Academia.eduAcademia.edu

TRANSISI DEMOGRAFI (daspen)

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN TRANSISI DEMOGRAFI DOSEN PENGAMPU : NIA MUSNIATI, S.KM., M.KM. DISUSUN OLEH : PUTRI RACHMAWATI (190501554) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. Dr. HAMKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT JAKARTA TAHUN AJARAN 2019/2020 TRANSISI DEMOGRAFI Pengertian Transisi Demografi Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard. John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan potensial (Wikipedia,2009). Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah. Pada keadaan I Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan). Pada keadaan II Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun. Pada keadaan III Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %. Pada keadaan IV Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb. Tahapan Transisi Demografi Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase 2 dan 3 adalah tahap transisi. Tahap-tahap dalam transisi demografi yaitu: Tahap stasioner tinggi Pada tahap ini masyarakat berada pada kondisi pra industri di mana tingkat kelahiran dan kematian cukup tinggi. Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan peningkatan kelahiran seperti belum tersedianya program Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi. Sedangkan meningkatnya kematian akibat kondisi kurangnya ketersediaan pangan akibat gagal panen, pendapatan yang rendah hingga wabah penyakit yang tidak terkontrol. Tidak heran pada tahap ini peran anak sangat penting untuk menunjang perekonomian keluarga sebab pendidikan tidaklah penting. Tingkat kelahiran: tinggi Tingkat kematian: tinggi Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah Contoh: eropa abad 14 Tahap awal perkembangan Tingkat mortalitas atau kematian turun secara perlahan, namun populasi tetap meningkat. Penurunan kematian dialami di negara – negara berkembang seperti di Laos, Yaman, Palestina, dan Afganistan. Ada 2 faktor yang menyebabkan penurunan tingkat kematian yaitu, adanya perbaikan penyediaan makanan dari hasil pertanian serta perbaikan di bidang kesehatan masyarakat untuk mengurangi kematian. Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis) Tingkat kematian: lambat menurun Pertumbuhan alami: lambat Contoh: india sebelum pd ii Tahap akhir perkembangan Tingkat kematian mengalami penurunan dengan cepat dan juga diikuti oleh penurunan di tingkat kelahiran akan tetapi tidak secepat tingkat kematian. Penurunan kelahiran sendiri disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya penggunaan alat kontrasepsi dan program Keluarga Berencana yang mulai diterapkan oleh masyarakat, perubahan menuju industrisasi dari pertanian menjadi masyarakat industri, adanya urbanisasi, perubahan sudut pandang wanita boleh bekerja. Tingkat kelahiran: menurun Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran Pertumbuhan alami: cepat Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an. Tahap stasioner rendah Kondisi kelahiran dan kematian berada pada posisi rendah atau nol, sehingga jumlah penduduk dapat dikatakan dalam keadaan stabil. Beberapa teori mengatakan jika pada tahapan 4 penduduk di suatu negara akan tetap berada pada tingkat ini. Contoh negara yang berada pada tahap ini yaitu Amerika Serikat, Argentina, Kanada, Selandia Baru, Australia dan keseluruhan Benua Eropa. Tingkat kelahiran: rendah Tingkat kematian: rendah Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah Contoh: perancis sebelum pd ii Tahap menurun Model transisi demografi sendiri pada kenyataannya hanya sampai tahapan 4, hingga akhirnya disetujui menjadi 5 tahapan namun tetap berdasarkan teori transisi demografi menurut Blacker. Pada tahapan 5 tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran yang berada dalam kondisi stabil. Hal ini disebabkan dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti banyak mengkonsumsi makanan instan, minum minuman alkohol dan lain sebagainya. Kejadian ini pernah terjadi di Negara Prancis sebelum Perang Dunia II dan juga Negara Jerman pada tahun 1970 an. Tingkat kelahiran: rendah Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran Pertumbuhan alami: negatif Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75 Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan dll. Transisi Demografi di Indonesia Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup drastis pada angka kelahiran dan kematian dalam kurun 40 tahunan terakhir. Menurut data yang dihimpun BPS dan Central Intelligence Agency angka kelahiran Indonesia pada tahun 2012 mencapai angka 2,6 dan pada tahun 2017 telah mencapai angka rata-rata 2,11 kelahiran per wanita. Angka ini menurun jauh dari tahun 1971 dimana pada saat itu tercatat angka kelahiran mencapai rata-rata 5,61 kelahiran per wanita. Begitu juga dengan angka kematian Indonesia yang terwakilkan oleh angka kematian di bawah umur lima tahun. Pada tahun 2012 menurut data BPS angka kematian di bawah umur lima tahun tercatat pada angka 43 kematian per 1000 anak umur 0-4 tahun dalam satu tahun. Angka ini juga menurun jauh dari tahun 1971 yang mencapai angka 218 kematian. Bahkan, data dari Central Intelligence Agencypada tahun 2017 mencatat bahwa angka kematian kasar Indonesia mencapai angka 6,5 kematian per 1000 penduduk dalam satu tahun. Kedua angka ini sebenarnya sudah cukup baik karena sudah berada di bawah rata-rata angka kelahiran dunia yaitu 2,52 kelahiran per wanita dalam satu tahun dan rata-rata angka kematian dunia yaitu 7,73 kematian per 1000 penduduk dalam satu tahun. Transisi demografi yang terjadi di Indonesia sudah berdasarkan tahapan teori transisi demografi. Hanya saja ada tahap tertentu yang mengalami perbedaan dalam proses pertumbuhan penduduk, sehingga dapat dikatakan jika Indonesia termasuk negara yang mengalami proses transisi demografi yang berbeda. Perbedaan tersebut dilihat dari proses penurunan angka kelahiran sebelum akhirnya memasuki negara industrialisasi. Ada beberapa faktor yang menghalangi Indonesia untuk dapat menyelesaikan transisi demografinya antara lain: Pembangunan tidak merata. Masih ada beberapa daerah tertinggal dan jauh dari kemajuan -teknologi seperti yang ada di kota – kota besar. Pendidikan di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan. Indonesia adalah negara agraris. Masih cukup sulit Indonesia berubah menjadi negara industri sebab beberapa daerah masih ditemukan masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. DAFTAR PUSTAKA https://insanpelajar.com/transisi-demografis/ http://upyphy-ulfidamayantisaliwu.blogspot.com/2011/07/transisi-demografi.html  Biran, Afandi.1991. Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo. BKKBN. Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta:1998.