Academia.eduAcademia.edu

TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBALISASI

Pendidikan memiliki peran terpenting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu sistem pendidikan yang memegang kendali akan kebutuhan manusia tersebut harus berfungsi secara optimal. Sehingga kemajuan yang ingin dicita-citakan akan terwujut dan sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara baik maka tidak dapat mencapai kemajuan yang dicita-citakan. Optimalisasi pendidikan sebagai usaha pengembangan potensi diri melalui proses pembelajaran yang komprehensif dan terintegral yaitu tanpa adanya dikotonomi antara pendidikan agama Islam dan pendidikan umum (pendidikan agama Islam 100% dan pendidikan umum 100%). Hal itu dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan yang dihadapi di era globalisasi ini. Baik itu masalah yang bersifat internal dan eksternal. Karena Masa depan pendidikan Islam di Indonesia ditentukan oleh faktor internal dan eksternal itu sendiri. Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan memahami permasalahan-permasalahan pendidikan Islam di era globalisasi dan bagaimana seharusnya pendidikan Islam menyikapinya agar tidak masuk lebih dalam ke dalam pengaruh globalisasi. Kata Kunci: Agama Islam, Era globalisasi, Pendidikan dan Tantangan. Pendahuluan Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Jhon Dewey yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial, sebagai 1 Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor, Mantingan Ngawi Jawa Timur. Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam.

TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBALISASI Lusi Delianti1 [email protected] Abstrak Pendidikan memiliki peran terpenting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu sistem pendidikan yang memegang kendali akan kebutuhan manusia tersebut harus berfungsi secara optimal. Sehingga kemajuan yang ingin dicita-citakan akan terwujut dan sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara baik maka tidak dapat mencapai kemajuan yang dicita-citakan. Optimalisasi pendidikan sebagai usaha pengembangan potensi diri melalui proses pembelajaran yang komprehensif dan terintegral yaitu tanpa adanya dikotonomi antara pendidikan agama Islam dan pendidikan umum (pendidikan agama Islam 100% dan pendidikan umum 100%). Hal itu dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan yang dihadapi di era globalisasi ini. Baik itu masalah yang bersifat internal dan eksternal. Karena Masa depan pendidikan Islam di Indonesia ditentukan oleh faktor internal dan eksternal itu sendiri. Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan memahami permasalahan-permasalahan pendidikan Islam di era globalisasi dan bagaimana seharusnya pendidikan Islam menyikapinya agar tidak masuk lebih dalam ke dalam pengaruh globalisasi. Kata Kunci: Agama Islam, Era globalisasi, Pendidikan dan Tantangan. Pendahuluan Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Jhon Dewey yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup, salah satu fungsi sosial, sebagai 1 Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor, Mantingan Ngawi Jawa Timur. Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam. bimbingan, dan sebagai pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.2 Secara umum pendidikan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya fikir Intelektual) maupun daya perasaan (emosional). pendidika merupakan aktivitas yang berorientasikan kepada pengembangan individu manusia secara optimal. Proses ini tidak akan pernah berhenti dalam membentuk pribadi intelektual dan emosional. Dalam hal ini pendidikan secara umum masih belum dapat memberikan kelengkapan unsur pribadi manusia dari segi spiritualnya. Oleh karena itu pendidikan agama diikutandilkan dalam proses tersebut. Menurut al-Attas, pendidikan Islam bukanlah seperti pelatihan yang akan menghasilkan spesialis. Melainkan proses yang akan menghasilkan individu baik, yang akan menguasai pelbagai bidang studi secara integral dan koheren yang mencerminkan pandangan hidup Islam. Ketika kita mencermati gerak dinamika modernisasi dan globalisasi yang melanda masyarakat, tampak jelas betapa banyak perubahan yang terjadi tanpa kompromi. Terpaannya melanda pendidikan, politik, ekonomi, tradisi, budaya, manusia baik dari segi akidah, akhlak, pola pikirnya (worldview) dan sebagainya. Modernisasi dan globalisasi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pendidikan islam. Oleh karena itu dibutuhkan keseriusan untuk membangun pendidikan di Indonesia. Banyak kendala yang dihadapi, tidak hanya aspek internal, bahkan aspek eksternalpun ikut andil didalamnya. Yang mampu menyelesaikan berbagai kendala tersebut hanya pendidikan Agama Islamlah solusinya. Karena Islam adalah rahmatan li alamin. Islam sebagai agama dan juga peradaban memiliki formulasi tersendiri untuk menerangkan apa tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam konfrensi pertama tingkat dunia tentang pendidikan Islam dikatakan, ‘the aim of Muslim education is the creation of the “ good and righteous man” who worships Allah in 2 John Dewey, Democracy and Education: An Introduction to The Philosophy of Education, (New York: The Macmillan Company, 1964), h. 1. Lihat pula Jhon Dewey, “Eksperiences an Education” dalam James Wm., Taking Sides: Clashing Viwes on Controversial Educational Issues, (America: Mc Graw-Hill Duskhin, 2005), h. 4-5 true sense of term, builds up the structure of his earthly life according to the Sharia (Islamic Law) and employs it to subserve his faith’. 3 Tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya adalah menciptakan manusia-manusia yang baik dan soleh yang menyembah Tuhan dengan sebenar-benarnya, membangun struktur kehidupan dunianya sesuai dengan hukum Islam demi terwujudnya Iman. 4 Hakikat Pendidikan Agama Islam Pada dasarnya, Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba Allah. 5 Oleh karena itu, pendidikan berarti suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa, berfikir dan berkarya, untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya.. Agama Islam adalah panduan dan pedoman hidup manusia di dunia hingga di akhirat nanti. Agama Islam bukan sekedar agama seperti yang kita pahami selama ini, tetapi meliputi seluruh aspek dalam kebutuhan hidup manusia. Ilmu dalam Islam meliputi semua aspek ini yang bisa disusun secara hierarkis dari benda mati, tumbuhan, hewan, manusia hingga makhluk gaib dan puncak kegaiban. Susunan ilmu tentang banyak aspek ini bisa dikaji dari pemikiran Islam. Pendidikan di suatu bangsa sangatlah penting sebagaimana yang tertuang dalam UU RI No. 2 Tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di dalamnya mengandung tujuan pendidikan, yakni: mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang 3 Ahmad Salah Jamjom, Foreword Syed Muhammad Naquib al-Attas. Introduction. 1977, Aims of objectives of Islamic Education, op.cit, p.V 4 Wiratama. Andi. Konsep Pendidikan Islam Dan Tantangannya Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas. At-Ta’dib Vol. 5. No. 1 Shafar 1430. h. 38. 5 QS.As-Syams: 8; QS. Adz Dzariyat: 56 mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. 6 Pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan anak didik dalam mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien.7 Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam. Oleh karena itulah pendidikan bagian terpenting dalam kebutuhan kehidupan kita. Pendidikan agama Islam, pada hakikatnya adalah usaha untuk mengarahkan, membimbing semua aspek (potensi) yang ada pada manusia secara optimal menuju terbentuknya insan kamil.8 Pendidikan agama Islam membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya, baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum Islam.9 Secara sederhana pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai–nilai ajaran Islam sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam. Ketiga tersebut itulah merupakan dasar pendidikan agama Islam.10 Dari penjelasan tersebut, sangat sejalas bahwasannya pendidikan Islam adalah pedidikan yang koheren, komprehensif, integral dan tentu karena Islam dalah Rahmatan lil ‘Alamin. Peran dan Tantangan Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi 6 Akhiyat. Akseptbilitas Konsep Integritasi Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional. h. 45. 7 Gani Ali, Hasmiyati. Ilmu Pendidikan Islam. h. 13 8 Rohman. Abdul. Pendidikan Integralistik Mengganggas Konsep Manusia dalam Pemikiran Ibn Khaldun. h. 34-36 Isma’il SM. Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. h. 34-36 9 10 Tantowi. Ahmad. 2009. Pendidikan Islam di Era Transformasi Global. h. 15-16 yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, dengan menciptakan sistem pendidikan yang komprehensif dan fleksibel. Sistem pendidikan Islam mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Menurut Hasan Langulungan pengertian ilmu pendidikan Islam adalah suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peran memindahkan pengetahuan, dan nilai-nilai islam yang dijelaskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasinya di akhirat. Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam menurut Al Qur’an meliputi (1) menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia di antara makhluk Allah lainnya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini; (2) menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat; (3) menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta; (4) menjelaskan hubungannya dengan Khalik sebagai pencipta alam semesta.11 Oleh karena itu tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri adalah terwujudnya menusia sempurna (insan kamil). Atau manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Juga tujuan dari pendidikan Islam itu ialah menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual dan intelektual, rasional diri. Dari beberapa pengertin diatas dapat disimpulkan bahwsannya pendidikan Islam merupakan proses menyiapakan generasi muda dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam untuk membekalinya degan sikap moral-spiritual, intelektual dan emosional hingga ditransinternalisasikan dalam kehidupannya. Melalui pendidikan inilah, diharapkan dapat membentuk jati diri sebuah peradaban, menciptakan manusia yang bermoral, bernilai islam, dan berfilsafat islam agar mampu menghasilkan generasi yang tangguh keimanannya, kokoh dalam kepribadiannya, kaya dalam intelektual, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 11 Hidayat. Nur. Peran dan tantangan Pendidikn Agama Islam di Era Global. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 1, Juni 2015. h. 64. Akan tetapi, usaha untuk mewujudkan generasi-generasi yang tangguh, kokoh, kaya, dan unggul tersebut tidaklah mudah, terutama di era globalisasi seperti saat ini. Pendidikan Islam diakui keberadaannya dan sebagai mata pelajaran wajib dalam sistem pendidikan, baik dari tingkat SD, SMP/MTS, SMA hingga perguruan tinggi. Walaupun demikian, pendidikan Islam tidak luput dari problematika yang muncul di era global ini. Terdapat dua faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.12 Pertama Faktor Internal.13 (a) Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam.Tujuan pendidikan pada dasarnya hanya satu, menjadi khalifah fil ard. Tujuan pendidikan yang selama ini diorientasikan memang sangat ideal bahkan, lantaran terlalu ideal, tujuan tersebut tidak pernah terlaksana dengan baik.Yang dimana Pendidikan selama ini cenderung berpijak pada kebutuhan pragmatis, atau kebutuhan pasar lapangan, kerja, sehingga ruh pendidikan Islam sebagai pondasi budaya, moralitas, dan social movement (gerakan sosial) menjadi hilang (b Masalah Kurikulum. Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas bawah yang sifatnya otoriter yang terkesan pihak “bawah” harus melaksanakan seluruh keinginan pihak “atas”. Dalam system yang seperti ini inovasi dan pembaruan tidak akan muncul. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik ini juga mempengaruhi output pendidikan. Tilaar menyebutkan kurikulum yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari atas telah menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum yang sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktik pendidikan berkaitan dengan saratnya kurikulum sehingga seolah-olah kurikulum itu kelebihan muatan. Hal ini mempengaruhi juga kualitas pendidikan. Anak-anak terlalu banyak dibebani oleh mata pelajaran. Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum Pendidikan Islam tersebut mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun paradigma sebelumnya tetap dipertahankan. Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut: (1) perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingat tentang teks-teks dari ajaran12 13 Ibid., 1 Musthofa, Rembangy . Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi. 2010. h. 20-21 ajaran agama islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan makna dan motivasi beragama islam untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Islam. (2) perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berfikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai islam. (3) perubahan dari tekanan dari produk atau hasil pemikiran keagamaan islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut. (4) perubahan dari pola pengembangan kurikulum pendidikan islam yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum pendidikan islam ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasikan tujuan Pendidikan Islam dan cara-cara mencapainya.14 Bagi Pondok Modern Darussalam Gontor kurikulum tidak terbatas kegiatan didalam kelas, namun semua kehidupan santri selama 24 jam itulah kurikulum. (c) Pendekatan/Metode Pembelajaran. Peran guru atau dosen sangat besar dalam meningkatkan kualitas kompetensi siswa/mahasiswa. Dalam mengajar, ia harus mampu membangkitkan potensi guru, memotifasi, memberikan suntikan dan menggerakkan siswa/mahasiswa melalui pola pembelajaran yang kreatif dan kontekstual (konteks sekarang menggunakan teknologi yang memadai). Pola pembelajaran yang demikian akan menunjang tercapainya sekolah yang unggul dan kualitas lulusan yang siap bersaing dalam arus perkembangan zaman. (d) Profesionalitas dan Kualitas SDM. Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia sejak masa Orde Baru adalah profesionalisme guru dan tenaga pendidik yang masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi mutu dan profesionalisme masih belum memenuhi harapan. Banyak guru dan tenaga kependidikan masih unqualified, underqualified, dan mismatch, sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar kualitatif (Rembangy, 2010: 28). 14 Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. h. 11 (e) Biaya Pendidikan. Faktor biaya pendidikan adalah hal penting, dan menjadi persoalan tersendiri yang seolah-olah menjadi kabur mengenai siapa yang bertanggung jawab atas persoalan ini. Terkait dengan amanat konstitusi sebagaimana termaktub dalam UUD 45 hasil amandemen, serta UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mmerintahkan pendidikan nasional yang memerintahkan negara mengalokasikan dana minimal 20% dari APBN dan APBD di masing-masing daerah, namun hingga sekarang belum terpenuhi. Bahkan, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan genap 20% hingga tahun 2009 sebagaimana yang dirancang dalam anggaran strategis pendidikan.15 Kedua, Faktor Eksternal. (a) Dichotomic. Masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan Islam adalah dikotonomi antara pendidikan agama islam dengan pendidikan umum. Munculnya problem dikotomi dengan segala perdebatannya telah berlangsung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak pada masamasa pertengahan. Menurut Rahman, dalam melukiskan watak ilmu pengetahuan islam zaman pertengahan menyatakan bahwa, muncul persaingan yang tak berhenti antara hukum dan teologi untuk mendapat julukan sebagai mahkota semua ilmu. Maka ari itu, sudah seharusnya kita minilik serta menerapkan sebagaimana hasil pemikiran KH. Imam Zarkasyi terhadap konsep ilmu yang diterapkan di Pondok Modern Darussalam Gontor yaitu 100% agama dan 100% umum. Sehingga adanya keseimbangan antara ilmu pengetahuan agama Islam dengan ilmu pengetahuan umum. (b)Too General Knowledge. Kelemahan dunia pendidikan Islam berikutnya adalah sifat ilmu pengetahuannya yang masih terlalu general/umum dan kurang memperhatikan kepada upaya penyelesaian masalah (problem solving). Produkproduk yang dihasilkan cenderung kurang membumi dan kurang selaras dengan dinamika masyarakat. Menurut Syed Hussein Al-Attas menyatakan bahwa, kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan, mendefinisikan, menganalisis dan selanjutnya mencari jalan keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan karakter dan sesuatu yang mendasar kualitas sebuah intelektual. Ia 15 Hidayat. Nur. Peran dan tantangan Pendidikn Agama Islam di Era Global. h. 66. menambahkan, ciri terpenting yang membedakan dengan non-intelektual adalah tidak adanya kemampuan untuk berfikir dan tidak mampu untuk melihat konsekuensinya. (c) Lack of Spirit of Inquiry. Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia pendidikan Islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan penelitian/penyelidikan. karena rendahnya “The Intellectual Spirit” (semangat intelektual) menjadi salah satu faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran Islam di Timur Tengah. (d) Memorisasi. Belajar hanya berlangsung didalam kelas tanpa ada kelanjutan diluar kelas atau sekolah. Sehingga menyebabkan mudah lupa dan tentu pemahamanpun kurang yang akhir hanya menghasilkan sejumlah besar karya-karya komentar dan bukan karya-karya yang pada dasarnya orisinal. (e) Certificate Oriented. Karakteristik para ulama muslim masa-masa awal didalam mencari ilmu adalah knowledge oriented (thalab al’ilm). Sehingga tidak mengherankan jika pada masa-masa itu, banyak lahir tokoh-tokoh besar yang memberikan banyak konstribusi berharga, ulama-ulama encyclopedic, karya-karya besar sepanjang masa. Sementara, jika dibandingkan dengan pola yang ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan adanya pergeseran dari knowledge oriented menuju certificate oriented semata. Mencari ilmu hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah saja, sedangkan semangat dan kualitas keilmuan menempati prioritas berikutnya.16 Pendidikan harus dirancang dengan sistem pendidikan yang sistematis dan komprehensif, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Peserta didik mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.17 Dan juga menggabungkan tri pusat pendidikan, keluarga, masyarakat dan sekolah. Sehingga mudah untuk membentengi tantangan pendidikan Islam di era modern dengan 16 Wahid. Abdul. Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam. h. 18-23 17 Zamroni. Paradigma Pendidikan Masa Depan. h. 91 mentransformasikan ilmu, nilai, akhlak dan moral kepada peserta didik secara maksimal. Penutup Pada dasarnya, Islam sebagai agama yang sempurna (rahmatan lil ;alamin) telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan bahkan tujuan hidup, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba Allah SWT. Oleh karena itu, pendidikan berarti suatu proses membina seluruh potensi fitrah manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa, berfikir dan berkarya, untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya yang mana sebagai khalifah fi al-Ard. Pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan anak didik dalam mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien. Pendidikan Islam mengarahkan dan membimbing setiap individu (manusia) anak didik dalam perkembangan dan pertumbuhannya , baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum Islam yaitu Al-Qur’an- As-Sunnah dan Ijtihad para ulama. Oleh karena itu dalam menghadapi tantangan arus globalisasi baik dari faktor internal maupun eksternal hanya satu yaitu didak adanya dikotomi antara pendidikan Agama islam dengan pendidikan umum. Karena dengan pendidikan Agama Islam 100% dan pendidikan Umum 100% agar mampu ditransinternalisasikan kedalam kehidupannya. Sehingga akan terciptanya manusia yang cerdas serta manusia yang tangguh dalam segala terpaan. Baik dari segi spiritual, pendidikan, ekonomi, tradisi, seni budaya dan bahkan politik dan sebagainya. Sehingga tidak ada ketimpangan antara duniawi dan ukhrawi. Daftar Pustaka Al-Ghazali, Muhammad.(1995).Akhlak Seorang Muslim. Bandung: PT. Al Maarif. Akhiyat. Akseptbilitas Konsep Integritasi Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional. Didaktika Religia Volume 4, No. 2 Tahun 2016. Andi Wiratama. Konsep Pendidikan Islam Dan Tantangannya Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas. At-Ta’dib Vol. 5. No. 1 Shafar 1430. Dewey, John, Democracy and Education: An Introduction to The Philosophy of Education, New York: The Macmillan Company, 1964 Fadjar, A. Malik, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia, 1999. Gani Ali, Hasmiyati(2008).Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Quantum Teaching Ciputat Press Group. Hidayat. Nur. Peran dan tantangan Pendidikn Agama Islam di Era Global. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 1, Juni 2015 Isma’il SM (2008). Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Semarang: Rasail. Langulungan, Hasan. 1999. Asas-asas pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka AlHusni. Malisi. M. Ali Sibram. Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam di era Mea. Jurnal Transformatif ( Islamic Studies). Volume 1, No. 1, April 2017. Pascasarjana IAIN Palangka Raya. Muhaimin (2007)Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muslih. Mohammad. Pendidikan Islam Dalam Kepungan Globalisasi. AtTa’dib. Jurnal kependidikan Islam. Volume 4 Nomor 1 Gontor Syafar 1429. Musthofa, Rembangy 2010. Pendidikan Transformatif: Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras. Naquib al-Attas. Syed Muhammad. Tanpa Tahun. Aims and objectives of Islam Education. Jeddah: Hodder and Stoughton King Abdulaziz University. Rohman, Abdul 2009. Pendidikan Integralistik Mengganggas Konsep Manusia dalam Pemikiran Ibn Khaldun. Semarang: Walisongo Press. Tafsir, Ahmad 1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tantowi, Ahmad. 2009. Pendidikan Islam di Era Transformasi Global. Semarang: Pustaka Rizki Putra. Wahid. Abdul. 2008.Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam. Semarang: Need’s Press. Wahid. Abdul. 2008. Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam. Semarang: Need’s Press. Zamroni.2000.Paradigma Pendidikan Masa Depan. Jogjakarta: Gigraf Publishing.