Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, Zakat
…
4 pages
1 file
Pendahuluan Dalam diskursus ekonomi Islam, pembicaraan mengenai zakat menempati posisi penting selain pembicaraan mengenai riba atau bunga. Bahkan tidak jarang ada yang mengidentikkan bahwa ekonomi Islam itu adalah ekonomi minus riba, plus zakat. Meski terkesan ada simplikasi definisi, namun zakat mampu menempati posisi sentral dalam pembicaraan mengenai Islam. Ada harapan besar yang senantiasa muncul ketika isu ini dibicarakan, yaitu solusi atas problem ekonomi yang dihadapi umat manusia, yakni kemiskinan. Banyak kalangan yang optimis-dengan asumsi bahwa 80% penduduk Indonesia beragama Islam, dan separuhnya saja tergolong muzakki-angka yang cukup fantastik yakni Rp 217 triliun akan dapat diperoleh. Asumsi ini tentu akan dapat dicapai dengan adanya dukungan tata kelola yang benar dan diintegrasikan melalui kebijakan ekonomi nasional. Cita-cita bahwa zakat dapat mengatasi atau paling tidak mengurangi ketimpangan ekonomi di masyarakat menjadi sesuatu yang tidak mustahil untuk direalisasikan. Akan tetapi fakta yang ada justeru sebaliknya, masih banyak masyarakat yang berada pada garis kemiskinan, kesenjangan ekonomi yang tinggi pun masih terjadi. Diskursus Zakat di Indonesia Adanya ketimpangan antara zakat yang seharusnya bisa mengatasi kemiskinan dengan realitasnya, telah melahirkan wacana tersendiri dalam diskursus pemikiran ekonomi Islam di Indonesia.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Pembangunan ekonomi inilah yang digunakan sebagai alat untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. kebanyakan dari Negara berkembang mengalami masalah ini. Secara islam, masalah kemiskinan diartikan sebagai keadaan dimana tidak terpenuhinya kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat islam telah menentukan tiga kebutuhan primer atau kebutuhan yang menyangkut eksistensi manusia yaitu sandang, pangan dan papan.
2020
Abstrak Tujuannya pada penelitian ini adalah untuk mengetahui peran zakat dalam mengentaskan kemiskinan. Rendahnya rasio wirausahawan terhadap jumlah penduduk di Indonesia yang hanya 0,3 % mengakibatkan rendahnya penciptaan lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang besar, pada akhirnya hal ini mengakibatkan tingginya pengangguran dan tingkat kemiskinan. Dalam Islam, pemberantasan kemiskinan dilembagakan dalam salah satu rukunnya, yaitu zakat. Dengan zakat, orang fakir dan miskin dapat berperan dalam kehidupannya, melaksanakan kewajiban kepada Allah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif untuk melihat peran zakat dalam pengentasan kemiskinan. Penelitian ini terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Hasil dari penelitian menunjukan zakat sangat tepat dalam memperbaiki pola konsumsi, produksi dan distribusi dalam rangka mensejahterakan umat. Sebab, salah satu kejahatan terbesar dari kapitalisme adalah penguasaan dan kepemilikan sumber daya produksi oleh segelintir manusia yang diuntungkan secara ekonomi, sehingga hal ini berimplikasi pada pengabaian mereka terhadap orang yang kurang mampu serta beruntung secara ekonomi. Dengan demikian, zakat disalurkan akan mampu meningkatkan produksi, hal ini dilakukan untuk memenuhi tingginya permintaan terhadap barang. Dalam rangka mengoptimalkan pengaruh zakat, maka harusnya digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan parsial dan pendekatan struktural Kata Kunci : Zakat, dan Pengetasan Kemiskinan I. PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan masalah besar dan sejak lama telah ada, dan hal ini menjadi kenyataan di dalam kehidupan. Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat Islam telah menentukan
Walisongo, 2011
In Islam institutionalized poverty eradication with the charity. Therefore, charity should be managed in a productive and professional so that zakat has participation in realizing the ideals of Islam to the life of a prosperous people. One of the management institutions in Indonesia to manage zakat zakat with trustworthy, transparent, and professional is the Rumah Zakat Indonesia (RZI). This study uses socioeconomic approach. The analysis serves to simplify data into a form that is easier to read and interpret. The analysis used in this research is descriptive analysis. *** Dalam Islam upara pengatasan kemiskinan adalah dengan zakat. Oleh karena itu, zakat seharusnya dikelola secara produktif dan profesional sehingga zakat dapat mengambil bagian dalam merealisasikan ide-ide Islam untuk mensejahterakan masyarakat Saah satu lembaga yang terbukti telah mampu mengelola zakat secara terpercaya, transparan, dan profesional adalah Rumah Zakat Indonesia (RZI). Kajian ini menggunakan pendekatan sosial-ekonomi, Analisis yang yang digunakan bertujuan untuk mempermudah data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif.
Tugas, 2017
ZAKAT SEBAGAI SARANA PENGENTASAN KEMISKINAN DISUSUN RIZKI LAPENDI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era modern seperti sekarang ini, kemiskinan merupakan salah satu masalah besar bagi negara yang tentunya tidak mudah untuk dituntaskan. Dalam hal ekonomi, kemiskinan juga menjadi sumber segala macam bentuk kejahatan. Negara dalam hal menuntaskan angka kemiskinan telah menempuh berbagai macam cara, misalnya dengan memberikan berbagai macam bantuan kepada masyarakat miskin.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup banyak. Jumlah penduduk miskin yang cukup banyak ini akan mengakibatkan masalah sosial yang banyak pula. Beberapa diantaranya adalah meningkatnya kasus anak yang putus sekolah, serta meningkatnya kriminalitas seperti trafficking dan lain sebagainya. Dan yang tak kalah pentingnya kemiskinan mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut banyak pihak yang meyakini bahwa upaya terbaik untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia adalah dengan memberdayakan zakat melalui program zakat produktif. Dalam makalah ini penulis mencoba membahas mengenai zakat, bagaimanan cara memberdayakannya, pihak mana saja yang terkait dalam memberdayakan zakat dan juga membahas seberapa besar manfaat pemberdayaan zakat terhadap pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kata kunci : zakat, kemiskinan, zakat produktif
This research aimed to find out correlation between resiliency and attitudes toward substance abuse. This research also hope to bring out more details about relationship between resiliency dimension and attitudes toward substance abuse. Dimensions of resiliency are protective factors, risk factors and personal factors. Subjects are students of Junior High School (N=101). Data collected using two measurement: one to measure resiliency and other to measure attitudes toward substance abuse. Data analyzed using product moment correlation from Pearson. The result suggested that from 3 dimensions of resiliency, 1 of them found out to have positive correlation with attitudes toward substance abuse, while the other 2 did not have correlation. Generally, concluded that there is no correlation between resiliency and attitudes toward substance abuse.
2013
National zakat movement has been implemented in the statehood but in fact it has not been able to overcome the poverty. This study aimed to recognize (1) what programs are carried out by the Province of Maluku in order to overcome the poverty in the Maluku? (2) whether and how the Amil Zakat institutions program (Baznas) Province of Maluku in order to reduce the poverty in Maluku? (3) How the contribution of Islamic Higher Education Institutions in order to succeed the National Zakat Movement as effort to reduce the poverty in Maluku? The results shows that already many national programs that be implemented in Province of Maluku, but the data shows the poverty indicators in Province of Maluku is still high. Amil Zakat Institution (BAZNAS) in Province of Maluku has been doing the program but still not significant in overcoming the poverty in Province of Maluku. This study also provides several scenarios for Islamic higher education institutions to reduce the poverty in Province of Maluku.
This research aims to identify zakah management accountability problems faced by zakat institutions (OPZ) and to propose some solutions. The study employed a modified action research method. The result indicated that there were overlapping empowerment programs among the institutions, inaccurate data of mustahik and muzaki, limited number of partnerships among zakat institutions, expensive promotion model, and limited number of professional zakah officials. The agenda of action to raise zakat management accountability are the compilation of mustahik and muzaki’s data through mosques, cooperation with higher education, and the making of zakah as a national program across departments and the collaboration with IKADI and DKM
Zakat adalah salah satu daripada rukun Islam yang wajib dipatuhi oleh umat Islam. Amatlah besar peranan zakat dalam kehidupan sosial masyarakat kerana ia dapat membantu memperbaiki taraf kehidupan masyarakat yang memerlukan bantuan dari segi keperluan harian, ilmu dan sebagainya. Zakat dilihat dapat berfungsi sebagai agen pembasmi kemiskinan kerana dengan hasil kutipan zakat yang diperoleh itu, golongan asnaf zakat dapat menerima manfaat yang sepatutnya mereka peroleh. Pihak yang bertanggungjawab untuk mengagih dan memantau institusi ini adalah Majlis Agama Islam Negeri-Negeri kerana di Malaysia, menurut Perlembagaan Persekutuan, hal ehwal agama Islam adalah tertakluk kepada kuasa negeri-negeri. Oleh itu, dapat dilihat bahawa setiap negeri mempunyai lembaga zakat yang mentadbir kutipan zakat dan ini memberi impak yang berbeza kepada kutipan dan agihan zakat kerana setiap negeri mempunyai cara masing-masing dalam mentadbir hal ehwal zakat. Namun, timbul persoalan sama ada institusi zakat ini dapat membantu dalam menangani masalah kemiskinan yang membelenggu sesetengah golongan rakyat di Malaysia.
Zakat fund is among the sources of funds potentially for overcoming poverty. Fakir and miskin is the preferred class in distribution of zakat funds. This paper aims to explore the views Yusuf Qarhdawi, regarding how to position zakat efforts to overcoming poverty and how the division of zakat right principles that can be being solutions to overcome poverty issues? The study of literature relating with principle of divison of zakat to overcome poverty has implemented, mainly through the works of yusuf qardhawi. Againts the analysis of his views can be stated that the principles relating zakat Islamic sharia hearts overcome poverty. First, Islam makes working is potentially troubleshooting poverty. Second, not all indegent and poor reserves the right to review accept zakat. Meaning indigent and poor not accept entitled to zakat. Third, some of the poor classes helped with zakat funds can be work in order to obtain income (productive), While others were given zakat funds hearts forms consumptive. Key Word : The position and principles of the division zakat, contend the issues poverty Abstrak Dana zakat merupakan diantara sumber dana yang berpotensi untuk mengatasi permasalahan kemiskinan. Fakir dan miskin adalah golongan yang diutamakan dalam pembagian dana zakat. Tulisan ini bertujuan mengupas pandangan Yusuf Qardhawi tentang bagaimana kedudukan zakat dalam upaya mengatasi permasalahan kemiskinan dan bagaimana prinsip pembagian zakat yang tepat sehingga dapat menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kemiskinan? Studi literatur berkaitan dengan prinsip pembagian zakat untuk mengatasi kemiskinan telah dilaksanakan, terutama melalui karya-karya Yusuf Qardhawi. Dari analisis terhadap pandangannya dapat dikemukakan beberapa prinsip berkaitan zakat dalam syariah Islam dalam mengatasi kemiskinan. Pertama, Islam menjadikan bekerja sebagai sarana utama dalam mengatasi masalah kemiskinan. Kedua, tidak semua fakir dan miskin berhak untuk menerima zakat, artinya ada fakir dan miskin yang tidak berhak menerima zakat. Ketiga, sebagian golongan fakir miskin dibantu dengan dana zakat supaya dapat bekerja sehingga memperoleh penghasilan (produktif), sedangkan sebagian yang lain diberi dana zakat dalam bentuk konsumtif. Kata Kunci: Kedudukan Zakat, Prinsip Pembagian Zakat, Kemiskinan
Dinamika Bahari
Aspectos Gerais da Produção Tradicional de Suínos, 2019
Jadavpur Journal of International Relations, 1996
Journal of Ethnopharmacology, 2004
Nuevo Pensamiento, 2024
transcript Verlag eBooks, 2024
Journal of Cardiovascular Echography, 2011
Excellence in Nigerian Education System - A Festschrift for Professor Patrick Eke Eya, 2024
Advances in Finance, Accounting, and Economics
Journal of ecology and the natural environment, 2015
Acta Marisiensis. Seria Technologica, 2021
IOSR Journal of Dental and Medical Sciences, 2013
ACM SIGAPL APL Quote Quad, 1981
Frontiers in Genetics, 2023
arXiv (Cornell University), 2022
Pakistan Journal of Medical Sciences, 1969
Journal of Interdisciplinary Medicine, 2016