Academia.eduAcademia.edu

JURNAL DAHNIAR

PENGARUH INVESTASI PEMERINTAH DAN SWASTA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPTEN BERAU Dahniar Ratnawati Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Hj. Sri Mintarti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman H. Priyagus Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Gunung Kelua Samarinda Telepon +62541-749067 Abstraction Keywords: Abstrak Kata Kunci: PENDAHULUAN Sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk basis kegiatan ekonomi dan dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang adalah sumberdaya hayati , agroklimat, lahan dan lain-lainnya yang menunjang dan terkait dengannya. Dengan kata lain , sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai basis pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Berau adalah sumberdaya hayati dan sumberdaya manusia dengan pendekatan konsep pembangunan agribisnis dan agroindustri. Penelitian ini dilakukan di Kota Samarinda pada tahun 2000 - 2011 karena di Kota ini terjadi fluktuasi dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi diikuti dengan adanya kesenjangan antar wilayah, dan jika dibanding Kabupaten Kota di Indonesia lainnya, pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda tergolong rendah tanpa migas, proporsi dengan pro Dalam konteks tersebut, alternatife yang paling tepat untuk pembangunan di Kabupaten Berau dengan menetapkan visi nya yaitu “Mewujudkan Kabupaten Berau sebagai Daerah Unggulan dibidang agribisnis dan tujuan wisata serta energy terkemuka menuju masyarakat sejahtera (Tahun 2011-2015). Pertumbuhan ekonomi 4,69 persen pada tahun 2008 berasal dari peningkatan aktivitas di hampir seluruh sektor ekonomi di Kota Samarinda. Percep Sektor pertanian merupakan prioritas pembangunan baik untuk skala daerah maupun nasional, karena sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan bermukim di pedesaan serta kondisi agroklimatnya sangat potensial. Secara nasional tujuan pembangunan pertanian adalah : Meningkatkan sumber daya pertanian melalui kegiatan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi petani, guna meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian. Meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui diversifikasi penyediaan pangan yang bergizi. Mendorong dan meningkatkan kesempatan kerja di tingkaat pedesaan melalui peningkatan keterkaitan sektor agribisnis/agroindustri. Mendorong penyediaan devisa melalui penyediaan bahan baku industri. Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan kenaikan pendapatan per kapita daerah tersebut dalam jangka panjang. Menurut Arsyad (1999) Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah adalah adanya permintaan barang dan jasa dari luar daerah tersebut, sehingga sumber daya lokal akan dapat menghasilkan kekayaan daerah sekaligus dapat menciptakan peluang dan lapangan kerja /usaha di daerah. Pembangunan sektor pertanian dalam arti luas yang menjadi salah satu andalan pemerintah Kabupaten Berau, dimana sampai saat ini telah memberikan kontribusi PDRB terbesar setelah sektor pertambanga yaitu sejak tahun 2006 hingga tahun 2011 terus mengalami peningkatan dari Rp.626,69 milyar meningkat menjadi Rp.725,38 milyar atau secara keseluruhan selama 10 (sepuluh) tahun rata-rata meningkat sebesar 2,63 % per tahun (BPS Kabupaten Berau). Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 -2011 di Kabupaten Berau (dalam milyar Rupiah) Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa 626,69 1.093,85 388,81 3,43 28,73 349,73 191,41 16,05 86,55 643,78 1.180,10 402,05 3,39 30,31 370,75 204,88 17,01 90,88 660,50 1.254,10 407,44 3,56 32,57 393,79 216,51 17,92 95,52 696,43 1.363,67 411,49 3,75 35,52 415,63 228,66 18,34 99,70 710,63 2.651,62 408,61 3,91 36,64 432,72 238,59 19,02 100,37 725,38 2.955,71 409,44 4,07 38,34 460,52 249,29 19,34 105,23 Sumber : BPS Kabupaten Berau Namun selama periode tahun 2006 hingga 2011 disamping terjadi peningkatan PDRB pada sektor pertanian, investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah mengalami peningkatan walaupun terjadi penurunan dari tahun 2009 sebesar Rp. 45, 45 milyar menjadi Rp. 42,12 milyar pada tahun 2010 . Sedangkan investasi swasta mengalami fluktuasi dan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian terjadi penurunan yaitu dari 32.289 orang menjadi 28.726 orang. Tabel 1.2 Perkembangan PDRB atas dasar harga konstan, Investasi, Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Tahun 2006 – 2011 Berau Tahun Investasi Pemerintah (Milyar Rp) Investasi Swasta (Milyar Rp) PDRB (Milyar Rp) Tenaga Kerja (orang) 2006 23,92 461,81 626,65 32.289 2007 32,72 84,99 643,78 26.124 2008 34,18 856,22 660,50 29.791 2009 45,45 714,77 696,43 29.298 2010 42,12 603,89 710,62 29.234 2011 45,98 252,19 725,38 28.726 Sumber : BPS, DPKK, BPPT Kabupaten Berau dan BPPMD Kaltim Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam pertanyaan sebagai berikut : Apakah ada pengaruh secara bersama dan signifikan Investasi Pemerintah dan Swasta sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Berau. Apakah Investasi Pemerintah dan Investasi Swasta sektor pertanian mempengaruhi langsung secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Berau. Apakah Ekonomi Sektor Pertanian berpengaruh langsung terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Berau. Apakah ada pengaruh secara bersama dan signifikan investasi pemerintah dan investasi swasta sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Berau. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi (PDRB) sektor pertanian investasi pemerintah dan investasi swasta sektor pertanian secara parsial trhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabuaten Berau. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah salah satu indikator makro untuk mengukur perkembangan pembangunan di suatu daerah. Untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi disuatu daerah di gunakan PDRB atas dasar harga konstan. Budiono (1992) yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Sukirno (1985), mengatakan bahwa perkembangan ekonomi baru dapat tercipta apabila jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut menjadi bertambah besar pada tahun- tahun berikutnya. Ada beberapa ahli dalam ekonomi mengemukakan teori – teori pertumbuhan ekonomi yang menghubungkan pertumbuhan dengan tenaga kerja dan capital (investasi): Teori R.F Harrod dan Evsey Domar yang mengembangkan Teori Harrod-Domar (Model Neo Klasik). Menurut keduanya pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempengaruhi (lewat proses multiplayer) terhadap agregat pemerintahan (Z), tetapi juga terhadap penawaran agregat (S) melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Jadi I = ΔK, di mana K adalah stok capital dalam masyarakat. Setiap penambahan K meningkat pula kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output (QP). QP adalah output yang potensial bisa dihasilkan dengan stok capital (atau kapasitas produksi) yang ada. Teori Solow-Swan Dalam model ini dipergunakan suatu fungsi produksi (Q) yang lebih umum, sehingga dapat menampung berbagai kemungkinan subsitusi antara capital (C) dan tenaga kerja (L), yaitu: Q = f (C,L). Di mana tingkat output (pertumbuhan) didapat dengan berbagai kemungkinan kombinasi penggunaan Capital dan Labor . Dalam model yang dikembangkannya Solow, terdapat kemungkinan untuk subsitusi di antara faktor – faktor produksi oleh karena harga - harga faktor produksi bersifat fleksibel. Secara umum Sumodiningrat dkk. (1996) menjelaskan bahwa hasil yang mendasar dalam rangka perubahan struktur ekonomi adalah berawal dan langkah – langkah yang meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan sumber daya manusia. Kuznets dalam Sukimo (1985) menyatakan bahwa perubahan struktur ekonomi transformasi struktural ditandai dengan adanya perubahan presentase sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi, yang disebabkan adanya intensitas kegiatan manusia dan perubahan teknologi. Tenaga Kerja Penduduk usia angkatan kerja atau tenaga kerja apabila dilihat dari sudut ketenagakerjaan dibedakan atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja , dibedakan menjadi pekerja, penganggur dan pencari kerja. Pekerja adalah mereka yang melakukan aktivitas atau kegiatan dengan maksud memperoleh penghasilan atau membantu memperoleh keuntungan dan bekerja paling sedikit satu jam dalam seminggu atau menurut Simanjuntak (1985) paling sedikit dua hari dalam seminggu. Penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dan satu jam dalam seminggu. Pencari kerja adalah penduduk usia 10 tahun keatas yang sedang berusaha mendapatkan atau mencari kerja. Menurut Soeroto (1989), Lapangan atau kesempatan kerja yang ada dalam masyarakat ada yang sudah diduduki dan yang masih lowong. Lapangan kerja yang masih lowong mengandung makna adanya kesempatan yang menimbulkan kebutuhan tenaga kerja selanjutnya secara riil diperlukan oleh perusahaan/lembaga penerima kerja pada tingkat upah, posisi dan syarat kerja tertentu melalui advertensi dan lain-lain. Di negara –negara berkembangan kesempatan kerja sebagian besar masih berada pada sektor pertanian, sedangkan pada sektor industry daya serapnya kurang memadai, hal ini mengingat ketersediaan sumber daya manusia untuk kegiatan padat modal masih kurang. Investasi dan Kapital Berdasarkan teori Keynes tersebut bahwa aspek utama dari investasi adalah peranan penanaman modal dalam jangka panjang. Komponen investasi meliputi pembelian mesin-mesin dan peralatan produksi, bangunan tempat tinggal, kantor, pabrik dan lainnya, bahan mentah dan barang dalam proses pada akhir tahun perhitungan nasional. Sedangkan faktor-faktor utama yang menentukan investasi adalah; tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh, tingkat bunga, ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan. Keterkaitan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Mubyarto (1989), bahwa pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada meningkatnya lapangan kerja sehingga menambah kesempatan kerja. Secara khusus indicator kesempatan kerja terlihat dari besarnya jumlah tenaga kerja yang terserap. Tenaga kerja dimaksud disini adalah tenaga kerja pada sektor pertanian yang terdiri dari tenaga kerja yang mengelola uasahataninya secara langsung dan tenaga kerja yang bekerja di perusahaan pertanian, dimana pada sektor ini sebagian besar kegiatannya masih bersifat padat tenaga kerja terutama pada kegiataan hulu (on farm). Ekonomi Pertanian dan Pemanfaatan Sumberdaya Pada Usaha Tani Pembangunan Pertanian bertujuan untuk terus meningkatkan produksi pertanian, baik untuk memnuhi kebutuhan konsumsi masyarakat serta kebutuhan bahan baku bagi industry dalam negeri yang terus meningkat maupun sebagai bahan ekspor non migas untuk meningkatkan devisa negara. Disamping itu, pembangunan pertanian juga sekaligus memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan petani dalam arti luas, mendorong pemerataan pendapatan dan pemerataan berusaha serta mendukung pembangunan daerah dengan tetap memperhatikan keselestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Mubyarto (1989) memberikan definisi ekonomi pertanian sebagai berikut: Ekonomi pertanian adalah sebagai bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena – fenomena dan persoalan – persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian adalah dasar pemikiran penelitian yang disintesakan dari fakta, observasi dan telaahan kepustakaan. Salah satu kebijakan ekonomi yang telah di tetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Berau yaitu pembangunan ekonomi yang berbasiskan pada sumberdaya yang terbarukan yaitu sektor pertanian dalam arti luas. Dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut tidak terlepas dari ketersediaan pembiayaan dan kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong masyarakat dan dunia usaha melakukan kegiatan pembangunan di sektor pertanian. Dengan adanya investasi yang ditanamkan baik oleh pemerintah maupun swasta maka terjadi kegiatan produksi yang dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat. Peranan investasi, baik investasi pemerintah maupun investasi swasta sangat penting dalam pembangunan ekonomi, karena kegiatan investasi tidak hanya atau meningkatkan permintaan agregat tetapi juga akan meningkatkan pemasaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. INVESTASI PEMERINTAH SEKTOR PERTANIAN (X1) PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN (Y2) PDRB SEKTOR PERTANIAN (Y1) INVESTASI SWASTA SEKTOR PERTANIAN (X2) Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hipotesis Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan dasar teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Investasi Pemerintah dan Swasta sektor pertanianberpengaruh secara bersaama dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Berau. Investasi Pemerintah dan Investasi Swasta sektor pertanian berpengaruh langsung secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Berau. Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian berpengaruh langsung terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Berau. Investasi pemerintah dan investasi swasta sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi sektor pertanian berpengaruh secara bersama dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Berau. Investasi pemerintah dan investasi swasta sektor pertanian berpengaruh tidak langsung (secara parsial) melalui PDRB sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabuaten Berau. METODE PENELITIAN Defenisi Oprasional Untuk memberikan batasan – batasan terhadap pengertian dari “Pengaruh Investasi Pemerintah dan Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Pertanian di Kabupaten Berau” dimana terdiri dari variabel terikat endogenous perantara adalah Produk Domstik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian dan variabel terikat endogenous adalah tenaga kerja sektor pertanian. Sedangkan variabel bebas exogenous adalah investasi pemerintah sektor pertanian dan investasi swasta sektor pertanian., maka berikut ini diberikan definisi operasional sebagai berikut: PDRB sektor pertanian ( merupakan salah satu dari 9 sektor yang membentuk PDRB di wilayah Propinsi maupun Kabupaten) adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dari sektor pertanian meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang dihitung selama satu tahun atas dasar harga konstan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah, yang diukur dari tahun 2002 sampai dengan 2011. Pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian (merupakan salah satu dari 9 sektor lapangan uasaha yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi) adalah pertumbuhan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dari sektor pertanian meliputi sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor perikanan dan sub sektor kehutanan yang dilihat dari pertumbuhan PDRB Sektor pertanian setiap tahun atas dasar harga berlaku dan dinyatakan dalam persentase yang diukur mulai tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Investasi Pemerintah sektor pertanian adalah pengeluaran pembangunan sektor pertanian oleh Pemerintah Kabupaten Berau setiap tahun yang dinyatakan dalam mata uang rupiah dan dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Berau yang diukur mulai tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Investasi swasta sektor pertanian adalah terdiri dari investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing yang dinyatakan dalam mata uang dollar Amerika Serikat dan Penanaman Modal Dalam Negeri dari sektor sektor pertanian yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah, dimana terakumulasi setiap tahunnya yang diukur mulai tahun 2002 hingga tahun 2011. Tenaga Kerja sektor pertanian adalah tenaga kerja baik yang bekerja langsung mengelola uasaha pertaniannya maupun yang bekerja pada perusahaan pertanian yang berasal dari sub sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan yang diperhitungkan setiap tahun dan dinyatakan dalam jumlah orang yang bekerja yang diukur mulai tahun 2002 sampai tahun 2011. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang berhubungan dengan investasi, PDRB, dan tenaga kerja sektor pertanian. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: Data Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Berau Tahun 2002 s/d 2011. Data PDRB Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Berau Tahun 2002 s/d 2011. Data Investasi Pemerintah Sektor Pertanian Kabupaten Berau 2002 s/d 2011. Data Investasi Swasta Sektor Pertanian Kabupaten Berau Tahun 2002 s/d 2011. Data Tenaga Kerja Sektor Pertanian Kabupaten Berau Tahun 2002 s/d 2011. Sedangkan sumber data diperoleh dari beberapa instansi terkait yang dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Data, Satuan, Sumber Data, dan Pengumpulan Data DATA SATUAN SUMBER DATA PENGUMPULAN DATA APBD Juta Dinas Pendapatan Kab.Berau Dokumen PDRB Juta Bappeda Kab.Berau dan BPS Kab.Berau Dokumen INVESTASI Pertanian Juta Badan Perijinan Terpadu Kab. Berau dan BPPMD Prov. Kaltim Dokumen Tenaga Kerja Orang Dinas Tenaga Kerja dan BPS Kabupaten Berau Dokumen Analisis Data Selanjutnya untuk mengetahui besarnya Pengaruh Investasi Pemerintah dan Investasi Swasta Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Pertanian di Kabupaten Berau, maka data yang akan dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan menggunakan model path analysis (analisis jalur), yang bertujuan: Mencari besarnya pengaruh variabel – variabel Exegenous (bebas/mempengaruhi) variabel endogenous secara gabungan maupun secara parsial. Menguji kecocokan model di dasarkan data riset dengan teori yang ada. Melakukan penguraian korelasi antar variabel dengan melihat pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, pengaruh total dan pengaruh faktor lain (Jonathan Sarwono, 2012). Langkah-langkah analisis dengan menggunakan persamaan : Y1 = ρ y1x1X1 + ρ y1x2X2 + e1 (persamaan sub struktur 1) Y2 = ρ y2x1X1 + ρ y2x2X2 + ρ y2y1 Y1 + e2 (persamaan struktur 2) Dimana: Y1 = PDRB Sektor Pertanian Y2 = Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian X1 = Investasi Pemerintah Sektor Pertanian X2 = Investasi Swasta Sektor Pertanian Uji Asumsi Klasik Evaluasi Uji Asumsi Klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model Regresi Linier Berganda dengan menganalisis data yang ada telah memenuhi asumsi klasik. Ada tiga penyimpangan asumsi klasik yang dapat terjadi dalam penggunaan regresi linier berganda yaitu terjadi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi (Gujarat, 1999 ). Apabila terjadi penyimpangan asumsi ini maka model yang digunakan tidak bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), dengan demikian dalam analisis hasil penelitian perlu diadakan Pengujian Hipotesis Uji Simultan(uji-F) Uji F dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini dapat diketahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen atau tidak. Dalam pengujian ini hipotesisnya adalah Ho : 1 = 0 H1: 1 0. Pada uji F dilakukan dengan cara membandingkan nilai pada F hitung dengan nilai pada F tabel Ho = 1 = 2=……= p =0 Ho diterima apabila F hitung < F tabel, artinya variabel independen atau bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau terikat Ho: 1 2 3 0 Ho ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya variabel independen atau bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen atau terikat Dimana: n = Jumlah Tahun (Times Series) k = Jumlah Variabel Bebas Hasil Signifikan F nantinya dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan (α) apabila: Signifikan F > α berarti hipotesis ditolak Signifikan F < α berarti hipotesis diterima Interpretasi R2 Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana ketepatan atau kecocokan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok data hasil observasi (Setiawan & Dwi, 2010). Jika nilai R2 mendekati 1 maka semakin baik. Koefisien determinasi (R2) memperlihatkan besarnya pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent secara serentak. Rumus untuk mengitung R2 Berdasarkan rumus ini R2 tidak pernah turun terhadap variabel bebas. Hal ini berarti R2 akan semakin besar jika model ditambah. Uji Parsial (uji-t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan anggapan bahwa variabel yang lainnya konstan. Dalam pengujian ini menggunakan hipotesis Ho : bi = 0, berarti bahwa variabel bebas atau independent tidak mempengaruhi variabel terikat atau dependen Ha : bi > 0, berarti bahwa variabel bebas atau independen berpengaruh terhadap variabel terikat atas dependen secara positif Ha : bi < 0, berarti bahwa variabel bebas atau independen berpengaruh terhadap variabel terikat atau dependen secara negative. Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t dengan keputusan Jika nilai t hitung > t ( maka Ho ditolak. Hal ini berarti variabel bebas ke-i memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Jika nilai t hitung < t ( , maka Ho ditolak. Hal ini berarti variabel bebas ke-i tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Untuk mengetahui tingkat hubungan secara parsial digunakan uji t (student) sebagai berikut: Dimana: bi = Koefisien Regresi Variabel i Sbi = Standar Error Variabel i Hasil Signifikan t nantinya dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan (α) apabila: Signifikan t > α berarti hipotesis ditolah Signifikan t<α berarti hipotesis diterima (ada pengaruh signifikan) ANALISIS DAN PEMBAHASAN Variabel bebas terdiri dalam penelitian ini adalah investasi pemerintah sektor pertanian (X1), investasi swasta sektor pertanian (X2), PDRB Sektor Pertanian (Y1), Tenaga Kerja Sektor Pertanian (Y2). Berdasarkan uraian data variabel penelitian pada bab sebelumnya, maka dibuatlah ringkasan data variabel penelitian tersebut dalam tabel 5.1 sebagai berikut : Tabel 5.1 Variabel Data Penelitian Tahun Variabel X1 Investasi Pemerintah Pertanian Variabel X2 Investasi Swasta Pertanian Variabel Y1 PDRB Pertanian Variabel Y2 Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian 2002 4.181,50 6.250,00 557.252,03 32.593 2003 6.062,90 14.350,00 573.013,75 34.623 2004 22.710,90 500.287,65 581.657,12 35.116 2005 7.238,10 639.811,20 604.713,35 37.145 2006 23.924,30 461.814,30 626.684,73 32.289 2007 32.722,90 84.994,90 643.798,53 26.124 2008 34.183,10 856.224,60 660.502,18 29.791 2009 45.446,60 714.771,00 960.019,04 29.298 2010 442 40.120,00 603 603.892,00 710.624,94 29.234 2011 45.980,6 252.191,00 725.380,08 28.726 Sumber : BPS , DPPKK, BPPT Kabupaten Berau dan BPPMD Propvinsi Kaltim (data diolah) Analisis Jalur Berdasarkan data variabel penelitian, penulis melakukan analisis dengan metode analisis jalur (path analysis) dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Service Solution) versi 16. Analisis ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap Y1 dan Y2 yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagaram jalur dari hubungan kausal antar variabel tersebut. Analisis Jalur Sub – Struktur 1 Y1= ρ y1x1X1 + ρ y1x2X2 + e1 Jalur Sub-struktur 1 menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian pada tahun berjalan (Tahun 2002 – 2011) dipengruhi oleh Investasi Pemerintah dan Swasta sektor pertanian. Hasil pengolahan data program SPSS 16 pada struktur 1 diperoleh informasi seperti terlihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.721E10 2 1.361E10 23.257 .001a Residual 4.095E9 7 5.850E8 Total 3.131E10 9 a. Predictors: (Constant), Investasi Swasta, Investasi Pemerintah b. Dependent Variable: PDRB Pertanian Tabel 5.3 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 545891.536 16118.444 33.868 .000 Investasi Pemerintah 3.265 .552 .902 5.919 .001 Investasi Swasta .013 .029 .065 .429 .681 a. Dependent Variable: PDRB Pertanian Tabel 5.4 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .932a .869 .832 24186.745 .869 23.257 2 7 .001 a. Predictors: (Constant), Investasi Swasta, Investasi Pemerintah b. Dependent Variable: PDRB Pertanian Pengujian Secara Simultan Uji secara keselurhan ditunjukkan oleh tabel 5.2 Anova. Hipotesis Statistik dirumuskan sebagai berikut: H1 : ρY1X1 = ρY1X2 ≠ 0 H0 : ρY1X1 = ρY1X2 = 0 H1 : Investasi Pemerintah dan investasi Swasta sektor pertanian secara bersama berpengaruh terhadap pembentukan PDRB sektor pertanian. H0 : Investasi Pemerintah dan Investasi swasta sektor pertanian secara bersama tidak berpengaruh terhadap pembentukan PDRB sektor pertanian . Dengan ketentuan sebagai berikut : 0,05 < Sig (H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak signifikan) 0,05 > Sig (H0 di tolak dan H1 di terima artinya signifikan) Pengujian Secara Individual Pengaruh Investasi Pemerintah Sektor Pertanian Terhadap Pembentukan PDRB Sektor Pertanian Uji secara individu ditunjukkan pada tabel 5..3 Coefficient. Hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut : H1 : ρY1X1 > 0 H0 : ρY1X1 = 0 H1 : Investasi Pemerintah Sektor Pertanian berpengaruh terhadap pembentukan PDRB Sektor Pertanian. H0 : Investasi Pemerintah Sektor Pertanian tidak berpengaruh terhadap pembentukan PDRB Sektor Pertanian. Pengaruh investasi swasta sektor Pertanian Terhadap Pembentukan PDRB Sektor Pertanian. Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 5.3 Coefficient. Hipotesis Statistik dirumuskan sebagai berikut : H1 : ρY1X2 > 0 H0 : ρY1X2 = 0 H1 : Investasi Swasta Sektor Pertanian berpengaruh terhadap pembentukan PDRB Sektor Pertanian H0 : Investasi Swasta Sektor Pertanian tidak berpengaruh terhadap pembentukan PDRB Sektor Pertanian. 13