spiritualitas harus ditempatkan dalam konteks keseluruhan alam semesta dan keterkaitan isi dunia ini. Spiritualitas melampui afiliasi terhadap agama tertentu. Spiritualitas merupakan suatu kualitas yang juga dapat dicapai bahkan oleh mereka yang tidak percaya pada Tuhan. Pada prinsipnya, dimensi spiritual manusia selalu berusaha melakukan penyelarasan dengan alam semesta dan menjawab pertanyaan tentang yang tak terbatas. Di samping itu, spiritualitas juga mencakup kemampuan memusatkan diri kepada satu pemahaman totalitas semesta ketika berhadapan dengan stress emosional, penyakit fisik, dan kematian. Pendidikan akhlak sangat penting dalam pendidikan manusia. Karena pendidikan akhlak itu sendiri adalah keimanan seseorang atau kekuatan jiwa. Kalau manusia tidak memiliki akhlak maka manusia tidak akan bisa menjalankan kehidupan ini dengan baik. Akhlak merupakan cerminan dalam jiwa seseorang, akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan 15 seseorang. Dan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakan : “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”. ( Hadits Riwayat Ahmad ) Ibadah adalah tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya. Sedangkan tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah, agar dengan demikian manusia senantiasa diingatkan kepada hal-hal yang baik lagi suci. Sehingga akhirnya rasa kesucian seseorang menjadi kuat dan tajam yang akan membawa kepada budi pekerti yang baik dan luhur. Contohnya adalah Sholat, sholat itu erat kaitannya dengan pendidikan akhlak. Karena didalam sholat kita di didik untuk melatih moral kita agar berbuat kebaikan sesama manusia dan juga sholat dapat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik. Seperti ayat AlQur’an dibawah ini : QS. Al-Ankabut ayat 45 : ‫ان اللصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر‬ .”kiaa kadit nad tahak nataua ep i ad gna o hagecnem taloh “ Dalam hadits qudsi disebut : ‫انماا تقبل الصَل ة ممن توا ضع بها لعظمتى ولم يستطل على خلقى و لم يبت معصرا على معصيتى و قطع النهار فى د‬ .‫كرى ور حم المسكين وا بن السبيل و اال ر ملة ور حم المصبا‬ Yaitu : Tuhan akan menerima sholat orang yang merendah diri tidak sombong, tidak menentang tetapi selalu ingat kepada Allah dan suka menolong orang-orang yang dalam kesusahan seperti fakir miskin, orang yang dalam perjalanan, janda dan orang yang kena bencana. Jadinya salah satu tujuan sholat adalah menjauhi manusia dari perbuatan-perbuatan jahat dan mendorong untuk membuat perbuatan yang baik10 10 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, 1975, hlm. 546. 16 F. Aspek Sejarah dan Kebudayaan Tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah di tahun 622 M. Di Mekkah terdapat kuasaan kaum Quraisy yang kuat dan belum dapat dipatahkan Islam. Di Madinah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan yang demikian, bahkan di sana akhirnya Nabi Muhammad yang memegang tumpuk kekuasaan. Dengan beradanya kekuasaan di tangan Beliau, Islampun lebih mudah dapat disebarkan sehingga Islam pernah mengiuasai daerah-daerah mulai dari Spanyaol di sebelah Barat sampai ke Philipina di sebelah Timur, dari Afrika Tengah di sebelah Selatan sampai ke Danau Aral di sebelah Utara. Sejarah Islam sekarang telah berjalan dekat empat belas abad lamanya. Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik,periode pertengahan dan periode modern. I. Periode Klasik (650 – 1250 M) Dibagi menjadi: Masa Kemajuan Islam I (650 – 1000 M) Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat di tahun 632 M, seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk ke bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah diluar Arabia dimulai di zaman Khalifah pertama,Abu Bakar Al-Siddik. Khulafa Al-Rasyidin Abu Bakar menjadi khalifah di tahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Dalam masanya yang singkat digunakan untuk menyelesaikan perang riddah,yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Medinah. Setelah perang tersebut usai ,barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan ke luar Arabia . Khalid Ibn Al WAlid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah tahun 634 M. Bani Umayyah Dinasti Bani Umayyah yang didirikan oleh Mu’awiah berumur kurang 90 tahun dan di zaman ini ekspansi yang terhenti dizaman kedua Khalifah terakhir dilanjutkan. Khalifah-khalifah besar di Dinasti ini adalah Mu’awwiah Ibn Abi Sufyan(661-680 M), Abd Malik Ibn Marwan (685-706 M), Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (705-715 M), Umar Ibn Al-Aziz (717-720 M) dan Hisyam Ibn Abd Al-Malik (724-743 M). 17 Sebab-sebab kelemahan dan jatuhnya Dinasti Bani Umayyah adalah: Dari semenjak berdiri, Dinasti Bani Umayyah telah mengalami tantangan-tantangan. Tantangan keras yang akhirnya membawa jatuhnya Bani Umayyah dating dari pihakgolongan Syi’ah. Golongan Syi’ah adalah pengikut-pengikut yang setia dari Ali Ibn Abi Thalib dankeyakinan bahwa Allah sebenarnya yang harus menggantikan Nabi Muhammad untuk menjadi Khalifah umat Islam. - Pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan. - Adanya persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Umayyah. -Hidup mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anak-anak Khalifah yang membuat kurang sanggup untuk memikul beban pemerintah Negara yang besar. -Munculnya satu cabang lain dari Quraisy, yaitu Bani hasyim sebagai saingan bagi Bani Umayyah dalam Khalifah atau pemerintahan umat Islam. Bani Abbas Abu Al-Abbas ( 750 -754 M) yang mendirikan Dinasti Bani Abbas, tetapi pembina sebenarnya adalah Al-Mansur (754-775 M) sebagai khalifah yang baru musuhnya ingin menjatuhkannya sebelum bertambah kuat, terutama golongan Bani Umayyah, golongan Khawarij, dan kaum Syi’ah. Dalam menghancurkan lawan . Al-Mansur tidak segan-segan membunuh sekutu yang membawa keluarganaya pada kekuasaan. Dalam mempertahankan kekuasaan Bani Abbas, Al-Mansur memakai kekerasan. Al-mansur kurang aman ditengah-tengah Arab, maka ia mendirikan ibu kota baru sebagai ganti Damaskus, Bagdada didirikan didekat bekas ibukota Persia, Cteipon, pada tahun 762 M berada ditengah-tengah Persia untuk tentaranya ia mengambil orang-orang Persia. Dalam pemerintahan Al-Mansur mengadakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir yang membawahi kepala-kepala Departemen. Masa Disintegrasi (1000-1250 M) Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah dimulai terjadi apda akhir zaman bani umayah, tetapi memuncak dizaman Bani Abbas setelah khalifah-khalifah menjadi boneka tentara pengawal turki. Daerah-daerah yang jauh letaknyadari pusat pemerintahan di damaskus dan bagdadm melepaskan diri dari kekuasaan khlifah di pusat dan bertumbuhlah dinasti-dinasti kecil. 18 II. Periode Pertengahan : 1250-1800 M Masa Kemunduran I (1250-1500 M) Di zaman ini jengiskan dan keturunannya dating membawa penghancuran ke dunia Islam. Jengiskan berasal dari Mongolia setelah mendududki peking (1212 M) ia mengalihkan serangan ke arah barat satu demi satu kerajaan islam jatuh ketangannya , Transoxania dan Khawarizm dikalahkan tahun (1219/1220 M) kerajaan Ghazna tahun 1221 M, Azarbaijan tahun 1223 M dan Saljuk di asia kecil tahun 1243 M. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M) Dalam masa ini dapat dibagi dalam beberapa fase, yaitu: Fase Kemajuan (1500-1700 M) Fase kemajuan ini merupakan kemajuan islam II tiga kerajaan besar itu adalah kerajaan Usmani di turki, Kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Fase Kemunduran II (1700-1800 M) Sesudah Sulaiman Al-Qanuni kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai sultan-sultan kenamaan. Kerajaan ini memasuki fase kemunduran di abad XVII M di negeri timbulah pemberontakan-pemberontakan. Dalam peperangan ini kerajaan usmani mengalami kekalahan dan daerhnya di eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Di masa ini kekuatan militer dan politik umat islam mulai menurun dagang dan ekonomi umat islam dengan hilangnya monopoli dagang antara timur dan barat dari tangan mereka jatuh, akhirnya tahun 1796 M Napoleon menduduki Mesir sebagai salah satu pusat islam jatuhnya pusat islam ini ketangan barat menginsafkan dunia islam akan kelemahannya da menyadarkan umat islam bahwa di dunia barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban islam dan yang merrupakan ancaman bagi islam itu sendiri. III.Periode Moderen : 1800 M Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir berakhir di athun 1801 M, membuka mata dunia islam, terutama turki dan Mesir akan kemunduran dan kelemahan umat islam di samping kemajuan dan kekuatan dunia barat. Kontak islam dengan dunia barat sekarang berlainana sekali dengan kontak islam dengan dunia barat di masa 19 kelasik pada masa itu islam sedang menarik dan barat sedang barat dalam masa kegelapan sekarang sebaliknya. Dengan demikian timbulah pemikiran dan aliran pembaharuan atau moderenisasi islam pemuka-pemuka islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaiman cara membuat islam maju kembali sebagai periode klasik usaha-usaha ke arah itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat islam tetapi pada waktu itu barat juga bertambah maju.11 G. Aspek Politik dan Lembaga-lembaga Kemasyarakatan a. Aspek Politik Aspek politik Islam berasal dari Al-Qur’an, Sunnah, Muslim sejarah dan kadangkadang elemen gerakan politik di luar Islam. konsep-konsep politik tradisional dalam Islam termasuk kepemimpinan dengan penerus Nabi yang dikenal sebagai khalifah, (Imamah untuk Syiah); pentingnya mengikuti hukum Islam atau Syariah; tugas penguasa untuk mencari Syura atau konsultasi dari rakyat mereka, dan pentingnya menegur tidak adil penguasa tetapi tidak mendorong pemberontakan melawan mereka. Sebuah perubahan besar di dunia Islam adalah penghapusan khalifah Ottoman pada tahun 1924, yang beberapa percaya berarti mengakhiri negara Islam baik dalam “istilah simbolis dan praktek” Pada abad ke-19 dan 20 tema yang sama telah perlawanan terhadap imperialisme Barat, khususnya Kerajaan Inggris, dan kadang-kadang dirasakan bahwa kebijakan rasis diskriminasi terhadap beberapa Muslim. Kekalahan tentara Arab dalam Perang Enam Hari, runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya komunisme sebagai alternatif dengan runtuhnya Uni Soviet dan Perang Dingin telah meningkatkan daya tarik dan gerakan Islam fundamentalis Islam, khususnya di konteks ketidakpuasan populer dengan rezim yang berkuasa di dunia Muslim. Pengenalan Islam adalah agama yang telah ada selama lebih dari empat belas abad, (meskipun memegang ajaran Islam telah ada sejak awal waktu), di berbagai negara. Dengan demikian, gerakan-gerakan politik yang beragam dalam konteks yang berbeda banyak menggunakan bendera Islam untuk legitimasi bagi penyebabnya. Tidak mengherankan, banyak aspek politik Islam tunduk pada banyak perselisihan dan pertentangan antara interpretasi yang berbeda, terutama antara gerakan Islam konservatif dan liberal dalam Islam. Informasi lebih lanjut: Islamisme Islam atau partai Islam yang ada di hampir setiap demokrasi dengan mayoritas Muslim. Istilah ini memiliki arti yang berbeda banyak yang artikel ini akan membahas, bersama dengan link ke tren politik lainnya. The Islamofasisme istilah kontroversial juga telah diciptakan oleh beberapa non-Muslim untuk menggambarkan filsafat politik dan agama dari beberapa kelompok Islam militan. Kedua istilah benjolan bersama berbagai kelompok besar dengan sejarah dan konteks yang berbeda-beda. Artikel-artikel pada kelompok Islam militan, partai-partai Islam dan 11 http://rahmidwik.blogspot.com/aspek-sejarah-dan-kebudayaan/diakses pada 12 mei 2009,2009. 20 filsafat Islam modern menjelaskan beberapa pandangan yang sebenarnya mereka secara rinci. Muhammad, negara Madinah dan cita-cita politik Islam Islam menyatakan bahwa asal-usul Islam sebagai gerakan politik harus ditemukan dalam kehidupan dan waktu nabi Islam, Muhammad dan penerusnya, (tergantung pada Islam). Pada 622 CE, sebagai pengakuan atas klaim untuk kenabian, Muhammad diundang untuk memerintah kota Madinah. Pada saat itu suku-suku Arab lokal Aus dan Khazraj didominasi kota, dan berada dalam konflik konstan. Medinans melihat Muhammad orang luar tidak memihak yang bisa menyelesaikan konflik tersebut. Muhammad dan para pengikutnya sehingga pindah ke Madinah, di mana Muhammad menyusun Piagam Madinah. Dokumen ini dibuat Muhammad penguasa, dan mengenalinya sebagai Nabi Allah. Undang-undang Muhammad didirikan selama pemerintahannya, berdasarkan ayatayat Al-Quran dan melakukan Muhammad, dianggap oleh umat Islam untuk menjadi Syariah atau hukum Islam, gerakan Islam yang berusaha mereplikasi pada hari ini. Muhammad memperoleh berikut luas dan tentara, dan pemerintahannya diperluas pertama ke kota Mekah dan kemudian menyebar melalui Semenanjung Arab melalui kombinasi diplomasi dan penaklukan militer.12 b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan Islam dalam sejarah, mengambil bentuk negara. Sebagai Negara Islam sudah barang tentu harus mempunyai lembaga-lembaga kemasyarakataan seperti pemerintahan; hukum, pengadilan; polisi; pertahanan dan pendidikan. Masyarakat-masyarakat pada masa sejarah Islam, yaitu: Orang Arab, yaitu masyarakat Islam yang pertama Mawali, yaitu gabungan orang-orang bukan Arab masuk Islam dengan salah satu suku bangsa Arab. Kaum Mawali dalam prakteknya mempunyai kedudukan lebih rendah dari orang Arab. Kedudukan Mawali yang lebih rendah itu di Persia pada akhirnya membawa kepada gerakan syu'ubiah, suatu gerakan yang dekat menyerupai gerakan nasionalisme dalam arti modern. Dengan gerakan syu'ubiah itu, orang-orang Persia ingin menonjolkan kebudayaan lama mereka kembali dan membuatnya mempunyai kedudukan yang sederajat dengan kebudayaan Arab. Ahl al-zimmah : yaitu pemeluk agama agama lain yang memilih tetap tinggal di bawah naungan Islam dengan membayar jizyah yang dapat diartikan pajak naungan. Masyarakat dan daerah yang diatur negara Islam dimasa yang lampau, yaitu dibagi kedalam beberapa 12 https://ipangtayu.wordpress.com/2010/06/22/aspek-politik-dalam-islam/31 oktober 2020,2020. 21 propinsi. Misalnya di zaman kejayaan Bani Usman (Kerajaan Ottoman) jumlah propinsi bertambah banyak dengan meluasnya daerah kekuasaan Islam ke benua Eropa. Penerimaan dan pengeluaran negara dikontrol oleh suatu departemen khusus yang diberi nama Diwan Al-Nafaqat atau Diwan Al-Azimmah : Hubungan antara pusat dengan daerah dan sebalikuya dilakukan dengan pos (al-barid). Sistem pos ini dimulai oleh Mu'awiah dan berkembang di masa Bani Abbas, sehingga merupakan satu departemen yang diberi nama Diwan Al-Barid. Kepala Departemen ini disebut Sahib Al-Barid. Berlainan dengan pos modern, Al-Barid pada umumnya mengurus korespondensi negara dan hanya sedikit mengurus korospondensi rakyat. Alat yang dipakai untuk pengangkutan adalah kuda, onta dan keledai. Untuk pengiriman sutat-surat dipakai juga burung dara. Al-Barid juga dipergunakan untuk mengangkut pasukan ke tempat yang mereka tuju dan pejabat-pejabat yang baru diangkat ke tempat kedudukannya. Lembaga yang erat hubungannya dengan urusan sosial dalam Islam adalah wakaf. Wakaf mengandung arti penyerahan harta, biasanya dalam bentuk tanah, gedong, rumah dan sebagainya, oleh pemiliknya untuk keperluan-keperluan sosial seperti pembinaan dan pemeliharaan madrasah, rumah sakit, jembatan, asrama, persediaan air untuk umum dan sebagainya. Harta yang diwakafkan diurus oleh orang atau yayasan yang ditunjuk oleh pemberi wakaf dan penghasilan harta itulah yang dipergunakan untuk keperluan-keperluan sosial tersebut di atas. Sistem wakaf ini tersebar luas di iunia Islam di masa yang lampau dan sampai sekarang masih terdapat di beberapa negara. Administrasinya kemudian diambil oleh negara untuk itu diadakan Wizarah Al-Awqaf (Kementerian Urusan Wakaf). Di Mesir Wizarah Al-Awakaf inilah yang mengurus soal-soal mesjid, pembinaan serta pemeliharaannya, termasuk dalamnya soal pengangkatan dan gaji imam, muazzin dan pegawai mesjid lainnya. Universitas Azhar memperoleh keuangannya dari sistem wakaf ini, dan harta yang diwakafkan untuk Al-Azhar sanggup memberi sumbangan keuangan ataupun bea-siswa kepada para mahasiswa yang belajar di sana, dan mengirim tenaga-tenaga pengajar ke negara-negara Islam lainnya atas tanggungan Al-Azhar sendiri.13 13 http://sitinurulhidayah.blogspot.com//aspek-politik-dan-lembaga-lembaga-kemasyarakatan/diakses pada 01 Juli 2009,2009. 22 H. Penutup Dari berbagai uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa islam adalah agama yang mengatur umatnya secara seimbang dari hal terkecil sampai hal terbesar, dari urusan pribadi sampai urusan orang banyak dan negara, dari urusan masyarakat sampai urusan pejabat, dari urusan jasmani dan rokhani dari ursusan dunia dan kepentingan akherat kelak. Islam dilihat dari aspek-aspek ajaran Islam ialah sesuatu yang harus terpenuhi ketika kita menjalankan Islam dengan baik dan aspek-aspek itu tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Adapun aspekaspek yang dimaksud ialah akidah, syariah dan akhlak. Hubungan aspek yang satu dengan yang lainnya harus berentetan. Maksudnya ialah harus dimulai dengan pembenahan akidah kemudian syariah serta dilanjutkan dengan akhlak. 23 Daftar Pustaka http://azharnurfajaralam.blogspot.com/2013/11/pengertian-agama-dalam-berbagai.html pada 29 Oktober 2020,2020 Nasution, Harun, islam ditinjau dari berbagai aspeknya jilid 1,(Jakarta: UI Press, 1979) http://makalahrayhan.blogspot.com/aspek-ibadah-latihan-spiritual-dan-ajaran-moral-dalamislam/diakses pada 05 mei 2018,2018 http://rahmidwik.blogspot.com/aspek-sejarah-dan-kebudayaan/diakses pada 12 mei pada 31 2009,2009. https://ipangtayu.wordpress.com/2010/06/22/aspek-politik-dalam-islam/diakses oktober 2020,2020. http://sitinurulhidayah.blogspot.com/aspek-politik-dan-lembaga-lembagakemasyarakatan/diakses pada 01 juli 2009,2009. Islam cendikia, "Pengertian Ibadah dalam Islam" artikel diakses pada 11 February 2021 dari http://www.islamcendikia.com/2014/08/pengertian-ibadah-menurut-islam.html Ahmad Charis Zubair, Kuliah Etika, Jakarta: Rajawali Pers, cet II, 1987, hlm.13. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, 1975, hlm. 546. Zakiyah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1995, hlm. 63. http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pendidikan-moral.htm Ibid, hlm.19. http://kafeilmu.com/2012/02/pengertian-moral-dan-akhlaq.html 24